Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1). Tujuan :
1. Memahami dan mengetahui cara pengukuran parameter lingkungan perairan , parameter
fisik, kimia dan biologi
2. Mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukuran parameter lingkungan perairan ,
parameter fisik, kimia dan biologi
2). Manfaat :
1. Dapat melakukan pengukuran kualitas air di lingkungan perairan , yaitu parameter
fisik , kimia dan biologi
2. Dapat mengetahui cara menggunakan alat-alat yang digunakan pada pengukuran
parameter lingkungan perairan , parameter fisik kimia dan biologi
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
2.1 Kualiatas Air
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen
lain di dalam air. Dalam pengukuran kualitas air ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya adalah Parameter Fisik, parameter kimia, dan parameter biologis.
a. Parameter fisik air terbagi atas beberapa bagian yaitu Suhu, Kecerahan, bau, dan Warna.
b. Parameter kimia air yaitu Oksigen Terlarut, pH, dan Salinitas.
c. Parameter biologs air yaitu Plankton.
b. Kecerahan
Gusriana, 2012, Sentra Edukasi, Budidaya Ikan (Jilid 1) Kecerahan air merupakan
ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat
dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai
kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang
diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang
masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air
(turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam perairan. Faktor-faktor kekeruhan air ditentukan oleh:
a. Benda-benda halus yang disuspensikan (seperti lumpur dsb)
b. Jasad-jasad renik yang merupakan plankton.
c. Warna air (yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid berasal dari daun-daun
tumbuhan yang terektrak)
c. Bau
Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang atau diganti,
agar tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air. Faktor yang menyebabkan air
pada kolam berbau tidak sedap yaitu diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan
oleh ikan, menjadi racun bagi kolam dengan amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan
yang dibudidayakan dan terjadi dekomposisi di air yang menghasilkan amoniak. Material
dalam air dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS) (Pemuji dan Anthonius, 2010 dalam
Suwondo, 2005).
d. Warna
Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam pengelolaan
kualitas air adalah seperti di bawah ini:
1. Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi chlorophyceae
dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan dan cuaca karena mempunyai waktu
mortalitas yang relatif panjang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif
cepat sangat berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut.
2. Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya dominansi diatomae.
Jenis plankton ini merupakan salah satu penyuplai pakan alami bagi udang, sehingga tingkat
pertumbuhan dan perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini
relatif kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan yang tinggi, sehingga
berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika pengelolaannya tidak cermat kestabilan
kualitas perairan akan bersifat fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di
dalam tambak.
3. Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi yang terjadi
merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae yang bersifat stabil yang didukung
dengan ketersediaan pakan alami bagi udang.
hobiikan.blogspot.com/.../warna-air-tambak-kriteria-warna-air.html
b. Ph
pH Air - pH (singkatan dari puisance negatif de H ), yaitu logaritma negatif dari
kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar
terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu
untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. Pada perairan perkolaman pH air
mempunyai arti yang cukup penting untuk mendeteksi potensi produktifitas kolam. pH Air
yang agak basa, dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam air menjadi
mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
pH Air Pada perairan yang tidak mengandung bahan organik dengan cukup, maka
mineral dalam air tidak akan ditemukan. Andaikata kedalam kolam itu kemudian kita
bubuhkan bahan organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dsb dengan cukup, tetapi
kurang mengandung garam-garam bikarbonat yang dapat melepaskan kationnya, maka
mineral-mineral yang mungkin terlepas juga tidak akan lama berada didalam air itu. Untuk
menciptakan lingkungan air yang bagus, pH air itu sendiri harus mantap dulu (tidak banyak
terjadi pergoncangan pH air). Ikan rawa seperti sepat siam (Tricogaster pectoralis), sepat jawa
(Tricogaster tericopterus ) dan ikan gabus dapat hidup pada lingkungan pH air 4-9, untuk ikan
lunjar kesan pH 5-8 ,ikan karper (Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup pada pH 4-
6, tapi pH idealnya 7,2.
Derajat keasaman pH Air suatu kolam ikan sangat dipengaruhi oleh keadaan
tanahnya yang dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Nilai pH air asam tidak baik
untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu perairan akan rendah. Pada pH air
netral sangat baik untuk kegiatan budidaya ikan, biasanya berkisar antara 7 8, sedangkan
pada pH air basa juga tidak baik untuk kegiatan budidaya. Pengaruh pH air pada perairan
dapat berakibat terhadap komunitas biologi perairan.
c. Salinitas
salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat
pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang
padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida
dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air
contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl,
MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan Kualitas Air
4.2 Pembahasan
4.2.1 Parameter Fisik Perairan
Dalam Lingkunngan budidaya ikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah
satuunya adalah Parameter Fisik Air yaitu :
a. Suhu
b. Kecerahan
c. Bau
d. Warna
a) Suhu Air
Suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis
dapat berlangsung berkisar antara 25 C - 32 C. Kisaran suhu tersebut biasanya berlaku di
Indonesia sebagai salah satu negara tropis sehingga sangat menguntungkan untuk melakukan
kegiatan budidaya ikan. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan
biologi di dalam perairan, sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan
mengakibatkan berubahnya semua proses didalam perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan
suhu air maka kelarutan oksigen akan berkurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
peningkatan 10 C suhu perairan mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen oleh
organisme akuatik sekitar 2 3 kali lipat, sehingga kebutuhan oksigen oleh organisme
akuatik itu berkurang.
