Vous êtes sur la page 1sur 8

Metode Euler Dan Metode Runge Kutta Dalam Menyelesaikan

Persamaan Differensial Biasa


Aal Algebra R. Laega*)

*Mahasiswa jurusan Matematika FST-UIN Alauddin Makassar

Email:Algebra.aal15@gmail.com

1. Pendahuluan dinyatakan secara matematik


Permasalahan-permasalahan terutama dalam bentuk persamaan
yang semakin kompleks dari waktu differensial. Sebagai contoh
ke waktu menuntut manusia untuk penerapan matematika pada ilmu
selalu berkembang dan mencari fisika seperti mengetahui persamaan
pemecahan dari permasalahan gerak pada mekanika klasik dan
tersebut. Hal ini mendorong semakin mengetahui besarnya muatan pada
berkembang pula ilmu pengetahuan pengisian kapasitor, dalam hal ini
dan teknologi yang dapat membantu kita akan menemukan penggunaan
manusia dalam menyelesaikan persamaan diferensial yang
permasalahan-permasalahannya. digunakan untuk menggambarkan
Salah satu disiplin ilmu tersebut fenomena fisis yang berkaitan
adalah matematika, dimana dalam dengan masalah-masalah tersebut.
matematika terdapat suatu kajian Masalah-masalah tersebut dalam
tentang pemodelan yang sedikit kenyataannya sulit untuk dipecahkan
banyak dapat membantu manusia dengan cara analitik biasa, sehingga
untuk menyelesaikan masalahnya. metode numerik/komputasi perlu
Persamaan differensial diterapkan untuk menyelesaikannya.
merupakan dasar penting untuk Melihat seberapa besar
menyelesaikan masalah matematika penting persamaan diferensial dari
dan fisika. Banyak hukum-hukum berbagai macam ilmu, baik dalam
fisika dan teknologi yang dapat bidang SAINS maupun teknologi.
Maka kami menulis jurnal yang matematika) dan laju
berjudul persamaan diferensial linear perubahannya (dinyatakan
orde satu. Tidak hanya itu makalah sebagai turunan) diketahui atau
ini dibuat sebagai salah satu dipostulatkan. Ini terlihat
kelengkapan mengikuti mata kuliah misalnya pada mekanika klasik,
pemodelan matematika yang telah di mana gerakan sebuah benda
ditugaskan oleh dosen pengasuh diperikan oleh posisi dan
mata kuliah tersebut. kecepatannya terhadap waktu.
Hukum Newton memungkinkan
2. Tinjauan Pustaka
kita mengetahui hubungan posisi,
A. Persamaan deferensial kecepatan, percepatan dan
berbagai gaya yang bertindak
Persamaan diferensial
terhadap benda tersebut, dan
adalah persamaan matematika
menyatakannya sebagai
untuk fungsi satu variabel atau
persamaan diferensial posisi
lebih, yang menghubungkan nilai
sebagai fungsi waktu. Dalam
fungsi itu sendiri dan turunannya
banyak kasus, persamaan
dalam berbagai orde. Persamaan
diferensial ini dapat dipecahkan
diferensial memegang peranan
secara eksplisit, dan
penting dalam rekayasa, fisika,
menghasilkan hukum gerak.
ilmu ekonomi dan berbagai
Contoh pemodelan masalah
macam disiplin ilmu
dunia nyata menggunakan
alin.Visualisasi aliran udara ke
persamaan diferensial adalah
dalam saluran dimodelkan sesuai
penentuan kecepatan bola yang
persamaan Navier-Stokes
jatuh bebas di udara, hanya
Persamaan diferensial muncul
dengan memperhitungkan
dalam berbagai bidang sains dan
gravitasi dan tahanan udara.
teknologi, bilamana hubungan
Percepatan bola tersebut ke arah
deterministik yang melibatkan
tanah adalah percepatan karena
besaran yang berubah secara
gravitasi dikurangi dengan
kontinu (dimodelkan oleh fungsi
perlambatan karena gesekan
udara. Mencari kecepatan sebagai di titik xp maka kita harus
fungsi waktu mensyaratkan membagi selang antara x0 dan
pemecahan sebuah persamaan xp menjadi n buah pita yang
diferensial. Penyelesaian masing-masing lebarnya h
persamaan diferensial biasa sehingga diperoleh titik-titik
mempunyai bentuk umum yaitu: x0, x1, x2, , xp. Dari syarat
dy
f x, y awal yaitu titik (x0, y0) maka
dx
dengan rumus iterasi Euler
Penyelesaian PDB secara umerik
kita dapat menentukan y1
berarti menghitung nilai fungsi di
dengan absis x1 = x0 + h.
xr+1 = xr + h, dengan h adalah
Selanjutnya dari titik (x1, y1)
ukuran langkah (step) setiap
kita dapat menentukan y2
lelaran. Pada metode analitik,
dengan absis x2 = x1 + h.
nilai awal berfungsi untuk
Demikian seterusnya sampai
memperoleh solusi yang unik,
didapatkan yp yang absisnya
sedangkan pada metode numeric
adalah xp. Dengan demikian
nilai awal (initial value) pada
nilai yp merupakan solusi dari
ersamaan di atas berfungsi untuk
persamaan diferensial pada
memulai lelaran.
titik xp.

