Vous êtes sur la page 1sur 18

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

KEAMANAN PADA PASIEN DENGAN SELULITIS DI RUANG/UNIT


MAWAR RUMAH SAKIT DAERAH JEMBER

Oleh
Anisa Fiatul Kharimah

NIM 142310101014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

1
LAPORAN KASUS KOMPREHENSIF I

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


RASA AMAN PADA PASIEN DENGAN SELULITIS DI RUANG/UNIT
MAWAR RUMAH SAKIT DAERAH JEMBER

oleh

Anisa Fiatul Kharimah


NIM 142310101014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2016

2
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus komprehensif I yang dibuat oleh:

Nama : Anisa Fiatul Kharimah


NIM : 142310101014
Judul :Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia Dengan Selulitis Di Ruang/Unit Mawar Rumah Sakit Daerah
Jember

telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :

Jember, 08 Mei 2016

TIM PEMBIMBING

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

.
NIP.............................................. NIP............................................

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Komprehensif yang
berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Selulitis dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Komprehensif.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan pendahuluan ini. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Jember, 08 Mei 2016


Penulis

4
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
HALAMAN JUDUL..........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................v
BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN............................................................1
1.1 Pengertian.....................................................................................................1
1.2 Epidemiologi.................................................................................................1
1.3 Etiologi..........................................................................................................2
1.4 Tanda dan Gejala.........................................................................................2
1.5 Patofisiologi dan pathways..........................................................................3
1.6 penatalaksanaan medis................................................................................5
1.7 Pemenuhan kebutuhan dasar manusia......................................................5
1.8 Penatalaksanaan keperawatan...................................................................7
1.9 Diagnosa keperawatan yang sering muncul (PES) ..................................7
1.10Perencanaan/Nursing care plan.................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................12

5
BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi Penyakit


Selulitis adalah infeksi bakteri akut pada kulit yang menyebar hingga
lapisan di bawahnya yaitu dermis dan jaringan subkutan. Bakteri penyebab
tersering pada orang dewasa adalah streptococcus(terutama streptococcus
pygenes) dan straphylococcus aureus. Selulitis adalah infeksi dan inflamasi
yang berat pada jaringan lunak dengan etiologi yang bervariasi dari bakteri
gram positif, gram negative hingga infeksi jamur profunda (Atzorl, et al ,
2013).
Jadi selulitis adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri
streptococcus pygenes dan straphylococcus aurens.
1.2 Epidemiologi
Insiden selulitis di Amerika berdasarkan pada beberapa penelitian adalah
sekitar 24,6 kasus per 1000 orang/tahun dan sekitar 2-3% dari pasien rawat
inap. Inggris sekitar 1.6% kedaruratan yang ada di rumah sakit disebabkan
oleh selulitis.Inggris sekitar 1.6% kedaruratan yang ada di rumah sakit
disebabkan oleh selulitis. Lokasi predileksi selulitis pada orang dewasa yang
tersering adalah di ekstremitas inferior, sedangkan pada anak-anak adalah
pada kepala dan leher serta diregio umbilikalis pada neonatus. Kebanyakan
anak terinfeksi pada usia 7-10 bulan, dan seringkali terdapat riwayat infeksi
beberapa minggus belumnya, terutama otitis media.
Belum ada data yang menunjukkan adanya keterkaitan antara selulitis
dengan usia dan jenis kelamin. Berdasarkan penelitian prospektif terkontrol
yang melibatkan 150 pasien selulitis dan 300 kontrol menunjukkan bahwa
orang dengan kulit putih memiliki resiko lebih tinggi. Faktor resiko dari
selulitis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor predisposisi
berkembangnya selulitis dan kondisi yang mempengaruhitingkat keparahan
penyakit. Hal pertama yang harus dicari adalah adanya port d entry.
Komplikasi pasca pembedahan menjadi perhatian utama, terutama pada pasien
imunosupresan. Luka akibat benda asing, luka tususk, infusiensi vena,
limfedema, ulkus vena atau tekanan, bakteri intertigo, dan tinea pedis adalah

