Vous êtes sur la page 1sur 17

henrisa.blogspot.

com

MAKALAH AKHLAK TASAWUF


PEMAHAMAN TENTANG AKHLAK DAN YANG BERKAITAN
DENGANNYA

Dosen Pembimbing:

Yosi Nofa, S.Hum., MA.

DISUSUN OLEH

Kelompok 1 : 1. HENRI SAPUTRA (3215.048)


2. KHAIZIL PADRI (3215.052)

3. LOLI ANIKA (3215.079)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


JURUSAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
BUKITTINGGI
2016
henrisa.blogspot.com

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang maha esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai PEMAHAMAN TENTANG AKHLAK DAN YANG BERKAITAN
DENGANNYA.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas silabus mata kuliah
AKHLAK TASAWUF dan yang memberi kami tugas yaitu Ibu Dosen YOSI
NOFA, S.Hum., MA. Kami telah melakukakan beberapa observasi pada beberapa
sumber rujukan dan kami mendapatkan hasil yang cukup.

Terima kasih kepada para orang tua kami yang telah mendidik kami dari
kecil hingga sekarang, dan terima kasih pula untuk para guru yang telah mendidik
kami juga sehingga mengganggap kami sebagai anak sendiri dan untuk semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami berharap makalah ini akan bermanfaat bagi teman-teman dan kami
menerima kritik dan saran apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 19 Februari 2016

Kelompok 1

i
henrisa.blogspot.com

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang ................................................................................................. 1
II. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
III. Tujuan Masalah................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian Akhlak, Moral, Etika, Budi Pekerti ............................................... 2
II. Sumber akhlak yang meliputi al-Quran, hadis dan Pemikiran .......................3
III. Kegunaan, tujuan, manfaat dan nilai akhlak bagi kehidupan ........................... 9

BAB III PENUTUP


I. Kesimpulan ................................................................................................. 13
II. Saran............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka........................................................................................................ 14

ii
henrisa.blogspot.com

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Kita ketahui akhlak merupakan sesuatu yang sangat erat hubungannya dengan
kehidupan manusia. Karena akhlak sebagai salah satu khazanah intelektual
muslim yang kehadirannya hingga saat ini sangat di rasakan. Secara historis
dan teologis akhlak tampil sebagai pengawal dan memandu perjalanan hidup
umat agar selamat dunia dan akhirat.

Alhamdulilah makalah ini akan membahas Pemahaman tentang Akhlak dan


yang berkaitan dengannya yang akan membantu kita untuk lebih memahami
tentang Akhlak dan yang berkaitan dengannya.

II. Rumusan Masalah

A. Apa itu Akhlak, Moral, Etika, Dan Budi Pekerti?


B. Apa Sumber Akhlak Yang Meliputi Al-Quran, Hadis, dan Pemikiran?
C. Apa Kegunaan, Tujuan, Manfaat dan Nilai Akhlak Bagi Kehidupan?

III. Tujuan Penulisan

A. Dapat memahami arti dari Akhlak, Moral, Etika dan Budi Pekerti.
B. Dapat memahami Sumber Akhlak Yang Meliputi Al-Quran, Hadis, dan
Pemikiran.
C. Dapat memahami kegunaan, Tujuan, Manfaat dan Nilai Akhlak Bagi
Kehidupan.

1
henrisa.blogspot.com

BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Akhlak, Moral, Etika, Budi Pekerti

A. Akhlak

Akhlak disadur dari bahasa Arab dengan kosa kata al-Khulq yang berarti
kejadian, budi pekerti dan tabiat dasar yang ada pada manusia. Dari akar
kata al-Khulq terbentuk kosakata al-akhlaq, al-Khaliq, dan al-mahkluk.

Al-Akhlaq adalah potensi yang tertanam di dalam jiwa seseorang yang


mampu mendorongnya berbuat (baik dan buruk) tanpa didahului oleh
pertimbangan akal dan emosi. Maksudnya ialah perbuatan yang sudah
menjadi kebiasaan sehingga menjadi kepribadian.

Al-Khaliq adalah Tuhan yang menciptakan alam semesta, termasuk


manusia. Dia bukan sekedar pencipta melainkan juga pemelihara dan
pemberi semua kebutuhan ciptaan-Nya.

Al-Makhluq adalah semua alam semesta termasuk isinya yang diciptakan


Allah. Dalam teologi Islam, alam ciptaan ini dijadikan sebagai argument
logis atas keberadaan (wujud) Allah.1

B. Moral

Moral dari bahasa Latin (mores) ialah perilaku yang sudah menjadi
kebiasaan seseorang dan baik buruknya perilaku diukur dengan norma yang
berlaku (hukum dan adat).2

1
A. Rahman Ritonga, Akhlak Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, Amelia Surabaya,
Surabaya, 2005, hlm. 7-8.

