Vous êtes sur la page 1sur 19

Pemahaman mengenai infertilitas pada

wanita : apa yang dokter lihat?


Rosario Ceballo, PhD, Antonia Abbey, Ph.D., dan Deborah
Schooler, Ph.D

Tujuan : Untuk menilai pemahaman dokter mengenai risiko


infertilitas yang berhubungan dengan ras, usia dan pendidikan
dan untuk membuat anjuran penanganan klinik untuk pasien.
Bentuk : Penelitian Cross seksional
Tempat : Penelitian dikirimkan hingga 1000 dokter perawatan
primer yang dipilih secara acak di Negara Bagian Michigan.
Pasien : tidak ada
Tindakan : tidak ada
Penilaian Hasil utama : daftar pertanyaan yang dilaporkan
sendiri yang menanyakan mengenai hubungan prevalensi
infertilitas pada wanita yang didasarkan pada ras, pendidikan
dan usia. Dokter juga ditanya tindakan apa yang seharusnya
mereka anjurkan satu dari empat hipotesis pasien wanita infertil
yang bersuku bangsa Eropa amerika atau amerika afrika dan
profesional yang bekerja atau menerima medicaid.
Hasil : meskipun kebanyakan dokter tidak benar mengenali
hubungan antara usia, ras dan status sosio ekonomi dan
infertilitas pada wnaita, merkea menegaskan bahwa tindakan
klinik tidak berbeda didasarkan pada hiptesis ras pasien atau
status sosioekonomi. Dokter perempuan, ahli obstetri/ ahli
ginekelolgi dan dokter dengan banyak pengalaman infertil yang
lebih banyak mencari pasien infertil menganjur lebih banyak
komponen bentuk perawatan standar.
Kesimpulan : daftar pertanyaan menggunakan bentuk hipotesis
pasien menegaskan bahwa dokter perawatan primer tidak cukup
menyadari bahwa risiko infertil pada wanita afrika amerika dan

1
wanita dengan status sosio ekonomi yang rendah yang dikenali
memerlukan pelayanan. (Fertil Steril 2010; 93; 1066-73).
Kata kunci : Amerika Afrika, jenis kelamin, infertil, dokter, ras,
klas sosial.

Saat ini, dalam jumlah besar penelitian medis dan fisiologi


dilakukan mengenai infertilitas yang menyandarkan pada sampel
Eropa Amerika yang terdiri dari pasangan dengan status sosio
ekonomi yang tinggi. mencapai 13% wanita menikah berusia
antara 15 dan 44 tahun memliki beberapa bentuk gangguan
kesuburan, dengan lebih dari 6 juta wanita di Amerika serikat
terkena infertilitas, ketidak mampuan untuk hamil setelah 1
tahun hubungan seksual tanpa menggunakan pelindung.
Anggota pasangan yang infertil secara khusus mengalami
rangkaian stress fisiologis setelah didiagnosis masalah infertil.
Pasangan yang ikut berpartisipasi dalam penelitian adalah
mereka yang cenderung mencari penanganan medis spesialis.
Diantara wanita yang infertil, mendapatkan beberapa tipe
penanganan medis memiliki hubungan positif dengan usia, telah
menikah, latar belakang pendidikan sarjana, memiliki
pendapatan yang tinggi, dan wanita kulit putih non hispanik.
Bahkan di massachusett, negara bagian yang mengharuskan
asuransi yag luas mencakup infertil, pasangan yang
mendapatkan pelayanan medis untuk infertil cenderung adalah
wanita Amerika Eropa, status sosial ekonomi yang sangat tinggi
dan memiliki pendidikan yang tinggi. sebagai contoh, diantara
561 wanita yang mendatangi klinik infertil besar di Massachusett
(di rumah sakit Brigham), tidak ada satupun pasien yang
memiliki latar belakang pendidikan kurang dari diploma
dibandingkan dengan 15% populasi negara bagian. Tambahan,
sekitar separuh wanita memiliki derajat lanjut dibandingkan
dengan 12% populasi. hal yang menghambat seperti kemiskinan,

2
wanita dengan ras minoritas menerima terapi infertil sangat
banyak, termasuk kerugian ekonomi, kurangnya rujukan, sedikit
atau tidak ada perlindungan asuransi, diskriminasi ras, dan
sanksi kultur melawan terapi infertil. Saat wanita Afrika amerika
mencari perawatan medis, mereka cenderung mengalami
kesulitan hamil untuk untuk periode waktu yang lama sebelum
mencari perawatan medis dibandingkan dnegan wnaita Aeropa
Amerika. Oleh karena itu banyak wanita berjuang karena infertil
tidak pernah melakukan lebih dari satu kali kunjungan atau
percakapan dengan dokter keluarga atau dokter umm atau ahli
ginekologis mereka,bagaimana kemudian wanita afrika amerika
dan wanita dengan latar belakang pendapatan rendah untuk
ditangani bila merka membicarakan mengenai infertilitas pada
dokter mereka?

