Vous êtes sur la page 1sur 41

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

PADA NY R DENGAN PRE OPERATIF MIOMA UTERI

DI RSUD H.PADJONGAN DG.NGALLE TAKALAR

TANGGAL 10 OKTOBER 2011

OLEH :

NUR HIKMAH MUNIR ASMAUL HUSNAH

ASTRID WULANDAR I NUR RAHMI

SRI WIRDANINGSIH SARTIKA SABRI

SISKA SARI EVI SUSANTI

RIKA ANRIANI SHARLIANA

IRMAYANTI FILDAYANA SARI

NUR RAHMA REZKY RANI

IRA RAMADHANI ANITA AKHMAD

ASMINAH SULMIATI

REKA PUSPITA SARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MEGA REZKY MAKASSAR

TAHUN 2011

1
LEMBAR PENGESAHAN

Majemen Asuhan Kebidanan gangguan sistem reproduksi dengan judul PRE

OPERATIF KISTA OVARIUM

Telah kami setujui pada seminar Asuhan Kebidanan Program Studi DIII

Kebidanan STIKES Mega Rezky Makassar dalam rangka penyelesaian tugas Praktik

Klinik Kebidanan II ( PATOLOGI).

Makassar, 09 Desember 2011

TIM PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II Pembimbing III

dr. Irnawati. SpOG Hj.Nurbajani, S.ST.,M.M Erna Insyaf, Amd.Keb

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan

Hj.Nurbajani, S.ST.,M.M

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayahNyalah sehingga kami dapat menyelesaikan askeb seminar patologi
praktek klinik II yang berjudul manajemen kebidanan gangguan system
reproduksi dengan pre operatif kista ovarium

Mulai dari tahap persiapan,pengkajian dan pelaksanaan sehingga dalam


penyelesaian makalah ini penyusun banyak mendapat masukan,bimbingan dan
arahan dari CI lahan dan CI Institusi serta narasumber

Tak lupa pula penulis ucapakan terima kasih kepada :

1. Dr.irnawati , SPOG,atas bimbingan dan arahannya


2. Bidan Erna Insyaf,Amd.Keb, selaku pembimbing lahan
3. Hj.Nurbajani Tjanggi.S.ST,MM selaku pembimbing intitusi
4. Dosen-dosen pembimbing institusi atas partisipasi dan bimbingannya.
5. Rekan-rekan yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa askeb Seminar yang telah kami susun ini
masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun dari semua pihak, agar pembuatan askeb
seminar berikutnya bisa lebih baik dari sebelumnya.

Demikianlah askeb Seminar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya aktivitas akademik Stikes Mega Rezky Makassar.

Makassar, 04 Mei 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

3
HALAMAN JUDUL .. i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Tujuan........................................................................................ 1

C. Pelaksanaan .............................................................................. 2

D. Sistematika Penulisan ............................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 3

A. Pengertian ................................................................................. 3

B. Sifat Umum .............................................................................. 3

C. Lokalisasi ................................................................................. 3

D. Jenis.. 4

E. Etiologi dan Histogenesis......................................................... 4

F. Manifestasi Klinis .................................................................... 5

G. Gejala Sekunder... . .5

H. Perubahan Sekunder 5

I. Pemeriksaan Penunjang.....7

4
J. Komplikasi 7

K. Diagnosis... 7

L. Diagnosis Banding. 8

M. Penatalaksanaan/Terapi.. 8

BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 9

A. Pengkajian................................................................................. 9

B. Diagnosis Potensial................................................................... 15

C. Tindakan Segera. 15

D. Analisa Data . 16

E. Diagnosa potensial. 19

F. Tindakan segera..

G. Evaluasi..

BAB IV PENUTUP ........................................................................... 21

A. Kesimpulan...21

B. Saran................. ... 21

DAFTARPUSTAKA

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mioma Uteri merupakan jenis tumor uterus yang paling sering.
Disangka bahwa 20% dari wanita berumur 35 tahun menderita myoma uteri
walaupun tidak disertai gejala.

Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal istilah fibromamioma,
leiomioma ataupun fibroid.

Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25


tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan
lebih banyak. Mioma Uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum
menarche. Setelah menopause kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh.
DiIndonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mampu melakukan Asuhan Kebidanan yang tepat.

