Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang
secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: Guru adalah pendidik professional
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada
dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh
guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan
dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian tersebut
dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisasi
sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara, dan
intelektual, moral, dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang
mampu memahami dirinya. Tanggung jawab social diwujudkan melalui
kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai
Terkait dengan norma maka salah satunya adalah norma yang terkait
profesinya. Kapan dia harus mulai masuk, dan keluar berapa lama melaksanakan
proses belajar mengajar dan sebagainya, yang kesemuanya itu musti ditaati
sebagai salah satu ciri dari guru yang profesional yang memiliki sifat disiplin
Waktu juga merupakan salah satu modal kerja yang sangat terbatas,
efisien. Bahkan banyak kebiasaan yang membuang - buang waktu. Misalnya pada
jam pertama masuk kegiatan belajar mengajar (KBM) jam 07.00 WIB, akan tetapi
guru ataupun siswa tidak siap, mereka sepertinya tidak bisa masuk tepat jam
07.00, walaupun ada beberapa guru/siswa bisa masuk tepat jam 07.00, namun
itupun tidak stabil, sehingga hal ini berdampak pada stabilitas sekolah. Memang
salahsatu faktor penyebab nya adalah 70% jarak tempat tinggal guru dengan
sekolah rata-rata di atas 10 km, ditambah transportasi umum kurang. Guru yang
tidak memiliki kendaraan pribadi merasa kesulitan. Hal ini berdampak terjadinya
guru kesiangan. Begitu pula dengan jam-jam terakhir, kendaraan umum sudah
tidak ada. Belum lagi kalau cuacanya buruk, sehingga guru malas untuk ke
sekolah. Hal ini berdampak pada stabilitas sekolah seperti alokasi waktu pelajaran
siswa rendah.
mengelola waktu secara efisien, baik untuk tugas-tugas sendiri maupun untuk
diharapkan dapat menjadi contoh bagi guru, staf administrasi, maupun siswa.
administratif.
3. Keluaran hasil pembelajaran siswa masih belum mencapai nilai yang optimal
C. Pembatasan Masalah
berbagai dimensi persoalan. Agar lebih terarah dalam melaksanakan penelitian ini
maka penulis membatasi permasalahan disiplin ini hanya pada persoalan disiplin
C. Perumusan Masalah
belajar mengajar ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah agar ditemukan cara terbaik
E. Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
berfikir penelitian, maka diperlukan teori-teori yang relevan dengan penelitian ini
misalnya dikatakan Setjadin,B dan Burhanudin tahun 1966 dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Waktu Bahwa waktu adalah sumber daya terpenting dan
merupakan salah satu modal kerja yang sangat terbatas, sehingga harus digunakan
secara efisien. Begitu pula kita sering mendengar kalimat yang mengungkapkan
bahwa waktu adalah uang (time is money). Bahkan tidak hanya sekedar teori,
tuntunan umat islam adalah al-quran,dalam qs.al asr mengatakan demi waktu
dan beramal shaleh. Jadi Waktu bagi umat islam adalah ibadah. Oleh karena itu
jelaslah bahwa penggunaan waktu secara produkrif dan efisien harus merupakan
- memperkuat kepribadian,
- mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air
sekolah, (6) Kegiatan mengatur keuangan, dan (7) kegiatan mengatur hubungan
sekolah sebagai pimpinan sekolah mempunyai fungsi : (1) perumus tujuan kerja
Atas dasar tugas dan fungsi kepala sekolah tersebut maka sudah
itu diantaranya melalui peningkatan disiplin guru dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
A Disiplin Guru
1. Pengertian disilpin
Banyak sekali dari kita yang mengerti dan paham disiplin tapi ketika
ditanya tentang arti disiplin mereka agak kebingungan. Disiplin diri adalah sikap
patuh kepada waktu dan peraturan yang ada. Dari pengertian diatas kita dapat
menyimpulkan bahwa disiplin itu mengandung dua makna yaitu patuh waktu dan
Patuh pada waktu, tentunya kita sering mendengar kata disiplin waktu.