Perbedaan ras dan klas dalam pelayanan kesehatan


Pada umumnya, status sosial ekonomi yang rendah
menyebabkan kurangnya menerima jasa pelayanan medis
pencegahan begitu pula sedikit menerima tes papanicolau,
mammogram, dan imunisasi, begitpula perawatan rumah sakit
kualitas rendah. Sama halnya, dalam membandingkan dengan
wanita Eropa amerika, anggota dalam kelompok ras minoritas ini
memiliki perawatan pencegahan yang kurang seperti
pemeriksana kanker payudara, lebih sedikit prosedr
kardiovaskular, penananan bedah yang kurang untuk kanker,
sedikit transplantasi ginjal dan transplantasi sumsum tulang, dan
bahkan kurang menerima terapi untuk nyeri sebagai bagaian
perawatan rumah sakit rutin. Penelitian menilai perawatan medis
untuk penyakit arteri koronari sama dengan laporan mengenai
terapi kualitas rendah untuk pasien afrika amerika, dalam
perbandingan dengan wanita Eropa Amerika. Lebih lanjut,
dibandingkan dengan Eropa Amerika, wanita Afrika Amerika

3
sepertinya menyangkal otoritas perawatan untuk perawatan
darurat, untuk menangani kesulitan yang besar ini dalam
mendapatkan jasa perawatan primer, dan untuk menghitung
kunjungan mereka pada dokter yang kurang ikut serta.
Shulman dan rekan membuat alat pemeriksaan komputer
untuk menilai dokter, anjuran penanganan untuk penanganan
nyeri dada dalam hipotesis pasien/ aktor. Dokter yang ikut serta
secara acak meninjau gambaran pasien dalam wawancara video
rekaman pada pasien dnegan nyeri dada. Aktor menyandarkan
pada naskah wawancara mengenai gejala untuk ketiga jenis
nyeri dada. Total 720 dokter yang meninjau 1 dari 144 skenario
kasus yang mungkin, tpe nyeri dada, dan hasil dari tes stres
latihan. Hasil memperlihatkan bahwa kedua wanita dan wanita
Afrika Amerika khususnya jarangd ilakukan untk kateterisasi
dibandingkan dnegan pria Eropa amerika. Mendorong dilakukan
penelitian ini yang menggunakan bentuk acak, dengan aktor
membagi karakteristik demografi yang sama, asuransi, gejala
klinik, dan gambarna klinik.

Infertil : termasuk Ras dan klas sosial


Disesalkan, penelitian mengenai infertilitas sebanarnya
menyangkal minoritas ras dan pasangan dnegan klas sosio
ekonomi yang rendah, malahan menyandarkan pada contoh
orang yang mendatangi klinik medis unutk penanganan. Oleh
karena itu, pandangan yang membatasi pemahaman kita
mengenai pengaruh infertil terhadap ras dan kelompok
sosioekonomi yang berbeda. Dengan beberapa tanda,
sebanarnya tidak ada yang diketahui mengenai banyak orang
yang mengalami infertil tetapi tidak mencari penanganan medis,
diperkirakan hampir separu pasangan infertil. Contohnya pada
tahun 1998, hanya 43% wanita dengan infertil melaporkan
mendapatkan jasa pengobatan infertil. Lebih lanjut, banyak klinik

4
infertil memberikan jasa untuk pasangan yang menikah,
pasangan heteroseksual yang mencari jasa layanan kesehatan
swasta. Ironisnya, pasangan yang sepertinya infertil di Amerika
Serikat tidak memiliki kesesuaian dalam profil demografi dari
pasangan yang sepertinya mencari penanganan medis dan untuk
ikut serta dalam penelitian.
Berbeda dengan pandangan yang terkenal, Wanita Afrika
Amerika, memiliki latar belakang pendidikan yang kurang dan
pasangan yang memiliki pendapatan yang rendah yang
sepertinya berjuan untuk infertil di Amerika Serikat. Beasiswa
telah mengusulkan beberapa penjelasan yang mungkin untuk
perbedaan ras pada angka infertil, seperti akses yang tidak
adekuat untuk penananan penyakit menular seksual dan
pasangan yang berbahaya. Wanita Afrika Amerika juga
mengalami masalah reproduksi yang tinggi, seperti penyakit
inflamasi pelvis dan kehamilan ektopik, yang dapat
menyebabkan infertil. Sebagai contoh, diantara 561 wanita yang
mencari perawatan medis karena infertil, dalam jumlah besar
wanita Afrika Amerika dan Wanita Hispanik yang menerima
diagnosis infertil karena faktor tuba dibandingkan dengan wanita
Eropa Amerika. Demikian juga, wanita dengan latar pendidikan
di bawah sekolah atas memiliki angka yang tinggi infertil
daripada wanita dengan pendidikan yang lebih tinggi. usia juga
menyebabkan infertil, seperti wanita yang berusia 35 tahun lebih
mudah mengalami infertil daripada wanita yang berusia lebih
muda. Jadi, tidak ada kesesuaian antara profil demografi dari
wanita yang mencari perawatan medis karena infertil dan wanita
menderita infertil. Penelitian saat ini adalah penelitian yang
meneliti dokter mengenai pengethauan mereka mengenai
infertilitas diantara kelompok wanita dengan demografi yang
berbeda dan menilai bagaimana karakteristik pasien dan dokter

5
yangd apat mempengaruhi respon terapi dokte untuk hipotesis
wanita infertil.

