Vous êtes sur la page 1sur 19

EVALUASI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

ASSESMEN PERFORMA LABORATORIUM

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 8

EMIL SANDI 4142121018


RIKAINDAH LESTARI 4143121047
SHAFIYAH ULFAH 4143121054

DIK D 2014

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya, makalah yang berjudul Assesmen Performa
Laboratorium ini dapat diselesaikan pada mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil
Belajar Fisika. Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
teori dan komponen dari assesmen performa laboratorium. Tentunya makalah ini
selesai berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi yang
sangat berarti bagi penyusunan laporan ini, baik berupa moril maupun materil.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan yang cukup besar dalam penyusunan makalah ini. Makalah
ini sangat jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan
dalam penyusunan makalah ini maka dari itu, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Oleh karena itu saran, usul dan kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, November 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.2 Latar Belakang..........................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian Penilaian..................................................................................4
2.2 Pengertian Penilaian Kinerja (Performence assesments ).........................4
2.3 Karakteristik Penilaian Kinerja.................................................................5
2.4 Komponen Asesmen Kinerja.....................................................................6
2.4.1 Tugas Kinerja (Performence Task).......................................................7
2.4.2 Kriteria Penskoran (Rubrik ).................................................................8
2.5 Perbandingan Performance Assessment dengan Tes Konvensional........13
2.6 Langkah-langkah Penilaian Kinerja (Performance Assessment)............14
2.7 Kelebihan dan Kelemahan Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
14
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
3.7 Kesimpulan..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Fisika sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan bagian dari sains yang
selalu berkembang berdasarkan fakta dan hasil eksperimen. Oleh karena itu,
dalam mengajarkan fisika harus memperhatikan hakekat fisika sebagai ilmu
eksperimentasi. Pembelajaran fisika yang hanya melalui metode ceramah atau
informasi tidak akan memberikan pemahaman secara utuh, tetapi dapat
menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Sesuai hakekat fisika, salah satu strategi
pembelajaran yang sesuai adalah berciri hands on activities (berbasis aktivitas)
yaitu berupa kegiatan praktikum di laboratorium.
Untuk menunjang kegiatan praktikum di laboratorium telah disusun buku
panduan praktikum dalam bentuk modul dan format penilaian kegiatan praktikum.
Penilaian kegiatan praktikum elektromagnetik didasarkan pada nilai yang terdiri
dari: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pelaporan, dan (4) nilai
tahap akhir praktikum (tes final).
Penilaian tahap akhir praktikum seyogyanya tidak dilakukan dengan tes
tulis, karena salah satu aspek yang dikembangkan pada matakuliah praktikum
adalah keterampilan laboratorium. Untuk menilai kemampuan yang melibatkan
suatu keterampilan/unjuk kerja dilakukan penilaian alternatif. Penilaian alternatif
ini bisa berupa asesmen autentik (authentic assesment), asesmen portofolio
(portfolio assesment), dan asesmen kinerja (performance assesment).
Asesmen kinerja didefinisikan sebagai penilaian terhadap proses
perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran
yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Asesmen kinerja
mengharuskan siswa mendemonstrasikan kinerja, bukan menjawab atau memilih
jawaban dari sederetan kemungkinan jawaban yang sudah tersedia. Asesmen ini
berlaku bagi siswa yang bekerja secara individual maupun secara kelompok
(Rahayu, 2002).
Asesmen kinerja dikembangkan berdasarkan adanya kebutuhan untuk
memperbaiki sistem evaluasi yang selama ini dilakukan. Asesmen kinerja
berkaitan dengan berbagai tugas dan situasi dimana mahasiswa diberi kesempatan

