Vous êtes sur la page 1sur 17

A.

ANALISIS MASALAH
1. Ny. ATW, 30 tahun, ibu rumah tangga, masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bahar
Palembang karena mencoba bunuh diri. Ny. ATW selalu sedih dan menangis
tanpa sebab.
a. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pada kasus? 1 4
Jawab :
Walaupun dalam buku-buku teks tradisional disebutkan bahwa gangguan bipolar
memiliki awitan pada usia yang relatif tua, namun bukti-bukti pada saat sekarang
menunjukkan puncak terjadinya gangguan bipolar adalah pada usia 20 hingga 25
tahun. Beberapa survei menunjukkan gejala-gejala premorbid bahkan bisa
dimulai lebih awal, pada masa remaja. Jarang awitan di atas usia 60 tahun.
Gangguan bipolar terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan prevalensi yang
seimbang, kira-kira 1:1(tidak seperti depresi, di mana kejadian pada perempuan
diperkirakan dua kali lebih sering dibandingkan laki-laki).

2. Dua tahun yang lalu terdapat perubahan perilaku yaitu adanya kegembiraan
berlebihan, banyak bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang
tidur. Satu tahun yang lalu ia mengeluh sering mendengar suara seperti ada
orang yang mengobrol dan kadang menyalahkan dirinya, serta ada keyakinan
yang kuat bahwa dirinya banyak kesalahan dan dosa. Ia mulai mengisolasi diri
dan kurang berinteraksi. Kemudian kemunduran makin hebat, kurang bisa
mengurus diri, tak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bicara terbatas,
ucapan kalimat sepatah-dua kata tetapi masih dapat dimengerti. Selama
setahun terakhir ini pasien masih cenderung normal selama beberapa bulan.
a. Apa makna dari perubahan perilaku berupa kegembiraan berlebihan, banyak
bicara dan beraktivitas, sering keluyuran serta kurang tidur? 4 7
Jawab :
Makna dari perubahan perilaku berupa kegembiraan berlebihan, banyak bicara
dan beraktivitas, serta sering keluyuran serta kurang tidur menunjukkan bahwa
pasien berada dalam episode manik. Pada skenario, episode tersebut terjadi dua
tahun yang lalu. Hal ini dapat terjadi jika terdapat kelebihan senyawa amin
(Noreponefrin (NE) dan dopamin).

1
3. Pada autoanamnesis pasien terlihat diam tak banyak bergerak, kadang
menangis dan sulit untuk menjawab pertanyaan. Jawaban hanya sepatah-dua
kata saja, kadang menolak untuk bicara sama sekali. Tanda-tanda autism jelas
ada.
b. Apa makna dari pasien sulit untuk menjawab pertanyaan, jawaban hanya
sepatah-dua kata saja, kadang menolak untuk bicara sama sekali? 1 4
Jawab :
Makna pasien sulit untuk menjawab pertanyaan dan kadang menolak untuk
bicara sama sekali yaitu adanya episode depresi yang sedang dialami Ny. TRW.
Sulit untuk menjawab pertanyaan karena berkurangnya kemampuan untuk
berpikir atau konsentrasi yang merupakan salah satu gejala dari depresi.

4. Informasi tambahan.
1. Terdapat riwayat perkawinan yang baik, ada riwayat gangguan afektif
dalam keluarga dan premorbid mengarah ke suatu gangguan kepribadian
dengan ciri pasif, sering merasa bersalah, sangat tergantung dengan orang
lain, merasa tak berdaya bila sendirian dan kondisi ini sering berdampak
negatif, ada stresor dalam satu tahun terakhir terkait masalah keluarga
yaitu bentrok dengan keluarga suami. GAF scale sekitar 40-31 saat
pemeriksaan (saat ada upaya bunuh diri, GAF scale menurun sampai 10-
0). Pemeriksaan fisik tidak ada kelainan.
c. Apa makna dari adanya riwayat gangguan afektif dalam keluarga? 4 7
Jawab :
Adanya riwayat gangguan afektif dalam keluarga menandakan kemungkinan
adanya faktor genetik yang berperan dalam gangguan yang dialami Ny. ATW.