METODA DAN BAHAN


Partisipan dan Prosedur
Semua penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menerima
persetujuan dari dewan peninjau institusi pada universitas
peneliti pertama. Tiga lembar penelitian dikirimkan ke 1000
dokter secara acak dari 6.000 dokter di negara bagian Michigan.
Penelitian yang tidak diketahui dan rahasia jadi memasukkan
penelitian ke dalam informed consent dokter untuk ikut serta
dalam penelitian ini. Sampul surat menjelaskan bahwa kami
melakukan penelitian dokter umum dan dokter keluarga, ahli
obstetrik dan ahli ginekelogis dan ahli penyakit dalam karena
kami berminat dalam interaksi awal wanita yang mendatangi
dokter sebelum diputuskan untuk konsul ke ahli fertilita. Kami
memperhitungkan bahwa penelitian ini membutuhkan dokter,
rata-rata sekitar 15 menit untuk menyelesaikan daftar
pertanyana singkat. Untuk pengiriman, kami secara acak memilih
dokter yag memenuhi keempat kriteria : (1) anggota Asosiasi
dokter Amerika, (2) terlibat dalam perawatan pasien, (3)
mengakhiri pelatihan medis mereka (residen dan mahasiswa
dikeluarkan dari penelitian) dan bergabung dengan satu dari
empat spesialis (dokter umum, dokter keluarga, ahli penyakit
dalam atau ahli obstetrik/ ahli ginekelogi). Dari total 205
penelitian yang dikembalikan untuk respon akhir sebesar 20%.
Tidak ada pengiriman surat follow up yang mungkin

Penilaian
Pengetahuan mengenai prevalensi infertil diantara
kelompok wanita yang berbeda.

6
Dokter diberikan tiga pertanyaan mengenai prevalensi infertil
diantara wania di Amerika Serikat. Pertama, mereka ditanya
mengenai kelompok ras mana yang memiliki prevalensi tertinggi
infertil : Eropa Amerika, Afrika Amerika, Hispanik atau Asia
Amerika. Kedua mereka ditanya kelompk usia mana wanita yang
memiliki prevalensi tertinggi infertil : wanita berusia dibawah 25
tahun, 25 sampai 30 tahun, 31 sampai 35 tahun, lebih dari 35
tahun. Ketiga, mereka ditanya mengenai wanita kelompok
pendidikan apa yang memiliki prevalensi tertinggi : wnaita tanpa
pendidikan yang tinggi, wanita dengan tingkat pendidikan
sekolah yang tingi, wnaita dengan tingkat pendidikan sarjana dan
wanita dengan pendidikan profesional. Perbedaan kelompok
pendidikan dipakai untuk menggambarkan perbedaan klas sosial
diantara wanita.

Karakteristik Dokter dan Pengalaman


Dokter diminta untuk mengenali bidang spesialis medis mereka,
berapa tahun mereka praktek, dan jumlah pasien infertil yang
mereka temukan di masa lalu. Kami membuat skala penilaian
dokter pengalaman infertil dengan menghitung respon mereka
untuk dibagi menjadi lima bagian pertanyaan (ya/tidak).
Pertanyaan ini menanyakan mengenai apakah pernah atau tidak
pernah mereka mendatangi spesialis infertil, pernah
mendiskusikan adopsi oleh pasien, pernah mendiskusikan gaya
hidup bebas anak dngan pasien, pernah mendiskusikan biaya
untuk penanganan infertil dengan pasien dan pernah merujuk
pasien dengan infertilitas untuk mendukung kelompok.

