Vous êtes sur la page 1sur 12

SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG

KELOMPOK 7:

NI MADE ARISTAWATI (1415351178)

NYOMAN DWIRAHAYATHI MAHAYATI (1415351183)

NI NYOMAN BUDI ASTUTI (1415351187)

PUTU INTAN ADRIANI (1415351205)

I GST. A.A MEILINDA SETIA DEWI (1515351001)

PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
BAB I
LATAR BELAKANG

Dalam sebuah proses audit terdapat proses pengujian, diantaranya adalah pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi pada siklus penjualan dan penagihan.
Kedua jenis pengujian tersebut merupakan bagian dari tahap II dalam proses audit. Setelah
memahami kedua pengujian tersebut maka proses audit selanjutnya adalah melanjutkan
ketahap III dan berfokus pada prsedur analitis substantive dan pengujian perincian saldo
dalam siklus penjualan dan penagihan.
Dalam hal ini, pentingnya bagi auditor untuk memilih bukti yang tepat dalam
melakukan verifikasi saldo akun terhadap siklus penjualan dan penagihan, setelah
menentukan batas salah saji yang dapat diterima, menjalankan prosedur identifikasi risiko
untuk menilai risiko pengendalian dan risiko yang tak terhindarkan, serta melakukan
pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi.
Informasi penting mengenai sikus penjualan dan penagihan piutang usaha yaitu
masalah pengendalian internal dan prosedur audit untuk pengujian ketaatan dan kewajaran.
Yang nantinya kedua hal tersebut bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah. Tujuan
keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah
saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

BAB II
PEMBAHASAN DAN CONTOH KASUS
Informasi mengenai sikus penjualan dan penagihan piutang usaha yaitu masalah
pengendalian internal dan prosedur audit untuk pengujian ketaatan dan kewajaran.

INFORMASI YANG RELEVAN

Pengendalian Internal

Pengujian pengendalian merupakan pengujian yang dilaksanakan terhadap rancangan


pelaksanaan suatu kebijakan atau prosedur struktur pengendalian internal. Pengujian
pengendalian ini, dilaksanakan auditor untuk menilai efektifitas kebijakan atau prosedur
pengendalian untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan
keuangan. Tipe pengujian pengendalian yaitu:

1. Concurrent test of control yaitu pengujian pengendalian yang dilaksanakan auditor


seiring dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai SPI klien.
2. Pengujian pengendalian tambahan atau yang direncanakan yaitu pengujian yang
dilaksanakan auditor selama pekerjaan lapangan.

Empat prosedur untuk melaksanakan pengujian pengendalian yaitu:

1. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan klien


2. Pengamatan terhadap karyawan klien dalam melaksanakan tugasnya
3. Melakukan inspeksi dokumen, catatan, dan laporan
4. Mengulang kembali pelaksanaan pengendalian oleh auditor

Luas pengujian pengendalian dipengaruhi langsung oleh tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan yang telah direncanakan oleh auditor. Semakin rendah tingkat risiko pengendalian
yang ditetapkan, semakin banyak bukti yang diperlukan yang harus dihimpun. Untuk klien
lama, luas atau lingkup pengujian pengendalian dipengaruhi juga oleh penggunaan bukti yang
diperoleh pada pelaksanaan audit tahun sebelumnya. Sebelum menggunakan bukti yang
diperoleh pada pelaksanaan audit tahun sebelumnya, auditor harus memastikan bahwa tidak
ada perubahan yang signifikan atas rancangan dan operasi berbagai kebijakan dan prosedur
pengendalian sejak pengujian pada pelaksanaan audit tahun sebelumnya.

Dalam menentukan penilaian pengendalian internal melalui kasus PT.PETA, auditor dapat
mempelajari ICQ (internal control questionnaire) dan informasi dari berkas permanen lalu
membuat analisis kekuatan dan kelemahannya.

