Vous êtes sur la page 1sur 7

Apa Perbedaan Sprain

Dan Strain?
OLEH REDAKSI 24 FEBRUARI 2014 10115
Sprain dan strain adalah 2 tipe kerusakan atau cidera
jaringan lunak. Dalam Bahasa Indonesia kedua istilah ini
sering diterjemahkan sebagai satu kata yang sama, yaitu
keseleo dan/atau terkilir namun sebenarnya ada
perbedaan arti. Sprain adalah cidera pada sendi yang
melibatkan robeknya ligamen dan kapsul sendi.
Sementara strain adalah cidera otot atau tendon (urat).

RICE: Rest, Ice, Compression, Elevation


Untuk keduanya tindakan pertama adalah RICE (Rest,
Ice, Compression, Elevation) atau Istirahat, Es Kompresi,
Elevasi).
Cidera jaringan lunak dapat terjadi mendadak (akut) atau
memburuk perlahan-lahan (kronis). Proses penyembuhan
membutuhkan 2 sampai 12 minggu, tergantung dari
tingkat kerusakan jaringan, tindakan awal dan perawatan
yang sedang dilakukan, usia serta kesehatan pasien
secara umum.

Penyebab
Jaringan lunak terbuat dari kumpulan serat. Otot dan
tendon mengandung sel-sel yang memonitor tingkat
kontraksi dan peregangan. Dengan aktifitas sehari-hari,
otot dan tendon menggunakan kontraksi ringan untuk
melawan peregangan yang berlebihan. Namun gerakan
mendadak dengan intensitas kuat dapat memberikan
tekanan terlalu intens pada jaringan. Serat lalu meregang
melebihi kapasitasnya dan robek. Pendarahan dari
pembuluh darak akibat perobekan inilah yang
menyebabkan ada bengkak.

Sprain
Sendi disambung menjadi satu dan dikuatkan oleh
jaringan ikat yang disebut ligamen. Seluruh sendi
diselimuti oleh selaput berisi cairan lubrikasi yang
merawat sendi serta memberikan bantalan ekstra
terhadap goncangan. Sprain adalah cidera sendi yang
biasanya melibatkan robek ringan (trauma mikro) pada
ligamen dan kapsul sendi. Bagian tubuh yang biasanya
mengalami sprain adalah jempol, pergelangan kaki, dan
pergelangan tangan.

Strain
Otot menempel pada sendi dengan bantuan jaringan ikat
yang disebut tendon. Strain adalan cidera pada tendon
atau pada otot itu sendiri. Betis, selangkangan, dan
hamstring (otot paha belakang) adalah area yang biasa
mengalami strain.
Gejala
Mereka yang terkena sprainatau strain akan mengalami:
Rasa sakit
Bengkak
Rasa kaku
Pengurangan kemampuan atau fungsi bagian tubuh
yang cidera

Tingkat Cidera
Sprain dan strain level akut dapat dikategorikan menurut
tingkat keparahan mereka:
Tingkat I sejumlah serat robek dan anggota tubuh
yang terkena cidera terasa sedikit sakit dan bengkak,
tapi fungsi dan kekuatan dari anggota tubuh tersebut
tidak berkurang.
Tingkat II serat yang robek lebih banyak dan area
cidera terasa lebih sakit dan bengkak, dengan
pengurangan fungsi dan kekuatan.
Tingkat III jaringan lunak robek seluruhnya,
dengan pengurangan fungsi dan kekuatan secara
signifikan. Tingkat III seringkali membutuhkan
tindakan operasi.

Pertolongan Pertama
Beberapa langkah sebagai tindakan pertolongan pertama
bila mengalami sprain atau strain adalah:
Hentikan aktifitas
Istirahatkan anggota tubuh yang cidera
Letakan es pada area yang cidera selama 15 menit
setiap dua jam. Gunakan handuk diantara kulit
dengan es.
Kompresi atau perban secara ketat area cidera,
mengarah dari bawah keatas.
Elevasi (angkat) anggota tubuh yang cidera agar
lebih tinggi dari posisi jantung.
Hindari aktifitas olahraga, konsumsi alcohol dan pijat
atau urut area cidera karena dapat memperburuk
pembengkakan.
Jika gejala memburuk dalam 24 jam, kunjungi dokter.

