Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1
wanita dengan status sosio ekonomi yang rendah yang dikenali
memerlukan pelayanan. (Fertil Steril 2010; 93; 1066-73).
Kata kunci : Amerika Afrika, jenis kelamin, infertil, dokter, ras,
klas sosial.
2
wanita dengan ras minoritas menerima terapi infertil sangat
banyak, termasuk kerugian ekonomi, kurangnya rujukan, sedikit
atau tidak ada perlindungan asuransi, diskriminasi ras, dan
sanksi kultur melawan terapi infertil. Saat wanita Afrika amerika
mencari perawatan medis, mereka cenderung mengalami
kesulitan hamil untuk untuk periode waktu yang lama sebelum
mencari perawatan medis dibandingkan dnegan wnaita Aeropa
Amerika. Oleh karena itu banyak wanita berjuang karena infertil
tidak pernah melakukan lebih dari satu kali kunjungan atau
percakapan dengan dokter keluarga atau dokter umm atau ahli
ginekologis mereka,bagaimana kemudian wanita afrika amerika
dan wanita dengan latar belakang pendapatan rendah untuk
ditangani bila merka membicarakan mengenai infertilitas pada
dokter mereka?
3
sepertinya menyangkal otoritas perawatan untuk perawatan
darurat, untuk menangani kesulitan yang besar ini dalam
mendapatkan jasa perawatan primer, dan untuk menghitung
kunjungan mereka pada dokter yang kurang ikut serta.
Shulman dan rekan membuat alat pemeriksaan komputer
untuk menilai dokter, anjuran penanganan untuk penanganan
nyeri dada dalam hipotesis pasien/ aktor. Dokter yang ikut serta
secara acak meninjau gambaran pasien dalam wawancara video
rekaman pada pasien dnegan nyeri dada. Aktor menyandarkan
pada naskah wawancara mengenai gejala untuk ketiga jenis
nyeri dada. Total 720 dokter yang meninjau 1 dari 144 skenario
kasus yang mungkin, tpe nyeri dada, dan hasil dari tes stres
latihan. Hasil memperlihatkan bahwa kedua wanita dan wanita
Afrika Amerika khususnya jarangd ilakukan untk kateterisasi
dibandingkan dnegan pria Eropa amerika. Mendorong dilakukan
penelitian ini yang menggunakan bentuk acak, dengan aktor
membagi karakteristik demografi yang sama, asuransi, gejala
klinik, dan gambarna klinik.
4
infertil memberikan jasa untuk pasangan yang menikah,
pasangan heteroseksual yang mencari jasa layanan kesehatan
swasta. Ironisnya, pasangan yang sepertinya infertil di Amerika
Serikat tidak memiliki kesesuaian dalam profil demografi dari
pasangan yang sepertinya mencari penanganan medis dan untuk
ikut serta dalam penelitian.
Berbeda dengan pandangan yang terkenal, Wanita Afrika
Amerika, memiliki latar belakang pendidikan yang kurang dan
pasangan yang memiliki pendapatan yang rendah yang
sepertinya berjuan untuk infertil di Amerika Serikat. Beasiswa
telah mengusulkan beberapa penjelasan yang mungkin untuk
perbedaan ras pada angka infertil, seperti akses yang tidak
adekuat untuk penananan penyakit menular seksual dan
pasangan yang berbahaya. Wanita Afrika Amerika juga
mengalami masalah reproduksi yang tinggi, seperti penyakit
inflamasi pelvis dan kehamilan ektopik, yang dapat
menyebabkan infertil. Sebagai contoh, diantara 561 wanita yang
mencari perawatan medis karena infertil, dalam jumlah besar
wanita Afrika Amerika dan Wanita Hispanik yang menerima
diagnosis infertil karena faktor tuba dibandingkan dengan wanita
Eropa Amerika. Demikian juga, wanita dengan latar pendidikan
di bawah sekolah atas memiliki angka yang tinggi infertil
daripada wanita dengan pendidikan yang lebih tinggi. usia juga
menyebabkan infertil, seperti wanita yang berusia 35 tahun lebih
mudah mengalami infertil daripada wanita yang berusia lebih
muda. Jadi, tidak ada kesesuaian antara profil demografi dari
wanita yang mencari perawatan medis karena infertil dan wanita
menderita infertil. Penelitian saat ini adalah penelitian yang
meneliti dokter mengenai pengethauan mereka mengenai
infertilitas diantara kelompok wanita dengan demografi yang
berbeda dan menilai bagaimana karakteristik pasien dan dokter
5
yangd apat mempengaruhi respon terapi dokte untuk hipotesis
wanita infertil.
