Vous êtes sur la page 1sur 31

Manajemen Asuhan Keperawatan Pada An.

G ( 5 Tahun)
Dengan Diagnosa Medis Typhoid Di Ruang Melati Rumah Sakit Umum
Daerah Ungaran Semarang

A. Identitas
Tanggal masuk ruang : Rabu, 5 Oktober 2016 (15:00 WIB)
Tanggal pengkajian : Rabu, 5 Oktober 2016 (15:30 WIB)
1. Identitas Klien
Nama : An. G
No. Rekam Medis : 222165
Tanggal lahir : 13 Juni 2011
Umur : 5 tahun
Ruang Rawat Inap : Ruang Melati (kamar 310)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : Tk
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Jawa
Bahasa : Jawa, Indonesia
Alamat : Susukan, Ungaran Timur
Pembiayaan Kesehatan : Umum
Kelas Ruangan : Kelas III
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. K
Suku : Jawa
Hubungan dengan Klien : Ibu Klien
Bahasa : Jawa, Indonesia
Alamat : Susukan, Ungaran Timur
No.Telpon : 085642627xxx

1
B. Resume Asuhan Keperawatan
An. G datang ke IGD RSUD Ungaran pada tanggal 5 Oktober 2016 pada
pukul 12.51 WIB dengan kesadaran penuh (GCS 15: E4V5M6) dan keadaan
umum tergolong sakit ringan. Ibu klien mengatakan An. G demam 2 hari dan
BAB cair 2 kali. Tindakan yang telah dilakukan di IGD yaitu pemeriksaan
TTV dan didapatkan hasil N : 134x/menit, RR : 20x/menit, Suhu : 390 C,
SpO2 : 98%, infus RL 10tpm, pemeriksaan widal s typhi o dan h didapatkan
hasil 1/320. Klien terdiagnosa medis Febris Typhoid.
An. G dibawa ke ruangan melati pada tanggal 5 oktober 2016 pukul 15.00
WIB dengan keadaan lemas dan kesadaran penuh (GCS 15: E4V5M6). Ketika
dilakukan pengkajian, ibu klien mengatakan An. G demam, mual dan perut
terasa nyeri, P: nyeri terasa sewaktu waktu, Q: nyeri seperti di tusuk-tusuk, R:
nyeri terasa dibagian perut ulu hati, S: skala nyeri 6, T: nyeri hilang timbul.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil RR: 25
kali/menit, N: 138 kali/menit, suhu 37,3oC. Klien tidak memiliki riwayat alergi
makanan maupun obat-obatan. An. G juga mengatakan tidak nafsu makan.
Setelah sampai di ruangan klien diberikan injeksi Ondansetron 1mg/12 jam,
Ranitidine 50 mg/12 jam dan ceftriaxon 300 mg/12 jam
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, diagnosa pertama yang dapat
diangkat untuk kasus ini adalah hipertermia berhubungan dengan penyakit
yang diderita. Masalah tersebut dapat diketahui dari hasil pengkajian yang
telah dilakukan yaitu Klien mengeluh demam dengan suhu 37,30C. Setelah
diberikan tindakan keperawatan selama 4x6 jam selama shift siang dan sift
malam diharapkan hiipertermia klien berkurang dengan kriteria hasil, klien
mengungkapkan tubuh sudah tidak panas lagi, suhu tubuh menjadi 360C.
Intervensi yang telah dilakukan yaitu melakukan kompres hangat,
menganjurkan klien untuk banyak minum air putih, melepaskan pakaian klien
dan menutupi klien dengan selimut.
Diagnosa keperawatan yang kedua adalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan. Masalah tersebut dapat dilihat dari beberapa data yaitu klien

2
mengatakan perutnya terasa nyeri, , P: nyeri terasa sewaktu waktu, Q: nyeri
seperti di tusuk-tusuk, R: nyeri terasa dibagian perut ulu hati, S: skala nyeri 6,
T: nyeri hilang timbul, klien merasa lemas, Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 4x6 jam selama shift siang dan malam diharapkan nyeri
klien berkurang dan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil
klien melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan skala 1-2, mual berkurang
dan nafsu makan bertambah. Intervensi yang telah dilakukan yaitu
Management Nyeri berupa mengkaji kualitas nyeri secara komprehensif
meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
Monitor TTV, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Nutrition
management berupa mengkaji adanya alergi makanan pada klien serta
kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan asupan nutrisi diet seimbang.
Nutrition monitoring berupa monitor jumlah dan tipe aktivitas yang bisa
dilakukan, monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi, monitoring turgor
kulit, monitor mual dan muntah.