Disiplin memiliki arti demikian ketika kita dihadapkan pada waktu dalam
sebuah tanggungjawab kepada waktu. Contoh realnya seperti ini, sebagai pelajar
kita tentu mengetahui jam masuk sekolah kita sehingga kita sebisa mungkin
untuk datang ke sekolah lebih awal agar tidak terlambat. Dari contoh tersebut kita
dapat mengetahui kalau seorang pelajar yang disiplin itu memiliki tanggung
Patuh pada tata tertib atau peraturan, di sekolah sebagai pelajar tentunya
kita telah mengetahui tata tertib sekolah. Di lingkungan masyarakat kita juga telah
mengenal itu norma. Di dalam keluarga juga dapat di temui sebuah aturan
meskipun biasa tak tertulis. Disiplin memiliki arti demikian ketika dihadapkan
kepada peraturan peraturan atau tata tertib saat ingin melakukan sesuatu. Setiap
peraturan itu bersifat mengikat artinya siapapun yang berada pada lingkungan
yang memiliki suatu peraturan secara tidak langsung orang tersebut memiliki
dia telah berbuat tidak disiplin dan akan dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Kedua makna ini harus dipenuhi oleh setiap orang jika ingin disebut telah
memiliki sikap disiplin diri. Sikap disiplin diri ini merupakan sebuah sikap
kebiasaan, artinya sesorang yang telah terbiasa disiplin akan mudah untuk
berlaku disiplin dimanapun dia berada tetapi ketika seseorang tersebut tidak
terbiasa maka dia juga akan sulit untuk berlaku disiplin dimanapun itu.
Sukses adalah hasil dari berbagai aspek seperti kerja keras, kepandaian,
itu, sukses juga ditentukan oleh displin atau tidaknya seseorang meraih segala
Tanpa disiplin, seseorang tak akan mampu menyelesaikan segala apa yang
telah direncanakannya. Dia tak akan mampu melakukan sebuah strategi secara
berkesinambungan untuk meraih tujuan jika tidak punya disiplin. Disiplinlah yang
membuat kita berada on track, tak peduli seberapa berat yang dihadapi. Orang
yang disiplin tahu apa saja yang perlu dilakukan dan berfokus pada hal itu.
Sebetulnya, disiplin tidak usah dibicarakan terlalu muluk. Secara sederhana, sejak
pagi dimulai, kedisiplinan tanpa sadar sudah menyertai. Bangun pukul sekian,
mandi, kemudian berangkat dari rumah, adalah contoh kecil tentang disiplin.
Banyak orang sukses akan setuju bila faktor disiplin disertakan sebagai salah satu
resep keberhasilan mereka. Bila kita bangun dengan kaki yang salah misalnya,
sebagai akibatnya kita merasa tidak enak badan, bisa dipastikan bahwa hari itu
kita akan lebih tidak produktif ketimbang hari-hari di mana segala sesuatunya
berjalan lancar.
Kiat penting untuk mengoptimalkan pagi hari adalah dengan membuat semacam
rutinitas kecil. Bangunlah di waktu-waktu yang sama misalnya pukul 5-6 pagi
(bukannya bisa bangun jam lima, bisa juga jam sepuluh nanti), dan kerjakan hal
hal kecil yang efisien, seperti menyiapkan pakaian, atau memanaskan mobil, dan
Disiplin tak terlepas dari optimalisasi waktu kerja. Kalau di waktu kerja kita
kesuksesan itu bakal muncul? Singgah saja pun jangan-jangan tak sudi. Untuk itu,
agar kedisiplinan kita berjalan teratur, buatlah daftar tugas setiap hari. Kita bisa
membaginya dalam beberapa periode, tergantung dari rutinitas atau proyek yang
sendiri. Selain itu, kita juga bisa tahu sebanyak apa kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek tertentu. Dengan melihat hasilnya, kita juga bisa tahu
apakah target yang kita tentukan itu gagal atau tidak. Kalau iya, apakah hal itu
disebabkan rencana yang tidak layak, atau karena terinterupsi oleh orang lain, atau
karena kita sendiri yang tidak disiplin mengerjakan tugas sesuai jadwal.
