Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
15. IKAN
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 1
Survey Industri Lokal
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 2
Survey Industri Lokal
Ada beberapa usaha pengolahan ikan yang berbasis home industry di kabupaten Barru,
diantaranya
a. UD. Sejathera
Produk yang dihasilkan dari usaha ini adalah abon dan ikan kering sunu.
Abon ikan
Abon dapat bertahan selama 3 4 bulan dengan dikemas
plastik. Dikemas dalam beberapa ukuran yaitu : 0,25 kg
dengan harga Rp.20.000, 0,5 kg dengan harga Rp.40.000
dan 100 gram dengan harga Rp.9.000. dalam satu bulan
biasanya UD. Sejathera menghasilkan abon sebanyak 60
kg..
Ikan Sunu kering
Ikan Sunu kering dapat bertahan selama 3 bulan. Ikan
sunu yang sudah dikeringkan biasanya tidak dikemas
b. Kelompok Sentra Tappatasi
Produk utam kelompok ini adalah ikan kering. Jenis ikan yang
dikeringkan adalah : ikan teri, ikan tembang, ikan layang kecil
dan ikan sarpu. Dengan jumlah anggota sebanyak 46 orang,
kelompok ini biasa memproduksi 69 ton (berat kering)
perbulan. Dengan rata-rata tiap orang anggota memproduksi
1,5 ton per bulan. Ikan yang sudah dikeringkan biasanya di
kemas dalam karung dan dos-dos besar (isi 100 liter).
c. Lela Mandiri
Produk utama dari kelompok ini adalah Abon ikan, namun
mereka juga membuat Nuget, Otak-otak, keripik dan Banden
tanpa tulang jika ada pesanan. Abon dapat bertahan selama 3
4 bulan dengan dikemas plastik. Dikemas dalam beberapa
ukuran yaitu : 1 kg dengan harga Rp.70.000, 0,5 kg dengan
harga Rp.35.000 dan 180 gram dengan harga Rp.12.000
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 3
Survey Industri Lokal
Ikan sebagai bahan baku dalam industri perikanan perlu ditingkatkan jumlahnya. Dalam
rangka usaha peningkatan penangkapan ikan atau produktivitas usaha perikanan perlu
adanya motorisasi alat penangkapan yang dibarengi dengan usaha peningkatan
produktivitas yang juga dapat memperluas kesempatan kerja. Dari segi potensi kelautan
Sulawesi Selatan yang sebagian besar wilayahnya adalah laut terkandung sumber daya
ikan (ikan kerapu, napoleon, cakalang dll) yang melimpah. sayangnya belum terkelola
secara maksimal, sehingga selama ini lebih banyak dimamfaatkan oleh nelayan dari daerah
lain. Kebanyakan Nelayan yang ada DiSulawesi Selatan berada dilaut
Tabel : 15.2. Jumlah Nelayan yang ada di Sulawesi Selatan Tahun 2002 -2007.
Tahun
Jenis nelayan
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tabel 15.2, menunjukan bahwa sebagaian besar nelayan di Sulawesi Selatan kebanyakan
bekerja dilaut, baik itu nelayan lepas dilautan dan membudidaya dilaut. Selain
mengandalkan potensi ikan, secara geografis posisi Sulawesi Selatan yang tepat berada di
pertengahan Nusantara, dan menjadi salah satu jalur pelayanan nasional patut
dipertimbangkan. Dengan posisi yang tepat di jantung nusantara tak mengherankan bila
Pemdan Sul Sel berobsesi, menjadikan daerahnya sebagai pusat perdagangan ikan, sebagai
program jangka panjang.
Upaya untuk mewujudkan impian itu setidaknya telah dilakukan pembangunan meski
masih menganut skala prioritas secara bertahap. Keseriusan membidik sebagai pusat bisnis
ikan nusantara itu nampak dari pelabuhan pembangunan ikan, pabrik es serta infrastruktur
penunjang lainnya. Selain itu juga telah dilakukan pembinaan secara terus menerus
terhadap para nelayan, termasuk upaya memerangi penangkapan ikan secara illegal,
dengan menggunakan bom, dan jenis pembius ikan lainnya.