2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan:

a. Pengkajian
b. Identifikasi
c. Menentukan antisipasi masalah potensial
d. Identifikasi kebutuhan segera
e. Rencana Asuhan Kebidanan disertai rasionalisasi dan implementasi
f. Melaksanakan intervensi sesuai kebutuhan

6
g. Mengevaluasi keefektifan Asuhan Kebidanan yang telah diberikan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
1. Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma,
fibromioma, atau fibroit. (Kapita Selekta Kedokteran, 2001: 387)
2. Pengertian secara umum
Merupakan jenis tumor yang paling sering. Disangka bahwa 20%
dari wanita berumur 35 tahun menderita mioma uteri , walaupun tidak
disertai gejala.
Miomia uteri tidak pernah terjadi setelah monopause, bahkan yang
adapun biasanya mengecil bila mendekati masa menopause. Bila mioma
uteri bertambah besar pada masa postmenopouse, harus difikirkan
kemungkinan terjadinya degenerasi maligna (sarcoma).
Sering juga disebut fibroid walaupun asalnya dari jaringan otot.
Dapat bersifat tunggal atau ganda dan mencapaiukuran besar (100 pon).
Konsistensi keras, dengan batas kapsul yang jelas, sehingga dapat
dilepaskan dari sekitarnya.
Penampangnya berbentuk Whorl like trabeculation yang khas
(seperti konde). (Ginekologi: 154)

B. Lokalisasi

- Cervikal

- Corporal

7
Cervikal lebih jarang, tetapi jika mencapai ukuran besar dapat
menekan kandung kencing, menyebabkan gangguan miksi.Jika secara teknik,
operasinya lebih sukar.

C. Jenis
1. Mioma Submucosa (5%)

Tumbuhnya tepat dibawah endometrium. Paling sering menyebabkan


perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi, walaupun
ukurannya kecil. Adanya miomia submocosa dapat dirasakan sebagai suatu
airet bump (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadi degenerasi
sarcoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang
panjang sehingga menonjol melalui serviks atau vagina disebut sebagai
mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan Myomgeburt
sering mengalami nekrose atau ulcerasi.

2. Interstitial atau Intramural.

Terletak pada miometrium. Kalau besar atau multipel dapat


menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-benjol.

3. Subcerosa atau Subperitoneal.

Letaknya dibawah tunica serosa. Kadang-kadang vena yang ada


dipermukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal.
Kadang-kadang mioma serosa timbul diantara dua ligamentum latum,
merupakan miomia intraligamenter yang dapat menekan ureter dan A-
Iliaca. Ada kalanya tumor ini mendapat vascularisasi yang lebih banyak
dari omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus. Miomia subserosa
yang bertangkai dapat mengalami torsi.

D. Etiologi dan Histogenesis

8
Etiologi belum jelas tetapi asalnya disangka dari sel-sel otot yang
belum matang. Disangka bahwa estrogen mempunyai peranan penting, tetapi
dengan teori ini sukar diterangkan apa sebabnya pada seorang wanita
estrogen dapat m enyebabkan miomia, sedang pada wanita lain tidak ,
padahal kita ketahui bahwa estrogen dihasilkan oleh semua wanita. Juga pada
beberapa wanita dengan mioma dapat terjadi ovulasi, yang menghasilkan
progesteron yang sifatnya anti estrogenic. Percobaan binatang dengan
penyuntikkan estrogen dapat menimbulkan tumor mioma uterus tetapi
sifatnya agak berbeda dengan myoma biasa.(Ginekologi 157)

E. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis tergantung letak mioma, besarnya, perubahan


sekunder dan komplikasi serta hanya terdapat pada 35-50% penderita.
Manifertasi klinis digolongkan menjadi:

1. Perdarahan abnormal yaitu dismenorhea, menoragi, hidroureter.


2. Rasa nyeri
3. Gejala dan tanda penekanan, seperti retensio urine, hidronefosis,
hidroureter
4. Abortus spontan
5. Infertilitas
(Kapita Selekta Kedokteran, 2001:289)

F. Gejala Sekunder

1. Anemia
2. Lemah
3. Pusing-pusing
4. Sesak nafas
5. Vibroid heart, sejenis degenerasi myocard yang dulu disangka
berhubungan dengan myoma uteri. Sekarang anggapan ini disangkal.
6. Erythrocytosis pada myoma yang besar.
7. (Ginekologi:159)

9
G. Perubahan Sekunder
1. Atrofi

Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri


menjadi kecil.