B. Sistem Reward dan Funishment
sebagai sumber daya manusia yang memiliki peran penting dalam mengubah
potret bangsa ini. Pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang pemimimpin
seperti kepala sekolah dapat dikelompokan menjadi tiga jenis pendekatan saja,
Dari ketiga jenis pendekatan tersebut yang paling banyak diterapkan oleh
berupa materi ataupun non materi seperti pujian atau dijadikannya sebagai contoh
teladan bagi guru yang lain. Reward berupa materi dapat berupa penambahan
pendekatan secara coursion atau pemaksaan yakni apabila dipandang guru itu
sanksi atau teguran kepada guru itu yang berpedoman kepada Undang-Undang
mempengaruhi orng lain yang dilakukan oleh orang dewasa kepada orang yang
belum dewasa, sehingga yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dari tidak baik
menjadi baik, yang akan berguna bagi peserta didik dalam menyesuaikan diri
dalam kegiatan proses belajar mengajar adalah tercermin dalam keluaran hasil
belajar diantaranya seperti telah diungkapkan di atas. Secara garis besar dapat
belajar mengajar itu adalah terjadinya perubahan pada diri peserta didik.
kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama
lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil proses
belajar mengajar; terdapat dua faktor yang sangat menentukan, yaitu faktor
guru sebagai subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek
pembelajaran. Tanpa ada faktor guru dan peserta didik dengan berbagai
proses proses belajar mengajar di kelas atau di tempat lain dapat berlangsung
dengan baik. Namun, pengaruh berbagai faktor lain tidak boleh diabaikan,
mengajar di kelas dan tempat belajar lainn Fasilitas belajar yang tersedia
proses belajar mengajar. Tanpa ada fasilitas belajar yang tersedia dalam
jumlah yang memadai di sekolah, proses proses belajar mengajar antara guru
dan peserta didik kurang dapat berjalan secara maksimal dan optimal. Sebagai
contoh sekalipun pihak guru dan peserta didik telah siap untuk melaksanakan
memadai di kelas atau di tempat belajar lainnya yang memadai sesuai dengan
maksimal dan optimal, misalnya di kelas tidak tersedia kursi dan meja belajar
dalam jumlah yang memadai sesuai dengan jumlah siswa, maka akan dapat
di suatu sekolah. Jika suatu sekolah telah memiliki gedung sebagai tempat
pembelajaran tetapi tidak tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan
jumlah peserta didik yang dimiliki oleh suatu sekolah, maka daya tampung
tidak dapat berjalan secara maksimal dan optimal. Dan yang paling parah lagi
jika suatu sekolah telah memiliki gedung dalam jumlah yang cukup sesuai
dengan jumlah peserta didik yang dimiliki, namun atap dari gedung sekolah
tersebut telah dirembesi oleh air hujan yang menyebabkan para siswa tidak
dapat belajar dengan baik dan guru juga tidak dapat membelajarkan peserta
terganggu.
kebutuhan siswa dan kebutuhan orangtua siswa, masyarakat, dan dunia kerja,
kelas akan mendukung pencapaian proses belajar mengajar yang optimal dan
berkualitas.
Faktor metode dan strategi serta pendekatan pembelajaran yang
strategi belajar mengajar yang dapat digunakan oleh guru sebagai pengajar
lainnya ialah metode dan strategi mengajar ceramah dan tanya jawab, ceramah
Faktor gedung daya tampung suatu kelas merpakan faktor lain yang
mengajar tidak dapat berjalan secara maksimal dan optimal. Dan yang paling
parah lagi jika suatu sekolah telah memiliki gedung dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan jumlah peserta didik yang dimiliki, namun atap dari gedung
sekolah tersebut telah dirembesi oleh air hujan yang menyebabkan para siswa
tidak dapat belajar dengan baik dan guru juga tidak dapat membelajarkan
peserta didik dengan baik. Akibatnya proses belajar mengajar di kelas akan
terganggu.
kebutuhan siswa dan kebutuhan orangtua siswa, masyarakat, dan dunia kerja,
serta sesuai dengan kebutuhan guru sebagai pendidik dan pembelajaran di
kelas akan mendukung pencapaian proses belajar mengajar yang optimal dan
1987).