Penilaian
Pengetahuan mengenai prevalensi infertil diantara
kelompok wanita yang berbeda.
6
Dokter diberikan tiga pertanyaan mengenai prevalensi infertil
diantara wania di Amerika Serikat. Pertama, mereka ditanya
mengenai kelompok ras mana yang memiliki prevalensi tertinggi
infertil : Eropa Amerika, Afrika Amerika, Hispanik atau Asia
Amerika. Kedua mereka ditanya kelompk usia mana wanita yang
memiliki prevalensi tertinggi infertil : wanita berusia dibawah 25
tahun, 25 sampai 30 tahun, 31 sampai 35 tahun, lebih dari 35
tahun. Ketiga, mereka ditanya mengenai wanita kelompok
pendidikan apa yang memiliki prevalensi tertinggi : wnaita tanpa
pendidikan yang tinggi, wanita dengan tingkat pendidikan
sekolah yang tingi, wnaita dengan tingkat pendidikan sarjana dan
wanita dengan pendidikan profesional. Perbedaan kelompok
pendidikan dipakai untuk menggambarkan perbedaan klas sosial
diantara wanita.
7
Anjuran penanganan untuk hipotesis pasien.
Dokter ditanya bagaimana mereka menangani pasien wanita,
berusia 32 tahun, yang telah mencoba untuk hamil selama 14
bulan yang tidak berhasil, dengan cara demikian, jelas
memenuhi standar medis untuk mendiagnosis infertil. Ras pasien
dan klas sosial bervariasi antara penelitian yang mereka kirimkan
dalam bentuk 2 x 2, menghasilkan empat kemungkin profil
pasien : 1) wanita profesional Eropa Amerika, (2) Wanita Eropa
amerika pada Medicaid, 3) wanita afrika amerika profesional dan
4) wanita afrika amerika pada Medicaid. Tiap penelitian yang
diberikan ke dokter hanya menyajikan satu kemungkinan profil
pasien untuk dipertimbangkan, dan penelitian dnegan profil
pasien yang berbeda seacra acak dikirimkan melalui pos. Angka
respon umumnya sama pada setiap tipe profil pasien.
Dokte ditanya tindakan apa yang secara khusus mereka
buat jika ada hipotesis pasien infertil secara ringkas dijelaskan
dalam penelitian mereka. Pilihan tindakan seperti daftar tes
pemeriksaan medis (misalnya grafik suhu basal tubuh, biopsi
endometri, tes postcoital, laparoskopi, penilaian fungsi tiroid,
hispterosalpingogram dan analisis semen). Pilihan tindakan juga
dipakai dalam tindakan non medis (mislanya memberikan
jaminan bahwa tidak perlu khawatir, menegaskan bahwa bacaan
yang mendidik, anjuran jasa konseling, mendiskusikan pilihan
adopsi atau gaya hidup bebas anak) dan membuat rujukan ke
spesialis infertil. Dokter diperintahkan untuk memeriksa
seberapa banak tindakan yang secara khusus mereka lakukan
untuk pasien seperti itu.
Untuk menilai rencana penanganan dokter yang adekuat,
standar dikembangkan oleh The American College of
Obstetricians dan Gyneclogists dan The American Society for
Reproductive Medicine dipakai. Riwayat infertil dan pemeriksana
fisik, ahli ini menganjurkan dasar kerja yang terdiri dari empat
8
komponen : analisis semen, pemeriksaan ovulasi, tes post coital,
dan penilaian keutuhan tuba. Tiga mtoda dipakai untuk menilai
ovulasi : suhu tubuh basal, serum progesterone, atau biopsi
endometrial dan dua metoda, histerosalpingogram atau
laparoskopi dapat dilakukan untuk menilai keutuhan tuba.