2. Degenerasi Hialin

Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut.


Tumor kehilangan stuktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi
sebagian besar atau hanya sebagian kecil dari padanya seolah-olah
memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.

3. Degenerasi Kistik

Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari


mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruang-ruangan yang tidak teratur
berisi agar-agar dan dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan
bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi
yang lunak ini tumor susah dibedakan dari kista ovarium atau suatu
kehamilan.

4. Degenerasi membantu (Calcireous Degeneration)

Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut, oleh karena adanya


gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam dapur pada
sarang mioma maka mioma akan menjadi keras dan memberikan bayangan
pada foto rongent.

5. Degerasi Merah (Carneous Degeneration)

Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis


diperkirakan karena suatu nekrosis sub akut sebagai gangguan
vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging

10
mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen himosiderin dan
hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan
muda disertai emesis haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus
membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada
putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.

6. Degenerasi Lemak

Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.

(Ilmu Kandungan, 1999: 340)

H. Pemeriksaan Penunjang

- USG Abdominal dan transvaginal.

- Laparoskopi

(Kapita Selekta Kedokteran, 2001: 287)

I. Komplikasi
1. Degenerasi Ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-


0,6% dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarcoma
uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histology
uterus yang telah diangkat. Kecurigaan kegansan uterus apabila mioma
uteri cepat membesar apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam
menopause.

2. Torsi (Putaran Tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul


gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian
terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan,

11
gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu
keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum.

(Ilmu Kandungan, 1999:340)

J. Diagnosis
1. Palpasi Abdomen
Kadang-kadang adanya mioma dapat diduga dengan pemeriksaan luar,
sebagai tumor yang keras, bentuk tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit.
Biasanya letak tumor ditengah-tengah.

2. Pemeriksaan Bimanuil
Dilakukan bila pemeriksaan belum jelas terutama pada wanita gemuk dan
nerveus. Kadang-kadang perlu anastesi. Corpus Uteri tidak dapat teraba
sendiri.

3. Histerografi atau Histeroscopi


4. Sondage
Cavum Uteri besar dan tidak rata.

(Ginekologi ;160)

K. Diagnosis Banding

Kehamilan, inversion uteri, adenomiosis, cariocarsinoma, Carcinoma


Corpus uteri, kista ovarium, sarcoma uteri.

(Kapita Selekta, 2001:387)

L. Penatalaksanaan / Terapi
1. Konservatif dengan pemeriksaan periodic.

Bila seorang wanita dengan mioma mencapai menopause, biasanya


tidak mengalami keluhan, bahkan dapat mengecil, oleh karena itu

12
sebaiknya mioma pada wanita premenopause tanpa gejala diobservasi saja.
Bila mioma besarnya sebesar kehamilan 12-14 minggu apalagi disertai
pertumbuhan yang cepat sebaiknya segera dioperasi, walaupun tidak ada
gejala atau keluhan. Sebabnya mioma yang besar, kadang-kadang
memberikan kesukaran pada operasi. Pada masa postmenopause, mioma
biasanya tidk memberikan keluhan. Tetapi bila ada pembesaran pada masa
postmenopause dicurigai kemungkinan keganasan (sarcoma).

2. Radioterapi
a. Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bedrisk
patiens).
b. Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 3 bulan.
c. Bukan jenis submukosa.
d. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rectum.
e. Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapt menyebabkan
menopause.

Jenis Radioterapi:

a. Radium dalam cavum uteri


b. X-ray pada ovaria (castrasi)

3. Operasi
a. Miomektomi dilakukan bila masih diinginkan keturunan.
Syaratnya dilakukan kuretase dahulu, untuk menghilangkan
kemungkinan keganasan.

