Vous êtes sur la page 1sur 4

PENGERTIAN, PERBEDAAN, PERSAMAAN DAN HUBUNGAN DARI

PENGUKURAN, ASESMEN DAN EVALUASI

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asesmen Pembelajaran Matematika
Yang dibina oleh Ibu Rini Nurhakiki

Disusun oleh kelompok:


1 Nur Richana (150311605449)
2 Ariesqi Dinda Putri (150311606769)
3 Chien Azizah Firdaus (150311606510)
4 S. Amin Zuhria Pertiwi (150311604542)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
Januari 2017

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi
a) Pengukuran
Pengukuran menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran
(measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan. Dan secara umum pengukuran dapat diartikan sebagai proses
pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan
dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu.
Pengukuran dapat dilakukan dengan cara tes atau non test. Amalia (2003)
mengungkapkan bahwa test terdiri atas test tertulis dan test lisan. Sementara itu
alat ukur non test terdiri atas pengumpulan kerja siswa (portopolio), hasil karya
siswa(produk), penugasan (proyek) dan kinerja (performance).
b) Asesmen
Asesmen menurut Stiggins (1994) sebagai penilaian proses kemajuan, dan
hasil belajar siswa. Menurut Kumano (2001) sebagai the process of collecting
data which shows the development of learning. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Asesmen adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian
untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana proses belajar siswa atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa dengan tidak
mengesampingkan hasil belajar siswa. Dengan adanya asesmen ini guru dapat
memonitor siswa sehingga asesmen ini menjadi bagian penting dari pembelajaran.
Dalam hal ini asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa,
akan tetapi juga kemajuan belajarnya. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Asesmen dikategorikan kedalam 2 kelompok yaitu asesmen tradisional dan
alternative. Asesmen yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan
ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong
kedalam asesmen alternative (non-test) adalah essay atau uraian, penilaian
praktek, penilaian proyek, quisioner, inventori, daftar cek, penilaian oleh teman
sebaya atau sejawat, penilaian diri (self assessment), portofolio, observasi, diskusi
dan interview.

c) Evaluasi
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Menurut Cangolesi (1995) evaluasi
adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Dan menurut
Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai
suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrument
tes maupun non tes. Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses
pengambilan keputusan berdasarkan hasil-hasil pengukuran dan asesmen.
Pengambilan keputusan dalam evaluasi dilakukan secara menyeluruh tanpa
memperhatikan proses perkembangan pembelajaran masing-masing siswa dan
dilaksanakan diakhir proses. Jadi penekanan asesmen lebih pada siswanya,
sedangkan evaluasi lebih pada program atau kurikulumnya.
Berdasarkan tujuannya terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi
formatif. Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat
membantu memperbaiki program. Evaluasi ini dilakukan ketika program masih
berlangsung. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana program yang dirancang
dapat berlangsung sekaligus mengidentifikasi hambatan. Evaluasi sumatif
digunakan untuk menilai suatu obyek. evaluasi dilakukan setelah program
berakhir. tujuannya untuk mengukur ketercapaian program. Evaluasi sumatif
mengarah pada keputusan tentang keberlanjutan program.

B. Persamaan Dan Perbedaan Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi


1. Persamaan dari Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi
a. Sama-sama menentukan nilai dari sesuatu objek, disini objeknya adalah
siswa dan program pendidikan,
b. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama yaitu
berupa tes dan non tes,
2. Perbedaan dari Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi
a. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang di
tetapkan. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif.
b. Asesmen lebih ditekankan pada penilaian proses belajar siswa. Asesmen
ini digunakan untuk merefleksi kekuatan, kelemahan, dan perbaikan
belajar siswa sehingga asesmen hubungannya lebih ke peserta didik. Dan
bisa dikatakan asesmen merupakan salah satu metode dalam evaluasi.
Hasil asesmen bersifat kualitatif
c. Evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar siswa, dimana evaluasi ini
digunakan untuk menilai program pendidikan secara menyeluruh sehingga
evaluasi hubungannya lebih kepada proses pelaksanaan program
pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan peningkatan tenaga
kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, serta
pembiayaan.
C. Hubungan Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi
Pengukuran, penilaian, dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat
hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar
mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya
dilaksanakan secara berurutan. Pemberian evaluasi adalah proses pemberian penilaian
terhadap data atau hasil yang diperoleh dari asesmen, sedangkan asesmen merupakan
bentuk penilaian dengan melihat
pengukuran dari segi kuantitatif melalui
tes dan non tes yang akan dirumuskan
ke dalam bentuk kualitatif.

Vous aimerez peut-être aussi