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 4
Survey Industri Lokal
Khusus untuk kabupaten Tabel : 15.3. Produksi Hasil Perikanan Diakabupaten Barru
Barru ada lima kecamatan Tahun 2007
kecamatan yang merupakan
penghasil terbesar ikan,
yaitu:
1. Kecamatan Tanete Rilau
2. Kecamatan Barru
3. Kecamatan Soppeng
Riaja
4. Kecamatan Balusu
5. Kecamatan Mallusetasi
Sumber : Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Barru
Sebagian besar ikan yang diproduksi adalah ikan laut sekitar (88%) dan sisanya adalah
ikan air payau. Dulu ada beberapa ikan yang ditangkap dari sungai, hanya saja pada lima
tahun terakhir ini berkurang. Cara masing-masing industri pengadaan bahan baku yang
bervariasi seperti disajikan pada penjelasan di bawah ini;
a. KUB Sejathera
Bahan baku abonnya adalah jenis ikan tuna, dimana ikan tuna ini diperoleh dari
KIMA. Alasan mereka membeli bahan baku dari KIMA karena Ikan tersebut sudah
bebas dari tulang sehingga untuk mengolah nya lebih gampang dibandingkan ikan
Tuna yang bertulang. Biasanya mereka membeli dengan harga Rp. 15.000
Rp.17.000 / kg. cara pembelian ikan Tuna ini adalah KUB. Sejathera biasanya
menelpon langganan yang tinggal disekitar KIMA kemudian orang ini lah yang
mengirim ikan tuna dalam keadaan dingin dengan menggunakan mobil. Sedangkan
untuk produk ikan kering Sunu, produksinya tidak menentu. Mereka membuat ikan
kering jika ada tangkapan ikan dari keluarganya.
b. Sentra Tappatasi Group
Para anggota kelompok memperoleh Ikan di tempat pelelangan ikan yang ada
dikelurahan Sumpang Binangae. Ikan dijual biasanya dalam dijual dalam wadah
gabus. Dalam satu wadah gabus biasanya berisi 37-40 kg yang biasa menghasilkan
50 liter setelah dikeringkan.
c. Lela Mandiri Group
Bahan baku abonnya adalah jenis ikan tuna, dimana ikan tuna ini diperoleh dari
KIMA. Alasan mereka membeli bahan baku dari KIMA karena Ikan tersebut sudah
bebas dari tulang sehingga untuk mengolah nya lebih gampang dibandingkan ikan
Tuna yang bertulang. Biasanya mereka membeli dengan harga Rp. 15.000
Rp.17.000 / kg. cara pembelian ikan Tuna ini adalah KUB. Sejathera biasanya
menelpon langganan yang tinggal disekitar KIMA kemudian orang ini lah yang
mengirim ikan tuna dalam keadaan dingin dengan menggunakan mobil. Biasanya
juga mereka mengambil ikan dari PT. Philips tapi jumlahnya tidak tetap dan sedikit.
d. Kelompok pengering di Tanete Rilau
Ikan mentah yang dikeringkan biasanya diperoleh dari nelayan di Kabupaten Barru
dan ikan yang berasal dari Makassar. Dengan perbandingan 50 % dari nelayan dan 50
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 5
Survey Industri Lokal
% dari makassar. Ikan yang berasal dari makassar biasanya berasal dari warung-
warung seafood yang tidak terjual. Ikan yang berasal dari makassar diangkut
menggunakan mobil dimana ikan tetap dalam keadaan dingin.