Kerugian:

- melemahkan dinding uteri


- rupture uteri pada waktu hamil
- menyebabkan perlekatan
- residitif

13
b. Histerektomi
Dilakukan pada: - mioma yang besar

- multipel

Pada wanita muda sebenarnya ditinggalkan 1 atau ke-2 ovarium,


maksudnya untuk:

- menjaga agar tidak terjadi menopause sebelum waktunya

- menjaga gangguan coronair atau arteriosclerosis umum.

Sebaiknya dilakukan histerektomi totalis, kecuali bila keadaan


tidak mengizinkan, dapat dilakukan histerektomi supravaginalis. Untuk
menjaga kemungkinan keganasan pada tupul serviks, sebaiknya
dilakukan pap smear pada waktu tertentu.

c. Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu


d. Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6 bulan
(Ginekologi :161)

M. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada


individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:

a. Bertahap dan sistematis


b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
N. Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997

1. Pengertian

a. Proses pemecahan masalah


b. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah.

14
c. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis.
d. Untuk pengambilan suatu keputusan
e. Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah

a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai


keadaan klien secara keseluruhan.
b. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah.
c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan
kondisi klien.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya.
f. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak
efektif.

Langkah I: Tahap Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang
terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas, biopsikologi, spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain

15
yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan
sebelumnya).

Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau


masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.

Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial


dan mengantisipasi penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau


diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-
benar terjadi.

Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,


untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain berdasarkan kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter


dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

16
Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-


langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.

Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan


aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.

Langkah VII: Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang


sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

BAB III

TINJAUAN KASUS

17
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

PADA NY R DENGAN PRE OPERATIFE MIOMA UTERI

DI RSUD H. PADJONGA DG. NGALLE TAKALAR

TANGGAL 09 OKTOBER 2011

No Register : 09 93 53

Tgl Masuk : 09 oktober 2011 , jam 12.00 wita

Tgl pengkajian : 09 oktober 2011 .jam 12.00 wita

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas istri / suami


Nama : Ny R / Tn M

Umur : 43 thn / 59 thn

Nikah / lamanya : 1x / 23 thn

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SD / SD

Pekerjaan : IRT / Nelayan

Alamat : Manjalling

B. DATA BIOLOGIS / FISIOLOGIS


1. Keluhan utama
Ibu mengatakan ada benjolan disertai nyeri perut pada bagian
bawah

18
2. Riwayat keluhan utama
- ibu mengeluh ada benjolan disertai nyeri perut bagian
bawah sejak seminggu yang lalu
- sifat keluhan hilang timbul
- usaha klien untuk mengatasi keluhan dengan cara
berbaring dan istirahat
3. Riwayat kesehatan lalu
- ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung,
hipertensi, DM dan paru-paru
- ibu mengatakan tidak ada riwayat opname dan operasi
- ibu mengatakan tidak ada ketergantungan obat-obatan dan
alcohol dan tidak pernah merokok
4. Riwayat reproduksi
- Menarche : umur 14 tahun

- Siklus haid : 28 30 hari

- Durasi haid : 5 -7 hari

- Disminore : tidak ada

5. Riwayat obstetri
- PII A0
- Tahun 1991, anak 1 ,ditolong oleh dukun, jk = perempuan
, BB = 3200 gr,
- Tahun 1993, anak 2 , ditolong oleh dukun, Jk = perempuan, BB =
3500 gr
6. Riwayat ginekologi
- ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit infeksi pada
organ reproduksi
- ibu mengatakan tidak ada penyakit menular reproduksi

7. Riwayat keluarga berencana

19
- ibu menjadi akseptor KB jenis suntikan 3 bulan depoprogestin

8. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar


a. Pola makan
Kebiasaan

- jenis makanan : nasi, sayur, ikan, tempe, telur dan kadang


buah
- nafsu makan baik
- frekuensi makan 3x sehari
- kebutuhan minum 8 gelas perhari
- makanan pantangan : tidak ada

perubahan selama dirumah sakit

- jenis makanan : bubur, ikan, tempe, telur, dan daging


- frekuensi makan 3x sehari
- nafsu makan berkurang
- tidak ada makanan pantangan
- kebutuhan caiaran / minuman : 8 gelas perhari