7
Anjuran penanganan untuk hipotesis pasien.
Dokter ditanya bagaimana mereka menangani pasien wanita,
berusia 32 tahun, yang telah mencoba untuk hamil selama 14
bulan yang tidak berhasil, dengan cara demikian, jelas
memenuhi standar medis untuk mendiagnosis infertil. Ras pasien
dan klas sosial bervariasi antara penelitian yang mereka kirimkan
dalam bentuk 2 x 2, menghasilkan empat kemungkin profil
pasien : 1) wanita profesional Eropa Amerika, (2) Wanita Eropa
amerika pada Medicaid, 3) wanita afrika amerika profesional dan
4) wanita afrika amerika pada Medicaid. Tiap penelitian yang
diberikan ke dokter hanya menyajikan satu kemungkinan profil
pasien untuk dipertimbangkan, dan penelitian dnegan profil
pasien yang berbeda seacra acak dikirimkan melalui pos. Angka
respon umumnya sama pada setiap tipe profil pasien.
Dokte ditanya tindakan apa yang secara khusus mereka
buat jika ada hipotesis pasien infertil secara ringkas dijelaskan
dalam penelitian mereka. Pilihan tindakan seperti daftar tes
pemeriksaan medis (misalnya grafik suhu basal tubuh, biopsi
endometri, tes postcoital, laparoskopi, penilaian fungsi tiroid,
hispterosalpingogram dan analisis semen). Pilihan tindakan juga
dipakai dalam tindakan non medis (mislanya memberikan
jaminan bahwa tidak perlu khawatir, menegaskan bahwa bacaan
yang mendidik, anjuran jasa konseling, mendiskusikan pilihan
adopsi atau gaya hidup bebas anak) dan membuat rujukan ke
spesialis infertil. Dokter diperintahkan untuk memeriksa
seberapa banak tindakan yang secara khusus mereka lakukan
untuk pasien seperti itu.
Untuk menilai rencana penanganan dokter yang adekuat,
standar dikembangkan oleh The American College of
Obstetricians dan Gyneclogists dan The American Society for
Reproductive Medicine dipakai. Riwayat infertil dan pemeriksana
fisik, ahli ini menganjurkan dasar kerja yang terdiri dari empat

8
komponen : analisis semen, pemeriksaan ovulasi, tes post coital,
dan penilaian keutuhan tuba. Tiga mtoda dipakai untuk menilai
ovulasi : suhu tubuh basal, serum progesterone, atau biopsi
endometrial dan dua metoda, histerosalpingogram atau
laparoskopi dapat dilakukan untuk menilai keutuhan tuba.
Didasarkan pada informasi ini, skor perawatan standar
medis yang dapat diterima dibuat dengan menghitung respon
dokter yang ikut berpartisipasi untuk pilihan yang tepat. Skor
berkisar dari 0 sampai 4 (rata-rata = 1.9, SD = 1.4), dokter
mendapatkan satu nilai untuk tiap komponen kerja dengan
memeriksa setiap metoda yang dapat diterima. Dengan kata
lain, dokter yang memeriksa suhu tubuh basal dan dokter yang
memeriksa suhu tubuh basal dan biopsi endometrial akan
menerima satu point untuk mnilai ovulasi pada skala perawatan
standar. Dokter daat didukung dengan dua tindakan. Memberikan
informasi pendidikan mengenai grafik suhu tubuh (jika pasien
belum melaksanakannya) atau melakukan biopsi endometrial
untuk menerima kredit untuk memeriksa ovulasi pasien.
Skala tindakan non medis yang dapat diterima terdiri dari
dua hal : menegaskan pendidkan pembaca dan menegaskan jasa
konseling atau psikologis. Ami tidak memasukkan pilihan untuk
memastikan bahwa pasien tidak perlu khawatir karena respon
dapat diterima. Buletin The American College of Obstetrician dan
Gynecologists secar akhusus menganjurkan dokter untuk
menhadapi pasangan yang tidak ada asuransi spesifik atau
mengaurkan untuk santai. Kebanakan pasangan mengartikan
anjuran untuk santai sebgai hal yang menyakitkan, karena
kecemasan dan kegelisahan disebabkan oleh infertil. Kami juga
menghilangkan pilihan mengenai adopsi atau gaya hidup bebas
anak karena pilihan ini kelihatan prematur sebelum pemeriksana
medis legkap dilakukan atau penyebab infertil dipahami. Dua
tindakan non medis, dnegan skor yang mungkin dari 0 sampai 2

9
(rata-rata = .35, SD = .58) dipakai sebagai skala menerima
tindakan non medis.
Akhirnya, indeks rujukan perawatan spesialis memasukkan
dua pilihan mengenai memberikan rujukan untuk spesialis infertil
(1) perawatan di rumah sakit atau (2) perawatan praktek swasta.
Karena beberapa pasien di Michigan beharap untuk menghindari
praktek dokter atau klinik infertil yang berlokasi di rumah sakit
kota, kami secara khsus meruuk ke spesialis untuk menangkap
setiap tipe rujukan. Rujukan segera untuk spesialis tidak
biasanya dianjurkan (meskipun ada keadan khusus) tanpa
menyelesaikan tes standar; jadi,kami tidak mempertimbangkan
membuat rujukan sebagai bagian perawatan medis standar. Skor
pada pilihan ini dihitung, dengan skor yang mungkin berkisar dari
0 sampai 2 (rata-rata = .70, SD = .70).