3
C. Pengelolaan Pasien
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang dari IGD dengan keluhan demam 2 hari, sakit perut dan
tidak nafsu makan. Setelah dilakukan perawatan di ruang IGD, klien
dipindahkan ke ruang Melati kelas III. Klien datang terlihat lemah dengan
kesadaran composmentis dan terpasang infus RL 10 tpm. Klien diantar
oleh petugas Portir dan keluarganya. Klien ditempatkan di ruang kelas III
nomor kamar 310 oleh perawat yang sedang bertugas di ruangan yaitu
perawat S. Petugas Portir mengantarkan pasien ke ruang perawatan setelah
itu memberikan dokumentasi rekam medis kepada perawat jaga. Sistem
penerimaan pasien disertai dengan menyertakan lembar formulir pindah
antar ruang dimana dalam formulir tersebut terdapat poin-poin seperti
ruang rawat asal, disini pasien berasal dari IGD, ruang rawat tujuan yaitu
ruang Melati kelas III, alasan pasien dirawat yaitu karena demam 2 hari,
nyeri perut, dan BAB cair 2x, diagnosa medis Febris Typhoid , terapi yang
sudah diberikan yaitu infus RL 20 tpm, injeksi Ondansentron 1mg,
Ranitidine mg, Ceftriaxon 300mg.
Proses penyerahan atau transfer pasien perlu dilakukan secara detail
dan terperinci. komunikasi yang biasa digunakan ketika transfer pasien
yaitu menggunakan SBAR (Situation, Backgroud, Assesment,
Recommendation). Situation berisi nama pasien, umur, diagnosa medis dan
tanggal masuk serta dijelaskan secara singkat masalah kesehatan pasien
atau keluhan utama termasuk pain score. Background berisi riwayat alergi
dan obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan, menjelaskan hasil
pemeriksaan yang mendukung dan pemeriksaan laboratorium serta
menjelaskan informasi klinik yang mendukung. Assesment berisi
menjelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini, seperti vital
sign, status mental, status emosional, kondisi kulit, saturasi oksigen dll
serta menyatakan kemungkinan masalah, seperti gangguan pernafasan,
gangguan neurologi, gangguan perfusi dll. Recommendation berisi berupa
mengusulkan dokter untuk datang melihat pasien dan memastikan jam

4
kedatangan dokter serta menanyakan pada dokter langkah selanjutnya
yang akan dilakukan.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
Klien datang ke ruang Melati dan salah satu keluarga klien ke
ruang perawat untuk mendapatkan orientasi terkait ruangan yang
digunakan. Perawat S menjelaskan pada salah satu anggota keluarga
mengenai tata letak ruang rawat, menjelaskan tentang pentingnya untuk
melakukan cuci tangan serta lokasi sarana cuci tangan yang tersedia,
menjelaskan ruangan perawat jika memiliki keperluan untuk menemui
perawat, menjelaskan mengenai jam besuk, serta kapan waktu untuk
berkonsultasi dengan dokter. Pada saat itu perawat tidak menjelaskan atau
memberikan edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien karena hal
tersebut merupakan salah satu kewenangan dari dokter. Pada hari kedua
pasien dan keluarga diberikan penjelasan serta edukasi mengenai
penyakitnya oleh dokter yang menanginya, kemudian pasien atau keluarga
diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa sudah mendapatkan
orientasi dari perawat.
Proses orientasi ruangan tersebut juga dijelaskan beberapa hal yang
harus diketahui oleh keluarga pasien maupun pasien seperti hak dan
kewajiban pasien dan keluarga, pengertian penyakit atau diagnosis, tanda
dan gejala suatu penyakit, penatalaksanaan penyakit, prosedur diagnostic
tertentu, manfaat obat-obatan yang diberikan, efek samping obat-obatan
yang diberikan, interaksi obat dan makanan, program diet dan nutrisi,
manajemen nyeri, cuci tangan yang benar, serta penggunaan APD masker
dan sarung tangan.
Adapun hak-hak pasien adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di rumah sakit
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi

5
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang diderita kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam, maupun luar
Rumah Sakit
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data medisnya
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya
17. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban


antara lain:
1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di rumah sakit
2. Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya

6
3. Melunasi atau memberikan imbalan jasa atas pelayanan rumah
sakit/dokter
4. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuat

Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah Ungaran:
1. Waktu kunjung pasien
- Pagi : pukul 11.00-13.00 WIB
- Sore : pukul 16.00-19.00 WIB
- Minggu/Libur`: pukul 09.00-19.00 WIB
2. Diluar waktu tersebut wajib lapor ke security dan mendapatkan
persetujuan dari perawat yang sedang bertugas.
3. Pasien,penunggu dan pengunjung harus menjaga ketenangan,
kebersihan di lingkungan Rumah Sakit serta mentaati segala peraturan
yang berlaku di RSUD Ungaran.
4. Selama dirawat pasien dilarang meninggalkan ruang perawatan kecuali
seijin perawat ruangan. Rumah Sakit tidak bertanggung jawab apabila
pasien meninggalkan Rumah Sakit tanpa seijin pihak Rumah Sakit
5. Semua pasien yang dirawat akan diberikan kartu tunggu sebanyak 1
kartu tunggu untuk setiap pasien. Kartu tunggu tersebut harus
dikenakan pada saat menunggu pasien dan dikembalikan ke perawat
ruangan saat pasien diperbolehkan pulang.
6. Khusus pasien yang dirawatdi ICU penunggu tidak diperkenankan
menunggu di dalam kamar pasien.
7. Penunggu/keluarga pasien tidak diperbolehkan membawa peralatan
tidur, senjata tajam, peralatan elektronika atau benda lain yang tidak
berhubungan langsung dengan proses kesembuhan pasien.
8. Selama menunggu pasien penunggu dan pengunjung tidak
diperkenankan:
- Duduk dan tidur di tempat tidur pasien
- Berada di dalam kamar tidur pasien saat dilakukan tindakan atau
saat kamar pasien sedang dibersihkan.
- Mencuci dan menjemur pakaian didalam kamar pasien.
9. Pasien, penunggu dan pengunjung tidak diperkenankan merokok
dilingkungan Rumah Sakit.
10. Anak dibawah usia 12 tahun dihimbau untuk tidak masuk ke dalam
ruang perawatan.