1
untuk menunjukkan pemahaman dan untuk menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan proses berpikirnya dalam berbagai konteks. Asesmen kinerja ini
diperlukan dalam penilaian yang didasarkan pada observasi kegiatan. Asesmen
kinerja mendorong terjadinya evaluasi diri dan introspeksi atas kesalahan yang
diperbuat.
Dalam mendesain asesmen kinerja, ada enam komponen yang perlu
dipertimbangkan, yaitu: (1) konteks asesmen dan tujuan; (2) tugas asesmen; (3)
asesmen kinerja; (4) interpretasi kinerja dan evaluasi; (5) gambaran dan laporan
hasil, dan (6) keputusan dan tindak lanjut . Pengembangan asesmen kinerja
dimulai dari mengidentifikasi bukti-bukti belajar atau indikator pencapaian hasil
belajar. Indikator ini merupakan dasar untuk membuat pedoman yang dimulai
dengan menggambarkan bagaimana kualitas kerja mahasiswa akan nampak.
Deskriptor kualitas kinerja harus spesifik terhadap tugas dan ditunjukkan dengan
tingkat-tingkat kualitas kinerja.
Setiap topik praktikum memiliki tujuan masing-masing sesuai
keterampilan yang ingin dilatihkan. Setelah dicermati dari tujuan yang tercantum
terdapat 3 aspek pokok yaitu: (1) mahasiswa memperoleh penguatan konsep, (2)
mahasiswa memperoleh keterampilan laboratorium (mampu menggunakan set
percobaan), dan (3) mahasiswa mampu menyajikan hasil pengukuran beserta
ralatnya secara benar. Kaitannya dengan makalah ini, maka aspek kedua yang
akan mendapat perhatian khusus, yakni aspek keterampilan laboratorium karena
secara langsung dapat diamati menggunakan asesmen kinerja (perbuatan).

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diuraikan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa itu assesmen performa laboratorium?
2. Apa komponen dari assesmen performa laboratorium?
3. Bagaimanakah kriteria dari assesmen laboratorium?
4. Bagaimanakah efektifitas asesmen kegiatan laboratorium?
5. Apakah keunggulan dan kelemahan dari asesmen performa laboratorium?

2
1.3 Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka dapat diuraikan tujuan
yang ingin di capai dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari assesmen performa laboratorium
2. Mengetahui komponen dari assesmen performa laboratorium
3. Mengetahui kriteria dari assesmen performa laboratorium
4. Mengetahui efektifitas asesmen kegiatan laboratorium
5. Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari asesmen performa laboratorium

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penilaian
Menurut Uno (2012), yaitu: Assessment merupakan istilah umum yang
didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi
yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para
siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode/instrumen
pendidikan lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka penilaian mencakup semua
proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada
karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode
mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian
untuk peserta didik dapat berupa metode atau prosedur formal atau informal untuk
menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa
tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan
sebagainya. Asesmen adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang prestasi atau kinerja seseorang yang hasilnya akan digunakan
untuk evaluasi. Fokus asesmen adalah pencapaian hasil atau prestasi belajar
peserta didik. Informasi pencapaian hasil atau prestasi belajar peserta didik
diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk dan alat pengukuran dan non
pengukuran atau tes dan non tes, formal ataupun non formal.
Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran ( classroom
assessment) adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan
profesional untuk memperbaiki pembelajaran.

2.2 Pengertian Penilaian Kinerja (Performence assesments )

Stiggins (1994) mengemukakan bahwa Performance assessments


involve students in activities that require the demonstration of certain skills
and/or the creation of specified products. Penilaian kinerja merupakan penilaian
yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan yang menuntut siswa unjuk
kemampuan baik dalam keterampilan dan atau berkreasi mengenai produk tertentu
sebagai perwujudan dari penguasaan pengetahuan.

4
Maka boleh dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu
penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria - kriteria
yang diinginkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa performance assessment
adalah suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diperoleh oleh siswa dan menggambarkan suatu
kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja.