Cidera Akibat Aktifitas


Berlebih
Beberapa orang, seperti atlit atau mereka yang
berolahraga secara rutin, cenderung
mengalamisprain dan strain kronis, atau cidera overuse
(aktifitas berlebih).
Cidera overuse akan makin parah seiring berjalannya
waktu, menimbulkan rasa sakit dalam beraktifitas dan
jika dihiraukan akan tetap terasa sakit bahan ketika
istirahat.
Faktor penyebab cidera overuse adalah teknik olahraga
yang salah, struktur tubuh yang tidak ideal, atau
melakukan aktifitas olahraga terlalu sering tanpa jeda
istirahat yang cukup.
Jenis cidera ini memerlukan waktu lama untuk pulih dan
dibutuhkan kesabaran serta komitmen dalam menjalani
rehabilitasi.

Perawatan
Kerusakan jaringan lunak membutuhkan beberapa
minggu untuk sembuh, tergantung dari tingkat
keparahan dan kesehatan tiap individu. Diperlukan
tindakan yang tepat segera setelah cidera terjadi untuk
memastikan proses penyembuhan berjalan secara cepat.
Kunjungi dokter bila anggota tubuh yang cidera tidak
dapat berfungsi atau jika rasa sakit dan bengkak tidak
berkurang setelah beberapa hari.

Tindakan perawatan yang dapat dilakukan adalah:


Rehabilitasi gerakan, dengan panduan dokter atau
ahli kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan,
meningkatkan kekuatan, dan fleksibilitas.
Terapi elektro.
Obat pengurang rasa sakit (konsultasi dengan dokter
sebelum mengkonsumsi obat apapun karena
beberapa jenis obat dapat memperlambat proses
penyembuhan kerusakan jaringan lunak)
Pada sprain atau strain Tingkat II, periode imobilisasi
anggota tubuh yang terkena cidera mungkin
diperlukan.
Tindakan operasi mungkin diperlukan bagi kasus cidera
yang parah dimana jaringan benar-benar robek. Operasi
berguna untuk menyatukan kembali bagian jaringan.
Setelah operasi, kasus cidera Tingkat III memerlukan
periode pemulihan yang signifikan untuk mengembalikan
fungsi dan kekuatan anggota tubuh tersebut.
Seperti layaknya cidera apapun, langkah terbaik adalah
untuk mengunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis
dan perawatan yang tepat

# DONT : HARM
( Heat - Alcohol - Running - Massage ) dalam 72
jam setelah cedera3
Most minor strains and sprains can be treated at
home, but severe sprains and fractures need professional
care2

JANGAN : HARM ( Panas - Alkohol - Menjalankan - Pijat )


hearts 72 jam Penghasilan kena pajak cedera3
" Kebanyakan strain ringan dan keseleo dapat diobati di
rumah, tapi keseleo parah dan patah tulang
membutuhkan perawatan profesional "

Pengenalan awal penting sekali dilakukan, mengapa? Kalaupun


kita mengirim pasien terkilir (karena kita takut memeriksanya,
padahal ini termasuk minor injury) ke UGD, apakah pasien
akan langsung ditangani? Ya, jika UGD memang kebetulan
sedang kosong melompong, kalau tidak pasien baru akan
ditangani entah beberapa jam kemudian. Lakukan anamnesis,
inspeksi dan palpasi pada daerah cedera (meraba, bukan
memijat). Jangan takut untuk melakukan palpasi karena kita
harus mengetahui apakah pasien tersebut sekedar terkilir atau
malah fraktur. Periksa dan amati apakah ada krepitasi (adanya
bunyi derik karena sendi/fragmen tulang yang bergeser),
penonjolan yang tidak normal, false movement, dan tanda-
tanda lain yang menunjukkan adanya patah tulang atau fraktur.
Bila ternyata terdapat tanda fraktur maka penanganan awalnya
tentu saja balut-bidai.
Jelas terdapat batasan antara cedera yang harus segera kita
rujuk dan yang cukup ditangani secara sederhana. Rujuklah ke
rumah sakit/dokter bila :

1. Terdapat tanda-tanda fraktur, nyeri yang amat sangat,


tidak dapat menggerakkan sendi, memar biru-
kehitaman dan bengkak yang luas 1,2
2. Bila sendi/otot yang cedera tetap nyeri setelah 3-4 hari
saat diberi beban 2
So, thats all? Of course not, artikel ini hanya untuk
mengingatkan teman-teman untuk belajar kembali mengenai
cedera muskuloskeletal. We are the Life-Long Learning
Students ^^
Sincerely,

Vous aimerez peut-être aussi