Hasil
Karakteristik Dokter
Enam puluh delapan persen dokter yang memberikan respon
adalah laki-laki : 32% adalah wanita. Dokter berusia dari 25
sampai 73 tahun dengan rata-rata 46 tahun (SD = 11.3).
kebanyakan, 90% dari sampel yang memberikan respon dikenali
adalah bangsa Eropa Amerika. Keempat spesialis adalah sampel
yang memberikan respon, dengan beberapa dokter memiliki
hubungan. Empat puluh dua persen dokter dalam praktek dokter
keluarga, 23% dalam praktek umum, 23% ahlipenyakit dalam
dan 17% dikenali sebagai ahli obstetri atau ginekologi. Termasuk
tahun-tahun mereka tinggal, dokter yang ikut serta dalam
praktek selama rata-rata 19 tahun (SD = 17.5). dari 205 doker,
jumlah rata-rata pasien infertil yang ditemukan pada tahun
terakhir adalah 12 pasien (SD = 22.78) jumlahr ata-rata pasien
infertil yang ditemukan adalah 5.00. 186 (91%) melaporkan
bahwa mereka beberapa kali dirujuk ke ahli infertil, dan 136

10
pasien (66%) melakukan satu kunjungan ke spesialis infertil pada
tahun lalu.

Pengetahuan Dokter mengenai Prevalensi Infertil pada


kelompok yang berbeda
Dari total 205 dokter, 105 respon tehadap pertanyaan mengenai
wanita pada kelompok ras apa yang memiliki prevalensi infertil
tertingi. Seperti yang diperlihatkan pada tabel 1, hanya 16%
dokter yang memberikan respon yang secara tepat mengenali
kelompok ras Afrika Amerika yang paling banyak beriisko untuk
infertil. Delapan puluh dua persen dokter yang ikut berpartisipasi
melaporkan bahwa Eropa Amerika mengalami infertilitas. Dari 24
dokter yang dengan tepat dikenlai wanita wanita Afrika Amerika
paling banyak risiko untuk infertilitas, 19 adalah pria dan hanya
satu ahli obstetrik/ ginekolois. Dibandingkan dengan sisa sapel,
24 dokter memiliki skor pengalaman infertil dan jumlah rata-raa
paien infertil ditemukan pada tahun lalu sama dengan mereka
pada sisa sampel.
Sama halnya, hanya 13% dari mereka yang memberikan
respon terhadap pertanyaan (N = 150) dikenali wanita tanpa
pendidikan tinggi paling banyak risiko infertil. Tiga puluh satu
persen wanita yang dikenali dengan tingkat pendidikan sarjana
dan 40% wanita yang dikenali dengan tingkat profesional yang
paling banyak mengalami infertil. Diantara 19 dkter yang secara
tepat dikenali wanita tanpa pendidikan tinggi merupakan yang
paling banyak risiko infertil. Sekali lagi, dokter ini tidak
melaporkan lebih banyak mengenai pasien infertil daripada sisa
sampel. Ada 12 dokter yang secara akurat mengenali wanita
Afrika Amerika dan wanita tapa tingkat pendidikan tinggi yang
paling sring mengalmai infertil. Akhirnya dalam umlah besar
dokter, 43%, secara tepat mengenali orang yang berusia 35
tahun merupakan kelompok usia yang mudah mengalami infertil.

11
Hanya dua dokter, 44 wanita berusia 47 tahun, secara akurat
menjawab ketiga pertanyaan, dan 44% dari 135 dokter yang
menjawab tiga pertanyaan tidak memberikan respon yang akurat
pada setiap pertanyaan.

Anjuran Penanganan dan Karakteristik pasien


Tabel 2 memberikan informasi mengenai persentase dokter yang
menyokong tindakan khusus untuk hipotesis pasien infertil.
Banyaknya dokter yang memberikan anjuran perawatan standar
medis yang tidak berbeda untuk pasien wanita Afrika Amerika
(rata-rata=1.93, SD = 1.44 dibandingkan pasien Eropa Amerika
(rata-rata 1.93, SD = 1.30), t (203) = -.01, ns, dan perbedaan
hanya kecil antara pasien profesional (rata-rata = 2.09, SD =
1.34) dan pasien menggunakan Medicaid (rata-rata 1.74, SD =
1.38), t (193) = 1.82, P = .07. analisis variasi (ANOVA) dilakukan
untuk menguji pengaruh interaksi yang mungkin antara ras
pasien dan satus sosio ekonomi; namun, interaksi pengaruh tidak
bermakna ditemukan.
Kami menilai apakah banyaknya dokter yang memakai
tindakan non medis (menegaskan bacaan yang mendidik dan
jasa konseling) dan merujuk ke spesialis yang berbeda
berdasarkan ras pasien dan klas sosioekonomi. Klas sosioekonmi
dan ras pasien hipotesis tidak bermakna dalam hubungan
dengan usulan tindakan non medis. Demikian juga, rujukan ke
spesialis tidak berbeda berdasarkan ras. Namun, dokter lebih
suku merujuk pasien wanita profesional (rata-rata = .81, SD = .
68) ke spesialis infertil dibandingkan pasien menggunakan
Medicaid (rata-rata = .56, SD = .65), t (203) = 2.71, P < .01.
sekali lagi, tidak ada pengaruh yang saling mempengaruhi antara
ras dan status sosial ekonomi paien yang ditemukan.