5. Kesimpulan Pemeriksaan Psikiatrik:


Ditemukan adanya banyak psikopatologi antara lain adanya discriminative insight
yang sangat tergganggu, jelas terdapat gangguan asosiasi berupa hemmung,
sperrung, dan ada autism serta depresi taraf berat, dengan demikian konklusinya
adalah RTA sangat terganggu.
c. Bagaimana kriteria pemeriksaan RTA? 1 4

2
Jawab :
REALITY TESTING ABILITY (RTA)

Kemampuan seseorang untuk menilai realitas. Kemampuan ini akan


menentukan persepsi, respons emosi dan perilaku dalam berelasi dengan realitas
kehidupan.
Kemampuan menilai realita dikatakan terganggu apabila :

ditemukan adanya waham / halusinasi (gejala psikopatologis yang berat)

ditemukan adanya disorganisasi dalam proses berpikirnya sedemikian rupa


sehingga dapat dipastikan bahwa pasien tidak mampu lagi menilai realita
dengan baik.

Ditemukan adanya tingkah laku yang aneh (bizar) yang tidak diterima oleh
lingkungan sosialnya.

Tilikan (insight into illness) tidak ada. Pasien mengingkari bahwa dirinya
sakit jiwa.

6. Hipotesis: Ny. ATW, 30 tahun, diduga mengalami bipolar disorder.


c. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis penyakit
pada kasus? 4 7
Jawab :

- Darah lengkap

Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai


penyebab depresi.

- Elektrolit

Konsentrasi elektrolit serum diukur untuk membantu masalah diagnostic, terutama


dengan natrium, yang berkaitan dengan depresi. Hiponatremi dapat bermanifestasi
sebagai depresi.

- Kalsium

3
Kalsium serum untuk mendiagnosis hiperkalsemi dan hipokalsemi yang berkaitan dengan
perubahan status mental (e.g hiperparatiroid). Hiperparatiroid, yang dibuktikan dengan
peningkatan kalsium darah, mencetuskan depresi. Beberapa antidepresan, seperti
nortriptyline, mempengaruhi jantung, oleh karena itu, mengecek kadar kalsium sangat
penting.

- Protein

Kadar protein yang rendah ditemukan pada pasien depresi sebagai hasil dari tidak makan.
Kadar protein rendah, menyebabkan meningkatkan bioavailabilitas beberapa medikasi,
karena obat-obat ini hanya memiliki sedikit protein untuk diikat.

- Hormone tiroid

Tes tiroid dilakukan untuk menentukan hipertiroid (mania) dan hipotiroid (depresi).

- Kreatinin dan blood urea nitrogen (BUN)

Gagal ginjal dapat timbul sebagai depresi.

- Skrining zat dan alkohol

Penyalahgunaan alkohol dan berbagai macam obat dapat memperlihatkan sebagai mania
atau depresi. Contohnya, penyalahgunaan amfetamin dan kokain dapat timbul sebagai
mania, dan penyalahgunaan barbiturate dapat timbul sebagai depresi.

- EEG

EEG menyediakan garis dasar dan membantu mengesampingkan masalah neurologi.


Menggunakan tes ini untuk mengesampingkan kejang dan tumor otak.

l. Bagaimana komplikasi dari penyakit pada kasus? 1 4


Jawab :
- Kehilangan kemampuan untuk menjalankan aktivitas seperti biasa serta
merawat diri (disabilitas).
- Kehilangan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
- Resiko bunuh diri meningkat.