1
kausa tersering selulitis kaki. Gangguan pada gigi adalah kausa paling relevan
dari selulitis fasialis.
1.3 Etiologi
Penyakit Selulitis disebabkan oleh:
1. Infeksi bakteri dan jamur :
a. Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus
b. Infeksi dari jamur
c. S. Pneumoniae (Pneumococcus)
2. Penyebab lain :
a. Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau melepuh
e. Diabetes
f. Obesitas atau kegemukan
g. Pembekakan yang kronis pada kaki
h. Penyalahgunaan obat-obat terlarang.
i. Menurunnyaa daya tahan tubuh
j. Cacar air
k. Malnutrisi
l. Gagal ginjal
1.4 Tanda dan Gejala
Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.
Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat.
Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa
disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil.
Gejala lainnya adalah:
- Demam
- Menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Tidak enak badan

1.5 Patofisiologi dan pathways


Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering
berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan
diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema

2
lokal pada kulit dan sistem vena serta limfatik pada ke dua ekstremitas atas
dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik
hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh
streptokokus grup A, streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali jika
luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit
ditentukan, untuk abses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur
pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini
biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran
bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan
gram pus menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berdurasi
dan dapat mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin
merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis dan infeksi
derajat rendah.

Pathways

Adanya luka pada kulit

Masuknya Bakteri pathogen streptococcus piogenes,


streptococcus grup A, staphylococcus aurens

Menyerang kulit dan jaringan Meluas kejaringan yang


subkutan lebih dalam
3
Selulitis Infeksi jaringan Menyebar secara
subkutis sistemik

Mekanisme Dolor deselerasi jaringan


radang saraf sekitar

Rubor Nyeri otot


Eritema local
pada kulit

Tumor
Lesi

Kerusakan integritas Hiperplasia


kulit jaringan ikat

Odeme jaringan
ikat

Penekanan jaringan
saraf

1.6 Penatalaksanaan Medis


1. Pada pengobatan umum kasus selulitis, faktor hygiene perorangan dan
lingkungan harus diperhatikan
2. Sistemik
Berbagai obat dapat digunakan sebagai pengobatan selulitis yaitu penisilin
G prokain dan semisintetiknya, ampisilin,amoksilin, linkomisin &
klindamisin, eritromisin, sefalosporin, topical dan operasi pegangkatan
pada jaringan yang mati ditambah terapi antiobiotik secara infuse,
pegangkatan kulit, jaringan, serta otot dalam jumlah yang banyak.
3. Medikamentosa
a) Sanmol 500 mg
b) Natrium diklofenak 50 mg
c) Cefriaxone
d) Metronidazole

4
4. Non-medikamentosa
a) Verban
b) Tirah baring
c) Imobilisasi sementara
d) Makanan seimbang

1.7 Pemenuhan kebutuhan dasar manusia


Domain 11. Keamanan/perlindungan
Bebas dari bahaya, cedera fisik atau gangguan system imun, selamat dari
kehilangan, dan perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan.
Kelas 2. Cedera Fisik
Bahaya atau kesakitan fisik
000249 Risiko Dekubitus
Rentan terhadap cedera local pada kulit dan atau jaringan dibawahnya,
biasanya di atas penonjolan tulang sebagai akibat tekanan atau tekanna
sebagai kombinasi dengan gesekan (NPUAP,2007).
00205 Risiko Syok
Rentan mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh yang
mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa yang dapat
mengganggu kesehatan.
Faktor resiko
a. Hipoksemia
b. Hipoksia
c. Hipotensi
d. Hipovolemia
e. Infeksi
f. Sepsis
g. Sindrom respon inflamasi (systemic inflammatory response syndrome
[SIRS])
00046 Kerusakan Integritas Kulit
Kerusakan pada epidermis dan atau dermis
Batasan karakteristik
a. Benda asing menusuk permukaan kulit
b. Kerusakan integritas kulit
Faktor yang berhubungan
Internal
a. Agens farmaseutikal
b. Cedera kimiawi kulit (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens
mustard)
c. Faktor mekanik (mis.,daya gesek, tekanan, imobilitas fisik)
d. Hipertermia
e. Hipotermia
f. Kelembapan