7
11. Untuk saling menghargai keleluasaan pribadi, disarankan agar pasien
wanita dan anak-anak ditunggu oleh penunggu.
3. Tingkat Ketergantungan Pasien
Tabel Ketergantungan Pasien (Barthel Index)

Index 0 1 2 3 Keterangan
Makan,Minum 0 : Tidak mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri
Mandi 0 : Tergantung orang lain
1 : Mandiri
Perawatan diri (grooming) 0 : Tergantung orang lain
1 : Mandiri
Berpakaian (dressing) 0 : Tidak mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri
BAB (bladder) 0 : Inkontinensia
(tidak teratur/ perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
BAK (bowel) 0 : Inkontinensia
(pakai kateter/terkontrol)
1 : Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
Transfer 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan alat dan 2 orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilitas 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2: Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan toilet 0 : Tergantung bantuan orang lain
1 : Membutuhkan bantuan tapi
beberapa hal dilakukan sendiri
2 : Mandiri
Naik turun tangga 0 : Tidak mampu
1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri
Total Score 0 4 8 0 12 (Ketergantungan ringan)
Sumber: Dewi, Sofia Rosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta:
Deepublish.
Interpretasi hasil Barthel Index :
20 : Mandiri
12 19 : Ketergantungan ringan
9 11 : Ketergantungan lemah

8
58 : Ketergantungan berat
04 : Ketergantungan total
4. Prinsip Pasien Safety
Menurut IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasiensudah melakukan 6 prinsip patient
safety.
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan IGD. Pasien diberikan tanda pengenal
berupa gelang pengenal. Gelang pengenal terbagi menjadi 2 yaitu
gelang utama dan gelang penanda tambahan. Gelang utama berisi
Nama, taggal lahir dan No. Rekam Medis. Gelang penanda utama
terdiri dari 2 warna yaitu warna Biru untuk pasien laki-laki dan warnah
merah muda untuk pasien perempuan. Sedangkan gelang penanda
tambahan terdiri dari 4 warma, yaitu: warna kuning digunakan pada
pasien yang memiliki resiko jatuh, gelang warna merah digunakan
pada pasien yang memiliki alergi, gelang warna unggu untuk DNR
(Do Not Resusitation), dan gelang warna putih untuk pasien yang
belum diketahui gendernya atau jenis kelaminnya. Pada pergelangan
tangan An. G telah terpasang gelang pengenal utama berwarna merah
muda yang berisi identitas utama klien yaitu Nama, no. Rekam Medis
dan tanggal lahir. An G tidak terpasang gelang penanda tambahan
karena tidak ada resiko jatuh, riwayat alergi.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat ataupun
pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif digunakan untuk
mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin bisa terjadi
sewaktu-waktu.

9
Komunikasi dengan rekan sejawat menggunakan komunikasi
langsung maupun tidak langsung dengan metode SBAR, baik
komunikasi yang dilakukan secara lisan, melalui telepon, atau tertulis.
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah
menggunakan prinsip 6 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar
cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi. Akan
tetapi ada beberapa obat yang harus diwaspadai.
Daftar obat high alert:
-Kategori/ kelas obat-obatan Jenis Obat
Agonis adnergik IV Epinefrin, fenilefrin, norepinefrin, isoproterenol

Antagonis adrenergic IV Propanolol, metoprolol, labetalol

Agen anestesi (umum, inhalasi, dan IV) Propofol, ketamin

Anti-trombotik, termasuk: Warfarin, LMWH (low-molecular-weight


a. Antikoagulan heparin), unfractionated heparin IV
b. Inhibitor faktor Xa Fondaparinux
c. Direct thrombin inhibitors Argatroban, bivalrudin, dabigatran etexilate,
d. Trombolitik lepirudin
e. Inhibitor glikoprotein IIb/IIIa Alteplase, reteplase, tenecteplase
Eptifibatide , abciximab, tirofiban

Larutan / solusio kardioplegik


Agen kemoterapi (parenteral dan oral)
Dekstrosa hipertonik ( 20%)
Larutan dialysis (peritoneal dan hemodialisis)
Obat-obatan epidural atau intratekal
Obat hipoglikemik (oral)
Obat inotropik IV Digoksin, milrinone

Insulin (SC dan IV) Insulin regular, aspart, NPH, glargin

Obat-obatan dengan bentuk liposomal amfoterisin B liposomal

Agen sedasi moderat / sedang IV Dexmedetomidine, midazolam

Agen sedasi moderat / sedang oral, untuk anak Chloral hydrate, ketamin, midazolam