b. Pola eliminasi
1. BAB
Kebiasaan

- Frekuensi : 1x dalam sehari


- konsistensi : lembek
- warna : kuning

perubahan selama dirumah sakit

- frekuensi : 1x dalam sehari

20
- Konsisten : lunak

- Warna : kuning

2. BAK
Kebiasaan

- Frekuensi : 3 4 kali sehari

- Konsistensi : kuning muda

- Bau : pesing

perubahan selama dirumah sakit

- Frekuensi : 4 -5 kali sehari

- Konsisitensi : kuning muda

- Bau : pesing

c. Kebutuhan istirahat
Kebiasaan

- tidur siang : 1 2 jam perhari

- tidur malam : 7 8 jam perhari

perubahan selama dirumah sakit

- pola tidur klien tidak teratur karena adanya nyeri perut


pada

bagian bawah

21
d. Personal hygiene
Kebiasaan

- mandi 2 kali sehari dengan memakai sabnun mandi


- mencuci rambut 3 kali sehari dengan shampoo
- sikat gigi 2-3 kali sehari dengan pasta gigi
- ganti pakaiannya sehabis mandi

perubahan selama dirumah sakit

- tidak ada perubahan selama dirumah sakit

C. DATA PSIKO SOSIAL, EKONOMI, DAN SPIRITUAL


1. ibu dan keluarga merasa cemas dengan penyakit yang
dialaminya
2. ibu dan keluarga sering merasa cemas dengan penyakit
yang dialaminya
3. ekspresi wajah tampak cemas
4. biaya perawatan dan pengobatan dirumah sakit
ditanggung oleh jamkesmas
5. ibu dan keluarga selalu berdoa kepada tuhan untuk
kesembuhannya.

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum

22
a. KU baik
b. Kesadaran komposmentis
2. Pemeriksaan TTV
a. TD : 120/80
b. N : 80X/i
c. S: 36,5C
d. P: 24x/i
3. Inspeksi dan palpasi
a. kepala
inspeksi : rambut tidak rontokdan kulit kepala bersih

palpasi : tidak ada benjolan dan nteri tekan

b. wajah
inspeksi : ekspresi wajah meringis setiap kali merasakan nyeri, dan
tidak tampak pucat

c. ekspresi wajah ibu tampak cemas


palpasi : tidak ada oedema dan nyeri tekan.

d. mata
inspeksi : konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

e. Hidung
Inspeksi : hidung simetris kiri dan kanan ,tidak ada secret dan polip

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

f. Mulut dan gigi


Inspeksi : Bibir tidak pecah pecah ,gigi lengkap dan tidak ada
karies.

g. Leher
Palpasi : - tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

23
- tidak ada pembesaran vena jugularis

- tidak ada pembesaran kelenjar limfe

h. Payudara
Inspeksi : simetris kiri dan kanan ,putting susu menonjol,tampak

Hiperpigmentasi pada areola mammae.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa.

i. Abdomen
Inspeksi : tampak pembesaran pada perut .

Palpasi : teraba massa dan nyeri tekan pada perut bagian


bawah

j. Genetalia
. Inspeksi : tidak ada pelepasan.

Pemeriksaan dalam oleh dr, W

Vulva dan vagina : tidak ada kelainan

Porsio : Kenyal dan lancip

Massa tumor konsisten kenyal .

Oui : tertutup

Uterus : antefleksi dan kesan membesar

k. Ekstremitas atas dan bawah


Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

Palpaisi : tidak ada nyeri tekan

24
E.PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboraterium

- Hb : 11 gr%

- leokosit : 5200

- Trombosit : 335000

2. Pemeriksaan USG

Kesan : mioma uteri

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnosa: Mioma uteri

Ds : ibu mengatakan nyeri pada perut bagin bawah

Do :tampak pembesaran pada perut

- pada palpasi abdomen teraba massa dan nyeri tekan pada perut bagian
bawah

-vulva dan vagina tidak ada kelainan

- porsio lancip dan kenyal

- ostium uteri internum tertutup

- uterus antefleksi kesan dan membesar

- pemeriksaan USG : mioma uteri

analisa dan interpertasi data

Mioma uteri merupakan neoplasma lunak yang berasal dari otot


uterus dan jaringan ikat yang menumpang rasa nyeri pada kasus ini

25
bukan gejala khas tetapi dapat timbul karena gangguan system sirkulasi
darah pada jaringan mioma,mioma ini akan menyebabkan kavum uteri
menjadi luas yang ditegakkan dengan pemeriksaan (Ilmu
kebidanan,sarwono prawiharjo,hal 318)