2.3 Karakteristik Penilaian Kinerja


Menurut Stiggins (1994), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa
adalah dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses
pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses tersebut berakhir.
Rencana kerangka penilaian menurut Stinggis (1994) dapLat digambarkan melalui
Tabel 2.1
Tabel 2.1 Rencana Kerangka Penilaian Kinerja
Faktor Desain Pilihan
a. Pencapaian Target
Tujuan Dasar Perilaku untuk didemonstrasikan
Produk untuk diciptakan
Fokus Penilaian Penilaian individu
Penilaian kelompok
Kriteria Kinerja Mencerminkan aspek penilaian yang
spesifik
b. Pengembangan Tugas
Jenis Tugas Tugas Testruktur
Tugas tidak terstruktur
Isi Tugas Menggambarkan target, kondisi, dan
standar
Jumlah Tugas Mempertimbangkan fungsi tujuan,
target,
dan sumber daya yang tersedia
c. Pelaksanaan Penilaian
Sistem Penilaian Holistic Analytical
Bentuk Penilaian Daftar checklist
Skala bertingkat
Catatan anekdot
Catatan mental
Pelaksana Guru

5
Penilaian Tenaga ahli di luar guru
Siswa menilai dirinya sendiri (self
assessment)
Siswa menilai siswa lain (peer
assessment)

2.4 Komponen Asesmen Kinerja


Komponen utama dalam asesmen kinerja yaitu tugas (task) dan rubrik
(Wulan, 2007). Task merupakan perangkat tugas yang menuntut siswa untuk
menunjukkan kinerja tertentu. Moskal membuat beberapa rekomendasi
mengenaitugas kinerja yang akan diases, yaitu
a. kinerja yang dipilih harus menggambarkan aktivitas yang nyata,
b. hasil akhir dari asesmen kinerja harus memberikan pengalaman yang
berharga,
c. pernyataan tujuan dan sasaran harus selaras dengan hasil yang terukur dari
aktivitas kinerja,
d. tugas tidak harus menguji variabel extreneous atau yang tidak diinginkan,
e. asesmen kinerja harus objektif.
Rekomendasi tersebut berhubungan erat dengan validitas asesmen kinerja.
Untuk mendapatkan bukti bahwa asesmen kinerja tersebut valid, asesmen harus
ditinjauoleh para ahli yang berkualitas. Ahli tersebut bertugas menentukan apakah
tugaskinerja telah sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Menurut (Sudaryono, 2012) beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
asesmen kinerja, yaitu:
a. langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi;
b. kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut;
c. kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyesuaikan
tugas;
d. upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
semua dapat diamati; dan
e. kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan

6
2.4.1 Tugas Kinerja (Performence Task)
Dalam menggunakan daftar cek, guru hanya perlu menunjukan elemen
tertentu ada atau tidak dalam unjuk kerja peserta didik. Misalnya, pada indikator
penggunaan termometer, rubrik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2.Contoh Tugas Kinerja (Performence Task)
Berilah tanda untuk setiap penampilan yang benar dari setiap tindakan
yang dilakukan peserta didik seperti yang diuraikan di bawah ini!
Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian
.....
ujung yang tidak berisi air raksa.
Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer
.....
serendahrendahnya.
Memasang termometer pada tubuh pasien (di mulut, di ketiak, atau di
..... dubur) sehingga bagian yang berisi air raksa kontak dengan tubuh
orang yang diukur suhu tubuhnya.
Menunggu beberapa menit termometer yang tinggal dalam tubuh
.....
orang yang diukur suhunya.
Mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur dengan
.....
memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa.
Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer dengan
.....
posisi mata tegak lurus.
Total Skor =

Rubrik di atas memiliki karakteristik butir-butir yang mengandung uraian


perbuatan yang sudah pasti. Jika perbuatan dalam rubrik nampak dalam setiap
kriteria, maka guru hanya menuliskan tanda cek saja sedangkan jika perbuatan itu
tidak nampak maka kolom cek dikosongkan.

