Vous êtes sur la page 1sur 94

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa
idntitas bersama. Manusia sebagai suatu sistem sosial menunjukkan bahwa semua orang
bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama dan berfungsi sebagai satu
kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi) kepada sistem yang
lebih besar dengan demikian apabila terdapat masalah kesehatan dalam suatu masyarakat
akan saling mempengaruhi dan dapat menurunkan derajat kesehatan nasional.
Masalah kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan
dimana masyarakat tersebut berada. Perilaku masyarakat yang merugikan ataupun gaya
hidup yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang kesehatan, dapat pula bermula
dari perilaku individu, keluarga ataupun perilaku-perilaku kelompok masyarakat dalam
banyak hal, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan juga dapat mempengaruhi
masalah kesehatan pada masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah
bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan
yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Di Wilayah RT 03 terdapat 41 KK, Kondisi lingkungan di RT 03 RW IV merupakan
daerah pemukiman dengan jarak rumah berdempet dan merupakan daerah pegunungan.
Masalah keperawatan yang diperoleh di wilayah RT 03 RW IV Kelurahan Wonoplumbon
Mijen adalah nyeri sendi, ISPA, dan hipertensi.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal
dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah

1
melalui praktik keperawatan komunitas di RT 03 RW IV Kelurahan Wonoplumbon,
Kecamatan Mijen Semarang Barat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki, terutama di RT 03 RW IV Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan praktek keperawatan komunitas, tujuan yang ingin dicapai
adalah :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan
b. Menetapkan masalah dan merumuskan alternatif pemecahan masalah
c. Menanggulangi masalah keperawatan dan penilaian hasil kegiatan dalam
memecahkan masalah keperawatan.
d. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan self care individu dan keluarga.
e. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan pada
masyarakat
f. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.

C. Manfaat Laporan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat RT 03 RW IV
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan
perumahan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta
pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan kesehatan
serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat RW IV.

2
3. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
keparawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya di RT 03 RW IV
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen.

3
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Pengertian keperawatan komunitas

Menurut WHO (1959) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas adalah bidang


keperawatan khusu yang merupakan gabunga dari keterampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat, serta bantuan social yang merupakan bagian dari program kesehatan
secara keseluruhan guna untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit, serta bahaya yang lebih besar lagi yang ditujukan kepada
individu, keluarga, yang memiliki masalah dimana hal ini dapat mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan.

Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada


masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang tinggi melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
rehabilitas yaitu dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan serta
melibatkan pasien / klien sebagai mitra mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi
pelayanan keperawatan.

2. Sasaran keperawatan komunitas

Sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu :

1) Tingkat individu

Pada tingkatan individu, perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
memiliki masalah kesehatan tertentu (nyeri sendi, ISPA, hipertensi) yang biasanya
dijumpai di poliklinik, puskesmas dengan sasaran, pusat perhatian pada masalah
kesehatan serta pemecahan masalah kesehatan individu.

2) Tingkat keluarga

Sasaran kegiatan pada tingkat keluarga ini adalah dimana anggota keluarga yang
memiliki masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga yaitu dengan mengenal

4
masalah kesehatan, memberikan perawatan pada anggota keluarga, serta menciptakan
lingkungan untuk meningkatkan kesehatan keluarga.

3) Tingkat komunitas (kelompok)

Sasaran keperawatan komunitas pada tingkat komunitas (kelompok) dapat dilihat sebagai
suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien yaitu dengan pembinaan dalam kelompok
khusus, pembinaan dalam desa atau masyarakat yang bermasalah.

3. Ruang lingkup keperawatan komunitas :

1) Promotif

Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat dalam kegiatan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan

2) Preventif

Upaya ini dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu enyakit serta gangguan kesehatan
pada setiap individu, keluarga dan kelompok melalui kegiatan atau program kesehatan
dan juga pemeriksaan berkala.

3) Kuratif

Upaya ini dilakukan dengan pengobatan untuk anggota keluarga yang sakit atau yang
sedang mengalami gangguan kesehatan, yaitu dengan kegiatan perawatan orang sakit di
rumah sebagai tindak lanjut dari puskesmas atau rumah sakit.

4) Rehabilitatif

Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk pemulihan terhadap individu ataupun
kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu.

5) Resosialitatif

Upaya untuk mengembalikan penderita ke lingkungan sosialnya akibat dari penyakitnya


sehingga ia dikucilkan oleh masyarakat.

5
4. Ruang lingkup penelitian keperawatan komunitas

Ruang lingkup masalah penelitian keperawatan komunitas ialah mengkaji tentang kondisi
kesehatan dari suatu masyarakat yang meliputi pemeliharaan kesehatan di masyarakat,
peran serta masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan
multisektoral serta pengembangan penggunaan teknologi yang tepat untuk masyarakat.
Ruang lingkupnya perawatan komunitas antara lain sebagai berikut :

1) Pengkajian mengenai pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sesuai


dengan kebutuhan kesehatannya melalui upaya pokok tempat pelayanan
kesehatan yang ada di masyarakat setempat.
2) Pengkajian tentang pelayanan upaya kesehatan di dalam dan di luar tempat
pelayanan kesehatan.
3) Identifikasi masalah kesehatan yang menjadi prioritas di wilayah kerja tempat
pelayanan kesehatan.
4) Menyusun rencana strategi untuk menghentikan kendala terhadap pencapaian
program kesehatan di tempat pelayanan kesehatan.
5) Pendekatan peran serta masyarakat secara aktif.
6) Masalah penerapan proses keperawatan di komunitas (pengkajian, diagnosis,
perencanaan dan evaluasi).
7) Identifikasi dan pemberdayaan sumber-sumber yang ada di masyarakat dalam
konteks asuhan keperawatan komunitas.
8) Penerapan model asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi) kepada kelompok khusus yang ditemui di wilayah kerja
asuhan keperawatan.

6
BAB III

TINJAUAN KASUS

Askep Komunitas Warga RT 003 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen


Semarang Barat

A. DATA UMUM
1. DATA DEMOGRAFI
a. Batas wilayah RT
Utara : RT 001 RW 04
Selatan: masjid
Barat : sungai RT 006
Timur : RT 005 RW 04

b. Kondisi pemukiman
Kondisi pemukiman RT 003 RW 04 Dukuh Wonoyoso, Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen Semarang Barat, tenang berada di ujung kelurahan
wonoplumbon. Terdiri dari 41 KK
c. Jalan menuju ke area pemukiman
Jarak menuju ke area pemukiman7 km dari jalan raya mijen, semarang barat.
Kondisi jalan sudah beraspal. Untuk mencapai daerah pemukiman dibutuhkan alat
transportasi berupa kendaraan bermotor dan mobil. Di sekitar jalan menuju daerah
pemukiman berupa hutan jati dan tidak ada pemukiman sama sekali, untuk
penerangan jalan juga kurang.
d. Kondisi lingkungan daerah pemukiman
Rata-rata warga memiliki hewan ternak di sekitar rumahnya, seperti kambing,
ayam, ikan lele, bebek. Letak kandang ternak umumnya bersanding/ bersebelahan
dengan rumah serta jaraknya sangat dekat dengan tembok/dinding rumah. Selain
itu untuk saluran pembuangan masih belum berfungsi secara optimal (masih
banyak terlihat air yang menggenang), sarana pembuangan sampah masyarakat
masih membuang sampah di lubang yang dibuat sendiri untuk membuang
sampah, masih ditemukan juga sampah yang berserakan.

7
e. Jarak antar rumah
Di RT 003 RW 04 Dukuh Wonoyoso, Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
Semarang Barat, untuk jarak antara rumah satu dengan rumah yang lainnya
berdekatan. Jarak 10 meter. Ada juga yang jaraknya hanya berbatasan dengan
tembok.
f. Kondisi perumahan warga
Di RT 003 RW 04 Dukuh Wonoyoso, Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
Semarang Barat, sebagian besar rumah masih terbuat dari papan kayu, model
rumah kebanyakan joglo, lantai rumah berupa tanah dan juga semen halus.
Kebanyakan rumahnya beratap pendek, lantai masih berupa tanah, dan kondisi
sekitar rumah lembab, ventilasi dan jendela jarang di buka sehingga sirkulasi
udara di rumah terganggu.Tinggi rumah 2 meter, untuk ventilasi sangat minim.

HASIL ANGKET

I. DATA UMUM
Wawancara
Menurut ketua RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kec Mijen di wilayah RT 03 terdapat 41 kk
dengan jumlah warga 134 KK
Beberapa warga menyatakan sebagian besar berpendidikan sd karena keterbatasan biaya
1.1 Proporsi warga berdasarkan umur di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012.
Diagram 1.1 : Proporsi warga berdasarkan umur di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

8
50%
45%
40%
35%
30%
25% n= 134
20%
15%
10%
5%
0%
0-5 thn 6-12 thn 13-21 thn 22-50 thn >50 thn

Berdasarkan Diagram 1.1 diketahui jumlah warga yang berumur 0-5 tahun adalah 3%
(4 orang), 6-12 tahun adalah 13% (18 orang), 13-21 tahun adalah 14% (19 orang), 22-50
tahun adalah 46% ( 61 orang) dan >50 tahun adalah 20% ( 27orang) .

1.2 Proporsi warga berdasarkan jenis kelamin di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon


Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.
Diagram 1.2 : Proporsi warga berdasarkan jenis kelamin di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

51% 49% laki-laki


perempuan

N = 134

Berdasarkan Diagram 1.2 diketahui jumlah laki-laki adalah 49 % ( 66 orang) dan jumlah
perempuan adalah 51 % (68 orang) .
1.3 Proporsi warga berdasarkan pendidikan di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

9
Diagram 1.3 : Proporsi warga berdasarkan pendidikan di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

9% 3%
Tidak sekolah
35%
SD
SMP N: 34
53% SMA
Kuliah
n=34

Berdasarkan Diagram 1. 3 diketahui jumlah pendidikan terakhir adalah 35 % ( 12 orang)


tidak sekolah, SD 53% ( 18 orang) , SMP 9% ( 3 orang),SMA 3% (1 orang) dan untuk
yang kuliah tidak ada .

1.4 Proporsi warga berdasarkan pekerjaan di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon


Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.
Diagram 1.4 : Proporsi warga berdasarkan pekerjaan di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

N = 34
14% petani
30% 57% buruh
swasta
PNS

Berdasarkan Diagram 1.4 diketahui yang bekerja sebagai petani sebanyak 57 % ( 25


KK) , buruh sebanyak 29% ( 13 KK ) , swasta 14 %( 6 KK) dan PNS 0 %.