Anonim.2012.http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengaruh-suhu-air-pada-mahluk-
hidup_09.html
Suhu air yang ideal bagi organisme air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak
terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5 C) . Pada
perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman air minimal 1,5 meter biasanya akan
terjadi pelapisan (stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih
tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada kolom air
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. lapisan epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan
suhu relatif kecil (dari 32 C menjadi 28 C).
2. Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang mempunyai
penurunan suhu sangat tajam (dari 28 C menjadi 21 C ).
3. Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada
lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil relatif konstan. Stratifikasi suhu ini terjadi karena
masuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolom air yang mengakibatkan terjadinya
gradien suhu yang vertikal.
Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya terjadi stratifikasi
suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan
budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah
stratifikasi suhu pada wadah budidaya ikan diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan
aerator/blower/ kincir air.
Berdasarkan hasil penelitian suhu air sangat berpengaruh terhadap respon ikan dalam
mengkonsumsi pakan yang diberikan selama berlangsung kegiatan budidaya. Respon tersebut
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Jika dikaitkan pada hasil Pengamatan, suhu yang terdapat pada Kolam penelitian yaitu
sekitar 270C. suhu ini sangat mendukung dalam keberlangsungan ikan-ikan yang akan
dibudidayakan. Biasanya suhu ini terdapat pada kawasan tropis di Indonesia. Dengan
memperhatikan Suhu pada Kegiatan Budidaya kita dapat memperoleh hasil yang baik, dan
maksimal, dan kemudian Ikan yang akan dibudidaya bisa tumbuh dan berkembang dengan
baik.
b) Kecerahan Air
Kecerahan dan kekeruhan air dalam suatu perairan dipengaruhi oleh jumlah cahaya
matahari yang masuk kedalam perairan atau disebut juga dengan intensitas cahaya matahari.
Cahaya matahari didalam air berfungsi terutama untuk kegiatan asimilasi fito/tanaman
didalam air,. Oleh karena itu daya tembus cahaya kedalam air sangat menentukan tingkat
kesuburan air. Dengan diketahuinya intensitas cahaya pada berbagai kedalaman tertentu, kita
dapat mengetahui sampai dimanakah masih ada kemungkinan terjadinya proses asimilasi
didalam air.
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan pengukuran cahaya sinar
matahari didalam air dapat dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk.
Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter.
Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas
cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam
air.
Masuknya cahaya matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air
(turbidity). Sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan banyaknya zat
yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan dan absorbsi cahaya
yang datang sehingga kekeruhan menyebabkan terhalangnya cahaya yang menembus air.
Jika dikaitkan dengan hasil Penelitian yang telah dilaksanakan maka jelas Air yang
terdapat dilokasi penelitian baik untuk Budidaya, tidak terlalu jernih dan tidak terlalu keruh.
Alasan mengapa Air dilokasi penelitian dikatakan baik adalah, ditinjau dari insnsitas cahaya
yang masuk yang akan mempengaruhi plankton ataupun zoplankton, sehingganya air tetap
pada kadar kesuburan. Itinjau dari keecerahan yang ada air pada lokasi penelitian pada kolam
tidak terlalu jernih dah tidak terlalu keruuh maka hal tersebut berkaitan dengan adanya
oksigen yang akan masuk didalam air bagi keberlangsungan organisme budidaya.
c) Bau Air
Dalam lingkungan budidaya kadar bau juga sangat mempengaruhi tingkattumbuh dan
berkembangnya ikan, namun bau juga dapat menghambat keberlangsungan pertumbuhan ikan
itu sendiri. Tidak hanya mahluk hidup yang hiidup didarat saja yang membutuhkan
kenyamanan, Organisme air (ikan) juga membutuhkan. Bau air dapat membuat organisme
yang berada didalamnya akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik jika memang bau air
tersebut cocok pada organisme yang bersangkutan.
