Vous êtes sur la page 1sur 211

BAB 6

SINKRONISASI ANTROPOLOGIS
UNTUK MENGEMBANGKAN
KONSEP TRILOGI LAPORAN
KEUANGAN SYARFAH

Keuntungan akan berm anfaat bagi kehidupan bila


sesuai kebutuhannya.
Keuntungan akan terakumulasi menjadi modal bila lebih
dari kebutuhannya.
Bila nilai tambah dari keuntungan berm anfaat
bagi umat manusia
disertai kebutuhan diri secara proporsional,
m aka itulah yang disebut rezeki.

(Mukaddimah, Ibn Khaldun)

6.1. PENDAHULUAN
Silaturrahim trah-trah SI, NU dan Muhammadiyah di Bab 5
merupakan penelusuran antropologis menggunakan pendekatan
strukturalisme sinkronis8^ Pendekatan strukturalisme sinkronis
memunculkan bentuk m aisyah untuk mendapatkan rezeki ( rizq)
bernilai tambah yang menghasilkan kekayaan (m a a l) penuh berkah
(barakah). Pendekatan strukturalisme sinkronis menggambarkan
secara umum amanah sebagai perwujudan praktik dari perilaku

*** Lihat B ab 2 m engenai M enetapkan Elem en-elem en Strukturalism e

159
160 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

pengusaha Muslim di lapangan. P e r ila k u k u habitus yang muncul


merupakan ekstensi habitus-nya Bourdieu, yaitu habitus kultural
sekaligus alamiah. Kontekstualisasi amanah di atas sesuai dengan
salah satu dasar filosofis akuntansi syariah dari Triyuwono (2002c),
yaitu humanis. Dasar filosofis humanis teori akuntansi syariah
bersifat manusiawi, sesuai fitra h manusia, dan dapat dipraktikkan
sesuai kapasitas manusia. Konteks manusiawi menunjukkan
akuntansi syariah tidak bersifat ahistoris (sesuatu yang asing), tetapi
bersifat historis, membumi dan dibangun berdasarkan budaya
manusia itu sendiri.
Sesuai proses kedua metodologi ekstensi HIT, agar realitas
dapat dilakukan teoritisasi, perlu dicari titik temu (sinkronisasi)
antara antropologi sinkronis dengan yang diakronis (antropolologi
interaktif). Proses sinkronisasi diperlukan untuk melakukan teoriti
sasi dengan cara pemaknaan simbol-simbol (substansial, mirip, sama,
sebangun dan sekaligus unik) sehingga dapat dijadikan bahan
pembentukan akun-akun dan laporan keuangan.
Sinkronisasi teoritis agar tetap terjaga dalam bingkai nilai
Islam secara substansial, diperlukan proses ketiga, yaitu hiperstruk-
turalisme. Hiperstrukturalisme86 merupakan penyatuan struktural
isme dan poststrukturalisme dengan cara integrasi nilai-nilai
sekaligus melampaui keduanya ( hyper ) menuju pusat teknologi
yaitu teknosistem. Proses hyper merupakan proses penyucian
( tazkiyah ) teknosistem (rekonstruksi teknologi laporan keuangan)
sesuai ruh Islam (Mulawarman 2006a, 42-47).
Kontekstualisasi dan kesejarahan konsep amanah sinkronis-
diakronis87 dapat dirunut dari sumber utama masyarakat Muslim,
yaitu uswah (perilaku yang dicontohkan) Rasulullah, Muhammad

86 Lihat Bab 2 mengenai hiperstrukturalisme


87 Lihat B a b 2 m engenai M enetapkan Elem en-Elem en Postrukturalism e
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah l6 l

saw. setelah hijrah dari Mekkah88 ke Madinah89. Uswah bagaimana


setiap Muslim melakukan ma'isyah untuk mendapatkan rizq
bernilai tambah yang menghasilkan m aal penuh barakah

6.2. ANTROPOLOGI DIAKRONIS: SUBSTANSI FITRAH


DALAM HIJRAH
Peristiwa di balik hijrah jarang dianalisis lebih jauh berkaitan
strategi ekonomi Muhammad saw. Pengalaman beliau dan
masyarakat Islam awal Mekkah memberi pelajaran berharga
perlunya reorientasi fundamental hubungan pribadi dan
kemasyarakatan. Pengalaman Muhammad saw. melakukan
perjalanan dagang selama empat puluh tahun telah menempa

88 Nama Mekah menurut Tjokroam inoto (1955,8) sejak lama disebut dengan nama Bakkah.
Sedangkan menurut Hitti (2001,150) disebut Macoraba oleh Ptolomeus, diambil dari bahasa
Saba, disebut Makuraba, yang berarti tempat suci. Kata itu menunjukkan bahwa kota itu
didirikan oleh suatu kelompok keagamaan, sehingga bisa dikatakan bahwa sejak dulu - jauh
sebelum kelahiran Nabi - Mekah telah menjadi pusat keagamaan. Kota itu terletak di Tihamah,
sebelah selatan Hijaz, sekitar 48 mil dari Laut Merah, di sebuah lembah gersang dan berbukit
yang digambarkan dalam Alquran (Q 5. 14*37) sebagai tanah yang "tidak bisa ditanami.
Dijelaskan pula oleh Afzalurrahman (1997,2) bahwa daerah di sekitar Mekkah memang ker
ing, berpasir, berbatu-batu dan langka air. Tidak ada hasil pertanian yang dapat dipetik di
wilayah itu. Sebagai kota agama, seperti dijelaskan Tjokroam inoto (1955,8) disebut dengan
tanah Haram, yang berarti tanah suci. Di tanah Haram tersebut terdapat rumah suci yang dise
but Kabah. Mekkah Jauh berbeda dengan Thaif, panasnya suhu udara di Mekah hampir tak
tertahankan. Jauh sebelum kota itu dilintasi jalur rempah-rempah" dari selatan ke utara,
Mekah sejak lama telah menjadi lem pat persinggahan dalam perjalanan antara Marib dan
Gazza. Di bawah kepemimpinan orang-orang Quraisy, pemelihara tempat suci, yang bertang
gung jawab menjadikan tempat itu sebagai tempat suci bangsa Arab dan menjadikan festival
Ukaz sebagai tempat pertemuan dagang dan intelektual, posisi penting Mekah berhasil diper
tahankan.
89 Kota penting ketiga di Hijaz, selain Mekkah dan Thaif, dijelaskan Hitti (2001,131) yang kelak
memainkan peran yang signifikan dalam sejarah Islam adalah Madinah. Madinah menurut
Tjokroaminoto (1955) sejak lama telah menjadi kota paling terkenal, yaitu Jastrib. Setelah masa
kenabian, biasa disebut dengan nama Madinatunnabi atau Madinah. Madinah berbeda dengan
Mekkah dari sisi geografis dan struktur masyarakatnya. Menurut Hitti (2001,131) Madinah
mirip Thaif dari sisi geografis tetapi agak berbeda dari struktur masyarakatnya. Kota yang
dulu dikenal dengan sebutan Yatsrib (dalam tulisan orang-orang Saba disebut dengan YTHRB,
dan dalam tulisan Ptolemius, Jathrippa) terletak sekitar 510 km sebelah utara Mekah dan
secara geografis jauh lebih baik dari kota tetangganya di sebelah selatan. Di samping terletak
pada jalur rempah-rempah, yang menghubungkan Yaman dengan Suriah, kota itu meru
pakan oasis dalam arti yang sebenarnya. Tanah di wilayah itu sangat cocok untuk ditanami
pohon kurma. Madinah memang telah lama menjadi pusat pertanian terkemuka. Dua suku
utama di kota itu adalah Aws dan Khazraj, yang berasal dari Yaman.
162 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

kedewasaan berpikir beliau. Di samping itu reorientasi Muhammad


saw. juga dipengaruhi pencerahan spiritual Ketuhanan baik sebelum,
saat dan sesudah masa ke-Rasul-an.
Analisis hijrah tidak menghilangkan substansi bahwa hijrah
juga bersifat reorientasi sosial-budaya serta pengukuhan akidah
maupun perjuangan mengamankan ajaran Islam secara utuh (Lihat
misalnya Haekal 1974; Hasjmy 1995; Chalil, 2001; Afzalurrahman 1997;
Lapidus 1999; Armstrong 2001; Tjokroaminoto 1955; d ll). Hanya di sini
untuk kepentingan lebih khusus, akan menarik hikmah hijrah dari
sudut ekonomi90.
Pilihan Madinah sebagai tempat hijrah untuk menyusun
masyarakat Islam, dari pandangan sosial-ekonomi, merupakan
bentuk deklarasi pentingnya fitrah/sifal asa\/nature oleh
Muhammad saw. Fitrah91 merupakan karakter hijrah ekonomi yang
menginginkan kembali ke sifat asal manusia/b a ck to the human
nature, bagaimana mengkreasi fitra h / sifat asal/create nature, dan

90 Hijrah-hijrah sebelum hijrah akbar sebenarnya telah dilakukan Muhammad dan pengikut
serta sahabatnya. Misal, hijrah ke Abbesinia beberapa kali, kemudian hijrah individu Rasul ke
Thaif sampai hijrah awal ke Madinah. Kota Thaif dijelaskan Hitti (2001,128) terletak di sekitar
wilayah yang ditumbuhi pepohonan lebat dengan ketinggian sekitar 6.000 kaki di atas per
mukaan laut dan digambarkan sebagai sepotong tanah Suriah, merupakan penginapan
musim panas bagi kalangan aristokrat Mekah - sejak dulu hingga saat in i Burckhardt, yang
mengunjungi kota ini pada bulan Agustus 1814, menggambarkan pemandangan dan rute per
jalanannya sebagai wilayah yang paling memberikan inspirasi dan mengagumkan yang per
nah ia lihat sejak kunjungannya ke Libanon. Buminya yang subur menghasilkan sejumlah
komoditas seperti, semangka, pisang ara, anggur, kenari, persik, delima, dan juga madu. Bunga
mawar yang dibudidayakan di kota ini dijadikan parfum yang terkenal di Mekah. Pohon
anggur, menurut riwayat yang terdapat dalam al-Aghani, pertama kali dibawa dan diperke
nalkan oleh seorang Yahudi sebagai hadiah untuk seorang penguasa lokal. Minuman
anggurnya, meskipun banyak diminati, lebih murah ketimbang minuman anggur impor yang
dipuji dalam puisi-puisi Arab. Dari semua tempat di semenanjung Arab, Taif adalah tempat
yang paling mendekati gambaran Alquran tentang surga, seperti yang terdapat dalam
QS. 47:15.
Fitrah dapat diasosiasikan dengan Islam sebagai seorang Muslim. Fitrah dipandang dari sya
hadat yaitu mengakui- tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah utusan Allah -
merupakan konstitusi alami seorang muslim (innate natural disposition). Sehingga penggu
naan kata natur& datam bahasa inggris sebenarnya kurang menjelaskan esensi dari kata
Jitraif.
Mengembangkan K onsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 163

dari sifat asal menuju kepentingan masyarakat//rom nature to


society.
Langkah revolusioner selain konsep fitrah/nature" adalah
merubah konfigurasi spiritual-sosial-ekonomi-politik kemasya
rakatan baru. Muhammad saat pertama kali masuk di Madinah
mendirikan dan sekaligus menetapkan Masjid Nabawi sebagai pusat
segala aktivitas. Masjid Nabawi merupakan tempat pertemuan para
anggota parlemen, sekretariat negara, mahkamah agung, markas
besar tentara, pusat pendidikan dan pelatihan juru dakwah, hingga
baitul m aal (Sabzwari 1984 dalam Karim 2004,25). Dari baitul m aal
inilah kemudian muncul sistem ekonomi baru dan proses adaptasi
ekonomi bisnis Islam selanjutnya, seperti zakat, perpajakan,
pengelolaan keuangan negara, pengawasan mekanisme pasar,
pencatatan keuangan negara, sistem perdagangan, penggajian,
jaminan sosial-ekonomi dan lainnya.
Konsep kembali ke fitrah /n atu re seperti akan kita lihat
nanti memunculkan nilai m aisyah. Konsep mengkreasi fitr a h /
create nature akan memunculkan nilai rizq Sedangkan dari fitra h
menuju kemashlahatan ummat/from nature to the well being o f
society akan memunculkan nilai maal. Berikut ini akan dijelaskan
masing-masing turunan konsep "fitrah/ naturd.

6.2.1. Mengembangkan Maisyah berbasis Konsep


Kem bali ke Fitrah
Fitrah secara etimologis berasal dari kata Arab yang berarti
sifat, asal kejadian, kesucian, bakat atau tabiat. Fitrah biasanya
dimaknai banyak ulama sebagai kesucian. Menurut KH. Hussein
Muhammad (Pikiran Rakyat, 2005) fitr a h terkait dengan hadits
Rasulullah Islam itu adalah agama fitratf. Islam sebagai agama
fitra h juga telah ditegaskan dalam QS. 30:30 sebagai berikut:
164 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

M aka h ad ap kan lah d irim u d engan lu ru s k ep ad a agam a (A llah),


(te ta p la h ) atas fitrah Allah yang telah m en cip tak an m anusia sesuai
fitrahnya. Tidak ada p eru bah an bagi cip taan Allah. Itulah agam a yang
lu rus tetapi k eb an yak an m anusia tidak m engetahui.

Hamka dalam tafsir Al-Azhar Juz XXI memperjelas makna


fitra h dari ayat tersebut. Menurutnya kalimat nFitrah Allah yang
telah menciptakan manusia sesuai fitrahnya menjelaskan bahwa
setiap manusia harus selalu memelihara fitrahnya sendiri. Fitrah
keaslian dan kemurnian dalam jiwa setiap manusia sebelum
terintervensi pengaruh lain, yaitu mengakui adanya Allah sebagai
pencipta, penguasa dan pemilik segala sesuatu di alam semesta.
Ragib al-Isfahani seperti dijelaskan AA Gym (Pikiran Rakyat,
2005) memaknai kata fitr a h dengan merujuk pada kekuatan manusia
untuk mengetahui agama dan Tuhan yang menciptakannya. Makna
tersebut lanjut AA Gym selaras QS. 43:87:

D an sungguh jika kam u b ertan ya kepada m ereka: "Siapakah yang

m en cip tak an m ereka? m ereka m en jaw ab Allah. Maka bagaim anakah


m erek a dapat dipalingkan (dari m en y em b ah ) Allah?

Bila dilihat hubungan antara konsep fitr a h dan hijrah (dalam


perspektif ekonomi) yang dilakukan Muhammad sawn sebenarnya
adalah untuk segera merealisasikan reorientasi pola pikir ekonomi
sesuai sifat dasarnya, yaitu nilai m aisyah. Agenda kembali ke fitrah
atas nilai m aisyah dapat ditelaah dari hadits Muhammad saw. ketika
ditanya oleh sahabat beliau mengenai pekerjaan utama manusia.
Beliau menjawab bahwa pekerjaan yang utama adalah pekerjaan
tangan seseorang dan setiap jual-beli yang bersih (Al-Malibari 1993,
193). Hadits ini biasanya hanya dimaknai sepotong-sepotong, bahkan
dianggap sebagai hadits jual-beli. Bila kita lihat lebih dalam makna
M engembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syari'ah 165

hadits tersebut, jelas terdapat urutan dan kesatuan aktivitas bisnis.


Berkenaan dengan urutan, m aisyah yang pertama adalah aktivitas
produksi (disimbolkan dalam pekerjaan tangan seseorang).
Sedangkan m aisyah kedua adalah jual-beli. Berkenaan kesatuan,
Muhammad saw. menekankan kesatuan aktivitas produksi dan jual
beli sebagai fitra h berusaha yang asali.
Kembali ke fitr a h merupakan proses mengangkat kembali
sifat dasar manusia untuk selalu dekat pada realitas masyarakat dan
alam sekaligus. Kembali ke fitrah tidak hanya berkaitan dengan
materialitas sifat dasar kemanusian, tetapi merupakan refleksi
keimanan dan ketaatan seseorang melakukan ibadah. Aktivitas
sesuai fitrah mensyaratkan adanya interaksi organis dengan
alam sekaligus bekerja sama melakukan hubungan sosial penuh
persaudaraan. Kembali ke fitrah diterapkan Muhammad saw. di
Madinah pasca hijrah dalam bentuk persaudaraan antara kaum
m uhajirin (masyarakat Mekkah yang hijrah ke Madinah) dan
a nshar (masyarakat asli Madinah).
Persaudaraan antara muhajirin dan anshar menurut Jazuli
(2006, 274) telah mengukir nilai-nilai kemanusiaan dan sosial yang
ideal. Nilai-nilai itu dimulai dengan kemuliaan nilai pekerjaan, yaitu
gigih bekerja mencari rezeki ( m aisyah ) untuk kebaikan diri,
keluarga serta masyarakat. Maisyah sesuai fitrahnya dijelaskan
Jazuli (2006, 275) dilakukan berdasar keadilan sosial bercirikan
kebenaran, keadilan dan saling membantu. Berikut penjelasan beliau:

T ak diragukan lagi b ah w a pengalam an yang d ialam i kaum M uhajirin


di M adinah m eru p ak an praktik am al p ertam a berd asarkan ajaran
Islam yang dengan c e p a t m em b erik an p ro d u k dan hasil dengan
m ultiefek. Efek yang dirasakan di kalangan m e re k a kaum m uslim in
saat itu dan efek yang m enjadi kon tribu si besar bagi bangu nan daulah
Islam. Itulah tu juan p o k o k dari prinsip k ead ilan sosial m asyarakat
166 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

dalam Islam. Seb u ah am al Islami adalah keku atan yang terb en tu k dari
kerjasam a antar personal dengan segala keku rangan dan k eleb ih an
nya sehingga m en u m b u h kan hu bungan sosial kem anusiaan yang
ben ar di antara m anusia. Berdiri di atas keben aran, keadilan, dan sal
ing m em bantu. Ia m enghapuskan nilai-nilai yang rusak yang selalu
m em ihak si ku at dan m enindas si m iskin.

Bekerja sebenarnya memiliki kedudukan sejajar dengan


iman sebagaimana ditegaskan Jazuli (2006, 275), disebut dalam
Al Quran lebih dari tiga ratus kali. Kesejajaran iman dan bekerja ini
dijelaskan oleh Dawwabah (2006, 31) dengan mengutip penegasan
Rasulullah saw. (Riwayat Abu Hurairah ra.):

Sesungguhnya di antara jenis dosa ada dosa yang tidak dapat ditebus
dengan shalat, puasa, haji dan um rah. Sahabat bertanya: "Lantas apa
yan g bisa m en e b u sn y a ya R asululah?. B eliau m en jaw ab : "Yaitu
kesungguhan dalam m encari rezeki.

Maisyah sebagai dasar bekerja, lanjut Jazuli (2006,


275), apabila dijalankan dengan sungguh-sungguh baik untuk
kepentingan diri pribadi maupun untuk masyarakat, serta untuk
memenuhi kebutuhan secara materi dan maknawi, diletakkan
posisinya sejajar oleh Allah dengan keimanan.

6.2.2. Mengembangkan Rizq berbasis Konsep Mengkreasi


Fitrah
Rasulullah melihat bahwa pola perdagangan dan
mendapatkan rezeki penduduk Mekkah telah meninggalkan sifat
alam dan tradisi sehingga membentuk masyarakat Arab kapitalistik.
Rasulullah kemudian melakukan proyeksi baru melalui hijrah
ekonomi. Hijrah ekonomi menyeimbangkan pola dagang
masyarakat Mekkah dengan pola produktif masyarakat Madinah.
168 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

dan intermediasi. Caranya mempertemukan tradisi intermediasi


kaum m uhajirin (dagang dan jual beli) dengan tradisi usaha
produktif dan ekstraktif kaum anshor (pertanian, kerajinan dan
pertambangan). Aktivitas intermediasi tidak lagi dijadikan kegiatan
utama mendapatkan rezeki. Aktivitas seperti bertani, beternak,
berkebun, menjadi pengrajin, bertambang serta akitivitas lainnya
juga memiliki kedudukan sama dan setara dengan berdagang.
Bahkan Muhammad saw. misalnya menegaskan bertani adalah
pekerjaan penuh keberkahan, sebagaimana sabdanya (Bablily 1990,
134-135}.

Setiap tanam an yang ditanam seorang Muslim apabila dim akan maka
ia m enjadi shadaqah, dan apabila dicuri m aka ia m enjadi shadaqah,
dan apabila dim akan binatang buas ia m enjadi shadacjah, dan apabila
dim akan burung m aka ia m enjadi shadaqah> dan tidaklah seorang
Muslim m endapatkan bahaya kecuali shadaqah

Ketika seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah:

W ahai Rasulullah kekayaan apakah yang paling utama? M aka beliau


m enjaw ab: T anah yang subur, yang diolah oleh p em ilikn ya dan
ditunaikan haknya w aktu panennya.

Mengkreasi fitrah seperti telah dilakukan oleh Muhammad


saw. dalam fase proses kembali ke fitrah, harus selalu dekat dengan
sifat dasar manusia, yaitu dekat kepada masyarakat dan alam
sekaligus. Aktivitas hidup harus selalu berinteraksi dengan alam
sekaligus bekerja sama melakukan hubungan sosial penuh
persaudaraan (antara muhajirin dan anshar). Mengkreasi fitrah
berbentuk interaksi sosial-alam secara ekonomi diimplementasikan
misalnya melalui perjanjian pembagian hasil panen pertanian 50:50
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 169

yang disebut m uzaraa h dan musaqat (As-Sadr 1989 dalam Karim


2004, 98). Caranya, kaum anshar diminta untuk tidak serta merta
menyerahkan tanah ladang dan kebun kepada kaum muhajirin ,
tetapi kaum muhajirin diminta melakukan kerja sama bercocok
tanam di atas ladang dan kebun milik kaum anshar. Langkah
Muhammad saw. tersebut menurut As-Sadr (1989) dalam Karim
(2004,98) di satu sisi memberikan pekerjaan bagi kaum muhajirin, di
sisi lain mendorong peningkatan aktivitas produksi sehingga hasil
produksi lahan kaum anshar meningkat. Aspek penting lain adalah
penguatan kerja sama, persaudaran dan jalinan silaturrahim yang
terus menerus antara kedua pihak.

6.2.3* Mengembangkan Maal berbasis Kreasi Fitrah


Menuju Kesejahteraan
Agenda ketiga M uhammad saw. menginginkan bentuk
keadilan dan kedermawanan sosial setelah setiap Muslim
mendapatkan rezeki. Keadilan dan kedermawanan sosial bagi
Muhammad saw. sesuai sifat dasar kemanusiaan yang dijiwai nilai-
nilai Ketuhanan. Proses ini dapat disebut sebagai kreasi fitra h
menuju kesejahteraan (from nature to the well-being o f society ),
di mana penentuan kepemilikan kekayaan berdasarkan keadilan
sosial.
Keadilan sosial atau mashlahahy seperti telah dijelaskan di
bab-bab terdahulu merupakan tujuan syariah itu sendiri. Mengapa
keadilan sosial atau mashlahah dijadikan sebagai dasar tujuan
syariah? Bila dilihat dari perspektif ekonomi pasca hijrah di
Madinah, jelas sekali tujuan akhir dari setiap aktivitas ekonomi yang
dicontohkan Rasulullah, adalah keadilan sosial, kesejahteraan sosial
dan masyarakat serta alam. Masyarakat Muslim di Madinah setelah
hijrah mempraktikkan kepemilikan m aal atau kekayaan dalam
170 AKUNTANSI SYARIAR TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

perspektif kedermawanan. Kepemilikan kekayaan dalam perspektif


kedermawanan merupakan antitesis kepemilikan kekayaan terpusat
pada satu kekuatan tertentu seperti perilaku masyarakat Mekkah.
Penguasaan terpusat pada para saudagar berdampak
kekuatan sosial dan politik yang tidak sehat. Monopoli dan oligopoli
ekonomi menyebabkan lemahnya sistem kemasyarakatan. Ketika
kekuasaan berada pada tangan pengusaha, maka masyarakat
menjadi sub-ordinat yang "kalah, dan penguasa menjadi "simbol
serta boneka para saudagar. "Koreografi kehidupan yang tertata
secara timpang itulah yang ingin dirubah Muhammad. Caranya
adalah melakukan hijrah sosial, politik, ekonomi, budaya yang
dipayungi spiritualitas-keimanan dalam kerangka Islam.
Menurut Mulawarman (2006a, 286-287) pandangan mengenai
keadilan berekonomi Islam berbeda dengan pandangan Barat. Islam
melihat nilai keadilan sebagai keadilan Ilahi yang melandasi
pemikiran ekonomi dan akuntansi dalam Islam sejak awal. Menurut
Chapra (2000, 211) istilah adil dan keadilan dalam Al Quran menjadi
penting sekali, karena dari istilah saja sampai mencakup tidak kurang
dari seratus ungkapan yang berbeda-beda. Bahkan lanjut Chapra
(2000, 212) Al Quran menempatkan keadilan sebagai bagian
terpenting dalam struktur keimanan dalam Islam. Penegasan itu
terungkap dalam Al Quran:

Hai oran g-orang yang b erim an , hen d aklah kam u m enjadi orang-
oran g yang selalu m en eg ak k an (k e b e n a ra n ) k aren a Allah, m enjadi

saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali k e b en cia n m u terhadap


sesuatu kaum m en d oron g kam u u ntu k berlaku tid ak adil. Berlaku
adillah karena adil itu leb ih d ekat kepada takqw a. D an bertakw alah
kepada A llah, sesu ngguhnya A llah Maha M engetahui apa yang kam u
kerjakan. (QS. 5 :8 )
Mengembangkan K onsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 171

Keadilan Ilahi harus diwujudkan secara nyata dalam


kesejahteraan sosial. Shihab (2000,129) dalam Mulawarman (2006a,
286) menegaskan kesejahteraan sosial dimulai dari perjuangan
mewujudkan dan menumbuhkan aspek akidah dan etika pada diri
pribadi, karena dari pribadi yang seimbang akan lahir masyarakat
seimbang

6.3. TEORITISASIANTROPOLOGIS: INTERAKSI SINKRO


N ISDIAKRONIS
Sesuai ekstensi HIT, setelah dilakukan penelusuran
antropologis sinkronis dan diakronis, proses ketiga adalah memaknai
dan mensinkronisasi keduanya. Proses memaknai dan sinkronisasi
dilakukan untuk teoritisasi kedua proses tersebut. Penterjemahan
dengan integrasi nilai-nilai yang muncul dari proses antropologi
sinkronis maupun diakronis menjadi konsep teoritis. Berikut akan
dilakukan konstruksi makna dan simbol-simbol yang muncul dari
proses sinkronis-diakronis menjadi substansi laporan keuangan
syariah.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penelusuran
antropologi diakronis memunculkan konsep fitra h dari Muhammad
saw. sebagai cara beliau melakukan reorientasi pola pikir
berekonomi. Konsep fitr a h terderivasi menjadi tiga sub-konsep,
yaitu kembali ke fitra h ( back to nature), mengkreasi fitra h (how to
create nature), dan dari kreasi fitra h menuju kesejahteraan (from
nature to the well- being o f society). Kembali k e fitra h memunculkan
nilai-nilai m aisyah, mengkreasi fitrah memunculkan nilai-nilai rizq,
dari fit r a h menuju kesejahteraan (fro m nature to society)
memunculkan nilai-nilai maal. Alur m aisyah-rizq-m aal inilah
yang membentuk perilaku masyarakat Muslim di Madinah setelah
hijrah
172 AKUNTANSI SYARIAH; TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Bila kita lihat kembali proses penelusuran antropologi


sinkronis di Bab 5, alur m aisyah-rizq-maal tersebut ternyata masih
merupakan perilaku dan menjadi pola dasar masyarakat Muslim di
Indonesia, baik trah bisnis SI, NU dan Muhammadiyah. Pak Abbas (SI)
misalnya memiliki perilaku inti bisnis dengan cara bekerja mencari
nilai tambah rezeki dan berujung modal hari akhir. Bisnis harus
memiliki relasi sosial dan lingkungan serta tidak melanggar ketentuan-
ketentuan Islam ( halal dan thoyib). Begitu pula perilaku inti Pak
Mahmud, Pak Dumairi, Pak Baihaqi dan Pak Andika (NU) yang
mempraktikkan kesatuan d a wah dan bisnis sesuai ketentuan fiqh
( halal, thoyib dan bebas riba) untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar. Mereka juga melihat bahwa pencapaian laba
bersih merupakan bentuk nilai tambah sebagai implementasi
religiusitas untuk kepentingan sosial dan lingkungan. Terakhir
adalah perilaku inti bu Pamella, Pak Munir dan Pak Aziz
(Muhammadiyah) serta Pak Ishar yang menjalankan bisnis secara
halal dan thoyyib, untuk kesejahteraan'penuh keikhlasan. Ketiganya
menyepakati bahwa aktivitas bisnis adalah bentuk m aisyah untuk
mendapatkan rezeki dan kekayaan dalam rangka ketakwaan.
Berdasarkan hasil penelusuran sinkronis maupun diakronis
di atas dapat disimpulkan bahwa alur m aisyah-rizq-maal
merupakan perilaku yang masih dipraktikkan di lapangan. Lebih
konkrit, alur m aisyah-rizq-maal merupakan pola dasar aktivitas
amanah berbisnis dan pola menyampaikan informasi dan
pertanggungjawaban akuntansi. Pola penyampaian informasi dan
pertanggunjawaban akuntansi di sini masih dijalankan secara
substantif. Artinya, pelaku bisnis masing-masing trah secara naluriah
menginginkan informasi dan pertanggungjawaban akuntansi
dibentuk dari alur m aisyah-rizq-maal.
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 173

Alur m aisyah-rizq-maal dapat digunakan sebagai bahan


awal melakukan konstruksi laporan keuangan. Konsep bekerja
( m aisyah ) dapat digunakan sebagai basis pengembangan laporan
arus kas syariah, rezeki ( rizq ) sebagai basis pengembangan laporan
nilai tambah syariah, dan kekayaan ( m aal) sebagai basis
pengembangan neraca syariah.

6.3-1. Maisyah; Basis Laporan Arus Kas Syariah


M aisyah sebenarnya merupakan aktivitas wajib setiap
muslim setelah proses spiritual ibadah. Setiap muslim diwajibkan
memiliki mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Muhammad saw9l meletakkan dasar bekerja sesuai QS 62:10 sebagai
berikut:

A pabila telah ditunaikan shalat, m aka b erteb aran lah kam u di m uka
bum i; dan carilah karu nia Allah dan selalu ingatlah kepada Allah
su p aya kam u beruntung.

Konsep kerja paling baik untuk mendatangkan rezeki


menurut Muhammad saw adalah kerja berasal dari usaha sendiri
(Bablily 1990, 132-133). Hal ini diungkapkan Rasulullah dalam
sabdanya sebagai berikut:

T iad a seorang m akan m akanan yang lebih b aik, kecuali dari hasil
usahanya sendiri. D an Nabi D aud as. juga m akan dari hasil tangannya
sendiri.

yl Bila dilihat lebih jauh ayat di atas, mengandung makna bahwa kerja merupakan tugas tugas
kesejarahan setiap muslim ( kbalifatullabfil ardb ) untuk mencari karunia Allah (fadhlillab)
dengan selalu mengingat Allah ( a b d Allah) agar menjadi manusia yang beruntung di mata
Allah (tu/libun). Konsep ini menurut Al Qosim ( 2006, 12) digunakan oleh Muhammad saw.
untuk menyampaikan pesan kepada setiap Muslim pentingnya bekerja sebelum menuntut
ilmu. Apabila sudah memiliki mata pencaharian yang cukup untuk membiayai hidup, maka
setiap Muslim dapat melanjutkan menuntut ilm u Apabila belum memiliki mata pencaharian,
l^eliau menyuruh mereka untuk mencari terlebih dahulu.
174 AKUNTANSI SYARLAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Dan sabdanya yang lain:

Sesungguhnya yang paling baik apa yang kam u m akan adalah yang
berasal dari kerjam u, dan sesungguhnya anak-anakm u adalah dari
usahamu.

Dawwabah (2006, 19) memaknai m aisyah sebagai bagian


dari ibadah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sedangkan Wibowo(2007) memaknai m aisyah se.bagai berikut:

Kita tidak b oleh m em batasi status pencarian penghidupan itu sebagai


karya du niaw i an-sich. Tetapi sebaliknya, kita harus m enjadikannya
sebagai bagian dari tabungan untuk kehidupan akhirat. D engan teori
seperti itu sebenarnya kita m endapatkan dua keu ntu ngan sekaligus:
sukses di dunia, dan insya Allah S W T sukses pula di akhirat.

Pemaknaan m aisyah menurut Wibowo (2007) adalah kerja


kebaikan, kerja ibadah, kerja taqwa atau am al shalih ; memandang
kerja sebagai kodrat hidup.
Pemaknaan m aisyah oleh Dawwabah (2006) dan Wibowo
(2007) dapat disimpulkan sebagai bentuk kerja bukan hanya usaha
mencari selisih lebih atau nilai tambah dari aktivitas mengeluarkan
biaya untuk produksi dan mendapatkan hasil dari penjualan.
Mencari kerja adalah bentuk ibadah kerja duniawi untuk mendapat
rezeki penuh barakah sekaligus mencari modal akhirat Kerja jelas
berhubungan langsung dengan ibadah dan pertanggungjawaban
kepada Allah.
Konsep m aisyah seperti ini bila dilihat lebih jauh dalam
praktik bisnis dan akuntansi terwujud dalam bentuk konkrit habitus
para Trah. Maisyah diaplikasikan bukan hanya dalam aktivitas
berekonomi saja. Pak Abbas misalnya mengimplementasikan
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 175

amanah dengan berusaha mencari rezeki untuk diri, sosial dan


lingkungan, semuanya harus memiliki barakah, sebagai perwujudan
ibadah ( shirotol mustaqim). Implementasi amanah Trah NU
seperti diungkap Pak Mahmud atau Pak Dumairi maupun Trah
Muhammadiyah seperti Pak Aziz dan Pak Ishar (termasuk Bu
Pamella maupun Pak Munir), tidak jauh berbeda dengan Pak Abbas.
Penekanan bahwa m aisyab untuk mendapat rezeki yang barakah
dalam rangka beribadah kepada Allah memang merupakan habitus
yang sama.
Bahkan konsep m aisyah tersebut menjadi habitus yang
konkrit (praktik/prac/ice) juga menerjemah dalam aktivitas
akuntansinya. Pak Abbas melihat m aisyah itu adalah bentuk
pencatatan keluar dan masuknya uang untuk mendapatkan rezeki
yang barakah untuk modal shirotol mustaqim yang perlu diimple
mentasikan dalam bentuk laporan. Laporan bukan hanya
mementingkan perusahaan, tapi juga untuk kepentingan sosial dan
lingkungan, dan tujuan akhirnya untuk pertanggungjawaban kepada
Allah. Kesadaran seperti Pak Abbas juga tercermin dalam perilaku
atau habitus Pak Aziz dan Pak Ishar dari Trah Muhammadiyah. Pak
Aziz misalnya mengatakan bahwa m aisyah itu menerjemah dalam
praktik (practice ) beliau ketika menangkap substansi proses
transaksi arus kas. Komentar beliau yang jelas-jelas sangat memiliki
semangat transaksi arus kas berbasis m aisyah adalah pada saat
mengatakan bahwa perputaran uang, keluar masuknya tidak hanya
dilakukan secara teknis seperti pencatatan arus kas biasa, tetapi juga
dilandasi dengan penekanan bahwa pencatatan harus dapat
menunjukkan nilai rezeki yang barakah didasari ibadah kepada
Allah. Bahasa yang berbeda tapi memiliki substansi sama adalah
komentar dari Pak Ishar bahwa mencatat transaksi harus dalam
rangka ibadah agar mendapat barakah.
176 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Proses pencatatan laporan keuangan lebih konkrit lagi bisa


dilihat dari semangat Pak Dumairi sebagai pelaksana manajemen
BMT untuk mengaplikasikan habitus m aisyah sebagai dasar
laporan arus kas. Semangat di sini terlihat dari komentar dan praktik
yang dilihat di lapangan pada waktu penulis berada di BMT Sidogiri.
Seperti ketika akan melakukan pencatatan atas pembiayaan yang
dilakukan bagi nasabahnya, terutama berkenaan dengan
pembiayaan qardhul hassan. Menurut beliau qardhul hassan bukan
merupakan aktivitas charity tapi pembiayaan yang kedudukannya
sama dengan bentuk-bentuk pembiayaan lainnya. Hal ini untuk
memberi simbol maupun realitas keseimbangan bentuk
pencatatan pembiayaan finansial, sosial dan lingkungan yang bersifat
Ilahiah dan Islami. Bukan hanya pencatatan yang dipaksakan
(kewajiban) tetapi pencatatan yang sudah sebagaimana mestinya
dilakukan dengan sadar dan apa adanya. Sehingga pencatatan
qardhul hassan di akun arus kas misalnya diletakkan di akun
transaksi penerimaan (ketika menerima pembayaran bagi hasil) dan
di akun transaksi investasi (ketika menerima pengembalian
pembiayaan qardhul hassan).
M aisyah dengan demikian dapat dijadikan konsep kas
sebagai basis laporan arus kas dalam perspektif akuntansi syariah.
Maisyah merupakan aktivitas bisnis kuantitatif maupun kualitatif
untuk memperoleh dan mengeluarkan kas bernilai fisik penuh
berkah sesuai dengan ketentuan syariah. Meskipun aplikasi maisyah
sebagai dasar arus kas syariah di sini belum sampai dapat
menjelaskan bagaimana barakah itu terdeskripsi secara utuh di
laporan keuangan. Dasar dari seluruh trah yang ditelaah aktivitas dan
pemikirannya, menunjukkan bahwa barakah penting, tetapi mereka
selalu menekankan bahwa barakah itu akan muncul dengan
sendirinya, tanpa harus tercatat, meski sebenarnya bila di telusuri
Mengembangkan K onsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 177

lebih lanjut mereka sebenarnya sepakat bahwa barakah menjadi


penting bila dapat dicatat. Kekhawatiran beberapa informan, seperti
Pak Dumairi mengenai akun barakah bila itu diformalkan, sepertinya
menangkap ada nilai u ju b (sombong) dan (menonjolkan diri)
yang tidak bisa dimaterialisasikan. Tetapi secara umum, baik Pak
Abbas, Pak Aziz dan Pak Ishar, mengatakan bahwa mencatat
barakah penting karena akan menunjukkan akuntabilitas yang lebih
riil. Meskipun, menurut ketiganya, hal tersebut tidak pernah ada
dalam laporan keuangan standar. Pandangan seperti itu wajar, karena
dunia teknis akuntansi menurut mereka belum pernah dapat
mengakomodasi kepentingan Islam secara utuh. Berikut tabel
ringkasan dari masing-masing Trah yang memperlihatkan konsep
ma'isyah sebagai bentuk dasar arus kas syariah.
Tabel 7. Ringkasan Konsep Maisyah Masing-masing Trah
sebagai Dasar Konsep Arus Kas Syariah
Trah Maisyah Sebagai Dasar Arus Kas Syariah

Sarekat Islam Mencatat uang masuk dan keluar untuk


mendapatkan rezeki yang barakah untuk modal
shirotol mustaqim

Nahdlatul 'Ulama Pencatatan uang masuk dan keluar penting


sebagai bentuk relasi sosial dakwah bil haal.

Muhammadiyah Mencatat keluar masuknya uang untuk


mendapatkan rezeki yang barakah dalam
rangka ibadah.

M aisyah sebagai aktivitas bisnis dalam bentuk transaksi


kuantitatif untuk memperoleh dan mengeluarkan kas dengan tetap
menekankan keseimbangan kepentingan diri/finansial - sosial -
lingkungan. Maisyah sebagai aktivitas bisnis dalam bentuk
transaksi kualitatif merupakan refleksi keberkahan yang selalu
melekat dalam aktivitas bisnis untuk membentuk arus kas.
Mudahnya aktivitas bisnis dalam mendapatkan dan mengeluarkan
178 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

arus kas ternyata juga bukan hanya bersifat material saja. Maisyah di
samping penuh berkah juga berkenaan dengan ibadah dan
ketundukan. Makna ketundukan adalah m a isyah untuk
mendapatkan rezeki yang barokah dalam rangka mengabdi kepada
Allah bersandar pada ketentuan syariah, yaitu halal, thoyib dan
bebas riba

6.3.2. Rixq. Basis Laporan Nilai Tambah Syariah


Rezeki ( rizq ) merupakan proses kedua dan hasil dari setiap
muslim bekerja. Konsep rezeki sebenarnya bersandarkan pada kata
utama dari satu nama Allah, yaitu Rabb. Kata Rabb dapat ditemukan
misalnya dalam Al Quran Surat Al Fathihah ayat 2 Rabb yang berada
dalam satu kalimat R abbila lam in, menunjuk Tuhan sebagai Tuhan
Yang Ditaati, Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Sedangkan
dalam etimologi Arab dapat berarti dua, yaitu Penguasa ( Sovereign)
dan Pemberi Rezeki ( Sustainer ) (Muslehudin 2004,100). Muslehudin
(2004) menghubungkan dua makna tersebut sebagai sebuah
hubungan antara konteks ekonomi dan politik, tetapi dalam
penelitian ini tidak akan dibahas lebih jauh. Yang jadi perhatian di sini
adalah menekankan salah satu makna yang berhubungan dengan
konsepsi ekonomi, yaitu pemberi rezeki.
Konsep rezeki memang sarat nilai-nilai Ketuhanan
(.llahiyyah ), sarat-sarat nilai kesucian atas apa yang kita lakukan
dalam menjalani hidup. Semua ini menurut Muslehudin (2004,102)
merupakan implementasi dari Keadilan Ilahi yang bertujuan untuk
keadilan sosial yang diupayakan oleh Hukum Ilahi. Allah
menjanjikan penghidupan kepada semua makhlukNya bahkan
membagi berdasarkan kebutuhan dan kapasitasnya. Kepada
sebagian orang, Allah memberi kelimpahan, sementara kepada
sebagian lainnya memberikan keterbatasan, tetapi dengan janji Allah
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 179

bahwa Allah akan menjaga semua bertahan dengan tidak mengalami


pengurangan. Prinsip keadilan dalam akuntansi, seperti juga
dijelaskan Irianto (2003; 2006) adalah bentuk perilaku bisnis dan
pencatatan dalam melihat perolehan keuntungan harus tetap
mengedepankan amanat Tuhan, dan bahkan menginternalisasikan
atau menghadirkanNya dalam proses pencatatan transaksi bisnis itu
sendiri.
Konsep rizq di lapangan bahkan lebih nampak aplikasinya
pada aktivitas bisnis Trah-trah. Selain konsep rezeki (atau biasa
disebut rejeki oleh mereka) memang lebih menunjukkan kesamaan
logika dengan proses pencatatan laba akuntansi yang selama ini ada
dan mereka kenal. Tetapi kesenjangan muncul ketika harus
berhadapan dengan bentuk laporan keuangan, seperti Laporan Laba
Rugi. Hal itu muncul karena kopnsep laba dalam Laporan Laba Rugi
tidak memberikan kesamaan logika dengan rezeki. Rezeki menurut
mereka lebih sesuai bila dengan konsep nilai tambah. Keseuaian ini
lebih pas karena implementasi rezeki memang lebih mudah
dikoneksikan dengan konsep value added income, dan bukannya
laba. Berdasarkan hal tersebut jelas makna laba ( income ) yang tepat
bagi mereka adalah makna nilai tambah dan lebih Islami.
Pak Abbas misalnya mendeskripsikan rezeki itu adalah hasil
dari bekerja ( ma'isyab ) yang harus bernilai tambah, baik untuk
kepentingan perusahaan secara finansial, tetapi juga harus bernilai
sosial dan lingkungan untuk modal menuju shirotol mustaqim
Demikian pula Pak Dum airi, mendeskripsikan rezeki sebagai nilai
tambah yang bersifat sosial dan lingkungan sebagai bagian dari
aktivitas dakwah. Ungkapan pertanggungjawaban kepada Allah atas
rezeki bagi Pak Dumairi memang lebih menekankan pada gaya bisnis
beliau karena beliau selalu melihat Islam itu bukan agama yang
individual, tetapi agama dakwah dan berorientasi pada kepentingan
180 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

masyarakat. Sehingga ketika mendeskripsikan rezeki juga selalu


diarahkan pada pola rezeki sebagai bagian dari bisnis tidak boleh
lepas dari aktivitas dakwah. Inilah yang mungkin disebut sebagai
rezeki bernilai tambah.
Pak Aziz dan Pak Ishar lebih menekankan bahwa
mendapatkan rezeki itu di samping untuk kepentingan pribadi dan
keluarganya juga melihat bahwa rezeki harus barakah dalam rangka
mengabdi kepada Allah. Meskipun terkesan seperti lebih
independen daripada Pak Dumairi yang lebih terikat dengan simbol
NU sebagai agama dakwah, agama pencerahan bagi masyarakat
sekelilingnya. Namun baik Pak Aziz dan Pak Ishar melihat bahwa
rezeki yang didapatkan harus bernilai tambah dan memenuhi
tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai wujud ketundukan
kepada Allah. Berikut tabel ringkasan dari masing-masing Trah yang
memperlihatkan konsep rizq sebagai bentuk dasar nilai tambah
syariah.
Tabel 8. Ringkasan Konsep Rizq (Rezeki) Masing-masing
Trah Sebagai Dasar Konsep Nilai Tambah Syariah
Trah Rlzq Sebagai Dasar Nilai Tambah Syariah

Sarekat Islam Rezeki sebagai hasil bekerja yang bernilai tambah, baik
untuk kepentingan perusahaan maupun sosial dan
lingkungan untuk m odal"shirotol mustaqim'

Nahdlatul 'Ulama Rezeki usaha hasil bekerja yang bernilai tambah untuk
kepentingan internal maupun sosial dan lingkungan
dalam rangka dakwah bil haal.

Muhammadiyah Rezeki bernilai tambah untuk diri, sosial dan lingkungan


dalam rangka ibadah

Rizq dengan demikian dapat dijadikan untuk mendefi


nisikan konsep rezeki bernilai tambah (atau disingkat nilai tambah)
sebagai basis laporan nilai tambah syariah dalam perspektif
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 181

akuntansi syariah. Nilai tambah syariah merupakan nilai tambah


yang didapatkan (baik finansial, sosial dan lingkungan) dan telah
disucikan/tazkiyah (secara halal\ thoyib dan bebas riba) mulai dari
pembentukan, hasil sampai distribusinya. Implikasinya, pertama,
proses pembentukan nilai tambah syariah harus selalu tersucikan
secara konsisten. Caranya adalah melaksanakan aktivitas ekonomi
dalam batas-batas yang diperbolehkan syara (halal) dan berman
faat/menenangkan batin (thoyib). Sebaliknya aktivitas ekonomi
yang melanggar ketentuan adalah Haram. Kedua, pertumbuhan
harta dan mekanisme usaha yang sehat, hasil dari didapatkannya
rezeki, harus dilakukan untuk menghilangkan sifat berlebihan ( halal
dan thoyib) dan menjalankan aktivitas usaha bebas riba dalam segala
bentuknya. Dari sisi finansial, bebas riba adalah melakukan proses
kerja sama berdasar keseimbangan antara intermediasi (jual beli),
produktif dan ekstraktif (seperti dikembangkannya model
m u zaraah dan musaqah). Dari sisi kepentingan sosial dan
lingkungan, reduksi-riba dilakukan dengan melakukan relasi sosial
dan lingkungan alam secara pro-aktif berlandaskan prinsip
shadaqah. Ketiga, implikasi bentuk distribusi rezeki bernilai tambah,
harus dilakukan secara optimal pada kebaikan sesama, merata dan
tidak saling menegasikan. Seberapapun keikutsertaan harus dicatat
dan diakui sebagai potensi yang berhak mendapatkan bagian dalam
pembagian nilai tambah. Artinya, bukan meletakkan prinsip
keadilan berdasarkan etika Barat (berdasar utilitas, konsensus dan
disahkan melalui hukum positif). Tetapi keseimbangan dan keadilan
berdasar A dalah/ Keadilan Ilahi yang berwujud kesejahteraan sosial
untuk semua dan harus selalu melalui proses tazkiyah. Seperti
dijelaskan sebelumnya di bab ini juga, bahwa Islam melihat nilai
keadilan sebagai keadilan Ilahi yang melandasi pemikiran ekonomi
dan akuntansi dalam Islam sejak awal. Bahkan, menurut Chapra
182 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

(2000, 212), Al Quran menempatkan keadilan sebagai bagian


terpenting dalam struktur keimanan dalam Islam.

633- Maah Basis N eraca Syariah


Kekayaan ( m aal ) diperoleh dari hasil bekerja mencari rezeki
penuh berkah. Kekayaan bukanlah tujuan utama tetapi merupakan
dampak ikutan. Dijelaskan Hamka bahwa kekayaan hanyalah alat
dan bukan tujuan itu sendiri, karena tujuan utama adalah mengingat
Allah, menuju ridha Allah serta menegakkan jalan Allah (1984, 242).
Mencari rezeki yang utama berorientasi ketakwaan, ketundukan dan
pengabdian kepada Allah semata. Niat utama seorang Muslim adalah
mengingat Allah.
Mengumpulkan harta dalam Islam diungkapkan Bablily
(1990, 35-38) tidak diharamkan, bahkan sebaliknya dianjurkan dan
suatu hal yang terpuji dengan syarat diperoleh, dikembangkan dan
digunakan secara baik sesuai syariah. Allah menyebutkan dalam
banyak ayat, bahwa kekayaan adalah nikmat dari Allah (QS. Ad
Dhuha: 8); Allah akan mengaruniai hamba-Nya dengan kelimpahan
harta (QS Al Mudatsiir: 12); Allah menjadikan istighfar sebagai sebab
untuk mendapatkan kekayaan (QS Nuh 10-12). Hal ini ditegaskan
dalam beberapa ayat Al Quran seperti ditegaskan di bawah ini:

M ak a A ku k a ta k a n k e p a d a m ere k a : 'M o h o n la h a m p u n k e p a d a
T u h a n m u , sesu n g g u h n y a dia adalah Maha P engam p u n. N iscaya dia
a k a n m en g irim k a n h u ja n k e p a d a m u d e n g a n le b a t, d an m e m
b a n y a k k a n harta dan a n ak -an ak m u , dan m en g ad ak an u n tu k m u

k e b u n -k e b u n dan m en g ad ak an (p u la di d alam n y a) u n tu k m u sungai-


sungai. (Q S. Nuh: 10-12)

H ingga apabila kam i tim p ak an azab, kepada oran g-orang yang hid u p
m ew ah di antara m erek a, d en g an serta m erta m erek a m e m e k ik m inta

tolon g. ( Q S 2 3 :6 4 )
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 183

Sesungguhnya m erek a sebelum itu hidup b erm e w a h a n (QS. 56:45)

Hai oran g-orang berim an , jangan lah hartam u dan anak-an akm u
m elalaikan k am u dari m engingat Allah. B aran gsiap a b erb u a t
dem ikian m aka m ereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. 6 3 :9 )

Apabila perolehan kekayaan berbentuk uang atau lainnya


tanpa niat dalam rangka beribadah dan mencari ridha Allah, maka
niat tersebut hanya terbatas pada rezeki yang didapat. Sebaliknya,
apabila perolehan kekayaan diniatkan dan diibadahkan untuk selalu
mengharap ridha Allah, maka kekayaan pasti penuh berkah.
Muhammad saw. bahkan bersabda:

sebaik-baik harta yang bagus adalah yang dim iliki oleh seorang
ham ba yang sh oleh (HR. Tarmidzi).

Terjemahan konsep m aal di lapangan, di samping terdefinisi


sebagai harta yang Islami, juga bagi para informan dari beberapa
Trah menunjukkan kesamaan pikiran, yaitu m aal atau harta adalah
bentuk akhir aktivitas bisnis dan bukan yang dituju oleh setiap
Muslim. Kesamaan pikiran bukan berarti setiap informan memiliki
kesamaan yang identik. Sebaran budaya, tradisi, perilaku tetap
saja berpengaruh terhadap pemahaman terhadap konsep harta di
masing-masing trah. Hanya memang secara umum pemahaman
masing-masing informan terhadap konsep harta dapat dikatakan
memiliki kesamaan. Beberapa kesamaan mengenai konsep harta
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Bagi Pak Abbas misalnya, m aal dianggap sebagai kekayaan
yang didapatkan untuk proses menabung untuk hari akhir. Maal
adalah kekayaan yang didapatkan beliau dari rezeki yang didapatkan
setelah berusaha dan melakukan aktivitas bisnisnya. Perilaku seperti
184 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

ini jelas meletakkan bahwa harta bukanlah yang dicari atau sebagai
kepentingan utama dalam bisnis, tetapi harta yang didapatkan
merupakan saving bukan hanya untuk kepentingan dunia, tetapi
lebih penting lagi maal sebagai tabungan untuk hari akhir. Hal ini
merupakan aplikasi dari fungsi ketundukan manusia kepada Allah
Cabd A llah ) setelah melakukan agenda sebagai wakil Allah di bumi
(khalifatullah f i l ardh ) dengan cara bertebaran di muka bumi.
Bertebaran di muka bumi sebagai khalifatulah f i l ardh dalam
kerangka m aisyah (mencari penghidupan) untuk mendapatkan
rezeki. Kesatuan a b d Allah dan khalifatullah f i l ardh untuk
mendapatkan harta bagi Pak Dumairi dianggap sebagai bentuk
dakw ah bil haal (dakwah secara langsung). Dakwah seperti ini
menegaskan ketundukan setiap Muslim untuk menjalankan
Keislamannya melakukan aktivitas bisnis sesuai nilai-nilai Islam dan
berakhir pada tujuan syariah, yaitu mashlahah Mashlahah di sini
ditetapkan sebagai aktivitas untuk mendistribusikan harta baik
untuk diri, organisasi (BMT), sosial (masyarakat pasar sekitar BMT)
dan lingkungan (aktivitas BMT melaksanakan agenda produktif
seperti mengelola sawah).
Menarik lagi adalah pandangan mengenai sifat akuntansi dari
m aal berdasarkan ungkapan Pak Aziz. Beliau mengungkapkan
bahwa m aal sebagai dampak dari rezeki yang barakah,\ tidak boleh
serakah. M aal adalah bentuk kekayaan itu sendiri. Maal atau
Kekayaan yang didapatkan sebagai hasil akhir untuk berusaha
mendapatkan rezeki harus berdampak pada kebarakahan. Kekayaan
tidak boleh mengedepankan keserakahan. Atau dalam bahasa
neracanya, ekuitas tidak harus tinggi, tetapi cukup, karena ekuitas
yang diperlukan bagi perusahaan masih terdapat hak ekuitas lain,
seperti ekuitas sosial maupun lingkungan. Berikut tabel ringkasan
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 185

dari masing-masing Trah yang memperlihatkan konsep m aal sebagai


bentuk dasar neraca syariah.
T ab el 9. Ringkasan Konsep Maal Masing-masing Trah
sebagai Dasar Konsep Neraca Syariah
Trah Maal Sebagal Dasar Neraca Syariah

Sarekat Islam Kekayaan yang didapatkan bukan hanya untuk kepen


tingan bisnis tetapi juga untuk kepentingan hari akhir.

Nahdlatul 'Ulama Kekayaan sebagai bentuk dakwah bil haal merupakan


akumulasi rezeki yang didalamnya untuk kepentingan
mashlaha (kebaikan) umat, baik internal, sosial maupun
lingkungan.

Muhammadiyah Kekayaan yang didapatkan selelah mendapatkan rezeki


harus memiliki dampak (ekuitas) yang barakah dalam
rangka ibadah.

Maal dengan demikian dapat dijadikan untuk mendefi


nisikan konsep kekayaan sebagai basis neraca dalam perspektif
akuntansi syariah. Neraca berbasis m aal sebagai kekayaan syariah
perusahaan berbentuk aset, kewajiban dan ekuitas bernilai
keseimbangan. Arti keseimbangan di sini tidak hanya berkenaan
dengan saving untuk kepastian aliran masa depan saja, tetapi juga
bentuk penanaman modal untuk investasi yang melampaui realitas,
investasi surga serta berhubungan dengan kepentingan finansial,
sosial dan lingkungan. Keseimbangan kekayaan syariah harus selalu
tersucikan melalui proses tazkiyah. Tazkiyah kekayaan bermakna
setiap kekayaan perolehannya harus halal , thoyib dan bebas riba.