Mioma tidak pernah terjadi setelah menopause , adapun biasanya


mengecil bila mendekati masa menopause rasa nyeri disebabkan
gangguan peredaran darah atau disebabkan proses radang dengan
perlekatan klimetum usus dan kadang kadang rasa sakit disebabkan
torso.( obstetric dan ginekologi , UNPAD BANDUNG hal 57 158 )

Masalah kecemasan
DS : - ibu dan keluarga mengatakan cemas dengan penyakit yang

dialaminya.

- ibu dan keluarga sering menanyakan keadaannya.

DO : - Ekspresi wajah ibu tampak cemas.

Analisa dan interpretasi data

Kurangnya pengetahuan ibu tentang penyakitnya dimana perutnya yang


membesar dan adanya nyeri yang dirasakan serta adanya instruksi dari
dokter untuk dioperasi menyebabkan ibu merasa cemas yang ditandai
dengan seringnya menanyakan tentang keadaannya.

Nyeri abdomen
DS : Ibu mengatakan nyeri perut pada bagian bawah

DO : - ekspresi wajah ibu meringis setiap kali merasakan nyeri

- palpasi abdomen ada nyeri tekan pada perut bagian bawah

- TTV

TD : 120 / 80 mmHg S : 36,5 C

26
N : 80 x / I P : 24 x / i

Analisa dan interpretasi data

Pada perut bagian bawah rasa nyeri timbul karena gannguan


sirkulasi darah

yang disertai nekrosis setempat dan peradangan sehingga dipresentasikan

sebagai nyeri ( ilmu kebidanan , YBDSP HAL 34 )

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang menunjang untuk terjadinya masalah potensial .

LANGKAH IV TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat obatan.

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN

Diagnosa : - Mioma uteri

Masalah actual : - Kecemasan

- Nyeri abdomen

Tujuan : - Mioma uteri dapat teratasi

- Kecemasan berkurang

- Nyeri abdomen dapat teratasi

27
Kriteria : - Tidak teraba benjolan pada abdomen

- Ekspresi wajah ibu tampak tenang

- TTV dalam batas normal

TD : 90 160 mmHg

N : 60 80 X / i

S : 36,5 37,5 C

P : 18 20 X / i

Rencana Tindakan

Tanggal 10 oktober 2011

1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya


Rasional : ibu dapat mengetahui penyakit apa yang diderita dapat
menerima

Keadaannya

2. Observasi tanda tanda vital


Rasional : Tanda tanda vital merupakan suatu indicator untuk
mengatasi

Keadaan an tindakan selanjutnya yang perlu dilaksanakan

3. Kaji kemampuan klien untuk beraktifitas

Rasional : Meninjau kemampuan klien untuk melaksanakan


pemenuhan

Keperawatan diri .

4. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

28
Rasional : Mengungkapakan segala yang dirasakan dapat membantu
ibu

Mengatasi segala perasaan yang membebani .

5. Beri dorongan spiritual

Rasional : ibu dapat memahami bahwa manusia hanya berusaha namun

Tuhan yang menentukan.

6. Anjurkan makan makanan yang tinggi protein , zat besi dan vitamin
c

Rasional : Protein membantu meningkatkan regenerasi jaringan baru

Vitamin c memudahkan observasi zat besi dan perlu untuk


sintetis

Dinding sel.

7. Beri He tentang :

l. istirahat
Rasional : istirahat yang cukup dapat mengatasi rasa sakit

2. Personal hiegene
rasional : kebersihan diri ibu sangat penting untuk
kesehatan ibu

3. Nutrisi
rasional : Menurunkan laju metabolisme , memungkinkan
nutrisi dan

oksigen digunakan untuk proses pemulihan .