2
henrisa.blogspot.com

Dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan
batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang
secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk.3

C. Etika

Etika dari bahasa Yunani (ethos) ialah perilaku yang sudah menjadi
kebiasaan seseorang untuk mengukur baik atau buruk kebiasaan itu adalah
dengan mempergunakan standar logika umum yang sehat.4

Arti etika dari segi istilah, Ahmad Amin mengartikan etika adalah ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang seharusnya di perbuat5. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa etika
itu menyelidiki segala perbuatan manusia kemudian menetapkan hukum
baik atau buruk.6

D. Budi Pekerti

Dalam kamus bahasa Indonesia Budi ialah batin, akal pikiran7 dan Pekerti
ialah akhlak, watak; perbuatan8. Dapat diambil kesimpulan Budi Pekerti
merupakan akal pikiran yang berhubungan dengan perbuatan seseorang.

II. Sumber akhlak yang meliputi al-Quran, hadis dan pemikiran

2
Ibid., hlm. 8.
3
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 92.
4
A. Rahman Ritonga, loc.cit., hlm. 8.
5
Abuddin Nata, op.cit. hlm. 90.
6
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Cetakan Ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002,
hlm. 10.
7
Windy Novia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Kashiko, Surabaya, 2007, hlm. 68.
8
Ibid., hlm. 429.
henrisa.blogspot.com

A. Al-Quran
Sumber utama akhlak adalah Al-Quran. Tolak ukur baik buruknya akhlak
adalah Al-Quran. Hal ini logis, karena kebenaran Al-Quran itu obyektif,
komprehensif, dan universal tidak mungkin didasarkan pada pemikiran
manusia, karena pemikiran manusia itu kebenarannya bersifat subyektif,
sektoral dan temporan.

Sebagai sumber hukum dan peraturan yang mengatur tingkah laku dan
akhlak manusia, Al-Quran menentukan sesuatu yang halal dan haram, apa
yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Al-Quran
menentukan bagaimana sepatutnya kelakuan manusia. Al-Quran juga
menentukan perkara yang baik dan yang tidak baik. Karena itu Al-Quran
menjadi sumber yang menentukan akhlak dan nilai-nilai kehidupan ini.

Terhadap hal-hal baik dan bermanfaat, Al-Quran menghalalkan atau


mengajak melakukannya. Al-Quran mengajak manusia supaya
mentauhidkan Allah SWT bertaqkwa kepada-Nya, mempunyai
persangkaan baik terhadap-Nya, dan terhadap hal-hal yang tidak baik dan
merugikan, Al-Quran mengharamkan atau melarang manusia
melakukannya.

Selain berupa perintah dan larangan, Al-Quran juga menggunakan


pendekatan cerita dari sejarah untuk menyampaikan pesan-pesan
moralnya. Melalui cerita dan sejarah, akhlak yang mulia dan buruk
digambarkan dalam perwatakan manusia dan realitas kehidupan semasa
Al-Quran diturunkan.

Jelaslah Al-Quran menjadi sumber nilai-nilai dari akhlak mulia.


Penampilan akhlak mulia dalam Al-Quran tidak bersifat teoritikal semata-
mata, tetapi secara pratikal berdasarkan realitas sejarah manusia sepanjang
zaman. Al-Quran adalah sumber yang kaya dan berkesan bagi manusia
henrisa.blogspot.com

untuk memahami akhlak mulia yang terkandung di dalamnya dan


menghayatinya.

Ketika Siti Aisyah, istri Nabi SAW ditanya tentang akhlak Rasulullah
dengan tegasnya ia menjawab, akhlak Rasulullah adalah Al-Quran. Hal
ini sesuai dengan hadis Nabi SAW: Dari Said bin Hisyam bertanya kepada
Aisyah ra. Aku kabarkan dari akhlak Rasulullah saw adalah akhlaknya al-
Quran (HR. Ahmad).

Jawaban Aisyah tersebut memang sederhana, namun memiliki makna yang


sangat dalam. Nabi Muhammad SAW adalah teladan (uswatun hasanah)
bagi umat manusia, oleh Al-Quran sendiri dinyatakan sebagai orang yang
berakhlak sangat luhur.

5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan
melihat, (Qs. Al-Qalam : 5)

Ini mempunyai arti bahwa akhlak Nabi SAW adalah penghayatan dan
pengaman Al-Quran. Al-Quran telah berintegrasi dalam kepribadian
Nabi, sehingga ia disebut orang yang amat pantas menjadi suri tauladan
bagi orang-orang yang beriman.9

Sejalan dengan hal yang di atas, Al-Quran menyebutkan bahwa agama itu
adalah adat kebiasaan dan pekerti yang luhur, sebagaimana yang
terkandung dalam ayat Al-Quran berikut ini :

9
Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak,IAIN Antasari Press, Banjarmasin, 2014, hlm. 180.
henrisa.blogspot.com

137. (Agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.
(Qs. As-Syuara:137)

4. dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Qs.