1.5 Proporsi warga berdasarkan agama di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan


Mijen pada bulan Maret 2012.
Warga RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012
semua beragama Islam.

10
11
II. MASALAH KESEHATAN
2.1 Hipertensi (Darah Tinggi)
2.1.1 Epidemiologi
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, kader kesehatan, dan
warga yang dilakukan secara door to door banyak warga yang mengatakan
tekanan darahnya tinggi.
Menurut warga mereka belum mengetahui cara diit yang benar untuk penderita
hipertensi.

Data Objektif :
Pada saat dilakukan pengukuran tekanan darah didapatkan data bahwa
warga yang Memiliki tekanan darah 140/100 mmHg ada 20 orang, dan warga
mengeluh tengkuk pegal, dan kepala pusing.

2.1.1.1 Proporsi warga yang pernah mengalami hipertensi di RT 03 RW 04


Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

44%
56% ya
tidak

Diagram 2.1.1.1 :
Proporsi warga yang sering menderita hipertensi di RT
03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012

N= 34 kk

12
Berdasarkan Diagram 2.1.1.1 diketahui anggota keluarga yang
sering mengalami hipertensi 44 % (15 KK) dan yang tidak mengalami
hipertensi 56% (19 KK)

2.1.1.2 Proporsi Anggota keluarga yang meninggal akibat darah tinggi di RT 03


RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012

Diagram 2.1.1.2 : Proporsi anggota keluarga yang meninggal akibat


hipertensi di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012.

33%
N = 15
ya
67% tidak
kk

Berdasarkan Diagram 1.1.1.2 diketahui anggota keluarga yang meninggal


akibat hipertensi ada 33 % (5 KK) dan yang tidak meninggal karena
hipertensi ada 67% (10 KK)

2.1.2 Perilaku dan Lingkungan


Wawancara
Hasil wawancara dengan kader dan ketua RT 03 RW 04 menyatakan bahwa tidak
semua penduduk yang menderita tekanan darah tinggi rutin memeriksakan
tekanan darahnya ke tempat pelayanan kesehatan
2.1.2.1 Proporsi Anggota keluarga yang sering makan makanan asin di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012

13
Diagram 2.1.2.1 : Proporsi anggota keluarga yang sering makan makanan
asin di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

31%

ya
69% tidak

N = 34
kk

Berdasarkan Diagram 2.1.2.1 diketahui anggota keluarga yang sering


makan makanan asin 31 % (16 KK) dan yang tidak sering tidak makan
makanan asin 69% (18 KK)

2.1.2.2 Proporsi Anggota keluarga yang sering makan makanan berlemak di RT


03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012.

30%
ya
70%
tidak

Diagram 2.1.2.2 : Proporsi warga


yang sering makan makanan berlemak di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012.

N = 34

14
Berdasarkan Diagram 2.1.2.2 diketahui anggota keluarga yang sering
makan makanan berlemak 30 % (15 KK) dan yang tidak sering makan
makanan berlemak 70% (19 KK)
2.1.2.3 Proporsi Anggota keluarga yang sering minum kopi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

44%
ya
56%
tidak
3rd Qtr

Diagram
2.1.2.3 : Proporsi warga yang sering minum kopi di RT
03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

N = 34
kk

Berdasarkan Diagram 1.1.1.2 diketahui anggota keluarga yang


sering minum kopi 56 % (19 KK) dan yang tidak minum kopi 44% (15
KK)
2.1.2.4 Proporsi Anggota keluarga yang sering minum alkohol atau minum
minuman keras di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.1.2.4 : Proporsi warga yang sering minum minuman
alkohol atau minuman keras di RT 03 RW 04

15
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

41%

59%
ya tidak

N= 34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.2.4 diketahui anggota keluarga yang sering


minum minuman alkohol atau minuman keras 41% (14 anggota keluarga)
dan yang tidak minum alkohol atau minuman keras 59% (20 anggota
keluarga)

2.1.2.5 Proporsi Anggota keluarga yang sering mengalami stres di RT 03 RW 04


Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

53% 47%
ya
tidak

Diagram
2.1.2.5 : Proporsi warga yang sering mengalami

16
stres di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

N = 34 kk
Berdasarkan Diagram 2.1.2.5 diketahui anggota keluarga yang sering
mengalami stress 47 % (16 KK) dan yang tidak sering tidak mengalami
stres 53% (18 KK).
2.1.2.6 Proporsi Anggota keluarga yang melakukan olah raga 1 minggu sekali di
RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012
Diagram 2.1.2.6 : Proporsi anggota keluarga yang sering berolah
raga 1 minggu sekali di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

24%

ya tidak 4th Qtr


76%

N = 34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.2.6 diketahui anggota keluarga yang sering


melakukan olah raga 1 minggu sekali 24% (8 anggota keluarga) dan yang
tidak 76% (26 anggota keluarga).

2.1.2.7 Proporsi Anggota keluarga yang sering memeriksakan tekanan darah di


RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012
Diagram 2.1.2.7 : Proporsi anggota keluarga yang sering
memeriksakan tekanan darah di RT 03 RW 04

17
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

24%
N = 34 kk

ya tidak 4th Qtr


76%

Berdasarkan Diagram 2.1.2.7 diketahui anggota keluarga yang sering


memeriksakan tekanan darah 24 % (8 anggota keluarga) dan yang tidak
sering memeriksakan tekanan darah 76% (26 anggota keluarga).

2.1.2.8 Proporsi Anggota keluarga yang terbiasa dengan masakan asin di RT 03


RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012

41%
59%ya tidak

Diagram 2.1.2.8 : Proporsi anggota


keluarga yang sering terbiasa masakan asin di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

18
N= 34
kk

Berdasarkan Diagram 1.1.1.2 diketahui anggota keluarga yang sering


terbiasa masakan asin 41 % (14 KK) dan yang tidak sering 59% (20 KK)
2.1.2.9 Proporsi Anggota keluarga yang pernah mendapatkan pendidikan
kesehatan di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012
15%
ya
85% tidak

Diagram
2.1.2.9 : Proporsi angoota keluarga yang mendapatkan
N= 34
kk
pendidikan kesehatan di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012.

Berdasarkan Diagram 1.1.1.2 diketahui anggota keluarga yang


mendapatkan pendidikan kesehatan 15 % (5 KK) dan yang tidak 85%
(29 KK).

2.1.3 Pendidikan dan Organisasi


Wawancara
Menurut warga di RT 03 DI RW 04 Kel Wonoplumbon Kec Mijen mengatakan
bahwa warganya sulit memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan karena
sibuk bekerja dan keterbatasan biaya.
Menurut ketua RT 03 RW 04 Kel Wonoplumbon Kec Mijen mengatakan di
wilayahnya hanya mempunyai 3 kader kesehatan.
2.1.3.1 Predisposisi
2.1.3.1.1 Proporsi pengetahuan anggota keluarga yang tahu tentang devinisi
darah tinggi di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012

19
Diagram 2.1.3.1.1 : Proporsi pengetahuan anggota keluarga
yang tahu tentang definisi darah tinggi di RT
03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

38% 41% a
b
c
12% 9%
d

N=34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.1 diketahui anggota keluarga yang menjawab


darah tinggi adalah tekanan darah yang meningkat 41 % (14 anggota
keluarga), darah tinggi adalah kepala pusing terus menerus dan tidak wajar
9 % (3 kk), darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah > 140/90
mmHg 12% ( 4 kk) dan tidak tahu sebanyak 38 % (13 kk ) .
2.1.3.1.2 Proporsi Anggota keluarga tentang pencegahan hipertensi di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012

Diagram 2.1.3.1.3 : Proporsi anggota keluarga yang mengetahui


pencegahan hipertensi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

20
12%
29% 9%

timun daging
9% asin kolesterol dll
41%

N=34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.2 diketahui anggota keluarga yang


mengetahui pencegahan hipertensi dengan mengkonsumsi timun sebanyak
12% (4KK) tidak mengkonsumsi daging 9% ( 3 kk), mengurangi asin 41
% ( 14 kk) mengurangi kolesterol 9% ( 3 kk) dan lain lain 29% ( 10 kk).

2.1.3.1.3 Proporsi Anggota keluarga yang melakukan pencegahan hipertensi di


RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012

timun
41% 44%
asin
6% 9% daging
tidak tahu

Diagram 2.1.3.1.2
: Proporsi anggota keluarga yang melakukan
pencegahan hipertensi di RT 03 RW 04

21
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

N=34
Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.3 diketahui anggota keluarga
kk yang
melakukan pencegahan dengan mengkonsumsi timun 44 % (15 anggota
keluarga), mengurangi asin 9 % ( 3 kk), tidak mengkonsumsi daging 6%
( 2 kk) dan tidak tahu `41% ( 14 kk)

2.1.3.1.4 Proporsi Anggota keluarga yang mengetahui tanda dan gejala


hipertensi di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.1.3.1.4 : Proporsi anggota keluarga yang mengetahui
tanda dan gejala hipertensi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

18% pusing
9%
tengkuk pegel
12% 62%
semutan
dan lain lain

N=34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.4 diketahui anggota keluarga yang


mengetahui tanda dan gejala hipertensi seperti pusing sebanyak
62 % ( 21 kk), tengkuk pegel 12% ( 4 kk), kesemutan 9 % ( 3
anggota keluarga) dan lain lain 6% ( 6 kk).

22
2.1.3.1.5 Proporsi Anggota keluarga yang mengetahui pengobatan hipertensi
di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012
Diagram 2.1.3.1.6 : Proporsi anggota keluarga yang mengetahui
pengobatan hipertensi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012.

38% timun
50%
obat warung
12%
dll

N=34
kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.5 diketahui anggota keluarga yang


mengetahui pengobatan hipertensi dengan mengkonsumsi timun sebanyak
50% (17 anggota keluarga), membeli obat di warung 12% ( 4 anggota
keluarga ) dan lain lain ( makan seledri , istirahat) 38% ( 13 anggota
keluarga).
2.1.3.1.6 Proporsi pendapat warga tentang bahaya hipertensi di RT 03 RW
04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012
Diagram 2.1.3.1.6 : Proporsi pendapat warga tentang bahaya
hipertensi di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012.