Opioid / narkose:
a. IV
b. Transdermal
c. Oral (termasuk konsentrat cair, formula
rapid dan lepas lambat)

10
Agen blok neuromuscular Suksinilkolin, rokuronium, vekuronium,
atrakurium, pankuronium

Preparat nutrisi parenteral


Agen radiokontras IV
Akua bi destilata, inhalasi, dan irigasi (dalam
kemasan 100ml)
NaCl untuk injeksi, hipertonik, dengan
konsentrasi > 0,9%
Konsentrat KCl untuk injeksi
Epoprostenol IV
Injeksi Magnesium Sulfat (MgSO4)
Digoksin IV
Metotreksat oral (penggunaan non-onkologi)
Opium tincture
Oksitosi IV
Injeksi natrium nitropruside
Injeksi kalium fosfat
Prometazin IV
Kalsium intravena
Vasopressin (IV atau intraoseus)
Antikonvulsan Benzodiazepin

Daftar obat LASA (Look Alike Sound Alike)


Obat Look Alike

Nama Obat

Alprazolam 0,5 mg Alprazolam 1 mg

Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg

Amoksan 250 mg Amoksan 500 mg

Amoksan sirup Amoksan forte sirup

Apolar-N cream Apolar cream

Bisolvon solution Bisolvon elixir

Biothicol 250 mg Biothicol 500 mg

Bufect sirup Bufect forte sirup

Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg

11
Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg

Cardisan 5 mg Cardisan 10 mg

Cardisan Cerini

Cataflam 25 mg Cataflam 50 mg

Ceftriaxon inj Cefotaxime inj

Cefat 250 mg Cefat 500 mg

Dalacin 150 mg Dalacin 300 mg

Eflagen 25 mg Eflagen 50 mg

Estalin 1 mg Estalin 2 mg

Flamar 25 mg Flamar 50 mg

Illiadin 0.05% Illiadin 0,25%

Gastridin inj Invomit inj

Glucovance 500/2,5 mg Glucovance 500/5 mg

Gratizin 5 mg Gratizin 10 mg

Kalium diklofenak 25 mg Kalium diklofenak 50 mg

Lipitor 40 mg Lipitor 20 mg

Lotasbat cream Lotasbat oint

Lyrica 75 mg Lyrica 150 mg

Mefinal 250 mg Mefinal 500 mg

Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg

Meloxin 7,5 mg Meloxin 15 mg

Myco-z cr Kenalog cr

Nexium 20 mg Nexium 40 mg

Novalgin inj Lasix inj

12
Pariet 10 mg Pariet 20 mg

Piracetam 400 mg Piracetam 800 mg

Piroxicam 10 mg Piroxicam 20 mg

Proris sirup Proris forte sirup

Rifampicin 450 mg Rifampicin 600 mg

Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg

Santagesik inj Uresix inj

Trovensis inj Rativol inj

Valisanbe 2 mg Valisanbe 5 mg

Voltaren 25 mg Voltaren 50 mg

Voltaren Voltadex

Zyloric 100 mg Zyloric 300 mg

Obat Sound Alike

Nama Obat

Ephedrin Ephineprine

Semax Simarc 2

Prednison Prednisolone

Dimenhydrinate Diphenhydramine

Decain Recain

Dobutamine Dopamine

Berdasarkan tabel HAM dan LASA, An. G tidak mendapatkan obat


yang perlu di waspadai dalam penggunaannya.
d. Safety Surgery (-)

13
Ketepatan operasi seperti benar dalam marking ketika pasien akan
dilakukan pembedahan sehingga tidak ada kesalahan dalam prosedur
operasi.
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi pada RSUD Ungaran adalah dengan
menerapkan 5 moment dan 6 langkah cuci tangan. Pencegahan infeksi
ini di terapkan kepada semua orang yang memasuki area rumah sakit
baik itu petugas rumah sakit, pasien, keluarga pasien, ataupun
pengunjung.

f. Pencegahan pasien jatuh


Resiko jatuh di ruangan dicegah dengan memperhatikan tempat
tidur pasien seperti menegakkan pembatas tempat tidur, selain itu juga
menggunakan dengan gelang tangan berwarna kuning yang
menandakan bahwa pasien memiliki resiko jatuh sehingga dapat
menjadi perhatian bagi perawat.
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien
dengan menggunakan penilaian resiko jatuh dengan skor dibawah ini :
- Resiko Tinggi (RT) Skor : 51 atau lebih
- Resiko Sedang (RS) Skor : 25-50
- Resiko Rendah (RR) Skor : 0-24

Penilaian Resiko Jatuh Skor Tanggal


5/10 6/10 7/10 8/10
Riwayat jatuh : Jatuh satu kali atau 25 - - - -
tidak termasuk lebih dalam kurun
kecelakaan waktu 6 bulan
kerja atau
rekreasional
Status Mental Agitasi/Konvulsi 15 - - - -
Dimensia 15 - - - -
Gaya Berjalan Terganggu 20 - - - -
Lemah 10 10 10 10 -
Normal 0 - - - 0
Alat bantu jalan Benda sekitar, kursi 30 - - - -
dinding dll.
Kruk, tongkat, tripot 15 - - - -
dll
Kondisi Medis Diagnosa Sekunder 15 - - 15 -
Terapi Intravena 20 20 20 20 20

14
kontinyu
30 30 35 20
Skor Total RT/RS/ RR RT/RS/ RR RT/RS/ RR RT/RS/RR

Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada An. G didapatkan


hasil 3 hari perawatan yaitu tanggal 5 dan 6 Oktober 2016 An. G
masuk resiko sedang dengan skor 30. Tanggal 7 oktober 2016 masuk
resiko sedang dengan skor 35. Pada tanggal 8 oktober 2016 masuk
resiko rendah dengan skor 20.

