Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM : A31113524
Akuntansi Manajemen I
Dari sudut pandang keseluruhan hidup, biaya produk memiliki empat elemen utama :
1) Biaya yang tidak muncul lagi ( perencanaan, perancangan, dan pengujian),
2) Biaya manufaktur,
3) Biaya logistik,
4) Biaya pasca pembelian dari pelanggan.
Manajemen biaya siklus hidup menekankan pada penurunan biaya, bukan pada
pengendalian biaya. Jadi, penghitungan biaya target menjadi suatu alat khusus yang berguna
untuk pembuatan tujuan penurunan biaya. Biaya target adalah perbedaan antara harga penjualan
yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan laba
per unit yang diinginkan. Jika biaya target kurang dari apa yang saat ini dapat tercapai, maka
manajemen harus menemukan penurunan biaya yang menggerakkan biaya aktual ke biaya target.
Menemukan penurunan biaya ini adalah tantangan utama dari penghitungan biaya target.
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
*Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
*Perubahan cost pools yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.
*Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak biaya
tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.
*Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli secara
individual
*Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.
Menurut Gunawan Adisaputro dan Yunita Anggarini (2007:375), ada tiga prinsip
dasar Activity Based Budgeting (ABB) sebagai berikut:
1. Activity based budgeting berfokus pada pemahaman tentang aktivitas dan
hubungannya untuk mencapai tujuan strategik.
Activity-based budgeting ini diawali dengan manajemen mendefinisikan visi, misi,
strategi dan usulan nilai dari produk/jasa. Strategi dirumuskan berbasis pada analisis customer
requirement, pengetahuan pasar dan persaingan untuk menentukan nilai (value) yang dapat
diberikan kepada customer. Melalui serangkaian langkah, strategi ini didefinisikan untuk
mendukung atribut performance yang mengusulkan nilai suatu produk/jasa.
Proses cascading dapat digunakan untuk mengartikulasi bagaimana strategi seharusnya
direfleksikan dalam proses dan aktivitas.
Untuk mencapai visi, perusahaan perlu mengidentifikasi berbagai desain strategi yang
mengarah ke area kunci. Kesuksesan akan dapat dicapai jika strategi difokuskan pada proses-
proses ktitis. Melalui feature costing, activity-based budgeting mengidentifikasi proses-proses
yang berbeda akibat persyaratan dan kondisi yang unik (feature) dari setiap produk/jasa. Dengan
mengkombinasikan activity-based budgeting dan feature costing, organisasi dapat menyusun
rencana pemacu nilai (a value-driven planning).