23
38%

62% ya
tidak

N=34
kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.6 diketahui pendapat warga tentang bahaya


hipertensi yang setuju bahwa hipertensi berbahaya sebanyak 62% ( 21
anggota keluarga ) dan yang tidak setuju 38% (13 anggota keluarga).

2.1.3.1.7 Proporsi pendapat anggota keluarga mengenai tanggapan


pencegahan hipertensi di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

24%
ya
76% tidak

Diagram 2.1.3.1.7 :
Proporsi pendapat anggota keluarga yang setuju
bahwa hipertensi harus di cegah di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012.

N=34 kk

24
Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.7 diketahui pendapat anggota keluarga
yang setuju bahwa hipertensi harus di cegah sebanyak 76% (26 anggota
keluarga) dan yang tidak 24% ( 8 anggota keluarga).

2.1.3.1.8 Proporsi Anggota keluarga yang bersedia mengikuti pendidikan


kesehatan di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.1.3.1.8 : Proporsi anggota keluarga yang bersedia
mengikuti pendidikan kesehatan di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012.

18%

ya

82% tidak

N=34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.9 diketahui anggota keluarga yang bersedia


mengikuti pendidikan kesehatan sebanyak 82% ( 28 KK ) dan yang tidak
18% ( 6 KK ).

25
2.1.3.1.9 Proporsi keluarga yang mendapatkan informasi tentang kesehatan di
RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012
Diagram 2.1.3.1.9 : Proporsi keluarga untuk mendapatkan
informasi tentang pendidikan kesehatandi
RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

44%
56% penyuluh
media

N=34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.9 diketahui keluarga mendapatkan


informasi kesehatan dari penyuluh sebanyak 56% ( 19 anggota
keluarga ) dan media 44% ( 15 anggota keluarga).

2.1.3.1.10 Proporsi pendapat keluarga mengenai tanggapan penyuluhan


hipertensi di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012

26
11%

setuju
89% tidak setuju
N=19
kk

Diagram
2.1.3.1.10 : Proporsi anggota keluarga mengenai
tanggapan penyuluhan penyakit hipertensi di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.10 diketahui anggota keluarga mengenai


penyuluhan hipertensi yang mengetahui sebanyak 89% (17 anggota
keluarga) dan yang tidak tahu 11% (2 anggota keluarga).

2.1.3.1.11 Proporsi keluarga yang mengunjungi pelayanan kesehatan ketika


sakit di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012

44%
56% ya
tidak

Diagram 2.1.3.1.11 :
Proporsi keluarga yang mengunjungi
pelayanan kesehatan ketika sakit di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

27
N= 34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.11 diketahui keluarga yang mengunjungi


pelayanan kesehatan ketika sakit sebanyak 56% (19 anggota keluarga) dan
yang tidak 44% (15 anggota keluarga).
2.1.3.1.12 Proporsi pelayanan kesehatan ( Puskesmas & BP ) yang
menyediakan obat obatan di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.1.2.1.12 : Proporsi pelayanan kesehatan ( Puskesmas &
BP ) yang menyediakan obat obatan di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012.

47% 53% ya
tidak

N=34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.2.1.12 diketahui pelayanan kesehatan


yang keluarga datangi dan menyediakan obat obatan sebanyak 53%
(18 KK) dan yang tidak 47% (16 KK).
2.1.3.1.13 Proporsi pendapat kelurga tentang sarana kesehatan yang memadahi
di masyarakat di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

28
41%
59% ya
tidak

Diagram 2.1.3.1.13 :
Proporsi pendapat kelurga tentang sarana
kesehatan yang memadahi di masyarakat di
RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

N=34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.1.13 diketahui pendapat kelurga tentang


sarana kesehatan yang memadahi di masyarakat sebanyak 41% ( 14 KK )
dan yang tidak 59% ( 20 KK ).

2.2 NYERI SENDI


2.2.1 Epidemiologi
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat, kader kesehatan, dan
warga secara door to door didapatkan data bahwa banyak warga yang
mengeluh menderita nyeri sendi.
Warga yang mengeluh nyeri sendi mengatakan nyeri pada daerah lutut dan
tangan, serta belum pernah memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui
penyebabnya.
2.2.1.1 Proporsi warga yang sering mengalami nyeri sendi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

29
9%

ada
tidak
91%

Diagram 2.2.1.1 :
Proporsi warga yang sering mengalami nyeri sendi
di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

N=34 kk

Berdasarkan Diagram 2.2.1.1 diketahui warga yang sering mengalami


nyeri sendi 91 % (31 KK) dan yang tidak sering mengalami nyeri sendi
ada 9 % (3 KK)
2.2.1.2 Proporsi Anggota keluarga yang meninggal karena nyeri sendi di RT
03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012, tidak ada yang meninggal dari 31 KK.

2.2.2 Lingkungan dan Kebiasaan


2.2.2.1 Proporsi Anggota keluarga yang sering mengkonsumsi daun singkong
di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012
Diagram 2.2.2.1 : Proporsi anggota keluarga yang sering
mengkonsumsi daun singkong di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012.

30
29%
ya
71%
tidak

N=34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.1.2 diketahui anggota keluarga yang


mengkonsumsi daun singkong 71 % (24 anggota keluarga) dan yang tidak
mengkonsumsi daun singkong 29% (10 anggota keluarga)

2.2.2.2 Proporsi Anggota keluarga yang mengkonsumsi daun pepaya di RT 03


RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012
Diagram 2.2.2.2 : Proporsi Anggota keluarga yang sering
mengkonsumsi daun pepaya di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012.

32%
ya
68% N= 34
tidak
kk

Berdasarkan Diagram 2.2.2.2 diketahui anggota keluarga yang


mengkonsumsi daun pepaya 68 % (23 KK) dan yang tidak
mengkonsumsi daun pepaya 32% (11 KK)

31
2.2.2.3 Proporsi Anggota keluarga yang mengkonsumsi air putih di RT 03 RW
04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.2.2.3 : Proporsi warga yang sering mengkonsumsi air putih
di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

15%

ya tidak
85%

Berdasarkan Diagram 2.2.2.3 diketahui anggota keluarga yang


N= 34
mengkonsumsi air putih 85 % (29 anggota keluarga) .
kk
2.2.2.4 Proporsi Anggota keluarga yang mengkonsumsi susu di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.2.2.4 : Proporsi warga yang sering mengkonsumsi susu di
RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012.

15%

ya
85% tidak

N= 34
kk

32
Berdasarkan Diagram 2.2.2.4 diketahui anggota keluarga yang
mengkonsumsi susu 85 % (29 KK) dan yang tidak mengkonsumsi susu
15% (5 KK)
2.2.2.5 Proporsi Anggota keluarga yang mengkonsumsi minuman lain ( kopi,
teh ) di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012
Diagram 2.2.2.5 : Proporsi warga yang sering mengkonsumsi minuman
lain ( kopi, teh ) di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012.

24%

ya
76% tidak

N= 34
Berdasarkan Diagram 2.2.2.5 diketahui anggota kk
keluarga yang
mengkonsumsi minuman lain ( kopi, teh ) 24 % (8 KK) dan yang tidak
mengkonsumsi minuman lain ( kopi, teh ) 76% (26 KK)

2.2.2.6 Proporsi pengetahuan anggota keluarga mengenai pencegahan nyeri


pada sendi di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.2.2.6: Proporsi pengetahuan anggota keluarga mengenai
pencegahan nyeri pada sendi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012

33
12% 6%

35%

daging makanan
47% kaleng kacang sayur lain lain

N= 34 kk

Berdasarkan Diagram 2.2.2.6 diketahui pengetahuan anggota keluarga


mengenai pencegahan nyeri pada sendi yang tidak mengkonsumsi daging
6 % (2 KK), makanan kaleng 0 % , kacang 35 % (12 KK), sayur 47 % (16
KK), lain lain 12 % (4 KK )

2.2.2.7 Proporsi pendapat Anggota keluarga mengenai penanganan sakit pada


sendi di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012
Diagram 2.2.2.7 : Proporsi pendapat Anggota keluarga mengenai
penanganan sakit pada sendi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012
.

34
9% 6% 12% tidak penting
15%
cukup penting
penting
59% sangat penting
penting sekali

N= 34 kk

Berdasarkan Diagram 2.2.2.7 diketahui proporsi pendapat Anggota


keluarga mengenai penanganan sakit pada sendi sakit yang menganggap
tidak penting 6% ( 2 anggota keluarga ), cukup penting 12% (4 anggota
keluarga), penting 14% ( 5 anggota keluarga), sangat penting 9% ( 3
anggota keluarga), penting sekali 59% ( 20 anggota keluarga)

2.2.2.8 Proporsi keluarga dalam pemilihan pelayanan kesehatan pada anggota


keluarga mengalami nyeri pada sendi di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.1.1.1 Proporsi keluarga dalam pemilihan pelayanan
kesehatan pada anggota keluarga mengalami nyeri
pada sendi di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012

35
12% 3% 6% rumah sakit
balai pengobatan
32% 47%
puskesmas
Pustu
lain-lain

N= 34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.1.2 diketahui keluarga dalam pemilihan


pelayanan kesehatan pada keluarga mengalami nyeri pada sendi di bawa ke
rumah sakit 6% ( 2 keluarga),balai pengobatan 47% ( 16 keluarga),
puskesmas 32% ( 11 keluarga), pustu 12 % (2 keluarga) lain lain 3% (
1 keluarga)
2.2.3 Pendidikan dan Organisasi
2.2.3.1 Predisposisi
2.2.3.1.1 Proporsi pengetahuan warga tentang penyebab sakit pada
sendi di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.2.3.1.1: Proporsi pengetahuan warga tentang
penyebab sakit pada sendi di RT 03 RW
04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012

36
15% umur tua
9% kegemukan
3%
keturunan
73% makan dan
minum
lain - lain

N= 34
kk

Berdasarkan Diagram 2.2.3.1.1 diketahui pengetahuan warga tentang


penyebab sakit pada sendi diantaranya umur tua 73 % ( 24 anggota
keluarga),kegemukan 0% ( tidak ada ),keturunan 3% ( 1 anggota
keluarga ), makan dan minum 9% ( 3 anggota keluarga ) ,lain lain 15%
( 6 anggota keluarga

2.2.3.1.2 Proporsi pengetahuan warga tentang tanda gejala dari sakit


pada sendi di RT 03 RW 04 Kelarga kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