5. Prinsip Pengelolaan Pencegahan Infeksi Pada Pasien


Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan
atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan ke
pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit dan
fasilitas kesehatan sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja
dapat dicegah. Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan
dan pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali melakukan tindakan. Perawat selalu
melakukan cuci tangan baik sebelum maupun sesudah kontak dengan
pasien maupun kontak dengan lingkungan pasien, baik mencuci tangan
dengan menggunakan cairan antiseptik maupun cuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air yang mengalir.
Pencegahan infeksi pada RSUD Ungaran adalah dengan
menerapkan 5 moment dan 6 langkah cuci tangan. Pencegahan infeksi ini
di terapkan kepada semua orang yang memasuki area rumah sakit baik itu
petugas rumah sakit, pasien, keluarga pasien, ataupun pengunjung. Selain
cuci tangan, terdapat pencegahan infeksi dengan cara menggunakan
masker dan handscoon. Penggunaan masker dan handscoon dilakukan
setiap kali melakukan tindakan kepada pasien, terutama pada pasien yang
memiliki penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, SARS
ataupun lainnya. Tindakan pencegahan yang telah dilakukan perawat

15
sejauh ini sudah cukup baik sehingga resiko penularan penyakit infeksi
bisa di minimalisir.

16
6. Kebutuhan Waktu Perawatan Pasien
Jenis Tindakan Keperawatan
Langsung Tidak Kolaborasi
Hari/ Tanggal Jam Tindakan Keperawatan yang Dilakukan
Langsung
Rabu, 5 14.00-14.15 Melakukan operan jaga 15 menit
14.30-14.40 Menyiapkan tempat tidur 10 menit
Oktober 2016
15.00-15.10 Memindahkan pasien ke tempat tidur 10 menit
15.30-15.45 Mengkaji pasien 15 menit
15.45-15.50 Mengkaji tingkat nyeri pasien 10 menit
16.15-16.20 Menyiapkan obat oral: 10 menit
Paracetamol 3x1
L. Bio 2x1
17.15-17.20 Melakukan pemeriksaan TTV 5 menit
17.20-17.25 Menganjurkan keluarga untuk melakukan kompres 5 menit
18.00-18.10 Memberikan obat oral: 10 menit
Paracetamol 3x1
L. Bio 2x1
18.15-18.35 Menulis asuhan keperawatan klien 15 menit
18.50-18.55 Monitor tetesan infus 5 menit
19.15-19.20 Menganjurkan klien untuk istirahat 5 menit
Total Waktu 55 menit 50menit 10 menit

Kamis, 6 14.00-14.15 Operan Jaga 15 menit

17
Oktober 2016 14.20-14.25 Memonitor keadaan umum klien 5 menit
15.00-15.15 Menyiapkan obat injeksi dan oral 15 menit
16.10-16.15 Memonitor aliran infus 5 menit
16.30-16.40 Mengkaji nyeri klien 10 menit
17.00-17.15 Memberikan injeksi 15 menit
Ondansetron 1 mg/12 jam
Ranitidine mg/12 jam
Ceftriaxon 300mg/12 jam
18.00-18.10 Memonitor TTV 10 menit
18.10-18.15 Memberikan obat oral: 15 menit
Paracetamol 3x1
L. Bio 2x1
19.00-19.10 Menganjurkan klien untuk istirahat 10 menit
19.15-19.25 Menanyakan asupan nutrisi diet seimbang klien 10 menit
kepada ahli gizi
Total waktu 55 menit 15menit 40 menit

Jumat, 7 20.00-20.15 Operan jaga 15 menit


Oktober 2016
20.15-20.20 Memonitor keadaan umum klien 5 menit
21.10-21.20 Mengkaji nyeri klien 10 menit
21.20-21.30 Menganjurkan makan sedikit tapi sering 10 menit

18
22.00-22.15 Menyiapkan injeksi: 15 menit
Ondansetron 1 mg/12jam
Ranitidine mg/12 jam
Ceftriaxon 500mg/12 jam
22.15-22.25 Menyiapkan obat oral: 10 menit
Paracetamol 3x1
L.Bio 2x1
01.20-01.30 Memonitor TTV klien 10 menit
01.30-01.35 Menganjurkan keluarga untuk melakukan kompres 5 menit
hangat
03.10-03.15 Memonitor tetesan infus 5 menit
05.00-05.10 Melakukan TTV 10 menit
06.00-06.15 Memberikan obat injeksi: 15 menit
Ondansetron 1 mg/12jam
Ranitidine mg/12 jam
Ceftriaxon 500mg/12 jam
06.15-06.20 Memberikan obat oral: 5 menit
Paracetamol 3x1
L. Bio 2x1