Anjuran Penanganan dan karakteristik dokter

12
Hanya 16% dokter yang menunjukkan bahwa mereka akan
memberikan standar perawatan penuh, melakukan pemeriksaan
medis untuk menilai keempat komponen untuk pasien.
dibandingkan dengan perawatan standar, dokter sepertinya
mendukung tipe lain tindakan. Sebagai contoh, 28% dokter
melaporkan bahwa mereka akan menganjurkan bacaan yang
mendidik untuk pasien. dua puluh lima persen dokter akan
menganjurkan pasien hipotesis ke spesialis praktek pribadi, 20%
akan menyukai spesialis di rumah sakit, dan 12% menunjukkan
bahwa mereka merujuk pasien ke spesialis pada kedua tempat.
Kami menggunakan tes t sampel bebas dan analisis hubungan
untuk menentukan apakah dokter mengelompokkan pasien
berdasrkan perawatan standar yang diberikan untuk pasien
wanita hipotesis. Tes variabel termasuk usia dokter, jenis
kelamin, spesialis medis, tahun praktek, jumlah pasien infertil
yang ditemukan pada tahun lalu dan pengalaman masalah
infertil.
Kami menemukan bahwa dokter wanita (rata-rata = 2.29,
SD = 1.26) memberikan komponen perawatan standar medis
untuk penilaian infertil daripada dokter pria (rata-rata 1.79, SD =
1.38) t (201) = 2.48, P<.05. pembagian variabel spesialis dibuat
dimana 1 mendatangi spesialis OG/Gyn dan 0 mendatangi
spesialis lain. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi ( rata-rata
= 2.86, SD = 1.40) juga disediakan untuk hipoteiss pasien
dnegan lebih banyak eleman perawatan standar yang
dibandingkan dengan responden lain (rata-rata = 1.75, SD =
1.28) t (202) = 4.58, P < .001. sama halnya, dokter yang
memeriksa lebih banyak pasien infertil pada tahun lalu (r = .37, P
< .001) dan yang memiliki pengalaman lebih banyak dnegan
maslaah infertil (r=.41, P < .001) membeirkan komponen lebi
banyak perawatan standar. Usia dokter dan jumlah tahun praktek
tidak berhubungan dengan perawatan medis skor perawatan.

13
Jenis kelamin dokter dan pengalaman infertil sangat kuat
berhubungan dengan dukungan tindakan non medis. Dokter
perempuan (rata-rata = .55, SD = .71), dibandingkan dengan
dokter pria (rata-rata = .26, SD = .49), dukungan tindakan non
medis lebih banyak untuk hipotes pasien yang diberikan kepada
meerka, t (201) = 3.01, P < .01. dokter dengan pengalaman
infertil lebih banyak (r = .28, P < .001) dan dokter yang
memeriksa lebih banyak pasien infertil pada tahun lalu (r = .15, P
< .05) mendukung lebih banyak anjuran non medis untuk pasien
infertil yang diserahkan kepada mereka untuk penelitian.

Prediktor Multivariasi dokter anjuran penanganan


Analisis regresi multipel standar dilakukan untuk menilai secara
bersamaan karakteristik pasien dan dokte dalam memperkirakan
besarnya perawatan standar medis yang diberikan untk pasien.
contoh ariabel dibuat untuk ras pasien, kode pasien Afrika
amerika sebagai 0 dan kode pasien Eropa Amerika sebagai 1.
contoh variabel yang dibuat untuk status sosio ekonomi pasien,
kode pasien medicaid sebagai 0 dan pasien dnegan pekerjaan
profesional sebagai 1. hanya karkateristik doter yang memiliki
hubungan kuat dengan perawatan standar pada analisis bivariasi
yang dimasukkan dalam analsis regresi. Karakteristik dokter
dipakai sebagai prediktor termasuk jenis kelamin dokter,
spesialis dokter, jumlah pasien infertil yang ditemukan pada
tahun lalu, dan pengalaman infertil. Contoh variabel untuk
jumlah pasien infertil yang ditemukan pada tahun lalu dibuat
untuk menentukan kecondongan variabel ini. Berdasarkan pada
variabel dasar pada pembagian rata-rata, jumlah diatas 5.00
memberikan nilai 1 dan sama dnegan atau < 5.00 merupakan
nilai 0. setiap variabel dimasukkan dalam regresi secara
bersamaan.