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 6
Survey Industri Lokal
Tipe saluran distribusi untuk ikan ikan yang telah dip roses dapat dilihat pada beberapa
industry ikan di Barru, sebagai berikut :
a. KUB Sejathera
Ada dua cara pemasaran produk abon KUB. Sejathera,
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 7
Survey Industri Lokal
Nelayan
100 kg = Rp.200.000 - Rp.250.000
Pengering
40 kg = Rp.250.000 - Rp.300.000
Agen di daerah
40 kg = Rp.350.000 - Rp.300.000
Penjual dipasar
Konsumen
c. Kelompok Lela mandiri
Sama dengan kelompok KUB. Sejathera, pemasaran abon dari kelompok ini ada
dua cara yaitu :
Pertama : dengan menjual produknya di rumah produksi sehingga para pembeli
yang mendatangi rumah. Abon dijual 1 kg dengan harga Rp.70.000, 0,5 kg
dengan harga Rp.35.000, dan 180 gram dengan harga Rp.12.000.
Kedua : dengan menitip abonnya di swalayan di Pare-pare. Alasan memilih
pare-pare sebagai daerah pemasaran karena lokasi rumah produksi dari
kelompok ini lebih dekat ke Pare-pare dari pada di kota Barru. Pasar swalan
menjual abon biasanya dengan selisih Rp. 2.000 dengan harga yang biasa dijual
dirumah produksi.
d. Kelompok Pengering di Tanete Rilau
Kelompok ini menjual ikan keringnya dengan memajangnya sepanjang jalan pros
Makassar-Pare-pare. Menurut para pedagang biasanya penjulan meningkat apabila
musim liburan tiba, khususnya liburan bagi STPDN (sekolah perguruan tinggi
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 8
Survey Industri Lokal
dalam negeri) dan AKABRI. Mereka membeli ikan kering ini sebagai oleh-oleh
yang akan di bawa mereka sekembalinya ke Jawa.
Untuk kegiatan ekspor kebanyakan di ekspor dalam bentuk ikan beku atau ikan segar. Jenis
ikan yang di ekspor adalah jenis ikan tuna, kerapu, ikan kakap, ikan terbang dan teripang.
Negara tujuan ekspor kebanyakan di Hongkong, China, Jepang dan Korea. Adapun daftar
perusahaan eksportir yang ada Di Sulawesi Selatan diantaranya :
Tabel 15.5. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Cina Tahun 2007
Ekspor
Negara Volume Nilai
Bulan Nama Perusahaan Tujuan (kg) (USD) Keterangan
Januari PT. Multi Sari Makassar China 13,860.00 8.580,00 D. Ikan Kakap Beku
CV. Karya Duta Perkasa Hongkong 3,500.00 5.250,00 Ikan Kerapu Segar
Maret PT. Pandu Andika Putera Hongkong 3,810.00 32.115,00 D. Ikan Tuna Beku
PT. Pandu Andika Putera Hongkong 1,500.00 5.250,00 Ikan Kerapu Hidup
PT. Kemilau Bintang
Timur Hongkong 2,000.00 7.000,00 Ikan Kerapu Hidup
Agustus PT. Mega Pratama Indo Hongkong 1,000.00 5.000,00 Ikan Kerapu Hidup
PT. Wahyu Pradana
Binamulia Hongkong 1.00 20,00 T. Ikan Terbang Krg
PT. Kemilau Bintang
September Timur Hongkong 3,000.00 30.00 Gurita Beku
T. Ikan Terbang
CV. Indah Sari Hongkong 400.00 1.00 Kering
PT. Wahyu Pradana T. Ikan Terbang
Binamulia Hongkong 5,080.00 144,955.00 Kering
Oktober PT. Chen Woo Fishery Hongkong 30.00 30.00 D. Ikan Tuna Beku
CV. Mina Timur T. Ikan Terbang
Indonesia Taiwan 5,000.00 95,000.00 Kering
PT. Wahyu Pradana Bina
Desember Mulia Taiwan 4,000.00 61,300.00 T. Ikan Terbang Krg
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 9
Survey Industri Lokal
Tabel 15.6. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Cina Tahun 2008
Ekspor
Negara
Bulan Nama Perusahaan Volume Nilai Keterangan
Tujuan
(Kg) (USD)
PT. Multi Sari Makassar Hongkong 1,000.00 3,500.00 Ikan Kakap Beku
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 10
Survey Industri Lokal
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 11
Survey Industri Lokal
Tabel 15.8. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Korea Tahun 2008
Ekspor
Negara
Bulan Nama Perusahaan Volume Keterangan
Tujuan
(kg) Nilai
Telur Ikan
Januari CV. Indah sari Korea,Incheon 11.00 100.00 Terbang Kering
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 12