19
Total Waktu 65 menit 25 menit 20 menit

Sabtu, 8 20.00-20.15 Operan jaga 15 menit


Oktober 2016
20.15-20.20 Memonitor keadaan umum klien 5 menit
22.00-22.15 Menyiapkan injeksi: 15 menit
Ondansetron 1 mg/12jam
Ranitidine mg/12 jam
Ceftriaxon 500mg/12 jam
22.15-22.25 Menyiapkan obat oral: 10 menit
Paracetamol 3x1
L.Bio 2x1
23.00-23.10 Memonitor TTV klien 10 menit
02.10-02.15 Memonitor tetesan infus 5 menit
05.00-05.10 Melakukan TTV 10 menit
06.00-06.15 Memberikan obat injeksi: 15 menit
Ondansetron 1 mg/12jam
Ranitidine mg/12 jam
Ceftriaxon 500mg/12 jam
06.15-06.20 Memberikan obat oral: 5 menit

20
Paracetamol 3x1
L. Bio 2x1
Total waktu 45 menit 25 menit 20 menit

21
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Hari Waktu tindakan keperawatan
Jadwal sift
perawatan yang dilaksanakan
1 Siang 115 menit
2 Siang 105 menit
3 Malam 110 menit
4 Malam 90 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 4 hari perawatan klien yaitu 2


kali sift siang dan 2 kali sift malam, masing-masing memiliki waktu untuk
sift siang pertama dibutuhkan waktu 115 menit, sedangkan untuk sift siang
kedua didapatkan 100 menit dan untuk sift malam pertama selama 110
menit dan untuk malam kedua selama 90 menit

7. Kebutuhan SDM
a. SDM yang diperlukan
Douglas(1984) dalam Swansburg (1999) tentang jumlah tenaga
perawat di rumah sakit mengungkapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan pada pagi, sore dan malam tergantung pada tingkat
ketergantungan pasien seperti pada tabel berikut:
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Pasien Minimal Parsial Total
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst

Pada tanggal 5 oktober 2016, jumlah pasien di Ruang Melati


ada 22 pasien dengan partial care 20, dan total care 2 sehingga
kebutuhan SDM di masing-masing shift yaitu:

22
1) Pagi
Minimal care : 0 x 0,17 = 0
Partial care : 20 x 0,27 = 5.4
Total Care : 2 x 0,36 = 0.72
TOTAL SDM : 6,12=6 orang
2) Siang
Minimal care : 0 x 0,14 = 0
Partial care : 20 x 0,15 = 3
Total Care : 2 x 0,30 = 0,6
TOTAL SDM : 3.6= 4 orang
3) Malam
Minimal care : 0 x 0,07 = 0
Partial care : 20 x 0,10 = 2
Total Care : 2 x 0,20 = 0,4
TOTAL SDM : 2,4=2 orang
Tanggal 5 oktober 2016 jumlah perawat yang shift siang di ruang
melati sebanyak 2 orang, petugas laboratorium ada 2 orang.
b. Waktu yang diperlukan
Kebutuhan perawat perhari untuk pasien dengan tingkat
ketergantungan parsial care menurut Douglas yaitu 3-4 jam per 24
jam. Dalam mengelola pasien pada An. G sudah dilakukan asuhan
keperawaatan selama 4 x 6 jam selama 4 hari baik langsung, tidak
langsung, maupun kolaborasi.
Secara langsung rincian perawatan yaitu:
No. Jenis Tindakan Banyaknya Durasi Total
1. Menyiapkan obat 4 5 menit 20 menit

2. Pemberian obat injeksi 4 5 menit 20 menit


maupun oral
3. Mengganti infus 3 5 menit 15 menit

4. Mengkaji tingkat nyeri

5. Mengajarkan teknik relaksasi 1 25 menit 25 menit


nafas dalam
6. Menganjurkan kompres air 1 15 menit 15 menit

23
hangat
7. Menganjurkan makan sedikit 3 10 menit 30 menit
tapi sering
8. Tindakan monitoring KU dan 3 10 menit 30 menit
TTV
9. Visit dokter 1 20 menit 20 menit

Total 210 menit


Berdasarkan tindakan keperawatan yang dilakukan didapatkan
total waktu yang dilakukan terhadap pasien adalah 160 menit.
Kebutuhan waktu maksimal dan minimal pasien dengan tingkat
ketergantungan partial care menurut Douglas (3-4 jam/24 jam) :
Kebutuhan waktu perawatan minimal sift pagi:

Kebutuhan waktu perawatan maksimal sift pagi:

Kebutuhan waktu perawatan minimal sift siang :

Kebutuhan waktu perawatan maksimal sift siang:

Kebutuhan waktu perawatan maksimal sift malam:

Kebutuhan waktu perawatan maksimal sift malam:

24
8. Kebutuhan Logistik pada Pasien
No Tindakan Tanggal
Logistik
5/8 6/8 7/8 8/9 9/9
1. Transfer IGD a. Berkas RM 1 - - - -
b. IV Catheter 24 1 - - - -
2. Rekam Medik - - - - -
Tindakan a. Melaksanakan
Keperawatan pemeriksaan (aslab)
IGD GDS
b. Memasang infus IGD 1 - - - -
c. Pelaksanaan EKG - - - - -
3. Pemberian a. RL unicap OGB 2 2 1 1 -
terapi obat b. IV cath no. 24 1 - - - -
melalui IV line c. Hanscoon 6 - - - -
d. Alcohol swab 5 5 5 5 -
e. Verband 7,5 cm 2 - - - -
f. Hypavix kecil 20 - - - -
g. Ranitidine Inj 1 1 1 1 -
h. Ondansetron 1 gr 1 1 1 1 -

i. Aqua 25ml 1 1 1 1 -
j. Spuit 3 cc 2 2 2 2 -
k. Spuit 5 cc 1 1 1 1 -
l. Kamolas Syrup 1 - 1 - -
m. L. Bio 2 2 2 2 -
n. ZirkumKids 20 mg 1 - 1 - -
o. IV chateter safety no - - - 1 -
22 (bbroun)
p. Infus set safety (bb - - - 1 -
raun)
a. Hepavik (20 cm) 1 - - - -
b. Resep Administrasi 1 - - - -
(apotek)
c. Bak instrumen 1 - - - -
d. Bengkok 1 - - - -
e. Gunting 1 - - - -
5, Pemberian a. Selang O2 - - - - -
Oksigen b. O2 - - - - -
7. Ruang a. Tempat tidur 1 - - - -
Perawatan b. Kasur
Kelas II c. Sprei
(Ruang d. Bantal
Flamboyan II) e. Sarung bantal
f. Selimut
g. Sofa
h. TV
i. Bell
j. Tiang infus
k. Handscrub
l. Tong sampah

25
m. Lemari
n. Penerangan + listrik
o. Air
p. Kamar mandi/WC
q. Pispot
r. Cangkir dahak
9. Vital Sign a. Sphgymomanometer - - - - -
Monitoring b. Stetoskop 1 - - - -
c. Termometer 1 - - - -

26
9. Biaya Perawatan Pasien

No Keterangan Qty Tarif Jumlah


1 Pelayanan Rawat Inap
Instalasi Rawat Inap
Gelang pasien 1 Rp. 2.500,00 Rp. 2.500,00
Kamar kelas III 5 Rp. 45.000,00 Rp. 225.000,00
Visite dokter Spesialis 3 Rp. 15.000,00 Rp. 45.000,00
Visite dokter umum 1 Rp. 7.500,00 Rp. 7.500,00
Tindakan keperawatan 4 Rp. 19.000,00 Rp. 76.000,00
Askep khusus 5 Rp. 14.000,00 Rp. 70.000,00
Antiseptic 5 Rp. 1000,00 Rp. 5.000,00

2 Rekam Medik
Rekam mediskelas III 1 Rp.6.500,00 Rp. 6.500,00

3 Pelayanan Penunjang Medis


Instalasi Farmasi
Adm non racik 4 Rp.61.500,00
Transfer apotik 4 Rp. 388.260,00

4 Pelayanan IGD
Instalasi Gawat Darurat
Transfer IGD 1 Rp.54.500

Total Biaya Rp. 941.760,00

27
10. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi
a. Pengendalian Infeksi
Edukasi yang diberikan kepada keluarga An. G adalah pemberian
informasi mengenai penyakit dan terapi yang diberikan kepada An. G
serta pemberian informasi mengenai pencegahan infeksi yaitu cuci
tangan 6 langkah menggunakan handsrub, menjaga lingkungan sekitar
agar tetap bersih dan penggunaan masker apabila ada salah satu
keluarga terkena penyakit yang bisa menular melalui udara seperti flu.
Klien dan keluarga mengungkapkan sudah mulai sering mencuci
tangan dengan melakukan 6 langkah cuci tangan, menjaga kebersihan
sekitar, dan akan menerapkan memakai masker apabila terkena flu.
b. Diit dan Obat-obatan
Klien memiliki diagnosa medis typhoid . Klien dianjurkan untuk
memperbanyak makanan yang bergizi, cukup cairan, kalori,vitamin, dan
protein.. Selain itu dimotivasi agar klien mengkonsumsi obat secara
teratur sesuai dengan aturan dan anjuran dokter.
11. Discharge Planning
INDIKATOR
A. Tahap Pengkajian
Mengklarifikasi dan mengidentifikasi identitas klien untuk memastikan
kekurangan data yang diperoleh. Melakukan konsumsi obat secara teratur
dan kontrol secara teratur.
B. Tahap Perencanaan
1. Memprediksi permasalahan kesehatan klien yang akan dihadapi saat
klien pulang
2. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk
menyelesaikan permasalahan klien (dokter, gizi, dll)
3. Menentukan rencana perawatan untuk mempersiapkan perawatan
kesehatan klien di rumah sesuai kebutuhan klien
4. Mencatat perencanaan/intervensi sesuai dengan kebutuhan klien dalam
pendokumentasian
C. Tahap Pelaksanaan
1. Medication (obat)
Obat yang diberikan ketika klien pulang disesuaikan dengan anjuran
dokter, sehingga dalam hal ini harus dilanjutkan saat d irumah,