14
Hasil dari anlaisis regresi disajikan pada tabel 3. bukan ras
atau status sosial ekonomi yang merupakan prediktor bermakna
untuk perawatan medis standar.
Namun, keempat karakteristik doker masih sangat
bermakna. Dokter wanita, spesialis ob/gyn, dokter yang memiliki
lebih banyak pasien infertil, dan dokter yag memiliki pengalaman
besar dengan infertil menganjurkan lebih banyak komponen
perawatan medis standar. Karakteristik keempat dokter ini
menjelaskan 33% variasi dalam membuat anjuran yang dapat
diterima mengenai standar perawatan medis.
Analisis regresi multipe paralel dilakukan untuk
menentukan predikotr untuk memberikan tindakan non medis
dan merujuk ke spesialis infertil. Seperti yang diperlihatkan pada
kolom tengan pada tabel 3, ras pasien dan klas sosial bukan
merupakan predikot kuat untuk tindakan non medis, namun,
jenis kelamin dokter dan pengalaman infertil sangat besar.
Dokter perempuan dan dokter dengan pengalaman infertil yang
lebih banyak melaporkan bahwa mereka akan memberikan
tindakan non medis yang lebih banyak. Klas sosial pasien adalah
kofaktor yang besar pada anjuran rujukan spesialis oleh dokter.
Dokter lebih mendukung rujukan ke spesialis infetil bila pasien
hipotesis memiliki karir profesional dibandingkan pasien yang
hanya menyandarkan pada bantuan medis. Akhirnya, dokter
yang memeriksa lebih sedikit pasien infertil pada tahun lalu lebih
menyukai unutk merujuk pasien hipotesis ke spesialis.

Diskusi
Penemuan ini menegaskan bahwa banyak dokter yang tidak
menyadari faktor risiko demografi yang berhubungan dengan
infertil. Bila ditanya mengenai pendidikan, hanya 13% wnaita
yang dikenali tanpa pendidikan tinggi sebagai risiko tinggi. bila
ditanya mengenai suku bangsa, hanya 16% yang dikenali wanita

15
Afrika Amerika yang berisiko tinggi. bila ditanya mengenai usia,
hanya 43% wanita yang dikenali berusia 35 tahun atau lebih tua
sebagai risiko tinggi. hal ini tidak mengejutkan bahwa banyak
dokter tidak mengetahui profil risiko yang paling sering untuk
infertil yang memberikan gambarna sosial wanita inferil sebagai
profesional pada saat berusia 30 tahunan. Wanita Eropa Amerika
dnegan pendapatan yang tinggi dan level pendidikan yang tinggi
paling seirng mencari penanganan untuk infertil; jadi, sangat
mudah untuk memahami mengapa banyak dokter yang
berpendapat bahwa wanita ini berisiko tinggi. bahkan beberapa
wanita yang berjuan karena infertilitas dipercaya bahwa
infertilitas merupakan hal yang putih; masalah wanita kulit putih
dan banyak sterotipe internal mengenai wanita Afrika Amerika
yang subur.
Penemuan ini memperlihatkan pentingnya memberikan
informasi lebih banyak ke dokter yang bukan spesialis infertil
mengenai karakteristik wanita dengan infertil dan sayangnya
dihentikan antara meea yang paling banyak mencari
penanganan dan mereka yang mengalami maslaah menjadi
hamil. Hal ini sangat penting bagi dokter praktek umum untuk
mengetahui tingginya angka infertilias diantara wanita dengan
suku bangsa minoritas, wanita dengan pendidikan kurang, dan
wanita dengan pendapatan rendah untuk memastikan mengenali
wanita yang memerlukan pelayanan. Wanita yang melahirkan
anak seharusnya secara rutin ditanya jika mereka mencoba
hamil, dan jika sudah mencoba, sudah berapa lama. Pertanyaan
ini akan membantu mengenali individu yang mungkin mengalami
masalah fertilitas tetapi tidak meminta terapi. Beberapa wanita
ini mungkin menganggap tidak ada yang dapat dilakukan pada
mereka atau bahwa mereka tidak dapat melakukan usaha terapi,
sehingga mereka tidak menjelaskan masalah. Namun, ada

16
beberapa pilihan anjuran yang dapat dipakai agar dapat
memberikan informasi yang baik kepada dokter.
Karena wanita Eropa amerika, wanita profesional lebih
sering mencari penanganan medis untuk infertilitas dan karena
mereka berfokus pada kebanyakan penelitian infertil, kami
memperkirakan bahwa tindakan medis yang diusulkan untuk
pasien profesional Eropa Amerika akan lebih lengkap. Malahan,
kami menemukan bahwa dokter menganjurkan penanganan
medis yang tidak berbeda didasarkan pada ras dan status sosial
ekonomi pasien hipoteiss. Hal ini menegaskan bahwa hanya
dokter yang mengetahui bahwa infertil merupakan masalah,
mereka sepertinya mengajurkan membandingkan terapi untuk
pasien berdasrakan ras dan status sosial ekonomi. Hal ini
menghasilkan sedikit prasangka yang dapat dteirma,khususnya
bila seseorang mempertimbangkan penelitian dalam jumlah
besar yang mencatat kecondogan klas dan ras dalam kualitas
pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, Van Ryn dan Burke
menemukan bahwa dokter yang merasa Afika Amerika dan
pasien yang miskin sangat jarang pada pasien Eropa Amerika
dalam sejulah ukuran. Baru-baru, Green dan rekan melaporkan
bahwa hal ini bukan kecondongan ras, tetapi libih streotipe dari
Afrika amerika yang terhitung untuk rasial ketidak sesuaian
terapi pasien dnegan penyakit arteri koronar.
Meskipun ras dan klas sosial pasien hipoteisis tidak
berhubungan denan tindakan medis dan anjuran non medis
dalam penelitian kami, klas sosial pasien hipotesis muncul
sebagai faktor prediksi dokter yag merujuk ke spesialis
infertilitas. Dokter sepertinya kurang suka merujuk ke spesialis
bila mereka mengatakan bahwa pasien hipotesis menyandarkan
pada banutna medis. Keengganan dokter untuk merujuk pasien
bantuan medis ke spesialis infertil dapat dipahami memberikan