Survey Industri Lokal
Mei CV. Ome Trading Coy Korea, Busan 19,800.00 39,180.00 Ikan Kayu
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan
Tabel 15.9. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Jepang Tahun 2007
Ekspor
Negara Volume
Bulan Nama Perusahaan Tujuan (kg) Nilai Keterangan
Januari PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 20,00 22,00 D. Ikan Beku
PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 17.900,00 48.625,00 D. Kerang Beku
D. Ikan Tuna
PT. Parlevliet Paraba Jepang 3.900,00 6.825,00 Segar
CV. Ome Trading Coy Jepang 23.615,00 100.564,50 Ikan Kayu
Februari PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 9.030,00 27.030,00 Gurita Beku
PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 47.850,00 109.100,00 D. Kerang Beku
D. Ikan Kerapu
PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 60,00 60,00 Beku
D. Ikan Tuna
PT. Parlevliet Paraba Jepang 3.750,00 6.565,00 Segar
CV. Ome Trading Coy Jepang 19.450,00 70.260,00 Ikan Kayu
Maret PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 42.880,00 114.500,00 D. Kerang Beku
D. Ikan Tuna
PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 1.700 2.975,00 Segar
Ikan Terbang
PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 48.000,- 38.400,00 Beku
April PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 18.800,00 51.650,00 D. Kerang Beku
CV. Ome Trading Coy Jepang 21.200,00 83.600,00 Ikan Kayu
Mei PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 9.300,00 23.250,00 D. Kerang Beku
T. Ikan Terbang
PT. Pintu Baru Jepang 2,00 4,00 Beku
CV. Savana Laut Indo Jepang 13.212,00 37.166,00 Ikan Kayu
CV. Ome Trading Coy Jepang 21.340,00 83.924,00 Ikan Kayu
Juni PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 200,00 200,00 D. Kerang Beku
T. Ikan Terbang
PT. Pintu Baru Jepang 8.000,00 280.00,00 Krg
CV. Ome Pradana BM Jepang 22.390,00 91.422,00 Ikan Kayu
PT. South Suco Jepang 77.640,00 691.462,76 Ikan Kakap Beku
PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 2,00 2,00 Ikan Kakap Beku
PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 9.300,00 23.250,00 D. Kerang beku
T. Ikan Terbang
CV. Indah Sari Jepang 300,00 8.400,00 Krg
T. Ikan Terbang
PT. Pintu Baru Jepang 6.000,00 198.000,00 Krg
T. Ikan Terbang
CV. Putra Galesong Jepang 8.000,00 216.000,00 Krg
T. Ikan Terbang
UD. ATOPS Jepang 18.000,00 450.000,00 Krg
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 13
Survey Industri Lokal
September PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 30.00 30.00 Gurita Beku
PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 5.00 5.00 Ikan Kakap Beku
T. Ikan Terbang
Oktober CV. Indah sari Jepang 1,070.00 27,446.00 Kering
Japan,
November PT. Kemilau Bintang Timur Tokyo 95,00 87,50 Ikan Kayu
Desember PT. Kemilau Bintang Timur Jepang 9.03 42.08 Gurita Beku
Tabel 15.10. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Jepang Tahun 2008
Ekspor
Negara Volume
Bulan Nama Perusahaan Tujuan (Kg) Nilai Keterangan
T.Ikan Trbang
Januari CV. Indah sari Japan,Kobe 4.00 40.00 Kering
CV. Sakana Laut Indonesia Japan, Moji 3,921.00 16,126.70 Ikan Kayu
PT. Kemilau Bintang Timur Japan 10.00 10.00 Ikan Teri Beku
Februari CV. Ome Trading Coy Japan 9,373.00 44,752.20 Ikan Kayu
Maret CV. Ome Trading Coy Japan,Shimizu 9,450.00 43,018.00 Ikan Kayu
April CV. Sakana Laut Indonesia Japan,Kobe 7,984.00 35,069.00 Ikan Kayu
Kakap - 14,000 - -
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 15
Survey Industri Lokal
sehingga harga ikan kering murah. Dalam melakukan transaksi antara agen
dengan kelompok pengering ikan hanya dilandasi rasa kepercayaan karena para
agen jarang membawa uang cash untuk membayar ikan yang dibawa di
kabupaten asal agen berasal. Biasanya para pengering ikan mendapatkan uang
dari para agen 1 -2 minggu kemudian.