4
B. LEARNING ISSUE
Tatalaksana Bipolar Disorder
Terapi psikososial
- Terapi kognitif (Aaron Beck)
Tujuannya :
a. Menghilangkan episode depresi dan mencegah rekurennya dengan membantu
pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif.
b. Mengembangkan cara berpikir alternatif, fleksibel dan positif, serta melatih
kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.
- Terapi interpersonal (Gerrad Kleman)
Memusatkan pada masalah interpersonal yang sekarang dialami oleh pasien dengan
anggapan bahwa masalah interpersonal sekarang mungkin terlibat dalam mencetuskan
atau memperberat gejala depresi sekarang. Terapi ini difokuskan pada problem
interpersonal yang ada. Diasumsikan bahwa, pertama, problem interpersonal yang ada
saat ini merupakan akar terjadinya disfungsi hubungan interpersonal. Problem interper-
sonal saat ini berperan dalam terjadinya gejala depresi. Biasanya sesi berlangsung antara
12 sampai 16 minggu dan ditandai dengan pendekatan terapeutik yang aktif. Tidak
ditujukan pada fenomena intrapsikik seperti mekanisme defensi dan konflik internal.
Keterbatasan asertif, gangguan kemampuan sosial, serta penyimpangan pola berpikir
hanya ditujukan bila memang mempunyai efek pada hubungan interpersonal tersebut.
- Terapi perilaku
Terapi didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladaptif menyebabkan seseorang
mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masyarakat dan kemungkinan penolakan
yang palsu. Dengan demikian pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan cara tertentu
dimana mereka mendapatkan dorongan positif.
- Terapi berorientasi-psikoanalitik
Mencapai kepercayaan dalam hubungan interpersonal, keintiman, mekanisme
penyesuaian, kapasitas dalam merasakan kesedihan serta kemampuan dalam merasakan
perubahan emosional secara luas.
- Terapi keluarga
Diindikasikan untuk gangguan yang membahayakan perkawinan pasien atau fungsi
keluarga atau jika gangguan mood dapat ditangani oleh situasi keluarga. Terapi keluarga
meneliti peran suasana hati teratur dalam keseluruhan kesejahteraan psikologis dari
seluruh keluarga, tetapi juga mengkaji peran seluruh keluarga dalam pemeliharaan gejala

5
pasien. Pasien dengan gangguan mood memiliki tingkat tinggi perceraian, dan sekitar 50
persen dari semua pasangan melaporkan bahwa mereka tidak akan menikah atau memiliki
anak jika mereka tahu bahwa pasien akan mengembangkan gangguan mood.
- Rawat Inap

Yang pertama dan paling penting keputusan dokter harus dibuat adalah apakah untuk
memutuskan pasien rawat inap atau pasien rawat jalan. Jelas indikasi untuk rawat inap
adalah risiko bunuh diri atau pembunuhan, pasien yang sangat berkurang kemampuannya
untuk makan dan kebutuhan untuk prosedur diagnostik. Suatu onset yang berkembang
cepat gejala juga dapat menjadi indikasi untuk rawat inap. Seorang dokter dapat dengan
aman mengobati depresi ringan atau hypomania dengan rawat jalan jika evaluasi pasien
terus rutin dilakukan. Tanda-tanda klinis dari gangguan penilaian, penurunan berat badan,
atau insomnia harus minimal. Sistem pendukung pasien harus kuat, tidak ada menarik
diri dari pasien. Setiap perubahan negatif dalam gejala-gejala pasien atau perilaku
mungkin cukup untuk menjadi indikasi rawat inap rawat inap. Pasien dengan gangguan
mood sering tidak mau masuk rumah sakit secara sukarela, dan mungkin harus sengaja
dimasukan. Pasien-pasien ini sering tidak dapat membuat keputusan karena pemikiran
mereka melambat, Weltanschauung negatif (pandangan dunia), dan keputusasaan. Pasien
yang manik sering memiliki seperti kurangnya wawasan gangguan mereka yang rawat
inap tampaknya benar-benar tidak masuk akal bagi mereka.

Terapi Fisik : Electro Convulsive Therapy (ECT)


Terapi dengan melewatkan arus listrik ke otak melalui 2 elektrode yang ditempatkan pada
bagian temporal kepala.
Sering digunakan pada kasus depresif berat atau mempunyai risiko bunuh diri yang besar
dan respon terapi dengan obat antidepresan kurang baik (dengan dosis yang sudah
adekuat).
Farmakoterapi
Pendekatan farmakoterapeutik terhadap gangguan bipolar telah menimbulkan perubahan
besar dalam pengobatannya dan secara dramatis telah mempengaruhi perjalanan
gangguan bipolar dan menurunkan biaya bagi penderita.
Episode mania atau hipomania
1. Mood Stabilizer
2. Antipsikotik atipikal
3. Mood stabilizer + antipsikotik
atipikal.