6.3.4. Tujuan L ap oran K euangan S y a riah


Berdasarkan penjelasan panjang lebar di atas, alur ma'isyah-
rizq-maal merupakan perilaku, modal\ dan realitas dari masyarakat
Muslim di lapangan. Ketiganya berjalin berkelindan sesuai rumus
186 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Bourdieu untuk menentukan p raktih iya, Praktik tersebut dapat


diterjemahkan sebagai kegiatan akuntansi masyarakat Muslim
Indonesia. Alur m aisyah-rizq-maal secara sadar ( consciousness)
maupun tidak sadar ( unconsciousness ) telah menjadi model
akuntansinya (habitus/ perilaku). Untuk memudahkan dapat dilihat
gambar di bawah mengenai trilogi laporan keuangan syariah:

Gambar 6. Trilogi Laporan Keuangan Syariah

Dengan demikian alur m aisyah-rizq-maalse bagai tiga nilai


utama dapat dijadikan dasar penentuan tujuan laporan keuangan
syariah yang sesuai tujuan akuntansi syariah sebagaimana
disebutkan di Bab 4. Tujuan laporan keuangan syariah adalah
realisasi tujuan akuntansi syariah yang memiliki nilai m aisyab
untuk mendapatkan rizgdan berdampak pada m aal yang barakah .
Tujuan akuntansi syariah seperti diketahui di Bab 4
mensyaratkan realisasi kecintaan setiap akuntan kepada Allah dalam
kapasitasnya sebagai a b d Allah menjalankan seluruh aktivitas
organisasinya dengan penuh ketundukan. Ketundukan disertai (baik
M engembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 187

secara bersamaan maupun sebagai konsekuensi logisnya) menjadi


khalifatu llah f i l ard h menjalankan seluruh aktivitasnya secara
kreatif. Ketundukan dan kreativitas dilaksanakan baik dalam bentuk
materi, batin dan spiritual, sesuai nilai-nilai Islam dan tujuan syariah.
Konsekuensi tujuan akuntansi syariah secara konseptua menggiring
akuntansi syariah untuk menetapkan konsep dasar teoritis
akuntansi syariah menggunakan shari'ate enterprise theory.
Tujuan akuntansi syariah di samping memiliki konsekuensi
secara substansial juga memiliki konsekuensi teknis. Konsekuensi
teknis tujuan akuntansi syariah menggiring pada bentuk laporan
keuangan syariah secara keseluruhan. Bentuk konkritnya adalah
penggunaan kalimat Bism illahirrahm aanirrabiim ?5 atau biasa
disebut Basmallah, di seluruh laporan keuangan syariah. Mengapa
hal ini menjadi penting? Pertimbangan paling utama merujuk pada
keterangan Shihab (2005, 11) yang menyebutkan bahwa Allah
memulai kitab-Nya dengan Basmallah, dan memerintahkan
Rasulullah, Muhammad saw sejak turunnya wahtu pertama sampai
akhir untuk melakukan pembacaan dan semua kegiatan atas nama
Allah. Seperti diketahui, ayat dari wahyu pertama yang turun kepada
Rasulullah adalah Iqro bismi Rabbika yang artinya bacalah dengan
nama Tuhan-Mu. Memulai dengan nama Allah adalah adab dan
bimbingan pertama yang diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya.
Permulaan ini sesuai dengan kaidah utama ajaran Islam yang
menyatakan bahwa Allah adalah Al-Awwal wa al Akhir wa az-Zahir
wa al-Bathin yang artinya Dia yang pertama dan Dia pula yang
Terakhir, Dia yang nampak dengan jelas (berdasarkan bukti-bukti
wujud-Nya)dan Dia pula yang Tersembunyi (terhadap siapapun dan
apapun hakikat-Nya). Allah yang Maha Suci merupakan wujud yang

93 Bismillahirrabmaanirrahiim Merupakan ayat pertama di seluruh Al Quran (Al Fatihah


ayat pertama) dan menjadi ayat pembuka bagi seluruh surah-surah Al-Quran.
188 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

haq, yang dari-Nya semua wujud memperoleh wujudnya, dan


dari-Nya semua yang memiliki permulaan. Karena itu, dengan
nama-Nya segala sesuatu harus dimulai dan dengan nama-Nya
terlaksana setiap gerak dan arah.
Membaca Basmallah penting karena ketika membacanya
dan memulai suatu pekerjaan, katakanlah membuat laporan
keuangan syariah, harus disadari titik tolaknya adalah Allah SWT.,
dan bahwa pembuatan laporan keuangan dilakukan karena Allah.
Laporan tidak akan pernah dilakukan dan terlaksana kecuali atas
bantuan dan kekuasaan Allah SWT. Inilah bentuk batiniah laporan
keuangan syariah sebagai bagian dari doa perusahaan.
Penggunaan kata basmallah sebagai bentuk batiniah secara
teknis dalam laporan keuangan memang menjadi semacam doa atau
pernyataan dari pembuat laporan keuangan, bahwa ia memulai
pekerjaannya atas nama Allah. Memulai pekerjaan atas nama Allah
menurut Shihab (2005,12) dapat juga diartkan sebagai perintah dari
Allah meskipun kalimat tersebut bukan kalimat perintah, yang
menyatakan bahwa Mulailah pekerjaanmu dengan nama Allah.
Makna batin di sini memang penting bagi laporan keuangan syariah,
yang memang secara substansial memberi simbol laporan
keuangan yang berbentuk materi tetapi juga memiliki makna batin,
dan makna batin tersebut adalah jembatan bagi materialisasi aktivitas
keuangan perusahaan untuk selalu terhubung tanpa putus pada
nilai-nilai spiritual, nilai-nilai religius, nilai Ilahiah laporan keuangan.
Simbolisasi nilai Ilahiah laporan keuangan akan
merefleksikan kebaikan aktivitas keuangan perusahaan yang akan,
yang sedang dilakukan dan bahkan ketika aktivitas keuangan
perusahaan telah selesai. Semua aktivitas keuangan yang
mengatasnamakan Allah, maka aktivitas keuangan tersebut Insya
Allah selalu berkaitan dengan kebaikan, terhindar dari nafsu
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 189

berlebihan yang tak diinginkan, tidak merugikan diri sendiri, orang


lain, masyarakat, dan lingkungan alam. Aktivitas keuangan
perusahaan telah didoakan dan secara batiniah telah diorientasikan
pada keinginan untuk membawa manfaat bagi diri, masyarakat dan
lingkungan sebagai pertanggungjawaban dan niat utama hanya pada
Allah semata. Niat utama hanya kepada Allah semata juga berkenaan
dengan simbolisasi dan makna seperti yang ditafsirkan oleh
ThabathabaI dalam Shihab (2005,14) agar setiap pekerjaan (dalam
hal ini adalah pembuatan laporan keuangan syariah) di samping
untuk mengabadikan nama Allah, mengenang sifat dan
keistimewaan Allah agar selalu ingat kepada-Nya (di setiap aktivitas
pembuatan laporan keuangan syariah), juga yang paling penting
adalah agar laporan keuangan tersebut bernilai barakah.
Niat sebagai dasar dicantumkannya Basmallah merupakan
aspek penting pembuatan laporan keuangan sebagai bentuk
pelaksanaan fungsi a b d Allah>,yaitu dalam rangka ketundukan dan
ibadah kepada Allah. Peran niat dalam Islam adalah penegasan awal
keikhlasan beribadah sebagai bukti ketaatan kepada Allah. Niat
sebagai dasar setiap aktivitas agar bermakna ibadah di hadapan Allah
ditegaskan oleh Rasulullah saw sebagaimana diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim (Bahreisy 1986,11):

Umar bin K h atrab ra. Berkata: Saya telah m endengar Rasulullah saw
bersabda: Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal, tergantung
pada niat. Dan apa yang diinginkan tiap oran g adalah apa yang ia
niatkan. Maka b arangsiap a b erh ijrah (b e rp in d a h dari k e k a fira n
m enuju Islam ) sem ata-m ata karena tunduk kepada Allah, m aka hijrah
itu diteria oleh A llah dan Rasulullah. D an siapa yang berhijrah karena
keuntungan du nia yang dikejarnya, atau karena w anita yang akan
din ikah inya, m aka h ijrah n y a te rh e n ti pada apa yang d in iatk an
tersebut (HR B u khari dan Muslim).
190 AKUNTANSI SYARIAH; TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Basmalah dengan demikian dapat ditegaskan di sini


memang penting sebagai awal dari niat yang menjadi rujukan tujuan
akuntansi syariah secara teknis, yaitu simbol niat ketundukan atau
ketaatan perusahaan menyajikan laporan keuangn syariahnya atas
nama Allah.

6.4. PENDEKATAN ARTIKULASI TRILOGI LAPORAN


KEUANGAN SYARIAH
Trilogi laporan keuangan syariah saling memiliki
keterkaitan dan mirip articulated approach (pendekatan artikulasi)
akuntansi. Berkaitan keterhubungan seperti itu, trilogi laporan
keuangan syariah sebenarnya memiliki substansi articu lated
approach, yaitu keterkaitan dan hubungan secara matematis (Wolk
et a l 1989, 264-267; Harahap 2002, 203-205). Tetapi bila dilihat lebih
jauh, ternyata articu lated approach trilogi laporan keuangan
syariah tidak menggunakan revenue-expense approach maupun
asset-liability approach.
Konsep revenue-expense approach menurut Harahap (2002,
205) menganggap bahwa laporan utama adalah laporan laba-rugi.
Laba rugi diperoleh dari proses matching biaya dari hasil yang diakui.
Neraca hanya merupakan by product dari proses pengakuan dan
pengukuran laba, kumpulan deffered charges dan deffered credits.
Kelemahan konsep ini adalah ternyata dalam sifatnya tidak semua
d e ffe r e d charges (pem bebanan yang ditunda dalam laba rugi)
merupakan perkiraan asset sebagaimana definisinya. Dijelaskan oleh
Mulawarman (2006a, 232) bahwa implementasi konsep matching
dalam revenue-expense approach jelas berbeda dengan pendekatan
ekstensi v alu ead d ed incom e sebagai dasar dari laporan nilai tambah
syariah dan tidak dapat digunakan dalam konsep laporan keuangan
syariah karena tidak sesuai dengan Islamic values dan maqashid
asy-syariah, karena tiga alasan:
M engem bangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 191

Pertama, pengakuan p en d ap atan b e rk a ita n d en g an realisasi


pend apatan a k a n berim p likasi pada sifat d asar halal (permitted).
Kedua, pengakuan p en d ap atan d alam p ro se s p e m b e n tu k a n
pend apatan b erb asis akru al dan d itetap k an n y a time value o f money
beru jun g riba( interest). Ketiga, prinsip p en an d in gan p end ap atan dan
biaya juga b elu m sesu ai dengan tu juan syariah.

Menurut Mulawarman (2006a, 232) dalam penandingan tidak


tampak aspek keadilan sosial, tetapi hanya muncul apa yang disebut
Triyuwono (2004) sifat egositik akuntansi. Pengakuan hanya
berkaitan dengan biaya dan manfaat yang bersifat privat. Privat di
sini diartikan sebagai pencatatan biaya dan pendapatan dari sudut
pandang kepentingan perusahaan. Dapat dikatakan pendekatan
yang dilakukan adalah dalam kerangka Entity Theory. Sedangkan
pendapatan dan biaya yang sifatnya publik sama sekali tidak
disajikan. Sifat egoistik akuntansi berimplikasi pada masalah
ketimpangan keadilan dan tidak sesuai dengan tujuan akuntansi
syariah dan terutama tujuan syariah. Sifat sosial-lingkungan
akuntansi syariah memang perlu masuk dalam realitas laporan
keuangan m andatory dan bukannya voluntary seperti muncul
dalam disclosure dalam konteks akuntansi konvensional. Sifat
publik dalam akuntansi konvensional jelas masih dilakukan
pemisahan dalam konteks disclosure yang memuat pemisahan
laporan keuangan m andatory (kuantitatif) dan voluntary
(kuantitatif maupun kualiatatif).
Menurut Wolk et., al. (1989, 267) laporan keuangan lebih
ditekankan pada pengukuran asset dan liabilities karena keduanya
adalah sesuatu yang nyata dan eksis dan lebih mementingkan
pengukuran peningkatan net assets. Konsep ini kemudian mengarah
pada akun owners equity sebagai basis double entry bookkeeping.
Income dan komponen lainnya seperti revenues, gains, expenses dan
192 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

losses hanyalah secondary concept yang mudah dilaporkan setelah


perubahan asset dan liabilities.
Asset liability approach jelas berbeda dengan pendekatan
m aisyah-rizq-maal karena asset liability approach lebih
mementingkan kekayaan. Seperti dijelaskan di atas bahwa dalam
trilogi m aisyah-rizq-maal, m aal atau kekayaan bukan tujuan dari
Islam, kekayaan hanyalah merupakan dampak ikutan. Rezeki dan
kekayaan hanyalah salah satu jalan menuju ketakwaan, ketundukan
dan pengabdian kepada Allah semata.
Berdasarkan hal itu pula maka konsep m aisyah-rizq-maal
sebagai basis konsep laporan keuangan syariah lebih menekankan
artikulasi laporan nilai tambah syariah ( rizq ). Mengapa demikian?
Karena laporan nilai tambah syariah yang dilandasi tujuan
syariah ( m aqashid sy aria h ) untuk merealisasikan mashlahah
(kesejahteraan bagi semua) dalam lingkup payung nilai-nilai Islam.
Berdasarkan kesejahteraan untuk semua itulah nilai tambah menjadi
konsep yang harus selalu hadir sebagai bagian dari ciri khas Islam.
Konsep m aisyah-rizq-maal berdampak pada artikulasi
berbasis kesatuan laporan ekonomi, sosial dan lingkungan. Seperti
dijelaskan di Bab 1 responsibilitas sosial dan lingkungan akuntansi
syariah berbeda dengan akuntansi konvensional maupun akuntansi
lingkungan seperti Mook et al. (2003; 2005) atau Dorweiler dan
Yakhou (2005). Usulan Sulaiman (2000; 2003) mengenai perluasan
ICRs dari Baydoun dan Willett (1994; 2000) menekankan
kepentingan sosial dan lingkungan berbasis syariah. Menurut
Sulaiman (2000) dan Sulaiman dan Willett (2003) penekanan keadilan
sosial tidak hanya melakukan pelaporan lingkungan, kepentingan
minoritas, karyawan dan sebagainya. Laporan keuangan seharusnya
memberikan penekanan Habilitas zakat bagi shareholder Muslim,
sebagai alat untuk redistribusi income. Laporan keuangan dalam
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 193

perspektif Islam harus dapat menunjukkan keterkaitan antara


shareholders Muslim dengan kewajibannya terhadap zakat, yaitu alat
untuk redistribusi laba (income). Di samping itu, bila dilihat dari
perspektif Barat ( Western perspective ) juga berkenaan dengan
masalah bunga ( interest) dan ketidakadilan praktik dagang, tidak
secara eksplisit menjadi aspek sosial yang penting. Sedangkan Islam
jelas menggarisbawahi pentingnya masalah tersebut dalam koridor
syariah, karena hal tersebut akan berdampak pada kebaikan
komunitas ( well-being o f the community).
Berbeda dengan Sulaiman dan Willett (2003), sebenarnya
kesatuan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan tidak dapat diukur
secara terpisah dari tiga laporan utama dengan menetapkan
pelaporan ( disclosure) yang sifatnya mandatory. Penggunaan,
misalnya extended GRI dari Sulaiman dan Willet (2003) jelas masih
membuka peluang perusahaan Islam melakukan manipulasi dan
disparitas kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan. Laporan
keuangan Islam berbasis m aisyah-rizq-maal harus mengakomodasi
indikator kinerja sosial dan lingkungan, terutama dalam ketiga
laporannya, baik kualitatif-kuantitatif. Laporan keuangan Islam
berbasis ma 'isyah-rizq-maal juga harus berkaitan dengan ketentuan-
ketentuan syariah, seperti reduksi-reduksi riba (interest), aktivitas
haram, transaksi gharar, jaminan atas karyawan maupun pekerja,
dan lain-lain. Semua terakomodasi dalam trilogi laporan keuangan
m aisyah-rizq-maal secara mandatory (wajib).

6.5. PENGAKUAN TRILOGI LAPORAN KEUANGAN


SYARIAH
Dampak pendekatan artikulasi nilai tambah syariah
mengarah pada perluasan pengakuan atas akuntabilitas lebih luas
dan pengukuran berbasis zakat. Pertama, pengakuan trilogi laporan
194 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

keuangan syariah secara teknologis mengacu pada teknosistem


laporan keuangan Mulawarman (2006a). Kedua, mengacu pada
kriteria perluasan akuntabilitas akuntansi syariah yang menetapkan
sinergi oposisi biner Abdullah dan K halifatullah f i l ardh
(Mulawarman 2006a, 193).
Pengakuan ketundukan akuntansi dilakukan melalui proses
penyucian harta dan segala sesuatu yang diperoleh, diproses dan
didistribusikan perusahaan. Pengakuan ketundukan dibagi menjadi
dua, yaitu ketundukan primer dan sekunder. Pengakuan
ketundukan primer berupa ketetapan halal atas setiap input, proses
dan distribusi yang dilakukan perusahaan. Ketetapan halal baik halal
zaty (bentuknya) dari sisi finansial, maupun zam an y (waktu
pelaksanaan), makany (tempat pelaksanaannya), dan halal hukmy
(proses mendapatkan dan menggunakannya) dari sisi sosial dan
lingkungan. Pengakuan ketundukan sekunder berupa ketetapan
bebas riba atas seluruh aktivitas finansial, sosial maupun lingkungan.
Reduksi riba dalam akuntansi berupa pereduksian riba seluruh
aktivitas ekonomi menjadi baV serta bentuk reduksi aktivitas riba
sosial menjadi shadaqah. Pengakuan ketundukan primer dan
sekunder seperti itu masih bersifat materi. Pengakuan ketundukan
primer dan sekunder masih memiliki satu syarat lagi. Penetapan
syarat halal dan bebas riba harus dapat memberikan dampak batin,
yaitu Thoyib. Syarat thoyib adalah bentuk ketenangan secara
spiritual setelah bentuk ketundukan materi maupun syariah
dijalankan sebagai pertanggungjawaban kepada Allah.
Pengakuan kreativitas dibagi menjadi primer dan sekunder.
Pengakuan kreativitas primer yaitu akuntabilitas finansial, terdiri
dari pemegang saham, karyawan, kreditor, pemerintah, pemasok,
pelanggan dan lainnya. Pengakuan kreativitas sekunder yaitu
akuntabilitas sosial (meliputi masyarakat secara umum khususnya
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 195

mustahiq dan lingkungan alam dalam arti menjaga, memperbaiki dan


melestarikan alam) dan lingkungan (yaitu pihak yang memberikan
kontribusi bagi hidup dan matinya perusahaan sebagaimana pihak
Allah dan manusia).

6.6. PENGUKURAN TRILOGI LAPORAN KEUANGAN


SYARIAH
Dampak kedua articulated approach akuntansi mengarah
pada pengukuran berbasis zakat. Pengukuran sesuai trilogi laporan
keuangan syariah dapat mengacu pemikiran mengenai current
value dari Baydoun dan Willett (1994; 2000). Pendekatan current
value usulan Baydoun dan Willett (1994; 2000) menegaskan basis
current value menggunakan pendekatan CoCoA dari Gambling dan
Karim (1991). Penggunaan CoCoA sebagai basis pengukuran dapat
dirujuk langsung dari Chambers (1975). Menurut Chambers (1975,
397) pengukuran berbasis current valu e mengikuti beberapa
kondisi berikut:
1. A11 the assets should be stated at the best approximation
to their money equivalents, in their then state a n d
condition, at the date o f the balance sheet.
2. All transactions shall be accounted f o r in the amounts a t
which they occurred.
3 All variations fr o m the costs or book values o f assets,
which are not already brought into account by the sale o f
assets in the period, shall be brought into income account
a t the end o f the period as prive variation adjustments.
4. There shall be charge against total revenues, in
calculating net income, the am oun t o f capital
m aintenance adjustment, so that the amount o f net
income is a surplus by reference to the m aintenance o f
196 AKUNTANSI SYARIAH- TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

the general purchasing pow er o f the opening am ount if


net assets.
5. Net income is the algebraic sum o f the outcomes o f
transactions, p rice variation adjustments a n d the
capital m aintenance adjustment.

Secara umum CoCoA dari Chambers menggunakan


pendekatan harga jual sekarang ( current exit price). Harga jual
sekarang menunjukkan jumlah kas yang didapat atau hutang
dilunasi dari penjualan aktiva. Harga jual sekarang yang dimaksud di
sini adalah harga jual dalam keadaan wajar, bukan dalam keadaaan
likuidasi yang dipaksakan serta harga jual pada saat pengukuran.
Hubungannya dengan taksiran harga jual masa mendatang,
digunakan expected exit value atau net realizable value, yaitu
jumlah kas yang diharapkan didapat atau hutang dilunasi dari
penjualan aset (Belkaoui 2001,145; Naim 2001,35).
Konsep CoCoA misalnya menilai assets dan liabilities dengan
net realizable value dari harga pasar sesuai taksiran biaya penjualan.
Assets, sebagaimana dijelaskan Chariri dan Ghozali (2000, 106)
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh
sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal ( orderly
disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaiannya, yaitu
jumlah kas (atau setara kas) tanpa diskonto yang diharapkan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban pelaksanaan usaha normal.
Net realizable value menurut Naim (2001, 35) berkaitan dengan
harga pasar di pasar output atau konsumen. Apabila harga jual
sekarang tidak dapat diperoleh di pasar, dapat merujuk indeks harga
jual khusus (dihitung pihak luar atau perusahaan sendiri), atau
melakukan penilaian berdasar lembaga independen (seperti
perusahaan appraisal).
M engembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 197

Kelebihan penggunaan harga jual sekarang, menurut Naim


(2001,39)^ pertama, memberikan ukuran menurut konsep ekonomi
dan oppurtunity cost (biaya kesempatan)95. Kedua, menyediakan
informasi yang relevan dan cukup untuk mengevaluasi fleksibilitas
finansial perusahaan-- Ketiga, menyediakan petunjuk yang
lebih baik untuk evaluasi manajer dalam menjalankan fungsi
pertanggungjawaban terutama berkaitan keputusan menggunakan
atau tidaknya aset yang diukur secara ekuivalen dengan nilai uang
sekarang. Keempat, menghilangkan masalah penaksiran alokasi
beban biaya periodik97.
Penggunaan bentuk pengukuran CoCoA bila dilihat dari
sudut akuntansi syariah sebenarnya lebih dititikberatkan pada
masalah penentuan harga ketika berkaitan dengan ekspektasi masa
mendatang. Harga jual sekarang memberikan solusi dengan konsep
expected exit value atau net realizable value. Konsep tersebut jelas
terbebas dari masalah discounted values (discounted fu tu re cost).
Perlu ditekankan di sini bahwa penolakan terhadap discounted
values bukan hanya berkaitan dengan kepatuhan akuntansi
terhadap nilai-nilai Islam dan tujuan syariah. Penolakan di sini
sebenarnya juga didasarkan pada ketidakjelasan atas realitas
discounted values Discounted values menurut Sterling (1979,126)
jelas-jelas tidak merepresentasikan keadaan yang sesungguhnya,
tidak mereferensikan kondisi empiris dan sangat subyektif. Bahkan

94 Untuk perbandingan dapat merujuk Belkaoui (2001,146-148)


95 Biaya kesempatan suatu perusahaan antara lain dapat diukur dari hasil penjualan aset atau
nilai sekarang semua keuntungan dari penggunaan aset tersebut. Kedua ukuran tersebut rel
evan untuk pengambilan keputusan akan terus beroperasi.
* Hal ini berkenaan dengan kemampuan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai aset
likuid yang cukup lebih dapat menggunakan kesempatan ekonom i yang ada daripada perusa
haan yang kurang memiliki nilai jual aset.
97 Depresiasi periodik biasanya ditentukan dengan selisih harga jual sekarang dengan harga
jual awal periode.
198 AKUNTANSI SYARIAR TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

ditegaskan bahwa discounted values bukanlah pengukuran, tetapi


hanyalah berupa m athem atically adjusted forecast s. Berikut
penjelasan Sterling (1979,126) selengkapnya:

.discounted values are not measurements. Instead, they are


mathematically adjusted forecasts. As such, they have no present
empirical referent - they are "subjective. Opponents usually argue
that the subjectivity o f discounted values is a sufficient reason o f
rejection. Proponents readily admit that discounted values are
subjective, but they go on to argue that their relevance overshadows
their subjectivity. In effect, they argue that relevance is a more
important criterion than objectivity

Satu masalah krusial lainnya, yang belum terpecahkan adalah


CoCoA tidak dapat mengukur aspek di luar materi, seperti batin
dan spiritual. Dasar pengukuran CoCoA hanya dapat dijalankan
untuk kepentingan transaksi dan kejadian-kejadian lain
bersifat material/finansial. CoCoA dapat dipergunakan sepanjang
melakukan pengukuran bersifat materi/finansial. Caranya adalah
menggunakan intuisi dan nilai-nilai spiritualitas habitus. Bentuk
konkritnya dapat dilihat secara empiris berdasarkan pengalaman
langsung di lapangan di bab-bab berikut ketika membahas masing-
masing laporan keuangan syariah.

6.7. PRINSIP BERBASIS KAS SINERGI AKRUAL TERBATAS


Dampak ketiga artikulasi berbasis value added approach
adalah digunakannya prinsip berbasis kas. Penggunaan prinsip
berbasis akrual kemungkinan tidak dapat dipergunakan
sepenuhnya. Seperti diketahui, prinsip akrual melakukan pencatatan
fakta (merekam arus kas sekarang), potensi (merekam arus kas masa
depan) dan konsekuensi (merekam arus kas masa lalu) (Riduwan
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 199

2006). Khusus mengenai pencatatan potensi menggunakan prinsip


present value { Riduwan 2006). Beberapa prinsip present value yang
dihitung dengan mekanisme time value o f money, jelas bernuansa
riba dan gharar. Contoh penggunaan present value untuk
pencatatan potensi akrual, misalnya berkenaan dengan akuntansi
dana pensiun. Menurut Kieso et al. (2002b, 145-202) biaya pensiun
harus dipertanggungjawabkan dengan dasar akrual yang dihitung
berdasarkan present value. Akuntansi dana pensiun juga
diakomodasi oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada PSAK No. 24
tentang Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun. Contoh penggunaan lain
dari present value untuk pencatatan potensi akrual yaitu PSAK No. 55
tentang Akuntansi instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai98.
Weil (1990) menjelaskan sebenarnya akuntansi selalu
menggunakan time value o f money berkenaan penentuan waktu
( timing), misalnya terhadap transaksi, nilai investasi serta kepastian
aset yang dipengaruhi nilai uang. Perhitungan diskonto menurut
Weil biasanya menggunakan bentuk:

PVFx(l+r)t
dimana:
F =fu tu r e c a s h f low yang memperhitungkan periode t dari
tanggal penilaian
PV = present value (nilai sekarang) dalam penilaian waktu
diskonto F pada bunga ( interest rate) r.
R = interest (bunga) atau tingkat diskonto ( discount rate)
yang ditetapkan untuk borrow er (peminjam) pada peri
ode yang dihitung dengan t.

98 Penjelasan konseptual penggunaan akrual hubungannya dengan present value misalnya


Bierman (1988), Belkaoui (1983) dan Bedford (1965).
200 AKUNTANSI SYARIAH; TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Perhitungan di atas sebenarnya merupakan bagian dari


konsep historical cost accou n tin g dan berpengaruh terhadap
seluruh laporan keuangan (Weil 1990). Untuk melihat pengaruh time
value o f money dalam seluruh regulasi APB dan FASB mengenai
laporan keuangan berbasis historical cost accounting dapat dilihat
dalam appendix artikel, seperti diskonto liabilities, biaya akrual,
long-term debt, leases, contract, intangible assets, fu tu re cash flow ,
dan lain-lain. Adanya tim e value o f m oney berhubungan dengan
u n certain ty condition. Dalam pandangan akuntansi syariah,
uncertainty ondition dalam konteks tim e value o f money atau
penentuan interest ini biasanya sangat dekat dengan perilaku riba
yang disebabkan oleh gharar, yaitu sifat memastikan adanya
ketidakpastian, yang dilarang dalam Islam.
Atas keberatan-keberatan hadirnya rib a dan gharar,
alternatifnya adalah penggunaan perhitungan akrual terbatas
dengan lebih menekankan pada perhitungan berbasis kas.
Perhitungan berbasis kas biasanya mengajukan konsep profit-loss
sharing/? LS System ( m usharakah system) dan (sistem jual beli)
sebagai alternatifnya. Khusus biaya modal ( cost o f capital) dalam
konteks PLS system dapat menganut perhitungan cost o f capital
pada titik nol (lihat Vogel dan Hayes 1998, 211). Pengembangan
lainnya juga perlu pendalaman lebih lanjut konsep m u zaraa h serta
musaqah, misalnya untuk perusahaan pertanian (produktif) atau
pertambangan (ekstraktif).

6.8. RINGKASAN: AGENDA TEKNOLOGIS TRILOGI


LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Berdasarkan penjelasan panjang lebar rangkaian perilaku
bisnis dan uswah Muhammad saw. disimpulkan bahwa konsep
Mengembangkan Konsep Trilogi Laporan Keuangan Syariah 201

m aisyah-rizq-maal dapat digunakan sebagai basis konsep laporan


keuangan syariah. Konsep laporan keuangan syariah menekankan
artikulasi untuk merealisasikan tujuan syariah, mashlahah dalam
lingkup payung nilai-nilai Islam. Tujuan akhir dari semuanya adalah
tazkiyah yang berpegang pada tujuan akuntansi syariah,
merealisasikan kecintaan utama kepada Allah SWT. Caranya,
pertama, melaksanakan akuntabilitas ketundukan dan kreativitas,
atas transaksi-transaksi, kejadian-kejadian ekonomi serta proses
produksi dalam organisasi. Kedua, penyampaian informasinya
bersifat material, batin maupun spiritual, sesuai nilai-nilai Islam dan
tujuan syariah99. Turunan tujuan akuntansi syariah membentuk
tujuan laporan keuangan syariah untuk merealisasikan akuntabilitas
dan penyampaian informasi sesuai tujuan akuntansi syariah yang
terekam dalam bentuk laporan arus kas syariah berbasis m aisyah;
laporan nilai tambah syariah berbasis rizq dan neraca berbasis maal.
Untuk memudahkan berikut ditampilkan tabel perbedaan laporan
keuangan syariah dengan laporan keuangan lainnya:

Tujuan laporan keuangan syariah perlu dijalankan dalam


laporan keuangan secara teknologis sesuai karakter laporan
keuangan syariah yang memiliki sifat Egoistis-Altruistis,
Materialistis-Spiritualistis, Kuantitatif-Kualitatif (Triyuwono 2004)
serta memenuhi prinsip halal , thoyib, dan bebas riba. Pertanyaan
kemudian bagaimana bentuk masing-masing trilogi laporan
keuangan m aisyah-rizq-m aal sesuai karakter laporan keuangan
syariah?

99 Lihat Bab 4 mengenai tujuan akuntansi syariah


202 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

T ab el 10, Perbedaan Pengungkapan Laporan Keuangan

Shari'ate
Entity Theory Enterprise Theory Entity Theory
Enterprise Theory

Stakeholders
Stockholders Stakeholders Stockholders
Diperluas

A.B.C.D B.C.D.E A,B.C,D,F,G H. I.J

Revenue- Revenue-
Asset-LiabiJity Shariate Value
Expense Expense
Approach Added Approach
Approach Approach

1 II III IV

Historical-
Historical Historical Current
Current

Akrual Kecuali
Kas/Akrual
Akrual-Kas Akrual-Kas Kas
Lap. Arus Kas

Keterangan:
Akt Konv -Akuntansi Konvensional; Akt Sos-Ling -Akuntansi Sosial dan Lingkungan; Akt
Syr-Prm - Akuntansi Syariah Pragmatis; Akt Syr-Ideal - Akuntansi Syariah Idealis; A-Laporan
Laba Rugi; B-Neraca; O Laporan Arus Kas; D-Laporan Perubahan Ekuitas; E=Laporan Nilai
Tambah; F-Laporan Penggunaan Sumber dan Penggunaan Zakat, Infaq dan Shadaqah;
G-Laporan Sumber dan Penggunaan Qardhul Hassan; H-Laporan Nilai Tambah Syariah;
I-Neraca Syari'ah; J-Laporan Arus Kas Syariah; I-Finansial Mandatory; Sosial-Lingkungan
Voluntary; IIFinansial*Sosial-Lingkungan Mandatory; III-Finansial*Sosial*Lingkungan
Mandatory; Halal-Thoyib Riba Voluntary; IV-Finansial-Sosial-Lingkungan-Halal-Thoyib-Riba
Mandatory
BAB 7

LAPORAN ARUS KAS


SYARIAH BERBASIS MAISYAH

Big m oney g on e a ro u n d the w orld-big m on ey m ake m istake


Big m on ey tak e con troL big m on ey got no sou l
(T h e Big Money, Rush)

7.1. PENDAHULUAN
Bab ini khusus m engem bangkan laporan arus kas
syariah. Sesuai trilogi laporan keuangan syariah, laporan
arus kas syariah dibangun dari konsep m aisy ah M aisyah
merupakan rantai pertama dari proses bisnis Islam. M aisyah
terkait bagaimana individu dan organisasi melakukan aktivitas
bisnis sehari-hari sesuai nilai-nilai Islam dan tujuan syariah.
Penggunaan m a isyah untuk dekonstruksi laporan arus
kas konvensional diyakini lebih tepat, karena laporan arus kas
konvensional didasarkan pada entity theory yang kapitalistik,
sekularistik dan egoistik. Entity theory memiliki tujuan utama
mendistribusikan in com e kepada stockholders atau owners.
Sedangkan perusahaan (dan m anajem en) hanya menjadi
subordinat. Untuk menjalankan entity theory sesuai tujuan,
diperlukan laporan keuangan yang menunjang, salah satunya
laporan arus kas. Laporan arus kas seperti dijelaskan di Bab 1
ternyata memiliki muatan khusus. Muatan khusus tersebut
sarat nuansa tim e v a lu e o f m on ey serta kep entingan
teknologis-aksiologis-moralitas tanpa nilai spiritualitas (seperti
antara transaksi halal dan haram; baik dan buruk; benar dan
salah, dan lain-lain).

203
204 A K U N TAN SI SYARIAH: TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

7.2. LAPORAN ARUS KAS SYARFAH: STATE OF


THE ARTS
Pem bahasan akuntansi syariah idealis di sisi lain
m enekankan pentingnya laporan nilai tam bah (sebagai
pengganti laporan laba rugi) dan neraca berbasis nilai sekarang
(sebagai pengganti Neraca) (lihat misalnya Gambling dan Karim
1991; Baydoun dan Willett 1994, 2000; Triyuw ono 2000, 2004;
Sulaiman 1997,2000,2001,2003; Muhammad 2003; Harahap 2000;
H am eed dan Yaya 2003; M ulawarman 2006a dan banyak
lainnya). Pembahasan laporan arus kas jarang diperbincangkan.
Penerapan laporan arus kas dalam Islam ic C orporate R eports
bahkan tidak pernah m endeteksi basis konseptualnya, yaitu
Akuntansi Arus Kas.
Baydoun dan Willett (2000) melihat kegunaan Laporan
Arus Kas dengan beberapa argumen. Pertama, digunakan
sebatas jem batan antara laporan nilai tam bah dan neraca
berbasis nilai sekarang. Laporan nilai tambah berkenaan dengan
pengukuran cu rren t v alu e berbasis exit p r ic e ( n et realizable
valu e dari model CoCoA-nya Chambers). Sedangkan neraca
berbasis nilai sekarang berkenaan dengan pengukuran ganda
historical v alu e dan cu rren t v a lu e Kedua, digunakan sebagai
informasi likuiditas dan kepastian transaksi (yang bukan bagian
laporan nilai tambah dan neraca berbasis nilai sekarang). Ketiga,
implikasi salah satu prinsip utama Islam ic C orporate Reports,
yaitu f u l l disclosu re. K eem pat, tidak m em perm asalahkan
konsep akrual m aupun konsep kas berbasis pengukuran
acitivity cost dalam Islam ic C orporate Reports. Pendapat ini
didasarkan argumen bahwa perbedaan antara Islam dan Barat
bukan pada kepentingan pengukuran tetapi pengungkapan.
Berikut penjelasan Baydoun dan W illett (2000, 87) di
kesimpulan akhir artikelnya;
lap o ran Arus Kas Syariah Berbasis MaLsyah 205

T h e fa ct th a t t h e c h o ic e s a b o u t w h a t s h o u ld a p p e a r in IC R s is
a m a tte r o f a p p r o p r ia te d is c lo s u re p r a c tic e s a n d n o t a b o u t w h a t
is th e te c h n ic a lly c o r r e c t w a y to m e a s u r e s o m e th in g ( o r to
in te r p r e t th e m e a s u r e m e n t o f s o m e th in g ) is v e r y sig n ifica n t. T h e
fu n d a m e n ta l m e a s u r e m e n t o f a c tiv ity c o s ts th a t fo rm th e b a sis
o f W e ste rn A c c o u n tin g s y s te m s a n d w h ic h im p ly th e u s e o f
a c c r u e d c o s ts r a t h e r th a n ju s t c a s h f l o w s a s t h e b a s is o f
a c c o u n tin g m e a s u r e m e n t m u s t a ls o fo r m th e b a sis o f IC R s.

H o w e v e r, t h e b its o f in fo r m a tio n r e p o r te d a n d th e e m p h a s is o n
t h e ty p e o f in fo r m a tio n r e p o r te d s h o u ld b e d iffe r e n t fr o m
W e s te rn fin a n c ia l r e p o r tin g s y s te m s i f Is la m ic e th ic a l p rin c ip le s
a r e to b e s e r v e d . T h e th in g s th a t d is tin g u is h Is la m ic f r o m
W e s te r n c o r p o r a t e r e p o r t s r e la te t o d is c lo s u r e is s u e s , n o t

m e a s u r e m e n t issu e s.

Basis p em ikiran Baydoun dan W illett (2000) m irip


dengan Kam (1990) m engenai definisi kas dan pentingnya
laporan arus kas. M enurut Kam (1990,67-73) sifat dana (fu n d s )
secara umum didefinisikan sebagai kas ( cash ) dengan beberapa
alasan. Pertama, hubungan antara tujuan akuntansi dan arus kas
berkaitan aliran kas masa depan, profitabilitas, solvensi dan
fleksibilitas perusahaan^. Kedua, hubungan antara laporan arus
kas dan neraca berkaitan dengan perubahan harga100. Ketiga,
ketidakcu ku pan inform asi in co m e dan w orkin g c a p ita l
hubungannya d engan penerapan sistem akrual baik pada
penentuan in co m e (laporan laba rugi) dan struktur m odal
(neraca).

99 Tujuan akuntansi dan arus kas sebenarnya berorientasi articulation approacb antara
laporan arus kas dan laporan laba rugi untuk hasil akhir perusahaan, yaitu incom e Laporan
Arus Kas harus dapat m em berikan informasi penjelas dan bermakna nyata, yaitu sum ber daya
fisik (kas) ketika perusahaan beroperasi menghasilkan incom e yang masih bersifat abstrak.
100 Terutama kemampuan ekspektasi menciptakan kas dalam kondisi aset yang berubah, tum
buh dan kepentingan pembagian dividea
206 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Baydoun dan W illett (2000) juga dipengaruhi konsep


transaksi dan pengukuran dari Willett (1991). Menurut Willett
(1991) teori transaksi merupakan basis alternatif teori penilaian
dalam pengukuran akuntansi. T eori penilaian ( v a lu a tio n
theory ) dianggap tidak dapat m en yelesaikan masalah
pem buatan keputusan secara rasional karena berbasis pada
ekonom i kesejahteraan. Ekonom i kesejahteraan tak mungkin
m em berikan interpretasi secara pasti ukuran langsung atribut
akuntansi berb en tu k nilai-nilai ekonom i. Atribusi ekonom i
kesejahteraan di baw ah kondisi pasar ( m arket ) yang secara
um um tidak sem purna dan lengkap m em ang cenderung
subyektif. Sebaliknya teori transaksi berbasis pada asumsi-
asumsi ukuran yang dapat m em berikan kesimpulan realistis,
sen sible dan dapat diuji secara empiris. Mudahnya, pemikiran
W illett (1991) lebih m enekankan konsep kepastian ukuran
( certain ty ) dan m enegasikan ketidakpastian ukuran-ukuran
( u n certa in ty ) terutam a untuk kep en tingan kesejahteraan.
Ukuran ketidakpastian di sini jelas bu kan hanya berkaitan
d iskon to ketidakpastian m enjadi kepastian, tetapi juga
ketidakpastian ukuran kesejahteraan
Pem ikiran W illett (1991) juga m irip penyelesaian
masalah eksternalitas dari Teorem a Coase (I960). Proposisi
Coase (I9 6 0 ) m engasum sikan biaya transaksi adalah nol.
Baginya perbedaan antara produk privat dan sosial terutama
disebabkan m unculnya defisiensi sistem dan keinginan untuk
m erubah defisiensi m enjadi lebih m enguntungkan. Tanpa
m em pedulikan siapa yang m em iliki hak, negosiasi jelas
berh ubu ngan dengan kep entingan pem ilik untuk
m em indahkan sum ber daya pada nilai guna tertinggi. Meskipun
kep em ilikan tidak relevan pada kep entingan utama
penggunaan sum ber daya, tetapi hal ini tetap berhubungan
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 207

dengan asum si biaya transaksi nol. Eksternalitas m enurut


N icholson (2001, 609) terjadi bila aktivitas ek o n om i
seseorang yang m em baw a dampak ekonom i orang lain tidak
d irefleksikan dalam operasi pasar. Eksternalitas dalam
perspektif Coase (I9 6 0 ) berhubungan dengan pengam bilan
keputusan egoistik ekon om i (m isalnya untuk kepentingan
oum er) dan tidak berhubungan dengan kepentingan sosial.
Artinya, eksternalitas terjadi saat aktivitas ek o n om i
m em unculkan masalah lain seperti sosial dan lingkungan tetapi
tidak direfleksikan dalam transaksi-transaksi pasar wi; 102
Konsepsi C oase (I9 6 0 ) m em beri sinyal kepada kita
bahwa s e lf interest dan kepentingan ekonom i lebih penting,
sedangkan eksternalitas negatif harus diabaikan agar biaya
transaksi mengarah ke nol. Pandangan Coase (I960) kem udian
berpengaruh besar pada akuntansi m ainstream . Cooper (2001)
m enjelaskan bahw a riset akuntansi m ain stream berbasis
agen cy theory, tran saction cost theories dan model ekonom i
perusahaan tetap m enekankan rasionalitas yang m enged e
pankan asumsi s e f -interest secara intrinsik (lihat juga misalnya
Baiman 1990; Eisendhardt 1989; Frederickson 1992; N oreen 1988).

73. MERANGKAI KONSEP ARUS KAS DARI TRILOGI


TRADISI, SOSIO-HISTORIS DAN EMPIRIS
KONTEKSTUAL
Berdasarkan penjelasan di atas, solusi Baydoun dan
Willett (1994; 2000) belum m enyentuh pusat masalah akuntansi

101 Contohnya, perusahaan yang menghasilkan bahan-bahan kimia, sering menyebar gas beracun pada
masyarakat di sekitar pabrik, produksi perusahaan kendaraan berm otor menimbulkan polusi dalam sistem
pembuangannya sehingga menimbulkan polusi, pesawat concord e dengan polusi suaranya, pabrik
penghasil agar-agar rumput laut menghasilkan polusi air dan udara, dan lainnya.
102 Eksternalitas bahkan dikatakan Nicholson (2001,608) terjadi juga karena adanya kemajuan teknologi
terutama untuk efisiensi produksi dan kepentingan bottom line perusahaan, sehingga seringkali
mengganggu keseimbangan sosial lingkungan. Efisiensi produksi dan peningkatan keuntungan erat
kaitannya dengan percepatan aliran serta margin kas perusahaan.
208 AKUNTANSI SYARIAH- TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

arus kas beserta bentuk teknologisnya yaitu laporan arus kas.


Salah satu alternatif menggagas bentuk akuntansi arus kas
Islami adalah melalui konvergensi konsep norm atif Islam dan
realitas masyarakat muslim. Menggagas laporan arus kas dalam
konteks Ekstensi C onstructivist Structuralism dengan cara
m enelusuri realitas ( p ra ctice ) dari pemikiran ( habitu s ) dan
aplikasinya di dunia em piris (Jie ld ) m asyarakat Muslim
menjalankan bisnisnya (capital).
Penelusuran khusus konsep dan laporan arus kas dari
Trah SI dilakukan di perusahaan milik Pak Abbas. Penelusuran
dilakukan dengan pengam atan langsung di lapangan serta
wawancara di bagian keuangan (Asih dan Tantri). Wawancara
juga dilakukan dengan salah satu direktur Pak Abbas dari Trah
SI, yaitu Pak Danang, Pak Ishar dan Pak Aziz dari Trah
Muhammadiyah, dan Pak Dumairi dari trah NU.

7.3.1. A ru s K as Syariah : B e rn ila i F in an sial, Sosial,


L in gk u n gan
Perusahaan Pak Abbas (representasi SI) sebagaimana
telah dijelaskan bergerak di bidang perumahan, pertambangan
dan kehutanan. Peneliti m en coba m enelusuri lebih lanjut
bagaimana sebenarnya arus kas berbasis m a isyah. Penelusuran
awal dilakukan pada staf Pak Abbas, yaitu Asih dan Tantri.
Menurut Asih laporan arus kas adalah sebagai berikut:

L a p o ra n A ru s K as m e n u ru t s a y a m e m ilik i d u a fu n g si u tam a,
y a itu k o n tr o l m a su k d a n k e lu a r n y a u a n g d a n a lo k a s i d an a
m a su k d a n k e lu a r.

Sedangkan menurut Tantri kegunaan arus kas adalah


sebagai berikut:
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 209

L a p o r a n a r u s k a s k a la u m e n u r u t s a y a s ih b e r g u n a u n tu k
m e n g e ta h u i k e m a n a saja d a n a d ia lo k a sik a n .

Pandangan kedua staf pak Abbas di atas terlihat text-


book-oriented. Hal ini dapat dimaklumi karena m ereka melihat
laporan arus kas berdasarkan pandangan mereka yang berlatar
belakang akuntansi. Materi akuntansi yang didapatkan m ereka
di perguruan tinggi didominasi ilmu akuntansi konvensional.
Sehingga penjelasan yang diberikan berkisar fungsi laporan arus
kas pada koridor akuntansi konvensional. Pandangan m ereka
terhadap laporan arus kas juga lebih bersifat mekanis (tidak
dilihat dari konsep akuntansi arus kas atau bahkan lebih jauh
dari itu). Sifat m ekanis di sini lebih memiliki fungsi teknis dan
praktis. Laporan arus kas hanya dilihat pada bagaimana setiap
transaksi dapat diakomodasi oleh laporan arus kas secara teknis.
Selain itu mereka melihat laporan arus kas dipandang dari posisi
mereka sebagai staf yang berfungsi m elakukan pencatatan atas
transaksi untuk kepentingan praktis pelaporan kepada atasan.
Tidak lebih dari itu
Berbeda dengan Pak Abbas. Pandangan Pak A bbas
m engenai arus kas berdasarkan prinsip m a isyah. M aisyah
merupakan bentuk berusaha untuk mencari rezeki b a r a k a h
sebagai modal m enuju siroth ol m ustaqim . Penjelasan lebih
lanjut dari Pak Abbas mengenai m a isyah adalah sebagai berikut:

M em ban gu n k en d araan m en g aru n g i sirotol mustaqim itu


m aknanya lu as. M aisyah tid a k hanya c a r i r e z e k i u n tu k

k e p e n tin g a n p rib a d i, te ta p i juga u n tu k lin g k u n g a n se k ita r. L e b ih


p e n tin g lagi y a h a ru s barakah.

Pemikiran Pak Abbas mengenai m a isyah mirip dengan


salah satu dari dua prinsip utama Sosialisme Cara Islam HOS
210 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Tjokroam inoto, yaitu Kederm aw anan Islami1 (Tjokroam inoto


1950, 28-32). Menurut beliau Kederm awanan Islami bukanlah
m elakukan sedekah sebagai kebajikan semata, tetapi sedekah
adalah kewajiban untuk m eraih cinta Allah. Kederm awanan
untuk m eraih cinta Allah akan berdam pak pada tiga
hal. Pertam a, m enem patkan kep entingan umum di atas
kepentingan pribadi untuk mencapai keridhaan Allah. Kedua,
zakat sebagai dasar bagi distribusi dan pem erataan kekayaan
untuk seluruh masyarakat. Ketiga, kem iskinan dunia bukanlah
kehinaan, tetapi kejahatan dunia adalah kehinaan.
Pendekatan sosial ekonom i m enurut Tjokroam inoto
(1950, 71-72) mensyaratkan manusia tidak hidup hanya untuk
diri sendiri maupun untuk relasi sosial semata. Lebih dari itu,
konsep sosial harus dibangun dari rujukan Al Quran Surat 51
ayat 56 sebagai koridor utama, yaitu pergaulan hidup dan
keterikatan sosial untuk m engejar hal yang lebih tinggi,
pengabdian setiap m anusia kepada Allah ( A b d A llah).
Sosialism e Cara Islam lanjut T jokroam in o to (1950, 76-79)
dijalankan untuk mencapai Kehidupan Sejati104.
B en tu k kederm aw anan Islami m em ang selalu
berdam pak pada relasi sosial dan lingkungan. U kuran
berkurangnya kas dalam bisnis memang dapat disebut sebagai
hilangnya kas secara m ateri, tetapi tidak hilang secara

1(8 Prinsip kedua, Persaudaraan Islam, menekankan persaudaraan yang dibangun bukan
dibangun berdasarkan pada suku, warna kulit, ras, kekayaan atau lainnya, tetapi berdasar
pada ketakwaan.
1(M Pencapaian kehidupan sejati manusia menurut Tjokroam inoto (1960, 76*79) dilakukan
untuk mengenal Allah melalui jalan kebenaran serta kepercayaan kepada Allah yang sejati;
mempelajari Keindahan Sempurna Allah itu sendiri; membuktikan kebenaran sifat Maha
Murah Allah; m emohon pertolongan hanya kepada Allah; mengeluarkan kekayaan, memper
gunakan segenap kekuatan, keilmuan, mengorbankan jiwa di jalan Allah; menguatkan hati
atas segala cobaan dan mengedepankan sabar; membangun relasi sosial dalam lingkungan
masyarakat ibadah dan kesempurnaan tauladan; berpedoman pada tanda-tanda dan simbol-
simbol kesucian Allah.
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 211

non-materi. Kedermawanan Islami menurut pak Abbas adalah


m a isyah yang m em iliki keseim bangan finansial-sosial-
lingkungan untuk mendapatkan nilai tambah bersifat barakah.
Empati sosial-lingkungan m uncul m isalnya dalam setiap
agenda pem bangunan gedung, pem bangunan rumah di
areal perum ahan m iliknya atau bahkan proses persiapan
penambangan areal batu bara miliknya.
Bentuk aktivitas sosial bernilai b a r a k a h seperti
mengeluarkan kas untuk makan siang bersama para pekerja di
lapangan dan pemilik sawah di sekitar areal proyek atau atau
peladang sekitar areal penambangan. Aktivitas sosial sambil
berdoa bersama kepada Allah untuk keberhasilan proyek dan
keselam atan sem ua pekerja, serta keselarasan kerja antara
proyek dengan para pemilik sawah di sekitar areal proyek.
B entuk aktivitas lingkungan bernilai barakah seperti
mengeluarkan kas untuk membangun plengsengan saluran
irigasi persawahan dan aliran sungai berbatasan dengan proyek
Pak Abbas.
Lebih unik lagi adalah kegiatan mengeluarkan kas di luar
perencanaan aliran kas proyek pada pem bangunan lokasi
sekolah milik Pak Abbas. Di dalam areal sekolah terdapat
beberapa sumber air yang berada di lahan seluas sekitar seratus
lima puluh m eter persegi. Secara teknis (sesuai site plan sekolah)
lahan tersebut harus ditutup agar dapat dimanfaatkan sebagai
taman, areal bermain dan jalan. Setelah didiskusikan bersama
pengurus yayasan sembari merujuk pada hadits Rasulullah saw n
bahwa sumber air tidak boleh ditutup, keputusannya adalah
lahan bersumber air besar tetap dipertahankan dengan berbagai
bentuknya. Sumber air di areal seluas sekitar lima puluh meter
persegi dibuat menjadi kolam ikan, areal kedua dipergunakan
212 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

sebagai sum ber air untuk kolam renang, areal ketiga, keempat
dan kelima dijadikan sumur sistem tertutup.
D igunakannya konsep rezeki untuk kepentingan
finansial-sosial-lingkungan ternyata juga muncul dalam gaya
bisnis di K op ontren Sidogiri. Ketika Pak Dum airi sebagai
manajer BMT mendeteksi adanya dana lidld yang tercatat di kas,
maka pilihan atas investasi atau penyaluran aliran dana bukan
hanya diarahkan pada penekanan m argin atau nilai lebih yang
didapatkan. Penekanan nilai tam bah tetap berhubungan
dengan intuisi spiritual yang telah m elekat pada tradisi
organisasinya, m endisitribusikan aliran dana lid ld ke
masyarakat kecil, pedagang pasar dalam bentuk pembiayaan
q a rd h hassan. Pendekatan penyaluran dana melalui qard h
hassan m enurut pak Dhumairi tetap harus dijalankan dalam
m ekanism e ekonomi-sosial, bukan dengan m ekanism e charity
seperti dilakukan oleh bank-bank konvensional. Berikut
penjelasan dari Pak Dumairi:

D ana idle d i k a s tid a k d ip r io r ita s k a n u n tu k m e n d a p a tk a n

k e u n tu n g a n a ta u nilai ta m b a h d e n g a n m u d ah . T u g a s k a m ik a n
m e m p r a k t ik k a n u sah a bebas rib a , s a la h s a tu ca ran y a
m e n g g u n a k a n siste m qardhul hassan u n tu k p e d a g a n g p a s a r d an
m a sy a ra k a t k e c il di s e k ita r p e s a n tr e n d a n B M T . O to m a tis b e n tu k
p e m b ia y a a n B M T d iu ta m a k a n u n tu k m e r e k a -

L ih at saja, qardhul hassan k a m i m a s u k k a n d a la m la p o ra n a ru s


kas. B e d a ya d e n g a n s ta n d a r y a n g d ite n tu k a n BI?

Bentuk tanggung jawab sosial BMT Sidogiri juga tidak


hanya dalam mekanisme pembiayaan di lapangan saja. Bentuk
konkrit tanggung jawab sosial dalam akuntansi diwujudkan
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 213

pada laporan arus kas BM T yang m encantum kan q a rd h u l


hassan sebagai transaksi arus kas (pendapatan bagi hasil dan
angsuran nasabah). Meletakkan qard h hassan hanya sebagai
bagian dari ch a rity ieh s mendudukkan konsep sh a d a q a h dalam
alam pikiran sumbangan tanpa dampak pertum buhan aktivitas
dagang yang m akin meningkat. Pendekatan ekonomi-sosial
sebenarnya berhubungan pula dengan intuisi spiritual
berkaitan internalisasi h abitu s d a k w a h a h lu ssu n n ah w al
ja m a ah'. Artinya, keinginan untuk menyalurkan dana qard h
hassan dalam m ekanism e sosial-ekonomi tidak dalam kerangka
kedermawanan, tetapi dalam kerangka d a w ah bil haal, dakwah
langsung dan pem belajaran kepada m asyarakat pedagang
bahwa prinsip ekonom i Islam lebih m em beri manfaat akhirat
dan secara ekonom i lebih menguntungkan daripada masuk
dalam jerat rentenir.