8. Diskusi dengan keluarga dan pasien untuk rencana operasi

rasional : ibu dan keluarga setuju untuk dioperasi

29
9. Kolaborasi dengan dokter dengan pemberian obat obatan antibiotic

Rasional : Antibiotik dapat menghambat / membunuh kuman


mikroorganisme

Pathogen yang dapat menyebabkan infeksi.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 10 oktober 2011 , jam 13.00 wita

Diagnosa : Mioma uteri

Masalah actual : - nyeri abdomen

- Kecemasan

Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya bahwa penyakit


yang

diderita pada ibu merupakan jenis tumor uterus yang paling sering
dialami

oleh wanita berusia 35 tahun dan merupakan tumor jinak .

2. Mengobservasi TTV

Hasil : - TD : 120 / 80 mmHg

N : 80 X /i

S : 36,5C

30
P :24 X / i

3. Mengkaji kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan perawatan


diri

Hasil : ibu sudah biasa melakukan perawatan diri

4. Mengkaji tingkat kecemasan ibu dengan mengajak klien


mengungkapkan

masalah masalah yang dihadapi

Hasil : kecemasan tingkat ringan

5. Memberikan dorongan spiritual

Hasil :ibu sering berdoa untuk keselamatannya

6. Mengajurkan ibu untuk makan makanan yang tinggi zat protein


( telur ,

ikan

daging ) zat besi dan vitamin c ( buah buahan )

7. Memberikan He tentang

1. istirahat

2. Personal hygiene

3. Nutrisi

8. Kaji tingkat nyeri

9. Memberikan kesempatan kepada kepada keluarga dan pasien untuk


rencana

10. Penatalasanaan pemberian obat obatan

31
- cefadroxil 500 ,mg 2x1

- asamafenamat 500 mg 3x1

- SF 1x1

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 12 oktober 2011 ,jam 14.00 wita

1. Mioma uteri belum teratasi rencana operasi tanggal 12 oktober 2011

2. kecemasan ibu belum teratasi

3. ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialaminya

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN GANGGUAN SISTEM


REPRODUKSI

PADA NY R DENGAN PRE OPERATIF MIOMA UTERI

DI RSUD H.PADJONGA DG NGALLE TAKALAR

TANGGAL 09 OKTOBER 2011

No. Register : 09 93 63

Tgl MRS :04 oktober 2011 , jam 12.00 wita

Tgl Pengkajian : 10 oktober 2011 , jam 12.00 wita

32
Identitas istri / suami

Nama : Ny R / Tn M

Umur : 43 th / 59 th

Nikah / lamanya : 1x / 23 th

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SD / SD

Pekerjaan : iRT / Nelayan

Alamat : Manjalling

DATA SUBJEKTIF ( S )

1. ibu mengatakan nyeri perut pada bagian bawah

2. ibu mengatakan nyeri perut hilang timbul

3. ibu mengatakan cemas dengan keadaannya

4. ibu sering menanyakan keadaannya / penyakitnya

DATA OBJEKTIF ( O )

1. Tampak pembesaran pada perut

2. Palpasi abdomen teraba massa dan nyeri tekan pada perut bagian bawah.

3. Vulva dan vagina tidak ada kelainan.

33
4. Porsio lancip dan kenyal.

5. Ostium uteri internum tertutup.

6. Uterus antefleksi kesan dan membesar.

7. Pemeriksaan USG kesan mioma uteri.

8. Ekspresi wajah ibu meringis setiap kali merasakan nyeri.

9. Ekspresi wajah ibu tampak cemas.

ASSESMENT ( A )

Diagnosa : -Mioma uteri

Masalah actual : - Kecemasan

- Nyeri abdomen

PLANNING ( P )

1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya bahwa penyakit yang

diderita pada ibu merupakan jenis tumor uterus yang paling sering dialami

oleh wanita berusia 35 tahun dan merupakan tumor jinak.

2. Mengobservasi TTV

Hasil : - TD : 120 / 80 mmHg

- N : 80 X / i

- {P : 24 X / i

- S : 36,5 C

34
3. Mengkaji kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri

Hasil : Ibu sudah melakukan perawatan diri

4. Mengkaji tingkat kecemasan ibu dengan mengajak klien mengungkapkan

masalah masalah yang dihadapi.

Hasil : Kecemasan tingkat ringan.

5. Memberi dorongan spiritual

Hasil : Ibu sering berdoa untuk keselamatannya.