6
Episode depresi
1. Antidepresan
2. Mood stabilizer
3. Antipsikotik atipikal
4. Mood stabilizer + antidepresan
5. Antipsikotik atipikal + antidepresan

7
Table 1 Penatalaksanaan kedaruratan agitasi akut.
Lini I Injeksi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan agitasi pada pasien dengan episode mania
atau campuran akut. Dosis adalah 9,75mg/injeksi. Dosis maksimum adalah 29,25mg/hari
(tiga kali injeksi per hari dengan interval dua jam). Berespons dalam 45-60 menit.
Injeksi IM Olanzapin efektif untuk agitasi pada pasien dengan episode mania atau
campuran akut. Dosis 10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah 30mg/hari. Berespons dalam
15-30 menit. Interval pengulangan injeksi adalah dua jam. Sebanyak 90% pasien menerima
hanya satu kali injeksi dalam 24 jam pertama. Injeksi lorazepam 2 mg/injeksi. Dosis
maksimum Lorazepam 4 mg/hari. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi IM
Aripiprazol atau Olanzapin. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik karena mengganggu
stabilitas antipsikotika
Lini II Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30 menit. Dosis
maksimum adalah 15 mg/hari.
Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi
haloperidol IM. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik.

Rekomendasi terapi pada mania akut


Tabel 2 Terapi mania.
Lini I Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR,
aripiprazol, litium atau divalproat + risperidon, litium atau divalproat +
quetiapin, litium atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat +
aripiprazol

Lini II Karbamazepin, ECT, litium + divalproat, paliperidon

Lini III Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol, litium +


karbamazepin, klozapin

Tidak direkomendasikan Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon

+ karbamazepin, olanzapin + karbamazepin

Gambar 1. Algoritma terapi mania akut.

8
Penatalaksanaan pada Episode Depresi Akut, GB I
Tabel 3 Penatalaksanaan episode depresi akut.
Lini I Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau divalproat + SSRI,
olanzapin + SSRI, litium + divalproat

Lini II Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau divalproat + lamotrigin

Lini III Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, litium atau divalproat +


venlafaksin, litium + MAOI, ECT, litium atau divalproat atau AA + TCA, litium
atau divalproat atau karbamazepin + SSRI + lamotrigin, penambahan topiramat

Tidak direkomendasikan Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi

Gambar 2 Alogaritma terapi GB I, episode depresi.

9
Rekomendasi terapi rumatan pada GB I
Tabel 4 Terapi rumatan GB I.
Lini I Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, quetiapin, litium atau
divalproat + quetiapin, risperidon injeksi jangka panjang (RIJP), penambahan
RIJP, aripirazol

Lini II Karbamazepin, litium + divalproat, litium + karbamazepin, litium atau divalproat


+ olanzapin, litium + risperidon, litium + lamotrigin, olanzapin + fluoksetin

Lini III Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin,

penambahan ECT, penambahan topiramat,

penambahan asam lemak omega-3, penambahan okskarbazepin

Tidak direkomendasikan Gabapentin, topiramat atau antidepresan monoterapi

10
Rekomendasi terapi akut depresi, GB II
Tabel 5 Terapi akut depresi, GB II.
Lini I Quetiapin

Lini II Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat + antidepresan, litium +


divalproat, antipsikotika atipik + antidepresan

Lini III Antidepresan monoterapi (terutama untuk pasien yang jarang mengalami
hipomania)

Rekomendasi terapi rumatan GB II


Tabel 6 Terapi Rumatan GB II.
Lini I Litium, lamotrigin

Lini II Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika atipik + antidepresan,


kombinasi dua dari: litium, lamotrigin, divalproat, atau antipsikotika atipik

Lini III Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT

Tidak direkomendasikan Gabapentin

Berikut adalah obat-obatan yang dapat digunakan pada gangguan bipolar: 1,2
Mood stabilizer
Litium
Litium sudah digunakan sebagai terapi mania akut sejak 50 tahun yang lalu. Memiliki
efek akut dan kronis dalam pelepasan serotonin dan norepineprin di neuron terminal sistem
saraf pusat.
Farmakologi
Sejumlah kecil litium terikat dengan protein. Litium diekskresikan dalam bentuk utuh
hanya melalui ginjal.
Indikasi
Episode mania akut, depresi, mencegah bunuh diri, dan bermanfaat sebagai terapi
rumatan GB.
Dosis
Respons litium terhadap mania akut dapat dimaksimalkan dengan menitrasi dosis
hingga mencapai dosis terapeutik yang berkisar antara 1,0-1,4 mEq/L. Perbaikan terjadi
dalam 7-14 hari. Dosis awal yaitu 20 mg/kg/hari. Dosis untuk mengatasi keadaan akut lebih
tinggi bila dibandingkan dengan terapi rumatan. Untuk terapi rumatan, dosis berkisar antara

11
0,4-0,8 mEq/L. Dosis kecil dari 0,4 mEq/L, tidak efektif sebagai terapi rumatan.
Sebaliknya, gejala toksisitas litium dapat terjadi bila dosis 1,5 mEq/L.