Didasarkan pada informasi ini, skor perawatan standar
medis yang dapat diterima dibuat dengan menghitung respon
dokter yang ikut berpartisipasi untuk pilihan yang tepat. Skor
berkisar dari 0 sampai 4 (rata-rata = 1.9, SD = 1.4), dokter
mendapatkan satu nilai untuk tiap komponen kerja dengan
memeriksa setiap metoda yang dapat diterima. Dengan kata
lain, dokter yang memeriksa suhu tubuh basal dan dokter yang
memeriksa suhu tubuh basal dan biopsi endometrial akan
menerima satu point untuk mnilai ovulasi pada skala perawatan
standar. Dokter daat didukung dengan dua tindakan. Memberikan
informasi pendidikan mengenai grafik suhu tubuh (jika pasien
belum melaksanakannya) atau melakukan biopsi endometrial
untuk menerima kredit untuk memeriksa ovulasi pasien.
Skala tindakan non medis yang dapat diterima terdiri dari
dua hal : menegaskan pendidkan pembaca dan menegaskan jasa
konseling atau psikologis. Ami tidak memasukkan pilihan untuk
memastikan bahwa pasien tidak perlu khawatir karena respon
dapat diterima. Buletin The American College of Obstetrician dan
Gynecologists secar akhusus menganjurkan dokter untuk
menhadapi pasangan yang tidak ada asuransi spesifik atau
mengaurkan untuk santai. Kebanakan pasangan mengartikan
anjuran untuk santai sebgai hal yang menyakitkan, karena
kecemasan dan kegelisahan disebabkan oleh infertil. Kami juga
menghilangkan pilihan mengenai adopsi atau gaya hidup bebas
anak karena pilihan ini kelihatan prematur sebelum pemeriksana
medis legkap dilakukan atau penyebab infertil dipahami. Dua
tindakan non medis, dnegan skor yang mungkin dari 0 sampai 2
9
(rata-rata = .35, SD = .58) dipakai sebagai skala menerima
tindakan non medis.
Akhirnya, indeks rujukan perawatan spesialis memasukkan
dua pilihan mengenai memberikan rujukan untuk spesialis infertil
(1) perawatan di rumah sakit atau (2) perawatan praktek swasta.
Karena beberapa pasien di Michigan beharap untuk menghindari
praktek dokter atau klinik infertil yang berlokasi di rumah sakit
kota, kami secara khsus meruuk ke spesialis untuk menangkap
setiap tipe rujukan. Rujukan segera untuk spesialis tidak
biasanya dianjurkan (meskipun ada keadan khusus) tanpa
menyelesaikan tes standar; jadi,kami tidak mempertimbangkan
membuat rujukan sebagai bagian perawatan medis standar. Skor
pada pilihan ini dihitung, dengan skor yang mungkin berkisar dari
0 sampai 2 (rata-rata = .70, SD = .70).
Hasil
Karakteristik Dokter
Enam puluh delapan persen dokter yang memberikan respon
adalah laki-laki : 32% adalah wanita. Dokter berusia dari 25
sampai 73 tahun dengan rata-rata 46 tahun (SD = 11.3).
kebanyakan, 90% dari sampel yang memberikan respon dikenali
adalah bangsa Eropa Amerika. Keempat spesialis adalah sampel
yang memberikan respon, dengan beberapa dokter memiliki
hubungan. Empat puluh dua persen dokter dalam praktek dokter
keluarga, 23% dalam praktek umum, 23% ahlipenyakit dalam
dan 17% dikenali sebagai ahli obstetri atau ginekologi. Termasuk
tahun-tahun mereka tinggal, dokter yang ikut serta dalam
praktek selama rata-rata 19 tahun (SD = 17.5). dari 205 doker,
jumlah rata-rata pasien infertil yang ditemukan pada tahun
terakhir adalah 12 pasien (SD = 22.78) jumlahr ata-rata pasien
infertil yang ditemukan adalah 5.00. 186 (91%) melaporkan
bahwa mereka beberapa kali dirujuk ke ahli infertil, dan 136
10
pasien (66%) melakukan satu kunjungan ke spesialis infertil pada
tahun lalu.
11
Hanya dua dokter, 44 wanita berusia 47 tahun, secara akurat
menjawab ketiga pertanyaan, dan 44% dari 135 dokter yang
menjawab tiga pertanyaan tidak memberikan respon yang akurat
pada setiap pertanyaan.