( telur , ikan , daging ) zat besi dan vitamin c ( buah buahan )

7. Memberikan He tentang

1. Istirahat

2. Personal hygiene

3. Nutrisi

8. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan pasien untuk rencana operasi

9. Penatalaksanaan pemberian obat obatan.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN


SISTEM

REPRODUKSI PADA NY R DENGAN PRE OPERATIF MIOMA UTERI

DI RSUD. H . PADJONGA DG. NGALLE TAKALAR

TANGGAL 10 OKTOBER 2011

35
No. Register : 09 93 53

Tgl MRS : 09 oktober 2011 , jam 12.00 wita

Tgl Pengkajian : 10 oktober 2011 , jam 13.00 wita

Identitas Istri / Suami

Nama : Ny R / Tn M

Umur : 43 Th / 59 th

Nikah / Lamanya : 1 X 23 th

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SD / SD

Pekerjaan : IRT / Nelayan

Alamat : Manjalling

DATA SUBJEKTIF ( S )

Ibu mengatakan nyeri perut pada bagian bawah

DATA OBJEKTIF ( O )

36
1. Tampak pembesaran pada perut

2. Palpasi abdomen teraba massa dan nyeri tekan pada perut bagian bawah

3. Vulva dan vagina tidak ada kelainan

4. Porsio lancip dan kenyal

5. Ostium uteri internum tertutup

6. Uterus antefleksi kesan dan membesar

7. Pemeriksaan USG kesan dan membesar

ASSESMENT ( A )

Diagnosa : - Mioma uteri

Masalah actual : - Nyeri abdomen

PLANNING ( P )

1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya bahwa penyakit yang

diderita pada ibu merupakan jenis tumor uterus yang paling sering dialami

oleh wanita berusia 35 tahun dan merupakan tumor jinak

2. Mengobservasi TTV

Hasil : - TD : 120 / 80 mmHg

- N : 80 x / i

37
- S : 36,5C

- P : 24 X / i

3. Mengkaji kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri

Hasil : Ibu sudah bisa melakukan perawatan diri

4. Memberi dorongan spiritual

Hasil : Ibu sering berdoa untuk keselamatannya

5. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang tinggi zat protein ( telur, ikan,

daging ) zat besi dan vitamin c ( buah buahan )

6. Memberikan He tentang

1. Istirahat

2. Personal hygiene

3. Nutrisi

7. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan pasien untuk rencana operasi

8. Penatalaksanaan pemberian obat obatan

- Cefotaxime 500 mg 2x1

- Asamafenamat 500 mg 3x1

- SF 1x1

BAB IV

38
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot jaringan
ikat, yang mana etiologi dari mioma ini belum diketahui. Manifestasi klinis
pada mioma antara lain perdarahan abnormal, rasa nyeri, gejala dan tanda
penekanan, abortus spontan dan infertilitas. Walaupun mioma uteri adalah
neoplasma jinak, tidak menuntut kemungkinan bergenerasi menjadi ganas dan
tidak jarang terjadi torsi. Untuk pemeriksaan dilakukan USG abdominal dan
transvaginal serta laparoskopi. Penatalaksanaannya yaitu dilakukan
miomektomi tanpa ataupun dengan histerektomi.

4.2 Saran
A. Bagi Pasien

Untuk mencapai keberhasilan dalam Asuhan Kebidanan memerlukan


kerjasama yang baik dengan pasien untuk memecahkan masalah yang timbul.

B. Bagi Petugas

Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dengan meningkatkan


peran bidan dalam tugasnya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan.

C. Bagi Pendidikan

Untuk memperhatikan penulis dan kelompoknya pada saat penulisan


agar tersusun sebuah makalah yang baik dan benar.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetry Ginekologi FK Universitas Padjajaran Bandung. Elstar.


Offset, Bandung.
2. Fakultas Kedokteran UI. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2.
Media Aesculapius, Jakarta. 2001.
3. Manuaba I.B.G Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana.Cetakan I, EGC, Jakarta : 1998
4. Prawiroharjo,Sarwono. Ilmu Kandungan Tridasa Printer: Jakarta. 1999.
5. Prof. Dr. Abdul Bari Saifuddin,SpOG,MPH, Ilmu kebidanan.Edisi II,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta : 2008

40
41

Vous aimerez peut-être aussi