Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
Muhammad Fahmi R (363178)
Abstrak
Melihat rendahnya kesadaran untuk membayar pajak hal ini dapat dari tidak
tercapainya target APBN tahun 2015 dengan capaian hanya 84,7% atau terkumpul
seberas Rp. 1.491,5 triliun dari target Rp. 1.739,6 triliun.
Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty. Tax amnesty ini dibagi menjadi tiga
periode. Periode pertama 1 Juli 2016 30 September 2016, periode kedua 1 Oktober
2016 31 Desember 2016, dan periode ketiga 1 Januari 2017 31 Maret 2017. Tax
amnesty merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk menambah sumber
pendapatan negara yang selama ini masih kurang dari target. Tax amnesty ini dapat
dipercaya mampu memberikan kepatuhan kepada para Wajib Pajak untuk membayar
pajaknya. Kemudian, tax amnesty ini dapat dijadikan alat deteksi dalam mengetahui
Wajib Pajak yang tidak patuh dalam membayar pajak.
Pada Jumat 30 September 2016 pukul 17.10 WIB terpantau dalam dashboard
amnesti pajak bahwa jumlah penerimaan uang tebusan tax amnesty mencapai Rp 96,
7 triliun atau 58,6% dari target penerimaan uang tebusan sebesar Rp 165 triliun.
Repatriasi harta terpantau mencapai Rp 134 triliun atau sekitar 13% dari target yang
ditentukan sebesar Rp. 1.000 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam repatriasi
harta masih belum efektif.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Melihat rendahnya kesadaran untuk membayar pajak hal ini dapat dari tidak
tercapainya target APBN tahun 2015 dengan capaian hanya 84,7% atau terkumpul
seberas Rp. 1.491,5 triliun dari target Rp. 1.739,6 triliun. Sedangkan untuk tahun
2016 target pendapatan sebesar Rp. 1.822,5 triliun dari penerimaan perpajakan
sebesar Rp. 1.546,7 triliun dan bukan pajak sebesar Rp. 273,8 triliun. Dengan adanya
UU tax amnesty diharapkan target penerimaan dari sektor pajak meningkat. Wajib
pajak diberikan tarif tebusan sebesar 2% hingga 5% untuk aset yang dipindahkan dari
luar negeri, sedangkan tarif 4% hingga 10% untuk wajib pajak yang mendeklarasikan
asetnya diluar negeri tanpa memindahkan asetnya,
Tujuan penelitian
Pemerintah dalam menjalankan program tax amnesty ini terbagi menjadi tiga
periode dengan menargetkan penerimaan uang tebusan sebesar Rp 165 triliun hingga
periode ketiga yang berakhir di Maret 2017. Periode pertama dimulai bulan Juli
hingga 30 September 2016 ditawarkan tarif tebusan termurah sebesar 2% untuk
repatriasi. Selanjutnya untuk repatriasi dikenakan tarif masing-masing 3% dan 5%
untuk periode 1 Oktober-31 Desember 2016 dan 1 Januari-31 Maret 2017.
Tarif tersebut juga berlaku bagi wajib pajak yang hendak melaporkan harta
(deklarasi) di dalam negeri. Sedangkan wajib pajak yang hendak mendeklarasi harta
di luar negeri, dikenakan tarif masing-masing 4%, 6% dan 10% untuk ketiga periode
tersebut.
Khusus bagi UMKM, dikenakan tarif seragam mulai 1 Juli 2016 hingga 31
Maret 2017, yakni 0,5% untuk aset di bawah Rp10 miliar dan 2% untuk aset di atas
Rp10 miliar.
Pada periode pertama program tax amnesty yang dilaksanakan pada 1 Juli
2016 hingga 30 September 2016 telah dilalui. Pada Jumat 30 September 2016 pukul
17.10 WIB terpantau dalam dashboard amnesti pajak bahwa jumlah penerimaan uang
tebusan tax amnesty mencapai Rp 96, 7 triliun atau 58,6% dari target penerimaan
uang tebusan sebesar Rp 165 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam satu
periode pemerintah mampu melampaui setengah dari target yang diberikan.
Harapannya target tersebut mampu dilewati hingga batas tax amnesty ini berlaku.
Jumlah uang yang diterima naik sebesar Rp 3,2 triliun dari hari sebelumnya yang
mencapai Rp 93,5 triliun.
Nilai tersebut didapatkan dari surat setoran pajak (SSP) yang mencakup
pembayaran tebusan amnesti pajak, pembayaran tunggakan pajak, dan pembayaran
penghentian pemeriksaan bukti permulaan. Hingga akhir periode pertama pada 30
September, telah diterima total 333.867 surat pernyataan harta dengan jumlah 311.740
surat yang tercatat sepanjang bulan ini.
SIMPULAN
Tax amnesty merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk menambah sumber
pendapatan negara yang selama ini masih kurang dari target. Tax amnesty ini dapat dipercaya
mampu memberikan kepatuhan kepada para Wajib Pajak untuk membayar pajaknya.
Kemudian, tax amnesty ini dapat dijadikan alat deteksi dalam mengetahui Wajib Pajak yang
tidak patuh dalam membayar pajak.
Pada periode pertama program tax amnesty yang dilaksanakan pada 1 Juli 2016
hingga 30 September 2016 telah dilalui. Pada Jumat 30 September 2016 pukul 17.10 WIB
terpantau dalam dashboard amnesti pajak bahwa jumlah penerimaan uang tebusan tax
amnesty mencapai Rp 96, 7 triliun atau 58,6% dari target penerimaan uang tebusan sebesar
Rp 165 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam satu periode pemerintah mampu
melampaui setengah dari target yang diberikan.
Sedangkan, repatriasi harta terpantau mencapai Rp 134 triliun atau sekitar 13% dari
target yang ditentukan sebesar Rp 1.000 triliun. Jelas ini masih jauh dari harapan mengingat
program tax amnesty ini tinggal enam bulan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Pajak.(2016). Amnesti Pajak, diakses pada 7 Desember 2016, dari
http://www.pajak.go.id/amnestipajak
Lestari, Daurina, dkk. (1 Oktober 2016). Akhir Manis Tax Amnesty Periode Pertama,dari
http://fokus.news.viva.co.id/news/read/828878-akhir-manis-tax-amnesty-periode-pertama
Nugroho, Aprianto Cahyo. (30 September 2016). Hari Terakhir Periode I Amnesti Pajak,
Komposisi Harta Tembus Rp3.441 Triliun, dari
http://finansial.bisnis.com/read/20160930/10/588510/hari-terakhir-periode-i-amnesti-pajak-
komposisi-harta-tembus-rp3.441-triliun