PROGRAM AUDIT

Tujuan audit adalah untuk meyakinkan bahwa:

Piutang Usaha:

1. Piutang yang tercatat merupakan tagihan yang sah dan merupakan milik perusahaan
(validity and ownership).
2. Semua tagihan perusahaan telah dicatat dengan lengkap dan tepat dalam pisah batas
(completeness and cut-off).
3. Cadangan piutang tidak tertagih atau penghapusan piutang telah dinilai dengan cukup
memadai (valuation).
4. Piutang yang dijadikan jaminan atau dihipotekkan telah diungkapkan dalam laporan
keuangan secara memadai (presentation and disclosure).
5. Piutang telah diklasifikasikan dengan tepat (classification).

Penjualan:

1. Hasil Penjulan yang tercatat merupakan milik perusahaan (ownership).


2. Semua hasil penjualan telah dicatat dengan akurat, lengkap, dan tepat dalam pisah
batas (accuracy, completeness and cut off).
3. Hasil penjulan telah di klasifikasikan dengan akun yang tepat dan pendapatan diluar
usaha dicantumkan secara terpisah sebagai pendapatan lain-lain pada laporan laba
rugi (clasification).
4. Metode pengakuan penjulan harus sesuai dengan sifat kegiatan perusahaan tersebut
dengan prinsip akuntansi yang tepat (accuracy).
5. Hal-hal yang perlu diungkapkan harus dijelaskan dalam laporan keuangan disertai
dengan catatan yang memadai (presentation and disclosure).

Prosedur Audit untuk Pengujian Ketaatan: Piutang Usaha dan Penjualan

Prosedur ketaatan adalah pengujian yang dirancang untuk memperoleh keyakinan yang
rasional terhadap teknik pengendalian internal perusahaan. Pengendalian yang akan diuji
hanya sejauh yang berdampak material terhadap penyajian laporan keuangan.
Jika pengendalian menunjukkan bahwa kegiatan operasional telah berjalan sesuai dengan
yang diharapkan dan direncanakan, maka pekerjaan auditor dapat meliputi:

1. Mengurangi tingkat pengujian prosedur substantive


2. Melakukan beberapa prosedur pada tanggal sebelum tanggal laporan keuangan.

Auditor dapat memutuskan untuk tidak melakukan prosedur ketaatan dalam hal pengendalian
internal sangat lemah dan tidak dapat diandalkan. Untuk melakukan pengujian ketaatan
terhadap piutang usaha dan penjualan maka dilakukan pemeriksaan secara sampel bukti
penjualan seperti faktur dan surat jalan. Untuk sampel bukti piutang usaha dapat dengan
memeriksa bukti penerimaan kas. Sampel diambil dengan memeriksa beberapa bukti
penjualan setiap bulannya atau secara penuh untuk beberapa bulan, terutama yang
mempunyai tingkat penjualan yang tinggi.

Untuk kasus PT.PETA, data dokumen transaksi penjualan dan piutang usaha dapat meminjam
kepada Saudari Ester.

Prosedur Audit untuk Pengujian Kewajaran: Piutang Usaha dan Penjualan

Prosedur pengujian substantif dirancang untuk memperoleh bukti mengenai kelengkapan,


keakuratan dan keabsahan data-data yang dihasilkan oleh sistem akuntansi serta ketepatan
penerapan perlakuan akuntansi terhadap transaksi-transaksi dan saldo-saldo. Hal ini
diklasifikasikan dalam 2 tahap prosedur audit umum, yaitu:

1. Analytical review
Tujuan utama penerapan analytical review adalah untuk mendeteksi kemungkinan
adanya akun-akun laporan keuangan yang kewajarannya diragukan (mengevaluasi
kelayakan informasi keuangan) serta sebagai langkah awal untuk menentukan luasnya
prosedur audit substantif lanjutan yang harus dilakukan. Selain itu, prosedur analytical
review juga diperlukan untuk menentukan perlunya penerapan prosedur audit
tambahan atas suatu akun laporan keuangan. Beberapa metode analytical review yang
sering dilakukan auditor dalam praktek adalah:
a. Analisa comparative (analisa perbandingan), mendeteksi adanya fluktuasi
akun laporan keuangan yang signifikan dan memerlukan prosedur pengujian
lebih lanjut, dapat dilakukan dengan cara membandingkan angka-angka
laporan keuangan untuk tahun yang diaudit dengan:
1) angka laporan keuangan periode sebelumnya
2) anggaran atau forecast (ramalan)
3) data competitor perusahaan
4) data kegiatan operasional yang relevan
b. Sedangkan analisa rasio secara umum meliputi analisa rasio likuiditas, rasio
aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.