73*2. A rus K as S y ariah : B ern ilai K e b e rk a h a n


Bila kita teliti lebih jauh b a ra k a h memilliki arti tumbuh
dan tambah (Al-Alyani 2002, 8) serta kebaikan berkesinam
bungan (A laydrus 2005, 19)105. Al-Alyani (2002, 14-19)
menjelaskan keberkahan semuanya datang hanya dari Allah,
dijalankan sesuai ketetapan sy a ra dan tidak dapat dijelaskan
hanya secara material. Diungkapkan Alaydrus (2005,17) bahwa
b a ra k a h merupakan konsep nilai tambah dari realitas transaksi

105 Barakah dapat bermakna tab a aru ka dan m u b a a ra k u n T abaaru ka menurut Imam Al*
Laits (Al-Alyani 2002,7) berasal dari kalimat Sifat Allah yaitu tabaaruka Allahu, yang berarti
Mahaberkah Allah, Mahamulia dan Maha Agung. Az Zujaaz menafsirkan m u ba a ra ra k u n
sebagai kebaikan yang amat banyak. T abaraaka dijelaskan Al-Alyani (2002,9) adalah w azan
taf'aaa la dari kata a l b arkab. Kata ta b a a ra k a merupakan sanjungan kepada Allah, sifat yang
hanya layak bagi-Nya, seperti arti Maha Tinggi dari kata ta a a l a Karena itu keduanya sering
digabungkan: Allabu ta b a a ra k a wa ta a ala, Allah Yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi
kedudukannya Al-Jauhari dalam Al*Alyani (2002,10) mengartikan barakah dalam dua m akna
Pertama, berkah sebagai perbuatan Allah, sesuatu yang dijadikan berkah oleh Allah. Kedua,
barakah disandarkan rahmat dan kemuliaan Allah. Kata kerja ini tidak digunakan selain kepa*
da Allah. Allah adalah M ubaarik Pemberi Berkah, sedangkan hamba dan rasul-Nya disebut
m u baarak' yang diberi berkah'.
214 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

bukan dalam konteks material bertam bah saja, tetapi juga


berkaitan transaksi material yang mungkin berkurang secara
lahiriah. Zakat, in fa q dan sh ad aq ah atas harta misalnya, secara
material memang berkurang, namun hakikatnya merupakan
nilai tambah spiritual berbentuk barakah. B a r a k a h berkurang
secara material pada saat z a k a t ; in fa q dan sh a d aq ah terjadi,
tetapi akan menjadi nilai tambah secara tidak langsung dalam
bentuk rezeki lain.
B a ra k a h juga memiliki makna batin ketika transaksi
dilakukan. Makna batin terlihat dari pemberian motivasi Islam
kepada setiap Muslim untuk memiliki keikhlasan pada setiap
peningkatan atau pengurangan atas m ateri yang didapat.
Motivasi keikhlasan tersebut ternyata juga telah menjadi habitu s
(p erila ku ) Pak Abbas. Hal ini dibuktikan dari ungkapan Pak
Abbas berikut ini:

B is n is s u p a y a barakah b e n tu k n y a s e p e rti y a n g s a y a je la sk a n
tadi, se tia p m e n g e m b a n g k a n p e ru m a h a n y a m e m b a n g u n m a sjid
S u p a y a r e je k i le b ih barakah s e k a ra n g sa y a m e m b a n g u n s e k o la h

d i k o m p le k s p e ru m a h a n Sin gosarL Itu y a n g m e m b a h a g ia k a n


d a n m e n e n a n g k a n saya...

P erilaku sinergis materi-batin-spiritual Pak Abbas juga


dapat ditemukan pada perilaku Pak Aziz106. Bila dilihat latar
belakang pendidikannya sebagai lulusan sarjana ekonom i UGM
Pak Aziz memiliki perilaku unik. Berbekal kesarjanaannya Pak
Aziz lebih suka tinggal di Jepara daripada di kota besar seperti
Jakarta misalnya. Alasan beliau tinggal di Jepara karena bekerja

106 Pak Aziz adalah pengusaha pengadaan sparepart mesin amplas kayu untuk mebelair kayu
ukir Jepara Pasar sparepart beliau tidak hanya Jepara, tetapi telah merambah ke Semarang,
Magelang, Pekalongan, Jogjakaria, Solo, dan Surabaya. Di samping itu beliau juga mulai
mendesain alat cetak sablon mixing digital-trzdisioml khusus mug (gelas keramik).
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 215

di Jakarta sudah tidak sesuai dengan kodrat manusia. Berikut


kesan Pak Aziz tentang tem an-tem annya waktu kuliah maupun
tem an-tem an asli Jepara yang lebih suka bekerja di Jakarta:

U n tu k a p a lag i te m a n -te m a n k e rja d i Ja k a r ta _ g a k n g e rti a k u _


k o k m a u -m a u n y a b e r a n g k a t p a g i s e b e lu m ja m e n a m te r u s
p u la n g m a la m s a m p e r u m a h jam d e la p a n se m b ila n , s e p e r tin y a
m e la w a n k o d ra t m a n u sia . E n a k d i sin i k e rja di J e p a r a le b ih
n a tu ra l, c u k u p lim a h a r i p r o d u k s i s u d a h d a p a t m e m e n u h i
k e b u tu h a n s e la m a sa tu b u la n . S isa n y a y a in te ra k s i s a m a a n a k -
a n a k , istri, k e lu a rg a , te ta n g g a , te m a n -te m a n d a n la in n y a

M aisy ah bagi Pak Aziz diterjem ahkan sebagai cara


m encari rezeki barakah\eb\h konkrit. M aisyah sebagai bentuk
keluar masuknya uang sedangkan selisihnya merupakan nilai
tam bah atau rezeki (riz q ) yang harus bernilai b a r a k a h Berikut
ungkapan beliau:

Ma'isyahs e m u a n y a d ila k u k a n k a re n a A llah . C ari u a n g k a n tid a k


h a n y a n g e lu a r k a n b ia y a b ik in sparepart, te ru s n ju a l s u p a y a
d a p a t h a sil b a n y a k .

P alin g p e n tin g itu y a m u terd uw it 107, mlebu metune duwit, ben


in tu k n ila i ta m b a h a ta u rejeki sing halal, thoyibdan barakah 108.
N gg ak p e rlu s e ra k a h , te ta p i c u k u p . C u k u p u n tu k m a k a n k e lu a r
ga, s e k o la h a n a k -a n a k , u n tu k ta b u n g a n .

M e n c a ri r e je k i ja n g a n s a m p a i m e m u tu s ta li s ila tu rra h im . M e n ju a l

sparepart k a n tid a k h a r u s m e n c a ri t o k o y a n g m a u b e li le b ih
m a h a l Y an g p e n tin g lum intu kan ?

07 Duwit (bahasa Jaw a) artinya uang


108 Mlebu metune duwit ben intuk nilai tambah atau rejeki sing barakah (bahasa Jaw a)
artinya keluar masuknya uang agar mendapat nilai tambah atau rejeki yang barakah
216 A K U N TAN SI SYARIAH: TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

Arus kas m enurut Pak Aziz memang lebih natural, yaitu


catatan masuk dan keluarnya kas untuk tujuan mendapatkan
nilai tam bah atau rezeki yang b a ra k a h . Transaksi harus
b a r a k a h dan tidak serakah; transaksi diharapkan selalu terjadi
terus m enerus tetapi tidak hanya berm akna ekonom i tetapi
harus memiliki nilai silatu rrahim .
B arakah bila dilihat lebih jauh m em ang lebih .
memposisikan nilai batin sebagai titik temu antara nilai materi
dan spiritual. Titik temu nilai materi dan spiritual berkaitan
dengan suasana batin. Berikut ini akan ditunjukkan posisi nilai
batin secara empiris dan bagaimana nilai batin berm anfaat bagi
pertem uan antara dua nilai tersebut. Artinya, keberkahan
sebagai nilai batin bukan hanya diharapkan dan muncul setelah
aktivitas m a isyah dijalankan. Keberkahan sebagai nilai batin
juga dijadikan cara untuk intervensi aktivitas m a isyah.
Bentuk intervensi keberkahan di sini berbentuk suasan batin
atau intuisi.
Pak Abbas m isalnya m enganggap laporan arus kas
penting untuk m em berikan prediksi manfaat dan kebaikan di
awal perencanaan suatu proyek dengan tetap mengandalkan
intervensi suasana batin atau intuisi tertentu. Berikut ungkapan
Pak Abbas dan diamini oleh Pak Danang (D irektur Operasional)
mengenai kegunaan Laporan Arus Kas:

Pengem bangan s u a tu p ro y ek s e la lu d ila k u k a n dengan


m e n d e s a in p e r e n c a n a a n p r o y e k d a la m ja n g k a w a k tu te r te n tu
d a n n ila i in v e sta si te rte n tu . P e n e n tu a n ja n g k a w a k tu d a n n ilai
in v e s ta s i d ia n g g a p p e n tin g k e tik a s e c a ra in tu itif m e n u r u t rap at
d ire k s i m e m b e r i m a n fa a t d a n k e b a ik a n b ag i p e ru s a h a a n s e c a ra
k e s e lu r u h a a Y an g je la s tid a k m e ru g ik a n d a n h a ru s n y a m e m b e r i
ta m b a h a n k e b a ik a n b a g i o r a n g lain.
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 217

Kenapa intuitif? Karena bisnis tidak hanya dipengaruhi


oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan, tetapi juga
dipengaruhi oleh suasana batin individu Pak Abbas maupun
suasana batin direksi lainnya. Pandangan Pak Danang juga
memiliki kesam aan dengan Pak Abbas, meski dalam penilaian
rasional tetap berpedom an pada hitungan nu m erik Kem iripan
tersebut dapat dilihat dari kom entar beliau mengenai Laporan
Arus Kas sebagai berikut:

K a la u m a u d ilih a t le b ih ja u h , cash flo w itu y a n g b u k a n h a n y a


u r u ta n -u r u ta n a n g k a k e lu a r d a n m a s u k . P r e d ik s i k e d e p a n
m e m a n g p e rlu , ta p i tid a k h a ru s d a la m b e n t u k p e n y u s u n a n
p re d ik s i a r u s k a s d a la m b e n tu k h itu n g a n p r o s e n ta s e d a ri a n a k -
a n a k k e u a n g a n . T e ta p i d i sin i p e n ila ia n tra n s a k s i te la h m e le w a ti
s e m a c a m re n u n g a n d ire k s i, ya k a lo g a y a n y a p a k A b b a s itu le b ih

in tu itif, h m m m s a y a ju g a m e la k u k a n a ta u k a ta k a n la h m e n c o b a ,
y a n g b ia s a n y a d a la m ra p a t b a p a k m e m in ta k a m i m e m ik irk a n
s e la m a s a tu d u a h ari, ta p i s a y a h a ru s m e m b e r i m a s u k a n atau
k a ta k a n la h je m b a ta n p re d ik s i b u a ta n a n a k -a n a k d a n n a lu ri p ak
A b b a s. K a re n a m u n g k in in stin g sa y a tid a k b e g itu tajam ya..-
H ahaha

Suasana batin individu gaya Pak Abbas u n tu k


m enentukan sebuah keputusan biasanya terbentuk dari tiga
jenjang keputusan intuitif109. Meskipun penentuan keputusan
bisnis Pak Abbas tidak terstruktur seperti model Pencapaian
Kehidupan Sejati HOS Tjokroam inoto, tetapi terdapat kem iripan
\
su bstantif dari delapan cara Pencapaian K ehidupan Sejati
dengan Tiga Jenjang Keputusan Intuitif Pak Abbas. Jelas sekali
laporan arus kas m em ang tidak dapat hanya dalam bentuk
num erik saja, tetapi di dalamnya perlu menampilkan bentuk
218 AKUNTAN SI SYARIAH TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

kualitatif. Artinya laporan arus kas tidak hanya menampilkan


data kuantitatif dari aliran kas historis, saat ini dan akan datang.
Laporan arus kas untuk memprediksi aliran kas masa depan
tidak dapat hanya diprediksi dari hitungan matematis.
Pemikiran mirip Pak Abbas juga ditegaskan Pak Ishar110,
salah satu pemasok bahan bangunan langganan Pak Abbas.
Menurut Pak Ishar Laporan Arus Kas adalah:

...untuk m e n d e te k s i lalu lin ta s k e lu a r m a su k u a n g y a n g h a ru s


d ik e n d a lik a n d e n g a n teg as. M e n g a p a B a n k itu m e n e r a p k a n
f o r m a lita s b e r k a it a n d e n g a n p e n g a w a s a n la lu lin ta s u a n g
p e ru sa h a a n y a n g m e n ja d i d e b itu rn y a ? K a re n a k e tik a k re d it b a n k
d ise tu ju i, te ta p i fo rm a lita s d a ta ad a y a n g b e lu m d ile n g k a p i, b a n k
tid a k a k a n m e n c a irk a n n y a . B e rd a s a rk a n k e te n tu a n fo rm a l itu lah
cashflow b a n k d a p a t d ip a n ta u d a n b e rja la n n o rm a l.

Tetapi form alitas tidak berm anfaat, lanjut Pak Ishar,


ketika intuisi diabaikan. Berikut penjelasan lengkap beliau:

109 Menurut Pak Abbas keputusan intuitif tingkatan pertama muncul dalam proses berfikir
sambil nonton sepak bola (televisi) di malam hari. Keputusan intuitif tingkatan kedua dengan
cara memasrahkan diri pada Allah lewat shalat malam. Setelah itu pak Abbas tidur sampai
subuh dan membaca Ai Qura a Proses intuitif dijalankan terus-menerus sampai waktu terten
tu, dan ketika khatam Al Quran, keputusan intuitif tingkat tiga m uncul Tingkatan intuitif pak
Abbas dibentuk dari tiga hal, pertama mengintegrasikan pikiran dan jiwa; kedua menginte
grasikan hasil integrasi pikiran-jiwa dengan Sang Penguasa pemilik pikiran dan jiwa; ketiga,
menurunkan hasil integrasi kedua dalam bentuk formalistik shalat dan membaca, memahami,
memaknai serta mencari simbol-simbol Al Quran untuk mencari keputusan hasil integrasi.
Jelas sekali keputusan bisnis tidak hanya dilakukan berdasarkan hitungan-hitungan prediksi
keuangan, tetapi puncaknya pada hitungan intuitif dan suasana batin. Gaya intuitif dan
nuansa batin pak Abbas ternyata berpengaruh terhadap model keputusan organisasional
perusahaan.
110 Pak Ishar adalah mantan karyawan Bank swasta milik anak Ibnu Sutowo yang mengelola
keuangan sebagian besar Pertamina. Jabatan terakhir beliau adalah Kasie Penanggulangan
Kredit Macet Cabang Samarinda tahun 1985- Setelah pensiun karena Bank tersebut tutup kare
na bangkrut menekuni ekspor bisnis udang ke Belanda. Tahun 1987-2002 Pak Ishar beralih
profesi di bidang perdagangan kayu antar pulau. Proyek besar yang didapatkan beliau adalah
ketika ditunjuk salah satu perusahaan pemasok Perumnas Sawojajar Malang untuk menjadi
rekanan khusus dalam memasok kayu. Setelah proyek kayu selesai, dengan bekal sisa kayu di
rumah yang masih menumpuk beliau akhirnya membuka toko bahan bangunan tahun 2003-
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 219

In tu isi m e m a n g d ip e rlu k a n d a n p e n tin g te ru ta m a d alam p ro s e s


p e n g a w a s a n d i la p a n g a n . P e r e n c a n a a n p e r lu fo rm a l, te ta p i
in tu isi p e rlu a d a d i la p a n g a n . In tu itif p e rlu a d a n y a p e n g a la m a n .

Penilaian kuantitatif tidak hanya berhubungan


pengukuran dan pengakuan, tetapi lebih dari itu, perlu
pendekatan intuisi spiritual. Intuisi spiritual bukan seperti
sp iritu al com pany. Model sp iritu al com p an y saat ini banyak
mempengaruhi perusahaan baik Barat maupun Indonesia 111 .
S p iritu al co m p a n y dikem bangkan untuk g oin g co n cern
perusahaan dengan mengadaptasi nilai-nilai universal berbagai
agama yang m em iliki kesam aan dan bersifat langgeng,
seperti kejujuran, ketulusan, rendah hati, menghargai harkat
kem anusiaan, rela berkorban dem i kem ashlahatan orang
banyak, dan lainnya.
Pandangan spiritualitas perusahaan menurut Chappell
seperti dikutip Brandt (1996) akan memberikan koneksi secara
menyeluruh antar personal, kepada perusahaan, komunitas,
cu stom ers dan alam semesta. Penggunaan spiritualitas
dalam perusahaan disamping m em pertahankan kem apanan
perusahaan juga m em berikan dan pemberdayaan kenyam anan
bekerja (SWA 2007, 3 7 )112 serta m enum buhkan em pati
sosial-lingkungan m elalui CSR ataupun kontribusi lain
(Goenaw an 2007).

111 Majalah SWA No 05/XXIII/l-l4 Maret 2007 menjelaskan merebaknya spiritual company di
Indonesia merupakan dampak perkembangannya di Barat seperti dilakukan UPS, Southwest,
Starbucksdan Timberland untuk melanggengkan perusahaaa Diungkapan Prama (SWA 2007,
38) bahwa jika perusahaan ingin sustainable dan berumur panjang, ia harus menganut nilai-
nilai spiritual Dengan begitu, integritasnya akan teruji dan dipercaya mitra bisnisnya.
112 Kenyamanan karyawan diyakini dapat memberikan pemahaman kepada mereka bahwa
bekerja bukan lagi sekedar mencari nafkah atau bersosialisasi, melainkan memberikan sesu
atu yang bermakna bagi kehidupan. Mulai memberi makna bagi teman sekerja, perusahaaa
pelanggan, pemegang saham, pemerintah, bahkan masyarakat sekitar perusahaan serta
masyarakat luas
220 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI. KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

Ujung akhir kepentingan spiritualitas perusahaan


m enurut tim riset SWA (2007, 39) adalah untuk menghasilkan
nilai-nilai organisasi ( v alu e b a sed o rg a n iz a tio n
Hanya masalahnya, spiritualitas seperti itu merupakan bentuk
materialisasi dan spiritu alities pu rposin g untuk kepentingan
keuntungan maupun kebahagiaan. Hal tersebut terdeteksi dari
tiga level spiritualitas yang diperlukan perusahaan menurut
model S piritu al C om panyu4. Berikut digambarkan perbedaan
In tu isi S piritu al dalam Perusahaan dan S piritu al Company.
Spiritualitas aliran kas juga bukan bertujuan untuk
mencapai tingginya aliran kas perusahaan dengan m enetapkan
ketentuan syariah ( zakat.) sebagai spirit. Contohnya seperti
yang dilakukan PT. Elnusa11*. Direktur Utama PT. Elnusa Rudi
Radjab m engatakan bahw a strategi perusahaan untuk
peningkatan target total reven u e menggunakan z a k a t 2,5%.
Berikut penjelasan beliau:

Zakat 2,5% a d a la h ta b u n g a n a k h ira t u n tu k s e lu ru h k a ry a w a n


E ln u sa. K a r e n a itu, k a m i in g in m e m b e r i zakat double digit dari
2 5 % y a n g d itetap k an ... D e n g a n b e g itu k e u n tu n g a n y a n g h aru s
d ica p a i p e ru s a h a a n a d a la h e n a m ra tu s m ilia r ru p iah . Itu m im p i

Output nilai-nilai organisasi perusahaan yaitu Menghasilkan perubahan sikap individu


(seperti pencarian makna lebih pekerjaan pada karyawan, orientasi memberi/pelayanan pada
orang lain>, Menurunkan praktik penyelewengan dan pelanggaran wewenang; Meningkatkan
citra/kredibilitas perusahaan di mata stakeholder; Mendongkrak performa perusahaan secara
berkelanjutan.
114 Tiga level spiritualitas diorientasikan mulai pada level pertama, yaitu survival level untuk
meningkatkan keuntungan. Level kedua, ketika perusahaan telah mencapai level pertama,
perusahaan harus mencapai success level dengan menekankan relationship dan networking
serta tumbuh. Level ketiga, bappiness level dengan selalu memberi (givitig/services). Artinya
spiritualitas adalah pendorong nilai moral sebagai penunjang nilai berpikir material untuk
meningkatkan kinerja individu dan organisasi (SWA 2007,36).
5 Setelah melalui masa-masa sulit selama lima tahun, PT. Elnusa seperti dikutip SWA (2007,
46) berhasil melakukan turnaround pada 2005 dan mencatat laba tujuh puluh sembilan mil
iar rupiah (melonjak 318%) dibanding 2004 yang hanya sembilan belas miliar rupiah. Melalui
efisiensi sepanjang 2005 perusahaan membuktikan meningkatkan labanya. Pada 2009 perusa
haan menargetkan peningkatan pendapatan hingga enam triliun rupiah.
G am b ar 7. Penerapan Nilai-nilai Spiritual dalam S piritu al C om pany
7T
fT a c M
'U
MODEL SPIRITUAL COMPANY 3
S '
S3
rr r**
R
S- s. W g1
Leadership * i U o a
1. Pemimpin mampu menerjemahkan
SO W C S
secara jelas sistem nilai pada selu 3 3 5
Output o p _
ruh elemen organls8s* D
- rrwnghaaiikan peru
2. Pemimpin menjadi rol model *-* 'O
M. w
bahan s t o p JndMdu
Faktor Btsternaj: CA
P
W
'P
J s
1. Pembahan ^epertlpencarian
7T D O' i g
Indiist (seperti makna lebih pada
tingkat per- pekerjaan prie karya -n
O)
zr
w
p g.
saingan)
Perumusan sis Sistem Manajemen wan. orientasi pada D
W 3 3c W
nr ' DS Srr n
tem Nilai-nilai Operasional memberi layanan pada
2. Kesadaran kon-J Menghasilkan
Spiritualitas 1. Sistem nilai harus
sumo/i terhadap orang lalri) 3
nlia^nUai (soperti
1. Memodelkan lerintegrasi dengan NteinUai VI
- menurunkan prakllk a C D
etika/morai)
Mend.nn sistem nilai baik dalam aktivitas
Bosod penyelewengan dan S
-perubahan 2. Merancang operasional yang peianggjtf^wew- 5* | S* & ^
Paktof Internal;
mekanisme diatur oleh sebuah napg (frwdi o 2
9u menyangkut
untuk Internali sistem manajemen meningkatkan 3o 3
p CfQ
p

sasi sistem operasional dwa/kredlMfltes SU s


performa kerja . 3 ^ D
nilai 2. Membuka ruang
- kuaOtaSv kjyaltias
untuk pemenuhan
perusahaan dl mata S
S ?r
w *< iW O

& motivasi SOM okebakiof W
,- ^ r ^ m * n g n n
kebutuhan spiritual - mendongkrak perfor o*
o
TT &
OfO 1
~
D
karyawan ma perusahaan secara n W**
3. Adanya sistem baketenjutah 2 S j- W
P 3
evaluasi kinerja W
3 - 3
yang baik (terma S u m b e r R is e t S W A C o rr 0 0$s
m
suk kinerja spiritual D
r-1 < 3 =
C M
C/i
SW 3= D
.
?r
Sumber: Tim Riset SWA (2007, 39)
222 AKUNTANSI SYARI AH: THO R I, KONSEP D AN LAPORAN KEUANG AN

S p iritu al C om pan y model PT. Elnusa memang


berdampak pada pertumbuhan bisnis sebesar 1015% per tahun.
Dari hanya empat karyawan pada saat didirikan, Internusa telah
diperkuat empat ratus karyawan dengan duabelas cabang di
seluruh Indonesia. Luar biasa. Tetapi, apakah seperti itu
spiritualitas dalam perusahaan? Apakah spiritualitas hanya
dijadikan alat untuk memperbesar keunuingan perusahaan?
Simplistis sekali.
G am b ar 8. Penerapan Intuisi Spiritual Dalam Laporan
Arus Kas Syariah

NILAI ISLAM
T U J U A N S Y A R PA H

VISI-MISI, T U JU A N ,
K E B IJA K A N PERUSH .

K E BIJA KA N AKUNTANSI
Definisi, Pengukuran, Pengakuan
dan Ponyajlan

TEKNOLOGI AKUNTANSI
Sistem Informasi. Pencatatan
sam pai Laporan Kouangan

LA PO R A N ARU S KAS
Laporan berhubungan dengan
Aliran K a s Keluar dan Masuk

Intuisi spiritual merupakan pendekatan keseimbangan


pilihan bagaimana meraih nilai lebih atas materi berbentuk
ekonom i, sosial dan lingkungan dalam lingkup nilai-nilai
spiritual. Intuisi spiritual adalah alat bagi setiap individu dan
organisasi untuk m em berikan keseim bangan nilai lebih
ekonomi, sosial dan lingkungan. Intuisi spiritual mengarahkan
para individu dalam organisasi bahwa pencarian m a isyah
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah

untuk pencapaian nilai tam bah tidak hanya ukuran ekonom i,


tetapi juga berhubungan ukuran sosial dan lingkungan, dan
lebih penting sem uanya harus b a r a k a h 116.

7.3.3. A ru s K a s S y a ria h B e r n ila i K e tu n d u k a n


Arus kas berbasis m a isyah di sam ping penuh berkah
juga berkenaan dengan ibadah dan ketundukan. Hal tersebut
misalnya ditegaskan oleh Pak Aziz. Makna ketundukan adalah
m a isy ah u ntu k m endapatkan rezeki yang barokah dalam
rangka m engabdi kepada Allah. Berikut ungkapan pak Aziz:

Bisnis memang harus disadari sebagai bentuk m aisyah, mencari


mata pencaharian karena Allah. Berusaha mencari uang itu tidak
hanya mengeluarkan biaya untuk bikin sparepart, trus menjual
supaya dapat hasil banyak.

B en tu k ketundukan tersebut m enurut Pak Abbas adalah


sebagai im plem entasi secara konkrit m enuju shirotol m u staqim
Agar jalan m enuju sh irotol m ustaqim dapat terealisasi m aka
segala sesuatu harus m em enuhi kriteria syariah. Artinya, aliran
kas harus diperoleh secara b a la i dan thoyib. Berikut ungkapan
beliau:

Membangun kendaraan mengarungi sirotol mustaqim itu


maknanya luas. M aisyah tidak hanya cari rezeki untuk
kepentingan pribadi, tetapi juga untuk lingkungan sekitar. Lebih
penting lagi ya harus barakah, ya halalan thoyibah

116 Intuisi spiritual dengan dem ikian m erupakan realisasi Ekstensi Constructivism
Structuralism (lihat gambar 3), penjenjangan subsistem Teknosistem (lihat gambar 1), serta
realisasi gagasan konsep dasar teori dari Triyuwono (2000). Sinergi tersebut terderivasi m enja
di Intuisi Spiritual Perusahaan. Sekali lagi ditekankan di sini bahwa nilai-nilai Islam dan tujuan
syariah bukan alat menetapkan tujuan keuntungan perusahaan, tetapi sebagai sumber nilai
perusahaan agar perusahaan sesuai nilai Islam dan tujuan syariah.
224 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Hal sama diungkapkan o leh para penggiat BMT.


M enurut Pak Mahmud, menjalankan organisasi setiap orang di
BM T harus m em iliki em pat sifat w ajib Rasulullah. Berikut
penjelasannya:

Tiap pengelola harus mengimplementasikan sifat shiddiq atau


jujur dan amanah. Nah dari dua sifat itu harus berdampak pada
sifat tabligh atau melaksanakan dengan baik serta fathonah atau
cerdas, kalau bahasa sekarang itu profesional.

Menjalankan bisnis di samping berdasarkan empat sifat


di atas, para penggiat BM T juga m em butuhkan pengetahuan
f iq h (seperti pengetahuan berdasarkan kitab F athul Q arib )
serta ta sa w w u f (sep erti pengetahuan berdasarkan kitab
N ashaih u l Ibad). Pak Mahmud mengatakan:

Seseorang yang hanya memahami dan menerapkan fiq h tapi


dijalankan tanpa tasawwuf maka orang itu akan bersikapfasikh
Orang yang fasikh jelas mengerti dan sangat paham mengenai
halal dan haramnya sesuatu. Halal juga harus thoyib. Lebih
utama ya bebas riba

K etentuan fiqh m enurut beliau jelas m erefleksikan


ketundukan berbisnis yang harus tetap bersandar pada ketentu
an Islam, harus halal, thoyib dan bebas r ib a

7 3 .4 . T ig a S u b stan si A ru s K as S y a r ia h
Berdasarkan praktik bisnis di atas dapat ditarik benang
m erah, bahw a m a'isyah m erupakan ben tu k berusaha
untuk mencari rezeki baik untuk kepentingan diri, sosial, dan
lingkungan penuh b a r a k a h m enuju siro th o l m ustaqim .
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 225

M aisyah untuk m endapatkan rezeki penuh barakah sebagai


im plem entasi kesadaran intuitif ( con sciou ssn essfrom in tu itiv e
un con scion sn ess) kederm aw anan Islami untuk meraih cinta
Allah. Tiga substansi arus kas syariah berbasis m a isy a h
tersebut adalah sebagai berikut:
1. A ru s K a s S y a r i a h K u a n t i t a t i f ( F i n a n s i a l , S o s ia l,
L in g k u n g a n )
M aisy a h jelas m eru pakan aktivitas bisnis yang dapat
d irefleksikan dalam bentu k transaksi k u an titatif u n tu k
m em p ero leh dan m engelu arkan kas dengan tetap
m enekankan keseim bangan kepentingan diri/finansial -
sosial - lingkungan. Untuk m em udahkan pendeskripsian
bentuk arus kas syariah yang m em iliki karakter finansial,
sosial dan lingkungan, penataan laporan arus kas k o n v en
sional yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi
dan pem biayaan dapat digunakan (lihat misalnya Kieso eta l.
2002, 237; Kam 1990; H endriksen dan Breda 2000 dan
lainnya). M eskipun dalam penataannya aktivitas operasi,
investasi maupun pem biayaan perlu diperluas bukan hanya
bersifat finansial untuk kepentingan internal perusahaan.
Tetapi aktivitas operasi, investasi m aupun pem biayaan juga
m em iliki aktivitas operasi yang bersifat sosial d an
lingkungan, aktivitas investasi yang bersifat sosial dan
lingkungan, serta aktivitas pem biayaan yang bersifat sosial
dan lingkungan pula.
2. A ru s K a s S y a ria h K u a l i t a t i f ( P e n u h K e b e r k a h a n )
Bentuk m a isyah (arus kas syariah) kualitatif m erupakan
refleksi keberkahan yang selalu m elekat dalam aktivitas
bisnis u ntuk m em ben tu k arus kas. M udahnya aktivitas
bisnis dalam m endapatkan dan m engeluarkan arus kas
ternyata juga bukan hanya bersifat m aterial saja. B a r a k a h
226 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEPDANLAPORANKEUANGAN

juga memiliki makna batin dan spiritual sekaligus, ketika


transaksi dilakukan. M aisyah merupakan aktivitas arus kas
untuk m elakukan pencatatan transaksi kas untuk tujuan
m endapatkan nilai tam bah atau rezeki yang b a ra ka h .
Transaksi harus b a r a k a h dan tidak serakah; transaksi
diharapkan selalu terjadi terus menerus tetapi tidak hanya
berm akna ekonom i tetapi harus memiliki nilai silaturrahim .
B a ra k a h bila dilihat lebih jauh memang lebih memposisikan
nilai batin sebagai titik temu antara nilai materi dan spiritual.
Titik tem u nilai m ateri dan spiritual berkaitan dengan
suasana batin atau intuisi, intuisi yang spiritual. Intuisi
spiritual m engarahkan para individu dalam organisasi
bahwa pencarian m a isyah untuk pencapaian nilai tambah
tidak hanya ukuran ekonom i, tetapi juga berhubungan
ukuran sosial dan lingkungan, dan lebih penting semuanya
harus barakah. Mudahnya yang dimaksud dengan intuisi
spiritual itu sendirilah yang dinamakan barakah .
3. A ru s K as S y a ria h B e rk e tu n d u k a n ( H a la l-T h o yib -
B e b a s R ib a )
Arus kas berbasis m aisyah di samping penuh berkah juga
berkenaan dengan ibadah dan ketundukan. Makna
ketundukan adalah m a isyah untuk mendapatkan rezeki
yang barokah dalam rangka m engabdi kepada Allah.
K etentuan arus kas syariah jelas harus m erefleksikan
ketundukan berbisnis yang harus tetap bersandar pada
ketentuan syariah, yaitu halal, thoyib dan bebas rib a

7.4. BEN TUK ALTERNATIF LAPORAN ARUS KAS


SYARIAH
Tiga bentuk substansi arus kas syariah berbasis maisyah
perlu diturunkan dalam bentuk yang lebih konkrit. Bentuk
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 227

kuantitatif arus kas harus m enam pakkan transaksi-transaksi


dan aliran kas masuk dan keluar sesuai prinsip keberkahan atas
segala sesuatu m ateri dengan tetap dilingkupi nilai-nilai
kebaikan, bebas dari pengukuran berdasar riba dan diakui bebas
dari keharam an bentuk-bentuk materi. Bentuk kuantitatif aliran
kas sangat dipengaruhi penilaian k u alitatif baik o b y ek tif
m aupun su b y ek tif atas m aterialitas aliran kas. Penilaian
k u an titatif bukan m erupakan penegasan atas d iskon to
kepastian aliran kas masa depan, tetapi m erupakan penegasan
atas kepastian aliran kas saat ini dan masa lalu dengan tetap
m em berikan kelonggaran atas ketidakpastian aliran kas masa
depan. Jalan yang ditem p uh dalam pengu ku ran u ntuk
m enyikapi nilai harga fluktuatif menggunakan revaluasi yaitu
dengan m elakukan pengukuran net r e a liz a b le value, sesuai
nilai jual pasar saat ini.
Penilaian ku antitatif tidak han ya berhubungan
pengukuran dan pengakuan saja, tetapi lebih jauh dari itu, perlu
pendekatan intuisi spiritual. Ujung penerapan intuisi spiritual
mengarah pada akuntabilitas sekaligus apa yang disebut dengan
B arakah . B a ra k a h seperti telah dijelaskan di m uka merupakan
konsep nilai tam bah dari realitas transaksi bukan dalam konteks
material bertam bah saja, tetapi juga berkaitan dengan transaksi
material yang mungkin berkurang secara lahiriah, tidak bisa
terlihat langsung secara indra w i dan lahiriah nam un terkadang
bisa terasakan. Sesuatu yang dirasakan m em punyai nilai tam bah
padahal lahirnya tidak atau malah berkurang, dikatakan
m em punyai b a ra k a h . M elakukan sesuatu tanpa m em baca
b a sm a lah secara lahir tidak berbeda dengan m elakukannya
dengan m em baca basmalah\ nam un dengan basmalah ada nilai
tam bah yang tidak terlihat tapi terkadang terasakan. Karena
228 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP D A N LAPORAN KEUANGAN

b a r a k a h sifatnya batin, m aka ciri-cirinya tidak semuanya dapat


dilihat dengan indera. Terkadang keberkahan bisa dirasakan,
misal m endatangkan manfaat yang lebih dari pekerjaan yang
dilakukan atau sesuatu yang dim iliki Contohnya seorang yang
m em punyai ilmu m eskipun sedikit tapi berm anfaat bagi
masyarakat, ini term asuk tanda-tanda ilmu tersebut diberkati.
Dem ikian juga harta yang bisa dim anfaatkan untuk m ash lah ah
m erupakan tanda-tanda diberkahi. Ada harta yang m eskipun
jum lahnya banyak tapi tidak begitu berguna. Barakah\uga. tidak
hanya bersifat m ateri dan non materi, tetapi juga bersifat sosial
dan lingkungan (seperti dilakukan Pak Abbas maupun Pak
Dumairi).
Meskipun perlu ditegaskan di sini bahw a keluarnya
harta bukan hanya diartikan sebagai kew ajiban syariah form al,
tetapi lebih pada kew ajiban blin kerin g dan n on -blin kerin g'
u ntuk m eraih apa yang disebut Al M akki (2005, 173)
kebahagiaan hati dan ketenangan jiwa di akhirat. Sikap seperti
inilah yang disebut Im am Abu Al-Qasim Al-Junaidi sebagai sikap
para kekasih Allah S W T (Al Makki 2005,174).
B a ra k a h dengan dem ikian dapat digambarkan sebagai
v alu e a d d e d atau nilai tam bah di setiap aliran kas material dan
sekaligus batin dan spiritual yang selalu m em berikan kebaikan
berkesinam bungan. Aliran kas dalam konteks Islam bukanlah
ben tu k p ertam bahan (nilai tam b ah ) dari harta sep erti
ditegaskan dalam konsep arus kas konvensional. Laporan Arus
Kas konvensional biasanya disebut sebagai laporan perubahan
posisi keuangan dalam bentuk kas ( cash ) berkaitan m ening
katnya kew ajiban dan ekuitas yang dapat digunakan
perusahaan dari sum ber eksternal serta m enurunnya kew ajiban
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 229

dan ek u itas p em ilik serta m enin gkatn ya a se t117. B erik u t


disajikan tabel perbedaan antara bentu k arus kas konvensional
dan syariah:
T a b e l 11. Perbedaan Pengungkapan Arus Kas

No Kriteria Akt Konv. Akt Sos-Ling Akt Syr-Akm Akt Syr-Ideal

1 Finansial PW PW PW PW

2 Sosial PS PW PW PW

3 Lingkungan PS PW PW PW

4 Barakah - - - PW

5 Ketundukan - - PS PW

K eteran gan : Akt K onv - A k u n tan si K onvensional; A kt Sos-Ling - A kuntansi Sosial

dan L in g k u n g an ; A kt Syr-Prag - A k u n ta n si S y a ria h P ragm atis;

A kt Syr-Ideal - A k u n tan si Syariah Idealis; B arak ah - B atin dan Spiritual;

K etu n d u kan - H alal, T h o yib, B eb as R iba; P W - P engu ngkap an W ajib, P S -

P engu ngkapan Su karela

7 .4 1 . E le m e n -e le m e n L a p o r a n A ru s K a s S y a r ia h
Berikut dijelaskan elem en -elem en laporan arus kas
syariah. P en erim aan dan pem bayaran kas selam a p eriod e
tertentu diklasifikasikan dalam tiga aktivitas, yaitu aktivitas
operasi, investasi dan pembiayaan. Bentuk arus kas seperti itu
dapat digunakan sebagai dasar p en en tu a n elem en -elem en
laporan arus kas syariah dengan tetap m em berikan tekanan

117 Syard di sini harus ditegaskan lagi bukan ketentuan syard dalam arti mekanisme untuk
m em enuhi kewajiban syard saja, tetapi harus dalam arti substansial juga Seperti dicontohkan
di atas, bentuk syard dari akad substansial untuk mereduksi bunga dari konteks diskonto atas
ketidakpastian menjadi bunga menjadi nilai tambah setelah diperolehnya manfaat atas aliran
kas yang diterima. Bentuk sy ard akad substansial juga dapat berbentuk mekanisme qardb
hassan sebagai bentuk pem biayaan sosial-ekonomi dan bukan charity.
230 AKUNTANSI SYARIAH; TEORI, KONSEP DANLAPORANKEUANGAN

akuntabilitas dan pengakuan berdasar prinsip teknosistem


laporan keuangan dari Mulawarman (2006a, 270). Teknosistem
laporan keuangan sesuai tujuan akuntansi syariah harus
memiliki akuntabilitas kreativitas finansial-sosial-lingkungan.
Teknosistem juga memiliki akuntabilitas ketundukan halal-
thoyib-bebas riba. Masing-masing akuntabilitas terdiri dari
akuntabilitas ketundukan primer dan sekunder.
Untuk m em berikan gam baran lebih detil konstruksi
elem en-elem en laporan arus kas syariah, di sini akan
ditunjukkan rincian pos-pos pem bentuk tiga elem en utama
laporan arus kas konvensional. Aktivitas operasi m eliputi
aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas
perusahaan lain yang bukan m erupakan aktivitas investasi
dan pendanaan (Harahap 2002, 245). Kieso et al. (2002, 238)
m enjelaskan aktivitas operasi m eliputi pengaruh kas dari
transaksi yang digunakan untuk m enentukan laba bersih.
Kegiatan ini biasanya lanjut Harahap (2002,245) biasanya adalah
pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa lain yang ikut dalam
m enentukan laba, mencakup kegiatan produksi, pengiriman
barang, pem berian servis. Aktivitas investasi meliputi aktivitas
perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas, seperti m enerim a dan
menagih pinjaman, utang, surat berharga atau modal, aktiva
tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam
proses produksi. Aktivitas pendanaan atau pem biayaan
m eliputi aktivitas yang m engakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang
perusahaan, berupa kegiatan m endapatkan sum ber dana dari
pemilik dengan m em berikan prospek penghasilan dari sumber
dana tersebut, meminjam dan m em bayar hutang kembali, atau
Laporan Arus Kas Syari'ah Berbasis Maisyah 231

pinjam an jangka panjang untuk m em bayar utang tertentu


(Harahap 2002,246).
Berdasar tiga bentu k arus kas kon ven sional dapat
dilakukan konstruksi elem en-elem en laporan arus kas syariah
berbasis m aisyah (Tabel 12).
Arus kas syariah terdiri dari dua bentuk utama, yaitu
ketundukan 118 (prim er dan sekunder) dan kreativitas (prim er
dan sekunder). Di samping kreativitas dan ketundukan, arus kas
syariah juga memiliki perluasan baru yang khas, yaitu perluasan
bentuk transaksi. Transaksi konvensional biasanya terdiri dari
transaksi operasi, investasi dan pendanaan. Sedangkan arus kas
syariah terdapat bentuk transaksi barakah .
Penjelasan masing-masing elem en arus kas syariah di
atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Elemen aktivitas operasi
meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk
m enentukan nilai tambah. Kegiatan ini dapat meliputi pengaruh
kas dari transaksi dan peristiw a lain yang ikut dalam
m enentu kan nilai tam bah, m encaku p kegiatan produksi,
pengirim an barang, pem berian layanan berbasis prinsip
penciptaan nilai tambah dengan syarat halal. Contoh-contoh
transaksi, pertam a, transaksi penerim aan berb en tu k
ketundukan seperti dari bagi hasil pinjaman atas penerim aan
dari surat berharga seperti dividen tetap m engacu prinsip
P r o fit Loss S h arin g System. B en tu k transaksi tidak hanya
m enggunakan kon sep m u d h arab ah , m u sy a ra k a h atau

118 Ketundukan adalah karakter abd' Allah, menunjukkan representasi kesatuan nilai yang
memenuhi kriteria halal dan bebas riba (kuantitatif), serta secara kualiutif merepresentasi
nilai batin yang secara teknis/akuntansi memenuhi kriteria tboyib, yaitu kemanfaatan dan
ketenangan (kualitatif). Kreativitas adalah karakter khalifatullah f i l ardh, menunjukkan
representasi kesatuan finansial, sosial, lingkungan. Karakter abd 1Allah tidak dapat terpisah
secara substantif dengan karakter khalifatullah f i l ardh, meskipun dalam realitasnya dapat
dideteksi secara terpisah. Lebih lengkap lihat kriteria pengakuan dalam Bab 6.
232 AKUNTANSI SYARIAR- TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

T ab el 12. Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah

Arus K as Syariah Kuantitatif Kualitatif

1. Transaksi Operasi
a. Penyesuaian Nilai Tambah Syari'ah
b. A rus K as Masuk Ketundukan
Penerimaan berbasis P L S System (seperti
Mudharabah / Murabaha / Qardh / Muzaraah /
Musaqah. dii)
c. A rus K as Masuk Kreativitas
X1 Y1
Sumbangan, pengembalian pinjaman, dll
d. Arus Kas Keluar Ketundukan
Labelling Halal, Progress Pengurangan beban
bebas Riba, Zakat, Shadaqah, dll
e. A rus Kas Keluar Kreativitas
Pembayaran Pajak, Beban Lain-lain

2. Transaksi Investasi
a. Arus Kas Masuk Ketundukan
M isal penjualan saham P L S System
b. Arus Kas Masuk Kreativitas
Penjualan Harta, Pabrik dan Peralatan, dll
c. A rus Kas Keluar Ketundukan
Pembangunan Sarana Ibadah. Pengembangan
Sarana Prasarana sesuai syari'ah (misal, tidak
X2 Y2
menutup sumber air) Brand Image Islami,
Investasi Saham PLS, System, dll
d. Arus Kas Keluar Kreativitas
Pembangunan Sarana Sosial, Distribusi Ekuitas
pada masyarakat sekitar lahan tambang /
perkebunan / hutan, Pengembangan Sarana
Prasarana Pro Lingkungan, dll

3. Transaksi Pendanaan
a. Arus Kas Masuk Ketundukan
Penerbitan Sukuk, Penjualan Ekuitas PLS,
Hutang PLS. dll
b. Arus K as Masuk Kreativitas
Penerimaan Pinjaman Jangka Pendek biasa
X3 Y3
tanpa bunga
c. Arus K as Keluar Ketundukan
Pembagian Dividen Pemegang Saham PLS
d. A rus K as Keluar Kreativitas
Akuisisi Kembali Modal Saham non PLS

4. Transaksi Barakah
a. Arus Kas Masuk
Penerimaan Hibah, Waqaf. dll
b. Arus Kas Keluar X4 Y4
Pengajian. Peningkatan Spiritualitas SDM,
Slametan, Manaqib, dll

5. Revaluasi X5

6. Changes in Worttng Capital X6

Jumlah Kas Syari'ah X7 Y7


Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 233

m u rabah a, perlu perluasan (sesuai karakter perusahaannya),


apakah m enggunakan qa rd h sebagai basis transaksi bersifat
sosial-spiritual, dan atau m u z a ra a h serta m u saq ah sebagai basis
transaksi bersifat ekologis-spiritual. Kedua, transaksi
penerim aan b erb en tu k kreativitas m erupakan penerim aan
yang bukan berasal dari k elom p o k investasi pem biayaan,
seperti jumlah uang yang diterima dari tuntutan di pengadilan,
klaim asuransi, kecuali yang berhubungan dengan kegiatan
investasi dan pem biayaan sep erti kerusakan gedung,
pengem balian dana dari su p p lier ( refu n d ). Ketiga, transaksi
pem bayaran kas berbentuk ketundukan seperti pem bayaran
kas prim er u n tu k m em beli bahan secara halal yang akan
digunakan u n tu k produksi atau u n tu k dijual, term asuk
pembayaran utang jangka pendek atau jangka panjang kepada
supplier barang. Keempat, transaksi pem bayaran kas berbentuk
ketundukan prim er juga dapat berupa kew ajiban zakat, in fa q
sbad aqah , denda dan a m a l ja r iy a b lainnya. B entuk seperti
pem bayaran kas kepada supplier lain dan pegaw ai u ntuk
kegiatan selain produksi barang dan jasa m erupakan bentuk
ketundukan sekunder. Kelima, pem bayaran kas b erb en tu k
kreativitas. B en tu k n y a seperti pem bayaran kas kepada
pem erintah u ntuk pajak, p em bayaran kepada p em beri
pinjam an dan kreditur lainnya berupa bagi hasil (prim er).
Pembayaran kas berbentuk kreativitas yang tidak berasal dari
transaksi investasi atau pem biayaan seperti p em bayaran
tuntutan di pengadilan, pengem balian dana kepada langganan
dan sum bangan (sekunder).
Elem en aktivitas investasi meliputi aktivitas perolehan
dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang
234 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

tidak termasuk setara kas, seperti menerim a dan menagih


pinjaman, utang, surat berharga atau modal, aktiva tetap dan
aktiva prod uktif lainnya yang digunakan dalam proses
produksi dengan berbasis prinsip reduksi riba dalam bentuk
penghilangan pengukuran ketidakpastian melalui tim e v alu e o f
money. Contohnya seperti penerimaan pinjaman luar baik yang
baru maupun yang sudah lama berbasis P rofit Loss Sharing
System yang diperluas (seperti Q ardh, M u z a ra a h dan
M usaqah ) berbasis reduksi riba. Penjualan saham baik saham
sendiri maupun saham dalam bentuk investasi. Penerimaan dari
penjualan aktiva tetap dan aktiva prod uktif lainnya.
Pembayaran utang perusahaan dan pembelian kembali surat
utang perusahaan. Pem belian saham perusahaan lain atau
perusahaan sendiri. Perolehan aktiva tetap dan produktif
lainnya. Pengertian perolehan di sini termasuk harga pembelian
dan cap ital expenditure. Penentuan dan perencanaan investasi
tidak harus berdasarkan hitungan kuantitatif, tetapi dapat
dilakukan dengan tiga tahapan intuitif (u n tu k dapat
memberikan kebaikan pemilik, manajemen , karyawan, pihak
lain di luar perusahaan) terdeteksi dalam aktivitas berbentuk
kreativitas kualitatif. Bentuk ini dicatat dalam laporan kualitatif.
Elemen aktivitas pendanaan atau pembiayaan meliputi
aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan,
berupa kegiatan m endapatkan sum ber dana dari pem ilik
dengan m em berikan prospek penghasilan dari sum ber dana
tersebut, m em injam dan m em bayar hutang kem bali, atau
melakukan pinjaman jangka panjang untuk mem bayar utang
tertentu berbasis prinsip reduksi riba bentuk penghilangan
pengukuran ketidakpastian m elalui tim e v a lu e o f m oney.
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 235

Contoh arus kas masuk kegiatan pendanaan atau pembiayaan


seperti penerim aan dan pengeluaran surat berharga dalam
bentuk equity, penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek,
wesel dan pinjam an jangka pendek "lainnya, pem bayaran
dividen berbentuk bagi hasil berbasis P ro f it Loss Sharing System
kepada pem ilik akibat adanya surat berharga (equity),
pembayaran kembali utang, pembayaran utang kepada kreditur
termasuk perpanjangan utang.
Pembayaran kas juga tidak hanya bersifat materi tetapi
juga pem bayaran non-materi untuk kepentingan b a r a k a h
sosial-lingkungan. Contohnya adalah pengeluaran kas untuk
kepentingan pekerja dan masyarakat sekitar proyek. Aktivitas
investasi tidak hanya bersifat materi, tetapi juga non materi agar
dapat menjadi nilai tambah yang bernilai barakah . Dampak
investasi bernilai b a ra k a h juga harus dapat m encatat sifat
kedermawanan Islami, yaitu akitivitas investasi bersifat b a ra k a h
sosial dan lingkungan. Contoh investasi b a ra k a h bersifat sosial
lingkungan seperti bentuk investasi pembuatan saluran irigasi
dan pembangunan plengsengan perluasan aliran sungai untuk
kepentingan masyarakat m aupun kelestarian lingkungan.
Pembayaran kas dan investasi bersifat b a ra k a h ini tidak dapat
dim asukkan dalam tiga ben tu k transaksi konvensional.
Transaksi di atas adalah bentuk transaksi khas Islam dan bahkan
mungkin khas Indonesia. Akomodasi bentuk transaksi seperti
ini dapat dimasukkan apa yang dinamakan di sini sebagai
Transaksi B arakah .
Revaluasi muncul sebagai salah satu elem en berkaitan
dengan penyesuian pengukuran berbasis historis dan cu rren t
(saat ini), serta berbasis kas (tidak menggunakan sistem akrual),
baik hubungannya dengan penyesuaian harga maupun
236 AKUNTANSI SYAR IA H TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K EU AN G A N

fluktuasi nilai mata uang. Elemen changes in w orkin g cap ital


tetap m engacu pada prinsip P ro fit Loss S h arin g System.
Penentuan chan gin g in w orkin g ca p ita l tetap m em berikan
porsi seimbang baik m u sy arakah ( m u d h araba0, m urabaha,
qardh, m u z a r a a h dan m usaqah. M unculnya penam bahan
bentuk PLS seperti qard h yang biasanya masuk dalam charity,
atau m u z a ra a h dan m u saqab yang biasanya masuk dalam
produk pertanian saja, m em erlukan ijtih a d o leh lembaga
berw enang seperti DSN MUI lebih lanjut berkaitan dengan
syarat, perhitungan, dan ketentuan lainnya.

7.5. RINGKASAN
Konstruksi khusus laporan arus kas syariah di Bab ini
m erupakan im plem entasi pertam a dari trilogi laporan
keuangan syariah berbasis m aisyah-rizq-m aal Laporan arus
kas syariah diturunkan dari salah satu trilogi, yaitu m aisyah.
M aisyah biasanya hanya dilihat sebagai aspek norm atif yang
kurang banyak digali dalam literatur Islam. Ketika m a isyah
dilihat pada tataran empiris, maka konsep norm atif tersebut
sebenarnya dijalankan oleh masyarakat bisnis Muslim sebagai
suatu perilaku yang m enunjukkan naturalitas nilai-nilai
keislaman dan nilai-nilai budaya Indonesia. Artinya, m aisyah
sebagai aspek norm atif ternyata telah m em bentuk kerangka
antropologis yang unik, Islam ala Indonesia. Hal tersebut dapat
dilihat dari pengertian m a isyah dari pelaku bisnis, seperti Trah
Sarekat Islam, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Bila ditarik pada tataran ekonom i, m aka konsep
m a isyah m em ang menjadi kerangka praktis para penggiat
Muslim Indonesia m elakukan aktivitas bisnisnya. M aisyah
dipaham i sebagai bentu k ibadah kerja duniaw i untuk
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 237

mendapatkan rezeki penuh barakah sekaligus mencari modal


(tabungan) akhirat. Kerja jelas berhubungan langsung dengan
ibadah dan pertanggungjawaban kepada Allah. Bila ditarik lebih
konkrit pada tataran akuntansi, m a isyah lebih merupakan
aplikasi dari - apa yang dinam akan dalam akuntansi
konvensional - sebagai arus kas.
Secara umum, m aisyah memang mirip dengan logika
arus kas konvensional, yaitu berkaitan dengan aktivitas masuk
dan keluarnya kas. Meskipun, bila ditarik lebih dalam, ternyata
konsep m aisy ah dan arus kas memiliki pemaknaan yang jauh
berbeda, terutama berkenaan dengan substansi masuk dan
keluarnya kas.
Informasi arus kas konvensional selama ini menurut
Hendriksen dan Breda (2000,291) ditekankan pada penyediaan
informasi untuk membantu investor dan kreditor meramalkan
arus kas yang akan dibagikan dalam bentuk dividen, bunga
( interest ), pelunasan pokok, serta evaluasi resiko. Salah
satu caranya adalah dengan penyediaan informasi solvensi11?
dan fleksibilitas 120 keuangan untuk ekspektasi (peram alan)
m engenai kualitas arus kas masa depan yang m ungkin
didapatkan. Tujuan tambahan dalam penyajian informasi arus
kas adalah m em ungkinkan evaluasi atas profitabilitas121,
likuiditas122 dan solvensi perusahaan. Mudahnya, profitabilitas

119 Solvensi merupakan istilah yang mengacu pada kemampuan suatu perusahaan untuk
membayar utang-utangnya pada saat jatuh tempo.
120 Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan suatu perusahaan mendapatkan kas sesegera
mungkin untuk memenuhi kontinjensi tak terduga dan mendapatkan manfaat dari peluang
yang menguntungkan.
121 Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan earnings sebagai jalan
untuk mendapatkan penerimaan atau melakukan pembayaran kas di masa depan.
122 Likuiditas adalah kemampuan relatif untuk mengkonversi aktiva menjadi kas. Likuiditas
juga mengacu pada hubungan antara kewajiban jangka pendek perusahaan dan pos-pos kas
maupun yang setara kas.
238 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEPDANLAPORANKEUANGAN

terutama m enekankan prospek arus kas berkenaan dengan


eam in gs, likuiditas m enekankan kemampuan m erubah aktiva
menjadi kas, solvensi m enekankan kemampuan perusahaan
membayar utang di masa depan, dan fleksibilitas keuangan
m enekankan kem ampuan perusahaan menggunakan sumber
daya keuangannya untuk kondisi (ek o n o m i) yang selalu
berubah. Keempat hal di atas (profitabilitas, likuiditas, solvensi
dan fleksibilitas) bila dilihat secara umum, ditegaskan Kam
(1990, 67) sebenarnya m erupakan refleksi mendasar
kepentingan pem ilik untuk prediksi ketidakpastian
( u n certain ty ) arus kas masa depan yang harus disajikan
perusahaan.
Makna arus kas konvensional, ternyata juga memiliki
perbedaan yang sangat jauh dengan makna arus kas (syariah)
berbasis m a isyah. Arus kas seperti ini jelas lebih bermakna
lokalitas. Berbeda dengan evolusi arus kas konvensional saat ini
yang telah masuk dalam lingkaran realitas baru, realitas maya
tanpa batas ruang dan waktu. Perjalanan konsep arus kas setelah
munculnya teknologi informasi melesat jauh seperti panah yang
lepas dari busurnya sebagai bagian dari Kapitalisme Baru untuk
m enentukan Ekonom i Baru berbasis Globalisasi (Capra 2003,
Stiglitz 2005, Shutt 2005). Penyesuaian teknologi untuk
kepentingan Ekonomi Baru dalam konteks akuntansi dijelaskan
Graham dan Neu (2003) dijalankan oleh MNCs ( M ulti N ation al
C om panys). Tujuannya adalah melakukan aliran lintas batas
melampaui ruang dan w aktu seperti aliran modal, produk,
informasi, kebijakan dan orang. Bentuknya seperti disebut
Graham dan Neu (2003) sebagai Flow s o f Things. Ujung-
ujungnya adalah permainan m onopoli melalui Laporan Arus
Laporan Arus Kas Syariah Berbasis Maisyah 239

Kas sebagai alat bantu pem etaan kekuatan keuangan


perusahaan untuk mengantisipasi dadu m esin dari bursa
saham yang disebut E lectron ically O perated G lobal C asind,
atau disebut Castells sebagai A utom aton12^ (Capra 2003,120).
M aisyah di sini dipahami oleh para penggiat Muslim
sebagai bentuk berusaha untuk mencari rezeki baik untuk
kepentingan diri, sosial, dan lingkungan penuh b a r a k a h
m enuju siroth ol m ustaqim . M aisyah untuk m endapatkan
rezeki penuh barakah sebagai im plem entasi kesadaran
intuitif ( con sciou ssn ess fr o m in tu itiv e u n con sciou sn ess)
kedermawanan Islami untuk meraih cinta Allah. Tiga substansi
arus kas syariah berbasis m aisyah tersebut adalah arus kas
syariah kuantitatif (finansial, sosial, lingkungan), arus kas
syariah kualitatif (penuh keberkahan), dan arus kas syariah
berketundukan ( h a la l-th oy ib -b eb a s riba). Perbedaan yang
signifikan tersebut berpengaruh terhadap bentuk laporan arus
kas dalam domain akuntansi syariah. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel 9, yaitu Laporan Arus Kas Syariah.