Al-Qalam:4)

Dua ayat Al-Quran di atas menegaskan dua hal. Pertama, bahwa Al-Quran
menyebutkan akhlak dalam bentuk tunggal, yaitu khuluk bukan akhlak.
Kedua, bahwa dalam ajaran islam adalah mengamalkan ajarannya,
sehingga menjadi kebiasaan sehari-hari.10

B. Hadist

Sumber akhlak yang kedua adalah As-Sunnah, pernyataan ini didasarkan


pada firman Allah yang menegaskan pentingnya seseorang mengikuti
perintah dan larangan Rasulullah SAW dan menjadikannya sebagai
sumber rujukan dan dan teladan kehidupan sehari-hari, sebagai ekpresi
kecintaan kepada Allah SWT. Dua firman Allah berikut ini adalah contoh
penting yang menegaskan hal tersebut

10
Ibid., hlm. 175.
henrisa.blogspot.com

31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,


niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Ali Imran:31)

21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Qs. Al
Ahzab:21)

Melalui sabda-sabdanya, manusia diseru untuk beriman dan betakwa


kepada Allah SWT. Diajaknya manusia menghubungkan silaturahmi satu
dengan yang lain, memuliakan tamu, memperbaiki hubungan dengan
tetangga dan mencintai manusia sebagaimana mencintai diri sendiri.
Manusia diajarkannya untuk menjadi orang-orang yang penyantun dan
dermawan, bahwa tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah. Kepada
orang yang dituntunnya agar setia menjalankan amanah, taat pada janji,
dan selalu melaksanakan kewajiban dengan baik sebelum menuntut hak.11

11
Ibid., hlm. 182-183.
henrisa.blogspot.com

C. Pemikiran
Didasari dari tiga pendapat pakar Islam, yaitu Imam Al-Ghazali, Ibrahim
Anis, Abdul Karim Zaidan, berikut ini:

i. Imam Al-Ghazali:

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa menimbulkan


perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

ii. Ibrahim Anis

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya


lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.

iii. Abdul Karim Zaidan

Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa,


yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai
perbuatan baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau
meninggalkannya.

Memperhatikan ketiga definisi di atas dapat ditegaskan bahwa tidak semua


perbuatan manusia disebut akhlak. Perbuatan manusia baru disebut akhlak
kalau terpenuhi dua syarat berikut ini: pertama, perbuatan itu dilakukan
berulang-ulang. Kedua,perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikir
atau diteliti terlebih dahulu sehingga benar-benar merupakan suatu
kebiasaan.

Lebih jauh tentang keterulangan perbuatan manusia, yaitu selanjutnya


disebut akhlak Ahmad Amin dalam bukunya Al-Akhlak (1975 :21-34),
henrisa.blogspot.com

menyatakan pada dasarnya akhlak itu adalah membiasakan kehendak


(adah al-iradah). Kata membiasakan dipahami dalam pengertian
melakukan sesuatu secara berulang-ulang, sehingga menjadi kebiasaan
(adah) ada dua hal yang dapat dijadikan alat untuk mengukur kebiasaan:
(1) ada kecenderungan hati kepadanya, (2) ada pengulangan yang cukup
banyak, sehingga mudah mengerjakannya tanpa memerlukan fikiran lagi.

Adapun yang dimaksud (Iradah) adalah menangnya keinginan untuk


melakukan sesuatu setelah mengalami kebimbangan untuk menentukan
pilihan terbaik di antara beberapa alternatif. Apabila iradah sering terjadi
pada seseorang, maka akan berbentuk pola yang baku, sehingga
selanjutnya tidak perlu membuat pertimbangan-pertimbangan lagi
melainkan secara langsung melakukan tindakan yang telah dilaksanakan
tersebut.12

III. Kegunaan, tujuan, manfaat dan nilai akhlak bagi kehidupan

A. Kegunaan akhlak bagi kehidupan

i. Akhlak kepada Allah dimaksudkan sebagai gambaran kondisi


hubungan manusia dengan Allah. Kondisi dimaksud adakalanya baik
dan adakalanya buruk.

ii. Akhlak kepada sesama manusia adalah gambaran hubungan manusia


dengan sesama manusia dalam kehidupan berintegrasi sosial.

iii. Akhlak kepada alam sekitar, ialah sikap seseorang manusia dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk
kepentingan hidupnya.13