Contoh lain rubrik penilaian dengan daftar cek seperti ditunjukkan gambar di
bawah ini (Wulan.2007)
Tabel 2.3 Contoh 2 Tugas Kinerja (Performence Task)

7
Aspek yang Dinilai
Ide Pendapat Ide Argument Bersikap Orisinal
berhubun tepat jelas dan asi mengharg (pendapat
gan (sesuai sistematis memperta ai yang
erat konsep hankan pendapat disampaik
Nama dengan biologi) pendapat orang lain an
topik dengan baru)
masalah alasan
yang logis
dan
ilmiah
Ana
Ari
Beni
Ria

2.4.2 Kriteria Penskoran (Rubrik )


Rubrik adalah salah satu assessment alternatif yang dapat digunakan untuk
mengukur dan menilai siswa secara komprehensif. Dikatakan komprehensif
karena kompetensi/kinerja peserta didik tidak hanya dilihat pada akhir proses saja,
tetapi juga pada saat proses berlangsung. Rubrik dapat berfungsi ganda sebagai
penuntun kerja dan sebagai instrumen evaluasi. Andraded dalam Zainul
mengemukakan bahwa, rubrik sebagai suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar
seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung.
Menurut Arends (2008), mendefinisikan scoring rubrics sebagai deskripsi
terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan kriteria yang akan digunakan untuk
menilainya. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut rubrik dapat diartikan
sebagai panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru
dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik perlu
memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu
pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing
karakteristik tersebut.
Secara umum ada dua tipe rubrik, yaitu rubrik holistik dan rubrik analitik.
Rubrik holistik memungkinkan pemberi skor untuk membuat penilaian tentang

8
kinerja (produk atau proses) secara keseluruhan, tidak dari bagian-bagian
komponennya. Sedangkan rubrik analitik menuntut pemberi skor untuk menilai
komponenkomponen yang terpisah atau tugas-tugas individual yang berhubungan
dengan kinerja yang dimaksud. Mertler mengatakan bahwa rubrics holistik lebih
cocok bila tugas kinerjanya menuntut mahasiswa untuk membuat respons tertentu
dan tidak ada jawaban yang mutlak benar. Rubrics analitik biasanya lebih disukai
bila yang dituntut adalah tipe respons yang agak terfokus.
Pada buku Educational Assessment of Students, Nitko (1996),
mengemukakan bahwa rubrik ada 3 jenis, yaitu :
1. Rubrik holistik, yaitu rubrik yang menilai proses secara keseluruhan tanpa
adanya pembagian komponen secara terpisah,
2. Rubrik analitik, yaitu rubrik yang menilai proses secara terpisah dan hasil
akhirnya adalah dengan menggabungkan penilaian dari tiap komponen,
3. Holistik dengan catatan, yaitu rubrik untuk mendukung penilaian holistik
karena didalamnya disertai dengan catatan mengenai kekuatan dan
keterbatasan dari proses yang sedang dinilai.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rubrik terdiri atas
2 jenis yaitu holistik dan analitik. Setiap jenis memiliki penilaian yang berbeda,
rubrik holistik digunakan untuk menilai kemampuan/proses secara keseluruhan
tanpa ada pembagian komponen secara terpisah. Sedangkan, rubrik analatik
digunakanuntuk menilai kemampuan/proses secara lebih spesifik.
Dalam rubrik holistik salah satu penyebutan yang digunakan adalah
tingkat1 (tidak memuaskan), tingkat 2 (cukup memuaskan dengan banyak
kekurangan), tingkat 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan), dan tingkat 4
(superior) atau tingkat 0, tingkat 1, tingkat 2, dan tingkat 3 ( masingmasing
dengan sebutan yang sama.
Rahayu (2002) mengungkapkan keuntungan dari masing-masing jenis
rubrik, yaitu:
a. Memberikan umpan balik tentang performansi siswa dalam setiap elemen
assessmen;
b. Dapat disusun dengan mudah dalam bentuk sebuah matrik jika banyak
elemen yang sedang dinilai;
c. Efektif jika digunakan untuk mendiagnosis kemajuan atau kebutuhan siswa
secara individu; dan