B. Solusi Persamaan Differensial


b. Metode Euler orde 1
a. Metode euler
Metode ini diturunkan dari
Untuk mencari solusi
uraian deret Taylor disekitar x
persamaan diferensial biasa
dinyatakan dengan f(x+h)
dengan syarat awal (x0, y0)
yaitu:
dapat dilakukan dengan
f ( x +h )=f ( x )+ f ' ( x ) h
metode Euler. Metode Euler

terdiri dari 2 metode yaitu: f ( x +h )=f ( x )+ f ( x , y ) h

orde 1 dan orde 2.


Untuk mengetahui Dalam bentuk iterasi
solusi persamaan diferensial menjadi:
y i+1= yi + f ( x , y ) h

c. Metode Euler orde 2


Dari uraian deret Taylor
untuk f(x+h), jika kita menyertakan
suku-suku dengan h pangkat 2 maka
akan didapatkan persamaan
1 3. Hasil dan Pembahasan
f ( x +h )=f ( x )+ f ' ( x ) h+ f ' ' ( x ) h2 A. Analisis Metode Euler dan
2
Metode Heun
f ( x +h )=f ( x )+ f ' ( x ) h
Metode Euler, adalah salah

d. Metode Heun satu dari metode satu langkah yang


paling sederhana. Jika dibandingkan
Metode Heun Merupakan
dengan metode lain, metode ini
perbaikan metode Euler.Solusi Euler
mempunyai banyak kekurangn dalam
dijadikan solusi perkiraan awal dan
penyelesaian persamaan diferensial
diperbaiki dengan metode Heun.
biasa, anatara lain : kesalahan
Perbaikan gradien yang digunakan
pemotongan dan kesalahan
merupakan rata-rata gradien dari 2
pembulatan. Sedangkan metode
titik yang ada. Dari satu titik awal
Heun merupakan modifikasi dari
(xr,yr), iterasi dan gradien
metode Euler. Modifikasi ini
didapatkan perkiraan nilai y(xr+1)
digunakan untuk memperbaiki
selanjutnya (xr+1,yr+1) beserta
kemiringan dan dua turunan pada
gradiennya.Dari dua gradien yang
interval, yaitu pada ujung awal dan
ada dicari rata-ratanya kemudian
akhir.
digunakan untuk menghitung
kembali nilai y(xr+1).
B. Output Metode Euler dan
Metode Heun

1. Metode Euler

yh1 =
0 1.0000
1.0000 -0.2500
2.0000 2.4375
3.0000 2.1719
yh2 =
0 1.0000
3.5000 3.8711
4.0000 3.4717
4.5000 4.6462
5.0000 4.6403
5.5000 5.5198
6.0000 5.7352
yh3 =
0 1.0000
6.2500 6.3236
6.5000 6.3198
6.7500 6.7602
7.0000 6.8674
7.2500 7.2245
7.5000 7.3942
7.7500 7.7044
8.0000 7.9092
8.2500
2. Metode 8.1931
Heun
8.5000 8.4177
8.7500 8.6867
9.0000 8.9224
C. Algoritma Metode Euler dan
yh4 =
Metode Heun
0 1.0000
9.1250 9.1207 a) Metode Euler

9.2500 9.1908 Adapun algoritma pada


9.3750 9.3569 metode ini yaitu:
9.5000 9.4510
1) Input : f,n,a,b,yo
9.6250 9.5992 2) Hitung h = (b a)/n, t = [a], y =
9.7500 9.7068 [yo]
3) Hitung perulangan k = 2 : n+1
9.8750 9.8449 4) Hitung t = [t; a+(k-1)*h];
10.0000 9.9601 5) Hitung y = [y; y(k-1)+h*f(t(k-1),

10.1250 10.0924 y(k-1))];