B. Tujuan akhlak bagi kehidupan


12
Ibid., hlm. 176-177.
13
A. Rahman Ritonga,op.cit. hlm. 12.
henrisa.blogspot.com

10

i. Agar kita memahami dan tahu bahwa tujuan diutusnya Rasulullah,


Muhammad saw adalah demi untuk mengajarkan akhlak.

ii. Untuk menyatukan dua hal yaitu akhlak dan ibadah. Dengan kata lain
memadukan antara dunia dan akhirat.

iii. Agar kita dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan, bukan


hanya sebatas bicara tanpa disertai dengan amal nyata.

iv. Agar tidak menjadi penyebab timbulnya fitnah.14

C. Manfaat akhlak bagi kehidupan

Orang yang berakhlak karena ketakwaan kepada Tuhan semata-mata,


maka dapat menghasilkan kebahagiaan, antara lain:

i. Mendapat tempat yang baik di dalam masyarakat.

ii. Akan disenangi orang dalam pergaulan.

iii. Akan dapat terpelihara dari hukuman yang sifatnya manusiawi dan
sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan.

iv. Orang yang bertakwa dan berakhlak mendapat pertolongan dan


kemudahan dalam memperoleh keluhuran, kecukupan, dan sebutan
yang baik.

v. Jasa manusia yang berakhlak mendapat perlindungan dari segala


penderitaan dan kesukaran.

14
Amru Khalid, Tampil Menawan dengan AKhlaq Mulia, Cakrawala Publishing, Jakarta, 2008, hlm.
4-19.
henrisa.blogspot.com

11

Dengan bekal ilmu akhlak, orang dapat mengetahui batas mana yang baik
dan batas mana yang buruk. Juga dapat menempatkan sesuai dengan
tempatnya. Dengan maksud dapat menempatkan sesuatu pada proporsi
yang sebenarnya.

Orang yang sudah mencapai pemilihan terhadap kebaikan diupayakan ada


proses keyakinan dan menjadikan dirinya kontinuitas (terus menerus)
dalam tindakan untuk membiasakan diri pada kebaikan, akhirnya akan
dapat menumbuhkan kegemaran.

Atas seseorang yang mendapat kebahagiaan karena akibat tindakan yang


baik dan benar, dan berakhlak baik maka akan memperoleh irsyad, taufik
dan hidayah sehingga dapat bahagia di dunia dan di akhirat.

i. Irsyad artinya dapat membedakan antara amal yang baik dan amal
yang buruk.

ii. Taufiq artinya perbuatan kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.
dan dengan akal yang sehat.

iii. Hidayah berarti seseorang akan gemar melakukan yang baik dan
terpuj serta menghindari yang buruk dan tercela.15

D. Nilai akhlak bagi kehidupan

i. Dengan mengetahui yang baik ia akan terdorong untuk melakukannya


dan mendapatkan manfaat dan keuntungan darinya sedangkan dengan
mengetahui yang buruk ia akan terdorong untuk meninggalkannya dan
ia akan terhindar dari bahaya yang menyesatkan.

15
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, CV. Pustaka Setia,
Bandung, 1997, hlm. 26-27.
henrisa.blogspot.com

12

ii. Upaya membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat.

iii.Jasmani dibersihkan secara lahiriah melalui fikih, sedangkan rohani


dibersihkan secara batiniah melalui akhlak.16

16
Abuddin Nata, op.cit. hlm. 14.
henrisa.blogspot.com

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Akhlak yang bersumber dari al-Quran, hadis, dan pemikiran memiliki


beragam hal yang dapat memicu sifat seseorang untuk menjadi lebih baik
apabila diamalkan sesuai tuntunan, dan manfaat yang luar biasa akan Allah
berikan atas penghargaan bagi mereka yang berakhlak.

II. Saran

Mulailah belajar untuk berakhlak agar kita mendapatkan manfaat yang luar
biasa. Kritik dan saran sangat diharapkan, demi kesempurnaan penulisan
makalah di kemudian hari.

13
henrisa.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKA

As, Asmaran. 2008. Pengantar Studi Akhlak. Edisi Ketiga. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Khalid, Amru. 2008. Tampil Menawan Dengan Akhlak Mulia. Jakarta: Cakrawala
Publishing.

Mustofa, A. 1997. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia.

Nata, Abuddin. 2011. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Novia, Windy. 2007, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:.Kashiko.

Ritonga, A. Rahman. 2005. Akhlak Merakit Hubungan dengan Sesama Manusia.


Surabaya: Amelia Surabaya.

Sahriansyah. 2014. Ibadah dan Akhak. Banjarmasin: IAIN Antasari Press.

14

Vous aimerez peut-être aussi