12
Hanya 16% dokter yang menunjukkan bahwa mereka akan
memberikan standar perawatan penuh, melakukan pemeriksaan
medis untuk menilai keempat komponen untuk pasien.
dibandingkan dengan perawatan standar, dokter sepertinya
mendukung tipe lain tindakan. Sebagai contoh, 28% dokter
melaporkan bahwa mereka akan menganjurkan bacaan yang
mendidik untuk pasien. dua puluh lima persen dokter akan
menganjurkan pasien hipotesis ke spesialis praktek pribadi, 20%
akan menyukai spesialis di rumah sakit, dan 12% menunjukkan
bahwa mereka merujuk pasien ke spesialis pada kedua tempat.
Kami menggunakan tes t sampel bebas dan analisis hubungan
untuk menentukan apakah dokter mengelompokkan pasien
berdasrkan perawatan standar yang diberikan untuk pasien
wanita hipotesis. Tes variabel termasuk usia dokter, jenis
kelamin, spesialis medis, tahun praktek, jumlah pasien infertil
yang ditemukan pada tahun lalu dan pengalaman masalah
infertil.
Kami menemukan bahwa dokter wanita (rata-rata = 2.29,
SD = 1.26) memberikan komponen perawatan standar medis
untuk penilaian infertil daripada dokter pria (rata-rata 1.79, SD =
1.38) t (201) = 2.48, P<.05. pembagian variabel spesialis dibuat
dimana 1 mendatangi spesialis OG/Gyn dan 0 mendatangi
spesialis lain. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi ( rata-rata
= 2.86, SD = 1.40) juga disediakan untuk hipoteiss pasien
dnegan lebih banyak eleman perawatan standar yang
dibandingkan dengan responden lain (rata-rata = 1.75, SD =
1.28) t (202) = 4.58, P < .001. sama halnya, dokter yang
memeriksa lebih banyak pasien infertil pada tahun lalu (r = .37, P
< .001) dan yang memiliki pengalaman lebih banyak dnegan
maslaah infertil (r=.41, P < .001) membeirkan komponen lebi
banyak perawatan standar. Usia dokter dan jumlah tahun praktek
tidak berhubungan dengan perawatan medis skor perawatan.
13
Jenis kelamin dokter dan pengalaman infertil sangat kuat
berhubungan dengan dukungan tindakan non medis. Dokter
perempuan (rata-rata = .55, SD = .71), dibandingkan dengan
dokter pria (rata-rata = .26, SD = .49), dukungan tindakan non
medis lebih banyak untuk hipotes pasien yang diberikan kepada
meerka, t (201) = 3.01, P < .01. dokter dengan pengalaman
infertil lebih banyak (r = .28, P < .001) dan dokter yang
memeriksa lebih banyak pasien infertil pada tahun lalu (r = .15, P
< .05) mendukung lebih banyak anjuran non medis untuk pasien
infertil yang diserahkan kepada mereka untuk penelitian.
14
Hasil dari anlaisis regresi disajikan pada tabel 3. bukan ras
atau status sosial ekonomi yang merupakan prediktor bermakna
untuk perawatan medis standar.
Namun, keempat karakteristik doker masih sangat
bermakna. Dokter wanita, spesialis ob/gyn, dokter yang memiliki
lebih banyak pasien infertil, dan dokter yag memiliki pengalaman
besar dengan infertil menganjurkan lebih banyak komponen
perawatan medis standar. Karakteristik keempat dokter ini
menjelaskan 33% variasi dalam membuat anjuran yang dapat
diterima mengenai standar perawatan medis.
Analisis regresi multipe paralel dilakukan untuk
menentukan predikotr untuk memberikan tindakan non medis
dan merujuk ke spesialis infertil. Seperti yang diperlihatkan pada
kolom tengan pada tabel 3, ras pasien dan klas sosial bukan
merupakan predikot kuat untuk tindakan non medis, namun,
jenis kelamin dokter dan pengalaman infertil sangat besar.
Dokter perempuan dan dokter dengan pengalaman infertil yang
lebih banyak melaporkan bahwa mereka akan memberikan
tindakan non medis yang lebih banyak. Klas sosial pasien adalah
kofaktor yang besar pada anjuran rujukan spesialis oleh dokter.
Dokter lebih mendukung rujukan ke spesialis infetil bila pasien
hipotesis memiliki karir profesional dibandingkan pasien yang
hanya menyandarkan pada bantuan medis. Akhirnya, dokter
yang memeriksa lebih sedikit pasien infertil pada tahun lalu lebih
menyukai unutk merujuk pasien hipotesis ke spesialis.
