Vous êtes sur la page 1sur 5

Asal Usul Danau Toba

Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hiduplah seorang petani


bernama Pa Toba. Ia seorang petani yang hidup seorang diri dan rajin
bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Di suatu pagi yang
cerah, petani itu pergi memancing di sungai.

Petani :Ya Allah., Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan


yang besar.

Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kail tersebut


bergoyang-goyang lalu ia segera menarik kailnya.

Petani :Terima kasih Tuhan, kau memberikanku ikan yang besar,


dan ikan ini juga indah
sekali. Sisiknya berwarna merah bersinar seperti emas. Hmmm. Pasti
nikmat sekali bila ku makan nanti..
Putri :Tunggu, kau jangan memakan ku..! Aku bersedia
menemanimu asal aku tidak
kau makan.
Petani : Oops.! Siapa yang bicara itu..?? Ada suara, tetapi..
tak ada orang.
Putri :Ini, aku yang bicara.
Petani :whaaat..??

Petani melepaskan kailnya tanpa sengaja dan ikan tersebut jatuh.


Kemudian tidak berapa lama ikan tadi berubah menjadi seorang gadis
yang cantik jelita.

Putri :Jangan takut pak, aku juga manusia sama seperti


engkau. Aku sangat berutang
budi padamu karena kau telah menyelamatkanku dari kutukan
Sang Dewata. Aku
bersedia menjadi istrimu.
Petani :Benarkah..??
Putri :Tentu saja..
Petani :Ngomong-ngomong., siapakah namamu?
Putri :Namaku Putri, dan kau?
Petani :Namaku Toba. Mari kita lekas pulang. Aku sudah tak
sabar ingin memberitahukan bahwa kau telah menjadi istriku. Hahha
Putri :Tapi Toba, ada satu hal yang harus kau rahasiakan
tentang diriku. Aku mohon kau tidak menceritakan asal usulku yang
berasal dari ikan, karena jika masyarakat itu tahu akan hal tersebut pasti
akan terjadi bencana besar yang melanda desa ini.
Petani :Baiklah, percayakan semua ini padaku. Ayo kita pulang.

Lalu Pa Toba dan Putri pun pulang ke rumah. Saat mereka


memasuki kampong Pa Toba, ada seseorang tetangga pak toba
menghampiri

tetangga :Hei pak toba, siapakah perempuan cantik yang kau ajak itu?
Pak Toba : perkenalkan ini calon istriku
Tetangga : ah aku tidak percaya.
Pak Toba : Terserah apa katamu
Tetangga : Pasti kau telah memakai guna2 untuk mendapatkan wanita
itu
Pak Toba : Aku tidak melakukan hal itu
Tetangga : Dasar bujang Lapuk!

Sebenarnya Putri Mendengar hal tersebut, tetapi dia tidak


langsung mengambil pusing. Mereka pun pulang ke rumah dan
menjalankan kehidupan mereka layaknya sepasang suami istri. Pak
Toba merasa bahagia dan tentram. Setahun kemudian, kebahagiaan Pa
Toba dan Putri bertambah karena Putri melahirkan seorang anak laki-
laki dan diberi nama Samosir. Samosir tumbuh menjadi seorang anak
laki-laki yang sehat dan kuat, tetapi agak nakal. Ia mempunyai
kebiasaan yang aneh, yaitu selalu merasa lapar dan ia juga selalu
membuat jengkel kedua orangtuanya karena ia tidak pernah mau
membantu pekerjaan orang tuanya.

Petani :Ibu, mana makan siang untukku?


Putri :Tadi sudah kusiapkan di atas..
Wah Samosir, ke mana makanan tadi?
Samosir :Sudah kuhabiskan bu.. kan saya ini masih dalam masa
pertumbuhan. Sekarang
pun sebenarnya aku masih lapar, tapi sudahlah.. aku pergi bermain dulu
yaa bu.. dadah bapa
Petani :Samosir!!!! Ah ibu ini selalu saja memanjakan dia,
saya ini lapar bu..
Putri :Sabar ya pak, ingatlah dia kan buah hati kita satu-
satunya. Jangan sampai hal
sepele seperti ini membuatmu emosi.
Petani :Ya sudahlah buu.. Buatkan aku makanan sajalah..,
perutku sudah lapar sekali.
Putri :Tunggulah, aku akan membuatkannya.

Petani itu masih bisa menahan kesabarannya. Namun kesabaran


seseorang itu pasti ada batasnya. Sampai suatu ketika petani tersebut
tidak dapat menahan amarahnya.

Putri :Samosir, Bantu ibu nak..


Samosir :Apa sih buu.. aku sedang asyik bermain nih..
Putri :Bawakan bekal ini untuk bapamu di sawah. Kasihan dia
sudah menunggu.
Samosir :Ah, ibu sajalah yang pergi.
Putri :Ibu sedang masak Samosir. Cepatlah kau antarkan, nanti
bapamu marah.
Samosir :Ah ibu ini., menggangguku saja. Sini..!!

Dari awal Samosir memang sudah tidak berniat makanan tersebut.


Sesampainya di pertengahan jalan
Samosir :Jalan ke sawah saja sudah membuatku lelah, lebih baik
kumakan saja bekal bapa

Tanpa sadar bekal tadi telah habis dimakan oleh Samosir. Lalu
dengan perasaan tak bersalah, Samosir pun pulang dan melanjutkan
permainannya. Bapanya yang sudah kepanasan dan kelaparan
menunggu memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah.,

Petani :Ibu, mana bekal makan siangku..? Kau siapkan tidak,


Haah???
Putri :Tadi kusuruh Samosir untuk mengantarkannya Pa. .
Petani :Samosir, kemari kau..!!
Samosir :Apa sih pa? Aku lagi asyik main nih..

Petani :KAU KEMANAKAN BEKAL MAKAN SIANGKU ??


Samosir :Aku makan pak.. Habisnya, perjalanan ke sawah
membuatku lelah dan lapar..
Petani :Anak tidak tau diuntung..!!! Tak tau diri!! Dari tadi aku
kelaparan menunggu
makanan itu, dan sekarang makanan itu sudah habis DASAR ANAK
IKAN!!!!
Samosir :Ibu.,,,,,
Putri :Cepat kau lari nak..
Bapa, kau telah melanggar janji kita.
Petani :Tapi aku tidak sengaja, aku sedang emosi. Maafkan aku
Putri.
Putri :Terserah apa katamu Terimalah apa yang terjadi
nanti..!!

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, seketika itu juga Samosir


dan Putri hilang lenyap tanpa jejak dan bekas. Tiba-tiba menyemburlah
air yang sangat deras, sehingga desa petani serta desa yang ada di
sekitarnya terendam membentuk sebuah danau dan terdapat pulau kecil
di tengahnya. Pulau itu kini dikenal dengan nama Pulau Samosir karena
banyak orang beranggapan di sanalah Samosir berdiri untuk
menyelamatkan diri, dan danau yang ada di sekitarnya disebut dengan
Danau Toba yang merupakan desa di mana Pa Toba tinggal dan terkena
rendaman air yang sangat deras itu.

Vous aimerez peut-être aussi