17
biaya besar dari jasa spesialis infertil dan kurangnya jaminan
bantuan medis untuk jasa seperti itu.
Anjuran non medis untuk pasien hipotesis seperti
menganjurkan membaca buku yang mendidik dan membantu
mencari jasa psikologis yang mungkin dapat membantu.
Meskipun Ryn dan Burke menemukan bahwaw praktek dokter
memberikan ifnroasmi yang kurang (mengenai bacaan mendidik)
untuk ras minoritas dan pasien dengan pendapatan rendah
dibandingkan dnegan mereka bangsa Eropa Amerika yang
memiliki kemajuan keuangan, anjuran ini tidak berbeda oleh ras
pasien atau status sosial ekonomi dalam penelitian kami.
Memberikan informasi kepada pasien cukup tepat tanpa
mempertimbangkan ras pasien atau latar belakang kelas sosial.
Dalam praktek, membaca mengenai infertilitas menawarkan
pasien dengan pendapatan rendah, cara inormasi untuk
mengatasi infertilitas pada mreka. Meskipun data tetap ada yang
menegaskan bahwa ras dan klas dapat mempengaruhi
penanganan dokter terhadap pasien mereka, kami tidak
menemukan bukti unutk kesimpulan menggunakan alat
pemeriksaan khusus.
Bebrapa dokter menghubungkan perawatan standar medis
dan tindakan non medis ntuk pasien hiipotesis. Hasil dari analisis
multivariasi kami menyatakan bahwa setiap dokter dalam
penelitan mempengaruhi anjuran untuk mencari pelayanan
standar medis. Dkter perempuan dan spesialis OB/Gyn
menganjurkan lebih banyak tes medis digabungkan dnegan
perawatan standar medis. Dokter yang mencari pasien infertil
pada tahun lalu dan dokter dengan pengalaman pasien infertil
lebih banyak juga menganjurkan lebih banyak tindakan dari
perawatan standar. Dokter perempuan dan dokter dengan
pengalaman infertil lebi banyak lebih suka penanganan non
medis. Hal ini tidak mengejutkan bahwa dokter dengan

18
pengalaman infertl lebih banyak dan spesialis pada bidang yang
berhubungan akan memebrikan perawatan medis lengkap
selama penilaian stadium pasien. juga logis bahwa dokter yang
lebih banyak menangani pasien infertil akan merasa mahir untuk
menganjurkan sumber non medis (misalnya membaca buku
mendidik dan jasa konseling).
Kami menemukan bahwa dokter perempuan bahwa mereka
akan memberikan pasien infertil hipoteiss dengan pemeriksaan
medis yang lebih banyak begitu pula anjuran non medis
dibandingkan dnegan dokter pria. Karena ada bukti bahwa dokter
perempuan menggunakan lebih banyak diskusi dengan pasien,
bicara mengenai masalah psikologis dan memberikan konseling
daripada rekan pria nya. Kami menduga bahwa dokter
perempuan merasa lebih empati dan lebih tertarik pada pasien
wanita hipotesis, membuat dokter wanita dapat memberikan
pemeriksaan yang lebih lengkap dalam waktu cepat. Hasil ini
sangat penting untuk karakteristik demografi diantara setiap
pasien yang terlibat dalam medis. Dalam kompleks antara
pasien dan dokter, kami tidak dapat mengabaikan karakteristik
demografi pasien dari dokter itu sendiri.
Arah yang sangat penting untuk penelitian ke depan
seperti meniru hasil penelitian kami dengan data dari keadaan
yang sebenarnya mengenai pasien hipotesis. Seperti pada setiap
penelitian, beberapa batasan harus diakui. Pnelitian kami
mengunakan penelitian yang tidak acak. Dokter memilih sendiri
sampel, dengan cara demikian membatasi persamaan hasil kami.
Dokter yang meneliti dalam penelitian ini dapat memberikan
kecondongan karena pada kenyataannya bahwa mereka dalam
praktek medis di negara bagian Michigan, dan mereka semua
anggota asosiasi dokter amerika.

19

Vous aimerez peut-être aussi