Diagram 2.1.3.1.2 Proporsi pengetahuan warga tentang


tanda gejala dari sakit pada sendi di
RT 03 RW 04 Kelarga urahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012

37
6% sakit pada sendi
24% bengkak
53%
kesemutan
18%
kaku
susah gerak

N= 34 kk

Berdasarkan Diagram 2.1.3.12 diketahui pengetahuan warga tentang


penyebab sakit pada sendi antara lain sakit pada sendi 53% ( 18 KK ),
bengkak 0% ( tidak ada), kesemutan 18 % ( 6 anggota keluarga ), kaku 23
% ( 8 anggota keluarga), susah gerak 6% ( 2 anggota keluarga)

2.2.3.1.3 Proporsi Anggota keluarga yang mengetahui bahaya dari sakit


pada sendi di RT 03 RW 04 Kelarga urahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.2.3.1.3 Proporsi Anggota keluarga yang
mengetahui bahaya dari sakit pada
sendi di RT 03 RW 04 Kelarga
urahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012

38
N= 34 kk
tidak dapat
15% bekerja /lumpuh
3% kerusakan pada
18% 50% tulang
kelainan pada
15%
sendi
otot mengecil
lain - lain

Berdasarkan Diagram 2.2.3.1.3 diketahui Anggota keluarga yang


mengetahui bahaya dari sakit pada sendi diantaranya tidak dapat bekerja
50% ( 17 anggota keluarga ), kerusakan pada tulang 15%( 5 anggota
keluarga ), kelainan pada sendi 17 % ( 6 anggota keluarga ), otot mengecil
3 % ( 1 anggota keluarga ), lain lain 15% ( 5 anggota keluarga ).

2.2.3.1.4 Proporsi pendapat Anggota keluarga mengenai cara mengatasi


nyeri sendi di RT 03 RW 04 Kelarga urahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

kompres dengan air


15% 18% hangat
6% 3%
ke balai pengobatan
beli obat warung
59% minum obat
tradisional
lain - lain

Diagram 2.1.4.14 Proporsi pendapat


Anggota keluarga mengenai cara
mengatasi nyeri sendi di RT 03 RW 04
Kelarga urahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

N= 3439kk
Berdasarkan Diagram 2.1.4.14 diketahui pendapat Anggota keluarga
mengenai cara mengatasi nyeri sendi di RT 03 RW 04 Kelarga urahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012 diantaranya
kompres dengan air hangat 17% ( 6 anngota keluarga ),pergi ke balai
pengobatan 3 % ( 1 anggota keluarga ),beli obat diwarung 59% ( 20
anggota keluarga ),minum obat tradisional 6 % ( 2 anggota keluarga ),lain
lain 15% ( 5 anggota keluarga )
2.2.3.1.5 Proporsi pendapat Anggota keluarga dalam melakukan
tindakan saat mengalami sakit pada sendi setelah berakt04itas
di RT 03 RW 04 Kelarga urahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.1.4.15 : Proporsi Anggota keluarga dalam
melakukan tindakan saat mengalami sakit
pada sendi setelah berakt04itas di RT 03
RW 04 Kelarga urahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

6%
istirahat ke balai pengobatan
24%
47%
minum obat tradisional tidak tahu
21% N= 34 kk
3%
lain - lain

40
Berdasarkan Diagram 2.1.4.15 diketahui pendapat anggota keluarga dalam
melakukan tindakann saat mengalami sakit pada sendi setelah berakt04itas
diantaranya istirahat 47 % ( 16 anggota keluarga),pergi ke balai
pengobatan 3 % ( 1 anggota keluarga),minum obat tradisional 21% ( 7
anggota keluarga),tidak tahu 23 % ( 8 anggota keluarga),lain lain 6% ( 2
anggota keluarga)

2.2.3.1.6 Proporsi Anggota keluarga tentang anggapan bahaya pada


sakit sendi di RT di 03 RW 04 kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 2.2.3.1.6 Proporsi Anggota keluarga tentang
anggapan bahaya pada sakit sendi di
RT 03 RW 04 Kelarga urahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012

41%
59% ya
tidak

N= 34 kk

Berdasarkan Diagram 2.2.3.1.6 diketahui Anggota keluarga tentang


anggapan bahaya pada sakit sendi diantaranya anggota keluarga
beranggapan setuju bahwa sakit sendi merupakan penyakit berbahaya 59
% ( 20 anggota keluarga) dan anggota yang beranggapan tidak setuju
bahwa sakit sendi merupakan penyakit berbahaya 41 % ( 14 anggota
keluarga)

2.2.3.1.7 Proporsi Anggota keluarga tentang pengetahuan pencegahan


sakit pada sendi RT di 03 RW 04 Kelarga urahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

41
Diagram 2.2.3.1.7 Proporsi Anggota keluarga tentang
pengetahuan pencegahan sakit pada sendi
di RT 03 RW 04 Kelarga urahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012

47% 53% tahu


N= 34 kk
tidak tau

Berdasarkan Diagram 2.2.3.1.7 diketahui Anggota keluarga tentang


pengetahuan pencegahan sakit pada sendi diantaranya anggota keluarga
yang berpendapat bagus tentang pencegahan penyakit pada sendi sebanyak
53 % ( 18 KK),dan anggota keluarga yang berpendapat tahu pencegahan
sakit pada sendi sebanyak 47 % ( 16 KK)
2.2.3.2 Enabling
2.2.3.2.1 Proporsi pengetahuan Anggota keluarga dalam upaya
penanganan sakit pada sendi di RT 03 RW 04 kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

Diagram 2.2.3.2.1 Proporsi pengetahuan Anggota keluarga dalam


upaya penanganan sakit pada sendi di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

42
N= 34 kk
41%
59% ya
tidak

Berdasarkan Diagram 2.2.3.2.1 diketahui proporsi pengetahuan anggota


keluarga dalam upaya penanganan sakit pada sendi diantaranya yang
berpendapat sudah optimal 41% ( 14 anggota keluarga) dan yang
berpendapat belum optimal 59% ( 20 anggota keluarga)
2.2.3.2.2 Proporsi Anggota keluarga mengenai cara mendapatkan
informasi untuk penanganan sakit sendi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012
Diagram 2.2.3.2.2 Proporsi Anggota keluarga mengenai
cara mendapatkan informasi untuk
penanganan sakit sendi di RT 03 RW
04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012

15%
29% 6%

dokter bidan perawat kader lain - lain


N= 34 kk
50%

Berdasarkan Diagram 2.2.3.2.2 diketahui Proporsi Anggota keluarga


mengenai cara mendapatkan informasi untuk penanganan sakit sendi di
antaranya dokter 15 % ( 5 anggota keluarga ),bidan 6 % ( 2 anggota

43
keluarga),perawat 0% ( tidak ada ),kader 50% ( 17 anggota keluarga),lain
lain 29 % ( 10 anggota keluarga)
2.2.3.2.3 Proporsi Anggota keluarga yang mengunjungi pelayanan
kesehatan saat mengalami sakit pada sendi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012
Diagram 2.2.3.2.3 Proporsi Anggota keluarga mengunjungi
pelayanan kesehatan saat mengalami
sakit pada sendi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012

44%
56% ya
N= 34 kk
tidak

Berdasarkan Diagram 2.2.3.2.3 diketahui Anggota keluarga mengunjungi


pelayanan kesehatan saat mengalami sakit pada sendi diantaranya ya 44%
( 15 anggota keluarga ) tidak 56 % ( 17 anggota keluarga)
2.2.3.2.4 Proporsi pendapat Anggota keluarga tentang biaya khusus
yang menunjang pelayanan kesehatan di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012
Diagram 2.2.3.2.4 Proporsi pendapat Anggota keluarga
tentang biaya khusus yang menunjang
pelayanan kesehatan di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012

44
38%

62% ada
tidak ada

N= 34 kk

Berdasarkan Diagram 2.2.3.2.4 diketahui proporsi pendapat anggota


keluarga tentang biaya khusus yang menunjang pelayanan
kesehatan,diantaranya ada 38% ( 13 anggota keluarga),tidak ada 62 % ( 21
anggota keluarga)

2.2.3.2.5 Proporsi pendapat Anggota keluarga jumlah kader yang


masih aktif dalam penggerakan layanan kesehatan di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012
Diagram 2.2.3.2.5 Proporsi pendapat Anggota keluarga
jumlah kader yang masih aktif dalam
penggerakan layanan kesehatan di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

45
26% 3
4
3%
71% 5
6
lain - lain

N= 34
kk

Berdasarkan Diagram 2.2.3.2.5 diketahui proporsi pendapat anggota


keluarga tentang jumlah kader yang masih aktif dalam penggerakan
layanan kesehatan diantaranya 3 kader 71 % ( 24 anggota keluarga),4
kader 0% ( tidak ada ),5 kader 3 % ( 1 anggota keluarga),6 kader 0 %
( tidak ada ),lain lain 26% ( 9 anggota keluarga)
2.2.3.2.6 Proporsi Anggota keluarga yang pernah mendapatkan
penyuluhan dari Puskesmas tentang Sakit pada Sendi di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012
Diagram 2.2.3.2.6 Proporsi Anggota keluarga yang pernah
mendapatkan penyuluhan dari
Puskesmas tentang Sakit pada Sendi di
RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012

46
24%
pernah
76% tidak pernah

N= 34
kk

Berdasarkan Diagram 2.2.3.2.6 diketahui Anggota keluarga yang pernah


mendapatkan penyuluhan dari Puskesmas tentang Sakit pada Sendi yang
pernah mendapatkan penyuluhan dari puskesmas 24% ( 8 anggota keluarga
), yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan dari puskesmas 76% ( 26
anggota keluarga ).

2.2.3.2.7 Proporsi pendapat Anggota keluarga yang menanggapi


tentang penyuluhan sakit pada sendi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012
Diagram 2.2.3.2.7 Proporsi pendapat Anggota keluarga yang
menanggapi tentang penyuluhan sakit
pada sendi di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012

47
13% N= 8
kk
bagus
tidak bagus
88%

Berdasarkan Diagram 2.2.3.2.7 diketahui tanggapan tentang penyuluhan


sakit pada sendi 87% ( 7 anggota keluarga ) bagus , dan yang tidak bagus
13% ( 1 anggota keluarga)

2.2.3.2.8 Proporsi Anggota keluarga dalam menanggapi tentang


ketersediaan obat-obatan sakit pada sendi di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012
Diagram 2..3.2.8 Proporsi Anggota keluarga dalam
menanggapi tentang ketersediaan
obat-obatan sakit pada sendi di RT
03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012

32%
N= 34
ya kk
68%
tidak

48
Berdasarkan Diagram 2.2.3.2.8 diketahui Anggota keluarga yang tahu
mengenai ketersediaan obat 68% ( 23 anggota keluarga ), dan yang tidak
mengetahui 32% ( 11 anggota keluarga ).