9
d. Dapat dikembangkan untuk mengevaluasi materi atau proses yang sangat
kusus.
Sedangkan rubrik holistik memiliki keuntungan:
a. Lebih mudah dan lebih cepat daripada menggunakan rubrik analitik;
b. Efektif bila digunakan untuk evaluasi akhir;
c. Memberikan nilai/ skor tunggal untuk performansi lengkap; dan
Sangat efektif jika semua elemen yang dinilai saling terkait.

a. Rubrik Penilaian Holistik


Pada rubrik ini, guru menetapkan derajat standar. Misalnya ditetapkan
skala 1 sampai 5. Skala 1 berarti tidak baik dan skala 5 sangat baik. Skala
penilaian dalam rubrik ini terbagi atas 2 macam yaitu skala holistik dan analitik.
Dalam rubrik holistik, baik peserta didik melakukan kegiatan dinilai dengan
memperhatikan semua kriteria secara bersama-sama atau menyeluruh.37 Berikut
ini disajikan contoh rubrik dengan skala penilaian holistik.
Tabel 2.4. Contoh Rubrik dengan Skala Penilaian Holistik
Skor Deskripsi
5 Menunjukkan pemahaman yang sempurna tentang permasalahan.
Semua yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam
respon/jawaban.
4 Menunjukkan pemahaman yang substansial tentang permasalahan.
Semua yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam
respon/jawaban.
3 Menunjukkan pemahaman parsial/sebagian tentang permasalahan.
Sebagian besar yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam
respon/jawaban.
2 Menunjukkan pemahaman sedikit/kurang tentang permasalahan.
Banyak yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam
respon/jawaban.
1 Tidak menunjukkan pemahama terhadap permasalahan.
0 Tidak ada respon/jawaban atau tidak ada usaha

Contoh lain rubrik dengan skala penilaian holistik seperti ditunjukkan gambar di
bawah ini.
Tabel 2.5 Contoh 2 Rubrik dengan Skala Penilaian Holistik
Nilai Deskripsi

10
A Respons terhadap tugas sangat spesifik. Informasi yang diberikan
memberikan pemahaman yang utuh dari tugas. Jawaban jelas, singkat dan
langsung ke masalah yang diminta dengan menggunakan berbagai
informasi yang akurat. Pendapat dan kesimpulan mengalir secara baik
dan logis. Secara keseluruhan respons terhadap tugas lengkap dan sangat
baik.
B Respons terhadap tugas sudah baik. Informasi yang diberikan cukup
akurat dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Respons yang
dikemukakan dalam tulisan baik dengan pendapat serta kesimpulan yang
baik pula. Jawaban dan uraian tugas cenderung bertele-tele.
C Respons yang diberikan kurang memuaskan. Informasi yang diberikan
akurat dengan menggunakan berbagai sumber informasi tetapi tidak ada
kesimpulan atau pendapat. Alur berpikir yang dikemukakan dalam tugas
kurang logis dan cenderung bertele-tele.
D Respons tidak menjawab tugas yang diminta. Banyak informasi yang
tidak akurat karena tidak menggunakan sumber informasi. Tidak ada
kesimpulan dan pendapat. Secara keseluruhan respons tidak akurat dan
tidak lengkap.

b. Rubrik Penilaian Analitik


Rubrik dengan skala penilaian yang lain yaitu skala analitik. Dalam rubrik
skala analitik, unjuk kerja dinilai secara terpisah-pisah untuk setiap kriteria.
Sistem penilaian holistik lebih efisien dibandingkan dengan skala analitik, tetapi
sistem penilaian analitik memberikan informasi yang lengkap yang dapat
dimanfaatkan dalam perencanaan dan peningkatan pembelajaran peserta didik.40
Berikut ini disajikan contoh rubrik dengan skala penilaian analitik.
Tabel 2.6 Contoh Rubrik dengan Skala Penilaian Analitik
Lingkarilah angka 5 jika sangat tepat, angka 4 jika tepat, angka 3 jika
agak tepat, angka 2 jika tidak tepat dan angka 1 jika sangat tidak tepat
untuk setiap tindakan di bawah ini!
5 4 3 2 1 Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang
bagian ujung yang tidak berisi air raksa
5 4 3 2 1 Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer

11
serendah-rendahnya.
5 4 3 2 1 Memasang termometer pada tubuh pasien (di mulut, di ketiak,
atau di dubur) sehingga bagian yang berisi air raksa kontak
dengan tubuh orang yang diukur suhu tubuhnya.
5 4 3 2 1 Menunggu beberapa menit termometer yang tinggal dalam
tubuh orang yang diukur suhunya.
5 4 3 2 1 Mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur dengan
memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa.
5 4 3 2 1 Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer
denganposisi mata tegak lurus.

Tabel 2.6 Contoh 2 Rubrik dengan Skala Penilaian Analitik


Nama Kegiatan: Membuat Peta Konsep tentang Pengaruh Imprealisme Barat
Terhadap Kehidupan Sosial, Politik dan Ekonomi Indonesia Pada Abad ke- 20
(Kusmani.2010)
Sko Peta Konsep Spesifikasi Rasional
r
4 Tampilan gambar Semua spesifikasi yang Rasionalisasi yang
memberikan visualisasi diberikan benar diberikan jelas
untuk memahami dan
mengkomunikasikan apa
yang telah dipelajari.
3 Sebagian besar gambar Semua spesifikasi yang Penjelasan yang
yang ditampilkan cukup diberikan benar diberikan masih
baik membutuhkan
perbaikan
2 Beberapa gambar yang Hanya sebagian Rasional yang
ditampilkan cukup baik spesifikasi diberikan tidak
yang diberikan benar lengkap
1 Gambar yang disajikan Spesifikasi yang Rasional yang
hanya sebagian yang diberikan diberikan tidak
benar pada umumnya salah benar

12
2.5 Perbandingan Performance Assessment dengan Tes Konvensional
Jika dibandingkan dengan tes konvensional, penilaian unjuk kerja
memiliki beberapa penekanan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut
(Muslich,2011)
Tabel 2.7 Perbandingan Antara Penilaian Unjuk Kerja dan Tes Konvensional
Penilaian Unjuk Kerja Tes Konvensional
Mementingkan kemampuan peserta Lebih mengutamakan pemahaman
didik dalam menerapkan konsep peserta didik
pengetahuannya menjadi unjukkerja
yang dapat diamati atau produk yang
dihasilkan
Membutuhkan waktu yang banyak Membutuhkan waktu yang banyak
untuk membuat dan melaksanakan untuk membuat, pelaksanaannya lebih
tetapi menghasilkan format penilaian cepat dan dapat digunakan untuk
yang dapat digunakan berulangulang peserta didik dalam jumlah banyak
pada peserta didik yang sama atau secara serentak, tetapi digunakan hanya
peserta didik yang baru sekali untuk sekelompok peserta didik.
Memungkinkan untuk mendiagnosis Memungkinkan untuk mendiagnosis
dan meremediasi performansi peserta dan meremediasi performansi peserta
didik dan memetakan kemajuan peserta didik tetapi hanya untuk soal uraian
didik sepanjang waktu terbuka(open ended)
Memfokuskan pembelajaran pada Memfokuskan pembelajaran pada
unjuk kerja peserta didik materi pelajaran.

2.6 Langkah-langkah Penilaian Kinerja (Performance Assessment)


Dalam penilaian pembelajaran, penilaian unjuk kerja dapat dilakukan
secara efektif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tetapkan kinerja yang akan dinilai
2. Buat daftar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dari
masingmasing mata pelajaran dan butir-butir yang dipertimbangkan untuk
menentukan apakah pekerjaan itu memenuhi standar yang telah ditetapkan.
3. Tentukan pekerjaan peserta didik yang mencakup semua elemen kinerja
yang dinilai dan alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.