Perbaikan klinis
7-14 hari
Efek samping
Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, tremor, somnolen, penambahan
berat badan, dan penumpulan kognitif. Neurotoksisitas, delirium, dan ensefalopati dapat
pula terjadi akibat litium. Neurotoksisitas bersifat irreversible. Akibat intoksikasi litium,
deficit neurologi permanen dapat terjadi misalnya, ataksia, deficit memori, dan gangguan
pergerakan. Untuk mengatasi intoksikasi litium, hemodialisis harus segera dilakukan.
Litium dapat merusak tubulus ginjal. Factor resiko kerusakan ginjal adalah intoksikasi
litium, polifarmasi dan adanya penyakit fisik yang lainnya. Pasien yang mengkonsumsi
litium dapat mengalami poliuri. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk banyak meminum
air.
Pemeriksaan laboratorium
Sebelum memberikan litium, fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) dan fungsi tiroid,
harus diperiksa terlebih dahulu. Untuk pasien yang berumur di atas 40 tahun, pemeriksaan
EKG harus dilakukan. Fungsi ginjal harus diperiksa Setiap Setiap 2-3 bulan dan fungsi
tiroid dalam enam bulan pertama. Setelah enam bulan, fungsi ginjal dan tiroid diperiksa
sekali dalam 6-12 bulan atau bila ada indikasi.
Wanita hamil
Penggunaan litium pada wanita hamil dapat menimbulkan malformasi janin.
Kejadiannya meningkat bila janin terpapar pada kehamilan yang lebih dini. Wanita dengan
GB yang derajatnya berat, yang mendapat rumatan litium, dapat melanjutkan litium selama
kehamilan bila ada indikasi klinis. Kadar litium darahnya harus dipantau dengan seksama.
Pemeriksaan USG untuk memantau janin, harus dilakukan. Selama kehamilannya, wanita
tersebut harus disupervisioleh ahli kebidanan dan psikiater. Sebelum kehamilan terjadi,
risiko litium terhadap janin dan efek putus litium terhadap ibu harus didiskusikan.

Valproat
Valproat merupakan obat antiepilepsi yang disetujui oleh FDA sebagai antimania.
Valproat tersedia dalam bentuk:
1. Preparat oral;

12
a. Sodium divalproat, tablet salut, proporsi antara asam valproat dan sodium
valproat adalah sama (1:1)
b. Asam valproat
c. Sodium valproat
d. Sodium divalproat, kapsul yang mengandung partikel-partikel salut yang dapat
dimakan secara utuh atau dibuka dan ditaburkan ke dalam makanan.
e. Divalproat dalam bentuk lepas lambat, dosis sekali sehari.
2. Preparat intravena
3. Preparat supositoria
Farmakologi
Terikat dengan protein. Diserap dengan cepat setelah pemberian oral. Konsentrasi
puncak plasma valproat sodium dan asam valproat dicapai dalam dua jam sedangkan
sodium divalproat dalam 3-8 jam. Awitan absorbsi divalproat lepas lambat lebih cepat bila
dibandingkan dengan tablet biasa. Absorbsi menjadi lambat bila obat diminum bersamaan
dengan makanan. Ikatan valproat dengan protein meningkat bila diet mengandung rendah
lemak dan menurun bila diet mengandung tinggi lemak.
Dosis
Dosis terapeutik untuk mania dicapai bila konsentrasi valproat dalam serum
berkisar antara 45 -125 mg/mL. Untuk GB II dan siklotimia diperlukan divalproat dengan
konsentrasi plasma < 50 mg/mL. Dosis awal untuk mania dimulai dengan 15-20 mg/kg/hari
atau 250 500 mg/hari dan dinaikkan setiap 3 hari hingga mencapai konsentrasi serum 45-
125 mg/mL. Efek samping, misalnya sedasi, peningkatan nafsu makan, dan penurunan
leukosit serta trombosit dapat terjadi bila konsentrasi serum > 100 mg/mL. Untuk terapi
rumatan, konsentrasi valproat dalam plasma yang dianjurkan adalah antara 75-100 mg/mL.
Indikasi
Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor akut, terapi
rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium, siklus cepat, GB
pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia.
Efek Samping
Valproat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat terjadi, misalnya
anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat ringan) enzim transaminase,
sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi pada awal pengobatan dan bekurang
dengan penurunan dosis atau dengan berjalannya waktu. Efek samping gastrointestinal lebih
sering terjadi pada penggunaan asam valproat dan valproat sodium bila dibandingkan
dengan tablet salut sodium divalproat.