Diskusi
Penemuan ini menegaskan bahwa banyak dokter yang tidak
menyadari faktor risiko demografi yang berhubungan dengan
infertil. Bila ditanya mengenai pendidikan, hanya 13% wnaita
yang dikenali tanpa pendidikan tinggi sebagai risiko tinggi. bila
ditanya mengenai suku bangsa, hanya 16% yang dikenali wanita
15
Afrika Amerika yang berisiko tinggi. bila ditanya mengenai usia,
hanya 43% wanita yang dikenali berusia 35 tahun atau lebih tua
sebagai risiko tinggi. hal ini tidak mengejutkan bahwa banyak
dokter tidak mengetahui profil risiko yang paling sering untuk
infertil yang memberikan gambarna sosial wanita inferil sebagai
profesional pada saat berusia 30 tahunan. Wanita Eropa Amerika
dnegan pendapatan yang tinggi dan level pendidikan yang tinggi
paling seirng mencari penanganan untuk infertil; jadi, sangat
mudah untuk memahami mengapa banyak dokter yang
berpendapat bahwa wanita ini berisiko tinggi. bahkan beberapa
wanita yang berjuan karena infertilitas dipercaya bahwa
infertilitas merupakan hal yang putih; masalah wanita kulit putih
dan banyak sterotipe internal mengenai wanita Afrika Amerika
yang subur.
Penemuan ini memperlihatkan pentingnya memberikan
informasi lebih banyak ke dokter yang bukan spesialis infertil
mengenai karakteristik wanita dengan infertil dan sayangnya
dihentikan antara meea yang paling banyak mencari
penanganan dan mereka yang mengalami maslaah menjadi
hamil. Hal ini sangat penting bagi dokter praktek umum untuk
mengetahui tingginya angka infertilias diantara wanita dengan
suku bangsa minoritas, wanita dengan pendidikan kurang, dan
wanita dengan pendapatan rendah untuk memastikan mengenali
wanita yang memerlukan pelayanan. Wanita yang melahirkan
anak seharusnya secara rutin ditanya jika mereka mencoba
hamil, dan jika sudah mencoba, sudah berapa lama. Pertanyaan
ini akan membantu mengenali individu yang mungkin mengalami
masalah fertilitas tetapi tidak meminta terapi. Beberapa wanita
ini mungkin menganggap tidak ada yang dapat dilakukan pada
mereka atau bahwa mereka tidak dapat melakukan usaha terapi,
sehingga mereka tidak menjelaskan masalah. Namun, ada
16
beberapa pilihan anjuran yang dapat dipakai agar dapat
memberikan informasi yang baik kepada dokter.
Karena wanita Eropa amerika, wanita profesional lebih
sering mencari penanganan medis untuk infertilitas dan karena
mereka berfokus pada kebanyakan penelitian infertil, kami
memperkirakan bahwa tindakan medis yang diusulkan untuk
pasien profesional Eropa Amerika akan lebih lengkap. Malahan,
kami menemukan bahwa dokter menganjurkan penanganan
medis yang tidak berbeda didasarkan pada ras dan status sosial
ekonomi pasien hipoteiss. Hal ini menegaskan bahwa hanya
dokter yang mengetahui bahwa infertil merupakan masalah,
mereka sepertinya mengajurkan membandingkan terapi untuk
pasien berdasrakan ras dan status sosial ekonomi. Hal ini
menghasilkan sedikit prasangka yang dapat dteirma,khususnya
bila seseorang mempertimbangkan penelitian dalam jumlah
besar yang mencatat kecondogan klas dan ras dalam kualitas
pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, Van Ryn dan Burke
menemukan bahwa dokter yang merasa Afika Amerika dan
pasien yang miskin sangat jarang pada pasien Eropa Amerika
dalam sejulah ukuran. Baru-baru, Green dan rekan melaporkan
bahwa hal ini bukan kecondongan ras, tetapi libih streotipe dari
Afrika amerika yang terhitung untuk rasial ketidak sesuaian
terapi pasien dnegan penyakit arteri koronar.