28
menjelaskan kapan meminum obat, dosis, dan fungsi obat tersebut.
2. Environment (lingkungan)
An. G adalah klien dengan demam typhoid maka klien perlu memerlukan
lingkungan yang bersih, tenang,dan nyaman untuk menstabilkan
kondisinya.
3. Treatment (pengobatan)
Menjelaskan kepada klien supaya cukup dalam istirahat pasca rawat
rumah sakit, menganjurkan untuk konsumsi cukup cairan dan vitamin
serta menjaga lingkungan tetap bersih. Apabila klien mengalami masalah
yang gawat seputar kesehatannya lebih baik dibawa ke pelayanan
kesehatan terdekat agar mendapatkan pengobatan.
4. Health Teaching (pengajaran kesehatan)
Memberikan pengetahuan tentang penyakit, tanda dan gejala, pemicu,
pengobatannya. Mengajarkan cara hidup sehat. Mengajarkan tindakan
yang tepat ketika klien mengalami hipertermi.
5. Diet
Klien dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, cukup cairan,
kalori,vitamin, dan protein.
D. Tahap Evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada
keluarga. Keluarga klien mengatakan mengerti apa saja yang telah
dijelaskan perawat

12. Survei Kepuasan Pasien


Tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit
dinilai dari proses wawancara yang dilakukan kepada keluarga klien.
Keluarga klien menyampaikan jika merasa puas terhadap pelayanan yang
telah diberikan dalam mengatasi masalah kesehatan An. G.

13. Komunikasi Interpersonal


Kebutuhan interpersonal yang dibutuhkan klien yaitu komunikasi kepada
dokter spesialis, ahli gizi dan petugas analisa laborat.

29
1. Anjuran yang diberikan oleh dokter spesialis adalah untuk tidak
beranjak dari tempat tidur terlebih dahulu hingga pusing yang dirasa
berkurang.
2. Advise dari ahli gizi yaitu diit yang tepat bagi penderita thypoid yaitu
meningkatkan konsumsi cukup cairan, vitamin, kalori, protein serta
hindari makanan yang tinggi serat.
3. Analisadari hasil laboratorium adalah pemeriksaan widal menunjukkan
hasil positif. Pemeriksaan widal s typhi O: 1/320 dan widal typhi H:
1/320.
14. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial
Analisa SWOT
STRENGHT WEAKNESS
- Jenis ketenagaan perawat hampir - Jumlah tenaga yang tidak
sebagian masih muda dan sesuai dengan ketergantungan
semangat. pasien
- Pelaksanaan tugas dari kepala - Kurang maksimalnya
ruang sudah baik. kemauan perawat dalam
- Pelaksanaan tugas dari ketua TIM MPKP
sudah dilaksanakan dengan baik - Kurangnya jumlah tenaga
- Adanya nursestation yang membantu penerapan
- Sudah ada model asuhan model yang digunakan
keperawatan TIM - Sistem pendokumentasian
- Model yang digunakan sesuai masih dilakukan secara
dengan visi misi Rumah sakit. manual belum menggunakan
- Terciptanya komunikasi yang komputerisasi.
cukup antar profesi - Belum semua tindakan
- Memiliki standar asuhan perawat didokumentasikan
keperawatan
- Format pengkajian dan semua
arsip yang akan digunakan sudah
tersedia
- Kelengkapan pengisisan
dokumentasi perawat sudah baik
- Dokumentasi perawat yang
dilakukan yaitu dari pengkajian
sampai evaluasi
- Adanya standar dalam pemberian
intervensi.
OPPORTUNITY THREAT

30
- Adanya kerjasama yang baik - Adanya pesaingan global
antara ners dengan perawat klinik khusus perawat
- Adanya mahasiswa ners yang - Tingginya kesadaran
sedang praktik keperrawatan masyarakat efisien dalam
- Adanya kebijakan pemerintah pelayanan perawatan
tentang perawat - Persaingan antara rumah sakit
swasta yang semakin ketat
- Adanya pertanggungjawaban
legalitas

D. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian


Dalam Pengelolaan Pasien
a. Strenght
- Klien mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan sehingga
pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi klien
- Klien mengikuti semua anjuran yang diberikan perawat dan dokter
dalam segi pengobatan dan perawatannya.
- Perawatan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan SOP yang
ada.
- Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai dengan
prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
b. Weakness
Terkadang pemberian obat tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya
diberikan.
c. Opportunity
Pemberian pelayanan yang cepat tanggap membuat tingkat kepuasan dan
kepercayaan klien bertambah.
d. Threat
Stok obat bagi salah satu pasien di ruang obat terkadang kehabisan
sehingga dalam pemberian obat injeksi maupun oral tidak tepat pada
waktunya.
e. Solusi dalam menyelesaikan masalah
1) Mengecek ketersediaan stok obat, apabila ada stok yang habis langsung
ke apotik untuk memberikan resep obat.
2) Meminta keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien tentang
konsumsi obat yang teratur.

31

Vous aimerez peut-être aussi