c. Kelompok Lela Mandiri
Dalam melakukan penjualan abon, Lela Mandiri menjual produknya dirumah
produksi dan menitip abon di mini market yang ada di kota Pare-Pare. Tidak
ada kontrak dengan pihak mini market dan harga yang dijual di mini market
biasanya selisih Rp.2.000 dengan harga yang dijual langsung oleh Lela Mandiri
di rumah produksi.
d. Kelompok pengering di Tanete Rilau
Dalam melakukan transaksi pembeli yang hendak membeli ikan kering bisa
langsung membeli dipinggir jalan denga membayar dengan uang cash. Belum
ada kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain dalam hal penjualan produk
ikan kering.
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 16
Survey Industri Lokal
Untuk membuat Abon diperlukan ikan tuna dan beberapa bumbu seperti :
garam, gula merah, ketumbar, bawang merah, jahe, sereh, dan bawang putih.
Dari 10 kg ikan tuna (harga 1kg=17.000 x 10 = Rp.170.000) dapat dihasilkan
3-4 kg abon (harga jual 1 kg= Rp.70.000 x 4 = Rp.280.000) . Sehingga
keuntungan yang bisa diperoleh adalah Rp.280.000 Rp.170.000 = Rp.
110.000. Rata-rata penjualan KUB. Sejathera perbulannya adalah 80 kg.
Sehingga keuntungan yang bisa diperoleh dari KUB. Sejathera dalam sebulan
adalah kurang lebih Rp. 880.000.
d. Kelompok pengering di Tanete Rilau
Menurut penjual ikan kering di Tanete Rilau bahwa rata-rata keuntungan dari
penjualan ikan kering biasanya berkisar Rp.40.000 Rp. 60.000/ekor. sebagai
contoh hitungan sebagai berikut :
Harga mentah ikan sunu hitam = Rp.20.000/kg, harga jual = Rp.60.000/ekor.
Penambahan
Pengepresan Pemasakan
bumbu
Penggorengan Pengemasan
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 17
Survey Industri Lokal
Ikan
pencucian
penggaraman
pencucian
penjemuran
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 18
Survey Industri Lokal
dibanding tahun 2006 dan meningkat 7,46 Gambar 5.2. Persentase Nilai Ekspor
persen pertahun sejak 2002. Volume ekspor berdasarkan Pulau Utama, 2007
produk perikanan secara umum meningkat
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 19
Survey Industri Lokal
10,42 persen pertahun pada periode 2002-2007. Volume ekspor meningkat dari 565.739
ton pada tahun 2002 menjadi 854.328 ton pada 2007. Pada tahun 2005 volume ekspor
menurun dibanding tahun sebelumnya, sedangkan tahun 2006 dan 2007 terjadi
peningkatan volume ekspor.