*23 Automaton menurut Castells adalah ciptaan inti ekonomi baru" hasil proses globalisasi
keuangan yang secara tegas mengatur kehidupan manusia. Bukan robot-robot yang menghi
langkan lapangan kerja atau komputer, tetapi merupakan mesin globalisasi berbentuk
transaksi keuangan.
BAB 8

EKSISTENSI LAPORAN
NILAI TAMBAH SYARIAH:
UJI EMPIRIS BERBASIS REZEKI

The long run is a m isleadin g g u id e to cu rren t a ffa ir s In the


long run we a r e a ll dead. Econom ists set them selves too easy,
too useless a task i f in tem pestuous seasons they can only tell us
that when the storm is p ast the ocean is fla t again.
(John Maynard Keynes)

8 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas salah satu rantai trilogi laporan keuangan
syariah, yaitu riz q sebagai dasar nilai tambah syariah. Mencari
rezeki seperti dijelaskan Bab 6 adalah bentuk m aisyah setiap
Muslim yang berdam pak kekayaan penuh berkah. Perolehan
rezeki berbentuk uang atau harta tanpa niatan untuk beribadah
m enuju ketakw aan, m aka niat tersebut hanya sebatas k e
untungan yang didapat. Ketika mencari rezeki diniatkan dan
diibadahkan untuk selalu mengharap ridha Allah, maka rezeki
tersebut memberi keuntungan atau laba dalam arti bernilai
lebih dan barakah, seperti tercantum dalam Al Quran:

Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu


di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.

241
242 AKUNTANSI SYARIAH; TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Muhammad saw bahkan bersabd a:

S e b a ik -b a ik h a rta y a n g b a g u s a d a la h y an g d im ilik i o le h se o ra n g
h a m b a y a n g s h o le h (H R . T a rm id z i).

Beberapa konsep kunci penting mengenai rezeki menurut


Al Quran, pertama, rezeki berasal dari Allah (QS. 51:22, Huud: 6,
Az Zukhruf: 32). Kedua, rezeki harus dihitung sesuai akhlak
Islami (QS. 14: 34). Ketiga, semua perolehan rezeki berkaitan
dengan penegasan keimanan dan ketakwaan seseorang (QS.
7:96). Keempat, rezeki yang berorientasi ketakw aan akan
memunculkan berkah (QS. Huud: 73; QS. 7 :9 6 ) dan kemenangan
yang besar (QS. Al Ahzaab: 70-71).
Bila dilihat lebih lanjut, sifat Allah yang Maha memberi
Rahmat, Rahm an dan Berkah hanya diperuntukkan bagi
manusia yang memang bekerja dengan orientasi ketakwaan.
Sedangkan sifat Allah yang Maha memberi Rahim memang
diperuntukkan untuk seluruh manusia. Artinya, bila manusia
m encari rezeki tetapi tidak disertai takw a, m ereka tetap
m endapatkan rezeki sesuai dengan kerjanya, tetapi tidak
mendapatkan berkah, rahmat dan rahman dari Allah.
Konsep Rezeki sebenarnya bersandarkan pada kata utama
dari satu nama Allah, yaitu Rabb. Kata R abb dapat ditemukan
misalnya dalam Al Quran Surat Al Fathihah ayat 2, R abb yang
berada dalam satu kalimat R a b b ila lam in , m enunjuk Tuhan
sebagai Tuhan Yang Ditaati, Yang Memiliki, Yang Mendidik dan
Yang M emelihara. Sedangkan dalam etim ologi Arab dapat
berarti dua hal, yaitu Penguasa ( Sovereign ) dan Pemberi Rezeki
(Sustainer) (Muslehudin 2004, 100). Muslehudin (2004) meng
hubungkan dua makna tersebut sebagai sebuah hubungan
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 243

antara konteks ekonom i dan politik, tetapi dalam konteks


penelitian ini tidak akan membahas hal tersebut lebih jauh. Yang
jadi perhatian di sini adalah m enekankan salah satu makna yang
berhubungan dengan konsepsi ekonom i, yaitu pemberi rezeki.
Rezeki dalam kata R abb di sini berm akna bahwa Allah
adalah tempat dan pusat dari rezeki itu sendiri. Hanya Allah
pem ilik dan pem beri Rezeki atau kenikm atan baik dunia
m aupun akhirat. Rezeki dengan dem ikian terikat dengan
konteks spiritualitas. Kita tidak dapat m emisahkan konteks
rezeki atau kehidupan dunia yang penuh kenikm atan misalnya
dengan kehidupan di akherat. Artinya, dalam makna rezeki itu
sendiri telah m elekat dua prinsip akuntansi yang tak
terpisahkan. Atau dalam bahasa Triyuw ono (2000) disebut
sebagai konsep koeksistensi/berpasangan. Berpasangan dalam
hal nilai materialistis (m encari rezeki di dunia) dan spiritualistis
(m encari rezeki di akherat). Dalam nash Quran makna rezeki
atau penghidupan seperti tertulis dalam Surat An-Naba ayat 11
Dan kami jadikan siang untuk m encari penghidupan
Selanjutnya dalam Surat Al-Araf ayat 10, yang bunyinya sebagai
berikut:

S esu n g g u h n y a kam i T e la h m e n e m p a tk a n kam u s e k a lia n


di m u k a b u m i d a n k a m i a d a k a n b a g im u d i m u k a b u m i (s u m b e r )
p e n g h id u p a a a m a t s e d ik itla h k a m u b e rs y u k u r.

Dari penelusuran konsep Quran tersebut dapat dimaknai


bahwa sebenarnya konsep rezeki atau penghidupan memang
sangat sarat dengan nilai-nilai Ketuhanan ( Ilahiyyah\ sarat-sarat
nilai kesucian atas apa yang kita lakukan dalam menjalani hidup.
Semua ini m enurut M uslehudin (2004, 102) m erupakan
244 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

implementasi dari Keadilan Ilahi yang bertujuan untuk keadilan


sosial yang diupayakan oleh Hukum Ilahi. Allah menjanjikan
penghidupan kepada semua makhlukNya bahkan membagi
berdasarkan kebutuhan dan kapasitasnya. Kepada sebagian
orang, Allah m em beri kelimpahan, sementara kepada sebagian
lainnya m em berikan keterbatasan, tetapi dengan janji Allah
bahw a Allah akan menjaga sem ua bertahan dengan tidak
mengalami pengurangan. Prinsip keadilan dalam akuntansi
seperti juga dijelaskan (Irian to 2003; 2006) adalah bentuk
perilaku bisnis dan pencatatan dalam m elihat perolehan
keuntungan harus tetap mengedepankan amanat Tuhan, dan
bahkan menginternalisasikan atau menghadirkanNya dalam
proses pencatatan transaksi bisnis itu sendiri.

82. LAPORAN NILAI TAMBAH SYARFAH Z/VTHE BEGINNING


Konsep nilai tambah syariah sebenarnya merupakan hasil
dekonstruksi konsep nilai tam bah dari dom ain akuntansi
konvensional. Dijelaskan Mulawarman (2006a) bahwa konsep
nilai tambah sendiri berasal dari implementasi penghitungan
GNP ekonom i makro, dan diterapkan dalam dunia akuntansi
(Staden 2000; Mankiew 2003, 20; Glautier dan Underdown 1992,
409). Bila dilihat lebih jauh, konsep nilai tam bah versi GNP
banyak memiliki kelemahan. Pemikir ekonom i kritis seperti
Ormerod (1998) memandang bahwa pengukuran GNP hanya
dapat m em otret ekonom i dan kem akmuran masyarakat suatu
negara secara kuantitatif. GNP tidak dapat melihat transaksi non
ekonom i seperti pencem aran lingkungan dan pekerjaan rumah
tangga, maupun black econom y. Mudahnya GNP hanya dapat
mengukur pertum buhan ekonom i tetapi tidak dapat mengukur
yang dikatakan Dixon (2004) sebagai ov erall s o c ia l w ell-being ,
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 245

seperti degradasi sosial dan lingkungan akibat aktivitas


perusahaan. Ketidakmampuan GNP mengukur kepentingan
sosial dan lingkungan menurut Bev (2007) karena GNP hanya
didasarkan pada pengukuran kuantitatif.
Perkembangan terbaru, pengukuran tingkat kem akmuran
suatu negara m em erlukan bentuk baru, yaitu yang disebut
G ross N atio n a l H ap pin ess (GNH). GNH mengadopsi baik
pendekatan ku antitatif m aupun kualitatif dan berbasis
perspektif holistik. Pendekatan tersebut disebut Bev (2007)
sebagai pendekatan keseimbangan yang baik antara pikiran dan
hati. GNH diusulkan pertama kali oleh Raja Bhutan Jigm e Singye
Wangchuck tahun 1972 Beliau mengusulkan konsep tersebut
untuk menyatukan perencanaan ekonom i dan pembangunan
secara holistik. GNH m em iliki em pat pilar utama, yaitu:
p ro m o tio n o f e q u ita b le a n d su sta in a b le so cio -eco n o m ic
developm ent, p reserv ation a n d p rom otion cu ltu ral values,
conservation o f n a tu ral developm ent, a n d esthablishm ent o f
fp od -fp v ern a n ce (lihat juga misalnya Hirata 2005; Frey and
Stutzer 2007; Revkin 2005 dan banyak lainnya).
Perubahan pola pengukuran nilai tambah dalam konteks
ekonom i m akro dapat kita lihat telah berubah dari pengukuran
bersifat ekonom i dan kuantitatif menuju model pengukutan
bersifat holistik dan mengadopsi secara kuantitatif-kualitatif.
Dem ikian pula dengan konsep nilai tam bah dari dom ain
akuntansi. Penggunaan konsep nilai tam bah biasanya di
gunakan oleh aliran akuntansi sosiaHingkungan (Mulawarman
2006a). Hanya masalahnya seperti diungkap oleh Mulawarman
(2006a), terdapat dua aliran akuntansi sosiaHingkungan, yaitu
aliran m iddle g rou n d dan non m id d le ground. Aliran m iddle
g rou n d menggunakan konsep nilai tambah berbasis kepenting
246 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

an perusahaan, sehingga m engkreasi inform asi dan per


tanggungjaw aban ekonom i-sosial-lingkungan juga berbasis
kepentingan keuntungan stockholders. Aliran n on m id d le
g rou n d di sisi lain menggunakan konsep nilai tambah untuk
informasi dan akuntabilitas sosial lingkungan berbasis kuantatif
m aupun kualitatif, untuk kepentingan lebih luas, yaitu
stakeh olders
Meskipun seperti ditegaskan Mulawarman (2006a) peng
gunaan konsep nilai tambah berbasis stakeh olders oleh aliran
n on -m iddle ground, ternyata masih m enekankan kepentingan
bersifat materi. Aliran non m id d le g rou n d tidak dapat memotret
realitas di luar materi. Memaknai laba akuntansi tanpa terjebak
materialitas sebenarnya telah digali secara m endalam oleh
Subiyantoro dan Triyuw ono (2004). Menurut m ereka laba harus
m em bebaskan individu dari tekanan-tekanan sosialnya serta
secara filosofis sebagai manusia m erdeka. Pertama, laba sebagai
pem enuhan aspek keadilan (dan tidak dim aknai sebagai
individu perusahaan), yaitu makna keuntungan bagi semua
pihak yang terkait dalam sem ua proses pencapaian laba
(perusahaan, karyawan dan lingkungan). Melalui pem enuhan
aspek keadilan, laba tidak saja dipahami dalam bentuk materi,
tetapi laba dapat dipahami dalam kebutuhan masing-masing
pihak. Kesejahteraan misalnya, bukan hanya milik perusahaan,
tetapi juga karyawan. Kedua, laba sebagai hakikat manusia.
Penafsiran ini pada dasarnya merupakan konsepsi atas ekspresi
kebebasan m anusia dari sebuah interaksi sosial yang
menghasilkan nilai lebih ( v alu e added/W K). Laba, sebagaimana
m erupakan ekspresi kebebasan manusia, m erupakan
representasi nilai kebebasan manusia yang sekaligus
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 247

menjunjung tinggi hakikat manusia dari esensi kemanusiaan


nya. Mengembalikan hakikat manusia tidak saja berpedoman
pada aspek fisiologis dan psikologis, tetapi juga pada aspek
religius. Pencapaian aspek-aspek religius akan mengembalikan
diri hakekat manusia sebagai K h alifatu llah f i l ardh.
Konsep nilai tambah lebih operasional disebut Mulawarman
(2006) sebagai nilai tambah yang disyariatkan (S h aria te Value
Added/SVA). Konsep nilai tambah syariah berasal dari per
lakuan ta wil (m etafora) atas konsep zakat. Z akat dijelaskan
oleh Mulawarman (2006) berasal dari etimologi (bahasa) z a k a t
yang berasal dari kata z a k a dan dapat zakka.
Berdasar akar kata z a k a dan zakka, z a k a t dapat memiliki
dua makna utama. Pertama, dari akar kata zaka, z a k a t memiliki
makna bahwa setiap segala sesuatu sebenarnya secara lahiriah
dapat tumbuh dengan baik dipengaruhi oleh nilai, lingkungan
atau pengaruh subjektivitas yang bersifat material, fisik dan
mental sekaligus. Inilah yang disebut oleh Allah, bahwa setiap
ciptaan Allah yang tum buh dan berkem bang selalu
m engandung dalam dirinya nilai-nilai kebaikan. Bila
dihubungkan dengan makna VA adalah bahwa nilai tambah saat
ini masih bersifat lahiriah dalam makna z a k a t yang pertama ini.
Kedua, dari akar kata zakka, z a k a t memiliki makna bahwa
setiap segala sesuatu yang tumbuh dan berkembang, karena lain
dan satu hal, pasti dipengaruhi oleh sesuatu di luar nilai,
lingkungan atau pengaruh subyektivitas. Ada nilai lain yang
berkembang bahkan mempengaruhi, sehingga sesuatu dapat
berubah. Untuk itu atas sesuatu yang selalu tum buh dan
berkembang tersebut, haruslah selalu dengan sengaja disucikan
kembali dengan nilai-nilai Ilahiah,' sesuai dengan substansi awal
penciptaannya.
248 AKUNTANSI SYARIAH; TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Bila dihubungkan dengan makna nilai tambah, terdapat


substansi nilai tam bah yang tidak nam pak dalam konteks
ekon om i m aupun akuntansi. Nilai tam bah hubungannya
dengan makna z a k a (tanpa tasydid) mirip hasil hitungan akhir
v alu e addedstatem en t, yaitu nilai tambah lahiriah. Nilai tambah
lahiriah jelas tidak dapat dilakukan proses distribusi kepada
yang berhak sesuai ketentuan syariah. Ketika nilai tambah
perusahaan dihasilkan dari usaha yang disengaja dan
mendapatkan perlakuan tertentu dari nilai tambah sebenarnya,
m aka masih terdapat nilai tam bah yang belum tersucikan,
karena intervensi subjektivitas, lingkungan dan nilai. Nilai
tambah seperti ini masih perlu disucikan.
Makna kedua z a k a t yaitu z a k k a , menjadi peran penyucian.
Ketika z a k a t sebagai penyucian bersifat Ilahiah, maka hal itu
akan berm akna m enjadi penyucian yang hakiki dari
pertum buhan perusahaan, perusahaan yang telah mencapai
T azkiyah. Singkatnya z a k a t sebagai p em bentu kan VA
perusahaan secara material telah disucikan secara spiritual,
(lihat juga Beekum 2004,29; Sardar 1987,283) Hasil rekonstruksi
teknologi VAS M ulawarman (2006) m enghasilkan konsep
s h a r ia te v a lu e a d d e d (SVA) yang khas. Rekonstruksi juga
menghasilkan bentuk laporan pengganti laporan laba rugi dan
memperluas v alu e a d d ed statem ent versi Baydoun dan Willet
(1994; 2000) menjadi sh a ria te v alu e a d d ed statem ent (SVAS)
atau laporan nilai tambah syariah.
SVA secara definitif m enurut Mulawarman (2006, 292-303)
adalah pertam bahan nilai (z a k a ) material (baik finansial, sosial
dan lingkungan) yang telah disucikan ( tazkiy ah ) mulai dari
pem bentukan, hasil sampai distribusi (z a k k a ), kesem uanya
harus h a la l dan tidak mengandung riba (spiritual) serta thoyib
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah; Uji Empiris Berbasis Rezeki 249

(batin). Implikasinya, pertama, proses pem bentukan VA dalam


batas-batas yang diperbolehkan syara (h a la l) dan bermanfaat/
m enenangkan batin ( thoyih ). Sebaliknya aktivitas ekonom i
yang m elanggar ketentuan adalah H aram . Kedua, per
tumbuhan harta dan mekanisme usaha harus dilakukan untuk
menghilangkan sifat berlebihan dalam perolehan harta dan
menjalankan aktivitas usaha bebas riba. Dari sisi finansial, bebas
rib a adalah kerja sama berdasar prinsip ataupun bagi hasil.
Dari sisi kepentingan sosial dan lingkungan, reduksi rib a
dilakukan dengan m elakukan relasi sosial dan lingkungan alam
secara pro-aktif berlandaskan prinsip sh ad aqah . Ketiga,
distribusi VA harus dilakukan secara optimal untuk kebaikan
sesama, merata dan tidak saling menegasikan. Seberapapun
keikutsertaan harus dicatat dan diakui sebagai potensi m en
dapatkan hak pem bagian VA. Artinya, bukan m eletakkan
prinsip keadilan berdasarkan etika Barat (berdasar utilitas,
konsensus dan disahkan m elalui hukum positif). Tetapi
keseim bangan dan keadilan berdasar akhlak K etuhanan
( A dalah /Keadilan Ilahi) yang berwujud kesejahteraan sosial
untuk semua dan harus selalu melalui proses tazkiyah.
Im plem entasi teknologis dari nilai tam bah syariah
berbentuk laporan nilai tambah syariah. Bentuk laporan nilai
tambah syariah memiliki karakteristik materi dan non-materi
yang berbeda dengan bentuk laporan keuangan konvensional.
Laporan nilai tambah syariah juga memiliki laporan kuantitatif
dan kualitatif. Keduanya harus saling erat dan tidak dapat
dipisahkan. B eriku t bentu k laporan nilai tam bah syariah
kuantitatif:
250 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Tabel B . Laporan Nilai Tam bah


Syariah Kuantitatif (Mulawarman 2006a)
Sosial-
Penciptaan VA Finansial Combined
Llngkungan
Output Ketundukan Primer Xa - Xa

Ketundukan Prim er Xb - Xb

Kreativitas Primer - Ya Ya

Kreativitas Sekunder - Yb Yb

Jumlah Output Xc Yc Za

Input Ketundukan Sekunder Xd - Xd

Revaluation Kreativitas Primer Xe - Xe

VA Kotor Xf Yd Zb
TAZKIYAH (Zc)
Pembayaran Zakat kepada 8 Asnaf (Zd)
VA HALAL DAN THOYIB (Ze)
Sosial &
Distribusi VA Finansial Combined
Lingkungan
Internal

Karyawan Ketundukan Sekunder xg - Xg


Ketundukan Primer Xh Xh

Owners Kreativitas Primer Xi - Xi


Reinvestment
Kreativitas Sekunder Xj - Xj
Funds
Eksternal

Pemerintah Ketundukan Prim er Ye Ye

Kreativitas Sekunder Yf Yf

Residents Ketundukan Sekunder - Vg Yg


M asyarakat Kreativitas Sekunder - Yh Yh

Keterangan:
X a -P ro d u k H alal (M isal P rod u k yang telah m en d ap at S ertifik a si H alal },;
X b -P e n in g k atan Internal Perusahaan (Misal kem am puan, keahlian d an pengetahuan
karyawan>, X o O u tp u t Finansial yang m em en u hi kriteria H alal Zaty + H alal H ukm y
(H asil P enjum lahan X a dan X b>,X d-Inpu t Finansial yang beru p a Proses Produksi (Misal
Sistem Jam in an /foto/1Produk Perusahaan); X e-R evalu asi dengan m ekan ism e Current
Value dari aktivitas B a i atau PLS System yang d ilaku k an P erusahaan; X f-H a sil
perhitungan dari O utput, Input dan Revaluasi Finansial (p erh itu n gan X c, X d dan
X e);Y aB an tu an p eru sah aan kepada m asyarakat (m isal p en d id ikan , peningkatan
keahlian, kursus); Y b - D am pak Pengelolaan Lingkungan (m isal pengelolaan limbah>,
Y c-Ju m la h O utput Sosial/Lingkungan; Y d -H asil Perhitungan dari O utput, Input dan
R evaluasi Sosial/Lingkungan (p erh itu n g a n Y c dan lain n y a bila ad a k o m p o n en
tam bahan), Z a-P enju m lah an O utput Finansial dan O utput Sosial/Lingkungan; Zb -
Hasil A khir dari P em bentu kan VA (P erhitu ngan O utput, Input dan Revaluation dari VA
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 251

Finansial dan Sosial/Lingkungan; Zc=Penyucian VA m elalui Zakat, Zd Pem bayaran


7Mkai sesuai Nisab kepada 8 A sn af (K elom pok). Dapat diberikan sebagai bagian dari
m anajem en yang m em akai m odel organisasi berbasis m anajem en am il, m endapatkan
bagian dari z a k a i nisab, sebagai h ak atas p en g elolaan organisasinya. Sedangkan
m anajem en yang m em ak ai m odel organisasi berbasis m anajem en khalifah, tidak
m endapatkan h ak n y a dalam z a k a t nisab, tetapi m endapatkan haknya dari z a k a i n on
nisab, dalam bentuk accou n t karyaw an. D apat juga b erb en tu k lain, seperti saham , atau
k ep em ilik an , yang d ite n tu k a n b erd asark an k o n tra k n y a den gan p em ilik saham
m ayoritas; Ze-VA yan g telah tersucikan dan H alal didistribusikan; Xg=Distribusi
In tern al kepada A uditor In ternal (b en tu k k etu n d u k an seku n d er); X h -D istrib u si
Internal kepada K aryaw an (b en tu k kentudukan primer>, X i-D istrib u si In ternal kepada
Pem ilik dan Pem egang Saham (berdasar k on sep B ai' dan atau PLS System (b en tu k
kreativitas prim er}, X j-D istrib u si Internal berdasarkan untuk reinvestasi (O perating
Surplus) dan disesuaikan dengan m etode Current V alue( ben tu k kreativitas sekunder},
YeD istribusi Eksternal kepada pem erintah yang b erb en tu k k etu n d u k an prim er
(seperti Sertifikasi dan Labelisasi Halal}, Y f - Distribusi Esktem al kepada pem erintah
yang b erb en tu k k etu n d u k an seku nd er (sep erti Pajak); Y g = D istribusi Eksternal
kepada residents yang b e rb e n tu k k etu n d u k an sek u n d er (sep erti A uditor H alal
Eksternal m aupun A kuntan Publik atau D ew an Pengaw as Syariah }, Yh=Distribusi
Eksternal kepada m asyarakat yang berben tu k kreativitas seku nd er (seperti biaya
lingkungan)

Sum ber. M ulawarm an (2006a, 299-300)

Pencatatan laporan kualitatif laporan nilai tambah syariah


menurut Mulawarman (2006a, 301-302) terdiri dari penjelasan
spiritualitas ketundukan dan kreativitas sebagai bentuk
ketakw aan. Laporan informasi kualitatif m enjadi penting,
menurut Triyuw ono (2004), karena akan mengarahkan peng
gunanya tidak berpikir tentang materi saja. Laporan Kualitatif
berupa catatan berkaitan tiga hal. Pertama, pencatatan laporan
pem bentukan nilai tam bah syariah yang tidak dapat di
m asukkan dalam laporan kuantitatif. Misalnya, bila terjadi
kesalahan perusahaan berkaitan dengan ketentuan-ketentuan
s y a r a . Berupa penerapan perusahaan m elakukan proses
produksi suatu produk tertentu terkait dengan halal-haram ,
etika usaha dan m anajem en keseluruhan, prosedur dan
mekanisme perencanaan, implementasi dan evaluasinya pada
suatu rangkaian produksi/olahan bahan yang akan dikonsumsi
232 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

umat Islam. Pelaporan dapat ditempuh dengan bentuk evaluasi


agar tidak dilakukan perusahaan di masa-masa mendatang. Hal
ini tidak dapat dicatat pada laporan kuantitatif, tetapi kualitatif
yang terikat dengan bentuk kuantitatif. Artinya pencatatan
laporan kualitatif laporan nilai tam bah syariah terdiri dari
penjelasan atas spiritualitas k h a lifa tu lla h f i l a r d h dan juga
spiritualitas a b d u lla h
Kedua, pencatatan atas pen en tu an n ish ab z a k a t yang
m erupakan batas dari nilai tam bah syariah yang w ajib
dikenakan z a k a t dan distribusi z a k a t pada yang berhak.
Penyaluran z a k a t dapat dilakukan perusahaan dengan m em
bentuk Lembaga 'Amil Z akat atau diserahkan pada lembaga
pengelola z a k a t baik swasta maupun bentukan pemerintah.
Ketiga, pencatatan laporan distribusi nilai tambah syariah
yang tidak dapat dim asukkan dalam laporan kuantitatif.
Kekurangan informasi kuantitatif dari akuntabilitas finansial-
sosial-lingkungan baik material-batin-spiritual, harus dijelaskan.
Laporan seperti penjelasan k eh a ra m a n , baik karena faktor
eksternal dari proses penjualan, proses pem bentukan struktur
modal yang berhubungan dengan neraca, maupun relasi sosial
dan penanganan lingkungan. Seperti diketahui, tazkiy ah selain
dilakukan dalam aktivitas ekonom i juga berkaitan dengan
pelaku yang berinteraksi dengan perusahaan. Artinya, proses
pem bentukan dan distribusi nilai tam bah syariah harus
berdampak secara psikis dan spiritual terhadap siapapun yang
terlibat di dalamnya. Mulai dari pemilik, pem egang saham,
manajemen, karyawan, residents, masyarakat dan lingkungan
alam. Setiap aktivitas yang bertujuan m elakukan tazkiy ah pem
bentukan dan pendistribusian nilai tambah syariah juga harus
berdam pak pada pelakunya dengan prinsip-prinsip yang
m em enuhi ketentu an tazkiy ah . Dengan dem ikian, proses
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 253

tazkiy ah tidak hanya dilakukan terhadap aktivitas ekonom inya


saja, tetapi juga harus dilakukan oleh pelaku aktivitas
ekonom inya. Proses inilah yang dinam akan dengan
tazkiy ah a n n a f s.

83. NDLAI TAMBAH SYARTAH DALAM REALITAS:


AKSIOLOGI REZEKI
Pertanyaannya kemudian, apakah SVAS atau laporan nilai
tambah syariah memang merupakan refleksi aktivitas Muslim?
Apakah nilai tam bah syariah memang merupakan refleksi dari
konsep rizq (rezeki)? Berikut ini akan ditelusuri kesesuaian
makna nilai tambah syariah sebagai refleksi makna riz q

8 3 1 Makna Rezeki Trah-trah Bisnis


Salah satu interpretasi Nakam ura (1983, 160) khusujs
berkaitan aspek ekonom i anggota-angota m asyarakat dan
pergerakan Muhammadiyah di Kota Gede Jogja, yaitu tentang
konsep rezeki. Menurutnya konsep rezeki semula merupakan
bentuk kepentingan keuntungan. Setelah Islam masuk, konsep
rezeki berubah dan menginternalisasi dalam diri masyarakat
pergerakan Muhammadiyah, misalnya di Kota Gede, dan mem
berikan perilaku unik. Nakamura (1983, 160-164) menjelaskan
bahwa etika Muhammadiyah mengenai cara mencari peng
hidupan dan m em bentuk hubungan antara pribadi yang ber
beda dengan etik abangan. Dasar etik M uhammadiyah
mengenai penghidupan terdapat pada konsep rezeki.
Berbeda dengan Islam, rezeki m enurut etika Jaw a, memiliki
arti ganda. Rezeki di satu pihak berarti untung atau mendapat
sesuatu secara kebetulan, pendapatan yang tidak diharapkan
tidak pula diperoleh dengan mengerahkan tenaga. Istilah rezeki
dalam bahasa Indonesia sering menggunakan arti ini. Rezeki
254 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

menurut etika Jaw a juga berarti penghidupan dan lebih spesifik


lagi kebutuhan sehari-hari (beras dan makanan pada umum
nya). Arti ini menurut Pigeaud nampaknya lebih asli daripada
arti pertama (1938, 490 dalam Nakamura 1983, 161). Arti asli
rezeki sinonim dengan nafkah dalam bahasa Indonesia (Echols
dan Shaddily 1963,253 dalam Nakamura 1983, l6l).
Muhammadiyah, lanjut Nakamura (1983,161) mengenyamping-
kan arti pertama rezeki sebagai untung atau nasib baik dan
menjelaskan secara terperinci konotasi arti kedua. Muhammadiyah
mengajarkan bahwa jika orang Islam benar-benar tulus percaya
pada Tuhan, melaksanakan kewajiban agama dengan benar,
menyesuaikan tingkah lakunya menurut syariah, maka dia dijamin
oleh Allah. Penjabaran rezeki menurut Muhamadiyah seperti
dijelaskan Nakamura (1983, 161-162) terdiri dari tiga hal, sebagai
berikut:

L M em andang p e r s o a la n k e h id u p a n s e h a r i-h a r i sebag ai


a n u g e r a h A llah , p e r s o a la n d u n ia d ip a n d a n g ju g a se b a g a i
p e rs o a la n a g am a. D e n g a n k a ta la in b e k e rja m e n c a ri u a n g d an

m e n g g u n a k a n n y a u n tu k h id u p a d a la h p e rs o a la n d i m an a
d it u n tu t p e n g a b d ia n agam a s a m a s e p e r ti m e n ja la n k a n
k e w a jib a n ag am a y an g m u rn i ( mahdah).
Z K o n sep re z e k i yang d it e r a p k a n d a la m p e r e k o n o m ia n
s e s u n g g u h n y a b e ra rti h a l itu m e n o la k a p a y a n g n a m p a k n y a
s e b a g a i p e n d a p a ta n y a n g b e r le b ih a n , b u k a n m endapat
k e u n tu n g a n dengan cara apapun k e m u d ia n m e
nyum bangkan k e le b ih a n n y a bagi k e p e n t in g a n a g am a,
m e la in k a n s e ja k a w a l m e m b a ta s i ta r g e t p e n d a p a ta n n y a
d a la m ju m la h y a n g s e s u a i d e n g a n p e n g e lu a r a n s e c a ra
s e d e rh a n a . D e n g a n k a ta la in tu ju a n a k tiv ita s e k o n o m i ad alah
u n tu k m enyam bu ng h id u p . T in g k a t h id u p sed erh an a

d ia n g g a p se b a g a i tin g k a t k e h id u p a n y an g p a n ta s b ag i s e o ra n g
m u k m in
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 235

3. M e n e n tu k a n h a l y a n g in d iv id u a l d alam a k tiv ita s e k o n o m i.

M asin g -m asin g in d iv id u d ip a n d a n g se b a g a i p e la k u im a n d an
p e n g a b d ia n s e r ta m e n ja d i s a s a ra n p e n ila ia n A llah .
K e s e la m a ta n a k h h ir s e tia p o ra n g b e rg a n tu n g a m a ln y a sendiri.
D a n am al s e s e o r a n g te rm a su k p e rila k u e k o n o m i

Rezeki m enurut orang-orang M uham m adiyah seperti


dijelaskan di atas memang unik. Rezeki bukan lagi berkenaan
dengan keuntungan semata. Rezeki m erupakan hasil dari
m elaksanakan aktivitas hidup yang di dalam nya terdapat
hubungan erat dengan ibadah. Artinya mencari rezeki adalah
bagian dari aktivitas ibadah, pengabdian kepada Allah, yaitu
menjalankan ketentuan agama. Relasi konsep rezeki sebagai
bagian dari ibadah seorang Muslim berdampak pada diterap
kannya ketentuan-ketentuan Islam dalam mendapatkan rezeki.
Rezeki yang didapatkan bukan lagi hanya untuk kepentingan
diri semata, tetapi harus berdampak pada lingkungan sekitar,
sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah. Cerminan nilai rezeki
model M uhammadiyah seperti di atas secara em piris juga
muncul, misalnya yang diteliti Qodir (2002,9394) di Pekajangan
Pekalongan. Praktik m encari rezeki adalah m em ohon k e
berkahan dalam hidup dan dalam rangka beribadah. Salah satu
informan, H. Cholid, pengusaha tenun Palekat (memiliki pabrik
sendiri dan m empekerjakan 100 karyawan) mengatakan:

R izk i itu s e m u a h a n y a titip a n A llah. R izk i m a n u sia y an g s a tu d an


y a n g lain tid a k sam a. K ita tid a k p e rlu m e n g h a ra p k a n y a n g le b ih
a ta u rizki o r a n g lain. D a n k ita h a ru s y a k in h id u p ad a b a ta sn y a ,
k a r e n a d u n ia m e m a n g b e g itu , tid a k b isa d ip e r k ir a k a n , ada
k a la n y a n aik , ta p i a d a k a la n y a tu ru n , s e m u a n y a su d a h d iatu r.
256 A K U N TA N S I SYARIAH j TEO R I, KONSEP D A N LAP O R A N K E U A N G A N

Hasil studi N akam ura (1983) dan Q od ir (2002), dapat


dijelaskan beberapa hal penting, berkenaan konsep nilai tam bah
syariah. Bahw a praktik dagang dan pekerja di lingkungan
Kotagede mengacu Koeksistensi Akuntansi Berpasangan. Yang
berdam pak pada perubahan z a k a (m aterialistis, kuantitatif,
egoistis) menjadi z a k k a (materialistis-spiritualistis; kuantitatif-
kualitatif; egoistis-altruistis) m elalui ta z k iy a h (p e n y u cia n )
secara terus m enerus. B erik u t Pem aknaan R ezeki dalam
K onteks Nilai Tam bah Syariah dalam bentuk tabel di bawah:

Tabel 14 Pemaknaan Rezeki dalam


Konteks Nilai Tambah Syariah
Hubungan Hubungan
Tazkiyah dari Formal Informal
Nafkah Jual Beli Investasi
Zaka ke Zakka Karyawan Karyawan
Pemilik Pemilik
Egoistis Pemenuhan Saling Kontrak inde
Materialistis Kebutuhan Profesionalis Ekspansi
memberi nilai penden pemi-
Kuantitatif me usaha
sehari-hari tambah materi lik-karyawan
Pemerataan
Bagian dari Ukuran
Reduksi riba usaha dengan
Altruistis kewajiban Kontrak Kepercayaan
dengan membentuk
Splrttualistls agam a dan dependensi berdasarkan
menghindari unit-unit
Kualitatif harus sesuai dengan Allah Sem angat
hutang piutang usaha
syari keagam aan
independen

S u m b e r: N a k a m u ra (1 9 8 3 ) d a n Q o d ir ( 2 0 0 2 ) d im o d ifik a s i

Bahw a m encari n afk ah bukanlah m en cari keuntungan


sem ata, tetapi lebih m en ekan k an pada keserasian antara
m endapatkan nilai tam bah bersifat m ateri sekaligus spiritual,
kuantitatif sekaligus kualitatif, dan egoistis sekaligus altruistis.
Penjelasannya, dalam m encari rezeki misalnya para pedagang
tidak hanya mencari nafkah yang berlebih, disesuaikan dengan
k eb u tu h an dan dalam rangka bagian dari kew ajiban dan
disesuaikan dengan k eten tu an syariah. Sesuai k eb u tu h an
m en y iratk an sifat an ti ketam akan dan keraku san yang
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 257

berorientasi laba a n sic b , tetapi amal usahanya harus dapat


memberikan kemanfaatan diri, keluarga, masyarakat sekeliling
dan lingkungan. Hal ini dapat disebut sebagai akuntabilitas
Kreativitas atau K h alifatu llah f i l a rd b dan menjadi salah satu
bentuk akun dalam Laporan Nilai Tam bah Syariah yang
menyangkut Kreativitas Primer (Mulawarman 2006). Kreativitas
primer merupakan akun pengganti dari perolehan ( revenue )
yang bersifat material. Memenuhi kewajiban dan disesuaikan
dengan ketentuan syariah menyiratkan sifat kepatuhan pada
ketentuan Islam seperti pembayaran zakat dan distribusi pada
yang berhak sesuai konsep shadaqah. Hal ini dapat disebut
sebagai akuntabilitas Ketundukan atau Abdullah dan menjadi
salah satu bentuk akun dalam Laporan Nilai Tam bah Syariah
yang m enyangkut T azkiy ah atau Penyucian (Mulawarman
2006). T azkiyah atau penyucian merupakan akun baru yang
tidak terdapat dalam akun VAS, karena merupakan pusat dari
VAS yang disyariatkan (Laporan Nilai Tambah Syariah).
Gagasan tentang konsep rezeki sebagai dasar penetapan
nilai tambah ternyata masih dianut banyak masyarakat muslim
di Indonesia, seperti ketika ditemui peneliti saat melakukan
wawancara dengan pak Abbas dan pak Mahmud Ali Zain.
Mengutip kembali prinsip berusaha keras dari pak Abbas di Bab
5, sebagai kew ajiban m elaksanakan am anah Allah sebagai
abdi-Nya, untuk mendapatkan rezeki yang bernilai tambah. Hal
ini nampak ketika pak Abbas menjelaskan rezeki di bab 5:

R e z e k i m e n ja d i b e r m a n f a a t b a g i k ita k e tik a k ita m e lih a t


k e b a h a g ia a n , k e b a ik a n b agi k ita di d alam n y a. S e k a lig u s k e b a ik a n
d a n k e b a h a g ia a n b agi o ra n g lain.
258 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Nilai tambah kebaikan sekaligus nilai tambah m ateri Hal ini


nampak ketika pak Abbas mendefinisikan rezeki yang mirip
dengan konsep nilai tambah syariah:

R e z e k i m e n ja d i tid a k b e r m a n f a a t k e tik a hanya m e n g e ja r


k e u n tu n g a n se m a ta . R e z e k i m e n ja d i b e rm a n fa a t b ag i k ita k e tik a
k ita m e lih a t k e b a h a g ia a n , k e b a ik a n b a g i k ita d i d a la m n y a .
S e k a lig u s k e b a ik a n d a n k e b a h a g ia a n b agi o ra n g lain. C o n to h n y a ,
k e tik a sa y a d id a ta n g i k o n tr a k to r u n tu k m e la k u k a n p e n e litia n
d a n e k s p lo ra s i a w a l a re a l b a tu b a ra d i T e n g g a ro n g . S a y a selalu
m e n g a ta k a n , m a s ja n g a n d ilih a t a p a k a h k e r ja s a m a k ita in i
b e rm a n fa a t b ag i say a aja a ta u m e n g u n tu n g k a n a n d a saja. T ap i
k e rja s a m a in i h a ru s m e m b e r i m a n fa a t d a n re z e k i y a n g b a ro k a h
b a g i a n d a ju g a d a n te ru ta m a b agi p e n d u d u k se k ita r. S a y a d ap at
b e r a p a d a ri situ y a te r g a n tu n g h itu n g a n d a n s tu d i a n d a di
la p a n g a n . S a y a ju g a s u d a h k e te m u d e n g a n lu ra h d a n tem an -
te m a n D a y a k di sa n a , m e r e k a m a u m e m b a n tu d i la p a n g a n asal
ja n g a n s e p e r ti M H U 126 y a n g tu g a s n y a C u m a n g e ru k b a tu b a ra
te ru s tinggal gelanggang colongplayu.

Ditegaskan pak Abbas:

S e tia p o ra n g h a ru s k a y a , s e tia p o r a n g h a ru s b e rb a g i d e n g a n
s e sa m a n y a , d a n s e tia p o r a n g h a ru s m e n ja la n k a n n y a d e n g a n
b e r o r ie n ta s i p a d a h ari a k h ir.

Mirip dengan pak Abbas, diungkapkan pak Dumairi,


mengenai kesatuan dakwah-bisnis dalam laporan keuangan:

la p o ra n k e u a n g a n p e n tin g u n tu k m e n g a p lik a s ik a n p e n c a ta ta n
s e b a g a i k a lk u la s i b is n is s e k a lig u s u n tu k a k tiv ita s d a k w a h
di d u n ia k e rja o rie n ta s in y a h a ru s m e n g a ra h p a d a p e n in g k a ta n
k e s e ja h te r a a n m a sy a ra k a t.

126 MHU singkatan dari PT. Multi H arapan Utama


Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syari'ah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 259

Prinsip pelaporan berhubungan dengan kesatuan bisnis-


dawah mirip gagasan rezeki bernilai tambah. Bahwa bisnis
sekaligus dakwah adalah kesatuan antara materi-spiritual untuk
mendapatkan rezeki bernilai tambah bagi semua, bukan hanya
kita, tetapi masyarakat luas sebagai bentuk ketundukan untuk
menjalankan dakwah bil-h aal (dakwah langsung). Hal menarik
adalah dim asukkannya qardh hassan dalam struktur
pem biayaan dan bukan dalam struktur laporan tam bahan
seperti tertuang dalam PSAK 59 maupun ED 2006 dari IAI. Dalam
ketentuan syariah menurut pak Dumairi lagi:

o rie n ta si so sia l tid ak d a p a t d ip is a h k a n d e n g a n o rie n ta s i k e-


u n tu n g a a Qardhul hasan ( h u ta n g u n tu k k e b a jik a n ) d ia n g g a p
se b a g a i b e n tu k p e m b ia y a a n d a n p e n d a p a ta n y a n g h a ru s m a su k

m a sin g -m a sin g d a la m n e ra c a d a n la b a r u g i K a re n a qardhul


hasan b u k a n la h a k tiv ita s b isn is y a n g te rp isa h . B a h k a n d isitu lah

p u sat p em b erd ay aan m asy arak at dan ta r g e t p e n g e n ta s a n


m a sy a ra k a t a ta u p e d a g a n g p asar d a ri b a h a y a re n te n ir.

Q ardh dalam fiq h s e benarnya lebih berorientasi sosial, meski


pun sosial tidak berarti merugikan pemberi pinjaman. Di sini ada
kelonggaran untuk menetapkan keuntungan meski keuntungan
tersebut harus berdasarkan keridhaan peminjam. Sehingga jelas
bahwa dalam qard h yang penting adalah n ad zam y a harus
produktif dan bukan qardhaya yang produktif.

832. Substansi Nilai Tambah Syari'ah Berbasis Rezeki


Berdasarkan praktik bisnis di atas dapat ditarik benang
merah, bahwa rizq (rezeki) merupakan bentuk nilai tambah
aktivitas bisnis ( m a isyah ) bernilai b a ra k a h yang didapatkan
sesuai ketentuan syariah untuk kesejahteraan bersam a
260 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

( m ash lah ah ). R izq m erupakan nilai tam bah syariah yang


didapatkan (baik finansial, sosial dan lingkungan) dan telah
disucikan/ tazkiy ah (secara halal, thoyib dan bebas riba) mulai
dari pembentukan, hasil sampai distribusinya.
Substansi nilai tambah syariah seperti bila diturunkan lebih
teknis sebagai konsep akuntansi berimplikasi pada, pertama,
proses pembentukan nilai tambah syariah harus selalu tersucikan
secara konsisten. Caranya adalah m elaksanakan aktivitas
ekonomi dalam batas-batas yang diperbolehkan syara (h alal)
dan berm anfaat/m enenangkan batin (thoyib). Sebaliknya
aktivitas ekonom i yang melanggar ketentuan adalah H aram
Kedua, pertumbuhan harta dan mekanisme usaha yang sehat,
hasil dari didapatkannya rezeki, harus dilakukan untuk meng
hilangkan sifat berlebihan ( h alal dan thoyib ) dan menjalankan
aktivitas usaha bebas rib a dalam segala bentuknya. Dari sisi
finansial, bebas rib a adalah m elakukan proses kerja sama
berdasar keseimbangan antara intermediasi (jual beli), produktif
dan ekstraktif (seperti dikembangkannya model m u z a ra a h dan
m usaqah). Dari sisi kepentingan sosial dan lingkungan, reduksi
riba dilakukan dengan melakukan relasi sosial dan lingkungan
alam secara pro-aktif berlandaskan prinsip shadaqah. Ketiga,
implikasi bentuk distribusi rezeki bernilai tambah, harus
dilakukan secara optimal pada kebaikan sesama, merata dan tidak
saling menegasikan Seberapapun keikutsertaan harus dicatat dan
diakui sebagai potensi yang berhak mendapatkan bagian dalam
pembagian nilai tambah. Artinya, bukan m eletakkan prinsip
keadilan berdasarkan etika Barat (berdasar utilitas, konsensus dan
disahkan melalui hukum positif). Tetapi keseim bangan dan
keadilan berdasar A d a la h / Keadilan Ilahi yang berwujud
kesejahteraan sosial untuk semua dan harus selalu melalui proses
tazkiyah.
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syari'ah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 261

8.4 EKSTENSI TAMBAH SYARTAH BERBASIS RIZQINCOME


Nilai tambah syariah dari nilai-nilai empiris telah m em
berikan gambaran sesuai bentuk nilai tambah syariah secara
norm atif. Nilai tam bah m em ang berpusat pada konsep
tazkiy ah , yaitu penyucian proses pencarian rezeki untuk
mendapat barokah baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Inilah yang disebut dengan R izq Incom e. Nilai tambah syariah
m em ang tidak m enganut m odel eco n o m ic in co m e atau
accou n tin g incom e, tetapi dapat disebut m enganut model
in com e yang khas Islam, rizq incom e.
Rezeki sesuai kata R abb di sini berm akna bahwa Allah
adalah tempat dan pusat dari rezeki itu sendiri. Hanya Allah
pem ilik dan pem beri Rezeki atau kenikm atan baik dunia
maupun akhirat. Rezeki dengan dem ikian terikat dengan
konteks Spiritualitas. Kita tidak dapat memisahkan konteks
rezeki atau kehidupan dunia yang penuh kenikmatan misalnya
dengan kehidupan di akherat. Artinya, dalam makna rezeki itu
sendiri telah m elekat dua prinsip akuntansi yang tak
terpisahkan. Atau dalam bahasa Triyuw ono (2000) disebut
sebagai konsep koeksistensi/berpasangan.
Rasulullah juga telah memberi pelajaran melalui haditsnya
yang diriwayatkan Muslim tentang doa sebagai perantara amal
shaleh sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra.
Rasulullah bersabda:

K e tik a tig a o r a n g ( B a n i Israil) d a la m p e rja la n a n , m e r e k a k e


h u jan an . K e m u d ia n m e r e k a b e rlin d u n g k e d a la m g u a d i se b u a h
g u n u n g . T a tk a la m e r e k a di d a la m g u a itu , tib a -tib a ja tu h la h
s e b u a h b a tu b e s a r d a ri a ta s g u n u n g s e h in g g a m e n u tu p i m u lu t
g u a y a n g m e r e k a d iam i. Lalu sa la h s e o ra n g d a ri k e tig a o r a n g itu
b e rk a ta k e p a d a k a w a n n y a , In g a tla h a m a l-a m a l k e b a ik a n y an g

te la h k a lia n k e r ja k a n k a re n a A llah , lalu b e rd o a la h k e p a d a A llah,


AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

s e m o g a d e n g a n a m a l k e b a jik a n itu A llah m e m b u k a k a n p in tu

g u a i n i Lalu b e rk a ta la h sa la h sa tu d ari k e tig a o ra n g in i, W ah ai


A llah , s e su n g g u h n y a a k u m e m p u n y a i d u a o r a n g tu a y a n g telah
tu a se k a li, d a n a k u m e m p u n y a i istri d a n a n a k y a n g k e c il-k e c il
y a n g m en ja d i ta n g g u n g a n k u . A k u m e n g g e m b a la u n tu k n a fk a h
m e re k a , s e tia p a k u p u la n g d a ri m e n g g e m b a la , k u p e r a h k a n su su
u n tu k m e re k a , lalu k u s u g u h k a n k e p a d a a y a h -ib u k u s e b e lu m
k u b e r ik a n k e p a d a a n a k -a n a k k u . Lalu p a d a s u a tu h ari p e rn a h
a k u te rla m b a t k a r e n a te rs e sa t m e n c a ri ru m p u t u n tu k g e m b a la
s e h in g g a a k u p u la n g m a la m . S e s a m p a in y a d i ru m a h , a y a h d an
ib u te la h tid u r n y e n y a k . A k u te la h m e m e r a h k a n s u s u u n tu k
m in u m a y a h d a n ib u k u s e b a g a im a n a b ia sa n y a . K u b a w a s u s u itu,
a k u b erd iri d i d e k a t k e p a la a y a h d a n ib u k u , te ta p i a k u tid ak
m e m b a n g u n k a n k e d u a n y a . A k u ju g a tid ak m e m b e r ik a n su su itu
k e p a d a a n a k -a n a k k u s e b e lu m k u b e r ik a n le b ih d a h u lu k e p a d a
a y a h d a n ib u k u , p a d a h a l a n a k -a n a k k u b e rte ria k -te ria k m e n a n g is
m e m in ta su su itu di k a k ik u k aren a la p a r dan dahaga.
D e m ik ia n la h , a k u tid a k m e m b a n g u n k a n k e d u a o ra n g tu a k u d an
tid a k p u la m e m b e r ik a n s u su itu k e p a d a m e r e k a sa m p a i fajar
t e r b it J ik a y a n g a k u p e r b u a t in i m e n u r u t E n g k a u a d a la h su atu
p e r b u a ta n ik h la s k a r e n a m e n c a ri rid h a E n g k a u , b u k a k a n la h
p in tu itu s e h in g g a k a m i d a p a t m e lih a t la n g it. L alu d ire n g -
g a n g k a n la h b a tu b e s a r itu se d ik it s e h in g g a m e r e k a d a p a t m elih at
lan git. K e m u d ia n y a n g k e d u a b e rk a ta , W a h a i A llah s e s u n g g u h
n y a a k u m e m p u n y a i s e p u p u w a n ita (p u tr i p a m a n k u ) y an g
sa n g a t k u c in ta i, s e p e rti s e o r a n g lak i-lak i y a n g sa n g a t m e n c in ta i
w a n ita . A k u m e r a y u n y a a g a r a k u d a p a t m e n g u a s a i d irin y a,
te ta p i d ia m e n o la k s e b e lu m a k u d a p a t m e m b e r in y a u a n g
k e p a d a n y a s e r a tu s d in ar. S e te la h a k u d a p a t m e n g u m p u lk a n
u a n g s e ra tu s d in a r d e n g a n su sa h p a y a h , a k u p e rg i k e p a d a n y a
m e m b a w a u a n g itu. Lalu k e tik a a k u te la h d u d u k di a n ta r a k e d u a
k a k in y a ( u n tu k d is e tu b u h i), d ia b e rk a ta , w a h a i A b d u lla h , ta k u t
la h k e p a d a A lla h ! D a n ja n g a n k a m u k e p a s k a n c in c in ( k e
g a d is a n k u ) itu , k e c u a li d e n g a n h a k n y a (n ik a h ). Lalu b a n g u n la h
aku ( s e te la h m e n d e n g a r k a ta - k a t a n y a ) d a n la n g s u n g m e-
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah; Uji Empiris Berbasis Rezeki 263

n in g g a lk a n n y a . Ya A llah jik a m e n u ru t E n g k a u p e rb u a ta n y a n g
te la h k u la k u k a n itu a d a la h k a r e n a m e n c a r i rid h a E n g k a u ,
b u k a k a n la h la g i p in tu g u a ituT k e m u d ia n , m e re n g g a n g la h b a tu
b e sa r itu se d ik it. L alu o ra n g y an g k e tig a b e rk a ta juga, W a h a i
A lla h s e s u n g g u h n y a a k u p e rn a h m e n g u p a h s e o ra n g b u r u h
d e n g a n tig a g a n ta n g padi. S e te la h b u r u h itu se le sa i b e k e rja , d ia
b e r k a ta , b e r ik a n la h u p a h p e k e r ja a n k u itu k e p a d a k u . L alu
k u b e r ik a n u p a h itu k e p a d a n y a , te ta p i d ia tid a k m a u m e
n e rim a n y a . K e m u d ia n k u ta n a m k a n p a d i itu s a m p a i d a p a t
k u h im p u n h a s iln y a m e n ja d i b e b e r a p a e k o r sa p i d a n p a ra
p e n g g e m b a la n y a . K e m u d ia n b u ru h itu d a ta n g lagi k e p a d a k u
s e r a y a b e r k a ta , ta k u tla h kepada A lla h , ja n g a n la h engkau
m e ra m p a s h a k k u . A k u m e n ja w a b , p e rg ila h k a m u k e te m p a t sapi-
sap i itu dan p e n g e m b a la -p e n g g e m b a la n y a , la lu a m b illa h
sem u an ya* K e m u d ia n b u ru h itu b e rk a ta , ta k u tla h k e p a d a A llah,
ja n g a n la h m e n g o lo k -o lo k k u . A k u b e rk a ta , a k u tid a k m e n g o lo k -
o lo k m u . A m b illa h s e m u a sap i itu d a n s e m u a p e n g g e m b a la n y a
(m e n ja d i m ilik m u )! Lalu d ia m b illa h s e m u a sap i itu d a n p e n g
g e m b a la n y a , la lu d ib a w a n y a p e r g i J ik a m e n u r u t E n g k a u p e r
b u a ta n y an g te la h k u la k u k a n itu k a r e n a m e n c a ri rid h a E n g k a u ,
b u k a k a n la h p in tu g u a y a n g te r t u t u p o le h b a tu b e s a r itu !