Hasil evaluasi diri terhadap sistem tatakerja organisasi dan kelembagaan adalah :
1. Keunggulan/kekuatan
a. Pengelolahan sekolah sebagian sudah menggunakan pola MBS
berdasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi,dan pendelegasian
kekuasaan
b. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua pihak dalam
memberikan aspirasi dan partisipasi kepala sekolah
c. Setiap unsur sekolah dapat mengembangkan diri sesuai potensi
masing-masing.
d. Telah memiliki dokumen job description untuk setiap komponen
sekolah (terlampir)
2. Kelemahan
a. Masih lemahnya SDM sekolah, terutama dalam hal asministratif
dan manajerial.
b. Perangkat-perangkat pendukung dalam pengelolaan tatakerja
organisasi masih kurang .
c. Masih lemahnya pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap
kinerja seluruh komponen sekolah.
d. Pemberian penghargan dan pemberian sangsi belum efektif.
e. Tatakerja dari organisasi belum sepenuhnya memenuhi
jobdiscription
f. Belum optimalnya peran komite sekolah.
g. Belum optimal memanfaatkan IT dalam sistem tatakerja dan
organisasi.
Masih minimnya dukungan dari orang tua siswa
Hal ini yang sering juga menjadi permasalahan adalah ketika setiap
tahun ajaran berganti, masih ada administrasi pembelajaran yang tidak di
perbaharui atau mengalami revisi, padahal mungkin sudah tidak up to date lagi
digunakan. Kelemahan yang lainnya juga ditemukan pada implementasi
administrasi pembelajaran yang tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan ketika
proses belajar mengajar berlangsung
4. Sistem Penilaian
METODOLOGI PENELITIAN
difokuskan pada situasi sekolah , atau yang lazim disebut action research
didasarkan atas pertimbangan bahwa : (1) Analisis masalah dan tujuan penelitian
yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip daur
ulang , (2) Menurut kajian dan tindakan secara reflektif, kolanoratif, dan
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh guru pada SMA Negeri 1 Cileles
B. Seting Penelitian
sehari-hari
C. Waktu Penelitian
belajar mengajar guru yang tercermin dalam nilai rata-rata yang diperoleh siswa
untuk memperoleh gambaran tentang keadaan disiplin guru baik disiplin waktu
E. Instrumen Penelitian
menggunakan sistem chek list atas jawaban yang telah Instrument ini
pembelajaran
3 Memiliki silabus
4 Memiliki RPP
F. Rencana Tindakan
Sebagai pimpinan tertinggi di sekolah, kepala sekolah harus mampu
mengelola waktu secara efisien, baik untuk tugas-tugas sendiri maupun untuk
diharapkan dapat menjadi contoh bagi guru, staf administrasi, maupun siswa.
administratif.
direncakan akan diterapkan sistem reward dan funisment terhadap guru dalam
Prosedur penelitian tindakan sekolah ini terdiri atas dua tahapan ( siklus ).
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk
kegiatan KBM tepat pada waktunya, serlain itu reward diberikan pula kepada guru
pelaksanaan dalam satu siklus belum menunjukkan disiplin , maka peneliti akan
guru melalui pemberian reward dan funisment guna terciptanya efektivitas proses
G. Rencana Penelitian
mau meningkatkan disiplin dalam hal waktu dan pengadaan persiapan perangkat
pembelajaran di kelas
terhadap data yang didapat kemudian diadakan tindak lanjut berupa pendekatan-
dapat menunjukkan kegiatan disiplin dan funishment berupa teguran teguran dan
arahan bagi guru yang tidak dapat disiplin melalui pemanggilan secara individual
BAB IV
Secara lebih rinci hasil analisis tindakan dan hasil evaluasi yang didapat