13
4. Buat semua daftar, alat dan dan gambar yang diperlukan peserta didik
untuk mengerjakan penilaian.
5. Siapkan petunjuk tertulis yang jelas untuk peserta didik.
6. Siapkan sistem penskoran (scoring) (Mulyasa,2013).

2.7 Kelebihan dan Kelemahan Penilaian Kinerja (Performance Assessment)


Kelebihan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) di antaranya:
1. Siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses.
2. Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi langsung.
3. Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam
penalaran, kemampuan lisan, dan keterampilan-keterampilan fisik.
4. Adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan
tugas-tugas yang akan dikerjakan.
5. Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan yang
kompleks.
6. Memberi motivasi yang besar bagi siswa.
7. Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata.

Adapun kekurangan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) di antaranya:


1. Sangat menuntut waktu dan usaha.
2. Pertimbangan (judgement) dan penskoran sifatnya lebih subyektif.
3. Lebih membebani guru.
4. Mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah (Wulan.2007)

14
BAB III
PENUTUP
3.7 Kesimpulan
bahwa performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta
peserta tes untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria kriteria yang diinginkan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa performance assessment adalah suatu bentuk
penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah
diperoleh oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu
proses, kegiatan, atau unjuk kerja.
Komponen utama dalam asesmen kinerja yaitu tugas (task) dan rubrik.
Task merupakan perangkat tugas yang menuntut siswa untuk menunjukkan kinerja
tertentu. Rubrik adalah salah satu assessment alternatif yang dapat digunakan
untuk mengukur dan menilai siswa secara komprehensif. Dikatakan komprehensif
karena kompetensi/kinerja peserta didik tidak hanya dilihat pada akhir proses saja,
tetapi juga pada saat proses berlangsung. Rubrik dapat berfungsi ganda sebagai
penuntun kerja dan sebagai instrumen evaluasi.
Pengembangan asesmen kinerja dimulai dari mengidentifikasi bukti-bukti
belajar atau indikator pencapaian hasil belajar. Indikator ini merupakan dasar
untuk membuat pedoman yang dimulai dengan menggambarkan bagaimana
kualitas kerja mahasiswa akan nampak. Deskriptor kualitas kinerja harus spesifik
terhadap tugas dan ditunjukkan dengan tingkat-tingkat kualitas kinerja.
Setiap topik praktikum memiliki tujuan masing-masing sesuai
keterampilan yang ingin dilatihkan. Setelah dicermati dari tujuan yang tercantum

15
terdapat 3 aspek pokok yaitu: (1) mahasiswa memperoleh penguatan konsep, (2)
mahasiswa memperoleh keterampilan laboratorium (mampu menggunakan set
percobaan), dan (3) mahasiswa mampu menyajikan hasil pengukuran beserta
ralatnya secara benar. Kaitannya dengan makalah ini, maka aspek kedua yang
akan mendapat perhatian khusus, yakni aspek keterampilan laboratorium karena
secara langsung dapat diamati menggunakan asesmen kinerja (perbuatan).

DAFTAR PUSTAKA

Arends,R.I.2008.Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta:Pustaka


Pelajar.
Kusmarni, Yani. 2010. Pengembangan Asesmen Kinerja dan Portofolio dalam
Pembelajaran Sejarah. Bandung: UPI
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya,
Muslich, Masnur. 2011. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama
Nitko,Anthony,J.1996.Educational Assesment of Students.Otio:Merill and Imprint
of Prentice Hall Englewood Cliffs
Rahayu,S.2002.Assesmen Performasi Sebagai Kebutuhan Nyata Dalam
Pembelajaran Kimia,Makalah Nasional Science Educational
Seminar.FMIPA UM
Stiggins,R.J.1994.Student Centered Classroom Assesment.New York:Macmillan
College Publishing Company
Sudaryono.2012.Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta:Graha Ilmu
Uno,H.B.dkk.2012.Assesment Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara
Wulan, Ana Ratna. 2007. Penggunaan Asesmen Alternatif Pada Pembelajaran
Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI,.

16

Vous aimerez peut-être aussi