Kemudian A lla h membukakan pintu gua itu dengan s e m p u r n a

Rezeki berdasarkan nilai-nilai em piris seperti telah di


jelaskan di atas p>erlu pengembangan lebih lanjut. Rezeki sebagai
basis nilai tam bah syariah bukan hanya ditekankan pada
transaksi berb en tu k m u d h arabah , m u rababab atau
m u syarakah saja. Agar terjadi keseimbangan rezeki baik dari
transaksi investasi dagang juga perlu dikreasi dari konsep
investasi produktif seperti muncul pada qardh\ m u z a ra a h dan
m u saqah Keseim bangan rezeki pada akhirnya akan m em
berikan barokah lebih besar sesuai janji Allah. Cerita langsung
dari Rasulullah di atas dapat dijadikan pencerahan atau w asilah
264 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

bentuk laporan nilai tambah syariah berdasarkan nilai-nilai


berikut:
1. Laporan nilai tam bah syariah haruslah dalam rangka
mencapai ridha Allah.
2. Semangat akuntabilitas bukan hanya untuk diri, tetapi juga
untuk kemashlahatan semua, termasuk lingkungan.
3. Seluruh transaksi dan kejadian serta pencatatannya harus
didasarkan kebaikan dan meningalkan unsur kemaksiatan.
4. Setiap hasil selalu terdapat hak kita dan hak selain kita, baik
hak untuk karyawan, masyarakat dan lingkungan.
5. Bentuk aktivitas paling baik adalah yang berhubungan
*

dengan keseimbangan produktif, intermediasi dan retail.

Konsep nilai tambah syariah ( sh aria te v alu e added/SVA)


berbasis rizq m com e jelas berbeda dengan pandangan akuntansi
secara umum (konvensional). Seperti diketahui konsep nilai
tambah konvensional ( v alu e added/V A ) berbasis pada konsep
dasar teoritis usulan Suojanen (1954), yaitu E nterprise Theory. VA
didefinisikan Belkaoui (2000, 222) sebagai peningkatan
kesejahteraan yang dihasilkan dari penggunaan sum ber daya
perusahaan yang produktif sebelum dialokasikan kepada
pemegang saham, pemegang obligasi, pegawai dan pemerintah.
Konsep VA m enurut G alutier dan Underdow n (1992, 409)
berdampak pada pendistribusian in com e di antara perusahaan
yang kemudian mengarah pada distribusi in com e pada entitas

127 D inam ika O utput d an Input VA seperti itu m enghasilkan Net Figure/VA. VA sendiri
bu kan m erup akan hasil akhir, tetapi m erup akan hasil dalam proses, yang harus di
distribusikan kepada yang berhak. VA adalah b en tu k dari m etod e substractive/indirect
(H aller dan Stolow y 1995) yang berkaitan dengan kinerja dan p en cip taan kekayaan
internal perusahaan dalam ben tu k kon tribu si (D iefenbach 2003) yang berdim ensi tek
nis (M atth ew s dan Perera 1996,234-235).
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 265

yang terlibat dalam proses produksi seperti manajemen dan


karyawan7. Pendekatan VA memang lebih cenderung pada
pem bentukan kekayaan yang berorientasi pada in com e
ekonom i daripada in com e akuntansi (untuk definisi lebih lanjut
dapat dilihat dalam Meek dan Gray 1988; Staden 2000, Morley
1979, Diefenbach 2003; Hendriksen dan Breda 2000; Mathews dan
Perera 1996; Staler dan Holowy 1995; Firer 2004 dan banyak
lainnya).
SVA maupun VA berbeda dengan pendekatan m ainstream
akuntansi berkenaan dengan konsep laba. Laba biasanya
berkaitan dengan prinsip penandingan ( m atching ), pengakuan
biaya pada dasarnya sejalan dengan pengakuan pendapatan.
Pendapatan m erupakan hasil yang dituju perusahaan,
sementara biaya untuk memperoleh pendapatan merupakan
upaya yang dilakukan perusahaan. Dengan demikian,
pendapatan harus ditandingkan dengan biaya yang diperkirakan
telah m enghasilkan pendapatan tersebut, agar dihasilkan
besarnya laba yang tepat128. Pendekatan pendapatan dan biaya
dalam konteks seperti ini menurut Mulawarman (2006a) masih
memunculkan tiga hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam
dan tujuan syariah. P ertam a, pengakuan pendapatan yang
berkaitan dengan realisasi pendapatan yang akan berimplikasi
pada sifat dasar h a la l (p erm itted ). K edu a, pengakuan

128 Dalam praktik, disebu tkan Kam (1990, 283-286) ada tiga dasar penandingan yang
um um digunakan untuk m encari hubungan antara biaya dengan pendapatan dalam
suatu p eriod e tertentu. Dasar penandingan tersebut, pertam a, h u bu ngan sebab-akibat;
kedua, alokasi sistem atis dan rasional; ketigp, pem beban an segera. Prinsip ini masih
m engid ap m asalah k aren a su b stan si dari prinsip p en an d in g an m eru p akan k e
p en tin gan a k u n tan si k o n v en sio n a l u n tu k m en g h asilkan laba atau leb ih tegas
m erupakan turunan dari k on sep laba akuntansi (lihat B elkaoui 2001; K usum aw ati 2004;
Triyu w o n o dan Asudi 2001) dan lebih dekat dengan prinsip dasar akrual (lihat Kam
1990,296; K usum aw ati 2004,25).
266 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

pendapatan dalam proses pem bentukan pendapatan yang


berbasis akrual dan ditetapkannya tim e v a lu e o f m on ey
berujung pada rib a ( in teres t). Ketiga, prinsip penandingan
pendapatan dan biaya juga masih belum sesuai dengan tujuan
syariah. Dalam penandingan tidak nampak aspek keadilan sosial,
tetapi hanya muncul sifat egositik akuntansi (Triyuw ono 2004).
Pengakuan hanya berkaitan dengan biaya dan manfaat yang
bersifat privat. Privat di sini diartikan sebagai pencatatan biaya
dan pendapatan dari sudut pandang kepentingan perusahaan.
Dapat dikatakan pendekatan privat yang dilakukan di sini adalah
dalam kerangka Entity Theory. Sedangkan pendapatan dan biaya
yang sifatnya publik sama sekali tidak disajikan. Sifat egoistik
akuntansi berimplikasi pada masalah ketimpangan keadilan dan
tidak sesuai dengan tujuan akuntansi syariah dan terutama
tujuan syariah.
Untuk memudahkan berikut ditampilkan perbedaan tiga
konsep laba seperti dijelaskan di atas:

Tabel 15. Perbandingan Konsep Laba

K o n s e p Dasar
Kon&ttp Laba Mekanisme Penclptaan Laba Penerima Laba
ToortUs

Shari'ate Stakeholders
Sh*r1*te VkluB Tazklyah
Enterprise Rizq Income sesuai Keadilan
Addod Concept
Theory Ilahi
Stakeholders
Enterprise Output-Input Economic
Vntue Added sesuai Keadilan
Theory Concept Income
Barat

Laba Matching Accounting


Entity Theory Shareholders
Konvensional Concept Income

Konsep laba seperti di atas jelas berpengaruh terhadap


bentuk laporan kinerja keuangan yang dihasilkan. Berikut
disajikan perbandingannya:
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 267

Tabel 16. Perbandingan Substansi Laporan Kinerja Keuangan


Akuntansi
Akuntansi Akuntansi Sosial Akuntansi
Syari'ah
Konvensional Lingkungan Syari'ah Idealis
Pragmatis

Tujuan Laba sebagai Zakai sebagai


Laba VA
Utama penentu zakai penentu w

Laporan Income Statement; Expanded Income VAS


V A S / SV AS
Kinerja VAS addition Statement berbasis zakai

Posisi Setelah Bagian dari VA


Bottom Line Bagian dari V A
Laba dikurangi zakai dikurangi zakai

Shareholders; Shareholders;
Sasaran Shareholders dan
Stakeholders Stakeholders Stakeholders
Utama Stakeholders
addition addition

Konsep Enterprise Shari'ate


Entity Theory Entity Theory
Teoritis Theory Enterprise Theory

Bentuk Kuantitatif; Kualitatif Kuantitatif


Laporan Kuantitatif
Kualitatif addition Kuantitatif Kualitatif

Berdasarkan laporan nilai tam bah syariah awal


(Mulawarman 2006a) dilakukan penyesuaian dari sesuai realitas
empirisnya, yaitu secara konseptual dan bentuk laporannya.
Bentuk laporan nilai tambah syariah juga mengalami
penyesuaian atas pemisahan laporan kuantitatif dan kualitatif
menjadi penyatuan laporan kuantitatif dan kualitatif. Kedua
bentuk laporan tersebut bersifat m an d ato ry (w ajib).
Penggabungan laporan kuantitatif dan kualitatif seperti telah
dijelaskan di B ab 1 untuk menghindari perilaku pragmatis
perusahaan. Laporan kualitatif meskipun bersifat m andatory,
bila disajikan terpisah akan mengarah pada sifat p seu d o-
m andatory. P seudo-m andatory di sini dapat diartikan laporan
kualitatif secara substansial memang bersifat m andatory,; tetapi
praktiknya di lapangan menjadi mandul, bahkan akan tergeser
kembali menjadi laporan voluntary.
Sementara pembagian akuntabilitas tetap mengacu pada
Mulawarman (2006a), yaitu akuntabilitas ketundukan (spiritual)
268 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

dibagi menjadi ketundukan primer dan ketundukan sekunder.


Akuntabilitas kreativitas (m ental dan m aterial) juga dibagi
menjadi primer dan sekunder. Berikut bentuk penyesuaian
laporan nilai tambah syariah:

Tabel 17. Penyesuaian Shariate Value Added Statement Berbasis Rizq


Penclptaan VA Kuantitatif Kualitatif

Output Ketundukan
X1 Y1
Kreativitas
Jumlah Output X2 Y2

Input Ketundukan
X3 Y3
Revaluation Kreativitas
VA Kotor X4 Y4
TAZKIYAH (Za)
Pembayaran Zakat kepada 8 Asnaf (Zb)
VA HALAL DAN THOYIB (Zc)
Distribusi VA Kuantitatif Kualitatif

Internal
Karyawan Ketundukan
Owners Kreativitas X5 Y5
Reinvestment Funds Kreativitas
Eksternal

Pemerintah Ketundukan
Kreativitas
X6 Y6
Residents Ketundukan
Masyarakat Kreativitas

Penjelasan elemen-elemen laporan nilai tambah syariah di


atas adalah sebagai berikut. Pencatatan bentuk output
ketundukan primer secara finansial dan sosial/lingkungan dari
pencapaian h a la l atas aktivitas ekonomi, yaitu berkaitan dengan
pencapaian produk h a la l dan peningkatan kualitas karyawan.
Pencapaian h a la l dapat berupa Sertifikasi H alal yang dikeluarkan
LPPOM MUI untuk perusahaan obat, kosm etik, makanan/
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 269

minuman, restoran dan peternakan, atau Sertifikasi Syariah yang


dikeluarkan DSN MUI untuk lembaga perbankan syariah dan
pasar modal syariah. Untuk keperluan implementasi output
ketundukan proses Sertifikasi H alal perusahaan obat, kosmetik,
makanan/minuman, restoran dan peternakan atau pencapaian
kualitas karyawan berupa peningkatan skill/kemampuan, kursus
serta training berkaitan pencapaian produk h alal
Pencatatan bentuk ketundukan sekunder secara finansial
( h alal zam an y ) dan sosial/lingkungan ( h a la l m akan y) untuk
pencapaian h a la l atas aktivitas ekonom i. Bentuknya
merupakan input berupa proses produksi yang dilakukan oleh
perusahaan yang harus memenuhi Sistem Jam inan H alal dan
Standar Operasi Prosedur H a la l (SO P) H a la l sebagai
implementasi Total Q uality M anagem ent (TQ M ) perusahaan.
A kuntabilitas kreativitas (m ental dan m aterial) dibagi
menjadi output kreativitas prim er dan output kreativitas
sekunder. Pencatatan bentuk kreativitas primer secara finansial
yaitu reduksi rib a ekonom i berb en tu k bai\ dan sosial/
lingkungan yaitu reduksi rib a sosial berbentuk P rofit Loss
S harin g System. B entuknya dapat berupa reduksi bunga/
interest, reduksi prinsip tim e v alu e o f m on ey dalam penentuan
penyusutan aset, tidak m elakukan penim bunan, penipuan,
monopoli, oligolopi, judi dan kepastian penentuan bagi hasil
saham preference maupun saham biasa. Serta menjalankan
aktivitas perusahaan dalam penyuluhan dan kursus maupun
peningkatan kemampuan masyarakat sekitar dalam memahami
kesadaran bersam a menjaga keseim bangan ekologis dan
menjaga keserasian hubungan dengan m asyarakat sekitar
perusahaan. Pencatatan bentuk kreativitas sekunder yaitu
270 AKUNTANSI SYARIAH- TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

dalam bentuk kreativitas sosial dan lingkungan, seperti hasil dari


pengolahan limbah, berupa lingkungan bersih.
Kekurangan atas informasi kuantitatif dari akuntabilitas
finansial dan sosial/lingkungan baik yang material, mental dan
spiritual harus dijelaskan dalam laporan kualitatif. Laporan
kualitatif seperti penjelasan tentang keh aram an dari aspek,
h aram karena faktor eksternal dan proses relasi sosial dan
penanganan lingkungan. Laporan kualitatif juga berisi tentang
ketenangan m elaksanakan ib a d a h m ahdah di dalam
lingkungan perusahaan, keselarasan hubungan antar
stakeholders (pem ilik, pemegang saham, manajemen, karyawan,
m asyarakat sekitar, konsum en dan lingkungan), maupun
kenikm atan atas hasil aktivitas bisnis halal, reduksi rib a dan
gharar.

8.5. RINGKASAN
Konstruksi khusus laporan nilai tambah syariah di Bab ini
merupakan implementasi kedua dari trilogi laporan keuangan
syariah berbasis m a isyah-rizq-m aal. Laporan nilai tambah
syariah diturunkan dari salah satu trilogi, yaitu rizq. R izq
m erupakan bentuk laba yang disebut riz q in co m e sebagai
penjelasan lebih lanjut dari konsep nilai tam bah syariah
(sh a ria te v a lu e added/SVA). Meskipun konsep riz q di sini
memang lebih mengakomodasi realitas empiris. Meskipun rizq
tergali dari realitas masyarakat Muslim Indonesia, ternyata hal
tersebut memiliki kesesuaian dengan konsep SVA.
Hasilnya adalah bahwa rizq incom e sebagai konsep rezeki
bernilai tambah (sebagai basis laporan nilai tambah syariah
dalam perspektif akuntansi syariah) merupakan nilai tambah
Eksistensi Laporan Nilai Tambah Syariah: Uji Empiris Berbasis Rezeki 271

yang didapatkan (baik finansial, sosial dan lingkungan) dan


telah disucikan/ tazkiyab (secara balai, tboyib dan bebas riba)
mulai dari pembentukan, hasil sampai distribusinya yang
semuanya harus bernilai barakah serta bertujuan mashlahah.
Substansi rizq in com e terletak pada keberkahan rizq (rezeki)
yang didapatkan sesuai nilai-nilai Islam dan tujuan syariah
untuk kesejahteraan bersama ( m ashlahah ).

I
BAB 9

NERACA SYARIAH
BERBASIS MAAL

Sesungguhnya h artan y a itu a d a la h


y an g telah d iin fa q k a n d i ja la n A llah d a n
harta w aris itu a d a la h a p a y an g ditin ggalkan
(HR Bukhari)

O rang y an g b a n y a k h artan y a a d a la h
oran g y a n g p alin g sed ikit p ah alan y a,
k ecu a li oran g y an g berkata k a d z a w a k a d z a
(HR Bukhari)

G en u in e W ealth is a n accou n tin g o f life,


lik e w indow on ou r souls,
a m irror im age o f o u r g en u in e selves
(Mark Anielsky)

9.1 PENDAHULUAN
B ab ini khusus m elakukan pengem bangan salah satu
bentuk laporan keuangan, yaitu neraca syariah berdasarkan
konsep m a a l Seperti dijelaskan di Bab 6 bahwa bisnis Islami
secara tradisional129 memuat tiga rantai m a isy ah-rizq-m aal dan
m erupakan representasi konseptual laporan keuangan

129
Rujukan kata tradisional merujuk dari pemikiran Seyyed Hossein Nasr sebagai
identitas gagasan aw al Islam yang dikem bangkan dari ranah Q uran d an Sunnah.

273
274 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

akuntansi syariah. Konsep bisnis yang dekat dengan konsep


neraca adalah m a a l Pengem bangan pengganti neraca atau
dapat kita namakan neraca syariah 130 dengan demikian harus
dilakukan dengan cara m elakukan dekonstruksi konsep utama
dari neraca, yaitu kekayaan.
Seperti diketahui neraca konvensional memiliki kelemahan
mendasar pada elem en-elem en penyusunnya berkaitan dengan
kekayaan. Kekayaan di sini merupakan gagasan dari sistem
tertutup ( clo sed system ) en tity theory yang m em iliki k e
pentingan utama yaitu stockholders equity. Sistem tertutup jelas
memenjara kem ungkinan masuknya kepentingan karyawan,
relasi sosial, lingkungan dan bahkan T u h a a Sistem tertutup
hanya dapat m em berikan penyam paian inform asi sosial-
lingkungan secara " v olu n tary dengan tetap m endudukkan
peran stockholders sebagai pemain kunci. Berbeda dengan
S h a ria te E n terp rise Theory, konsep dasar ini m em berikan
ruang akuntabilitas lebih luas, mulai masyarakat, lingkungan
dan bahkan Tuhan. Pengem bangan m enggunakan konsep
dasar sh a ria te en terp rise theory secara otomatis akan menggali
konsep kekayaan dari basisnya, yaitu Islam. Konsep kekayaan
dengan dem ikian akan m em berikan bentu k neraca yang
berbeda pula dari neraca konvensional.
Neraca berbasis m a a l seperti telah dijelaskan di Bab 6
didefinisikan sebagai kekayaan perusahaan berbentuk aset,
kew ajiban dan ekuitas bernilai keseim bangan. Arti k e
seimbangan di sini tidak hanya berkenaan savin g kepastian
aliran masa depan saja, tetapi juga bentuk investasi melampaui

130 Penggunaan kata neraca dilakukan u ntu k m em perm udah pem aham an bahw a
proses dekonstruksi diarahkan pada k on sep neraca itu sendiri. Penggunaan kata
neraca tidak untuk m engarah kan pem ikiran u paya d ekonstruksi k em b ali pada asumsi
filosofis dan teoritis berbasis n eraca dalam k o n tek s akuntansi konvensional.
Neraca Syariah Berbasis Maal 275

realitas, investasi surga serta berhubungan kepentingan


finansial-sosial-lingkungan. Keseimbangan kekayaan syariah
juga harus selalu tersucikan ( tazkiy ah ). Penyucian kekayaan
bermakna setiap kekayaan perolehannya harus halal, thoyib
dan bebas rib a
Apakah aspek n orm atif kekayaan ( m aa l) seperti itu
dijalankan secara konkrit (praktik /p ractice) di lapangan (field )
sebagai p e r ila k u ( h abitu s ) masyarakat Muslim Indonesia?
Untuk m enjaw ab pertanyaan tersebut akan dilakukan
penelusuran sinkronis" empiris. Penelusuran sinkronis
di samping melihat mekanisme mendapatkan kekayaan juga
menggali lebih khusus aktivitas akuntansi kekayaan sebagai
sou rce neraca.

92. MERANGKAI KONSEP NERACA DARI TRILOGI


TRADISI, SOSIOHISTORIS DAN EMPIRIS-KONTEKSTUAL
Aplikasi m ekanism e m endapatkan kekayaan terlihat
misalnya dari kom entar Pak Abbas (Trah SI) sebagai berikut:

D a la m h id u p itu d a n a p a y a n g kita u sa h a k a n y a h a ru s halal p lu s


thoyib, in i s e m u a d a la m ra n g k a b e rin v e s ta s i u n tu k m e m b u a t
k e n d a ra a n m e n g a ru n g i sirotol mustaqin% ja la n m e n u ju su rg a_

Menurut beliau bisnis adalah proses mendapatkan kekayaan


sesuai ketentuan syariah. Sem uanya untuk m em bangun
kendaraan m engarungi sh iro tol m ustaqim . Lebih detail
diungkapkan beliau (m engenai m endapatkan kekayaan)
sebagai pencapaian usaha mendapatkan modal spiritual, tanpa
meninggalkan kewajiban memberikan kepada yang berhak.
Distribusi sebagai bagian dari am anah terutama kew ajiban
276 AKUNTAN SI SYARIAH: TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

pertanggungjawaban utama kepada Allah. Berikut ungkapan


beliau:

B is n is h a ru s k a y a , k a r e n a k ay a a k a n d a p a t saving m o d al. T e ta p i
sa v in g m o d a l h a ru s d a n tid a k p e r n a h le p a s d a ri k e w a jib a n say a
m e m ik irk a n k e p e n tin g a n m e m b a n g u n m a sy a ra k a t jad i le b ih
b aik . T id a k m u n g k in b e rb is n is te ta p i m e n in g g a lk a n k e w a jib a n
Q u ra n d a n S u n n a h u n tu k m e n g a b d i p a d a A llah d a n m a sy a ra k a t
te m p a t say a b e rp ija k . M isaln y a in v e s ta s i m e m b a n g u n s e k o la h
Islam a tau m a sjid d i s e tia p p e ru m a h a n y a n g sa y a k e m b a n g k a n .
Itu n g -itu n g in v e s ta s i m a sa d ep an . D e n g a n m e m b a n g u n s e k o la h
Isla m p ad a a k h ir n y a k o ru p s i b isa te rg e ru s o le h a k h la k -a k h la k
b a ru kan ? Itu y a n g m e m b a h a g ia k a n s a y a -
*

Kaya di sini bukan kaya seperti pem aham an umum, tetapi


katakanlah kaya altruistik Islam i. Kaya sebagai bentuk
pencapaian keseim bangan antara aset, kewajiban dan ekuitas,
menurut pak Abbas disebut modal, bukan hanya saving untuk
kepastian aliran masa depan. Lebih dari itu, membangun masjid,
m em bangun sekolah, m endistribusikan hak-hak pekerja,
pemasok, pemilik, adalah penanaman modal untuk investasi
melampaui realitas, investasi surga.
Pemikiran Pak Abbas mungkin dapat dijabarkan sebagai
keseim bangan antara modal spiritual, intuitif dan material
terjalin dalam pencapaian m odal lingkungan, sosial dan
individual. Keseim bangan antara kewajiban spiritual-intuitif-
material terjalin dalam pencapaian kewajiban lingkungan, sosial
dan individual. Keseimbangan antara ekuitas spiritual-intuitif-
material terjalin dalam pencapaian ekuitas lingkungan, sosial
dan individual. Sem uanya m engarah pertanggungjaw aban
kepada Allah.
Neraca Syariah Berbasis Maal 277

P erilaku Pak Abbas untuk mendapatkan kekayaan, ternyata


juga memberikan dampak lainnya, yaitu ketenangan batin. Hal
itu terlihat dari ungkapan beliau itu yang membahagiakan
saya_. Artinya, perilaku mendapatkan kekayaan, di samping
bersifat materi, kekayaan perlu m em berikan dampak batin.
Keseimbangan materi dan batin tersebut didapatkan ketika niat
m endapatkan kekayaan didasarkan pem aknaan spiritual
Keislaman yang kuat. Kekuatan spiritualitas Keislaman memang
tidak hanya diw ujudkan dalam bentuk form alitas ibadah.
Form alitas ibadah bila dim aknai secara baik seharusnya
memang berdampak pada empati sosial-lingkungan sekaligus
ketenangan batin. Hal ini sesuai dengan apa yang disebut HOS
Tjokroam inoto sebagai Kedermawanan Islami (lihat B ab 5).
Bila dilihat lebih jauh, prinsip sbirotol m ustaqim ternyata
bukan hanya terbatas dijalankan oleh habitu s Pak Abbas saja.
Prinsip ini bahkan telah menjadi habitu s umum masyarakat
Muslim Indonesia. Hal itu dapat dilihat misalnya dari reffra in
lagu tt&grup band anak muda papan atas, Ungu, berjudul Para
Pencarimu. Lagu ini bahkan digunakan sebagai sou n d track
sinetron b e-ra tin g tinggi di salah satu stasium televisi
terkemuka, berjudul Para Pencari Tuhan garapan sutradara
Deddy Mizwar. Berikut reffra in lagu tersebut;

Akulah para pencari-Mu Ya Allah. Akulah yang meridukan-Mu


YaRobbi (1) Tunjukkanku jalan yang lurus untuk kutambatkan
langkahku. (2) Hanya di Tanganmu y a Allah tempat
kupasrahkan hidupku.

P erilaku mendapatkan kekayaan, dapat dikatakan sebagai


kekayaan altruistik Islami, seperti dilakukan Pak Abbas, ternyata
juga muncul di kalangan trah Muhammadiyah. Sebagaimana
278 AKUNTANSI SYARIAK- TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

diketahui pem ikiran ekonom i di kalangan Muhammadiyah


dikembangkan sebagai salah satu wujud cita-cita reformasi atas
realitas sosial ekonom i sebelum kem erdekaan. Pem ikiran
ekonom i tersebut menurut salah satu trah Muhammadiyah
Pak Munir, lebih bersifat kontekstual untuk m enyelesaikan
masalah sosial ekonom i para anggotanya waktu itu. Menurut
beliau:

Islam a d a la h u n tu k m e n ja w a b m a sa la h so sia l e k o n o m i m e n u ru t
A h m a d D a h la n itu ja u h le b ih p e n tin g d a rip a d a p o litik y an g
h a n y a s e b a g a i a k ib a t saja. M u h a m m a d iy a h p e r i o d e 1930-an
s e te la h A h m a d D a h la n m e n in g g a l juga m a sih b ic a r a te n ta n g
p e n tin g n y a k o n g s i d ag an g , b a n k Islam , ru m a h s a k it Isla m m esk i
w u ju d n y a b e lu m riil s e p e rti saat ini.

Berdasar realitas sejarah seperti itu kem udian Pak Munir


m encoba m em beri tafsir pemikiran Ahmad Dahlan sang pendiri
Muhammadiyah, seperti berikut ini:

In i ta fs ir s a y a ya, ta fs ir a ta s re a lita s se ja ra h M u h a m m a d iy a h ,

b a h w a p ik ir a n -p ik ir a n a w a l D a h la n w a k tu itu je la s s a n g a t
k o n te k s tu a l d a rip a d a te k s tu a l, y a n g d a la m b a h a s a a n d a itu
e m p iris. M u h a m m a d iy a h s e b e lu m k e m e r d e k a a n w u ju d n y a
le b ih k o n k te s tu a l d a n tid a k p e rn a h ad a d a la m ta fs ir Isla m klasik,
s e p e rti m u n c u ln y a ru m a h sakit, s e k o la h , p a n ti a s u h a n , b a h k a n
g a g a sa n e k o n o m in y a s e p e rti k e in g in a n m e m ilik i k a p a l d agan g
d a n b a n k s u d a h a d a s e ja k ja m a n itu.

Semangat seperti ini muncul menjadi spiritualitas habitus


( p erilaku ) khas Muhammadiyah. Para penggiat Muhammadiyah
saat ini mengimplementasikan kekayaan altruistik Islami seperti
keinginan Ahmad Dahlan berbentu k m encari kekayaan
sebanyak-banyaknya. Hal ini dapat dilihat dari penuturan
Neraca Syariah Berbasis Maal 279

H. Mukhlar (Qodir 2002,111>

M e m a n g p a ra p e d a g a n g d a n p e n g u s a h a s e rta k a ry a w a n itu su k a
b e k e rja k e ra s, te ta p i k a la u h a ru s m e n g o r b a n k a n d irin y a d e m i
o ra n g lain, s e p e rti d itu n tu t d alam h id u p s u fis m e , y aitu a ltru istik
k a y a k n y a tid a k s e m u a d e m ik ia n T e ta p i y a n g p e rlu a n d a c a ta t di
sin i y a n g n a m a n y a s e m a n g a t m e m b a n tu , m e n o lo n g o r a n g lain,
m e m b a n g u n te m p a t ib a d a h ja n g a n d ita n y a In i m e ru p a k a n h al
y a n g su d a h b ia sa te r ja d i K a la u itu d ia n g g a p a ltru istis, a ta u
s u fis m e m a k a y a s u d a h m e la k s a n a k a n

Pemikiran khas Muhammadiyah dapat juga dilihat dari


ungkapan Bu Pamella Sunardi Syahuri (W idiatno 2006,142-143):

_ u sa h a y an g d ija la n k a n m e ru p a k a n u sa h a y a n g h alal, ta y y ib
s e rta tid ak b e r te n ta n g a n d e n g a n h u k u m a g a m a d a n n eg ara~
le b ih d ari itu, a n g g a p la h s e m u a u sa h a e k o n o m i y a n g d ija la n i itu
s e b a g a i su a tu k e g ia ta n ib ad ah . D e n g a n n ia t ini, m a k a h a ti k ita
m e n ja d i le b ih ik h la s. K ita tid a k la g i m e n g a n g g a p p e k e r ja a n
h a n y a s e m a ta -m a ta u n tu k m e n g e ja r m a te r i y a n g b e r s ifa t
k e d u n ia w ia n , se la lu b e ru s a h a u n tu k b e rs ik a p juju r, a m a n a h d a n

d is ip lin .

Kekayaan altruistik Islami versi trah Muhammadiyah juga


memberikan makna kaya dalam bentuk melampaui materi.
Bisnis tidak harus kaya dalam arti m eningkatnya aset atau
ekuitas materi meningkat. Pak Aziz misalnya, memandang
kekayaan tidak hanya berkenaan dengan tumpukan m ateri
Berikut penjelasan beliau:

C ari re je k i itu k a re n a A llah , jadi g a k p e rlu ngoya Yang p e n tin g


lumintu, d a p a t re je k i su p a y a ad a n ilai ta m b a h y a n g b isa d ita b u n g
d a n d ib e lik a n p e ra n g k a t p a b r ik a n T e ta p i n g g a k s e ra k a h d a n
b e rn ila i b a ro k a h . G a k e tis k a lo m isa ln y a su d a h p u n y a la n g g a n a n
280 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

u n tu k m e m a s o k t e r a n g say a, h a n y a k a re n a p e r b e d a a n price
le b ih m e n g u n tu n g k a n te r u s la n g s u n g p in d a h . Itu n a m a n y a
m e m u tu s silaturrahim, a sa l c u k u p u n tu k b ia y a m a k a n , a n a k
s e k o la h , k e p e r lu a n se h a ri-h a ri, y a s y u k u r A lh a m d u lilla h .

Pak Aziz memandang bahwa mencari rejeki secara esensial


adalah untuk m engabdi kepada Allah. Setiap orang perlu
mendapatkan aset atau bahkan ekuitas. Aset tidak harus cepat
membesar, tetapi harus bertahap, ekuitas dapat dalam bentuk
ekuitas mental, seperti ketenangan karena dapat menabung
untuk keluarga dan biaya anak-anak sekolah.
Pandangan Pak Aziz m engenai ketenangan batin mirip
m akna batin Pak Abbas. K etenangan batin Pak Aziz juga
implikasi dari ketatatan spiritualitas keagamaan dan aplikasinya
dalam berbisnis. Dalam pandangan M uham m adiyah dapat
disebut sebagai kesalehan sosial. Kesalehan sosial merupakan
implikasi ibadah pada aktivitas kehidupan, yaitu ibadah yang
m em iliki dam pak em pati sosial-lingkungan sekaligus
ketenangan batin bagi yang m enjalankannya. Ajaran
M uham m adiyah itulah yang kem udian m enjadi p e r ila k u
( habitus ) Pak Aziz.
Implementasi kekayaan altruistik Islami trah Muhammadiyah
dan SI, lebih teknis muncul juga di trah NU, yaitu
di BMT Sidogiri. Implementasi teknis tersebut mirip dengan
model Kederm aw anan Islami SI atau Kesalehan Sosial
Muhammadiyah, yaitu yang biasa disebut m ereka dakwah
dalam bisnis. Penerapan ajaran dakwah dalam bisnis memang
lebih berorientasi konkriL versi NU di BMT Sidogiri membentuk
laporan keuangan khas mereka sendiri. Para penggiat BMT
Sidogiri m elakukan pencatatan laporan keuangannya
berdasarkan keseim bangan sikap berbisnis dan sikap sosial
Neraca Syariah Berbasis Maal 281

mereka. Perilaku d a w ah dalam bisnis m encerm inkan kesatuan


kepentingan ekonom i dan sosial untuk m encapai ketaatan Islam,
prinsip sy a ria h, yaitu prinsip fiq h m u a m a la h model ah lu s
su n n ah tual jam aah . Salah satu bentuknya m eletakkan qard h u l
h asan dalam laporan neraca pada sisi aktiva. Pembiayaan bersifat
ekonom is tidak hanya m u d h arabah maupun m u rabahah, tetapi
juga q ard h u l h asan B\Berikut penjelasan Pak Dumairi:

M e sk ip u n PSA K m e m is a h k a n qardhul hassan, ta p i k a m i te ta p


m em b u at lap o ran n eraca m od el sendiri. Qardhul hassan dicatat di
neraca. Itu d ilak u k an ya k a re n a aktivitas e k o n o m i dan sosial g ak bisa
dip isah-pisah

92.1 Merangkai Kekayaan Altruistik Islami dalam Keseim


bangan AlM uhith
Beberapa hal m engenai model m endapatkan kekayaan dari
berbagai trah m em unculkan aplikasi Kederm aw anan Islami
versi SI, Kesalehan Sosial versi Muhammadiyah, dan Dakwah
dalam Berbisnis versi NU. Ketiga ben tu k m odel Kekayaan
altruistik Islami berbagai trah di atas, bila ditarik pada tataran
norm atif, mirip pandangan mengenai lingkungan Islami versi
Nasr (1994). M enurutnya konsep Lingkungan Paling Agung
menurut Al Q uran disebut Maha Meliputi ( A l Muhith). Nasr
(1994) m enegaskan pandangan Islam ten tan g tatanan dan
lingkungan alam berakar dari Al Quran. M enurut Nasr:

A l Q u r a n y a n g k o s m is a ta u o n to lo g is (Al Qura n al-takwini)


s e b a g a i s e s u a tu y a n g b e r b e d a d ari d a n s e k a lig u s m e le n g k a p i
A l Q u r a n y a n g t e r t u lis (Al Qura n al-tadwini). K on sep

131 PSAK No. 59 m aup un exposu re d r a ft IAI m engenai lap oran keu an g an perusahaan
Islam tah u n 2006 m eletak k an qard h u l hasan sebagai laporan lap o ran sosial, terpisah
dari aktivitas e k o n o m i
282 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

L in g k u n g a n P a lin g A g u n g d a la m A l Q u r a n d is e b u t M a h a
M e lip u ti (Al Mubith) s e p e r ti te r te r a d a la m a y a t K e p u n y a a n
A lia h la h a p a y a n g a d a d i la n g it d a n d i b u m i d a n A llah M ah a
M e lip u ti ( Al Muhitb) s e g a la s e s u a tu (Q S. 4:126).

A l M uhith sendiri dalam pandangan Nasr seperti dijelaskan


Chittick (1986) berarti lingkungan. B erik u t penjelasan Nasr
(1994,6) m engenai A l M uhitb

D a la m k e n y a ta a n n y a , m a n u s ia m em ang te rb e n a m d a la m
M u h ith T u h a n , h a n y a s a ja ia tid a k m e n y a d a r in y a k a r e n a
k e la la ia n d a n k e a lp a a n n y a ( ghaflab ). In ila h y a n g m e n y e b a b k a n
k o t o r n y a jiw a m a n u s ia , d a n m e m b e r s ih k a n n y a a d a la h d e n g a n
c a r a m e n g in g a tn y a ( dzikr ) T u h a n . M e n g in g a t T u h a n a d a la h
m e lih a t-N y a di m a n a s a ja d a n m e n g a la m i re a lita s -N y a se b a g a i
Al Mubith

A l M uhith adalah realitas segala sesuatu menuju kesatuan


ketundukan 132 dan kreativitas 133 akuntansi tak terpisahkan dalam
konteks apapun secara h ak ik i Hal itu dapat dimetaforakan dalam
bahasa akuntansi seperti tak terpisahkannya informasi laporan
keuangan yang m an datory-volu n tary, bentuk kekayaan materi-
batin-spiritual, bahkan akuntabilitas perusahaan dan stakeholders.
Kesatuan adalah bentuk utuhan akuntansi yang luruh dalam
A l M uhith sebagai realitas Yang Maha Meliputi Luruhnya segala

132 K etu n d u kan adalah karakter abd' Allah, m enu nju kk an rep resen tasi kesatuan nilai
spiritual yang secara tek nis ek on om i/ ak u n tansi harus m em en u h i kriteria balai dan
reduksi riba dan representasi nilai batin yang secara teknis/akuntansi m em enu hi
kriteria tboyib (k em an faatan d an ketenan gan). Di d alam nya juga terakom odasi nilai-
nilai k u an titatif m aupun kualitatitif. K arakter a b d Allah tidak d ap at terpisah secara
su b stan tif den gan karakter kb alifatu llab f i l ardh, m esk ip u n dalam realitasnya dapat
dideteksi secara terpisah. Lebih d etil lihat b ab 5 ,6 ,7 dan 8.
133 K reativ itas adalah k arak ter kb alifatu llab f i t ardh, m e n u n ju k k a n representasi
kesatuan nilai financial, sosial d an lingkungan. Di d alam nya juga terakom odasi nilai-
nilai kuantitatif-kualitatif.
Neraca Syariah Berbasis Maal 283

sesuatu di dunia tetap terkerangka pada kesatuan Tawhid.


Kesatuan itulah yang disebut Cinta. Ungkapan luruhnya segala
sesuatu pada Yang Maha Meliputi dapat kita lihat misalnya dalam
syair Sad i penyair Persia seperti dituliskan kembali d e h Nasn

Aku gembira dengan kosmos,


Karena kosmos menerima kegembiraan dari-Nya.
Aku mencintai seluruh dunia,
K a r e n a d u n ia m ilik -N y a .

Cinta merupakan bentuk kesatuan atas keinginan luruhnya


segala sesuatu dalam Al M uhith Cinta berbentuk kesatuan dan
luruhnya menuju A l M uhith sebagai kemustian sejarah sekaligus
transendensi Karena cinta adalah ketundukan atau ketaatan itu
sendiri, buah ketundukan adalah kreativitas yang diliputi nilai-
nilai ketundukan, yaitu keimanan sejati. Luruhnya segala sesuatu
menuju Cinta adalah Iman itu sendiri Bahkan tuntunan doa Rasul
ditegaskan tentang hakikat Iman, Cinta dan luruhnya segala
sesuatu pada Sang Maha Meliputi, lengkapnya sebagai berikut:

Ya A llah! Ja d ik a n la h a k u o r a n g y a n g m en cin ta i-M u , m e n c in ta i


o ra n g y an g m e n c in ta i-M u , d a n m e n c in ta i se g a la s e s u a tu y an g
d ap at m e n d e k a tk a n c in ta k u k ep ad a-M u . D a n ja d ik a n la h c in ta k u
k e p ad a-M u m e le b ih i a ir s e ju k s e k a lip u n .

Yahya ibn Muadz seperti dikutip Al Ghazali (2006, 18)


menegaskan bahwa cinta kepada Allah adalah cinta puncak
yang melebihi segala sesuatu. Berikut penuturan lengkap beliau:

Tuhanku, aku lu lu h (fa n d ) d a la m d iri-M u . A ku s ib u k


m e n y a n ju n g -M u _ Engkau ren g k u h aku ke p a n g k u a n -M u .

E n g k a u b e r i a k u p a k a ia n marifat Engkau k u k u h k a n aku


284 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

d e n g a n k e le m b u ta n -M u . E n g k a u p in d a h k a n a k u d ari situ asi k e


situ asi y an g lain . E n g k a u ja d ik a n a k u m e n a p a k i b e rb a g a i ta h a p a n
am al- d ari ta k ta h u ap a-ap a, k e m u d ia n b e r to b a t, z u h u d , rin d u ,
rid a sa m p a i p a d a ta h a p a n cin ta. E n g k a u b e ri a k u m in u m d ari air
k o lam -M u . E n g k a u rin g a n k a n a k u d a la m m e la k u k a n d isip lin
ib a d a h ( riyadhah ) k ep ad a-M u , m e la k s a n a k a n p e rin ta h -M u d an
te r b u a i d e n g a n fir m a n -fir m a n -M u . K in i a k u s u d a h b e s a r
B a g a im a n a m u n g k in a k u b e r p a lin g d ari-M u ? B u k a n k a h in i
s e m u a E n g k a u y a n g m e n y ia p k a n , s e ja k k e c il h in g g a b e s a r
sek aran g in i? B a g ik u , sa a t in i ta k te r s is a la g i s e n a n d u n g
u n tu k -M u , s e b a b a k u su n g g u h -su n g g u h m en cin ta i-M u .

Kesatuan finansial-sosial-lingkungan berbasis A l Muhith'\ehs


sekali memenuhi kesesuaian metodologis Ekstensi Constructivist
Structuralism (lihat Bab 2). Gagasan Ekstensi Constructivist
Structuralism adalah menetapkan Al M uhith sebagai koridor
utama spiritualitas bertem unya titik konseptual A l M uhith
dengan titik empiris individu maupun organisasi sosial dalam
lap an gan (fieldT *. Organisasi sosial dalam lap an g an (field )
membentuk kesadaran sekaligus ketidaksadaran struktural dan
berdampak pada p erila k u (habitus) setiap individu.
Penjelasan panjang lebar mengenai A l M uhith operasional
memiliki benang hijau dengan usw ah Rasulullah SAW mengenai
Kembali Ke F itrah (lihat Bab 6). Al Muhith operasional masing-
masing trah m em ang memiliki jargon-jargon berbeda. Tetapi
bila dilihat secara substansial seperti Kedermawanan Islami,
Kesalehan Sosial, Dakw ah dalam Berbisnis, berkenaan
kekayaan sebenarnya m em iliki persam aan. Persam aannya
adalah bagaimana mengaplikasikan usw ah Rasulullah dalam
kehidupan dan bisnis mereka.

'Lihat G am bar 2. Ekstensi K onsep Ruang Sosial Pierre B ourdieu dalam B ab 2.


Neraca Syariah Berbasis Maal 285

Tetapi perlu digaris-bawahi di sini, konsep spiritualitas


A l M uhith sebagai basis m aal bukan seperti religious ca p ita l
dari Bourdieu. R eligious cap ital menurut Borudieu (1986,243-48
dalam Verter 2003) merupakan sistem terbatas pada aktivitas
sekitar lembaga keagamaan dan independen dari dinamika
sosial di luar lembaga keagamaan. Sirkulasi religious ca p ita l
versi Bourdieu dijelaskan Verter (2003) hanya terjadi dalam
sistem tertutup, yaitu produksi, akumulasi, perdagangan,
konsumsi dan pengakuan hanya di sekitar f ie ld institusi agama.
Relasi dengan modal sosial, ekonom i dan kultural di luar field
institusi agama dianggap sangat kecil. Bentuk religious ca p ita l
seperti ini jelas merupakan sekularisasi hubungan sosial. Bentuk
spiritualitas Al Muhith memang merupakan dekonstruksi total
dari econ om ic capital, social ca p ita l maupun cu ltu ral capital,
termasuk religious ca p ita l dari konsep ca p ita l versi Bourdieu.
A l M uhith merupakan bentuk tazkiy ah (penyucian) dalam
kerangka Ekstensi C onstructivist S tru ctu ralism dengan
menempatkan Allah sebagai awal, proses dan akhir dari segala
sesuatu, menem patkan realitas dalam rentangan diri-Nya. Tidak
ada segala sesuatu yang luput dari rentangan-Nya, itulah Sang
Maha Meliputi. Sang Maha Meliputi menyatukan segala sesuatu
dan realitas dalam satu kesatuan tak terpisahkan.

9 22. Merangkai Kekayaan A l M uhith Menjadi Kerangka


Neraca Syariah
Al M uhith sebagai bentuk tazkiy ah berdampak keseimbang
an kekayaan ( m aal) bernilai keseimbangan dan keadilan. M aal
sesuai nilai-nilai A l M uhith dengan demikian dapat dijadikan
sebagai kerangka awal untuk m em bentuk Neraca Syariah.
Konsep m aal sebagai basis neraca syariah akan diderivasikan
286 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

dalam proses pem bentukan, distribusi, pengakuan dan


pengukuran. Berikut dijelaskan em pat proses tersebut
Proses pertama, pem bentukan kekayaan harus memiliki
prinsip keseim bangan berbasis wasatban yang m engarah
prinsip neraca keadilan ( m i z a r i f W a s a t b a n m erupakan
bentu k keseim bangan dan keadilan Ilahi, yaitu prinsip
keseimbangan yang harus dicapai setiap manusia, relasi sosial,
lingkungan dan alam semesta menuju rabmatan lil alam iri*.
M izan adalah bentuk neraca keadilan yang harus dijalankan di
dunia untuk menuju keseimbangan hakiki dari wasatban yang
menjulang tinggi ke langit. Seperti kita lihat di atas ternyata
prinsip keseimbangan sesuai dengan salah satu trilogi prinsip
dari Pak Abbas, yaitu prinsip sbirotol mustaqim. Dalam konsep
ini pem bentu kan kekayaan dapat dibangun dengan
m em persiapkan modal, kew ajiban dan ekuitas berbentuk
materi-batin-spiritual memiliki relasi finansial-sosial-lingkungan
menuju Tuhan.
Proses kedua, distribusi kekayaan harus dilakukan secara
optim al untuk kebaikan sesama, m erata dan tidak saling
menegasikan. Seberapapun keikutsertaan, harus selalu dicatat
dan diakui sebagai potensi yang berhak mendapatkan bagian
dalam pembagian kekayaan. Kekayaan harus berkenaan dengan
keadilan dan keseimbangan sosial dan lingkungan sesuai nilai
syariah.

m M izan sebagai b en tu k teknologi terdiri dari garis vertikal dan horizontal yang
m em iliki fungsi strukturaL Fungsi struktural, artinya garis vertikal m em iliki sifat yang
unik sendiri dan dem ikian pula d engan garis horisontaL T etap i ketika g aris vertikal dan
horisontal yang struktural, yaitu m izan itu bersatu, m aka m izan beru bah fungsi
in tegratif yang d isebut sebagai wasatban. M izan m em b erik an gam baran konseptual
stru k tu ralistik yang m ekan istik- tecbnological, sed an g k an w asatban m em b erik an
gam baran k onseptual integralistik yang organ ik -scientific.
R abm atan lil a lam in ad alah b e n tu k k eseim b a n g a n p u n ca k dari p rin sip
keseim bangan yang bersifat universal dari realitas d u niaw i dan u kh raw i, yang profan
dan spirituaL M udahnya proses m enuju w asatban m em iliki keseim ban gan m aterial
sekaligu s spiritual y an g p erlu ditem pu h m elalui jalan lurus ( sbirotol mustaqim )
m enuju rabm atan IH a lam in.
Neraca Syariah Berbasis Maai 287

Proses ketiga, pengakuan kekayaan harus dilakukan secara


konsisten, dengan m em atuhi prinsip-prinsip kebenaran dan
tidak melanggar ketentuan Allah. Mematuhi prinsip-prinsip
kebenaran adalah m elaksanakan aktivitas ekonom i dalam
batas-batas yang diperbolehkan syara (halal), bermanfaat dan
menenangkan ( ihoyib), serta bebas riba.
Proses keempat, pengukuran kekayaan berbasis current
value. Pem ikiran m engenai balance sbeet berbasis current
value diajukan oleh Baydoun dan W illett (1994; 2000).
Pendekatan current value dalam Balance Sbeet usulan
Baydoun dan Willett (1994; 2000) juga menegaskan basis current
value menggunakan pendekatan CoCoA Balance Sbeet dari
Gambling dan Karim (1991)137. Penggunaan CoCoA sebagai basis
pengukuran dapat dirujuk langsung pada pemikiran Chambers
(1975). Menurut Chambers (1975) penilaian aset harus ditetap
kan sesuai nilainya saat itu (up to date), menggunakan sumber
inform asi independen berbasis harga pasar saat ini, yaitu
purchasingpower unit pada saat itu juga. Untuk memudahkan
digambarkan perbandingan masing-masing konsep kekayaan di
bawah:

07 K o n sepCoCoA m en etap k an sem ua assets dan liabilities dinilai m enu ru t net


realizable value dari harga pasar sesuai taksiran biaya penjualan. /Isseis dijelaskan
Chariri dan Ghozali (2000,106) dinyatakan dalam jum lah kas (atau setara k as) yang
dapat diperoleh sekaran g dengan m enjual aktiva dalam pelepasan norm al ( orderly
disposal). Kewajiban d in yatakan sebesar nilai penyelesaiannya, yaitu jum lah kas (atau
setara k as) tanpa d isk o n to yang dih arap kan akan d ibay ark an u n tu k m em en u h i
kew ajiban dalam pelaksanaan usaha normaL Net realizable value m enu ru t Naim (2001,
35) berkaitan dengan harga pasar di pasar outpu t atau konsum en. A pabila harga jual
sekarang tidak dapat d ip eroleh di pasar, m enggunakan indeks harga jual khu su s
(dihitung oleh pihak lu ar atau perusahaan sendiri) dan atau dilakukan penilaian o leh
lem baga independen d i luar m anajem en (sep erti perusahaan appraisal).
288 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Tabel 18. Perbandingan Konsep Kekayaan


Konsep Dasar
Kriteria Konsep Psvniiik Pemilik
TeoritJs

Shari'ate FSL bernilai Stakeholders


Akuntansi
Enterprise Maal Concept Materi, Batin, dan Allah
Syariah Idealis
Theory Spiritual pemilik utama
Akuntansi
Syariah Entity Theory FSL bernilai
Wealth Concept Stakeholders
Materi
Pragmatis
Akuntansi Enterprise Genuine Wealth FSL bernilai
Sosial Theory Stakeholders
Lingkungan Concept Materi

Akuntansi Finansial
Entity Theory Wealth Concept Stockholders
Konvensional bernilai Materi

K e te ra n g a n : FSL= F in a n sia l-S o sia l-L in g k u n g a n

Kesimpulan yang dapat diambil dari diskusi di atas, bahwa


bentuk neraca berbasis m aa l sesuai prinsip-prinsip w asathan
dan mizan,, yaitu neraca syari'ah sebagai bentuk pencapaian
keseimbangan antara aset, kewajiban dan ekuitas. Keseimbang
an tidak hanya berkenaan dengan saving untuk kepastian aliran
masa depan saja, tetapi juga bentuk penanaman modal untuk
investasi yang m elam paui realitas, investasi surga serta
berhubungan dengan kepentingan finansial, sosial dan
lingkungan. Neraca syari'ah harus m em enuhi prinsip k e
seimbangan asset\ liabilities dan equities berbentuk spiritual,
batin dan material yang terjalin dalam pencapaian finansial,
sosial dan lingkungan.

93. ELEMEN-ELEMEN NERACA SYARTAH


Elemen-elemen laporan keuangan syariah seperti assets,
liabilities dan equ ities jelas berbeda dengan definisi elemen-
elem en laporan keuangan konvensional. Assets secara
konvensional biasanya didefinisikan sebagai manfaat ekonom i
masa datang yang cukup pasti ( p ro b a b le ) yang diperoleh atau
Neraca Syariah Berbasis Maal 289

dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian


masa lalu (Suwardjono 2005,184; Chariri dan Ghozali 2000, 94).
Definisi asset38 tersebut merupakan translasi dari definisi SFAC
No. 6 FASB sebagai berikut:

Assets are probable fu tu re econom ic benefits obtained or


controlled by a particular entity as a result o f past transactions
or events.

Definisi liabilities maupun equities tak lepas dari tradisi


translasi pula. L iabilities didefinisikan Suwardjono (2005, 184)
maupun Chariri dan Ghozali (2000, 94) sebagai pengorbanan
manfaat ekonom ik masa datang yang cukup pasti yang timbul
dari keharusan ( oblig ation s ) sekarang suatu entitas untuk
mentransfer aset atau menyerahkan jasa kepada entitas lain di
masa datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian di masa
lalu. Definisi equ ities atau aset bersih lanjut Suwardjono (2005,
184) serta Chariri dan Ghozali (2000, 94) adalah hak residual
terhadap aset suatu entitas yang masih tersisa setelah
mengurangi aset dengan kewajiban.
Suwardjono (2005,181) menjelaskan bahwa elem en laporan 139
keuangan merupakan bahan pembentuk informasi semantik
yang dikandung laporan keuangan. Jadi, elemen-elemen laporan
keuangan lanjut Suwardjono (2005, 181) harus ditentukan atas
dasar informasi sem antik yang ingin disampaikan dalam
pelaporan keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan

assets juga dapat dilihat dari A PB tahun 1970 ataupun Committee on


138 D efinisi
Terminology dari AICPA tahun 1953 (W olk, Francis dan T earn ey 1989, 300), m eskipun
definisi yang digunakan secara um um biasanya banyak m erujuk pada FASB. IAI juga
m enggunakan d efinisi assets dalam K erangka Dasar P enyu su nan dan Penyajian
Laporan K euangan hasil translasi dari !The International Accounting Standards
Committee (I ASC) yang juga m irip dengan SFAC No. 6 FASB dengan terjem ahan Aktiva.
139Suw ardjono (2005) m en y ebu t statem en
290 AKUNTANSI SYARIAH; TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

keuangan m enentukan informasi semantik yang harus disajikan


dan akhirnya m enentukan banyaknya elem en laporan
keuangan
B erbicara m engenai kon teks sem antik, ditegaskan
Suw ardjono (2005, 30) bahw a teori akuntansi sem antik
m enekankan pem bahasan pada masalah penyim bolan dunia
nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda
bahasa akuntansi (elem en laporan keuangan) sehingga orang
dapat m em bayangkan kegiatan fisik perusahaan tanpa harus
secara langsung m enyaksikan kegiatan tersebut. Secara
konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalam
tiga unsur yaitu obyek yang m enyim bolkan kegiatan, jumlah
rupiah sebagai pengukur (size) dan hubungan ( relation ship )
antar elem en (31). Jadi, teori akuntansi sem antik simpul
Suwardjono (2005, 31) berkepentingan dengan pelambangan
dan penafsiran obyek akuntansi untuk menghasilkan informasi
sem antik yang berm akna bagi pem akai laporan. Agar
komunikasi akuntansi efektif, penyampaian informasi semantik
(m akna suatu obyek) tidak dapat dipisahkan dengan informasi
sintaktik (struktur akuntansi), yaitu apa yang harus dilaporkan,
siapa m elaporkan, kapan dilaporkan dan bagaimana
m elaporkannya (pengakuan, pengukuran sampai penyajian).
Masalahnya, bila dikem balikan dalam konteks semantik,
mengapa definisi elem en-elem en dari dunia lain dijadikan
simbol realitas di masyarakat Indonesia? Apakah pendefinisian
sudah tepat, sesuai dan operasional sesuai logika semantik
masyarakat Indonesia? Jelas di sini terjadi apa yang dikatakan
Bourdieu (1977, 159) sebagai m ekanism e d oxa, yaitu menetap
kan tatanan sosial pada diri individu tanpa sadar (habitu s)
dalam realitas sosial (fie ld ) yang telah menjadi tradisi dan
budaya, berujung sym bolic violence, kekerasan dalam bentuk
Neraca Syariah Berbasis Maal 291

sangat halus melalui intervensi simbol dalam pikiran140. Realitas


sim bolik dunia lain dipaksakan lew at sem antisasi teori
akuntansi adalah bentu k d o x a akuntansi. Pertanyaannya
kemudian, apakah d o x a akuntansi tepat sasaran dan m em
berikan ruang kreativitas realitas empiris penggiat organisasi
untuk m enjalankan pelaporan keuangan m elalui sy m bolic
violen ce elem en-elem en laporan keuangan? Padahal, dijelaskan
pula oleh Suwardjono (2005, 181) bahwa informasi semantik
dalam bentuk laporan keuangan yang mengandung elemen-
elem en neraca akuntansi konvensional berpusat pada tujuan
laporan keuangan versi FASB di Amerika Serikat, yaitu untuk
kepentingan investor dan kreditor ( 158 ) berbasis mekanisme
pasar modal dan pasar bebas ( 160).
Proses perum usan neraca syariah telah m em berikan
pencerahan baru mengenai konsep kekayaan sebagai dasar dari
pembentukan neraca syariah. Konsep norm atif Islam jelas sekali
dalam perjalanan sejarahnya masih menjadi salah satu koridor
utama penerjem ahan prinsip bisnis penggiat ekonom i di
masyarakat Muslim Gaya-gaya im plem entatif norm atif Islam
memang terlihat m encerm inkan tradisi yang agak berbeda,
tetapi bila ditarik garis umum terdapat kesamaan-kesamaan,
tetap mengarah pada prinsip-prinsip utama bisnis Islami seperti
dijalankan Rasulullah saw. Prinsip keseim bangan untuk
mencari rezeki yang berdampak pada munculnya kekayaan
sangat erat hubungannya dengan kesalehan dan ketundukan
untuk m elaksanakan kew ajiban sebagai seorang muslim.
Kew ajiban tetap m enjalankan dawah ketika berbisnis,
mengarah pada ketundukan dan pencapaian modal untuk
meraih surga.