5
g. Lembap
h. Terapi radiasi
i. Usia ekstrem
Internal
a. Gangguan metabolisme
b. Gangguan pigmentasi
c. Gangguan sensasi (akibat cedera medulla spinalis, diabetes mellitus, dll)
d. Gangguan sirkulasi
e. Gangguan turgor kulit
f. Gangguan volume cairan
g. Imunodefisiensi
h. Nutrisi tidak adekuat
i. Perubahan hormonal
j. Tekanan pada tonjolan tulang
00047 Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Rentan mengalami kerusakan epidermis dan atau dermis yang dapat
mengganggu kesehatan.
Faktor resiko
Eksternal
a. Cedera kimiawi kulit (mis.,luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens
mustars)
b. Ekskresi
c. Faktor mekanik (mis., daya gesek, tekanan, imobilitas fisik)
d. Hipertemia
e. Hipotermia
f. Kelembapan
g. Lembap
h. Sekresi
i. Terapi radiasi
j. Usia ekstrem
Internal
a. Agens farmaseutikal
b. Faktor psikogenik
c. Ganggaun metabolisme
d. Gangguan pigmentasi
e. Gangguan sensasi (akibat cedera medulla spinalis, diabetes mellitus, dll)
f. Gangguan sirkulasi
g. Gangguan turgor kulit
h. Imunodefisiensi
i. Nutrisi tidak adekuat
j. Perubahan hormonal
k. Tekanan pada tonjolan tulang

1.8 Penatalaksanaan keperawatan

6
1.8.1 Diagnosa keperawatan yang sering muncul (PES)
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor

7
1
1.8.2 Perencanaan/Nursing Care Plan
1.8.3 1.8.4 Dia 1.8.5 Tujuan dan kriteria 1.8.6 Intervensi 1.8.7 Rasional
N gno hasil
sea
1.8.8 1.8.9 Gan 1.8.11 Setelah dilakukan 1. Kaji luas dan keadaan luka 1. Pengkajian yang tepat terhadap
1 gua tindakan serta proses penyembuhan luka dan proses penyembuhan
2. Rawat luka dengan baik dan
n keperawatan akan membantu dalam
benar: bersihkan luka secara
inte selama 3x24 jam menentukan tindakan selanjutnya
aseptic menggunakan 2. Merawat luka dengan teknik
grit mulai tercapainya
larutan yang tidak iritatif, aseptic dapat menjaga kontaminasi
as proses
angkat sisa balutan yang luka dan larutan yang irirtatif akan
kuli penyembuhan luka
menempel pada luka dan merusak jaringan granulsi yang
t 1.8.12 Kriteria hasil:
nekrotomi jaringan yang timbul, sisa balutan jaringan
berh 1. Tidak ada tanda dan gejala
mati nekrosis dapat menghambat proses
ubu infeksi
3. Kolaborasi dengan dokter
2. Tidak ada lesi granulasi.
nga
3. Tidak terjadi nekrosis pemeriksaan kultur pus dan 3. Pemeriksaan kultur pus untuk
n
pemberian antibiotik mengetahui jenis kuman dan anti
den
biotic yang tepat untuk
gan
pengobatan, pemeriksaan kadar
peru
gula darah untuk mengetahui

9
bah perkembangan penyakit
an
turg
or
1.8.10
1.8.13
1.8.14
1.8.15
1.8.16
1.8.17
1.8.18
1.8.19
1.8.20
1.8.21
1.8.22
1.8.23
1.8.24
1.8.25
1.8.26
1.8.27
1.8.28
1.8.29
1.8.30
1.8.31
1.8.32
1.8.33

10
1.8.34
1.8.35
1.8.36

11
1.8.37

1
1.8.38 DAFTAR PUSTAKA
1.8.39 Arif, Mansjoer, dkk.2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica.
Aesculpalus, FKUI, Jakarta
1.8.40 Atzorl, et al (2013). New Trends in Cellulitis. Department of
Dermatologyof European Medical Journal. 2013; 64-76.
1.8.41 Jundith & Nancy. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC.
1.8.42

11

Vous aimerez peut-être aussi