13
Lamotrigin
Lamotrigin efektif untuk mengatasi episode bipolar depresi. Ia menghambat kanal
Na+. Selain itu, ia juga menghambat pelepasan glutamat.
Farmakokinetik
Lamotrigin oral diabsorbsi dengan cepat. Ia dengan cepat melewati sawar otak dan
mencapai konsentrasi puncak dalam 2-3 jam. Sebanyak 10% lamotrigin dieksresikan dalam
bentuk utuh.
Indikasi
Efektif untuk mengobati episode depresi, GB I dan GB II, baik akut maupun
rumatan. Lamotrigin juga efektif untuk GB, siklus cepat.
Dosis
Berkisar antara 50-200 mg/hari.
Efek Samping
Sakit kepala, mual, muntah, pusing, mengantuk, tremor, dan berbagai bentuk kemerahan di
kulit.

Antipsikotika Atipik
Antipsikotika atipik, baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif sebagai
terapi lini pertama untuk GB. Beberapa antipsikotika atipik tersebut adalah olanzapin,
risperidon, quetiapin, dan aripiprazol.

Risperidon
Risperidon adalah derivat benzisoksazol. Ia merupakan antipsikotika atipik pertama
yang mendapat persetujuan FDA setelah klozapin.
Absorbsi
Risperidon diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral. Ia dimetabolisme oleh
enzim hepar yaitu CYP 2D6.
Dosis
Untuk preparat oral, risperidon tersedia dalam dua bentuk sediaan yaitu tablet dan
cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan besoknya dapat dinaikkan hingga
mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar pasien membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidon
injeksi jangka panjang (RIJP) dapat pula digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang
dianjurkan untuk orang dewasa atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak
berespons dengan 25 mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per dua minggu.

14
Indikasi
Risperidon bermanfaat pada mania akut dan efektif pula untuk terapi rumatan.
Efek Samping
Sedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi, peningkatan berat badan, berkurangnya
gairah seksual, disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada risperidon bila dibandingkan
dengan pada plasebo. Meskipun risperidon tidak terikat secara bermakna dengan reseptor
kolinergik muskarinik, mulut kering, mata kabur, dan retensi urin, dapat terlihat pada
beberapa pasien dan sifatnya hanya sementara. Peningkatan berat badan dan prolaktin dapat
pula terjadi pada pemberian risperidon.

Olanzapin
Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin yang memiliki afinitas terhadap
dopamin (DA), D2, D3, D4, dan D5, serotonin 2 (5-HT2); muskarinik, histamin 1(H1), dan
a1- adrenergik.
Indikasi
Olanzapin mendapat persetujuan dari FDA untuk bipolar episode akut mania dan
campuran. Selain itu, olanzapin juga efektif untuk terapi rumatan GB.
Dosis
Kisaran dosis olanzapin adalah antara 5-30 mg/hari.
Efek Samping
Sedasi dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi berkurang setelah beberapa lama.
Efek antikolinergik dapat pula terjadi tetapi kejadiannya sangat rendah dan tidak
menyebabkan penghentian pengobatan. Risiko terjadinya diabetes tipe-2 relatif tinggi bila
dibandingkan dengan antipsikotika atipik lainnya. Keadaan ini dapat diatasi dengan
melakukan psikoedukasi, misalnya merubah gaya hidup, diet dan latihan fisik.

