Vous êtes sur la page 1sur 4

Laporan Tugas Mandiri

Collaborative Learning 2
Metodologi Penelitian Kesehatan
Alfi Munawir, 1506723276

1. Studi ekologikal/ecological study

a. Definisi
Studi ekologikal/ecological study merupakan Sebuah studi di mana setidaknya ada satu
variabel, baik eksposur atau hasilnya, diukur pada tingkat kelompok (bukan secara
individual). Contoh dari tindakan tingkat grup yaitu tingkat kejadian kanker di antara
populasi tertentu, tingkat rata-rata tekanan darah pasien yang terlihat di klinik, rata-rata
paparan sinar matahari di lokasi geografis tertentu di bumi, atau bahkan layanan preventif
yang termasuk dalam rencana asuransi kesehatan. Kejadian penyakit-penyakit tersebut
dibandingkan antara kelompok-kelompok yang memiliki berbagai tingkat eksposur yang
berbeda, yang mana mampu memberikan desain studi ini agar memiliki setidaknya satu
kelompok perbandingan.
b. Rasionalisasi, kelebihan dan kekurangan
Rasionalnya untuk memilih studi ini adalah: hipotesis yang ada relative baru; pengukuran
yang adekuat pada tingkat individu adalah tidak mungkin; desain yang adekuat pada sebuah
studi tingkat individu adalah tidak mungkin (tidak etis); tertarik pada efek dari variabel
ekologikal yang tidak memilii korelasi pada tingkat individu; ketersediaan akan waktu dan
biaya yang terbatas.
Kelebihannya adalah: dapat menggunakan data insidensi, prevalensi, maupun mortalitas;
tepat digunakan pada awal penyelidikan; mudah dilakukan dan murah dengan memanfaakan
informasi yang ada (data sekunder).
Kekurangannya adalah: tak dapat dipakai untuk menganalisis hubungan sebab akibat karena
dua alasan; ketidakmampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status penyakit
pada tingkat populasi dan individu; tak mampu untuk mengontrol faktor perancu potensial.
c. Variabel yang akan diteliti
Ada 3 jenis variabel yang dapat diteliti dengan studi ini
Variabel agregat
Merupakan gabungan dari semua individu dalam kelompok tersebut yang biasanya
akan dihasilkan sebuah nilai rata-rata yang menjadi pedoman perbandingan dengan
rata-rata kelompok lain.
Variabel lingkungan
Ukuran karakteristik fisik lingkungan di mana orang tinggal, kerja, rekreasi atau
menghadiri sekolah.
Variabel global (ukuran paparan)
Ukuran atribut kelompok, organisasi, atau tempat-tempat yang mana tidak terdapat
analogi pada tingkat individu.

d. Teknik sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah dengan pengambilan beberapa sampel secara acak
dari sebuah populasi yang ingin diteliti dengan studi ini.
2. Cross-sectional

a. Definisi
Studi cross-sectional adalah sebuah studi dari sekelompok orang pada satu titik waktu untuk
menentukan apakah paparan berkaitan dengan terjadinya penyakit. Karena hasil penyakit dan
paparan (misalnya, asupan nutrisi) diukur pada saat yang sama, sebuah penelitian cross-
sectional menyediakan sebuah gambaran snapshot hubungan mereka. Studi cross-sectional
tidak dapat memberikan informasi tentang kausalitas.
b. Rasionalitas, kelebihan, dan kekurangan
Tujuan penelitian cross sectional menurut Budiarto (2004) yaitu sebagai berikut :
Mencari prevalensi serta indisensi satu atau beberapa penyakit tertentu yang terdapat
di masyarakat.
Memperkirakan adanya hubungan sebab akibat pada penyakit-penyakit tertentu
dengan perubahan yang jelas.
Menghitung besarnya resiko tiap kelompok, resiko relatif, dan resiko atribut.
Kekuatan penelitian cross sectional yang dikutip dari Sayogo (2009) adalah sebagai berikut:
Studi cross sectional memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum,
tidak hanya para pasien yang mencari pengobatan, hingga generalisasinya cukup
memadai
Relatif murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh
Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus
Jarang terancam loss to follow-up (drop out)
Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau
eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya
Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih konklusif
Membangun hipotesis dari hasil analisis.
Kelemahan penelitian cross sectional yang dikutip dari Sayogo (2009) adalah sebagai
berikut:
Sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data risiko dan efek
dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas)
Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang
panjang daripada yang mempunyai masa sakit yang pendek, karena inidividu yang
cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk
terjaring dalam studi
Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang dipelajari
banyak
Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidensi maupun prognosis
Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang
Tidak menggambarkan perjalanan penyakit

c. Variabel yang akan diteliti


Variabel yang digunakan terdiri dari variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas) yang dari kedua variabel tersebut akan diteliti hubungan sebab-akibat dan beberapa
variabel akan digunakan dalam studi ini.
d. Teknik sampling
Beberapa syarat dalam pemilihan sampel, yaitu: Setiap satuan elemen mempunyai peluang
yang sama, dan peluang 0. Efisien, dengan mempertimbangkan biaya, waktu, tenaga dan
tingkat presisi. Representatif dari populasi penelitian.
rumus besar sampel penelitian

Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1) =1 maka besar sampel
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
Z = derajat kepercayaan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Daftar pustaka
Amri, Zarni. (n.d). Studi Cross-sectional,Studi Potong-lintang. Depok: IKK-Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Budiarto, E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Citra: Jakarta.
PennState Eberly College of science. (2017). Lesson 6: Ecological Studies, Case-Control
Studies. The Pennsylvania State University. Read from
https://onlinecourses.science.psu.edu/stat507/06/intro
R. B, Bonita R, Kjellstrom T. (1993). Basic Epidemiology. Geneva: World Health
Organization
http://kamuskesehatan.com/arti/studi-cross-sectional/

Vous aimerez peut-être aussi