25% masih kurang disiplin waktu, datang terlambat dan kurang tepat
pembelajaran,
didapat dari setiap guru diperoleh data sebagai berikut : 10 orang atau
Ketercapaian
Target
No Nama Guru Mata Pelajaran Target
kurikulum
kurikulum
1 Aan Yulianto Bhs Indonesia
2 Sri Nulela Bhs Indonesia
3 Cecep Biologi
Suryadinata
4 Irma Kimia
Handriyani
5 Aulia Rachman Bhs Inggeris
6 Cholidin Penjaskes
7 Neni Cahyani Seni Budaya
8 Yana Supiyana Fisika
9 Wahyudi Matematika
10 Ninit Mice Bhs. Inggeris
Mazriah
11 Susilowati Ekonomi
12 Supardan Ekomi,
13 Munhendi PAI
14 Agus Prayitno Geografi
15 Unang Nurhyat Sejarah
16 Hayutun Nufus TI
17 Ibrahin Azi Pend Seni
18 Agung PKN
Yuliawan
19 Oni Sahroni Sosiologi
20 Titi Rahayu BTQ
50 75
A
60 B
C
Keterangan :
proses pembelajaran
proses pembelajaran
waktu guru sudah mengalami peningkatan yang pada awalnya hanya sekitar
hanya 50 % dari jumlah guru pada siklus ini sudah dapat mencapai 60%. Hal
hal ini tercermin dari ketercapaian target kurikulum yang menstandarkan pada
pada siklus ini mencapai 50%. Ini menunjukkan kenaikan yang cukup
sekurang-kurangnya mencapai 85 %
Refleksi
yang cukup signifikan baik dalam disiplin waktu kedatangan, disiplin dalam
rumah misalnya ada yang harus mengantarkan anaknya dulu, memsak (guru
merancang suatu tindakan berupa pemberian arahan dan reward terhadap guru
dijadikan sebagai contoh bagi guru lain dengan harapan yang lain dapat
B. Analisis Siklus II
didapat dari setiap guru diperoleh data sebagai berikut : 17 orang atau
sekitar 85 % , dan 3 orang (15% ) tidak mencapai target kurikulum
minimal , lebih jelas dapat terlihat dalam tabel hasil obsevasi di bawah ini
Ketercapaian
Target
No Nama Guru Mata Pelajaran Target
kurikulum
kurikulum
1 Aan Yulianto Bhs Indonesia
2 Sri Nulela Bhs Indonesia
3 Cecep Suryadinata Biologi
4 Irma Handriyani Kimia
5 Aulia Rachman Bhs Inggeris
6 Cholidin Penjaskes
7 Neni Cahyani Seni Budaya
8 Yana Supiyana Fisika
9 Wahyudi Matematika
10 Ninit Mice Mazriah Bhs. Inggeris
11 Susilowati Ekonomi
12 Supardan Ekomi,
13 Munhendi PAI
14 Agus Prayitno Geografi
15 Unang Nurhyat Sejarah
16 Hayutun Nufus TI
17 Ibrahin Azi Pend Seni
18 Agung Yuliawan PKN
19 Oni Sahroni Sosiologi
20 BTQ
90
85
A
B
C
80
Keterangan :
proses pembelajaran
proses pembelajaran
waktu guru sudah mengalami peningkatan yang signifikan pada akhir siklus
hanya 60 % dari jumlah guru pada siklus ini sudah dapat mencapai 80%. Hal
hal ini tercermin dari ketercapaian target kurikulum yang menstandarkan pada
ketercapaian target kurikulum mencapai 60% saja, sedangkan pada siklus ini
Refleksi
yang cukup signifikan baik dalam disiplin waktu kedatangan, disiplin dalam
Kendala yang ditemukan terhadap guru yang kurang disiplin waktu ternyata
rumah misalnya ada yang harus mengantarkan anaknya dulu, memsak (guru
PE N UTU P
A. Kesimpulan
sekolah.
siswa, terlihat pada hasil penilitian siklus 1 s/d 2, kinerja guru dan hasil
rencana pengajaran.
siklus 1 masih lemah, namun setelah siklus ke-2 semua guru yang menjadi
B. Saran
2. Kesadaran guru dalam disiplin waktu diharapkan tidak hanya berjalan pada
budaya/kultur sekolah.
UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU MELALUI SISTEM
REWARD DAN FUNISHMENT GUNA MENUNJANG EFEKTIVITAS
PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMAN 1 CILELES
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti
pelatiahan kepala sekolah tingkat SLTA tahun 2010
Disusun Oleh :
Kepala SMA Negeri 1 Cileles
( DRS BAMBANG WIRATMO, M.Pd )