Quetiapin
Quetiapin merupakan suatu derivat dibenzotiazepin yang bekerja sebagai antagonis
5-HT1A dan 5 -HT2A, dopamin D1, D2, histamin H1 serta reseptor adrenergik a1 dan a2.
Afinitasnya rendah terhadap reseptor D2 dan relatif lebih tinggi terhadap serotonin 5-HT2A.
Dosis
Kisaran dosis pada gangguan bipolar dewasa yaitu 200-800 mg/hari. Tersedia dalam
bentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg, 100 mg, 200 mg, dan 300 mg,
dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu, juga tersedia quetiapin-XR dengan dosis 300
mg, satu kali per hari.

15
Indikasi
Quetiapin efektif untuk GB I dan II, episdoe manik, depresi, campuran, siklus
cepat, baik dalam keadaan akut maupun rumatan.
Efek Samping
Quetiapin secara umum ditoleransi dengan baik. Sedasi merupakan efek samping
yan sering dilaporkan. Efek samping ini berkurang dengan berjalannya waktu. Perubahan
dalam berat badan dengan quetiapin adalah sedang dan tidak menyebabkan penghentian
pengobatan. Peningkatan berat badan lebih kecil bila dibandingkan dengan antipsikotika
tipikal. 1,2

Aripiprazol
Aripiprazol adalah stabilisator sistem dopamin-serotonin.
Farmakologi
Aripiprazol merupakan agonis parsial kuat pada D2, D3, dan 5-HT1A serta
antagonis 5- HT2A. Ia juga mempunyai afinitas yang tinggi pada reseptor D3, afinitas
sedang pada D4, 5-HT2c, 5-HT7, a1-adrenergik, histaminergik (H1), dan serotonin
reuptake site (SERT), dan tidak terikat dengan reseptor muskarinik kolinergik.
Dosis
Aripiprazol tersedia dalam bentuk tablet 5,10,15,20, dan 30 mg. Kisaran dosis
efektifnya per hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang direkomendasikan yaitu antara
10 - 15 mg dan diberikan sekali sehari. Apabila ada rasa mual, insomnia, dan akatisia,
dianjurkan untuk menurunkan dosis. Beberapa klinikus mengatakan bahwa dosis awal 5 mg
dapat meningkatkan tolerabilitas.
Indikasi
Aripiprazol efektif pada GB, episode mania dan episode campuran akut. Ia juga
efektif untuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif sebagai terapi tambahan pada GB
I, episode depresi.
Efek Samping
Sakit kepala, mengantuk, agitasi, dispepsia, anksietas, dan mual merupakan
kejadian yang tidak diinginkan yang dilaporkan secara spontan oleh kelompok yang
mendapat aripiprazol. Efek samping ekstrapiramidalnya tidak berbeda secara bermakna
dengan plasebo. Akatisia dapat terjadi dan kadang-kadang dapat sangat mengganggu pasien
sehingga sering mengakibatkan penghentian pengobatan. Insomnia dapat pula ditemui.
Tidak ada peningkatan berat badan dan diabetes melitus pada penggunaan aripiprazol.

16
Selain itu, peningkatan kadar prolaktin juga tidak dijumpai. Aripiprazol tidak menyebabkan
perubahan interval QT.
Antidepresan
1) Derivat trisiklik
Imipramin (dosis lazim : 25-50 mg 3x sehari bila perlu dinaikkan sampai
maksimum 250-300 mg sehari)
Amitriptilin ( dosis lazim : 25 mg dapat dinaikan secara bertahap sampai dosis
maksimum 150-300 mg sehari).
2) Derivat tetrasiklik
Maproptilin, Mianserin ( dosis lazim : 30-40 mg malam hari, dosis maksimum 90
mg/ hari).
3) Derivat MAOI (MonoAmine Oksidase-Inhibitor)
Moclobemide (dosis lazim : 300 mg/ hari terbagi dalam 2-3 dosis dapat dinaikkan
sampai dengan 600 mg/ hari).
4) Derivat SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
Sertralin (dosis lazim : 50 mg/hari bila perlu dinaikkan maksimum 200 mg/hr)
Fluoxetine ( dosis lazim : 20 mg sehari pada pagi hari, maksimum 80 mg/hari dalam
dosis tunggal atau terbagi)
Fluvoxamine (dosis lazim : 50mg dapat diberikan 1x/hari sebaiknya pada malam
hari, maksimum dosis 300 mg)
Paroxetine, Citalopram (dosis lazim : 20 mg/hari, maksimum 60 mg /hari).
5) Derivat SNRI (Serotonin Norepineprin Reuptake Inhibitor)
Venlafaxine (dosis lazim : 75 mg/hari bila perlu dapat ditingkatkan menjadi 150-
250 mg 1x/hari), Duloxetine.