6) Output : (tk , yk)
10.2500 10.2119
10.3750 10.3411
b) Metode Heun

10.5000 10.4630 Adapun algoritma pada


10.6250 10.5903 metode ini yaitu :
10.7500 10.7135
1) Input : h1, h2, h3, h4, tn, t0, yo,
10.8750 10.8398
yh1= [t0,yo], yh2, yh3, yh4
11.0000 10.9639 2) Hitung n = (b t0)/n
3) Hitung k = 1 : tn/h1, tn/h2, tn/h3,
11.1250 11.0896
tn/h4
11.2500 11.2140 4) Hitung t = t0 + h1, t = t0 + h2, t =
11.3750 11.3395 t0 + h3, t = t0 + h4
11.5000 11.4642 5) Hitung yh1
t = t0 + h1;
11.6250 11.5894 y = y0 +h1/2 + ((t0-y0)+(t-y0-
11.7500 11.7142 h1+(t0-y0)/2)/2);
t0 = t; yh1 = [yh1;t y]; y0=y;
11.8750 11.8393
6) Hitung yh2
12.0000 11.9642
t = t0 + h2;

y = y0 +h2/2 + ((t0-y0)+(t-y0-
h2+(t0-y0)/2)/2);
t0 = t; yh2 = [yh1;t y]; y0=y; plot dari setiap nilai (t1,y1: t2,y2:
t3,y3).
7) Hitung yh3
t = t0 + h3;
Sedangkan Adapun
y = y0 +h3/2 + ((t0-y0)+(t-y0-
pembahasan pada program metode
h3+(t0-y0)/2)/2);
t0 = t; yh3 = [yh3;t y]; y0=y; Heun yaitu, mendefenisikan nilai-
8) Hitung yh4
nilai dari h1, h2, h3, h4, tn, t0, y0
t = t0 + h4;
dengan nilai awal yh1= [t0,y0], yh2,
y = y0 +h4/2 + ((t0-y0)+(t-y0- yh3 dan yh4. Dengan perulangan k=1
h4+(t0-y0)/2)/2); sampai tn/h1. Selanjutnya mencari
t0 = t; yh4 = [yh4;t y]; y0=y; nilai t dengan y untuk menentukan
hasil dari yh1, Perulangan ini
D. Pembahasan
digunakan untuk menentukan nilai
Adapun pembahasan pada sampai hy4 dari setiap perhitungan
program metode Euler yaitu, funtion nilai h.
[t,y] adalah fungsi dalam t,y.
Sedangkan pdbeuler merupakan DAFTAR PUSTAKA
nama fungsi yang memiliki argumen
http://www.academia.edu/8975448/
(f, n, a, b, yo), dengan perulangan k Modul_Praktikum_Metode_Numerik
dari 2 sampai n+1, t merupakan https://www.google.com/search?
q=pembahasan+perbandingan+met
persamaan dengan inputan nilai a + ode+euler
banyaknya perulangan (k-1) * https://docs.google.com/document/d/
1otBYl_u2Q77Yr7xNLi8ctHiOL_Sgy
dengan nilai h. Selanjutnya, untuk nYt9NGzlez_u0g/edit?pli=1
nilai k di tentukan dengan nilai awal
y dengan perulangan (k-1) + h*
fungsi persamaaan t dengan
perulangan (k-1), dengan nilai awal y
(k-1). Hasil akhir akan ditampilkan
APPENDIX
A. Metode euler

%metodea euler (apa yang di input yaitu fungsi)


function [t,y] = pdbeuler(f,n,a,b,y0)
h = (b-a)/n;
t = [a];
y = [y0];
for k = 2 :n+1 %persamaan linear orde 1 berlaku u/ semua
t = [t; a + (k-1)*h];
B. Metode heun
y = [y; y (k-1) + h*f(t(k-1), y(k-1))];%solusi dari
%metode heun
clc pers. differensial akan mendpatkan nilai y
clear all;
end
h1=1;
h2=1/2;
h3=1/4;
h4=1/8;
tn=3;t0=1; y0=1; yh1=[t0,y0]; yh2=yh1; yh3=yh1;
yh4=yh1;
for k=1;tn/h1, %perhitungan untuk h1
t=t0+h1;
y=y0+h1/2+((t0-y0)+(t-y0-h1+(t0-y0)/2)/2);
to=1; yh1=[yh1;t y]; yo=y;
end
yh1
for k=1;tn/h2, %perhitungan untuk h2
t=t0+h2;
y=y0+h2/2+((t0-y0)+(t-y0-h2+(t0-y0)/2)/2);
to=1; yh2=[yh2;t y]; yo=y;
end
yh2
for k=1;tn/h3, %perhitungan untuk h3
t=t0+h3;
y=y0+h3/2+((t0-y0)+(t-y0-h3+(t0-y0)/2)/2);
to=1; yh3=[yh1;t y]; yo=y;
end
yh3
for k=1;tn/h4, %perhitungan untuk h4
t=t0+h4;
y=y0+h4/2+((t0-y0)+(t-y0-h4+(t0-y0)/2)/2);
to=1; yh4=[yh4;t y]; yo=y;
end
yh4

Vous aimerez peut-être aussi