d) Warna Air
Warna air biasanya disebut juga Kekeruhan. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang
ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan
yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organic dan anorganik baik
tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus , bahan anorganik dan bahan organik
seperti plankton dan mikroorganisme lainnya. Warna air juga dapat menunjukan adanya
pakan organik bagi organisme yang ada diperairan tersebut. Dalam lokasi budidaya ikan yang
telah diamati menunjukan bahwa air tersebut memang benar memiliki plankton (pakan
organik ikan) dan hal ni menunjukan bahwa ketersediaan air dengan warna yang ada dapat
mendukung pertumbuhan organisme budidaya(ikan).
a) Oksigen Terlarut
Menurut Brown (1987) peningkatan suhu 1o C akan meningkatkan konsumsi oksigen
sekitar 10%. Untuk mempertahankan hidupnya, maka makhluk hidup yang tinggal di air baik
tanaman maupun hewan tergantung pada kadar oksigen terlarut. Oksigen berfluktuasi secara
harian (diurnal) dan musiman tergantung pada pencampuran (miksin) dan prgerakan
(turbulensi) massa air, aktifitas fotosintesis respirasi dan limbah (effluent) yang masuk ke
badan air. Di perairan air tawar, kadar oksigen terlarut antara 15 mg/l pada suhu 0 C dan 8
mg/l pada suhu 25C.
Oksigen sangatlah diperlukan bagi ekosistem yang dibudidayakan. Adanya oksigen
sangatlah berpengaruh pada tingkat ketahanan Ekosistem (ikan) itu sendiri untuk bisa
mempertahankan hidup. Kadar oksigen terlarut dalam suatu wadah budidaya ikan sebaiknya
berkisar antara 7-9 ppm. Konsentrasi oksigen terlarut ini sangat menentukan dalam
aquakultur. Kadar osigen terlarut dalam wadah budidaya ikan dapat ditentukan dengan dua
cara yaitu dengan cara titrasi atau dengan menggunakan alat yang disebut dengan DO meter
(dissolved oxygen). Jika dibandingkan dengan oxigen yang berada didalam
b) pH
Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan
sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni 1/10000000 teriokan sehingga
pH air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan nilai pH turun dan
disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila ion hydrogen berkurang akan
menyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti ini disebut sebagai larutan basa. Kondisi
perairan yang ebersifat sangat asam atau basa akan membahayakan kelangsungan hidup
organism karna akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan respirasi.
Disamping itu pH yang sangat rendah yang akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa
logam berat terutama ion aluminium yang bersifat toksik. Semakin tinggi yang tentunya akan
mengancam kelangsungan hidup organism air. Sedangkan pH yang tinggi akan menyebabkan
keseimbangan antara ammonium dengan amoniak dalam air terganggu. Nilai pH suatu
ekosistem air dapat berfluktuasi terutama dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis. Nilai pH
yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7-8,5.
Dikaitkan dengan pH yang ada pada lokasi Penelitian maka pH yang ditunjukan sangat
cocok, sangat ideal bagi keberlangsungan organisme (ikan) yang akan dibudidayakan.
c) Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan.Pengertian
salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada
suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan
total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan
iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat
dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya
adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lainlain.
Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut
dengan Refraktometer atau salinometer ( Alat Pengukur Salinitas Air ). Satuan untuk
pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai
salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 05 ppt ( Salinitas air Tawar ),
perairan payau biasanya berkisar antara 629 ppt ( Salinitas air Payau ) dan perairan laut
berkisar antara 3035 ppt. ( Salinitas air Laut).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan:
Dalam setiap kegiatan yang berhubungan denagn Aquakultur banyak hal yang harus
diperhatikan, mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah, parameter Fisik air, parameter Kimia air, dan parameter Biologis
air semua hal yang bersangkutan dengan hal yang telah disebutkan diatas memiliki kaitan erat
dengan Semakin Maksimalnya tingkat Kegiatan Aquakultur yang dikelola. Dan keberadaan
Organisme budidaya yang dikelola akan memiliki Pertumbuhan dan perkembangan yang baik
sehingga Pengelola akan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Kualitas air diperairan tersebut seperti suhu, DO, pH, Kecerahan,salinitas, plankton, warna
serta bau, itu sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang ada diperairan itu
dan untuk kadar kualitas air diperairan harus baik dan memenuhi syarat untuk dapat
melakukan aktivitas budidaya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka kolam tersebut tergolong dalam keadaan baik
artinya kolam tersebut masih dapat mendukung kehidupan organisme didalamnya.
5.2 Saran:
Dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, tentunya penyusun tidak lepas dari
kesalahan-kesalahan dan kekurangan dan penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini,
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya penyusun sangat mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna dalam kesempurnaan dalam pembuatan laporan praktikum
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://airlanggastudyclub.com/menganalisis-kualitas-air-suatu-kolam-atau-tambak-
part-1/
http://muhammadasarydevin.blogspot.com/2011/04/- limnologi.html
http://dedisafrizal.blogdetik.com/tag/kualitas-air.html
http://.Gusrina.blogdetik.com/tag/parameter-air.html