1<0 Lihat B ab 2
292 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Konsep b a la n c e sheet secara norm atif maupun empiris jelas


harus m engarah pada terciptanya keseim bangan kekayaan
material, batin dan spiritual. Dampak dari kekayaan seperti itu
akan m engarah pada kew ajiban yang juga berprinsip
keseim bangan m aterial, batin dan spiritual; serta ekuitas
berprinsip keseimbangan material, batin dan spiritual.
Keseim bangan hanya dapat terjadi ketika segala sesuatu
berada pada suatu tempat yang sama, realitas yang sama, realitas
segala sesuatu, A l Muhith. A lM uhithadalah keimanan itu sendiri,
Taw hid itu sendiri. Terjemahan Realitas Taw hid dalam konsep
kekayaan m engarah pada kew ajiban penyem bahan yang
m endorong seorang Muslim m enjalankan tugasnya sebagai
wakil Allah di bumi, yaitu m enyuburkan kekayaan milik Allah.
M enyuburkan kekayaan milik Allah dapat terealisasi ketika
kekayaan yang kita miliki telah tersucikan dengan memberikan
kekayaan orang lain sesuai haknya secara adil. Berbeda dengan
pandangan Barat mengenai Keadilan, menurut Mulawarman
(2006a, 286) nilai Keadilan Ilahi yang mendasari pemikiran
ekonom i dan akuntansi dalam Islam sejak awal adalah bernilai
Ilahiah dan harus diwujudkan secara nyata dalam kesejahteraan
sosial. Keadilan harus berw ujud kesejahteraan sosial yang
dianggap sebagai kewajiban ( liabilites ) sebagai wujud tazkiyah.
Dalam konteks teknologi, keadilan Ilahi seperti ini adalah tujuan
akhir dari Ruh Teknologi.
Kekayaan ( equities ) dan kepemilikan (asset) bersifat materi
sebenarnya hanyalah bentuk titipan Allah dan sekaligus bersifat
kewajiban (liabilities) atas harta Kepemilikan materi berdampak
pada m enafkahkan harta. Jadi, basis akuntansi syariah
berkenaan kepem ilikan (assets) sebenarnya ada pada nilai
keadilan antara kekayaan (equities) dan kewajiban ( liabilities ).
Keadilan atas kepemilikan (assets) seseorang dapat dianggap
Neraca Syariah Berbasis Maal 293

sebagai kepemilikan ( assets.) itu sendiri ketika telah terdapat


keadilan Ilahiah atas distribusi (kekayaan maupun kewajiban
sekaligus sesuai proporsinya) pada pemilik, karyawan,
manajemen, pemasok, konsum en, masyarakat sekitar,
lingkungan alam dan Allah.
Pencapaian kekayaan adalah bentuk awal dari ketundukan
ciptaan kepada Allah SWT, atau mudahnya kekayaan adalah
kewajiban itu sendiri, yaitu substansi dari tugas manusia sebagai
hamba Allah (abd* Allah). Bahkan kematian setiap orang yang
m engaku dirinya Muslim akuntabilitas kepada Allah tidak
diukur dari kepem ilikan atau kekayaan bersih miliknya.
Pengakuan ( recognition ) atas akuntabilitas kepada Allah selalu
m enggunakan pengukuran ( m easu rem en t ) awal mengenai
kekayaan ( equities ) sekaligus kewajiban ( liabilities ).
Proses pem bentukan neraca syariah berdasarkan pada
konsep teknosistem berdampak pada implementasi tazkiy ah
atas m aal yang penuh cinta. Seperti telah dijelaskan dalam Bab 4
bahwa taz k iy a h m enurut Sardar (1987, 283) adalah bentuk
teknologi dalam pertum buhan ekonom i yang m em enuhi
prinsip penyucian dinamis yang m enuntut integritas sosial,
lingkungan dan moral. Artinya, bentuk m a a l dengan cinta
adalah perwujudan dari kon sep ta z k iy a h sebagai konsep
pertumbuhan ekonom i bersifat technological dari Sardar (1987,
283-289). Secara teknis m a a l yang kita peroleh jelas harus
didapatkan dengan cinta, dan bukannya mendapatkan m aal
dengan keserakahan, progresif, intimidasi, ataupun penjarahan
(integritas teknologi dalam moralitas). M aal yang penuh cinta
juga harus selalu berdampak sosial dan lingkungan dan diiringi
dengan hati ikhlas, jujur (integritas teknologi dalam realitas sosial
dan lingkungan). Dapat disimpulkan bahwa m aal dengan cinta
adalah m aal yang dicatat sebagai bentuk kecintaan dan per
294 AKUNTANSI SYA R IA H TEORI, KONSEP D A N LAPORAN KEI JANGAN

tanggungjawaban (akuntabilitas) pada diri, sosial, lingkungan


bernilai materi-batin-spiritual serta memenuhi kriteria balal-
thoyifrbebas riba, untuk akuntabilitas penuh cinta pada Allah
Kesimpulan bentuk umum neraca syariah dikerangkakan
dalam bentuk konsep dasar teoritis akuntansi syariah jelas
berbeda dengan konsep dasar teoritis akuntansi konvensional.
Berikut rumusan konsep dasar teoritis akuntansi syariah ber
basis sh a ria te en ter p rise theory.

Asset- Directparticipants + Indirectparticipants


Asset- Direct and Indirect Habilites+Direct and Indirect Equities
Aset - Kewajiban Ketundukan dan Kreativitas +
Kekayaan Ketundukan & Kreativitas

Persamaan di atas mengandung arti bahwa setiap aset yang


tercipta terdapat hak milik stakebolders langsung maupun tidak
langsung. Setiap aset m erupakan hasil dari kew ajiban dan
ekuitas langsung maupun tidak langsung dari para stakebolders.
Seperti dijelaskan Triyuw ono (2002b) d irect p a rticip a n ts adalah
pihak yang m em beri kontribusi kepada perusahaan, keuangan
maupun non keuangan (misalnya tenaga dan skill). Karena
golongan ini m em beri kontribusi, m aka konsekuensinya
perusahaan (yang m enerim a kontribu si) m em punyai
kewajiban memberi sebagian kesejahteraan yang diciptakannya
kepada mereka sebagai kontra prestasi. Pihak pertam a meliputi
pemegang saham, karyawan, kreditor, pemerintah, pemasok,
pelanggan dan lainnya (Triyu w ono, 2002b). In d irect
p articip an ts adalah pihak yang sama sekali tidak m em berikan
kontribusi kepada perusahaan baik keuangan maupun non
keuangan, tetapi dengan statusnya yang demikian justru mereka
m em punyai hak atas bagian kesejahteraan yang berhasil
Neraca Syariah Berbasis Maal 295

didptakan perusahaan. Pihak kedua ini meliputi: masyarakat


secara umum (khususnya m ustahiq) dan lingkungan alam
(dalam arti menjaga, m em perbaiki dan m elestarikan alam )
(Triyuwono, 2002b).
D irect p articip an ts dan in d irect p a rticip a n ts seperti di
jelaskan dalam B ab 6 berkenaan dengan akuntabilitas kreativitas.
Akuntabilitas kreativitas sesuai karakter keseimbangan (sinergi
oposisi biner) m em iliki pasangannya yaitu akuntabilitas
ketundukan. Artinya, kreativitas penciptaan aset, kewajiban dan
ekuitas pada setiap stakeholders juga harus memenuhi kriteria
ketundukan, yaitu halal, thoyib dan bebas riba (Mulawarman
2006). Inilah yang disebut dengan keseim bangan kekayaan
altruistik Islami. Rumusan kekayaan berbasis m aal dengan cinta
mengarah pada bentuk neraca syariah seperti berikut:

Tabel 19. Neraca Syariah Berbasis Maal


Neraca Syariah Kuantitatif Kualitatif
Asat
Ketundukan
a. A set P L S System
b. Brand Image Islami
c. Piutang P L S
Kreativitas X1 Y1
a. Kas
b. Green and Social Brand Image
c. Beban Dibayar Dimuka
d. Tanah
e. Gedung
f. Penyusutan

Kewajiban
Ketundukan
a. Hutang Usaha P L S
b. Hutang Obligasi Sukuk
Kreativitas X2 Y2
a. Kewajiban Kepada Masyarakat
(Pinjaman Aset)
b. Kewajiban Kepada Lingkungan
(Pinjaman Aset)

Ekuitas
Ketundukan
a. Saham Biasa P L S X3 Y3
Kreativitas
a. Contributed Equities (Sosial)
b. Accumulated Affects (Lingkungan)

Revaluasi X4 Y4
296 AKUNTANSI SYAR1AH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Penjelasan elem en-elem en neraca syari'ah di atas dijelaskan


sebagai berikut. Pencapaian organisasi bisnis merupakan proses
penciptaan assets yang berbasis akuntabilitas kepada Allah,
dengan tetap memperhatikan kewajiban sekaligus ekuitas bagi
perusahaan, karyawan, masyarakat dan lingkungan. Liabilities
bukan hanya berhubungan dengan kewajiban pada supplier
maupun kreditor. Pos z a k a t seperti untuk modal cadangan
merupakan bagian dari liabilities bersifat ketundukan (X2). Pos
penguasaan aset milik masyarakat seperti ijin usaha yang berada
di lokasi masyarakat adat merupakan bagian dari liabilities ber
sifat kreativitas (X2). Artinya segala sesuatu yang berhubungan
dengan ketetapan kewajiban syariah seperti hak penyucian
(tazkiy ah ) baik langsung (zakat) maupun tidak langsung (hak
masyarakat) berada pada elemen liabilities Sedangkan segala
sesuatu kepemilikan perusahaan harus tetap memperhatikan
kepemilikan (ekuitas) milik bersama baik internal perusahaan
maupun eksternal perusahaan (X3). Dengan demikian ekuitas
harus menetapkan hak kekayaan bersih pada masyarakat dan
lingkungan pula. Pos ekuitas bersama mirip dengan gagasan
D orw eiler dan Yakhou (2005), disebut m ereka sebagai
con tribu ted equity untuk kepentingan sosial dan accu m u lated
a ffects untuk kepentingan lingkungan (X3).
Berkaitan dengan assets, juga dibagi menjadi tiga tingkatan,
cu rren t assets, f ix ed assets dan in tan gible assets C urrent assets
terdapat aset likuid yang tidak m em isahkan kepentingan
ekonom i, sosial maupun lingkungan. Contoh yang baik seperti
penetapan q ard h u l hassan serta kem ungkinan penggunaan
m u z a ra a h dan m u saq ab dalam cu rren t assets (X I).
Seperti telah dijelaskan di Bab 4, konsep m u d h arabah dan
m u rab ah ah berbentuk investasi perdagangan dan lebih dekat
pada model intermediasi. M u dharabah dan m u rab ah ah juga
Neraca Syari'ah Berbasis Maal 297

merupakan bentuk interaksi bisnis yang banyak digunakan


oleh Rasulullah sebelum Hijrah. Interm ediasi biasanya
m endudukkan pemilik modal dalam posisi lebih kuat dan
cenderung berkuasa. Berbeda dengan m u z a ra a h d a n m u saqah
model Rasulullah pasca Hijrah, kedua model bersifat kerjasama
investasi produktif dengan posisi masing-masing saling kuat dan
dekat dengan lingkungan alam.
In tan gible Asset khusus berkaitan dengan b ra n d im age
(X I), misalnya perusahaan besar biasanya dikonotasikan b ra n d
image-nya telah memiliki nilai tinggi ketika nilai aset, ekuitas
dan laba memiliki rasio keuangan tinggi. B ran d im age tidak
hanya berkaitan dengan rasio keuangan saja, bahkan mungkin
tidak mementingkan rasio keuangan. B ra n d im age perusahaan
Islami lebih mementingkan proses dan aktivitas perusahaan
telah memenuhi prinsip-prinsip syariah. B ra n d im age juga
bukan hanya dianggap tetapi jelas memiliki hubungan baik
dan berempati terhadap pemberdayaan masyarakat, seperti
usaha kesehatan, sosial, pendidikan, pem berdayaan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah. Memiliki hubungan baik dan
berempati juga tidak hanya pada golongan tertentu saja tetapi
pada semua golongan, asal tetap berdam pak pada
kem ashlahatan ummat, iz z u l Islam w a l M uslim in. B ra n d
im age juga seharusnya peduli terhadap lingkungan atau dalam
bahasa Dorweiler dan Yakhou (2005) G reen Image.
Neraca syariah tidak hanya m engakui dan m engukur
elem en dan pos-pos kuantitatif, tetapi juga mengakomodasi
elem en dan pos yang bersifat kualitatif. Sifat kualitatif elem en
dan pos sebaiknya memang masuk dalam satu kesatuan utuh
neraca. Hal ini dilakukan agar sifat kualitatif tidak menjadi
kriteria voluntary\ tetapi m em ang bersifat m a n d a to ry
(Y1,Y2,Y3,Y4).
298 AKUNTANSI SYAR1AH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Seperti telah dijelaskan dalam B ab 4 responsibilitas sosial dan


lingkungan dalam akuntansi syariah berbasis m a isyah-rizq-
m a a l b erb ed a d engan aku ntansi k o n v en sio n al m aupun
akuntansi lingkungan seperti M ook et al. (2003; 2005) atau
Dorw eiler dan Yakhou (2005). Berbeda juga dengan Sulaiman
dan W illett (2003) tentang kesatuan kinerja ekonom i, sosial dan
lingkungan, kesatuan tiga hal tersebut tidak dapat diukur secara
terpisah dari tiga laporan utama dengan m enetapkan pelaporan
( d isclosu re ) yang sifatnya m an datory.
Sulaiman dan W illett (2003) m engajukan usulan perluasan
ICRs berbasis GRI ( The G lobal R ep ortin g In itia tiv es). GRI
m enurut Sulaim an dan W illett (2 0 0 3 ) m erupakan petunjuk
pelaporan s o c ia l sustainability dan lingkungan yang dapat
m enjadi dasar p en gem ban gan in d ik ato r kin erja sosial d an
lingkungan pada m odel pelaporan p eru sahaan Islami. G R I
m e n ek a n k a n pada pelaporan s u s ta in a b ility p eru sah aan
dengan fokus indikator kinerja ekonom i, sosial dan lingkungan,
baik berbentu k kualitatif maupun kuantitatif. Dalam perspektif
Islam lanjut Sulaiman dan W illett (2003) m erujuk pada Sulaiman
(1997) dan Haniffa (2002) bahw a list indikator kinerja ekonom i
dalam GRI perlu d itam bahkan inform asi m engenai jum lah
pem bayaran zakat oleh perusahaan, jum lah pem ilik saham
M uslim d an saham yang dim iliki, p eru sah aan terseb u t
m em egang m o n op oli barang dan jasa utam a, p eru sahaan
tersebut telah m enjalankan kriteria halal, apakah perusahaan
m aupun anak perusahaan telah m encatat aktivitas yang ber
sen tu h an dengan kriteria haram. P eru sah aan Islami lanjut
Sulaim an dan W illett (2003) juga h aru s tidak m en erap kan
in terest pada seluruh transaksinya. Sulaim an dan W illet (2003)
m elihat m eskipun syarat-syarat untuk pengungkapan in terest
p ay m en ts dalam pelaporan keuangan eksternal masih kuat di
Neraca Syarfah Berbasis Maal 299

beberapa negara tetapi hal tersebut tidak diperbolehkan dalam


pem ikiran Islam, sekalipun dem ikian perusahaan-perusahaan
seharusnya konsisten dengan apa yang diinginkan Islam. Jalan
keluar bagi perusahaan Islami ditegaskan mereka;

However, while current practice is usually to simply show the


am ount o f interest paid, under an Islam ic system, com panies
would have to avoid such paym ent altogether (fo r instance by
borrow ingfrom Islamic Banks).

Ditam bahkan m ereka dengan merujuk Al Qaradawi (1994):

_a firm ,following strictly the tenets o f Islam in its conduct would


also disclose activities that may be categorised as having
possibility o f impairing social an d economic justice such as the
hoarding o f necessary goods, frau dulent business practices an d
price manipulation.

Khusus berkaitan dengan masalah lingkungan, dijelaskan


Sulaiman dan Willett (2003), list indikator kinerja lingkungan
sesuai dengan GRI dapat dijadikan pedoman komprehensif.
Digunakannya GRI berkaitan indikator kinerja lingkungan
menurut mereka tidak berbeda antara perusahaan sekuler dan
Islam. Sedangkan dimensi sosial berkenaan sustainability,
merujuk pada GRI, penekanan dampak perusahaan pada sistem
sosial atas aktivitas yang dilakukannya berbeda dengan
perspektif Islam. Dari perspektif Islam, misalnya indikator
kinerja sosial harus juga mencantumkan apakah karyawan dari
eselon-eselon yang lebih tinggi memiliki tingkat kepatuhan
ibadah sholat dari manajer level bawah dan menengah. Apakah
juga pekerja atau karyaw an Muslim diberi hak untuk
menjalankan shalat tepat waktu sesuatu jadwal shalat dalam
300 AKUNTANSI SYARIAM TEO R I KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

aktivitas kerja keseharian mereka dan disediakan tempat untuk


menjalankan shalat (mushala atau masjid). Konsep penting yang
juga berhubungan dengan responsibilitas sosial dan ditetapkan
secara fundam ental dalam transaksi berken aan dengan
alg h arar. A l G h arar inilah yang juga ditekankan oleh Baydoun
dan Willett (1994) dalam konsep f u l l disclosure.
Penggunaan, ex ten d ed GRI dari Sulaiman dan Willet (2003)
jelas masih m em berikan peluang bagi perusahaan Islam untuk
melakukan manipulasi dan m em berikan pem aham an disparitas
antara kepentingan ekonom i, sosial dan lingkungan dalam
Islam. Meskipun demikian usulan-usulan bersifat disclosu re dan
volu n tary tersebut berguna dan dapat digunakan sebagai acuan
untuk pengem bangan informasi kualitatif dari neraca syariah
bersifat m andatory.
Laporan keuangan Islam berbasis m a isyah-rizq-m aal harus
mengakomodasi indikator kinerja sosial dan lingkungan karena
dalam kenyataannya neraca syariah kurang menampakkan ini,
dalam neraca, baik kualitatif-kuantitatif maupun yang berkaitan
dengan ketentuan-ketentuan syariah, seperti reduksi-reduksi
riba ( interest ), aktivitas haram, transaksi gharar, jaminan atas
karyawan maupun pekerja, dan lain-lain. Semua harus dapat
terakomodasi dalam neraca syariah
Neraca syariah jelas m enekankan pada pelaporan ke
seimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan, baik berbentuk
kualitatif (Y ) maupun kuantitatif (X). Informasi kualitatif dalam
neraca harus mencakup misalnya jumlah pemilik saham Muslim
dan saham yang dimiliki, perusahaan telah menjalankan kriteria
halal, perusahaan mencatat aktivitas yang bersentuhan dengan
kriteria haram. Perusahaan juga harus tidak menerapkan interest
pada seluruh transaksinya. Indikator kinerja sosial harus juga
mencantumkan apakah karyawan dari eselon-eselon yang lebih
Neraca Syariah Berbasis Maal 301

tinggi memiliki tingkat kepatuhan ibadah sholat dari manajer


level bawah dan menengah. Apakah juga pekerja atau karyawan
Muslim diberi hak untuk menjalankan shalat tepat waktu sesuatu
jadwal shalat dalam aktivitas kerja keseharian mereka dan di
sediakan tempat untuk menjalankan shalat (mushala atau masjid).
D efinisi elem en liabilities, assets dan equ ities dalam
akuntansi syariah dengan dem ikian berubah. L ia b ilities
memiliki pos-pos ketundukan 141 dan kreativitas 142 baik bersifat
kuantitatif maupun kualitatif. Begitu pula dengan assets dan
equ ities Ketiganya ( liabilities, assets d a n equities ) merujuk pada
kriteria informasi dan akuntabilitas sinergi dari oposisi biner
a b d u lla h dan k h a lifa tu lla b sebagai representasi ketundukan
dan kreativitas sesuai tujuan dasar laporan keuangan akuntansi
syariah.

9.4. RINGKASAN
Konstruksi khusus neraca syariah di Bab ini merupakan
implementasi ketiga dari trilogi laporan keuangan syariah
berbasis m a isy ab-rizq-m aal. Laporan neraca syariah di
turunkan dari salah satu trilogi, yaitu maaL
Proses perum usan neraca syariah telah m em berikan
pencerahan baru mengenai konsep kekayaan sebagai dasar dari
pembentukan neraca syariah. Konsep norm atif Islam jelas sekali
dalam perjalanan sejarahnya masih menjadi salah satu koridor
utama penerjem ahan prinsip bisnis penggiat ekon om i di

141 Ketundukan adalah karakter abd* Allah, m enunjukkan representasi kesatuan nilai yang
secara kuantitatif harus m em enuhi kriteria halal, bebas riba dan representasi nilai batin
yang secara teknis/akuntansi m em enuhi kriteria lhoyib, yaitu kem anfaatan dan k e
tenangan (kualitatif). Karakter abd' Allah tidak dapat terpisah secara substantif dengan
karakter kbalifatullabfilardh, m eskipun dalam realitasnya dapat dideteksi secara terpisah.
K reativitas adalah k arak ter khalifatu llab f i l ardh , m en u n ju kk an representasi
kesatuan nilai yang secara kuantitatif maupun kualitatif untuk kepentingan finansial,
sosial dan lingkungan.
302 AKUNTANSI SYARIAH- TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

masyarakat Muslim. Gaya-gaya im plem entatif norm atif Islam


m em ang terlihat m encerm inkan tradisi yang agak berbeda,
tetapi bila ditarik garis umum terdapat kesamaan-kesamaan,
tetap mengarah pada prinsip-prinsip utama bisnis Islami seperti
dijalankan Rasulullah saw. Prinsip keseim bangan untuk
mencari rezeki yang berdampak pada m unculnya kekayaan
sangat erat hubungannya dengan kesalehan dan ketundukan
untuk m elaksanakan kew ajiban sebagai seorang muslim.
Kew ajiban tetap m enjalankan daw ah ketika berbisnis,
m engarah pada ketundukan dan pencapaian modal untuk
meraih surga.
Neraca berbasis m a a l sebagai kekayaan syariah perusahaan
im plem entasinya dalam akuntansi syariah adalah realisasi
keseim bangan bentuk aset, kewajiban dan ekuitas. Arti ke
seimbangan di sini tidak hanya berkenaan dengan saving untuk
kepastian aliran masa depan saja, tetapi juga bentuk penanaman
modal untuk investasi yang melampaui realitas, investasi surga
serta berhubungan dengan kepentingan finansial, sosial dan
lingkungan. K eseim bangan kekayaan syariah harus selalu
tersucikan m elalui proses tazkiyah. T a z k iy a h kekayaan
berm akna setiap kekayaan perolehannya harus halal, thoyib
dan bebas riba.
K eseim bangan neraca berbasis m aal m erupakan
representasi kekayaan sebagai bagian keseim bangan alam
semesta dalam tradisi Al-Muhith. Keseimbangan alam semesta
m erupakan kesatuan alam dan m anusia dalam koridor
kekayaan yang dinikmati manusia, sebagai bentuk b a ra k a h
Ilah iyy ah. Artinya, keseim bangan tersebu t m erupakan
implementasi kesatuan dan bukan pemisahan antara manusia
dan alam sesuai nilai-nilai Islam. Hal inilah yang disebut Nasr
(2005; 85) bahw a Islam telah m em pertahankan pandangan
Neraca Syariah Berbasis Maal 303

integral alam semesta dan melihat k e urat nadi keteraturan alam


dan kosmos arus rahmat Ilahi atau barakah. Manusia mencari
wujud transendental dan supernatural, tetapi ia tidak
m enantang latarbelakang alam yang profan (berhadapan
dengan rahkat dan wujud supernatural). Di pusat alam semesta,
manusia berusaha m elakukan transendensi alam dan alam
sendiri membantu proses ini, asalkan manusia dapat belajar
merenungkan alam, dengan tidak menjadikannya terpisah dari
realitas. Manusia harus menjadikan alam semesta sebagai cerm in
yang memantulkan realitas pada tataran tertinggi, panorama
keluasan simbol, yang berdialog dengan manusia dan m em
berikan makna baginya.
Rahmat Ilahi atau B a ra k a h dalam alam semesta menurut
Nasr (2005; 86) sebenarnya akan mewujud dan tersalur dalam
diri manusia itu sendiri, melalui partisipasi spiritualitas aktifnya,
sehingga m emancarkan cahaya yang menerangi alam semesta.
Manusia adalah mulut hidup dan nafas alam. Hubungan erat
antara manusia dan alam akan m enyebabkan keadaan batin
manusia tercermin dalam tatan eksternal. Bahkan diingatkan
oleh Nasr (2005; 8 6 ) bahw a apabila tidak ada lagi pelaku
kontemplasi dan orang suci, alam akan kehilangan cahaya yang
meneranginya dan udara yang m enghidupinya Ini menjelaskan
mengapa ketika keadaan batin manusia telah berpaling pada
kegelapan dan kekacauan, alam juga berpaling dari harmoni dan
keindahan, selanjutnya jatuh dalam ketidakseimbangan dan
kekacauan. Di alam, manusia hanya dapat m enem bus dalam
makna batin alam jika ia dapat menyelidiki dirinya secara batin
dao tidak berada di pinggir keberadaannya. Manusia yang hanya
hidup di permukaan keberadaan dirinya, akan mempelajari
alam sebagai sesuatu yang perlu untuk dieksploitasi,
dimanipulasi dan didominasi.
304 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Kesatuan dan keseimbangan alam dan manusia ditegaskan


oleh Faruqi (1995, 65-69) pada p ersp ektif kesadaran Ilahi
manusia, berkenaan dengan p ersp ektif kesadaran Ilahiah.
Kesadaran Ilahi bagi manusia m erupakan kesadaran bahwa
segala sesuatu di alam semesta diciptakan oleh Allah untuk
m em enuhi eksistensi tujuan penciptaan manusia itu sendiri,
yaitu tujuan etis penuh nilai-nilai Ketuhanan.
Keberaturan dan ketidakberaturan alam semesta hubungan
nya dengan manusia dengan demikian merupakan basis konsep
m a a l yang memiliki dua tujuan etis Ilahiyah, yaitu kemerdekaan
dan kesucian. K em erdekaan dan kesucian untuk dapat
mendeklarasikan dirinya sebagai a b d A llah (aspek kesucian)
melalui aktivitas kreatifnya sebagai k h a lifa tu lla h fila r d h (z s p e k
kemerdekaan). Kesatuan dan keseimbangan tujuan etis manusia
inilah yang disebut sebagai substansi kekayaan, hak milik hakiki,
yang disebut Faruqi sebagai eksistensi Citra Ilahi dalam diri
manusia, yaitu taqw a (kesalehan), dan digam barkan Nasr
sebagai Cahaya Ilahi yang akan selalu m em ancar sebagai
penerang batin dan m ateri alam sem esta penuh cahaya
spiritualitas. Citra Ilahi dijelaskan Faruqi (1995; 71) sebagai berikut:

C itra Ilahi m e n u r u t F a ru q i (1995; 7 1 ) te rd a p a t d a la m d iri m anu sia.


Ia tid a k a k a n p e r n a h d a p a t d ih a n c u r k a n a ta u d ile n y a p k a n , d a n
m eru p ak an k e m a n u s ia a n m a n u s ia y a n g p o k o k . Ia a d a la h
m ilik n y a y a n g p a lin g m u lia d an b e rh a rg a . Ia Ilah iah . M a n a k a la ia
tid a k ad a, ta k ad a p u la m an u sia; d a n jik a ia ta k s e m p u rn a , m ak a
p e m ilik n y a d ik a ta k a n tid ak w aras. D i sin i h u m a n is m e Islam
b e r s a tu dengan h u m a n is m e f ilo s o f is p ara filo s o f Y u n an
( S o c r a te s , P la to d a n A r is to te le s ) d e n g a n p e r b e d a a n b a h w a
s e m e n ta r a o b y e k te r tin g g i r a s io n a lita s a d a la h p aid ea a ta u
k e b u d a y a a n , b ag i k a u m M u slim in o b y e k te r s e b u t a d a la h taqwa

a ta u k e sa le h a n .
Neraca Syariah Berbasis Maal 305

Cahaya Ilahi yang selalu harus muncul dalam kesadaran


manusia, menurut Nasr (2005; 115) adalah tujuan kemanusiaan di
dunia untuk:

.-m e m p e ro le h p e n g e ta h u a n to ta l te n ta n g b e n d a , u n tu k m e n ja d i
M a n u sia U n iv e r s a l ( al-insan al-kam il), c e r m in yang m e
m a n tu lk a n s e m u a N am a d a n Sifat A llah. S e b e lu m jatu h , m a n u sia
b e ra d a di su rg a , ia a d a la h M a n u sia P rim o rd ia l ( al-insan al-
qodim >, s e te la h jatu h , m a n u sia k e h ila n g a n k e a d a a n ini, te ta p i
d e n g a n m e n ja d i m a k h lu k se n tra l d i s e b u a h A lam S e m e s ta y an g
d a p a t ia k e ta h u i s e c a r a le n g k a p , d a p a t m e la m p a u i k e a d a a n
d irin y a s e b e lu m k e ja tu h a n u n tu k m e n ja d i M an u sia U n iv ersal.
Ja d i, jik a m a n u sia d a p a t m e m a n fa a tk a n k e s e m p a ta n h id u p y an g
d ib e r ik a n kepadanya, dengan b a n tu a n k o s m o s , ia dapat
m e n in g g a lk a n a la m in i u n tu k m e n g g a p a i k e a d a a n y a n g le b ih
m u lia d ib a n d in g k a n a p a y a n g ia p e r o le h s e b e lu m k e ja tu h a n n y a .

Tujuan akhir Citra Ilahi atau Ketakwaan atau Cahaya Ilahi


menurut Faruqi (1995; 65) harus menuju pada Kesatuan Ilahi,
agar setiap diri menjadi seperti dikatakan Nasr (2005; 115) sebagai
Manusia Universal. Manusia Universal dalam menuju Kesatuan
Ilahi dimana hanya Allah sajalah Tuhan itu, bahw a secara
mutlak tak ada sesuatupun dalam ciptaan, tidak ada sesuatupun
dalam kekayaan manusia, tidak ada sesuatupun dalam
keseimbangan dan kesatuan alam dan manusia. Secara mutlak
tak ada sesuatupun dalam ciptaan yang disamakan dengan
pencipta, Allah itu sendiri. Kekayaan hanyalah ciptaan, sejauh
manapun kekayaan terderivasi dan terakumulasi, dia hanyalah
ciptaan. Yang mutlak hanyalah Pencipta, Dialah Yang Maha
Kaya, Dialah Pusat Segala Kekayaan, Dialah K ekayaan Itu
Sendiri, Allah su bh an ah u w a ta ala. u
B A B 10

PEMBERHENTIAN SEMENTARA

Asf a r as my eyes can see


There are shadows approaching me
A nd to those i eft behind
I wanted you to know
You've always shared my deepest thoughts
Youfollow where i go
A nd ob when i'm old and wise
B itter words mean little to me
Autumn winds w ill blow right through me
A nd someday in the mist o f time
When they asked me if i knew you
Pd smile and say you were a frie n d o f mine
And the sadness would be lifted fro m my eyes
Oh when i'm old and wise_
(O ld and Wise, T h e Alan Parsons Project)

1 0 1 PENDAHULUAN
Perjalanan m en g em ban g k an (te k n o lo g i) laporan k e
uangan syariah telah sam pai titik akhir. Titik akhir di sini
bukanlah titik akh ir sebenarnya, tetapi stasioner perjalanan
panjang m enuju aku ntansi syariah ideal. Perjalanan tidak
akan berhenti sebelum tujuan akhir tercapai. Perjalanan hanya
berhenti untuk istirahat dan m enyiapkan kem bali perjalanan
lanju tan m enuju tujuan akhir. Stasion er p erjalan an juga

307
308 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

menjadi proses evaluasi perjalanan untuk perjalanan berikut


nya. Perjalanan m em ang tidak dapat dilakukan terus tanpa
henti, tetapi harus selalu dilalui dengan tahapan-tahapan.
S halat dapat dijadikan contoh atau m etafora perjalanan paling
lengkap. Aktivitas sh a la t juga m em iliki stasioner. Stasioner
s h a la t terlihat dari gerakan rw&w'(gerakan m enunduk setelah
m em baca su rat Al Q u ran), i'tid a l (b erd iri setelah r u k u '
sebelum sujud) dan istirasy (duduk antara dua sujud). Semua
g erak an dan stasion er m em iliki syarat yang disebut
tu m a n in a h (shalat terstruktur dan tidak terburu-buru agar
khusyu*).
Perjalanan m en gem ban g k an (te k n o lo g i) laporan
keu angan berd asark an tujuan ak u n tan si sy ariah telah
m enurunkan konsep dasar teoritis akuntansi syariah yaitu
s h a r ia te en terp rise theory : Berdasarkan sharV ate en terp rise
th eory kem ud ian d ilaku kan p roses pengem bangan
(tekn ologi) laporan keuangan syariah yang khas dan unik
berbasis Trilogi Laporan Keuangan Syariah.
Trilogi Laporan Keuangan Syariah dibangun dari nilai-
nilai universal Islam yang masih berkem bang di masyarakat
Musim Indonesia dan digunakan sebagai dasar untuk
pengem bangan nilai-nilai akuntansi khas Islam. Nilai-nilai
universal Islam di sini jelas berbeda dengan kenyataan nilai-
nilai aku ntansi dom in an saat ini, yaitu akuntansi
konvensional (baca: Barat). Posisi diametral antara nilai-nilai
Islam dan Barat m em ang tak dapat dihindari sebagai bagian
dari pengem bangan m etod ologi p enelitian (E kstensi
H iperstrukturalism e Islam Terintegrasi) disertasi ini. Posisi
diam etral seb en arn y a tidak serta m erta pula m ereduksi
bahkan mengganti nilai-nilai akuntansi Barat tanpa melihat
kem ungkinan digunakannya nilai-nilai akuntansi yang
Pemberhentian Sementara 309

m em ang masih m em iliki manfaat. Artinya sepanjang nilai


akuntansi Barat tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam
dan tujuan syariah akan tetap dipakai, dengan syarat tetap
dilakukan ta z k iy a h (p e n y u cia n ) di dalamnya, agar tidak
terjadi kesalahan konseptual dari sisi paradigmatik, epistem ik
maupun ontologik. T azkiyah inilah yang disebut sebagai -
bahkan melampaui - Islamisasi Ilmu (istilah Al-Faruqi dan
Al-Attas) atau Pengilmuan Islam (istilah Kuntow ijoyo) atau
Neomodernisme Islam (istilah Fazlur Rahman).
Pengem bangan m etodologi Ekstensi H iperstruktralism e
Islam Terintegrasi (Ekstensi H IT) sebagai bentuk m etodologi
non-positivism dalam penelitian disertasi ini jelas berupaya
untuk m engem bangkan apa yang disebut Fakih (2002, 49)
penolakan terhadap dom inasi representasi penelitian ilmiah
( scien tific m ethods ) positivisme. Dom inasi positivism e atas
penelitian ilm iah lanjut beliau adalah bentuk penguasaan
p en getahu an u ntuk m en erap kan p en getah u an sam pai
bentuk teknologinya tidak hanya didasarkan ideologi Barat
tetapi juga didasarkan hasrat untuk m engendalikan (51-52)
berdasar dua asum si utama s c ie n tific m ethods,} yaitu
obyektivism e dan regulatori. O byektivism e m ensyaratkan
ilmuwan maupun praktisi sedapat m ungkin bertindak netral,
berjarak dan tidak m elibatkan aspek em osion al dan
pem ihakan (47). Regulatori m enem patkan ilmu pada posisi
sentral dalam analisis sosial maupun proses perubahan sosial.
Masyarakat dalam asumsi ini ditem patkan sebagai o b yek ilmu.
Sebagai subyek, ilm uw an mendapat legitimasi untuk m em
bangun sendiri agenda maupun tujuan dari perubahan sosial.
Oleh karena itu masyarakat yang diletakkan sebagai obyek
harus m en yerah kan diri u n tu k d iarahkan dan d i
kem bangkan m enuju tujuan yang telah ditetapkan (48-49).
310 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP D A N LAPORAN KE U A N G A N

Penolakan dom inasi positivism e di sini dilakukan dengan


cara n on -p ositiv ism e sebagai salah satu ciri kh as utam a
m etodologi Ekstensi HIT. B en tu k n y a adalah kom u nikasi
in tera k tif riset antara p en eliti dan m asyarakat di m ana
penelitian dilakukan. Artinya, penelitian dilakukan untuk
m engem bangkan b en tu k laporan keu angan syariah yang
m em ang digali langsung dari baw ah, untuk kepentingan
masyarakat, dan bukan untuk kepentingan peneliti sem ata
Partisipasi peneliti di sini adalah m engkom unikasikan nilai-
nilai bisnis dan akuntansi yang m uncul di lapangan, untuk
kem udian dijadikan teknologi sesuai kepentingan masyarakat
Islam. Bentuk penelitian di sini tidak lagi bersifat obyektif,
tetapi sangat interaktif subyektif (baik subyektifitas peneliti
m aupun informan). B en tu k penelitian di sini juga tidak bersifat
objectiv e regulatory,; m elainkan su bjectiv e regulatory. Artinya,
penentuan aturan yang akan dijadikan m odel bagi penentuan
bentuk teknologi akuntansinya (laporan keuangan syariah)
sangat kom unikatif, yaitu m elakukan titik tem u accou n tin g
s c ie n c e dan realitas. B en tu k n y a adalah Trilogi Laporan
Keuangan Syariah sebagai titik tem u kom unikasi peneliti dan
realitas di lapangan. B erik u t ringkasan dari seluruh hasil
kom unikasi interaktif berbentuk Trilogi Laporan Keuangan
Syariah.

102. SIMPULAN: TRILOGI LAPORAN KEUANGAN SYARI*AH


Trilogi Laporan Keuangan Syariah m erupakan kesatuan
teknosistem m a isy ab (b ekerja) untuk m encari rezeki ( rizq )
penuh b a r o k a h sehingga berdam pak pada m a a l (kekayaan).
K esatuan teknosistem m em iliki tujuan laporan keuangan
u n tu k m erealisasikan ak u n tab ilitas dan penyam p aian
inform asi sesuai tujuan aku ntansi syariah yang terek am
Pemberhentian Sementara 311

dalam bentuk laporan arus kas syariah berbasis m a isyab,


laporan nilai tam bah syariah berb asis rizq, dan n eraca
berbasis m a a l
Teknosistem pertama, m a isy ah sebagai konsep arus kas,
m erupakan aktivitas muslim yang w ajib dilakukan setelah
proses spiritual ibadah dan sebelum segala sesuatu tentang
kehidupan dijalankan. Setiap m uslim diw ajibkan m em iliki
mata pencaharian untuk m em enuhi k eb u tu h an dasarnya.
M aisy ab sebagai konsep kas syariah m em iliki tiga aspek.
Pertam a, kas syariah hubungannya dengan laporan nilai
tam bah syariah m erupakan aliran kas u ntuk m em en uhi
profitabilitas, solvensi dan fleksibilitas rezeki bernilai tam bah
(aspek fisik) penuh berkah (n o n fisik baik m ental maupun
spiritual) dari perusahaan. Kedua, kas syariah hubungannya
dengan perubahan harga. Perubahan harga m em entingkan
perhitungan berkeadilan. Perubahan harga berkead ilan
m ensyaratkan kem am puan eksp ektasi m en cip tak an kas
dalam kondisi aset berubah, tu m buh dan k ep en tin g an
pem bagian dividen setiap sta k eh old ers. E kspektasi m en
ciptakan kas berpedom an penghitungan net r e a liz a b le v a lu e
berbentuk revaluasi. Artinya, perubahan harga dan ekspektasi
m enciptakan kas harus m em iliki korelasi dengan prinsip
kreativitas (finansial-sosial-lingkungan). Kas m a isy ah juga
dipergunakan untuk m em berikan inform asi saat terjadi
ketidakcukupan informasi nilai tam bah syariah dan w orkin g
capital. Ketidakcukupan informasi berhubungan penerapan
prinsip berbasis kas (ca sh basis) baik pada penentuan nilai
tam bah (laporan nilai tambah syariah ) m aupun struktur
modal (neraca syariah).
Teknosistem kedua, hasil dari m a isy ah yaitu rezeki (riz q )
penuh b a r a k a h , sebagai bentuk dasar laporan nilai tambah.
312 AKUN TAN SI SYARIAR- TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

Nilai tam bah sy ariah m eru pakan nilai tam bah yang
didapatkan (baik finansial, sosial dan lingkungan) dan telah
disucikan/ ta z k iy a h (secara halal\ thoyib dan bebas r ib a )
m ulai dari p em b en tu k an , hasil sam pai distribusinya.
Implikasinya, pertam a, proses pem bentukan VA dalam batas-
batas yang d ip erboleh kan syara (h a la l) dan berm anfaat/
m enenangkan batin (thoyib). Sebaliknya aktivitas ekonom i
yang m elanggar k eten tu a n adalah H aram . Kedua, p er
tu m bu h an harta dan m ekanism e usaha haru s dilakukan
untuk m enghilangkan sifat berlebihan dalam perolehan harta
dan m enjalankan aktivitas usaha bebas riba. Dari sisi finansial,
bebas rib a adalah kerja sama berdasar prinsip baV ataupun
bagi hasil. Dari sisi k ep en tin g an sosial dan lingkungan,
reduksi rib a dilakukan dengan m elakukan relasi sosial dan
lingkungan alam secara p ro-ak tif b erlan d ask an prinsip
sh a d a q a h . Ketiga, distribusi VA harus d ilaku kan secara
optim al untu k kebaikan sesam a, m erata dan tidak saling
menegasikan. Seberapapun keikutsertaan harus dicatat dan
diakui sebagai potensi m endapatkan hak pem bagian VA.
Artinya, bukan m eletakkan prinsip keadilan berdasarkan
etika Barat (berdasar utilitas, konsensus dan disahkan melalui
hukum positif). Tetapi keseim bangan dan keadilan berdasar
akhlak Ketuhanan C A d a la h / Keadilan Ilahi) yang berw ujud
kesejahteraan sosial untuk sem ua dan harus selalu melalui
proses tazkiyah.
T eknosistem ketiga, dam pak penciptaan rezeki adalah
m a a l (k e k a y a a n ) sebagai dasar p em b en tu k an neraca.
K ekayaan bukanlah tujuan utama tetapi m erupakan dampak
ikutan. N eraca berbasis m a a l sebagai k ek ay aan syariah
perusahaan berbentuk aset, kew ajiban dan ekuitas bernilai
keseim bangan. Arti keseim bangan di sini tidak hanya ber
Pemberhentian Sementara 313

kenaan dengan savin g untuk kepastian aliran masa depan


saja, tetapi juga bentuk penanam an modal untuk investasi
yang melampaui realitas, investasi surga serta berhubungan
dengan kep en tin gan finansial, sosial dan lingkungan.
Keseim bangan kekayaan syariah juga harus selalu tersucikan.
Penyu cian kek ayaan berm akna setiap kekayaan p er
olehannya harus halal, thoyib dan bebas r ib a
Berdasarkan kesatu an tek n osistem di atas dapat di
sim pulkan bahw a trilogi laporan keuangan syariah m em iliki
karakter laporan keuangan yang khas pula. Karakter laporan
keuangan tersebu t yaitu m em iliki sifat m aterial-spiritual,
egoistis-altruistis, kuantitatif-kualitatif (T riyu w on o 2006) serta
karakter ketundukan-kreativitas (M ulawarm an 2006).
Trilogi laporan keuangan syariah m en ekan k an r iz q
a rticu la ted ap p roach , yaitu pendekatan laporan keuangan
syariah berbasis artikulasi nilai tambah syariah. Pendekatan
sep erti ini akhirnya m engantarkan saling hu bu ng antar
laporan keuangan bukan lagi didasarkan pada kepentingan
ekuitas bersih pemilik atau laba bersih pemilik. Pendekatan
artikulasi didasarkan kepentingan pencarian rezeki bernilai
tambah penuh barakah sebagai bentuk am anah m enjalankan
aktivitas bisnis karena kecintaan setiap wakil Allah di alam
sem esta milik-Nya. Aktivitas bisnis harus selalu dalam rangka
ketundukan, kepasrahan dan pengabdian kepada Allah untuk
m enyebarkan rahmat serta kesejahteran bagi diri, masyarakat,
lingkungan dan alam sem esta
Im plikasi pen d ekatan artikulasi nilai tam bah syariah,
pertama, pengakuan syariah yang khas. Pengakuan syariah
dijalankan dalam b en tu k aku ntabilitas k etu n d u kan dan
kreativitas. Implikasi kedua adalah pengukuran syariah yang
khas pula. Pengukuran syariah m engacu c u r r e n t v a lu e
314 AK U N TAN SI SYARIAH TEORI, KONSEP D AN LAPORAN K E U A N G A N

dengan m en etap k an sem u a aku n d inilai m enurut


n et r e a liz a b le v a lu e dari harga pasar sesuai taksiran biaya
penjualan. Pengukuran syariah tidak hanya m enggunakan
dasar c u r r e n t v a lu e u n tu k kep en tin gan tran saksi dan
kejad ian-kejad ian lain yang bersifat m aterial/finansial.
Pengukuran syariah juga m elakukan pengukuran bersifat
batin dan spiritual. Im plikasi ketiga, adalah digunakannya
prinsip berbasis kas sinergis dengan basis akrual. Hal ini
d ilaku kan u ntu k m engh in d ari prinsip ak ru al terutam a
potensi masa depan yang m em iliki sifat g h a r a r dan m aysir
yang dilarang dalam Islam (m em astik an kead aan yang
sebenarnya bersifat tidak pasti). Sifat m em astikan sesuatu
yang tidak pasti jelas bertentangan dengan m ekanism e takdir.
Laporan keuangan syariah tidak m enam pilkan salah satu
laporan p en tin g S tatem en t o / R eta in ed E a rn in g s (SRE).
A lasannya, pertam a, SRE tidak berd am pak kep en tin g an
en titas yang lebih luas; kedua m en u n ju k k an egoism e
sen tralistis kepada pem ilik saham atau ow n er, ketiga,
m em unculkan ketidakadilan pada stakeholders, keem pat, SRE
m irip p en u m p u kan lem ak dalam tu bu h yang dapat
m en y eb ab k an m en in g katn y a k o lestero l d an m em acu
p en y ak it aterosklerosis. SRE jelas hanya d ikreasi untuk
m em u n cu lk an laba ditahan yang dapat m en im bu lkan
kecurigaan dan kecem buruan pada entitas di luar pemilik
saham. SRE sebagai laporan m an d ato ry jelas bertentangan
dengan prinsip keadilan dan keseim bangan dalam dom ain
akuntansi syariah.
Secara umum dapat disim pulkan bahw a Trilogi Laporan
Keuangan Syariah m em iliki duabelas elem en. Elem en dalam
Trilogi Laporan K euangan Syariah m em iliki perbedaan
dengan elem en laporan keu angan k o n ven sion al. Elem en
Pemberhentian Sementara 315

laporan keuangan konvensional biasanya terdiri dari Aset,


Kewajiban, Ekuitas, Investasi dari pemilik, Pengem balian ke
pem ilik, Pendapatan, Biaya, U ntung, Rugi dan Laba
(Suw ardjono 2003,68). Penjelasan m engenai elem en yang agak
berbeda misalnya dirum uskan oleh G lautier dan Underdown
(1992, 29). E lem ents m enurut m ereka m erupakan bagian dari
struktur elem en ts a n d con cep ts dari akuntansi yang penting
dan digunakan untuk m end eskripsikan kejadian-kejadian
yang term asuk dalam eksistensi berbagai aktivitas bisnis.
Berd asarkan d efin isi elem en tersebu t, m ereka m em buat
listing tujuh elem en (term asuk elem en yang ada di laporan
arus kas) yaitu assets, liabilities, cap ital, revenue, expenses,
p r o fit dan tran saction s. Elem en laporan keuangan syariah
m em iliki elem en khas, karena berdasarkan hasil penelusuran
em piris elem en-elem en tersebut m erupakan bagian utama
Trilogi Laporan Keuangan Syariah. Berikut rincian Elem en
Trilogi Laporan Keuangan Syariah:
A. Elem en Laporan Arus Kas Syariah
1. Transaksi Operasi Syariah
2 Transaksi Investasi Syariah
3. Transaksi Pendanaan Syariah
4. Transaksi Barakah
B. Elem en Laporan Nilai Tam bah Syariah
5. Penciptaan Nilai Tam bah Syariah
6. Tazkiyah Nilai Tam bah Syariah
7. Distribusi Nilai Tam bah Syariah
C Elem en N eraca Syariah
8. Aset Syariah
9. Kewajiban Syariah
10. Ekuitas Syariah
316 A K U N TAN SI SYARIAH: TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

D. Elem en Umum
11. Revaluasi Syariah
12. Perubahan Modal Berjalan Syariah

Penjelasan m asing-m asing elem en dapat dilihat pada


penjelasan dari tabel-tabel laporan keuangan (B a b 7 untuk
Laporan Arus Kas Syariah, Bab 8 untuk Laporan Nilai Tambah
Syariah dan B ab 9 untuk Neraca Syariah).
Khusus m engenai term ketundukan dan kreativitas, dua
term terseb u t bukan m eru p ak an elem en m aupun akun.
Ketundukan dan kreativitas lebih berkenaan dengan konsep
pengakuan akuntansi syariah (lihat Bab 6). Ketundukan dan
kreativitas dapat dikatakan sebagai penjelas dan penegasan
pengakuan akuntansi syariah yang perlu diderivasikan di
seluruh elem en-elem en laporan keuangan syariah. Seperti
dijelaskan pada Bab ini dan Bab-bab lain dalam disertasi,
k o n sek u en si dari aspek filo so fis m aupun konseptual
akuntansi syariah bahw a akuntansi syariah m engakui dua
hal yang m enyatu berkenaan dengan pengakuan. Pengakuan
bersifat ketu n d u kan sebagai rep resen tasi dari nilai-nilai
ketundukan dan kepatuhan manusia m enjalankan perintah
Allah sebagai abdi Allah ( a b d A llah). Pengakuan bersifat
kreativitas sebagai representasi nilai-nilai k rea tif manusia
sebagai wakil Allah di m uka bum i (K h a lifa tu lla h f i l ardh).
Dua aspek pengakuan tersebut jelas akan berdam pak pada
turunannya, yaitu elem en-elem en laporan keuangan syariah
dan bahkan akun-akun tu run an lanju tannya. Misalnya,
pengakuan elem en aset, di samping m em iliki aset berbentuk
ketun d u kan , juga m em iliki aset b e rb en tu k kreativitas.
Dem ikian pula dengan pengakuan elem en-elem en syariah
lainnya seperti transaksi operasi, transaksi investasi, transaksi
Pemberhentian Sementara 317

pendanaan, penciptaan nilai tambah, distribusi nilai tambah,


kewajiban, serta ekuitas. Pengakuan elem en-elem en tersebut
dapat bersifat ketundukan (berk en aan dengan sifat halal,
th o y ib dan bebas rib a) m aupun bersifat kreativitas
(berkenaan dengan sifat finansial, sosial dan lingkungan).

103. IMPLIKASI PENELITIAN


Secara umum pengembangan laporan keuangan syariah
dalam penelitian ini ditujukan untuk perusahaan-perusahaan
syariah secara luas. Hal ini didasarkan pada posisi akuntansi
sebagaimana fitrahnya yang memang dikembangkan untuk
membantu perusahaan secara umum. Mulai dari pencatatan
sampai pelaporan atas seluruh transaksi dan kejadian bisnis
lainnya. Pendekatan akuntansi syariah seperti ini jelas tidak
perlu lagi terkooptasi pada koridor lem baga keuangan
maupun perbankan syariah seperti selama ini terjadi. Akuntansi
syariah sebaiknya didudukkan dalam bingkai bangunan
ekonom i syariah secara umum sesuai usw ah Rasulullah saw.,
yaitu ekonom i kembali ke fit r a h sebagai pilar utamanya143.
Ekonomi kembali ke fitr a h dijalankan dengan cara mereduksi
pola pikir kapitalistik Mekkah yang lebih m enekankan
mekanisme perdagangan (intermediasi), dan menganaktirikan
produksi (seperti bertani, pertambangan, berkebun, kerajinan, dan
lainnya) serta retail (berdagang eceran). Ekonomi sesuai fitr a h
adalah ekonomi Madinah pasca hijrah ; yaitu ekonomi produktif,
ekstraktif, intermediasi, sekaligus pertukaran untuk keseimbangan
individu, masyarakat, alam dan akuntabilitas kepada Allah.