17

Vous aimerez peut-être aussi

  • Jadwal Kuliah
    Jadwal Kuliah
    Document2 pages
    Jadwal Kuliah
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Anmal Li
    Anmal Li
    Document9 pages
    Anmal Li
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Bab V
    Bab V
    Document4 pages
    Bab V
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Penyebab Anak Tidak Bisa Bicara
    Penyebab Anak Tidak Bisa Bicara
    Document2 pages
    Penyebab Anak Tidak Bisa Bicara
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Proposal Revisi Sipro MBA
    Proposal Revisi Sipro MBA
    Document59 pages
    Proposal Revisi Sipro MBA
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Tugas Case DR Haidar
    Tugas Case DR Haidar
    Document25 pages
    Tugas Case DR Haidar
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Ffweg
    Ffweg
    Document1 page
    Ffweg
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Tugas Case DR Haidar
    Tugas Case DR Haidar
    Document25 pages
    Tugas Case DR Haidar
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Fixx
    Fixx
    Document30 pages
    Fixx
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Untuk Anak
    Untuk Anak
    Document3 pages
    Untuk Anak
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Anmal Li
    Anmal Li
    Document9 pages
    Anmal Li
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Fixx
    Fixx
    Document30 pages
    Fixx
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Anmal Li
    Anmal Li
    Document20 pages
    Anmal Li
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Apa Hubungan Penderita Memiliki Riwayat Hipertensi Tapi Tidak Rutin Minum Obat Pada Kasus
    Apa Hubungan Penderita Memiliki Riwayat Hipertensi Tapi Tidak Rutin Minum Obat Pada Kasus
    Document11 pages
    Apa Hubungan Penderita Memiliki Riwayat Hipertensi Tapi Tidak Rutin Minum Obat Pada Kasus
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Arief Budiman Tutor: Dr. Nia Savitri Tamsil
    Arief Budiman Tutor: Dr. Nia Savitri Tamsil
    Document45 pages
    Arief Budiman Tutor: Dr. Nia Savitri Tamsil
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Penyebab Anak Tidak Bisa Bicara
    Penyebab Anak Tidak Bisa Bicara
    Document2 pages
    Penyebab Anak Tidak Bisa Bicara
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • BAB IV Fix
    BAB IV Fix
    Document4 pages
    BAB IV Fix
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Iskemia Usus
    Iskemia Usus
    Document5 pages
    Iskemia Usus
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • 28B
    28B
    Document3 pages
    28B
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • A5
    A5
    Document45 pages
    A5
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • 28B
    28B
    Document3 pages
    28B
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Foddrmulir Wisuda ASLI
    Foddrmulir Wisuda ASLI
    Document8 pages
    Foddrmulir Wisuda ASLI
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • SKRIPSI Arief (Repaired)
    SKRIPSI Arief (Repaired)
    Document75 pages
    SKRIPSI Arief (Repaired)
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Surat Izin Penelitian - Yudis
    Surat Izin Penelitian - Yudis
    Document1 page
    Surat Izin Penelitian - Yudis
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Checklist Suturing
    Checklist Suturing
    Document3 pages
    Checklist Suturing
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Perpus
    Perpus
    Document3 pages
    Perpus
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Tes Pen
    Tes Pen
    Document32 pages
    Tes Pen
    Thomazz Couright Übertrieben
    Pas encore d'évaluation
  • Croup
    Croup
    Document17 pages
    Croup
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Perpus
    Perpus
    Document3 pages
    Perpus
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation
  • Lembar Revisi Sidang
    Lembar Revisi Sidang
    Document1 page
    Lembar Revisi Sidang
    Arief Budiman
    Pas encore d'évaluation