3.1 ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)


3.1.1 Epidemiologi
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara denngan warga secara door to door banyak
warga yang mengatakan sering mengalami batuk pilek.
3.1.1.1 Proporsi Anggota keluarga yang sering mengalami ISPA di RT 03 RW
04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

21%

sering
79% tidak

Diagram
3.1.1.1 : Proporsi anggota keluarga yang sering
mengalami ISPA di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012.

N = 34
kk

Berdasarkan Diagram 3.1.1.1 diketahui anggota keluarga yang sering


mengalami batuk pilek 79 % (27 anggota keluarga) dan yang tidak sering

49
mengalami batuk pilek 21 % (7 anggota keluarga) di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

3.1.1.2 Proporsi Anggota keluarga yang sering mengalami ISPA dengan


penyerta sesak nafas, demam, sesak nafas dan demam, berdahak di RT
03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012
Diagram 3.1.1.2 : Proporsi anggota keluarga yang sering mengalami
ISPA dengan penyerta sesak nafas, demam, sesak
nafas dan demam, berdahak di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012.

4% sesak nafas
37% demam
48%
sesak nafas
11%
dan demam
berdahak

N = 27 kk

Berdasarkan Diagram 3.1.1.2 diketahui anggota keluarga yang sering


mengalami ISPA dengan penyerta sesak nafas 4% (1 anggota keluarga),
demam 48 % (13 anggota keluarga), sesak nafas dan demam 11% (3
anggota keluarga), berdahak 37% (10 anggota keluarga) di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

3.1.2 Perilaku dan Lingkungan

50
3.1.2.1 Proporsi Anggota keluarga yang merokok di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012
Diagram 3.1.2.1 : Proporsi anggota keluarga yang yang merokok di RT
03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012.

33%
ya
67%
tidak

N = 34 KK

Berdasarkan Diagram 3.1.1.1 diketahui anggota keluarga yang yang


merokok 67% (30 anggota keluarga) dan yang tidak 33% (4 anggota
keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.
3.1.2.2 Proporsi Anggota keluarga yang merokok lebih dari satu bungkus per hari di
RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012
Diagram 3.1.2.1 : Proporsi anggota keluarga yang yang merokok di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012.

51
47%
53%
ya tidak

N = 30 KK

Berdasarkan Diagram 3.1.1.1 diketahui anggota keluarga yang yang


merokok lebih dari satu bungkus 47% (14 anggota keluarga) dan yang
tidak 53% (16 anggota keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

3.1.2.3 Proporsi kebiasaan Anggota keluarga dalam membuang dahak di RT


03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012
Diagram 3.1.2.3 : Proporsi kebiasaan Anggota keluarga dalam membuang
dahak di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

52
N = 34 kk
3% 6%
9%
3%
sembarang tempat kamar mandi disiram tidak disiram
56%
24%

tempat tertentu tertutup terbuka

Berdasarkan Diagram 3.1.2.3 diketahui anggota keluarga yang


mengeluarkan dahak di sembarang tempat 54% (19 anggota keluarga),
kamar mandi 23% (8 anggota keluarga), disiram 3% (1 anggota keluarga),
tidak disiram 0% (0), tempat tertentu 9% (3 anggota keluarga), tertutup 3%
(1 anggota keluarga), terbuka 6% (2 anggota keluarga), di Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.
3.1.2.4 Proporsi Anggota keluarga yang flu disertai sekret dan kebiasaan
membuang sekret di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012

24% tisu dibuang di


tempat sampah
62% 15%
sapu tangan
tangan kosong

Diagram 3.1.2.4 :
Proporsi anggota keluarga yang mengalami flu
disertai sekret dan kebiasaan membuang sekret di
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012.

N = 34 kk

53
Berdasarkan Diagram 3.1.2.4 diketahui anggota keluarga yang mengalami
flu disertai sekret dan kebiasaan membuang sekret di tisu kemudian
dibuang di tempat sampah 23% (8 anggota keluarga), sapu tangan 15% (5
anggota keluarga), tangan kosong 62% (21 anggota keluarga) di
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

3.1.2.5 Proporsi Anggota keluarga tentang kebiasaan membersihkan ingus dari


tangan di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012
Diagram 3.1.2.5 : Proporsi anggota keluarga tentang kebiasaan
membersihkan ingus dari tangan di Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012.

3% tidak cuci tangan


18%
cuci tangan dengan
47% air
cuci tangan dengan
32%
air dan sabun
dilap dengan kain
terdekat

N = 34
kk

Berdasarkan Diagram 3.1.2.5 diketahui anggota keluarga dengan tidakan


tidak cuci tangan 3% (1 anggota keluarga), cuci tangan dengan air 18% (6
anggota keluarga), cuci tangan dengan air dan sabun 32% (11 anggota
keluarga), di bersihkan dengan kain terdekat 47% (16 anggota keluarga) di
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

54
3.1.2.6 Proporsi anggota keluarga tentang kebiasaan membuka jendela di pagi
hari di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012
Diagram 3.1.2.6 : Proporsi anggota keluarga tentang kebiasaan
membuka jendela di pagi hari di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012

12%
35%
sering
kadang-kadang
53%
tidak pernah

N = 34 kk

Berdasarkan Diagram 3.1.2.6 diketahui anggota keluarga tentang


kebiasaan membuka jendela di pagi hari dengan intensitas sering 35% (12
anggota keluarga), kadang-kadang 53% (18 anggota keluarga), tidak
pernah 12% (4 anggota keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

3.1.2.7 Proporsi anggota keluarga tentang kebiasaan membersihkan debu di


dalam rumah di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012

55
13% 9% sering
kadang-
78% kadang
tidak pernah

Diagram 3.1.2.7 :
Proporsi anggota keluarga tentang kebiasaan
membersihkan debu di dalam rumah di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012

N = 34
kk

Berdasarkan Diagram 3.1.2.7 diketahui anggota keluarga tentang


kebiasaan sering membersihkan debu dalam rumah 44% (15 anggota
keluarga), kadang-kadang 44% (15 anggota keluarga), tidak pernah 12% (4
anggota keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012.
3.1.2.8 Proporsi anggota keluarga tentang kebiasaan menata ulang perabotan
rumahnya di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012
Diagram 3.1.2.8 : Proporsi anggota keluarga tentang kebiasaan menata
ulang perabotan rumahnya di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012

56
18% 9% sering
kadang-
74% kadang
tidak pernah

N = 34 kk

Berdasarkan Diagram 3.1.2.8 diketahui anggota keluarga yang sering


menata ulang perabotan rumahnya 9% (3 anggota keluarga), kadang-
kadang 73% (25 anggota keluarga), tidak pernah 18% (6 anggota
keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

3.1.3 Pendidikan dan Organisasi


3.1.3.1 Predisposing
3.1.3.1.1 Proporsi anggota keluarga mengenai tindakan yang dilakukan
jika batuk-batuk di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.
Diagram 3.1.3.1.1 : Proporsi anggota keluarga mengenai
tindakan yang dilakukan jika batuk-
batuk di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012

57
N = 34
dibiarkan membuat obat kk
tradisional
9% 6% 15%
membeli obat membawa ke
15% pelayanan
56%
kesehatan
membawa ke
dukun

Berdasarkan Diagram 3.1.3.1.1 diketahui anggota keluarga yang


membiarkan batuk 14% (5 anggota keluarga), membuat obat tradisional
15% (5 anggota keluarga), membeli obat 56% (19 anggota keluarga),
membawa ke pelayanan kesehatan 9% (3 anggota keluarga), membawa ke
dukun 6 % (2 anggota keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.
3.1.3.1.2 Proporsi anggota keluarga yang mengetahui ISPA di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada
bulan Maret 2012.
Diagram 3.1.3.1.2 : Proporsi anggota keluarga yang
mengetahui ISPA di RT 03 RW
04 kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012

58
32% N = 34 kk
ya
68%
tidak

Berdasarkan Diagram 3.1.3.1.2 diketahui anggota keluarga keluarga yang


mengetahui ISPA 68% (23 anggota keluarga), dan yang belum tahu 32%
(11 anggota keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.

3.1.3.1.3 Proporsi keluarga yang mengetahui cara mencegah ISPA di


RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

53% 47% ya
tidak

Diagram 3.1.3.1.3 :
Proporsi keluarga yang mengetahui cara
mencegah ISPA di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan
Maret 2012

N=
34
59
Berdasarkan Diagram 3.1.3.1.3 diketahui keluarga keluarga yang
mengetahui cara mencegah ISPA 47% (16 anggota keluarga), dan yang
belum tahu 53% (18 anggota keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.
3.1.3.2 Enabling
3.1.3.2.1 Proporsi anggota keluarga mengenai intensitas berkunjung ke
tempat pelayanan kesehatan yang di tuju jika terkena ISPA
di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012.

Diagram 3.1.3.2.1 : Proporsi anggota keluarga mengenai intensitas


berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan
yang di tuju jika terkena ISPA di RT 03 RW
04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012

21%
38% ya
kadang-kadang
41%
tidak

60
N=
34

Berdasarkan Diagram 3.1.3.2.1 diketahui proporsi anggota keluarga yang


sering berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan 21% (7 anggota
keluarga), kadang-kadang 41% (14 anggota keluarga), tidak pernah 38%
(13 anggota keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.
3.1.3.2.2 Proporsi anggota keluarga mengenai ketersediaan obat-obat
khususnya untuk ISPA di sarana pelayanan kesehatan.

9%

ya
tidak
91%

Diagra
m 3.1.3.2.2 : Proporsi anggota
keluarga mengenai ketersediaan
obat-obat khususnya untuk ISPA di
sarana pelayanan kesehatan

N=
34

Berdasarkan Diagram 3.1.3.2.2 diketahui proporsi anggota keluarga


mengenai ketersediaan obat-obat khususnya untuk ISPA di sarana

61
pelayanan kesehatan 9% (3 anggota keluarga) mengatakan sudah tersedia
dan 91% (31 anggota keluarga) menjawab belum.