^Ekonom i kem bali ke fitr a h atau back to the riature o f econom y m enekan kan p en
tingnya distribusi, keadilan, nilai tam bah untuk semua, serta pengelolaan keikhlasan
b e re k o n o m i Ekonom i kem bali k e fitr a h juga tidak dapat m elepaskan diri dari relasi
sosial, lingkungan dan bahkan tanggung jaw ab utama kepada Allah. Untuk lebih jelas
nya lihat B ab 6 m engenai proses diakronis ekonom i Rasulullah saw.
318 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Penelitian ini tidak m enegasikan p en tin gn ya lem baga


keuangan syariah, karena lem baga ini juga m erupakan bagian
dari ekonom i sesuai fitr a h . Meski harus diingat m ekanism e
interm ediasi seperti lem baga keuangan hanyalah bagian kecil
dari ek o n o m i sesuai fit r a h . P en elitian ini m enghasilkan
b eberap a hal b erk en aan kem u ngkinan perluasan produk
(lem baga keuangan) syariah. Produk syariah saat ini banyak
m enggunakan m u d h a ra b a h dan m u rabah ah . Dua produk ini
sebenarnya berasal dari model investasi perdagangan atau
interm ediasi dagang yang banyak digunakan masyarakat
Muslim sebelum hijrah. Interm ediasi biasanya m endudukkan
pem ilik modal maupun lem baga interm ediasinya (lem baga
keuangan) dalam posisi lebih kuat dan cenderung "berkuasa.
M ungkin inilah salah satu sebab m erebaknya sifat kapitalistik
M ekkah saat itu, m eski hal ini perlu penelitian lebih lanjut.
Diperlukan telaah kreatif produk seperti m u z a r a a h dan
m u saqah. Kedua m odel ini m em iliki substansi kerjasam a
investasi produktif dengan posisi saling kuat dan peduli sosial-
lingkungan. Produk lain, yaitu q a rd h u l h assan hendaknya
tidak diproyeksikan untuk kep entingan ch arity . Q ard h u l
hassan perlu dikaji ulang dari prinsip dasarnya, yaitu Q ardh ;
yang lebih berorientasi produktif dan menganut m ashlahah
sosial-lingkungan. Perluasan produk m em iliki konsekuensi
pragmatis dalam akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan versi
IAI perlu mengkaji ulang q a rd h u l hassan. Q ard hu l hassan
semestinya tidak terpisah dari laporan keuangan utama, tetapi
perlu m asuk dan setara dengan produk lainnya. Model
m u z a ra a h dan m u saqah perlu telaah fiqh oleh MUI berkenaan
landasan fiqh, IAI berken aan pengaturan standar, serta
m ekanism e keuangan dan akuntansi secara operasional oleh
perusahaan Islam.
Pemberhentian Sementara 319

10.4. KETERBATASAN PENELITIAN


Bentuk laporan keuangan syariah di sini masih berupa
usulan awal yang perlu dielaborasi lebih jauh. Laporan
keuangan syariah masih banyak m em iliki keterbatasan-
keterbatasan. Seperti kedalaman substansi, komparasi norm atif
dan keterbatasan sum ber data empiris. Kendala teknis juga
muncul dengan istilah-istilah baru seperti pemisahan masing-
masing elem en yang berkenaan dengan pengakuan
ketundukan ( h a la l , thoyib, bebas r ib a ) dan pengakuan
kreativitas (finansial, sosial, lingkungan), bernilai materi, batin
sekaligus spiritual, maupun laporan m an d ato ry berbentuk
kuantitatif dan kualitatif. Semuanya tidak lazim dalam koridor
akuntansi keuangan konvensional.
Penjelasan mengenai definisi, pengakuan, pengukuran dan
penyajian mengenai elem en-elem en utama neraca, seperti aset,
liabialitas m aupun ekuitas syariah juga m em erlukan p en
dalaman lebih lanjut. Misalnya mengenai aset, apakah memang
Islam mengenal pembagian kas dan stok saja (Zaid, 2004) atau
tetap menggunakan aktiva lancar dan aktiva tetap (Lewis, 2001)?
Bagaimana bentuk liabilitas yang memang benar-benar lepas
dari jerat tim e v alu e o f m oneyi Begitu pula dalam penentuan
ekuitas, bagaim ana bentu knya ketika aset dan liabilitas
berubah? Berkaitan dengan pengukuran nilai sekarang berbasis
n ishab z a k a t juga perlu ditemukan formulasi lebih tepat sesuai
karakter pencatatan syariah. Penjelasan m engenai definisi,
pengakuan, pengukuran dan penyajian m engenai elem en-
elem en utama arus kas, transaksi operasi, investasi, pendanaan
dan barakah, baik yang bersifat ketundukan maupun kreativitas
perlu pendalaman lebih lanjut Termasuk penjelasan mengenai
definisi, pengakuan, pengukuran dan penyajian m engenai
elemen-elemen nilai tambah syariah.
320 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

10.5. AGENDA KE DEPAN:


MEMBUKA PINTU-PINTU KESADARAN
Ketika akuntansi tidak bebas nilai, tetapi sarat nilai, otomatis
akuntansi konvensional yang saat ini masih didominasi oleh
sudut pandang Barat, maka karakter akuntansi pasti kapitalistik,
sekuler, egois, anti-altruistik. K etika akuntansi memiliki
kepentingan ekonom i-politik MNCs (M ulti N ation al
C om pan ys) untuk program neoliberalism e ekonom i, maka
akuntansi yang diajarkan dan dipraktikkan tanpa proses
penyaringan, jelas berorientasi kepentingan neoliberalism e
ekonom i pula.
G lobalisasi dan n eo lib eralism e sem u anya m engarah
kep en tin gan ek o n o m i dengan alat bantu tekn ologi yang
m akin tak terkendali. Kepentingan pengem bangan ekonom i
dan teknologi neoliberalism e masih bertum pu s e lf interest
dan an troposen tris. Kondisi seperti itu berdam pak pada lalu
lintas m oneter dan penguasaan teknologi serta produksi
hanya terk o n sen trasi pada seg elin tir perusahaan
multinasional. Konsentrasi m em unculkan hegem oni politik
ek o n o m i dan m enggeser k ek u atan ek o n o m i negara
berkem bang m enjadi pem ain pinggiran yang tak pernah
terselesaikan nasibnya. Negara dan ekonom i rakyat di dalam
nya akan terhegem oni menjadi perusahaan jajahan kolonial
dari p eru sahaan m ultinasional. B en tu k h eg em o n i MNCs
terseb u t adalah sub-ordinat k ek u asaan perusahaan
multinasional, dan didukung pem erintahan yang juga k o ru p
B entuk konkrit hegem oni MNCs dalam akuntansi menurut
Graham dan Neu (2003) dengan m enerapkan teknologi dan
praktik akuntansi yang dijalankan MNCs dalam bentuk tata
kelola aliran kas dan praktik standarisasi. Tata kelola aliran kas
dan praktik standarisasi dilakukan melalui sistem aliran lintas
Pemberhentian Sementara 321

batas melampaui ruang dan w aktu. Keduanya jelas sekali


berm uatan ek o n o m i politik untuk k ep en tin gan MNCs
m elalui berbagai institusinya seperti IFM144, IASB145, IMF146,
W TO 147, W B 148, dan lainnya.
Banyak agenda m em bangun peradaban yang lebih baik,
digagas dari segala penjuru. M em bangun peradaban tidak
dapat hanya dilakukan parsial. M em bangun peradaban harus
dilakukan secara bersam a melalui m ekanism e organis dengan
kesam aan substansi m enuju bentuk peradaban yang sama,
Peradaban Islam berbasis Tawhid.
Salah satu tugas peradaban adalah proses pencarian dan
penggalian (ilm u ) akuntansi. Pencarian dan penggalian tidak
dapat dijalankan hanya dengan proses adopsi tanpa adaptasi.
Pencarian dan penggalian juga harus dilakukan dengan cara
pencerahan sekaligus pem bebasan sesuai realitas di mana
akuntansi dikem bangkan. Pem bebasan dan p en cerah an
m enurut M ulaw arm an (2 0 0 6 b ) adalah proses m em
pertem ukan dua dimensi p r a x is menuju pencerahan yang
berujung perubahan pem aham an dan p r a x is baru. Habermas
(H eld 1980, 249-259) berusaha m elakukan pertalian antara
teori dan p r a x is yang telah ditanggalkan M arx dan
Kapitalisme. Memahami p ra x is em ansipatoris sebagai dialog-
dialog dan tind akan-tind akan k o m u n ik a tif yang m en g
hasilkan pencerahan. Habermas m enem puh jalan konsensus
dengan sasaran tercip tan ya dem okrasi radikal yaitu
hubungan sosial dalam lingkup kom u n ik asi b eb as
penguasaan.

144
In tern ation al F in an cial M arkets
l if

In tern ation al A ccounting S tan dard B oards


1 In tern ation al M onetary Fund
147 World Trade O rganization
148 World B an k
322 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Masalahnya, emansipasi lanjut Mulawarman (2006b) tidak


mempertautkan sesuatu yang ada dan hanya bersifat material saja
dengan komunikasi untuk membentuk makna b a ra Emansipasi
yang dilakukan di sini adalah m elakukan redefinisi makna
terlebih dahulu untuk kemudian dilakukan ekstensi makna baru
dengan nilai-nilai etis, batin dan spiritual. Emansipasi di sini
dilakukan dengan langkah penyucian batin maupun spiritual
M enurut M ulaw arm an (2 0 0 6 c) m elakukan perubahan
melalui penyucian harus dimulai dari pendidikan akuntansi
Caranya adalah pencerahan ( enlightenm ent ) dan pem bebasan
(em a n c ip a tio n ) tujuan pendidikan. Pendidikan akuntansi
memegang peranan penting untuk m em unculkan nilai-nilai
baru dan konsep pembelajaran akuntansi pro-Indonesia. Tugas
dan akuntabilitas akademisi akuntansi adalah tugas kesejarahan
yang tak mungkin berjalan dan berhenti di satu titik tertentu,
tetapi harus selalu melakukan proses perubahan sesuai dengan
dinamika masyarakat. Seperti ditegaskan oleh Ainsworth (2001>

Perhaps, as educators, we spend too m ucb time trying to


prove what we teach rather than striving to improve" what
an d how we teach.

Pendidikan akuntansi sek u lar hanya cinta dunia dan


berujung pada kep entingan ek o n o m i sem ata. Pendidikan
aku ntansi seku lar d iorien tasikan pada self-in terest dan
kesadaran m en ik m ati k esejah teraan m ateri. Pendidikan
akuntansi yang asasi adalah pendidikan akuntansi dengan
cinta. Cinta bukan hanya bersifat materi tetapi juga batin dan
spiritual. Itulah tru ly love atau hyperlove (cinta melampaui).
Pendidikan aku n tan si dengan cin ta dengan dem ikian
dijalankan untuk m enum buhkan dan m em bangun kesadaran
Pemberhentian Sementara 323

insaniah, kesadaran menuju fit r a h Ketuhanan, didasari rasa


saling percaya dan kejujuran serta menghilangkan kecurigaan
dan penghianatan.
Menurut Al Ghazali (2006), terdapat lima faktor dan
tingkatan yang membuat cinta itu tumbuh dan mem
bangkitkan kesadaran diri. Pertama, berangkat dari mencintai
diri sendiri. Mencintai diri sendiri adalah mencintai keberadaan
dirinya, kesempurnaannya, dan demi eksistensi dirinya. Cinta
seperti ini adalah cinta primordial dalam kehidupan manusia.
Setiap yang hidup pertama-tama pasti mencintai dirinya sendiri.
Kedua, m encintai orang yang berbuat baik kepada dirinya.
Islam m em andang bahw a m anusia juga m em iliki sifat
kebaikan. Hati manusia m em ang diciptakan Allah dengan
watak m encintai orang yang berbuat baik kepadanya dan
m em benci orang yang berbuat jahat kepadanya. M encintai
orang lain yang berbuat baik kepadanya untuk kepentingan
m em p ertah an kan dan m en in gkatkan , serta m en cegah
hilangnya eksistensi dirinya149.
Ketiga, m erupakan tahap m en cin tai wujud dari yang
dicintai itu sendiri. Tahap ini m erupakan bentuk m encintai
sesuatu atau wujud atau orang lain bukan karena ingin m em
peroleh di balik wujud sesuatu itu. Inilah cinta yang hakiki dan
paling tinggi kedudukannya di dunia. Seseorang m encintai
keindahan dem i keindahan itu sendiri, karena m engenal
keindahan m erupakan kenikm atan. Dan ken ikm atan itu

149
Seperti ilmu dan guru, adalah dua hal yang sam a-sam a dicintai o leh m anusia. Ilm u
dicintai karena w ujud ilmu itu dapat m engu ku hkan eksistensi dirinya, sed angkan guru
dicintai karena ia adalah p en y eb ab bagi adanya ilmu. Ia sebenarnya b u k an m encintai
guru yang berbuat b aik itu. Ini jelas hanya resp o n terhadap salah satu tindakan baik
gurunya. Jik a k ebaik an n y a habis, m aka h abis pula cintanya, w alaupun guru seb e
narnya masih ada. Jik a k ebaikann ya berkurang, m aka berkurang pula cintanya. Cinta
dapat b erk u ran g ata u b erta m b a h sesuai d en g an b erk u ran g dan b e rta m b a h n y a
kebaikan yang dilakukan o rang lain terhadap d irin y a
324 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

dicintai karena wujud itu sendiri, bukan karena yang lain,


bukan karena kepentingan yang lain. Mencintai siapapun yang
m em ang berbuat kebaikan, meskipun kebaikan itu tidak untuk
kepentingan dan eksistensi dirinya, bahkan tidak berdampak
kepada dirinya.
Keem pat, adalah tahapan Cinta Keindahan dan Kebaikan
Su bstan tif. Dalam tah ap ini m en cin tai kein d ah an dan
k eb aik an tidak hanya bersifat lahir, w ujud, tetap i juga
m en cin tai keind ahan, k eb aik an secara batin, substantif.
Kebaikan, keindahan, dan setiap yang dicintai selalu memiliki
citra lahir dan batin. Citra lahir teridentifikasi melalui mata
lahir dan dapat terekstraksi pada panca indera lainnya. Citra
batin teridentifikasi melalui mata batin dan terekstraksi pada
pengalam an abadi non materi. Inilah yang sebenarnya disebut
cinta yang m elam paui cinta materi.
Tahap kelima, m erupakan tahap terakhir, yaitu m encintai
siapapun dan apapun yang m em iliki keselarasan batin.
Seringkali cinta terjalin antara dua orang bukan karena alasan
keindahan dan kebaikan, keuntungan, atau m anfaat lainnya.
Cinta yang lebih tinggi dapat terjalin k aren a adanya
keselarasan jiwa antara keduanya.
Cinta akan benar-benar utuh ketika kelima faktor tersebut
menyatu dalam diri seseorang. Dan lima faktor tersebut hanya
dapat menyatu secara sempurna dalam pangkuan Allah SWT.
Caranya adalah dengan selalu m elakukan pem urnian jiwa,
penyucian jiwa, yaitu tazkiy ah a n -n a fs Seperti disebutkan oleh
Sabda Rasulullah saw, bahwa P en yu cian Jiw a A dalah Separuh
Im an. T azkiyah a n -n a fs m enekankan laku taw bah, shabr, zuhd,
k h a u f (takut) dan r a p (selalu berharap) secara terus menerus.
Pemberhentian Sementara 325

Puncak p enyu cian jiwa itu sendiri seben arnya adalah


pengosongan jiwa dari segala sesuatu selain Allah. Sehingga
dengan kondisi seperti itu, hati benar-benar siap menerim a
makrifat dan h u bb A lla b (kecintaan kepada Allah). Dengan
penyucian itu maka diharapkan m em unculkan kekuatan dan
keluasan m akrifat atas hati. M akrifat atas hati ini akan
m embuahkan Syaw q (rindu), Uns (m esra) dan R idha kepada
Allah SWT.
Penyucian dengan cinta seperti inilah yang diperlukan
sebagai basis dasar seluruh agenda perubahan akuntansi
menuju akuntansi syariah. Akuntansi syariah yang memiliki
nilai (nilai-nilai Islam dan tujuan syariah), tujuan (tujuan
akuntansi syariah dan tujuan laporan keuangan syariah )
konsep (konsep dasar teoritis syariah), teknologi (laporan
keuangan syariah, elem en sampai akun-akun syariah ) sampai
tekniknya. Penelitian selanjutnya perlu m engagendakan
penyucian elem en-elem en dan akun-akun akuntansi serta
teknik akuntansi syariah sesuai tujuan akuntansi syariah itu
sendiri.
Akhirnya, hanya Allah tem pat segala kebenaran. Kepada
Allah tujuan tazkiy ah . Hanya Allah puncak tem pat m aaf
hambaNya. Cinta Maha Cinta. Cahaya Penuh Cinta.
326 AKUNTANSI SYARLAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

P u isi A k h ir P erja lan an :


P em berh en tian S em en tara

a k u keras, a k u kasar, a k u notoriou s, a k u som bon g


a k u p e r c a y a d iri, a k u lu p a diri, d en g an b e r la r i
m a a fk a n aku .,
ingin lem but, in gin sejuk, ingin k eh a n g a ta n
ingin tu n d u k d iri, ingin sa b a r, d en g an m en g alir
m a a fk a n a k u -
in gin keseim ban g an , ingin k ed u a n y a
ingin m en jag a hati, ingin h ila n g k a n k eb u ru k a n
in gin a p a a d a n y a , sep erti d i m an a a k u sek a ra n g
b e r d iri itu lah ta z k iy a h

Ya A llah sem oga a k u m asih m en gacu p a d a g h ir a h berju an g


In n a s h a la a ti w a n u su ki w a m a h y a a y a tua m am ati
lilla h iro b b il a la m in
Yang h aru s terp atri d a la m setia p jiw a d a n b a d a n k u
Tetap m en ja d i c a h a y a d a r i h abitu s k u ltu ra l-a la m ia h k u
H an y a itu ra sa -ra sa n y a o b a t k ejen u h a n k u a ta s realita s
H an y a itu ra sa -ra sa n y a o b a t u n tu k teru s
m en ggali k rea tiv ita s
B erju an g bersosial, bertekn ologi, berekon om i,
berkeu an g an , b era k u n ta n si
A tas d a s a r m a isy ah -rizq-m aaL

H an y a karen a-M u a k u a k a n terus


m elan ju tkan p e r ja la n a n
H an y a karen a-M u a k u a k a n terus
m en g kon stru ksi p ik ir a n -p ik ir a n
H an y a karen a-M u a k u a k a n teru s
m em a n ca rk a n rea lita s b a tin
H an y a karen a-M u a k u a k a n terus
Pemberhentian Sementara 327

m en ja la n i sem u an y a d a la m k esa tu a n d ir i
M enuju K esatu an D irim u y a n g
ta k p e r n a h m u n gkin k u jan g ka u
D i titik batas a k h ir K esatu an D irim u d a n k esa tu a n d irik u
K a ren a h a n y a itu lah b a tas tipis a n ta r a d irik u y a n g f a n a
d a n D irim u y a n g K ek a l
S u bh an allah, W albam du lillah, w a la a ila h a Ilallah,
A llahu A k b a r
D ub Gusti...
A stg h firu llah al azh im

W here is the d rea m w e w ere d ream in g


W here d id they go
I ju s t d o n t kn ow
H asta M an an a til w e m eet ag ain
D on t kn ow where, d o n t kn ow w hen-
Wel lf in d a w ay to f a c e a n ew tom orrow
H asta M an an a, say w ell m eet ag ain
1 c a n t d o w ithout y o u
Tim e to forg et, sen d m e a letter
Say y o u forg iv e, the so o n er the better
H asta M an an a, H asta M an an a, u n til then _
(a part of._Hasta Manana, ABBA)
DAFTAR PUSTAKA

AAOIFI. 1998 (1419H). A ccounting a n d A uditing Standards: F or


Islam ic F in a n cia l Institutions. Bahrain.
Abdullah, Amin. 2002. Agama dan Kesalehan Sosial Pengusaha
Muslim. Pengantar dalam buku A gam a d a n Etos
D agang Zuly Qodir. Penerbit Pondok Edukasi. Solo.
Adnan, Muhammad Achyar. 1997. The Shariah, Islamic Banks
and Accounting Concepts and Practices. The
In tern ation al C on feren ce I on A ccounting C om m erce
a n d F in an ce: The Islam ic Perspective. Sydney.
Adnan, Muhammad Akhyar. 2005. A ku n tan si Syari'ah:
Arah, P rospek d a n T an tan gan n ya. UII Press.
Jogjakarta.
Afzalurrahman. 1997. M u ham m ad Sebagai Seoran g P edagang
Terjemahan. Penerbit Yayasan Swarna Bhumy. Jakarta.
Ainsworth, Penne. 2001. Changes in Accounting Curricula:
Discussion and Design. A ccounting Education.
Vol. 10(3) 279-197.
Al-Alyani, Ali bin Nafayyi. 2002 M encari B erkah: A n tara y a n g
D isyariatkan d a n y an g D ilaran g Terjemahan.
Al Qalam. Jakarta.
Al-Attas, Seyyed Muhammad Al Naquib. 1981. Islam d a n
Sekularism e. Terjemahan. Penerbit Pustaka. Bandung.
Al-Attas, Seyyed Muhammad Al Naquib. 2001. Prolegom ena:
To The M etaphysics o f Islam. Second Edition. HIT.
Kuala Lumpur. Malaysia.
Al-Faruqi, Ismail Raji. 1995. T au hid Terjemahan. Penerbit
Pustaka. Bandung

329
330 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Al-Faruqi, Ismail Raji. 1996. Islam isasi Pengetahuan. Terjemahan.


Penerbit Pustaka. Bandung
Al-Ghazali, Imam. 2006. R in du T anpa A khir (al-M ahabbah wa
al-Syaw q w a al-Uns w a al-R idha): M etode M en didik
Jiw a A gar Cinta, R ida d a n D am ai B ersam a Allah.
Terjemahan. Pustaka Islam Klasik. Serambi Ilmu Semesta.
Jakarta.
Al-Makki, Abu Thalib. 2005. T afsir Su fistik R u ku n Islam :
M enghayati M akn a B a tin ia h Syahadat, Shalat, Zakat,
Puasa, H aji Terjemahan. Al Bayan Mizan. Bandung.
Al-Qardhawi, Yusuf. 2004. H alal H aram d a la m Islam.
Terjemahan. Akbar. Jakarta.
Alaydrus, Novel bin M uham mad 2005. M isteri Berkah.
Taman Ilmu. Surakarta.
Anielski, Mark. 2003- M easuring the G en u in e W ealth o f
C om m unities: A ccou n tin g /or That W hich M akes Life
W orthwhile Anielski Management Inc. download
internet, wwwanielski.com
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke
Praktek. GIP. Jakarta
Armour, Leslie 1999. Econom ics and Civilization. In tern ation al
Jo u r n a l o f S ocial Econom ics. Vol. 26 (12) pp 1455-1491.
Armstrong, Karen. 2001. M u ham m ad SangN abi-
Sebu ah B iog ra fi Kritis. Risalah Gusti. Surabaya.
Ashton, Raymond. 1976. Cashflow Accounting: A Review and
Critique. Jo u r n a l o f B usiness F in a n ce & A ccounting
3 (4 ) pp 63-81.
Bablily, Mahmud M uham mad 1990. E tika B isnis:Suatu K ajian
K onsep P erekon om ian M enurut A l Q ura n d a n /Is
Sunnah. Terjemahan. Ramadhani. Solo.
Daftar Pustaka 331

Baiman, Stanley. 1990. Agency Research in Managerial


Accounting A Second Look. A ccounting O rganization
a n d Society 15 (4>. 341-371
Baydoun, Nabil, and Roger Willett. 1994. Islamic Accounting
Theory. The AAANZ A n n u al C onference.
Baydoun, Nabil, and Roger W illett 2000. Islamic Corporate
Report. ABACUS. 36 (1>. 71-90.
Bedford, Norton. 1965. The Need for an Extension o f the Accrual
Concept. T h eJou rn al o f A ccountancy. May. pp 2933-
Beekum, Raffik Issa. 2004. E tika B isn is Islam i Terjemahan.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Belkaoui, Ahmed Riahi. 1983. Accrual Accounting and Cash
Accounting: Relative Merits o f Derived Accounting
Indicator Numbers. Jo u r n a l o f B usiness & F in a n ce
10,2 pp 299-312
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2000. Teori A k u n ta n siJilid 1.
Terjemahan. Jakarta. Salemba Empat. Jakarta.
Bev, Jen n ie S. 2007. GDP, Poverty a n d Gross N ation al H appiness
The Jakarta Post. Monday, November, 12
Bierman, Harold. 1988. Extending the Usefulness o f Accrual
Accounting. A ccounting H orizon s Septem ber pp 10-14.
Bourdieu, Pieree. 1977. O utline o f A Theory o f P ractice
Cambrige. Cambridge University Press.
Bourdieu, Pierre. 1983. T h e Forms o f Capital. Originally
published as kon om isch es K apital, ku ltu relles K apital,
soziales K ap ital" in SozialeU ngleichheiten (S oziale
Welt, S on derheft 2\ edited by Reinhard Kreckel.
Goettingen: O tto Schartz & Co. 1983. pp. 183-98.
The article appears here for the first time in English,
translated by Richard Nice.
332 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Bourdieu, P ierre 1989. D istinction: A S ocial C ritiqu e o f the


fu d g em en t o f Taste. Cambridge MA: Harvard University
Press.
Bourdieu, Pierre, LoicJD. Wacquant. 1992. An In vitation to
R eflectiv e Sociology. The University o f Chicago Press.
Bowen, Robert M., D. Burgstabler, and LA. Daley. 1986.
T h e Evidence on T h e Relationship B etw een Earnings
and Various Measures o f Cash Flow. The A ccounting
Review. Vol. LXL No. 4, pp. 713-725
Bowen RM. 1987. The Increm ental Information Content o f
Accrual Versus Cash Flows. T he Accounting Review, pp.
227-283.
Burrell, Gibson and Gareth Morgan. 1979. S ociological
P aradigm s a n d O rgan isation al A nalysis: Elem ents o f
the Sociology o f C orporate L ife London: Heinemann.
Caine, Donald B. 2004. B atas N alar. Terjemahan. Kelom pok
Penerbit Gramedia, Jakarta
Capra, Fritjof. 1981. The Turning P oin t Berkeley.
Capra, Fritjof. 1996. The Web o f Life: A N ew S cien tific
U nderstanding o f Living Systems. Anchor Books. United
States o f America.
Capra, Fritjof. 1999. The Tao o f Physics. 4th Edition.
Terjemahan. 2005. Jalasutra Yogyakarta.
Capra, Fritjof. 2003. The H idden C onnections-A S cien ce f o r
S u stain able Living Flamingo. Great Britain.
Chambers, RJ. 1967. Continously Contemporary Accounting -
Additivity and Action. The A ccounting Review, pp
751-757.
Chambers, RJ. 1975- Accounting for Inflation E xposure D raft
University o f Sydney, Australia. September.
Daftar Pustaka 333

Chambers, RJ. 1976. Continously Contem porary Accounting:


Misunderstanding and Misinterpretations. ABACUS
pp 137-151.
Chapra, M Umer. 2000. Islam d an Tantangan E kon om i
Terjemahan. GIP-Tazkia Institute. Jakarta.
Chariri, Anis, dan Imam Ghozali. 2000. Teori A ku n tan si
Edisi Revisi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang.
Chen, M. Chin., S. Cheng, Y Wang. 2004. On Empirical
Investigation o f the Relationship betw een Intellectual
Capital and Firms Market Value and Financial
Performance. In tern ation al Forum o f In tellectu al
C apital in Taiwan.
Chow, YC. 1942 T h e Doctrine o f Proprietorship.
A ccounting Review. Vol 17 pp 157-163-
Chua Wai Fong. 1986. Radical developments in accounting
thought. The A ccounting Review LX l (4> 601-32
Clark, Myrtle W. Entity Theory, Modern Capital Structure
Theory, and The Disticntion Betw een Debt and Equity.
A ccounting H orizon Vol 7 (3) pp 14-31.
Coase, Ronald H. I960. Th e Problem o f Social Cosx. Jo u r n a l o f
Law a n d Econom ics. Oktober. pp 1-23-
Cooper DJ. dan MJ. Sherer. 1984. T h e Value o f Corporate
Accounting Reports: Arguments for a Political Econom y
o f Accounting. A ccounting O rganizations a n d Society.
9 (3/4> 207-232
Cooper, Christine. 2001. From W omens Liberation to feminism:
reflections in accounting academia. A ccounting Forum
Vol 25 (3). September.
Cormier, Denis, M. Magngnan, D. Zeghal. 1999. Earnings cash
flows and value-added as performance metrics:
334 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

an international comparison. C ahier d e recherche, 99*03.


CETAI, HEC-Montreal. Canada, p. 1-25
Dawwabah, Asyraf M uham m ad 2006. M en elad an i K eunggulan
B isnis R asulullah- M em bu m ikan K em bali Sem angat
E tika B isnis R asulullah. Terjem ahan Pustaka Nuun
Semarang.
Diefenbach, Thomas. 2003. Internal value added and profit
distribution, www.econ.camac.uk.
Dorweiler, Vernon P. and M ehenna Yakhou. 2005- A Perspective
on the Environment's Balance Sheet. T h eJou rn al o f
A m erican A cadem y o f Business, C am brigde Vol. 7 No. 2
September.
Durand D. 1952 Cost o f Debt and Equity Funds for Business:
Trends and Problem s o f Measurement. C on feren ce on
R esearch Business F inance. New York, pp 215-247.
Egginton, DA. 1984. In D efence o f Profit Measurement: Some
Limitations o f Cash Flow and Value Added as
Performance Measures for External Reporting. Spring.
A ccounting & B usiness Research, pp 99*111
Egginton, DA. 1985. Cash Flow, Profit and Perform ance Measures
for External Reports: A Rejoinder. A cco u n tin g s
B usiness Research. Spring, pp 109-112
Eisenhardt, KM 1989 Agency Theory: An Assestment and
Review. A cadem y o f M anagem ent Review\A (1> 57-74.
El Kalamawy, Soheir. Mahmoud Al Kakky. 1986. Kesusasteraan
Arab. Dalam Buku: Su m bangan Islam K ep a d a Ilm u d an
K ebu d ay aan . Editor: M Khalafallah A hm ed Terjemahan
Penerbit Pustaka. Bandung.
Esposito, Joh n L. 2004. Sains-sain Islam. Terjemahan.
Inisiasi Press. Depok.
Daftar Pustaka 335

Fakih, Mansour. 2002. Jalan Lain: Manifesto Intelektual Organik.


Pustaka Pelajar - Insist Press. Jogjakarta.
Fessenden, RalpJ. dan Jo an S. Fessenden. 1989. Kimia Organik
Jilid 2 Terjemahan. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Firer, Steven, and S. Mitchell Williams. 2003- Intelectual capital
and traditional measures o f corporate performance.
C orporate G overn an ce a n d In tellectu al C apital
A rchive
Firer, Steven. 2004. Does Value Added Beat Earnings? Empirical
Evidence from South Africa, www.wirs.ac7a
Dixon, Frank, 2004. Gross National Happines: Measures W hat
Matters. Gross N ation al H appin es C on feren ce
Thimphu. Bhutan. Pebruari.
FredericksonJR. 1992 Relative Perform ance T he Effects o f
Common Uncertainty and Contract Type on Agent
Effort. The A ccounting Review 4:647-669.
Frey, Bruno S. and Alois Stutzer. 2007. Should National Happiness
be Maximized? W orking P ap er Series. Institute for
Empirical Research in Economics. University o f Zurich.
March.
Fukuyama, Francis. 2003- The E nd o f H istory a n d The Last Man.
Terjemahan. Pustaka Qalam. Jogjakarta.
Gambling, Trevor and Rifaat A A Karim. 1991. B usiness a n d
A ccounting Ethics in Islam. London: Mansell.
G atra 2007 J a m in a n P asca M usibah. No. 10 Tahun XIII.
18-24 Jan u ari
Glasner, Peter E 1992 Sosiologi S ekularisasi: Suatu K ritik
K on sep Terjemahan. Penerbit Tiara Wacana. Jogjakarta.
Glautier, M. Underdown, B. 1992 A ccounting Theory a n d
P ractice 4th ed. Pitman Publishing.
336 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Gorokhov, Vitali. 1998. A New Interpretation o f Technological


Progress. Techne. Jo u r n a l o f the Society f o r Philosophy
a n d Technology. 4:1 Fall. pp. 26-34.
Graham, Cameron and Dean Neu. 20Q3. Accounting for
Globalization. A ccounting F oru m Vol. 27 (4 ) December,
pp 449-471.
Gray, Rob, Dave Owen, Keith Maunders. 1988. Corporate social
reporting: emerging trends in accountability and the
social contract. Accounti?7g A uditing a n d
A ccou ntability Jo u r n a l 1 (1). pp. 6-20.
Gray, R ob, R. Kouhy, S. Lavers. 1995. Corporate social and
environm ental reporting: a review o f the literature and a
longitudinal study o f UK disclosure. A ccounting
A uditing a n d A ccou n tability Jou rn al 8(2).pp 47-77
Gray, Rob., D. Owen, G Adams. 1996. A ccounting a n d
A ccou ntability Changes a n d Challenges in corporate
social a n d en viron m en tal reporting Prentice Hall.
Gray, Rob. 2006. Social, Environm ental and Sustainability
Reporting and Organisational Value Creation? W hose
Value? W hose Creation? A ccounting A u ditin g a n d
A ccou n tability Jou rn al Vol. 19 (6) pp 793-819.
Griffin, David Ray. 2005. Tuhan d a n A gam a d a la m D unia
Postm odern. Terjemahan. Pustaka Filsafat Penerbit
Kanisius. Jogjakarta.
Grolier, 2005. Ilm u P engetahuan P opuler J ilid & Terjemahan.
Edisi Ketigabelas. Grolier Internasional, Inc. Diedarkan
khusus oleh PT. Widyadara. Jakarta.
Haekal. 1974. S ejarah H idu p M uham m ad. Jilid 2
Penerbit Tintamas. Jakarta.
Haller, Axel. Herve Stolowy. 1995. Value Added Accounting in
Germ any and France A Conceptual and Empirical
Daftar Pustaka 337

Comparison. A n n u al Congress o f the E uropean


A ccounting A ssociation. Birmingham, United Kingdom,
May 10-2 campus.hec.fr.
H am eed Shahul. 2000a. A Review o f Incom e and Value
Measurement Concepts in Conventional Accounting
Theory and Their Relevance to Islamic Accounting.
aLWwislamic-finance.com
Hameed, Shahul. 2000b. From Conventional Accounting to
Islamic Accounting: Review o f the Development
Western Accounting Theory and its Implications for and
Differences in the Development o f Islamic Accounting.
wwwislamic-finance.com
Hameed, S h ah u l and Rizal Yaya. 2003. T h e Emerging Issues on
the Objectives and Characteristics o f Islamic Accounting
for Islamic Business Organizations, http://wwwiiu.edu.my
Hamka. 1984. Islam : Revolusi Ideologi d a n K ead ilan Sosial.
Penerbit PT. Pustaka Panjimas, Jakarta.
Haniffa. Ros. 2002 Social Reproting Disclosure An Islamic
Perspective. In d on esian M anagem ent & A ccounting
Research. 1 (2)Juli: pp 128-146.
Harahap, Sofyan S. 2001. M enuju P erum usan Teori A ku n tan si
Islam Pustaka Quantum. Jakarta.
Harahap, Sofyan S. 2002 Teori A kuntansi. Edisi Revisi.
Rajawali Press. Jakarta.
Hardiman, F. Budi. 2004. K ritik Ideologi: M enyingkap
K epentingan P engetahuan B ersam a Ju rgen H aberm as
Penerbit Buku Baik. Jogjakarta.
Harker, Richard, C. Mahar, C. Wilkes, (ed.). 2005- (H abitus x
M odal) + F ield - Praktik- P en gan tar Paling
K om preh en sif k ep a d a P em ikiran P ierre Bourdieu.
Terjemahan. Jalasutra. Jogjakarta.
338 AKUNTANSI SYARIAH TEO RI KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Hasanah, Nur. 2002 H akekat Ibad ah : D itinjau d a r i Segi


P engertian d a n H ikm ah n y a Bintang Usaha Jaya.
Surabaya.
Hashim, RosnanL 2005. Gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Kontemporer: Sejarah, Perkembangan dan Arah Tujuan
ISLAMIA II (6),Juli-Septem ber. haL 29-45.
Hasjmy, A. 1995. S ejarah K eb u d a y aa n Islam. Penerbit Bulan
Bintang. Jak arta
Hatta, M oham m ad 1947. P en u n dju k B agi R akjat D alam H al
E k o n o m i Teori d a n P ra ktek Penerbit Kebangsaan
Pustaka R akjat Jakarta.
Held, D. 1980. P en gan tar Teori Kritis: D ari H orkheim er S am pai
H aberm as. Terjemahan. Kreasi W acana Yogyakarta
Hendriksen Eldon S, M. V B red a 2000. Teori A ku n tin g Buku
Kesatu. Edisi Kelima. Terjemahan. Interaksa.Jakarta
Hines, Ruth D. 1989. T h e sociopolitical paradigm in financial
accounting research. A ccounting A uditing a n d
A ccou n tability Jou rn al 2 (1> 52-76.
Hirata, Johannes. 2005. How Should Happiness Guide Policy?:
W hy Gross National Happiness is not opposed to
democracy. 2F* In tern ation al C on feren ce on Gross
N ation al H appiness R ethinking D evelopm ent: L ocal
Pathw ays to G lobal W ellbeing. St. Francis Xavier
University. Antogonish, Nova Scotia Canada 20-24June.
Hitti, Philip K 2005- H istory o f The A rabs. Terjemahan. Serambi
Ilmu Sem esta Jak arta
Hopwood, Anthony, S. BurchelL, G Clubb. 1994. V alue-added
accou n tin g a n d n ation al econ om ic policy. Accounting
as Social a n d Institutional P ractice Anthony Hopwood
and Peter Miller (ed). Cambridge University Press, p. 211^6.
Daftar Pustaka 339

Horngren, Charles T. 1957. Stock Dividen and The Entity Theory.


A ccounting Review. Vol 32 (3) pp. 379385-
Hyon, Yong-Ha and Sae-Woon Park. 1998 A New Two-
Dimensional Double-Entry Bookkeeping System and
Three-Dimensional Accounting. The S econ d A sian
P a cific In terd iscip lin ary R esearch in A ccounting
(APIRA98) C onference. August 4th-6th, Osaka Japan.
Ibrahim, Abdullah Lam bin. 2005. Fiqb F in a n sia l R e f eren si
Lengkap K au m H artaw an d a n C alon H artaw an
M uslim u n tu k M engelola H artan ya A gar M enjadi
Berkah. Terjemahan. Penerbit Era Intermedia Solo.
Ijiri, Y 1986. A framework for tripleentry bookkeeping.
The A ccounting Review. October, pp 745-759.
IOSCO, 2004. Islam ic C apital M arket F act Fin din g R eport
Malaysia
Ikatan Akuntan Indonesia (LAI). 2002 P ern y ataan S tan dar
A ku n tan si K eu an gan (PSAK)No. 59. Tentang
A ku n tan si P erban kan S yaria h. LALJakarta
Ikatan Akuntan Indonesia (LAI). 2007. K eran g ka D asar
P enyusunan d a ln P en yajian L aporan K eu an gan
Syariab. IAL Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. P ern y ataan S tan dar
A ku n tan si K eu an gan (PSAK) No. 101 Tentang
P en yajian L ap oran K eu an gan S y aria h IAL Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. P ern y ataan S tan dar
A ku n tan si K eu an gxn (PSAK) No. 102 A ku n tan si
M urababah. LALJakarta
Ikatan Akuntan Indonesia (LAI). 2007. P ern y ataan S tan dar
A ku n tan si K eu an gan (PSAK)No. 103 A ku n tan si S alam
IAL Jakarta.
340 AKUNTANSI SYARIAH; TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. P ern y ataan S tan dar


A ku n tan si K eu an gan (PSAK)No. 104 A ku n tan si
Istishn a. IAL Jak arta
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. P ern y ataan S tan dar
A ku n tan si K eu an gan (PSAK) No. 105A ku n tan si
M udharabah. IAI.Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. P ern y ataan S tan dar
A ku n tan si K eu an gan (PSAK) No. 106 A ku n tan si
M usyarakah. IAI. Jakarta.
Iqbal, Muhammad. 1966. M em bangun K em bali P ikiran A gam a
d a la m Islam . Terjemahan. Penerbit Tintamas. Jakarta.
Iqbal, M uham mad 2002 The A chievem ent o f L ov e M etode S u fi
M eraih Cinta Ila h i Terjemahan. Inisiasi Press. Depok.
Irianto, Gugus. 2003. Skandal Korporasi dan Akuntan. Lintasan
E kon om i LPPI-FE Unibraw. Vol. X X (2 )Juli pp 104-114.
Irianto, Gugus. 2006. Privatisasi BUMN di Indonesia: Pilihan atau
Keniscayaan? Telaah dari Perspektif PEA. P roceeding
The 2 * P ostgraduate C onsortium on A ccounting 2006.
B rawi jaya University Malang. June, 14-15.
Izetbegovic, Alija Ali. 1993. Islam A n tara Tim ur d a n B arat
Terjemahan. Penerbit Pustaka Bandung.
Jainuri, Ahmad. 2002 Ideologi K au m R eform is: M elacak
P an dan gan K eag am aan M u ham m adiyah P eriode
A w al LPAM. Surabaya
Jazuli, Ahzami Samiun. 2006. H ijrah d alam P an d an gan
Al Q u ra n. Terjemahan. GIP. Jakarta.
Kam, Vernon. 1990. A ccounting Theory. Second ed ition
New York: Jo h n Wiley & Sons.
Karim, Adiwarman Azwar. 2004a. B a n k Islam- A n alisis Fiqh d a n
K euangan. Edisi Kedua. Penerbit Raja w all Jakarta.
Daftar Pustaka 341

Karim, Adiwarman Azwar. 2004b. S ejarah P em ikiran E kon om i


Islam Edisi Kedua. Penerbit Raja wali. Jakarta.
Kartanegara, Mulyadhi. 2003. P en gan tar Epistem ologi Islam :
M enyibak T irai K ejahilan. Mizan. Bandung.
Khaldun, Ibn. 2001. M ukaddim ah. Terjemahan. Pustaka Firdaus.
Jakarta.
Kieso, D E JE Weygandt dan TD Warfield. 2002 A ku n tan si
ln term ed ieteJilid 1. Terjemahan Edisi Kesepuluh.
Erlangga. Jakarta.
Kieso, D E .JE Weygandt dan TD Warfield. 2002b. A ku n tan si
ln term ed ieteJilid 3- Terjemahan Edisi Kesepuluh.
Erlangga. Jakarta.
Kuntowijoyo, 2004. Islam sebagai Ilm u. Epistem ologi, M etodologi
d a n E tika Teraju. Bandung
Kusumawati, Zaidah. 2005. M enghitung L aba P eru sahaan :
A plikasi A ku n tan si S y ariah. Magistra Insania Press.
Yogyakarta.
Lapidus, Ira M. 1999. S ejarah Sosial Ummat Islam : B u ku K esatu
d an Dua. Terjemahan. Penerbit Rajawali. Jakarta.
Larson, Kermit and RW Schattke. 1966. Current Cash Equivalent,
Additivity, and Financial Action. The A ccounting Review.
pp 634-641.
Le Bon, Gustave. 1974. The World o f Islam ic Civilization.
Minerva, Geneve. Terjemahan Moh. Nurhakim. UMM
Press. Malang.
Lee, TA. 1982 Cash Flow Accounting and The Allocation
Problem .Jo u rn a l o f Business F in an ce & A ccounting
9 (3) pp 341-352
Lee, TA. 1979. T h e Contribution o f Fisher to Cash Flow
Accounting. Jo u r n a l o f Business F in a n ce & A ccounting
6 (3) pp 321330.
342 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Lee, TA. 1987. Cash Flow Accounting, Profit and Performance


M easurem ent A Response to a Challenge. A ccounting &
B usiness R esearch Spring, pp 93-97.
Lewis, Mervin K. and Latifa M. Algoud. 2001. Islam ic B an kin g
Edward Elgar. Masschusetts.
Lieber, Alfred E. 1968. Eastern Business Practices and Medieval
European Commerce. The E con om ic H istory Review.
Vol xx i (2 ) pp. 230-243
Livnat, Joshua, and Paul Zarow in 1990. T h e Incremental
Information Content o f Cash Flow Com ponent s,Jo u rn a l
o f A ccounting a n d Econom ics, VoL 13, pp 231-252.
Lorig, Arthur N. 1964. Som e Basic Concepts o f Accounting and
Their Implications. The A ccounting Review. 39 (3) pp.
563-573.
Ludigdo, U nti 2006. Strukturasi Praktik Etika di Kantor Akuntan
Publik: Sebuah Studi Interpretif. P rosiding SNA IX
P ad an g 23-26 Agustus.
Madkoer, Ibrahim. 1986. Filsafat Islam dan Renesans Eropa
Dalam Buku; Sum bangan Islam K ep ad a Ilm u d an
K ebu dayaan . Editor: M Khalafallah Ahmed. Terjemahan
Penerbit Pustaka Bandung.
Mahar, C heelen, Richard Harker, Chris W ilkes 2005- Posisi
Teoritis Dasar. Dalam (H abitus x M odal) + R an ah -
P ra k tik P en gan tar P alin g K om p reh en sif k ep a d a
P em ikiran P ierre B ourdieu. T erjem ahan Jalasutra
Jogjakarta
Mahzar, Armahedi. 1983- Integralism e: S ebu ah R ekonstruksi
F ilsafat Islam Penerbit Pustaka Bandung.
Mahzar, Armahedi. 2004. R evolusi Integralism e Isla m
M erum uskan P arad ig m a Sains d a n Teknologi Islam i.
Penerbit Mizan. Bandung.
Daftar Pustaka 343

Makdisi, George A. 2004. Cita H um anism e Islam P an oram a


K eban gkitan Intelektual d a n B u d ay a Islam dan
Pengaruhnya terhadap R en aisan s B a ra t Terjemahan.
Penerbit Serambi Ilmu Semesta. Jakarta.
Mankiew, N.Gregory. 2003. M acroeconom ics. New York. World
Publisher. Harvard University.
Matthews, MR, MHB Perera. 1996. A ccounting Theory a n d
D evelopm ent 3rd edition Thom as Nelson Australia.
McChesney, Fred S. 2006. Coase, Demsetz, and The Unending
Externality Debate. CA TO Journal Vol 26 (1) Winter,
pp 179-200.
Meek Gary K, Sydney J. Gray. 1988. The value added statement:
an innovation for US. companies? A ccounting H orizon.
June. pp. 73-81.
Meek, Gary J. and Sydney J. Gray. 1994. The Value A dded
Statem ent: An In n ovation f o r US C om p an ies Dalam
Readings and Notes on Financial Accounting: Issues and
Controversies. Stephen A. Zeff and Bala G. Dharan.
McGraw Hill, Inc. pp. 179-190.
Mook, Laurie. 2003. A social accounting framework for
cooperatives: the expanded value added statement.
ACE Institute, Madison, Wisconsin, www.wisc.edu
Mook, Laurie, BJ Richmond and J. Quarter. 2003- Social
accounting for Nonprofits: Tw o Models. N on profit
M anagem ent & L eadership 13 (4 ) pp. 308-24.
Mook, Laurie, BJ Richmond and J. Quarter. 2005. Social
accounting for social econom y organizations R esearch
Bulletin No. 27. Centre for Urban and Community Studies.
University o f Toronto, w w w .urbancentreutoronto.ca
Morley, Michael F. 1979. T h e value added statement in Britain.
The A ccounting Review. July. pp. 618-629.
344 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Muhadjir, Noeng. 2000. M etodologi P en elitian K u alitatif.


Penerbit Rake Sarasih. Yogyakarta.
Muhammad. 2004. Teori Penilaian dalam Akuntansi Syariah.
MSI-UII.Net 22. September.
Mulawarman, Aji Dedi. 2006a. M enyibak A ku n tan si S yaria h:
R ekonstru ksi Teknologi A ku n tan si S yaria h D ari
W acana K e Aksi. Penerbit Kreasi Wacana. Jogjakarta.
Mulawarman, Aji Dedi. 2006b. Pendidikan Akuntansi Berbasis
Cinta: Lepas dari Hegemoni Korporasi Menuju
Pendidikan yang Memberdayakan dan Konsepsi
Pembelajaran Yang Melampaui. P roceeding
In tern ation al S em in ar HISPISI-FISE UNY. Inna Garuda
Hotel Yogyakarta, 11-13 Agustus 2006.
Mulawarman, Aji Dedi. 2006c. Pensucian Pendidikan Akuntansi.
P rosiding K on feren si M erefleksi D om ain P en d id ikan
E kon om i d a n B isn is Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Satya Wacana. Salatiga. 1 Desember.
Mulawarman, Aji Dedi. 2006d. Islam dan Peradaban. M akalah
K u liah P era d ab an d a la m ran g kaian L okakary a
Lem baga-lem baga d i Lingkungan M asjidil llm B an i
H asyim 2006. Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Kurikulum Masjidil llm Bani Hasyim. Malang. 13-20Juli.
Mulawarman, Aji Dedi. 2007. Pensucian Pendidikan Akuntansi
Episode Dua: H yper View o f L earn in gdan Implemen
tasinya. Prosiding The First A ccounting Session:
R evolution o f A ccounting Education, Universitas
Kristen Maranatha Bandung, 18-19 Januari.
Muslehuddin, Muhammad. 2004. Sistem P erb a n k a n d alam
siam. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Nakamura, Mitsuo. 1983. B u lan Sabit M uncul d a r i B a lik Pohon
Beringin: Studi Tentang P ergerakan M u ham m adiyah
Daftar Pustaka 345

d i Kotagede, Yogyakarta. Terjemahan. Gadjah Mada


University Press.
Naqvi, Syed Nawab Haider. 2003. M enggagas Ilm u E kon om i
Islam. Terjemahan, Pustaka Pelajar. Jogjakarta.
Nasr, Seyyed Hossein.1994. Islam dan Krisis Lingkungan. Ju r n a l
Islam ika. No. 3 Januari-Maret 1994. Hal. 4-18.
Nasr, Seyyed H ossein 2005. A n tara Tuhan, M an u sia d a n A lam :
Jem b a tan F ilosofis d a n Religius M enuju P u n cak
Spiritual. Terjemahan Edisi kedua. Ircisod, Jogjakarta.
Nicholson, Walter. 2001. Teori E kon om i M ikro: P rinsip D asar
d a n P en gem ban gan n ya Terjemahan. Penerbit Rajawali
Press. Jakarta.
Niswonger, CR., CS Warren, JM Reeve, PE Fees. 1999.
P rin sip p rin sip A kuntansi. Edisi ke-19. Terjemahan.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Noer, Deliar. 1996. G erakan M odern Islam d i In d on esia
1900-1942 Terjemahan. LP3ES. Jakarta
Noreen, Eric. 1988. The Economics o f Ethics: A New Perspective
on Agency Theory. A ccounting O rganization a n d
Society 13 (4).
Ormerod, Paul. 1999. M atinya Ilm u E kon om i J ilid 1. Terjemahan.
Cetakan Keempat. Kepustakaan Populer Gramedia.
Jakarta.
Oxford University, 1994. P ocket O xford D iction ary M arch 1994.
Oxford University Press. Online Version.
Oxford University, 2003. P ocket O xford D ictionary. Oxford
University Press.
Ptirdy, Derek E 1983- The Enterprise Theory: An Extension.
Jo u rn a l o f Business F in an ce a n d A ccounting 10 (4 ) pp.
531-541.
346 AKUNTANSI SYARLAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Qadir, CA. 2002. F ilsafat d a n Ilm u P engetahuan D alam Islam


Terjemahan. Pustaka Obor Indonesia. Jakarta.
Qodir, Zuly. 2002. A gam a d a n Etos D agang Pondok Edukasi.
Jakarta.
Quintanilla, Miguel A. 1998. Technical systems and technical
progress; a conceptual framework. T echn eJou rn al o f
the Society f o r Philosophy a n d Technology. 4:1. FalL pp. 26-34.
Rahardjo, Da warn. 1994. Ensiklopedi Al Quran: Abd J u r n a l Ilm u
d a n K eb u d ay aan : U lum ul Q ura n LSAF-ICMI. Jakarta.
No. 1, Vol. 5. h. 36-43.
Rahman, Fazlur. 1965. Islam ic M ethodology in History. Central
Institute o f Islamic Research. Karachi.
Rahman, Fazlur. 1995. Islam and T h e Problem o f Economic
Justice. Jo u r n a l o f Islam ic Econom ics. 1 (1) pp. 14-58.
International Islamic University, Malaysia.
Rahman, Fazlur. 1987. Islam M odem : Tantangan P em baru an
Islam Terjemahan. Shalahuddin Press. Jogja.
Rahman, Fazlur. 2000. Islam d a n M odernitas: Tentang
T ransform asi In telektu al Terjemahan. Pustaka
Bandung.
Rahman, Fazlur. 2003. Islam Terjemahan. Pustaka. Bandung
Rayburn, J. 1986. The Association o f Operating Cash Flows and
Accruals with Security Returns .Jo u r n a l o f A ccounting
R esearch, Supplem ent, 112-138.
Revkin, Andrew. 2005. A New Measure o f Well-Being from a
Happy Little Kingdom. N ew York Tim es Oktober, 4.
Ritzer, George. 2003a. Sosiologi: Ilm u P engetahuan
B erp arad ig m a G anda. Terjemahan. Penerbit Rajawali.
Ritzer, George. 2003b. Teori Sosial Postm odern. Terjemahan.
Kreasi Wacana-Juxtapose. Yogyakarta.
Daftar Pustaka 347

Ribeiro, Maisa S. And Ariovaldo dos Santos. 2002 Disclosure of


the Democratization o f Social and Econom ic
Development through the Social Balance Sheet Data on
The Authors. 14th. A sian P a cific C on feren ce on
In tern ation al A ccounting Issues, Los Angeles, EUA,
November 2002
Riduwan, A khm ad 2006. Pemikiran Dekonstruksi Terhadap
Konsep Akuntansi Akrual. M akalah S em in ar
A ku n tan si H im punan M ahasisw a Ju ru sa n A kuntansi
STIESIA. Surabaya. Oktober.
Rosenfield, P. 2005. The Focus o f Attention in Financial
Reporting. ABACUS Vol. 41 (1) pp. 1-20.
Rosyidi, Suherman. 2001. P en gan tar Teori E konom i: P en dekatan
kep ad a Teori E kon om i M ikro d a n M akro. Edisi Kelima.
Rajawali Press.Jakarta.
Rutherford, BA. 1982 The Interpretation o f Cash Flow Reports
and the Other Allocation Problem. ABACUS 18 (1).
pp 40-49.
Saeed, Abdullah. 2004. Menyoal Bank Syariah: Kritik Interpretasi
Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis. Terjemahan Bahasa
Indonesia. Paramadina. Jakarta
Saidi, Zaim. 1994. Islam Tradisional dan Krisis Lingkungan:
Pandangan Seorang Aktivis .Ju rn a l Islam ika. No. 3
Januari-Maret 1994. Hal. 19-22
Salim, Agus. 2001. Teori d a n P aradigm a P en elitian SosiaL
Penerbit Tiara Wacana. Yogya.
Sarantakos, Sotirios. 1995. S ocial Research. MacMillan Education
Australia PTY LTD.
Sardar, Ziauddin 1987. M asa D epan Islam Terjemahan. Penerbit
Pustaka. Bandung.
348 AKUNTANSI SYAR1AM TEO R I KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Setiabudi, Hedry Y, dan Iwan Triyuwono. 2002 A ku n tan si


Ekuitas: D alam N arasi K apitalism e, S osialism e d an
Islam Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Shihab, Quraish. 2000. W aw asan Al-Qura n : T afsir M au dhu i
a ta s P elbagai P ersoalan Umat. Penerbit Mizan.
Bandung.
Shihab, Quraish. 2005. T afsir A l M isbah: Pesan, K esan d an
K eserasian A l Q ura n Volume 1 Lentera Hati. Jakarta.
Soedjatmoko. 1986. Dimensi Manusia Dalam Pembangunan:
Kumpulan Karangan. LP3ES. Jakarta.
Shutt, Harry. 2005. R untuhnya K apitalism e Terjemahan. Teraju.
Jakarta.
Staden, Chris. 2000a. Revisiting T h e Value Added Statement:
Social responsibility or Manipulation? Massey
University, New Zealand Download internet.
w w w accountancym asseyacjiz
Staden, Chris. 2000b. T he Value Added Statement: Bastion o f
Social Reporting or Dinosaur o f Financial Reporting?
Massey University, New Zealand.
w w w accountancym asseyacjiz
Staden, Chris. 2002 Revisiting T he Value Added Statement: Social
Responsibility or Social Manipulation? Massey Uni
versity, New Zealand, www.accountancy.massey.ac.n7.
Stainbank, LJ. 1992 Value Added Reporting in South Africa.
D e R a tio n e d 1) -.43-58.
Staubus, George J. 1989. Cash Flow Accounting and Liquidity: Cash
Flow Potential and Wealth. A ccounting & Business
Research. 19 (74). pp 161-169.
Sterling, Robert R. 1967. A Statem ent o f Basic Accounting Theory:
A review article. Jo u r n a l o f A ccounting R esearch
(Spring): 95-112
Daftar Pustaka 349

Sterling, Robert R 1979. Towards a Science o f A ccounting


Scholars Book Co. Houston. Texas.
Sterling, Robert R. 1990. Positive Accounting: An Assessment
ABACUS 97-135.
Steyn, W ilna, and Willie Hamman. 2002 A Conceptual Model for
the Interpretation and Evaluation o f VAS. SA Jo u r n a l o f
A ccounting Research. 7. pp 16-19.
Stiglitz, Joseph E_ 2006. D ekade K eserakahan -.Era 9 0 a n d an Awal
M ula P etaka Ekonom i Dunia. Terjemahan Penerbit
Marjin Kiri. Tangerang.
Storarr CE, and ME Scorgie. 1988. Eastern Influences on the
Development o f Double Entry Book Keeping. W orking
Paper. First World Congress o f Accounting Historians.
Sydney.
Subiyantoro, Eko B. Iwan Triyuwono. 2004. L aba H um anis:
T afsir Sosial a ta s K onsep L aba den gan P en dekatan
H erm eneutika. Bayumedia. Malang.
Sulaiman, Maliah. 2000. Corporate Reporting From An Islamic
Perspective. A kau n tan N asion al O ktober (18-22)
Sulaiman, Maliah. 2001. Testing a Model o f Islamic Corporate
Financial Reports: Some Experimental Evidence. HUM
Jo u r n a l o f E conom ics a n d M anagem ent 9 (2 ) pp. 115*39
Sulaiman, Maliah bt. and Radziah Abdul Latiff. 2003. Corporate
Reporting for Islamic Banks: Between Idealism and
Pragmatism International Islam ic B an kin g C onference
2003- C onference Proceedings September, 9-10. Prato,
Italy.
Sulaiman, Maliah. Roger W illett 2003. Using the Hofstede-Gray
Framework to Argue Normatively for an Extension o f
Islamic Corporate Reports. M alaysian A ccounting
Review. Vol 2 (1).
350 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Suojanen, Waino W 1954. Accounting T heory and T h e Large


Corporation. The A ccounting Remew. pp. 391-398.
Suriasum antrijujun S. 1985. F ilsafat Ilm u: S ebu ah P en gan tar
Populer. Penerbit Sinar Harapan. Jak arta
Susanto, San. dan Erna Ekawati. 2006. Relevansi Nilai Informasi
Laba dan Aliran Kas Terhadap Harga Saham dalam
Kaitannya dengan Siklus Hidup Perusahaa Prosiding
Sim posium N asion al A ku n tan si 9 P a d a n g 23-26
Agustus.
Suwailem, S I (2002). Decision-making under Uncertainty: An
Islamic Perspective" dalam Iqbal, M & D. T. Llewellyn,
(ed.) Islam ic B an kin g a n d F in an ce: N ew Perspectives on
P rofit Sharing a n d Risk, Edward Elgar Publishing, USA.
Suwardjono. 2003. Akuntansi P en gan tar B agian 1: Proses
P en ciptaan D ata P en d ekatan Sistem Edisi Ketiga. BPFE
Yogyakarta.
Suwardjono. 2005. Teori A kun tansi: P erekay asaan P elaporan
K euangan. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.
SWA Sembada. 2007. Spiritual Company: Jalan Menuju
Perusahaan Berm akna dan Berkelanjutan. Tim Riset
SWA. No. 05/XXIII/1-14 Maret.
Syahatah, H. 2001. P okok-pokok P ikiran A ku n tan si Islam.
Terjemahan. Penerbit Akbar. Jakarta.
Taher. 2005. Konsep Ummatan Wasathan. K oran R ep u blika
16 Desember.
Takwin, Bagus. 2005. Proyek Intelektual Pierre Bourdieu:
Melacak Asal-usul Masyarakat, Melampaui Opisisi Biner
dalam Ilmu Sosial. Kata Pengantar dalam (H abitus x
M odal) + F ield - Praktik- P en gan tar P alin g
K om p reh en sif k ep a d a P em ikiran P ierre B ourdieu,
Terjemahan. Jalasutra. Jogjakarta
Daftar Pustaka 351

Thompson, George D. 1999. Cultural Capital and Accounting.