Meskipun ras dan klas sosial pasien hipoteisis tidak
berhubungan denan tindakan medis dan anjuran non medis
dalam penelitian kami, klas sosial pasien hipotesis muncul
sebagai faktor prediksi dokter yag merujuk ke spesialis
infertilitas. Dokter sepertinya kurang suka merujuk ke spesialis
bila mereka mengatakan bahwa pasien hipotesis menyandarkan
pada banutna medis. Keengganan dokter untuk merujuk pasien
bantuan medis ke spesialis infertil dapat dipahami memberikan
17
biaya besar dari jasa spesialis infertil dan kurangnya jaminan
bantuan medis untuk jasa seperti itu.
Anjuran non medis untuk pasien hipotesis seperti
menganjurkan membaca buku yang mendidik dan membantu
mencari jasa psikologis yang mungkin dapat membantu.
Meskipun Ryn dan Burke menemukan bahwaw praktek dokter
memberikan ifnroasmi yang kurang (mengenai bacaan mendidik)
untuk ras minoritas dan pasien dengan pendapatan rendah
dibandingkan dnegan mereka bangsa Eropa Amerika yang
memiliki kemajuan keuangan, anjuran ini tidak berbeda oleh ras
pasien atau status sosial ekonomi dalam penelitian kami.
Memberikan informasi kepada pasien cukup tepat tanpa
mempertimbangkan ras pasien atau latar belakang kelas sosial.
Dalam praktek, membaca mengenai infertilitas menawarkan
pasien dengan pendapatan rendah, cara inormasi untuk
mengatasi infertilitas pada mreka. Meskipun data tetap ada yang
menegaskan bahwa ras dan klas dapat mempengaruhi
penanganan dokter terhadap pasien mereka, kami tidak
menemukan bukti unutk kesimpulan menggunakan alat
pemeriksaan khusus.
Bebrapa dokter menghubungkan perawatan standar medis
dan tindakan non medis ntuk pasien hiipotesis. Hasil dari analisis
multivariasi kami menyatakan bahwa setiap dokter dalam
penelitan mempengaruhi anjuran untuk mencari pelayanan
standar medis. Dkter perempuan dan spesialis OB/Gyn
menganjurkan lebih banyak tes medis digabungkan dnegan
perawatan standar medis. Dokter yang mencari pasien infertil
pada tahun lalu dan dokter dengan pengalaman pasien infertil
lebih banyak juga menganjurkan lebih banyak tindakan dari
perawatan standar. Dokter perempuan dan dokter dengan
pengalaman infertil lebi banyak lebih suka penanganan non
medis. Hal ini tidak mengejutkan bahwa dokter dengan
18
pengalaman infertl lebih banyak dan spesialis pada bidang yang
berhubungan akan memebrikan perawatan medis lengkap
selama penilaian stadium pasien. juga logis bahwa dokter yang
lebih banyak menangani pasien infertil akan merasa mahir untuk
menganjurkan sumber non medis (misalnya membaca buku
mendidik dan jasa konseling).
Kami menemukan bahwa dokter perempuan bahwa mereka
akan memberikan pasien infertil hipoteiss dengan pemeriksaan
medis yang lebih banyak begitu pula anjuran non medis
dibandingkan dnegan dokter pria. Karena ada bukti bahwa dokter
perempuan menggunakan lebih banyak diskusi dengan pasien,
bicara mengenai masalah psikologis dan memberikan konseling
daripada rekan pria nya. Kami menduga bahwa dokter
perempuan merasa lebih empati dan lebih tertarik pada pasien
wanita hipotesis, membuat dokter wanita dapat memberikan
pemeriksaan yang lebih lengkap dalam waktu cepat. Hasil ini
sangat penting untuk karakteristik demografi diantara setiap
pasien yang terlibat dalam medis. Dalam kompleks antara
pasien dan dokter, kami tidak dapat mengabaikan karakteristik
demografi pasien dari dokter itu sendiri.
Arah yang sangat penting untuk penelitian ke depan
seperti meniru hasil penelitian kami dengan data dari keadaan
yang sebenarnya mengenai pasien hipotesis. Seperti pada setiap
penelitian, beberapa batasan harus diakui. Pnelitian kami
mengunakan penelitian yang tidak acak. Dokter memilih sendiri
sampel, dengan cara demikian membatasi persamaan hasil kami.
Dokter yang meneliti dalam penelitian ini dapat memberikan
kecondongan karena pada kenyataannya bahwa mereka dalam
praktek medis di negara bagian Michigan, dan mereka semua
anggota asosiasi dokter amerika.
19