Dalam praktek pemeriksaan, ada kalanya auditor tidak dapat menerapkan prosedur
analytical review misalnya dalam keadaan tidak tersedianya informasi dan data yang
diperlukan. Dalam hal ini, sebagai prosedur alternatif auditor harus memeriksa buku
besar dan buku jurnal secara keseluruhan atau bagian yang penting untuk mendeteksi
adanya transaksi akuntansi yang tidak umum atau informasi relevan lainnya.

2. Tes secara terperinci atas transaksi dan saldo (Tests of Details of Transactions and
Balances)
Tests of details dilakukan dengan menerapkan prosedur-prosedur sebagai berikut:
a. Konfirmasi saldo

Pengujian ini meliputi mendapatkan bukti langsung yang menguatkan dari


pihak ketiga mengenai ketepatan dari saldo akun, misalnya konfirmasi saldo
bank, saldo piutang, saldo hutang dan akun lainnya. Konfirmasi yang diterima
dari pihak ketiga selalu dapat dipertimbangkan sebagai bukti yang lebih kuat
dibandingkan dengan data dan informasi dari pihak internal perusahaan.

b. Observasi/Inspeksi
Prosedur ini memberikan bukti terhadap eksistensi harta berwujud. Observasi/
inspeksi juga dilaksanakan oleh personil perusahaan bersama dengan
partisipasi auditor (misalnya observasi dan penghitungan fisik persediaan) atau
inspeksi (misalnya inspeksi fisik surat berharga, penghitungan kas).

c. Penghitungan Ulang
Prosedur penghitungan ulang oleh auditor terhadap kalkulasi yang sebelumnya
dilakukan oleh personil perusahaan dimaksudkan untuk membuktikan
keakuratan kalkulasi dalam pembukuan perusahaan. Untuk akun-akun tertentu
misalnya penghitungan ulang provisi depresiasi aktiva tetap, auditor selain
menguji ketepatan matematis dari penghitungan yang dilakukan, juga harus
menelaah ketepatan metode depresiasi yang diterapkan perusahaan serta
akseptabilitas taksiran umur pemakaian asset yang digunakan dalam
kalkukasi.
d. Vouching
Vouching berarti pemeriksaan dokumen dasar yang bertujuan untuk
menentukan ketepatan dari suatu transaksi. Langkah-langkah vouching yang
harus dilakukan antaranya:
1) Memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan prosedur dan
persyaratan yang ditetapkan dalam Standard Operating Procedure
(SOP)
2) Memeriksa dokumen-dokumen terkait
3) Memastikan bahwa transaksi adalah logis dalam keadaan tertentu
(misalnya tanggal dokumen termasuk dalam periode yang logis dari
tanggal transaksi yang diakui)

Prosedur vouching dapat dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang


bersumber dari pihak luar yang independen (misalnya faktur dari supplier,
rekening koran bank dan lainnya) atau dokumen yang dibuat oleh perusahaan
sendiri (misalnya faktur penjualan, laporan alokasi biaya, laporan penerimaan
dan lainnya).

e. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah proses pengidentifikasian penyebab perbedaan antara dua
jumlah yang berhubungan yang salah satunya biasanya adalah saldo akun di
pembukuan. Misalnya rekonsilasi kecocokan saldo rekening koran bank
dengan saldo bank di buku besar, rekonsiliasi saldo penjualan di buku besar
dengan saldo penjualan yang dilaporkan dalam SPT Masa PPN, dan lainnya.
f. Account Analysis
Account Analysis meliputi pengklasifikasian dan peringkasan aktifitas-
aktifitas suatu akun untuk memperoleh keyakinan memadai atas kewajaran
transaksi item-tem yang membentuk suatu akun. Misalnya pengujian atas
pergerakan akun aset tetap meliputi pengujian saldo awal tahun, penambahan,
pengurangan dan saldo pada akhir tahun, pengujian item-item yang
membentuk saldo akhir piutang dagang berupa transaksi penjualan yang
nilainya material serta transaksi penerimaan pelunasan piutang, dan lainnya.
Mempertimbangkan jangka waktu pelaksanaan audit yang pada umumnya
terbatas, prosedur account analaysis sebaiknya dilakukan terbatas pada
transaksi-transaksi yang nilainya material dan mencurigakan.

Untuk memulai pengujian kewajaran terhadap piutang usaha, melalui kasus PT.PETA,
daftar piutang usaha bisa didapatkan dari Saudari Ester. Daftar tersebut terdiri atas
nama, alamat pelanggan, nomor bukti, tanggal dan jumlahnya. Kemudian dicocokan
dengan saldo di buku besar.

..

Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan pada transaksi Penjualan

1. Menentukan sample penjualan yang akan di vouching


Pada perusahaan yang diaudit oleh pemegang sampel ini diambil 58% dari total
populasi penjualan. Untuk penjualan bulan Januari dan Desember harus diambil untuk
menjadi sampel. Sisanya diambil dari bulan-bulan yang memiliki transaksi terbesar.
2. Vouching pada KKP Penjualan
Prosedur pemeriksaan dengan cara membandingkan transaksi yang dicatat pada buku
besar penjualan dengan bukti-bukti transaksi yang mendukung. Tekhnik vouching ini
dapat juga untuk memeriksa apakah harga yang dicatat pada faktur penjualan telah
sesuai standar harga yang ada pada perusahaan.
Contohnya faktur penjualan, surat jalan dan otorisasi dari pihak pihak terkait. Seperti
faktur penjualan yang harus memiliki tanda tangan dari bagian akuntansi dan kepala
gudang sehingga dapat meminimalisir kecurangan.
3. Cut off
Cut off atau bisa juga disebut pisah batas adalah pengujian penyajian transaksi
penjualan untuk memastikan kebenaran penyajian. Prosedur pemeriksaan yang
dilakukan adalah dengan cara menentukan beberapa sampel transaksi penjualan
terakhir dari jurnal penjualan pertama tahun berikutnya dan menelusuri masing-
masing penjualan ke dokumen pengiriman serta memeriksa tanggal pengiriman aktual
serta akurasi pencatatan.
Contohnya adalah dengan cara mengambil sampel dari transaksi penjualan terakhir
pada sebelum tanggal 31 Desember kemudian dibandingkan dengan 10 transaksi
penjualan pertama yang dicatat pada jurnal penjualan tahun berikutnya.
Pembandingan ini dilakukan untuk memastikan bahwa transaksi penjualan dicatat
pada waktu yang benar.
4. Test Keberadaan
Pengujian keberadaan dari penjualan ini adalah tekhnik pengujian substantif atas
transaksi. Berikut adalah beberapa prosedur yang dilakukan untuk melakukan
pengujian keberadaan penjualan:
a. Memilih beberapa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan dan
memeriksa apakah faktur penjualan telah diterbitkan dan penjualan telah
dicatat pada akun pelanggan dalam buku besar penjualan.
b. Menelusuri sampel jurnal penjualan ke buku besar penjualan.
c. Menelusuri sampel dokumen pengiriman ke faktur penjualan dan cocokkan
kuantitas yang tercantum.
d. Menelaah penjualan untuk jumlah yang besar dan jarang terjadi.
e. Memeriksa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan dengan yaitu dengan
melihat akurasi dari faktur dan penetapan harga dalam faktur tersebut ke
daftar/ katalog harga yang disetujui.
f. Menentukan apakah termin penjualan telah diterapkan secara tepat dalam hal
pengakuan pendapatan.
g. Memeriksa apakah harga yang tercantum dalam nota kredit sesuai dengan
faktur penjualannya.
5. Leadsheet Penjualan
Leadsheet penjualan merupakan saldo penjualan setelah melalui tahap pemeriksaan
dengan beberapa jurnal penyesuaian. Leadsheet penjualan ini diisi setelah prosedur-
prosedur yang lain asifikasi diatas telah dilakukan. Leadsheet ini membandingkan
saldo per audit dengan saldo yang disajikan oleh klien.
6. Selisih
Selisih material adalah perbedaan penyajian yang dapat mempengaruhi keseluruhan
penyajian laporan keuangan. Selisih ini dimungkinkan dapat ditemukan setelah
dilakukan prosedur-prosedur audit pada transaksi penjualan. Selisih yang tidak
material dapat diabaikan atau tidak dilakukan penyesuaian. Namun, ketika selisih
material harus dilakukan konfirmasi kepada pihak manajemen yang kemudian dapat
dilakukan adjustment.

Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan pada akun Piutang

1. Test Keberadaan
Pengujian keberadaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa piutang yang disajikan
memang benar keberadannya. Test keberadaan ini dapat dilakukan dengan cara
vouching. Berikut adalah prosedur yang dilakukan untuk uji keberadaan:
a. Memilih beberapa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan dan memeriksa
apakah faktur penjualan telah diterbitkan dan penjualan telah dicatat pada akun
pelanggan dalam buku besar penjualan.
b. Menelusuri sampel dokumen pengiriman ke faktur penjualan dan mencocokkan
kuantitas yang tercantum.
Transaksi yang dipilih hanya sampel saja dan minimal 50% dari total populasi.
2. Breakdown
Breakdown adalah proses pemeriksaan akun piutang dengan menjabarkan mutasi dari
awal tahun hingga akhir tahun periode audit. Mutasi penambahan piutang harus sesuai
dengan penjualan kredit pada bulan yang bersangkutan dengan mutasi penguarangan
piutang harus sesuai dengan mutasi kas masuk yang dapat dilihat dalam buku mutasi
kas/ bank atau rekening koran.
3. Chrosschek
Prosedur crosschek pada akun piutang ini dapat dilakukan dengan cara
membandingkan catatan pelunasan piutang yang ada pada buku pembantu piutang
dengan rekening koran.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bukti audit yang lebih dapat dipercaya karena data bersumber
dari pihak ke-3 yang independen. Konfirmasi dapat dilakukan dengan mengirimkan
surat konfirmasi positif atau konfirmasi negatif. Konfirmasi positif adalalah surat
yang ditujukan kepada debitur yang meminta penerimanya untuk menunjukkan secara
langsung pada surat itu apakah saldo akun yang dinyatakan sudah benar atau tidak.
Jika surat konfirmasi tidak kembali sesuai dengan jadwal program audit maka
dilakukan prosedur alternatif. Prosedur alternatif adalah tindak lanjut terhadap
konfirmasi positif yang tidak dikembalikan oleh debitur. Prosedur alternatif ini dapat
dilakukan dengan mengecek bukti kas/ pelunasan piutang setelah tanggal neraca. Pada
ketiga perusahaan klien semuanya melakukan prosedur konfirmasi. Konfirmasi
dilakukan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi positif kepada customer
dari perusahaan klien. Surat konfirmasi ini ditujukan kepada customer dari klien yang
memiliki utang yang cukup besar. Terdapat sebagian surat konfirmasi yang direspon.
Namun jika tidak ada respon auditor melakukan prosedur alternatif yaitu dengan
cara memeriksa catatan pelunasan piutang dan rekening koran untuk memastikan
bahwa klien masih memiliki piutang.
5. Leadsheet
Lead sheet piutang merupakan saldo piutang setelah melalui tahap pemeriksaan
dengan beberapa jurnal penyesuaian/ reklasifikasi. Leadsheet piutang ini juga berisi
pembandingan antara saldo per audit dengan saldo yang disajikan pihak klien.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Vous aimerez peut-être aussi