A ccounting A ccou ntability a n d A uditing J o u r n a l
12 (4) pp 394-412
Tjokroaminoto, HOS. 1950. Islam d a n Socialism . Bulan Bintang.
Jakarta.
Tjokroaminoto, HOS. 1955. T arich A gam a Islam Edisi Kelima.
Penerbit Bulan Bintang. Jakarta.
Triyuwono, Iwan. 2000a. O rganisasi d a n A ku n tan si S y ariah.
LkiS. Yogyakarta.
Triyuwono, Iwan. 2000b. Akuntansi Syariah: Implementasi Nilai
Keadilan dalam Format Metafora Amanah. Ju rn a l A ku n
tansi dan Auditing Indonesia VoL 4. N olJuni. h. 1-34.
Triyuwono, Iwan. 2001. Metafora Zakat dan Shariah ET sebagai
Konsep Dasar dalam Membentuk Akuntansi Syariah.
Ju r n a l A ku n tan si d a n A uditing Indonesia. Vol. 5. No.2.
Desember, h. 131-145.
Triyuwono, Iwan. 2002a. Kritik atas Konsep Teori yang
Digunakan dalam Standar Akuntansi Perbankan
Syariah. S em in ar d a n M unas FSSEI. FE-Universitas
Brawijaya. Malang.
Triyuwono, Iwan. 2002b. Sinergi Oposisi Biner: Formulasi
Tujuan Dasar Laporan Keuangan Akuntansi Syariah.
P rosiding Sim posium N asion al Sistem E kon om i Islam i
I. PPPEI, FE-Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Triyuwono, Iwan. 2002c. Konsep dasar teori akuntansi syariah.
S em in ar "Sharia h A ccounting Event 2002. KiAMI-FSI
Senat Mahasiswa FEUI. 29 Oktober.
Triyuwono, Iw an 2004. Formulasi Karakter Laporan Akuntansi
Syariah dengan Pendekatan Filsafat Manunggaling
Kawulo Gusti (Syekh Siti Jenar). Sim posium N asion al
352 AKUNTANSI SYARIAH: TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Sistem E kon om i Islam i I I PPBEI, Universitas Brawijaya.


Malang, h. 79-94.
Triyuwono, Iwan. 2005- The Rationality and T h e Intuition
Unfolding The Hidden Connection on Accounting.
P roceedin g The First P ostgraduate C onsortium on
Accounting. Brawijaya University-IAI, Malang, p. 100-113.
Triyuwono, Iwan. 2006. A ku n tan si S yaria h: Perspektif,
M etodologi d a n Teori Rajawali Press. Jakarta.
Triyuwono, Iwan. 2006b. T h e Madness o f Postmodern
Accounting. P roceedin g The 2 n d P ostgraduate
C onsortium on A ccou n tin g2006. Brawijaya University
Malang. June, 14-15.
Triyuwono. 2007. Mengangkat Sing Liyan Untuk Formulasi Nilai
Tam bah Syariah. P rosiding SNA X. Unhas Makassar.
26-27 Ju li 2007.
Triyuwono, Iwan dan M. Asudi. 2001. A ku n tan si Syari'ah:
M em form u lasikan K on sep L aba d a la m kon teks
M etafora Zakat. Penerbit Salemba Empat dan PPBEI FE
Universitas Brawijaya.
Varian, Hal R. 1999. In term ed iate M icroeconom ics: A M odern
A pproach. W W Norton & Company.
Verter. 2003. Spiritual Capital: Theorizing Religion w ith Bourdieu
Against Bourdieu. S ociological Theory. 21:2 June.
Vogel, Frank E., Samuel L. Hayes.1998. Islam ic Law a n d F in an ce
Kluwer Law International.
Wainwright, Steven P. 2000. For Bourdieu in Realist Social
Science. C am bridge R ealist W orkshop 10th A n n iversary
R eu n ion C on feren ce Cambridge, May.
Wan Daud, Wan Mohd Nor. 2003. F ilsafat d a n P raktik
P en d id ikan Islam SyedM . N aquib Al-Attas. Terjemahan.
Penerbit Mizan. Bandung.
Daftar Pustaka 353

Watts. Ross L. 1992. Corporate Financial Statements, A Product o f


The Market and Political Process. Dalam The E conom ics
o f A ccounting P olicy Choice, by R. Ball and CW Smith, Jr.
McGraw Hill.
Weil, Roman L. 1990. Role o f the Tim e Value o f Money in
Financial Reporting. Accounting Horizons.
December, pp 47-67.
Whitington. 1987. Positive Accounting: A Review Article.
A ccounting a n d Business R esearch 17(68). pp 327-336.
Whittington, G eoffrey and Stephen A. Zeff. 2001.
Matthews, G ynther and Chambers: Three Pioneering
Australian Theorists. A ccounting a n d Business
R esearch Vol. 3 (Sum m er) pp 203-234.
Wibowo, Rachmat Adhi. 2007. Kerja Sebagai Perwujudan Ibadah.
Kajian Malam Ahad Mushalla Al-Amin. Seonso, Daegu,
Korea. 11 Agustus. D ow nload internet
http:// w w w.alaminkorea.cQm
Widiyatno, Eko. 2006. P am ella S u n ardi Syahuri: D engan
K elu arga S akin ah M em bangun B isnis B a ro k a h Matan.
Jogjakarta
Wikipedia. 2006. Buffer Zone. W ikipedia: The F ree E n cyclopedia
Download 4 Nopember.
Wikipedia. 2007. Perceive. W ikipedia: The F ree E n cyclopedia
Download 5 Maret.
Willett, RJ. 1991. Transaction Theory, Stochastic Process and
Derived Accounting Measurement. ABACUS Vol. 27 (2)
pp 117-134.
Wilson, G.P, 1987. The Incremental Information Content o f The
Acrual and Funds Components o f Earnings After
Controlling for Earnings, The A ccounting Review, Vol.
LXII, No.2, pp. 293-322
354 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

Winarno, FG. 1989. K im ia P angan d a n G izi Penerbit


PT. Gramedia. Jakarta.
Wolk, Harry I, Je re R. Francis, Michael G. Tearney, 1989.
A ccou nting Theory: A C onceptual a n d In stitu tion al
A pproach. Second Edition. PWS-KENT Publishing
Company, Boston.
Zaid, Omar Abdullah. 2004. A ku n tan si S yaria h: K eran g ka
D asar d a n Sejarah K eu an g an D alam M asy arakat
Islam . Terjemahan. Lembaga Penerbit FE Universitas
Trisakti. Jakarta.
Zarkasyi, Hamid Fahmi. 2005. Worldview Sebagai Asas
Epistemologi Islam. ISLAMIA. II (5) April-Juni. Hal. 9-20.
Zohar, Danah and Ian Marshall. 2005. Spiritual C apital:
M em berd ay akan SQ d i D u n ia Bisnis. Terjemahan.
Mizan Bandung.
Zonani, Andrea Baretta. 1998. Genesis o f Entity Theory: an
Analysis o f the Scientific Context in the United States of
America at the beginning o f the X X Century.

Surat Kabar/Harian
Jaw a Pos. 2007a. Lagi K a p a l K aram , 9 H ilang 1Januari. Hal L
Jaw a Pos. 2007b. P esaw at Lion A ir Tergelincir d i A m bon
3 Januari Hal 1.
Pikiran Rakyat Online. 2005. S u dahkah K ita K em bali K e Fitrah
Sem ula?2 Nopember
Surya, 2007a. K aram :R atu san P enum pang D ikh aw atirkan
Tew as T erjebak d i D ek Baw ah. 2 Jan u ari Hal L
Surya 2007b. Lapindo-T im nas Saling Salahkan. 3 Januari. Hal L
GLOSSARY

A bd A llah: salah satu dari dua konsep penting Islam berkena


an fungsi ketundukan dan kepatuhan manusia
sebagai tanda keimanan kepada Allah (disamping
fungsi lainnya sebagai K h a lifa tu lla h fil a rd h atau
wakil Allah di muka bumi). Bentuk konkritnya
adalah menjalankan seluruh kewajiban (ibadah)
sesuai ketetapan Allah.

A lM uhith : Istilah dalam Al Quran berkenaan sifat Allah sebagai


Yang Maha Meliputi A l M uhith adalah sifat Allah
berkenaan keseimbangan alam semesta. Berdasar -
kan sifat Allah itulah Islam memiliki rujukan yang
kuat dalam teori lingkungan (en viron m en tal theory)
dan kepedulian dan keseimbangan lingkungan

A n shor: Kaum anshordsXzm sejarah hijrah (perpindahan Nabi


Muhammad dan penduduk Mekkah ke Madinah)
merupakan sebutan bagi masyarakat atau penduduk
asli Madinah. Sebutan ini untuk mem bedakan antara
pendatang dan penduduk asli Madinah setelah ke -
datangan Rasulullah dan para sahabatnya ke Mekkah.

A rche w riting: istilah postrukturalisme yang artinya pergera


kan dari d iffe r a n c e

B a i: secara etimologi dalam bahasa Arab berarti jual beli,


sedangkan dalam fiq h Islam berkenaan dengan konsep
dan akad atau kerjasama mengenai jual beli.

355
356 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

Barakah-, arti harfiahnya adalah kebaikan yang am at banyak.


B a ra k a h berkenaan dengan perbuatan Allah, yakni
sesuatu yang dijadikan berkah (kebaikan tak
terukur) oleh Allah.

Capital: Salah satu rumusan m etode dari pemikiran Pierre


Bourdieu mengenai Strukturalisme Generatif.
Pendekatan ini dirumuskan oleh Bourdieu sebagai
[(Habitus) (C apital)]+ Field - Practice. Menurut
Burdieu C apital adalah faktor-faktor yang dapat
m em perbaiki, m em perbaharui dan m ungkin
mentransformasi habitu s seseorang yang digambar -
kan dalam bentuk Capital yang melampaui konsepsi
aliran Marxis. C apital bukan hanya berkaitan dengan
modal ekonom i (econ om ic Capital), tetapi juga ber -
kaitan dengan modal simbolik (sym bolic Capital)
seperti prestise, pengakuan modal ekonom i
(econ om ic Capital) itu sendiri, dan modal kultural
(cu ltu ra l Capital).

Constructivist
Structuralism : Konsep strukturalisme berdasarkan pemikiran
Pierre Bourdieu. Constructivist structuralism
biasa juga disebut Strukturalisme Generatif.
Constructivist Structuralism merupakan
bentuk transendensi dualisme agensi-struktur,
antinomi obyektif-subyektif, dan distingsi
ideografi-nomotetik. Konsep ini merupakan
agenda paradigmatik Bourdieu untuk memberi
jawaban atas masalah paradigmatik teori-teori
sosiologi yang belum terselesaikan, seperti
dualisme realitas antara positivisme dan
Glossary 357

rasionalisme, dualisme riset sosial antara


strukturalisme obyektif (dari Levi Strauss)
dengan eksistensialisme subyektif (dari Sartre),
maupun fenomenologi (dari Husserl>, serta per
seteruan antara Kapitalisme dan Marxisme.

Diakronis : Istilah dalam tradisi ilmu linguistik yang kemudian


digunakan dalam pemikiran strukturalism dan
postrukturalisme berkenaan dengan antropologi
kesejarahan. Pandangan diakronik sejarah ditolah
oleh pemikiran strukturalisme dan diterima oleh
pemikiran postrukturalisme. Diakronik merupakan
perspektif yang menggambarkan hubungan unsur-
unsur kebudayaan sepanjang waktu. Sejarah dalam
konsep diakronis dapat dikomparasikan tidak hanya
berdasarkan realitas empiris kontekstual saat peristi
wa terjadi. Sejarah menurut konsep diakronis me -
miliki koneksitas dengan masa lalu yang lebih jauh
dari ketika peristiwa itu terjadi. Koneksitas dapat
berbentuk ide, nilai, perilaku maupun tradisi yang
berlaku secara empiris.

D iffera n c e : istilah dalam tradisi strukturalisme dan postruktu


ralisme khususnya berkenaan dengan linguistik.
Kata ini berada dalam posisi menggantung antara
dua kata Perancis to differ (berbeda) dan to defer
(menangguhkan). D ifferan ce menurut Derrida ada
lah penolakan terhadap adanya makna absolut,
karena di balik makna absolut pasti terdapat jejak.
Selalu saja terdapat celah antara penanda ( sign ifier )
dan petanda (signified) setiap tanda (sign), atau
mudahnya antara teks dan maknanya, sehingga
makna absolut tidak mungkin terjadi.
358 AKUNTANSI SYARIAH; TEORI, KONSEP DAN LAPORAN KEUANGAN

D ox a : D oxa adalah sejenis tatanan sosial dalam diri individu


yang tanpa disadari telah mengkerangkakan dirinya
( habitu s ) dalam realitas sosial (fie ld ) yang menjadi
tradisi atau budaya.

F ield : Salah satu rumusan m etode dari pemikiran Pierre


Bourdieu mengenai Strukturalisme Generatif. Pendekat
an ini dirumuskan oleh Bourdieu sebagai [(H abitus)
(C ap ital)]+ F ield - Practice. F ield merupakan tempat di
mana status sosial seseorang mendapatkan posisi sosial
nya. F ield secara esensial merupakan sistem yang ter -
struktur dan otonom dari posisi sosial. F ield berhu
bungan dengan semacam hubungan yang terstruktur
dan tanpa disadari m engatur posisi individual dan
kelom pok dalam tatanan masyarakat yang terbentuk
secara spontan.

Fiqh: ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum wahyu


Ilahi, ilmu tentang pokok-pokok hukum Islam

F itra h : Secara etimologis berasal dari kata Arab yang berarti


sifat, asal kejadian, kesucian, bakat atau tabiat. Fitrah
biasanya dimaknai banyak ulama sebagai kesucian.
F itrah terkait dengan hadits Rasulullah "Islam itu adalah
agama fit r a ff. Hamka memperjelas makna fit r a h bahwa
setiap manusia harus selalu memelihara keaslian dan
kem urnian dalam jiwa setiap manusia sebelum terinter
vensi pengaruh lain, yaitu mengakui adanya Allah se -
bagai pencipta, penguasa dan pemilik segala sesuatu di
alam sem esta
Glossary 359

G barar : Transaksi yang mengandung ketidakjelasan dan/atau


tipuan dari salah satu pihak seperti b a i m a d um (jual
beli sesuatu yang belum ada barangnya). Menurut
bahasa Arab, makna al-gharar adalah, al-khathr(per-
taruhan). Ibnu Taimiyyah mengartikan al-gharar
sebagai transaksi yang tidak jelas hasilnya ( m ajhul
al-a qibah). Sedangkan menurut Syaikh As-Sadi,
al-gharar adalah al-m u khath arah (pertaruhan) dan
al-jahalah (ketidak jelasan dan masuk dalam kategori
perjudian.

Habitus-. Salah satu rumusan m etode dari pemikiran Pierre


Bourdieu mengenai Strukturalisme Generatif.
Pendekatan ini dirumuskan oleh Bourdieu sebagai
[(H abitus) (C apital)]+ F ield - P ractice H abitus
didefinisikan sebagai suatu sistem atau aturan
(disposisi) yang berlangsung lama dan berubah-ubah
(du rable, tran sposible disposition), berfungsi sebagai
basis generatif bagi praktik-praktik yang terstruktur
dan terpadu secara obyektif.

Halal-, tindakan yang dibenarkan untuk dilakukan atau sesuatu


yang boleh digunakan sesuai ketentuan s y a ra (hukum
Islam).

H a ra m : tindakan atau sesuatu yang dilarang oleh ketentuan


sy a ra

Hiperstrukturalisme: merupakan bentuk hiperialitas postruktu-


ralisme dan strukturalisme sebagai cara
melakukan pelampauan atas konsepsi
360 AKUNTANSI SYA R IA H TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

ambigu dalam kedua pandangan dunia


tersebut, dengan tidak menegasikan kon
sep yang memiliki aspek manfaat bagi
kreativitas keilmuan dan riset akuntansi.
Dengan cara meletakkan keduanya pada
proporsinya dan melampauinya ketika
telah sampai pada tingkatan filosofis-teori-
tis. Singkatnya, seluruh tahapan ontologi-
epistemologi-/?wm^w n a tu re sampai meto
dologi, aspek Realitas Absolut ( A llah ) se -
bagai pintu utama masuknya teori dan
pengetahuan (akuntansi) menjadi kaidah
utama. Sedangkan prinsip-prinsip Postruk
turalisme dan Strukturalisme dalam
kaidah tertentu dipakai sebagai tools sema
ta, bukan sebagai pandangan dunia itu
sendiri. Karena pandangan dunia (Islam)
yang dipakai adalah yang melampaui
keduanya.

K etundukan: turunan dari konsep (a b d A llah yang digunakan


sebagai salah satu konsep pengakuan akuntansi
syariah berkenaan dengan kepatuhan manusia
sebagai tanda keimanan kepada Allah.

K h a lifa tu lla h fil a r d h : salah satu dari dua konsep penting


Islam berkenaan fungsi manusia
sebagai wakil Allah di alam semesta
untuk mengelolanya sesuai ketentuan-
ketentuan syariah sebagai tanda ke -
imanan kepada Allah (di samping
fungsi lainnya sebagai a b d A llah
Glossary 361

Kreativitas; turunan dari konsep kh a lifa tu lla h fil ard h yang


digunakan sebagai salah satu konsep pengakuan
akuntansi syariah berkenaan dengan fungsi
sebagai wakil Allah di alam semesta.

M aal: secara harfiah dari bahasa Arab berarti harta, sedangkan


dalam / ^ m u a m a la h dikaitkan dengan konsep kekaya
an dalam Islam. Kekayaan merupakan dampak dari
manusia bekerja ( m aisyah) mencari rezeki ( rizq)
penuh barakah .

M aisyah: bekerja (bahasa arab) berkenaan dengan kehidupan


sehari-hari untuk mencari rezeki. M aisyah sebenar
nya merupakan aktivitas ibadah muamalah setiap
muslim setelah proses spiritual ibadah. Setiap muslim
diwajibkan memiliki mata pencaharian untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya.

Maqashid asy-syaria h : tujuan syariah

Mudharabah: adalah akad atau perjanjian kerjasama usaha


antara pemilik dana dan pengelola dana dengan
nisbah bagi hasil menurut kesepakatan ke dua
belah pihak di awal.

Murabahah : adalah bentuk akad jual beli ( b a i9) barang pada


harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati.

M uscufah : adalah akad atau perjanjian kerjasama pengolahan


pertanian antara pemilik lahan dan penggarap.
Penggarap hanya bertanggung jawab untuk pemeli
362 AKUNTAN SI SYARIAH- TEORI, KONSEP D A N LAPORAN K E U A N G A N

haraan lahan dan tanaman pemilik. Atas pekerjaan


tersebut penggarap mendapatkan nisbah tertentu
dari hasil panen.

M uzaraa h: adalah akad atau perjanjian kerjasama pengolahan


pertanian antara pemilik lahan dan penggarap.
Pemilik lahan m em berikan lahan pertanian kepa
da si penggarap untuk ditanami dan dipelihara.
Atas pekerjaan tersebut penggarap diberi imbalan
tertentu dari hasil panen.

Poststrukturalisme: Salah satu aliran pemikiran Postmodemisme.


Postrukturalisme dapat dikatakan meru -
pakan antitesis dari strukturalisme dengan
tokohnya, Jacques Derrida. Ide-ide dasar
Derrida mengenai postrukturalisme, mulai
dari writing (tulisan), trace (jejak), d ifferan ce
(perbedaan) arche-w ritingipergerakan
differance). Derrida menjelaskan bahwa
selalu ada suatu realitas yang bersembunyi di
belakang tanda; selalu ada sesuatu yang
tersembunyi di balik apa yang hadir. Ia adalah
realitas dan hubungan dalam realitas, dan
dua hal itulah yang merupakan titik sentral
kajian Derrida.

Practice: Salah satu rumusan m etode dari pem ikiran Pierre


Bourdieu mengenai Strukturalisme Generatif. Pen -
dekatan ini dirumuskan oleh Bourdieu sebagai
[(Habitus) (Capital)]+Field - Practice. P ractice me -
ngacu pada keseluruhan konsepsi tentang dunia
sosial. Konsep ini menganalogikan realitas sosial seba-
Glossary 363

gai sebuah ruang dan pemahaman bagi individu m e


mahami realitasnya di luar dirinya. Ruang sosial indi
vidu dikaitkan melalui waktu (trajektori kehidupan)
dengan serangkaian f ie l d atau ruang tempat orang
berebut berbagai bentuk modal.

Qardbul Hassart: pinjaman tanpa riba, m erupakan pem berian


pinjaman dengan kebaikan. Biasanya disebut
secara singkat dengan Q ard h yang artinya
adalah pemberian harta kepada orang lain
atau meminjamkannya tanpa mengharapkan
im balan Qardh dalam fiqh klasik dikategori
kan dalam akad tath aiow u n i atau akad saling
membantu dalam kebaikan

Riba : secara etimologi bermakna tambahan, tum buh dan mem


besar. Istilah secara teknis riba berarti pengam bilan tam -
bahan dari harta pokok atau modal yang menurut Quran
merupakan perbuatan batil (tidak adil) dan bertentangan
dengan syariah.

R izq: bentuk m a isy a b setiap Muslim yang berdam pak kekaya


an penuh berkah. Rezeki merupakan nilai tambah yang
diberikan oleh Allah karena seseorang setelah melakukan
usaha secara h a la l dan thoyib serta bebas riba. Konsep
rezeki bersandarkan pada kata utama dari satu nama
Allah, yaitu R abb yang bermakna bahwa Allah adalah
tempat dan pusat dari rezeki itu sendiri. R ezeki dengan
demikian terikat dengan konteks spiritualitas. Kita tidak
dapat m emisahkan konteks rezeki atau kehidupan dunia
yang penuh kenikm atan misalnya dengan kehidupan di
akherat. Artinya, dalam makna rezeki itu sendiri telah
melekat dua prinsip akuntansi yang tak terpisahkan.
364 AKUNTAN SI SYARIAH: TEORI, KONSEP D AN LAPORAN K E U A N G A N

Sekularisasi: hilangnya dunia dari pemahaman religi, hilangnya


semua yang berkenaan pandangan dunia yang
khas, menghancurkan semua simbol-simbol mitos
supernatural dan suci. Penghancuran nilai-nilai
tersebut berlaku di seluruh kehidupan sosial, poli
tik maupun budaya, serta seluruh aspek kehi -
dupan kemanusiaan.

Sekularisme: sekularisasi terbatas yang berubah bentuknya


menjadi ideologi

S hadaqah: artinya adalah sedekah atau perbuatan baik secara


materi maupun non-materi, yang ditujukan kepada
diri sendiri dan atau kepada orang lain.

Sinkronis: Istilah dalam tradisi ilmu linguistik yang kemudian


digunakan dalam pemikiran strukturalism dan
postrukturalisme berkenaan dengan antropologi
kesejarahan. Sejarah dalam konsep sinkronis melihat
realitas berdasarkan bukti empiris kontekstual saat
peristiwa terjadi. Perspektif sinkronik menunjukkan
hubungan unsure-unsur kebudayaan bersama-sama
pada waktu yang sama. Di dalam realitas kontekstual
tersebut terbentuk ide, nilai, perilaku maupun tradisi
yang berlaku secara empiris.

Strukturalisme: Salah satu aliran pemikiran dalam ilmu sosial


yang berkenaan dengan usaha m enem ukan
struktur umum yang terdapat dalam aktivitas
m anusia Dari sudut pandang ini, suatu struktur
dapat didefinisikan sebagai sebuah unit yang
tersusun dari beberapa elem en dan selalu dite-
Glossary 365

mukan pada hubungan yang sama dalam suatu


aktivitas yang tergambar. Unit tidak bisa di -
pecah dalam elem en-elem en tunggal, bagi k e
satuan struktur tidak terlalu dipahami oleh sifat
elem en yang substantif sebagaimana ia tidak
terlalu dipahami oleh hubungannya.

Strukturalisme
G en eratif: Konsep strukturalisme berdasarkan pemikiran
Pierre Bourdieu. Konsep ini disebut bisanya dipakai
di kalangan Constructivist Structuralism Penjelas
an mengenai strukturalisme Generatif dapat dilihat
pada istilah Constructiinst Structuralism .

Syaria h : berasal dari kata sy araah, artinya jalan, peraturan atau


perundang-undangan Kata ini telah menjadi kata baku
untuk hokum Islam, yang dimaknai sebagai seperangkat
system peraturan yang ditetapkan Allah sebagai pe -
gangan bagi manusia, baik dalam hubungannya dengan
Allah ( hablum m inallah ) maupun hubungannya dengan
sesama manusia ( hablum inann as ).

Sym bolic
tAolence : adalah kekerasan dalam bentuk yang sangat halus
(intervensi penguasa dalam pikiran lewat mekanis
me tersem bunyi dari kesadaran) dalam bentuk
simbol-simbol seperti sistem-sistem yang menjadi
aturan (termasuk teori, sistem, teknologi akuntansi
termasuk laporan keuangan) yang tidak m enim bul
kan resistensi pada individu untuk pada akhirnya
menjalankannya secara apa adanya.
366 AKUNTANSI SYARIAH TEORI, KONSEP D AN LAPORAN K E U A N G A N

T azkiyah: secara harfiah adalah penyucian. T azkiy ah seperti


dijelaskan dalam Al Quran ditafsirkan sebagai kono
tasi pertum buhan sekaligus penyucian. T azkiyah
bukanlah penyucian yang statis, tetapi merupakan
konsep dinamis yang berusaha mendorong individu
dan masyarakat untuk tumbuh melalui proses
penyucian yang terus menerus

Z a k a : berarti tumbuh atau baik. Kata z a k a biasanya dimaknai


sebagai bentuk pertumbuhan atau kebaikan yang bersifat
material.

Z akat secara etimologi berasal dari kata z a k a dan dapat pula


berasal dari kata z a k k a mempunyai arti pertum buhan
( A l-N am a\ suci ( A l-Thaharah ), dan berkah
(A l-B arakah). Kadang-kadang Al Quran m enyebut kata
sh ad aq ah yang mengarah pada arti z a k a t Sedangkan
menurut istilah z a k a t adalah m engeluarkan atau mem
berikan sebagian harta benda yang sudah mencapai
nisab kepada orang-orang yang berhak menerimanya
(m u stah iqqal-zakah ) dengan syarat-syarat tertentu.

Z a k k a : berarti tum buh atau baik dan biasanya sudah berkenaan


dengan sifat materi yang telah diintervensi nilai-nilai
Ilahiah. Berdasarkan hal inilah mengapa kemudian
z a k a t biasanya dirujukkan pada kata z a k k a dan bukan
pada kata z a k a
Indeks
A Antonio 16
AAOIFI2 Antropologi Interaktif 36
AASIFI2 Antropologi Diakronis 159,169
Abd Allah 8,14, 20, 24, 39,104,108, Antropologi Sinkronis 36,156,169
113,116,127,132,171,182,184,192,243, A rche Accounting36
249 Armour 12
Adaptasi Kontekstual 32,33 Armstrong 160
Akun Ketundukan 8,311,6 Articulated Approach 63,188, 193,
Akun Kreativitas 8,6 308
Akuntabilitas Horizontal 114 Aset 70, 71,74,93,188,190, 284, 289,
Akuntabilitas Vertikal 114 292
Akuntansi Lingkungan 11,190,294 Ashton 14
Akuntansi Sosial 10,95 Asset Liability Approach 63, 188,
Akuntansi Sosial dan Lingkungan 190,200
10,11,67,95,124,227,242 Aziz 60,133,153,155,206,212,213,214,
Akuntansi Syariah 1,2,3,9,12,16,20, 221,275,276
21,22,23,24,25,26,27,38,39,41,58,61,
62,64,67,102,106,111,113,114,115,118, B
120,125,129,131,130,158,174,179,183, Bablily 166,171,180
184, 185,140, 192, 202, 228, 237, 263, B a m , 116,118,142,98,246,266,307
290 Baihaqi 60,145,155,170
Akuntansi Syariah Idealis 2,34, 58, Baiman 205
67,202 Barakah 61,62,140,154,157,19,172,
Akuntansi Syariah Pragmatis 58, 173, 175, 182, 187, 207, 209, 211, 212,
67,227 224, 233, 256, 298, 299, 306, 308, 310,
Al Faidah6l 314
Al Faruqi 30,102,135,304 Baydun 2,3,4,5,9,14,17,62,131,190,
Al Ghallah6\ 193,202,203,204,205,245,283,296
Al Ghazali 279,318 Blinkering 43,48,51,26,127,226
Al Makki 226 Bourdieu 24,41,42,44,45,46,47,48,
AlMuhithlZI , 278,279,280,281,288, 53,54,56,126,158,184,280,281,286
298,114,62 Business as Usual 88
Al Qardhawi 61
Alaydrus 211 C
Allocation Problem 16 Capital 17,42,44,53,54,62,63,65,74,
Andika 60,148,149,155,170 77, 87, 94,121,125,128,193,194,198,
A nshar 163,166,167 , , , ,
203 206 232 281 306,310
Antipositivisme 28 Capra 13,90,91,236,237
368 INDEKS

Cash Flow Accounting 14,15,16 261,270,290,303


Clark 73,84,85 Epistemologi 28,39,135
Constructivist Structuralist 24,41,42, EquitieslX 284,285,288,289,292,297,
48,54,57,65,206,280,281 310
Control Equ ipment 93 Esensi Kemasyarakatan 28
Cooper 120,121,205 Esensi Pengetahuan Sosial 28
Cost o f Capital 1,17,198 Ethnologi Teoritis 37
Current Assets93,292 Expenses 70,189,310
Current Cost Accounting 3 Extended 39,191,296
Current Value 5,18, 71,193, 202, 283,
303,309 F
Current Value Balance Sheets Fakih 304
Chambers 193,194,202,283 Fenomenologi 41
Chow 70,71 Field42,45,46,47,48,54,58,65,69,84,
121,125,133,206,271,280,281,286
D Filosofis Teoritis 23,39,58
Danang 60,206,214, 215 Financial M easurements
Dani 133 Fiqh 143,144,155,170,222,256,277,313
Determinisme 28 Fiqh Mahdhah 59
Deterministik 48,51,52 Fiqh Muamalah 146,277
Direct Partisipant 114,115,290,291 Firer 82,262
Direct Stakeholders 38 Fitrah 111, 112,158,159,160,161,162,
Disclosure 9,10, 86, 88,189,191, 202, 167,169,280,312,313,313
294,296 Fixed Assets 93,292
Double Entry Bookkeping 1,189 Fortune 6\
Doxa 47,48,286,287 Fukuyama 99
DzikirA 8 Fungsionalisme 28

G
E Gains 189,193
Economic Income 258,263 General Theory o f Practice 42
Effort 48,51 Genuine Wealth 12,269,284
Egginton 15 Gharar 16,17,191,197,198, 267, 296,
Egoist is-Altruistis 39,199,253 309
Eksistensialisme Subyektif 41 Gray 81,82,83,88,91,92,120,121,262
Ekstensi Metodologis 48
Empiris-Historis 25 H
Empiris-Kontekstual 21,271 Habitus 42,43,44,45,47,48,51,53,54,
Enterprise Theory 2,5,7,11,12,21,22, 62, 65,121, 125,128,158,172,173,174,
24,38,63,64,67,77,78,79,80,85,94, 196,206,211,212,271,273,274,276,280,
96,98,113,114,117,119,121,122,124,125, 286
Indeks 369

Haekal 126 K
Halal 5,6,7,111,116,117,118,122,131, Kapitalisme 41, 44, 45, 99, 236 316
139,140,142,143,144,153,155,170,176, Karim 3,5,16,19,101, 111, 161,167,193,
179,183,189,192,201,213,221,222,228, 202,283
231,245,248,257,262,265,271,291,297, Kartanegara 98,100
312,314 Karyawan 10,11,38,60,78,82,86,115,
Hameed 2,5,202 138,142,192,218,219,220,232,243,249,
Hamka 14,101,129,162,180 252,261,266,267,270,290,292,296
Harahap 2,70,71,74,76,78,188, 202, Kausalitas Deterministik 51
228,229 Keadilan Sosial 9, 110, 141, 163, 167,
Haram 139,142,143,191,201,225,245, 176,189,190
248,249,257,267,294,296 Kekayaan 11,12,13,14, 70, 72, 81, 87,
Hiperstrukturalisme 21, 24,30,33,37, 102, 111, 128,129,136,140,141,150,157,
38,57,63,64,131,303 165,178,180,181,262,280,298
Hiperstrukturalisme Islam Terinte Kesadaran Spiritual 51,55,53,97,98
grasi 21,24,30,38,57,63,131,303 Ketidaksadaran Struktural 280
Historical Cost Accounting3,15,198 Ketundukan 6, 8,13,14, 20,104,105,
108,113,116,122,123, 126,135,148,176,
I 180,182,184,185,187,188,190,192,199,
Ibrahim 112,150 221,228,265,287, 289,230,311
Idiografik 28 Kewajiban 3,9,10,14,34,50,292, 298,
Income 2, 9,10,11, 15, 70, 74, 87, 201, 307,310,312,
203,261 Khaldun 157
Income Statemenx 74, 75,80, 86,120, Khalifatullah Fil Ardh 7,8,14,24,39,
264 105,1112,122,128,182,192,243,249,554,
Indirect Participant 86,114,115,290, 278,300,311
291 Koeksistensi 24,32,39,45,48,104,105,
Innate Structuring Capacity 34 106,115,128,132,147,240,253
Intangible Assets 93,198,292,293 Kreativitas 6,8,13,14,20,113,123,185,
Intepretatif 28 192,199,228,229,231,232,247,248,254,
Iqbal 102,108,135 265, 278, 279, 287, 290, 291, 297, 306,
Ishar 60,133,154,155,170,173,175,178, 308,311,312,314,321
206 Kuantitatif-Kualitatif 39,199,242,322
Islamics Corporate Reports 3, 4, 5, 9, Kuntowijoyo 34,304
14,202
Islamisasi 32, 33, 59, 67,113,122,134, L
135,152,304 Laporan Arus Kas 5,14,15,16,19, 21,
25, 41, 58, 124, 147, 171, 174, 199, 201,
J 202,203,206,207,209,211,214,215,216,
Jazu li 163,164 223,226,228,234,237,306,310
370 INDEKS

Laporan Arus Kas Konvensional 14, Mandatory 8,10,11,39,189,191, 264,


16,201,223,226,228 278,293,294,296,309,314
Laporan Arus Kas Syariah 23, 171, Mankiw 241
199, 201, 202, 220, 227, 228, 234, 257, Maqasyid As Syaria h 37,64,112,188
306.311 Marxisme 41
L a p o ra n K e u a n g a n K o n v e n s io n a l 2, Mashlahah 13,150,167,182,190,199,
15,21,22,246,284,309 226.256.267.268.313
L ap o ran K e u a n g a n S y aria h 15,20,21, Material-Batin-Spiritual 65,249
23,25,30,31,34 35,37,39,41,54,61,62, Materialistis-Spiritualistis 39,199,253
63,64,123,125,157,16666669,183,189, Measurement 9,196,289
185,193,199,201,254,258,263,267,284, Metafisik 51,52,53,97,98
302,305,309,310 Methodological Exellences54
Laporan Kualitatif 6, 8, 89, 232, 248, Muamalah 17,59,146,277
249,264,267 Mudharabah 229, 230, 260, 277, 292,
Laporan Kuantitatif 6,8,118,246,248, 313
249,264 Muhajirin 163,166,167
Laporan Laba Rugi 5,11,70,72,79,118, Muhammadiyah 35,36,59,60,64,133,
119,124,147,177,188,202,2% 245 149,150,151,152,154,156,157,170,178,
Laporan Nilai Tambah 5, 17, 21, 131, 183,206,234,250,251,252,273,274,275,
202 276,277
L a p o ra n N ilai T a m b a h S y a ria h 2, 6, Mulawarman 5,7,8,20,21,24,30, 32,
7,8,19,20,21,22,25,41,6l, 118,119,171, 39,41,61,89,106,109,118,121,123,130,
176,178,188,190,199,238,241,242,245, 132,158,169,189,202,241,243,245,247,
246, 248, 249, 250, 254, 26l, 265, 267, 288,291,308
306.311 Munir 60,133,152,155,170,173,274
LiabilitiesTiy 93,189,190,104,198,283, Murabahah 260,277, 292,313
284,285,288,289,292,297,310, Musaqah 179,198, 230, 231, 232, 234,
Luck 61 257.260.292.313
Musaqat\6l
M Mustahiq 38,115,193, 291
Maisyah62,126,128,140,141,153,154, Muzaraa h 167,179,198,230,231,232,
155,157,159,161,162,164,170,173,174, 257.260.292.293.313
199,201,213,234,269,296,297,305
Maal 13,14, 62,128,146,157,159,161, N
167,170,171,180,181,182,183,184,190, Nahdhatul Ulama 35, 59, 60,133,141,
191,199,234,267,269,270,271,273,275, 155,234
279,281,283,284,294 305 Nama6\
Mahmud 60,133,141,142,143,144,155, Neo Modernisme Islam 33
170,173,222,254 Neoliberalisme 315
Mahzar 39 Neraca Berbasis Nilai Sekarang 3,202
Indeks 371

Net Assets 1 9 9 ,1 9 4 P ro fita b ilita s 8 0 ,2 0 3 ,2 3 5 ,2 3 6


Net Realizable Valued 1 9 4 ,1 9 3 ,2 0 2 , Proprietary Theory 2 4 ,6 7 ,6 8 ,6 9 ,7 0 ,
2 2 3 ,3 0 6 ,3 0 9 7 2 ,7 3 ,7 6 ,7 7 ,7 8 ,7 9 ,8 0 ,8 4 ,8 5 ,9 4 ,1 1 3 ,
N ilai N o rm a tif 9 ,3 1 ,3 2 ,6 3 ,9 9 ,1 2 3 119,121
N o m o te tik 28 P ro te k s i 11
P SA K 2 ,1 1 4 ,1 4 8 ,1 9 7 ,2 5 6 ,2 7 7
O Pseudo-Mandatory 8 ,2 6 4
O b y e k tiv is m e 3 0 4
O n to lo g i 2 8 ,3 2 ,1 3 5 ,3 0 4
Q
Order-Conflict 28 Qardhul Hasan 1 4 7 ,1 4 8 ,2 5 6 ,2 7 7
O rm e ro d 8 6 ,2 4 1
Owners Equity 189
R
R a d ik a l H u m a n is 2 8
P
R a d ik a l S tru k tu ra l 28
P a m e lia 133,155,170
R a h m a n 3 3 ,5 9 ,6 6 ,1 0 1 ,1 6 0 ,2 3 9 ,3 0 4
P arad ig m a K e ilm u a n 2 8
R a sio n a lism e 41
P arad ig m a Tawhid$0
R e a lis m e 2 8 ,2 4 8
P e m a s o k 3 8 ,7 7 ,1 1 5 ,1 9 2 ,2 1 6 ,2 7 2 ,2 8 9 ,
R ea lita s E m p iris 2 2 ,3 4 , 35, 64, 85, 99,
290
1 2 8 ,2 6 4 ,2 6 7 ,2 8 7
P e m e g a n g S ah am 1 7 ,3 8 ,7 1 ,7 6 ,7 8 ,8 8 ,
9 4 ,1 1 5 ,1 2 0 ,1 4 4 ,1 9 2 ,2 3 0 ,2 4 9 ,2 6 1 ,2 6 7 ,
Recuperation 11
R ed istrib u si Income 9 ,1 9 0
290
R ed istrib u si L ab a 10,191
P e m e rin ta h 11, 38, 6 6 , 6 7 , 7 4 , 7 7 , 78,
1 1 5 ,1 9 2 ,2 3 1 ,2 4 9 ,2 6 1 ,2 9 0 ,3 1 5
Regulation-Radical C hanged
P e n e litia n K u a lita tif 5 4 ,5 5 6
Relia bilitas 54
P e n e litia n K u a n tita tif 5 6 ,5 7 Revenue 188, 2 8 9 ,1 9 3 , 200, 218, 219,

Political Economy o f Accounting 2 5 4 ,3 1 0

6 7 ,1 2 0 Revenue Expense Approach 1 8 8 ,2 0 0


P o sitiv ism e 28, 41, 4 2 , 4 8 , 54, 65, 206, Rezeki 1 4 ,6 1 ,1 0 8 ,1 2 6 ,1 4 0 ,1 4 1 ,1 4 8 ,1 5 3 ,
2 8 0 ,2 8 1 1 5 4 ,1 5 5 ,1 5 7 ,1 6 3 ,1 6 4 ,1 6 5 ,1 6 6 ,1 7 0 ,1 7 1 ,

P o s tm o d e m is m e 2 8 1 7 2 ,1 7 3 ,1 7 6 ,1 7 7 ,1 7 8 ,1 7 9 ,1 8 0 ,1 9 0 ,2 1 0 ,
P o ststru k tu ra lism e 3 7 ,6 4 ,1 5 8 2 1 2 ,2 2 1 ,2 2 4 ,2 3 5 ,2 3 7 ,2 3 8 ,2 3 9 ,2 4 0 ,2 4 2 ,
Practice 42, 45, 46, 4 7 , 4 8 , 54, 58, 65, 2 5 1 ,2 5 3 ,2 5 4 ,2 5 5 ,2 5 8 ,2 9 8 ,3 0 5 ,3 0 6 ,3 0 8
1 2 1 ,1 2 5 ,1 7 3 ,2 0 3 ,2 0 6 ,2 7 1 ,2 9 5 Riba 5 ,6 ,7 ,1 6 ,1 7 ,4 3 ,1 1 6 ,1 1 7 ,1 1 8 ,1 4 2 ,
Preservation 11,242 1 4 4 ,1 5 5 ,1 7 6 ,1 7 9 ,1 9 7 ,1 9 8 ,1 9 9 ,2 2 2 ,2 2 4 ,
Problem Solving 57 225, 227, 228, 232, 237, 245, 246, 257.
P ro fit 11,17, 4 4 , 45, 6 6 , 7 0 , 7 4 , 8 0 , 82, 2 6 6 , 267, 271, 283, 290, 291, 298, 30 7 ,
1 3 0 ,1 9 8 ,2 0 3 ,2 2 9 ,2 3 2 ,2 3 4 , 3 0 7 ,3 0 8 ,3 1 2 ,3 1 4
Profit Loss Sharing 1 9 8 ,2 2 9 ,2 3 2 ,2 3 3 , Riches 12
2 3 4 ,2 6 6 R itz e r 3 6 ,5 6
372 INDEKS

S Stockholders 2, 7 6 , 9 3 , 201, 242, 270,


Sais A b b a s 5 9 ,6 0 ,1 3 3 ,1 3 6 ,1 3 8 ,1 4 1 ,1 7 0 , 284
1 7 3 ,1 7 7 ,2 0 7 ,2 1 2 ,2 1 5 ,2 2 1 ,2 5 4 ,2 7 1 ,2 7 3 , S tru k tu ra lis m e 3 1 ,3 3 ,3 4 ,3 6 ,3 7 ,3 9 ,4 1 ,
282 5 3 ,6 3 ,6 4 ,1 5 8
S a lim 5 6 S tru k tu ra lis m e O b y e k tif 41
S a rd a r 2 4 5 ,2 8 9 S tru k tu ra lis m e S in k r o n is 157
S a re k a t Isla m 3 5 ,5 9 ,1 3 3 ,1 3 4 ,1 4 1 ,1 4 9 , S u b s is te m 3 9 ,4 0 ,4 1
1 7 5 ,1 7 8 ,1 8 3 ,2 3 4 S u la im a n 5 9 ,6 2 ,8 6 ,1 9 0 ,1 9 1 ,2 0 2 ,2 9 4 ,
Scientific Methods 3 0 4 2 9 5 ,2 9 6
Sekularisasi 9 6 ,9 7 ,9 9 ,2 8 1 Symbolic Capital 4 4 ,5 3
Sekularisme 9 7 ,9 9
Shadaqah 111, 116, 118, 166, 179, 192, T
2 1 1 ,2 1 2 ,2 1 8 ,2 3 1 ,2 4 4 ,2 4 5 ,2 4 9 ,2 5 4 ,2 9 2 , Tauhid 2 4 ,3 0 ,3 7 ,3 9 ,4 0 ,5 3 ,5 8 ,6 4 ,1 0 2 ,
2 9 4 ,3 1 4 1 1 3 ,1 2 1 ,1 2 2 ,2 7 9 ,2 8 8 ,3 1 6
Shalat 4 8 , 1 0 3 ,1 2 6 ,1 4 9 ,1 5 1 ,1 5 5 ,1 6 4 , Tazkiyah 19, 20, 30, 3 1 ,3 2 ,3 7 , 54, 57,
1 7 1 .2 3 8 .2 9 5 .2 9 6 .2 9 7 .3 0 3 6 4 ,1 0 0 ,1 0 2 , 1 0 9 ,1 1 1 ,1 1 2 ,1 1 3 ,1 1 8 ,1 2 1 ,
Shareholders 9 ,1 0 , 7 8 ,9 2 ,9 9 ,1 0 6 ,1 9 0 , 1 3 2 ,1 5 8 ,1 7 9 ,1 8 3 ,1 9 9 ,2 4 5 ,2 4 6 ,2 4 9 ,2 5 0 ,
191 253, 254, 257, 258, 2 6 6 7 , 271, 281, 288,
Shari'ate Enterprise Theory 5, 7 ,1 2 , 2 8 9 ,2 9 2 ,2 9 8 ,3 0 4 ,3 0 7 ,3 1 0 ,3 1 9 ,3 2 0
21, 22, 2 4 ,3 8 ,6 4 ,6 6 7 ,1 1 3 ,1 1 4 ,1 1 7 ,1 1 9 , Tazkiyah Value Added Statement
1 2 2 .1 2 5 .1 8 5 .2 7 0 .2 9 0 .3 0 3 54
Shari'ate Value Added Statement 5, T e k n o lo g i A k u n ta n s i S y aria h 1, 20,
3 7 ,3 9 ,5 3 ,5 4 ,1 1 8 ,1 2 1 ,2 4 5 2 3 ,2 6 ,1 1 8
S h ih a b 1 0 4 ,1 0 6 ,1 6 9 ,1 8 5 ,1 8 6 ,1 8 7 Teknosfera 4 0 ,4 1
Social Balance Sheet 10,11 T e k n o s is te m 2 0 ,3 7 ,3 9 , 40, 41, 53, 62,
Social Responsibility Accounting 9, 6 4 ,1 5 8 ,1 9 2 ,2 2 1 ,2 2 8 ,2 8 9 ,3 0 5 ,3 0 6 ,3 0 7 ,
10 308
Socioeconomic Resource Statement T e k n o s tr u k tu r 4 1 ,4 0
10,120 T e o ritis -T e k s tu a l 22
S o s ia lism e 1 3 4 ,1 3 5 ,1 3 6 ,1 3 7 ,2 0 7 ,2 0 8 Thoyib 6, 7 ,1 1 6 ,1 1 7 ,1 1 8 ,1 2 2 ,1 4 0 ,1 5 5 ,
S o sio lo g is-H isto ris 33 1 7 0 ,1 7 6 ,1 7 9 ,1 8 3 ,1 9 2 ,1 9 9 ,1 9 9 ,2 1 3 ,2 2 1 ,
S p iritu a lita s 1 3 ,3 7 ,4 8 ,9 1 ,1 0 0 ,1 1 6 ,1 6 8 , 245, 257, 26 7 , 271, 283, 290, 291, 298,
196, 201, 217, 220, 24 0 , 24 8 , 24 9 , 258, 3 0 7 .3 1 2 .3 1 4
2 7 3 ,2 7 4 ,2 7 6 ,2 8 0 ,2 8 1 ,2 9 9 ,3 0 0 Time Value o f Money 16, 189, 197,
S p ir itu a lita s E k o lo g is -K e b u m ia n - 1 9 8 .2 0 1 .2 3 2 .2 6 2 .2 6 6 .3 1 4
P o sp a tria rk a l 13 T jo k r o a m in o to 1 3 3 ,1 3 4 ,1 3 5 ,1 4 1 ,1 6 0 ,
S p iritu a lita s S u b s ta n tif 13 2 0 8 ,2 1 5 ,2 7 3
Statement o f Retained Earning 17, T r a n s a c tio n 1 9 3 ,1 9 4 ,2 0 5 ,2 8 5 ,3 1 0
7 5 ,1 2 1 ,1 2 4 ,3 0 9 T ra n sa k si B a tin S p iritu a l 6
S tig litz 236 Triple Bottom LineS8} 120
Indeks

T riy u w o n o 2 ,5 ,7 ,3 2 ,3 9 ,6 1 ,7 2 ,8 6 , 111,
1 1 5 ,1 2 3 ,1 2 6 ,1 2 9 ,1 3 2 ,1 8 9 ,2 4 0 ,2 4 8 ,2 6 3 ,
2 9 1 ,3 0 8

U
Uhkrawil4
UmmahlA
Ummatan Wasathan 14
Uncertainty Condition 1 6 ,1 9 8
UsbulFiqh*#

V
V alid itas 5 4 ,5 6 ,5 9
V o lu n ta ris m e 28
Voluntary 8 ,1 0 ,1 1 , 3 8 ,1 8 9 , 26 4 , 270,
2 7 8 ,2 9 3 ,2 9 6

W
Wasathan 1 4 ,1 8 ,6 2 ,2 8 2 ,2 8 4
Well Being o f The CommunitylO
W e s te rn P e rs p e k tif 10,191
Western Secular Financial
Reporting 10
Wudbu48

Z
Zakat3 ,5 ,9 ,1 0 ,1 9 , 111, 117,118,129,130,
1 3 1 ,1 3 2 ,1 3 6 ,1 4 4 ,1 4 6 ,1 5 0 ,1 5 1 ,1 6 1 ,1 9 0 ,
1 9 1 ,1 % 2 0 8 ,2 1 2 ,2 1 8 ,2 3 1 ,2 4 4 ,2 4 5 ,2 4 9 ,
2 5 4 ,2 9 2 ,2 9 4 ,3 1 4
Tentang Penulis

Aji Dedi Mulawarman la h ir di M alan g , 31 D e se m b e r


1969. A n a k k e tiga d a ri e m p a t b e rs a u d a ra p asan g an Adji
Said A b b a s d a n A rm in iw a ti. M e n ik a h d e n g a n In ti
P u rn o m o w a ti ta h u n 1993, d ik a ru n ia i 5 ( lim a ) an ak , A fif,
C ica, D im a s (a lm .), A lam , d a n A liya.

D om isili re sm i di M alan g , n a m u n b e b e r a p a sta tu s d an


p e k e rja a n sa a t ini m e m b u a tn y a h ilir m u d ik di b e b e ra p a
ko ta. A k tiv ita sn y a ju g a m em ilik i s p e k tr u m y an g luas,
m u lai d ari b isn is, p e n d id ik a n s a m p a i d e n g a n g e r a k a n sosial. A n tara lain
d ic e rm in k a n o le h s ta tu s y a n g k in i m a sih d isan d an g , yaitu : P en gajar p ad a
F a k u lta s E k o n o m i U n iv e rsita s B ra w ija y a , M alang; D ire k tu r E k s e k u tif Ceriter
fo r lslamic Stuciies in Finance, Economics and Development (CISFED>,
D ire k tu r K e u a n g a n PT. P e r k e b u n a n T a n ju n g B a h a g ia ; D ire k tu r K e u an g an
PT. P e te b e M as B a h a g ia ; D ire k tu r A d m in istrasi d a n K e u a n g a n PT. Prigi
T ir ta w is a ta B a h a g ia ; D ir e k tu r L e m b a g a P e n d id ik a n M asjid il Ilm B a n i
H a s y im ; D ir e k tu r Lem baga R is e t K euangan S y a r ia h U n iv e rs ita s
C o k r o a m in o to Y o g y ak arta.

S e b e lu m n y a , p e n u lis p e r n a h m e n ja b a t K e tu a I D P P G a b u n g a n
P e n g u sa h a K e c il N asio n al (G A P IN A ) M in y a k d a n G as, s e r ta p e rn a h m e m
p e rju a n g k a n k e p e n tin g a n p e n g u s a h a k e c il m igas m ela lu i k e a n g g o ta a n n y a
d alam tim p e n y u s u n blueprint H ilir M igas D e p a rte m e n ESD M .

D ite n g a h b e rb a g a i k e s ib u k a n , g a ira h m e n u lis tid a k p e rn a h padam .


P u lu h a n a r tik e l te la h d ip r e s e n t a s ik a n d a la m d is k u s i ilm ia h d a n d i
p u b lik a s ik a n d a la m b e rb a g a i ju rn al. B u k u la in n y a y a n g s u d a h d ite rb itk a n
ad a la h Menyibak Akuntansi Syariah.
P e n d id ik a n fo rm al te ra k h ir p e n u lis ad alah D o k to r Ilm u A k u n ta n si
F a k u lta s E k o n o m i U n iv e rsitas B ra w ija y a , M alang, p ad a ta h u n 2008.

Vous aimerez peut-être aussi