3.1.4 Administrasi Dan Kebijakan


Wawancara
Menurut ketua RT 03 RW 04 Kel Wonoplumbon Kec Mijen di
wilayahnya sebagian besar sudah memiliki jamkesmas.
Menurut ketua RW 04 Kel Wonoplumbon Kec Mijen saat ini kegiatan
yang berjalan di wilayah RT 03 dilakukan setiap malam Senin, malam
Jumat, malam Sabtu, dan selapanan yang dilakukan tiap RT setiap 1 bln
sekali, dan juga posyandu balita.
3.1.4.1 Proporsi anggota yang mendapat asuransi kesehatan di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret 2012.
Diagram 3.1.4.1 : proporsi anggota keluarga yang mempunyai asuransi
kesehatan di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen pada bulan Maret
2012.

20%

jamkesmas
80% tidak

N=
34

62
Berdasarkan Diagram 3.1.4 diketahui proporsi anggota keluarga yang
mendapat asuransi kesehatan 59% (20 anggota keluarga) dan yang tidak
mempunyai asuransi kesehatan 41% (14 anggota keluarga).

3.1.4.2 Proporsi anggota yang menggunakan asuransi kesehatan


JAMKESMAS di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012.
Diagram 3.1.4.2 : proporsi anggota keluarga yang menggunakan
asuransi kesehatan JAMKESMAS di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen pada bulan Maret 2012.

41%
59% ya
tidak

N=
20

63
Berdasarkan Diagram 3.1.4.2 diketahui proporsi anggota keluarga yang
menggunakan asuransi kesehatan JAMKESMAS 59% (16 anggota
keluarga ) dan yang tidak menggunakan Jamkesmas 41% (4 anggota
keluarga) di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen
pada bulan Maret 2012
B. MASALAH KESEHATAN YANG ADA
1. Pengkajian Sosial Ekonomi
2. Pengkajian Epidemiologi
3. Pengkajian perilaku dan lingkungan
4. Pengkajian edukasi dan organisasi
5. Administrasi dan kebijakan

C. ANALISA DATA

NO. Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan


1. 1. Epidemiologi Ketidakefektifan pemeliharaan Kel
DS : kesehatan: perawatan hipertensi
a. wawancara dengan tokoh berhubungan dengan tidak
masyarakat, kader kesehatan dan adekuatnya perilaku,
warga bahwa: banyak warga yang pengetahuan dan pengaturan pola
makan warga RT 03 RW 04
mengeluh menderita Hipertensi. Kelurahan Wonoplumbon
b. warga belum mengetahui cara diit
Kecamatan Mijen Kota Semarang
yang benar untuk penderita
hipertensi.
DO :
a. Rata-rata hasil pengukuran tekanan
darah yang diperoleh adalah 140/100
mmHg pada warga RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan
Mijen.
2. Warga di RT 03 RW 04 Kelurahan
Wonoplumbon Kecamatan Mijen 44%
(15 KK) pernah terdiagnosis menderita
hipertensi dan

64
3. Perilaku dan Lingkungan
DS :
wawancara dengan kader dan ketua RT
03 menyatakan bahwa tidak semua
penduduk memeriksakan tekanan darah
di tempat pelayanan kesehatan.
DO :
a. Warga yang mempunyai kebiasaan
memakan nakanan asin adalah
31% (16 KK).
b. Warga yang mempunyai kebiasan
memakan makanan berlemak 30
% (15 KK)
c. Warga yang mengkonsumsi kopi
56% (19 KK)
d. Warga yang sering mengalami stres
ada 47 % ( 16 KK)
e. didapatkan hasil penanganan
hipertensi yang dilakukan adalah
38% (13 KK) berobat ke pelayanan
kesehatan, 50 % ( 17 KK)
menggunakan obat tradisional dan
12 % ( 4 KK ) menggunakan obat
warung.
4. Pendidikan dan Organisasi
DS :
a.
Menurut warga sulit memeriksakan diri
ke fasilitas pelayanan kesehatan
karena sibuk bekerja dan
keterbatasan biaya.
b.
ketua RT 03 mengatakan di wilayahnya
hanya mempunyai 3 KK yang
bertugas sebagai Kader kesehatan.
DO :

65
a. Pengetahuan warga tentang tanda
dan gejala hipertensi adalah 62 %
pusing ( 21 KK), 12 % tengkuk
pegal ( 4 KK), 9% kesemutan( 3
KK), 6 % lain lain (6 KK)

b. Pengetahuan warga tentang


pencegahan hipertensi , 32% tidak
mengkonsumsi asin (11 KK), 15 %
tidak mengkonsumsi daging ( 5
KK), 9 % mengkonsumsi timun ( 3
KK).
5. Administrasi dan Kebijakan
DS :
a. Menurut ketua RW
04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen mengatakan di
wilayahnya hanya mempunyai 3 KK
yang bertugas sebagai Kader
kesehatan.
b. Menurut Ketua RW
04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen, saat ini kegiatan
yang berjalan di wilayah RT 03
dilakukan setiap malam senin,
malam jumat dan malam sabtu, dan
selapanan yang dilakukan tingkat
RT setiap sebulan sekali dan juga
posyandu balita.
DO :
a. Jaminan kesehatan
yang digunakan masyarakat di RT
03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon

66
Kecamatan Mijen adalah 59% (16
KK) kartu miskin( jamkesmas),
yang tidak memiliki jamkesmas ada
41 % ( 4 KK)

2. Epidemiologi Kel
DS : Ketidakefektifan manajemen
a. hasil wawancara dengan
regimen terapeutik: nyeri sendi
tokoh masyarakat, kader kesehatan berhubungan dengan
dan warga didapatkan data bahwa keterbatasan sumber informasi,
tidak adekuatnya perilaku
banyak warga yang mengeluh
warga di RT 03 RW 04
menderita Nyeri Sendi. Kelurahan Wonoplumbon
b. Warga kebanyakan
Kecamatan Mijen Kota
mengeluh nyeri sendi pada daerah Semarang dan pengaturan pola
lutut dan tangan dan belum pernah makan.
memeriksakan diri ke dokter untuk
mengetahui penyebabnya.
DO :
a.
Keluarga yang sering mengeluh nyeri
sendi ada 91% (31 KK)

Lingkungan dan kebiasaan


a. Menurut warga, keluarga
yang mengkonsumsi daun singkong
71 % ( 24 KK),

67
Pendidikan organisasi
a. Menurut warga di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen yang mengetahui
penyebab nyeri sendi, 73% ( 24 KK),
0% kegemukan, 3% keturunan(1 KK),
makan dan minuman tertentu 9 %
( 3kk), lain2 15 % ( 6 KK)
b. Menurut warga di RT 03
RW 04 Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen untuk tindakan pada
saat nyeri sendi adalah 47% istirahat
(16 KK), 3% ke balai pengobatan ( 1
KK), minum Obat tradisional 21% ( 7
KK), tidak tahu 23% ( 8 KK), lain2 6
% ( 2 KK)
Administrasi dan kebijakan
a. Warga yang tidak
tahu tentang biaya khusus yang
menunjang pelayanan kesehatan ada
62 %
(21 keluarga).

3. 1. Epidemiologi Ketidakefektifan manajemen


DS : regimen terapeutik: ISPA
Banyak warga yang sering mengalami berhubungan dengan
keterbatasan sumber informasi,
ISPA
tidak adekuatnya perilaku
DO : warga ( menjaga kebersihan
a. warga yang sering mengalami ISPA lingkungan) di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon
79% ( 27 KK.
b. warga yang mengalami ISPA dengan Kecamatan Mijen Kota
Semarang .
,penyerta sesak nafas 4% (1 anggota

68
keluarga), demam 48 % (13 anggota
keluarga), sesak nafas dan demam
11% (3 anggota keluarga), berdahak
37% (10 anggota keluarga)

2. Perilaku dan Lingkungan


a. Menurut warga di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen warga yang
merokok 67% (30 anggota
keluarga) dan yang tidak 33% (4
anggota keluarga).
b. Menurut warga di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen tindakan
membersihkan sekret dari
tangan dengan tidak cuci tangan
3% (1 anggota keluarga), cuci
tangan dengan air 18% (6
anggota keluarga), cuci tangan
dengan air dan sabun 32% (11
anggota keluarga), di bersihkan
dengan kain terdekat 47% (16
anggota keluarga)
c. Menurut warga di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon
Kecamatan Mijen kebiasaan
membuka jendela dipagi hari
dengan intensitaas sering 35%
(12 anggota keluarga), kadang-
kadang 53% (18 anggota
keluarga), tidak pernah 12% (4

69
anggota keluarga)
3. Pendidikan dan organisasi
a. Tindakan yang dilakukan
keluarga jika batuk-batuk :
membeli obat di warung 56%
(19 anggota keluarga)
4. Administrasi dan kebijakan
a. Warga yang mempunyai
asuransi kesehatan ada 59 % (20
anggota keluarga)

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik: ISPA berhubungan dengan


keterbatasan sumber informasi, tidak adekuatnya perilaku warga ( menjaga kebersihan
lingkungan) di RT 03 RW 04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen Kota
Semarang .

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan: perawatan hipertensi berhubungan dengan


tidak adekuatnya perilaku, pengetahuan dan pengaturan pola makan warga RT 03 RW
04 Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen Kota Semarang

3. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik: nyeri sendi berhubungan dengan


keterbatasan sumber informasi, tidak adekuatnya perilaku warga di RT 03 RW 04
Kelurahan Wonoplumbon Kecamatan Mijen Kota Semarang dan pengaturan pola
makan.