DiSulawesi Selatan ada beberapa perusahaan yang terlibat dalam usaha eksport ikan
(udang) segar/beku, yaitu :
Tabel 15.12. Daftar dan alamat Perusaahaan pengekspor ikan beku/segar Di Sulawesi
Selatan
Kapasitas
No Nama Perusahaan Alamat
Produksi/Hari Terpasang
1 CV Makassar Jaya jl. Batara Bira PU No. 13
Jl. Poros kanjilo Gowa, Tlp. 440414,
2 CV. Ome Trading Coy
fax 442913
3 PT. Tae HO Bumi Abadi Jl. Kima 3 Kav. SB, Tpl. 512619
PT. Wahyu Pradana JL. Kima Raya I Blok D No. 2C. Tlp.
4 10 ton / hari 15 ton
Binamulia 4720895
Jl. Kima VI Blok G.4. Tlp 510201,
5 PT. South Suco 5 ton / hari 10 ton
510215. Fax 510049
Jl. Kima Raya Kav. D-1b. Tlp
6 PT. Mitra Kartika Sejati 6 ton / hari 10 ton
514515,514782. Fax 515430
CV. Anugerah Semesta
7
Bahari Jl. Lantebung No. 8
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 20
Survey Industri Lokal
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 21
Survey Industri Lokal
pada produk mereka. Di sisi lain, Sentra Ikan Kering Tappatasi Group dan Group di Tanete
Rilau tidak memiliki kerja sama dengan sektor swasta, tetapi mereka mendapat pelatihan
dari dinas perikanan setempat untuk meningkatkan kualitas produk mereka.
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 22
Survey Industri Lokal
15.13. Rekomendasi
Rekomendasi berikut ini didasarkan pada pembahasan dan prinsip memaksimalkan
kekuatan, meminimalkan kelemahan / ancaman dan memanfaatkan peluang yang
diidentifikasikan dalam analisis SWOT di atas. Pada saat ini, Kabupaten Barru hanya
menyumbang persentasi produksi ikan yang kecil dibandingkan keseluruhan produksi
perikanan Sulawesi Selatan, namun perlu dicatat bahwa Kabupaten ini mempunyai
potensi yang tinggi untuk peningkatan produksi perikanan.
Kebutuhan fasilitas infrastruktur khususnya cold storage
Hasil pengamatan selama kunjungan pengolahan perikanan yang ada
memperlihatkan bahwa masih terdapat banyak kekurangan infrastruktur untuk
pengembangan produksi ikan dan hasil olahannya. Fasilitas seperti cold storage dan
fasilitas pengolahan, serta transportasi perlu dikembangkan untuk menunjang
produksi ikan yang lebih baik.
Pencarian oulet pasar
Pasar lokal untuk peningkatan produksi ikan sangat terbatas, Oleh karena itu,
kerjasama dengan instansi terkait berkaitan dengan bantuan teknis dalam
peningkatan metode penangkapan dan pembentukan fasilitas penyimpanan dingin,
bantuan dalam mencari outlet pasar harus dilakukan. Outlet pasar lokal di
Kabupaten Barru harus dikembangkan dan ditingkatkan. Demikian pula, pencarian
kemungkinan pasar eksternal termasuk dari Jakarta dan Balikpapan seharusnya
dilakukan oleh instansi terkait untuk mengoptimalkan pemasaran produksi ikan dan
hasil pengolahannya
Survei evaluasi sumber daya sumber daya perikanan yang bernilai ekonomis
tinggi.
Komoditas lain dari pembangunan perikanan yang memiliki prospek baik di
Kabupaten Barru adalah ikan kerapu dan ikan bandeng. Semua sumber daya ini
memiliki prospek investasi yang baik dan nilai pasar tinggi. Sebuah survei dan
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 23
Survey Industri Lokal
evaluasi sumberdaya perikanana yang bernilai ekonomis tinggi akan sangat berguna
untuk memberikan gambaran pengembangan produk-produk perikanan lainnya.
________________________________________________________________________________
Laporan Akhir 15 - 24