E. PRIORITAS MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS

Komponen Skor
N Masalah
Pembenaran (A+2B) Prioritas
O Keperawatan Kriteria Skor XC

1 Manajemen A 79% Dapat diketahui 105 2


terapeutik Ukuran (7) dari hasil
tidak efektif: Masalah observasi
ISPA terhadap warga,
B berupa
Tingkat lingkungan yang

70
Keseriusan 48% pencahayannya
(4) kurang dan
C lembab, serta
Keefektifan masih banyak
Intervensi warga yang
80%
tidak
(7)
menerapkan
buka jendela
setiap hari.
Rumah-rumah
pencahayaannya
kurang. Dari
hasil wawancara
juga banyak
warga yang
belum tahu
mengenai cara
penanganan,
ISPA secara
benar, masih
banyak warga
yang
menganggap
bahwa ISPA itu
tidak berbahaya.
Warga
cenderung
bersikap acuh
dengan ISPA.
Untuk itu
kelompok
memprioritaska
n masalah ISPA
menjadi
prioritas kedua

2 Pemeliharaan A 44% Dapat diketahui 78 3


kesehatan Ukuran (5) melalui hasil
tidak efektif: Masalah pemeriksaan
perawatan tekanan darah
hipertensi B yang dilakukan
33%
Tingkat kelompok
(4)
Keseriusan (diperoleh dari
kelompok saat
C membuka posko
Keefektifan 70% tensi gratis) ada
(6) beberapa warga

71
Intervensi yang
mempunyai
tekanan darah
tinggi. Hal ini
juga didapat dari
hasil angket
pengkajian awal
didapat data
44% warga
memiliki
hipertensi.
Untuk itu
kelompok
memprioritaska
n masalah
hipertensi
menjadi
prioritas ketiga.

3 Manajemen A 91% Dapat diketahui 136 1


terapeutik Ukuran (9) melalui
tidak efektif: Masalah banyaknya
nyeri sendi warga yang
B mengeluh nyeri
30%
Tingkat sendi pada saat
(3)
Keseriusan pengkajian
awal. Serta dari
C pola makan
Keefektifan 80% warga yang
Intervensi (8) menderita nyeri
sendi masih
mengkonsumsi
daun singkong,
untuk
penanganannya
91% warga
mengkonsumsi
obat warung.
Dari hasil
angket
pengkajian
didapatkan 91 %
warga
mengalami nyeri
sendi. Untuk itu
kelompok
memprioritaska

72
n masalah nyeri
sendi menjadi
prioritas
pertama.

73
F. RENCANA KEPERAWATAN

METODE
TUJUAN RENCANA KEPERAWARAN EVALUATOR
DIAGNOSA EVALUASI
NO
KEPERAWATAN KODE
TUM TUK INTERVENSI
NICK
1 1.warga mampu 1. warga mengetahui 1. Penkes (pendidikan Angket Post Kelompok 1
Ketidakefektifan
mempraktekan tentang nyeri sendi kesehatan) terkait Implementasi
manajemen regimen
pengobatan nyeri sendi
terapeutik: nyeri sendi 2. warga mengetahui
tradisional untuk 2. Demonstrasi
berhubungan dengan penyebab nyeri
neyeri sendi pengobatantradisional
keterbatasan sumber sendi
dalam kehidupan nyeri sendi
informasi, tidak 3. Pendidikan kesehatan
sehari hari
adekuatnya perilaku terkait asam urat
2.Nyeri sendi
warga di RT 03 RW 04 3. warga mengetahui
warga berkurang/
Kelurahan cara mencegah
jumlah penderita
Wonoplumbon nyeri sendi
nyeri sendi
Kecamatan Mijen Kota
berkurang 4. Warga mengetahui
Semarang dan 3.Jumlah warga
pengaturan pola cara penanganan
yang melakukan nyeri sendi
makan. olahraga
meningkat
4. Jumlah warga
yang melakukan
dieet untuk nyeri
sendi menjadi
meningkat
2 1. Warga mampu 1. Warga mengetahui 1. Berikan pen kes Angket Post Kelompok 1
Ketidakefektifan
mempraktikan tentang konsep mengenai batuk pilek Implementasi
manajemen regimen
ISPA cara inhalasi rumah sehat
terapeutik:
74
sederhana 2. Warga dapat 2. Berikan Penkes
berhubungan dengan
2. Warga mampu menerapkan tentang Konsep
keterbatasan sumber
melakukan gerakan membuka rumah sehat
informasi, tidak
fisioterapi dada jendela setiap pagi
adekuatnya perilaku
dan batuk efektif 3. Warga mengetahui
warga ( menjaga3. Warga mampu 3. Berikan
tentang pengertian
kebersihan menerapkan Demonstrasi
ispa
lingkungan) di RT 03 konsep rumah 4. Warga mengetahui inhalasi
RW 04 Kelurahan sehat tentang penyebab sederhana
Wonoplumbon 4. Warga mampu ispa
Kecamatan Mijen menerapkan 5. Warga mampu 4. Berikan
Kota Semarang . perilaku untuk mendemonstrasika Demonstrasi
mencegah n inhalasi fisioterapi dada
terjadinya ispa sederhana dan
5. Berikan
fisioterapi dada.
demonstrasi
batuk efektif

3 1. Kader mampu 1. Warga mengetahui 1. Pemeriksaan tekanan Angket Post Kelompok 1


Ketidakefektifan
melakukan tentang pengertian darah Implementasi
pemeliharaan
pengukuran hipertensi 2. Pendidikan kesehatan
kesehatan: perawatan
tekanan darah 2. Warga mengetahui mengenai hipertensi
hipertensi berhubungan 3. Pelatihan kader
secara mandiri penyebab dan
dengan tidak tentang pemeriksaan
2. Kader mampu tanda gejala
adekuatnya perilaku, tekanan darah dan
menginterpretasik hipertensi
pengetahuan dan 3. Warga mengetahui interpretasi hasil
an hasil dari
pengaturan pola makan pengobatan pemeriksaan
pemeriksaan
warga RT 03 RW 04 tradisional 4. Pengobatan herbal
tekanan darah
Kelurahan 3. Kader mampu hipertensi pada hipertensi
Wonoplumbon mengisi grafik 4. Warga mengetahui
Kecamatan Mijen Kota
75
tekanan darah diiet pada
Semarang
4. Kader mampu hipertensi
memberikan 5. Kader
informasi mendemonstrasika
sederhana tentang n cara pengukuran
diiet hipertensi, tekanan darah yang
dan penanganan baik
sederhana
5. Warga mampu
mempraktikan
pengobatan
tradisional untuk
hipertensi dalam
kehidupan sehari
hari
6. Jumlah warga yang
hipertensi
berkurang

76
77
G. PLANNING OF ACTION MASALAH KESEHATAN

No Masalah Kegiatan Sasaran Tanggal Tempat Dana PJ


1. Manajemen 1. Penkes tentang nyeri sendi Warga RT 03 Jumat , 30 maret Bapak
terapeutik tidak 2. Demonstrasi tentang 2012 nardi
efektif: nyeri sendi pengobatan tradisional Jam : 19.30 wib (rt 03)
berhubungan untuk nyeri sendi
dengan 3. Pendidikan kesehatan
keterbatasan terkait asam urat
sumber informasi,
tidak adekuatnya
perilaku warga di
rt 03 rw 04
kelurahan
wonoplumbon
kecamatan mijen
kota semarang
tentang perawatan
nyeri sendi:
pengaturan pola
makan.

2 1. Penkes tentang ISPA Warga RT 03 Jumat , 30 maret Bp. Nardi


Manajemen
2. Penkes Rumah Sehat ( 20.00 - 21.00 ) rt 03
terapeutik tidak
3. Demonstrasi tentang
efektif: ispa
inhalasi sederhana
berhubungan 4. Demonstrasi fisioterapi
dengan

63
keterbatasan
sumber informasi,
tidak adekuatnya
perilaku warga di
rt 03 rw 04
kelurahan dada
wonoplumbon 5. Melatih kader untuk
kecamatan mijen mengukur tekanan darah
kota semarang
tentang pencegahan
ispa : prilaku
menjaga
kebersihan
lingkungan
3. 1. Melakukan Pemeriksaan Warga RT 03 Senin ,26 maret Ibu rt (rt
Pemeliharaan
tekanan 2012( 18.30) 03)
kesehatan tidak
2. Melakukan Penkes pada Kamis, 29 maret Bapak rt
efektif: perawatan
hipertensi 2012 ( 19.30) 01
hipertensi Kamis, 29 maret Bapak rt
3. Demonstrasi tentang
berhubungan 2012 ( 19.30) 01
pengobatan tradisional
dengan tidak
untuk hipertensi
adekuatnya 4. Melatih kader untuk
perilaku warga rt mengukur tekanan darah Rabu, 4 april 2012 Ibu RW 04
03 rw 04 kelurahan
wonoplumbon
kecamatan mijen
kota semarang
tentang perawatan
hipertensi:

64
kurangnya
pengetahuan dan
pengaturan pola
makan.

65
66
67
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
I.

J. K. DIAGNOS L. TA M. IMPLEMEN N. EVALU P. RESP Q. FAKT R. FAKTOR S. N T.


N A N TASI ASI ON OR PENGH A T
KEPERA G FORMA KOM PEND AMBAT M
WATAN G TIF UNIT UKUN A
A O. ( RESP AS G
L/ ON DS
JA & DO )
M
U. V. Y. Ju 1. Melakuakan AQ. D -Warga bisa -Warga bisa - Pelaksanaan AV.K AW.
Manajeme
1 n terapeutik tidak mat , 30 pendidikan S: diajak diajak untuk terlalu malam e
efektif: nyeri sendi maret kesehatan tentang warga untuk berinteraksi - Kesadaran l
berhubungan 2012 nyeri sendi mengata berinteraksi -Keaktifan warga untuk .
Z. Ja 2. Mendemonstrasi kan ya - Keaktifan warga dalam mengikuti 1
dengan
m : 19.30 tentang pengobatan mbak,, warga bertanya pertemuan
keterbatasan
wib tradisional untuk saya dalam AU. kurang
sumber informasi,
nyeri sendi sedikit bertanya - Pencahayaan
tidak adekuatnya
AA. mengert - Pelaksanaa di dalam
perilaku warga
AB. i tentang n terlalu rumah warga
dan pengaturan
AC. nyeri malam kurang
pola makan di RT - Kesadaran
AD. sendi,,
03 RW 04 warga
AE. berarti
Kelurahan untuk
AF. saya
Wonoplumbon mengikuti
AG. kalo
Kecamatan Mijen pertemuan
AH. pegal
Kota Semarang kurang
AI. pegal
W. -Pencahayaan
X. AJ. pada
AK. di dalam
sendi

66
AL. bisa di rumah
AM. beri warga
AN. ramuan kurang
AO. jahe,
AP. bramban
g tepung
dan air
yah,,
AR. D
O:
warga
terlihat
menden
garkan
dan
menyim
ak
jalannya
penyulu
han
AS. W
arga
mengert
i tentang
cara
penanga
nan
nyeri
sendi

67
AT.Warga
mengert
i tentang
cara
penanga
nan
nyeri
sendi
dengan
menggu
nakan
obat
tradision
al.
AX. D -Warga bisa -Warga bisa -
AY. Manajeme AZ. Ju 1. Memberikan BK. Pelaksanaan BQ. BR.
2 n terapeutik tidak mat , 30 penyuluhan S: diajak diajak untuk terlalu malam Kel
efektif: ISPA maret tentang Rumah warga untuk berinteraksi - Kesadaran .
berhubungan ( 20.00 - Sehat mengata berinteraksi -Keaktifan warga untuk 1
21.00 ) 2. Memberikan kan -Keaktifan warga dalam mengikuti
dengan
pendidikan BL. O warga bertanya pertemuan
keterbatasan
kesehatan tentang wh,, dalam - Cara kurang
sumber informasi,
ISPA sekaran bertanya penyampaia - Pencahayaan
tidak adekuatnya 3. mendemonstrasi g saya - Cara n dalam di dalam
perilaku (menjaga tentang inhalasi tau penyampaia pendidikan rumah warga
kebersihan sederhana mbak n dalam kesehatan kurang
lingkungan).warga 4. mendemonstrasi
bagaima pendidikan maupun
di RT 03 RW 04 fisioterapi dada
nan cara kesehatan dalam
Kelurahan BA.
menang maupun demonstrasi
Wonoplumbon BB.
ani dalam bisa
Kecamatan Mijen BC.

68
BD. batuk demonstrasi dimengerti
Kota Semarang
BE. pilek, ya bisa oleh warga
BF. nanti dimengerti karena
BG. saya oleh warga menggunaka
BH. akan karena n bahasa
BI. mencob menggunak jawa
BJ. a an bahasa -Alat
dengan jawa demonstrasi
menggu - Alat yang
nakan demonstrasi digunakan
cara yang di
inhalasi digunakan mod04ikasi
sederha di sehingga
na dan mod04ikasi dapat
juga sehingga mudah
fisiotera dapat digunakan
pi dada. mudah oleh warga
BM. D digunakan
O: oleh warga
BN. W - Pelaksanaa
arga n terlalu
terlihat malam
mengiku - Kesadaran
ti warga
jalannya untuk
penyulu mengikuti
han pertemuan
BO. W kurang
- Pencahayaa
arga
n di dalam

69
mencob rumah
a untuk warga
mendem kurang
onstrasi BP.
ulang
tentang
inhalasi
sederha
na dan
fisoterap
i dada.
BS.BT. Pemelihara BU. Se 1. Memberikan CP.DS : - Acara - Acara - Waktu terlalu CV. CW.
3 an kesehatan tidak nin ,26 pendidikan CQ. W penyuluhan penyuluhan malam Kel
- Kondisi
efektif: perawatan maret kesehatan arga dimasukan dimasukan .
2012( 18. tentang hipertensi mengata dalam dalam rumah yang 1
hipertensi
30) 2. Demonstrasi kan pengajian pengajian kurang
berhubungan
BV. tentang ya, saya - Keaktifan - Keaktifan pencahayaan
dengan tidak BW.
pengobatan sudah warga warga dalam - Kesadaran
adekuatnya BX. Ka tradisional untuk mengert dalam bertanya warga untuk
perilaku , mis, 29
hipertensi dengan i bertanya tentang mengikuti
pengetahuan dan maret
menggunakan tentang tentang masalah penyuluhan
pengaturan pola 2012
mentimun darah masalah hipertensi sangat
makan.warga RT ( 19.30) 3. Melatih kader tinggi hipertensi CU. kurang.
03 RW 04 BY. untuk mengukur
BZ. dan saya - Waktu
Kelurahan tekanan darah akan terlalu
Wonoplumbon CA.
CE. mencob malam
Kecamatan Mijen CB.
CC. CF. a untuk - Kondisi
Kota Semarang CG. rumah yang
CD. Ra membua
bu, 4 april CH. t jus kurang
pencahayaa
70
2012 CI. mentim n
CJ. un - Kesadaran
CK. CR. D warga
CL. O: untuk
CM. warga mengikuti
CN. terlihat penyuluhan
CO. mengert sangat
i tentang kurang.
darah
tinggi
CS.Warga
menden
garkan
dan
menyim
ak
dalam
pemberi
an
penyulu
han
CT.Pada
saat
demonst
rasi
warga
memper
hatikan
dengan

71
seksama
.
CX.

CY.

72
CZ.

DA. EVALUASI DAMPAK ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DB. DC. Diagnosa DD. Evaluasi dampak DE. Analisis DF.Evalu


N Keperawatan ator

DG. DH. Manajemen 1.Dari data angket pengkajian didapat - Dari dampak yang bisa dilihat bahwa DK.
- Proporsi warga yang
1 terapeutik tidak proporsi warga yang mengkonsumsi Kel.1
mengkonsumsi daun singkong 71
efektif: nyeri sendi daun singkong awalnya ada 71 % ( 24
% ( 24 KK)
berhubungan dengan kk) dan setelah mendapat penyuluhan
- Proporsi warga yang melakukan
keterbatasan sumber ada penurunan warga yang
penanganan pada nyeri sendi
informasi, tidak mengkonsumsi daun singkong menjadi
dengan menggunakan obat
adekuatnya perilaku 15% ( 5 kk)
tradisional 21% ( 7 kk)
- Untuk penanganan nyeri sendi sebelum
warga dan pengaturan - Proporsi warga yang melakukan
mendapat penyuluhan didapat data 21%
pola makan di RT 03 olahraga setiap 1 minggu sekali
(7 kk) yang menggunakan obat
RW 04 Kelurahan ada 24%( 8 kk)
2.Dari data angket evaluasi didapat tradisional, dan setelah mendapat
Wonoplumbon
- Proporsi warga yang
menyuluhan yang menggunakan obat
Kecamatan Mijen
mengkonsumsi daun singkong
tradisional menjadi meningkat 65 % ( 22
Kota Semarang
15% ( 5 KK)
kk)
- Proporsi warga yang melakukan
DI. - Sebelum diadakan penyuluhan data yang
penanganan pada nyeri sendi
didapat untuk warga yang melakukan
DJ. dengan menggunakan obat
olahraga setiap 1 minggu sekali ada 24%
tradisional ada 65 % ( 22 kk)

73
- Proporsi warga yang melakukan ( 8 KK) dan setelah mendapat
olahraga setiap 1 minggu sekali penyuluhan warga yang melakukan
38% ( 12 kk) olahraga setiap 1 minggu sekali ada 38 %
( 12 kk)
DL. DM. Manajemen 1. Dari data angket pengkajian didapat - Dari data yang didapatkan dari DP.Kel.1
- Proporsi warga yang tidak
terapeutik tidak pengkajian warga yang tidak
membuka jendela setiap pagi 12%
efektif: ISPA mempunyai kebiasaan untuk membuka
( 4 kk)
berhubungan dengan jendela di pagi hari ada 12% ( 4kk),
DN.
keterbatasan sumber tetapi setelah dilakukan penyuluhan,.
- warga yang tidak membuka jendela tiap
informasi, tidak 2. Dari data angket evaluasi didapat
- Proporsi warga yang tidak pagi dari hasil angket evaluasi
adekuatnya perilaku
membuka jendela setiap pagi 6% ( mengalami penurunan menjadi 6%( 2
(menjaga kebersihan
2 kk) kk)
lingkungan).warga di
- Warga menggunakan inhalasi
RT 03 RW 04 DO.
sederhana jika nafas terasa sesak nafas.
Kelurahan
3. Warga dapat menggunakan cara
Wonoplumbon
inhalasi sederhana
Kecamatan Mijen
Kota Semarang

DQ. DR. Pemeliharaan 1. Dari data angket pengkajian didapat - Dari dampak yang bisa dilihat bahwa DT.
- Proporsi warga yang memerisakan
kesehatan tidak proporsi warga yang memeriksakan Kel.1
tekanan darah 44%( 15 kk)
efektif: perawatan tekanan darah 44% ( 15 kk) dan setelah
- Proporsi warga yang
hipertensi dilakuakan penyuluhan warga ada
mengkonsumsi obat tradisional
berhubungan dengan peningkatan warga yang memeriksakan

74
tidak adekuatnya untuk hipertensi 12% ( 4 kk) tekanan darah menjadi 82% ( 28 kk)
2. Dari data angket evaluasi didapat - Sebelum dilakukan penyuluhan warga
perilaku , pengetahuan
- Proporsi warga yang memerisakan
yang mengkonsumsi obat tradisional
dan pengaturan pola
tekanan darah ada 82 % ( 28 kk)
untuk hipertensi ada 12%( 4kk) namun
makan.warga RT 03 - Proporsi warga yang
setelah dilakukan penkes warga yang
RW 04 Kelurahan mengkonsumsi obat tradisional
mengkonsumsi obat tradisional leboh
Wonoplumbon untuk hipertensi ada 71 % ( 24 kk)
banyak, menjadi 71% atau 24kk
Kecamatan Mijen
DS.
Kota Semarang

DU.

DV.

DW.

DX.

DY.

DZ.

75
EA.

EB. RENCANA TINDAK LANJUT PBL KOMUNITAS

EC.
ED. Kegiata EH. Penangg
N EE.Sasaran EF. Waktu EG. Tempat
n ung jawab

EI. ER. Monior EZ. War FG. 1 FP.Warga RT 03 FY. Ketua


1 tekanan darah ga RT 03 bulan RW 04 RW 04
EJ. ES. RW 04 sekali FQ. Yang FZ.
ET. FA. FH. beresiko GA.
EK. EU. FB. FI. hipertensi GB.
EL. EV. Memb FC. FJ. FR. GC.
EM. uka jendela FD. War FK. FS. GD. Ketua
EN. EW. ga RT 03 FL. S FT. Warga RW 04
2 EX. RW 04 etiap RT 03 RW 04 GE.
EO. EY. Kerja FE. hari FU. GF.
EP. Bakti FF.Warga RT FM. FV. GG. Ketua
EQ. 03 RW 04 FN. FW. Warga RW 04
3 FO. 3 RT 03 RW 04 GH.
bulan FX.
sekali
GI.

GJ.

GK.

GL.

76
GM.

77

Vous aimerez peut-être aussi