Vous êtes sur la page 1sur 16

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

RSD Madani Palu

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako

LAPORAN KASUS

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

DISUSUN OLEH:

Ita Indah Agustini

N 111 15 055

1
PEMBIMBING:

dr. Nyoman Sumiati, M.Biomed, Sp. KJ

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

RSD MADANI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2017

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. N
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ampibabo
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Warga Negara : Indonesia

2
Pendidikan : SMA
Tanggal Pemeriksaan : 27 Febuari 2017
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Salak Rumah Sakit Daerah Madani Palu
Tanggal Masuk RS : 18 Febuari 2017 (kedua kalinya)

LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
Autoanamnesis dan Alloanamnesis

A. Keluhan utama
Gelisah

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Seorang perempuan berusia 20 tahun dibawa ke RSD Madani pada
tanggal 23 Febuari 2017 oleh keluarganya karena gelisah dan
mengamuk.
Pasien mengatakan bahwa awalnya pasien bekerja di PT Melia
Sejahtera sudah sejak kurang lebih 2 bulan ini, kemudian juga pasien
ada mengikuti training ke surabaya yang berhubungan dengan
pekerjaannya. Setelah pulang dari surabaya, pasien merasakan dirinya
kelelahan, gelisah, dan kurang tidur. Pasien mengatakan jika dirinya
selama ini tinggal di rumah tantenya, kurang lebih 3 minggu yang lalu
pasien keluar dari rumah tantenya dan memilih untuk pindah dan
tinggal bersama kakak kandungnya sekarang ini. Alasan pasien kenapa
dirinya pindah tempat tinggal di karenakan pasien merasa tidak enak
terhadap tantenya itu, karena pasien mengakui jika dirinya sering
pulang telat atau lebih sering pulang pada malam hari. Dimana pasien
sudah merasa bahwa tidak nyaman lagi tinggal di rumah tantenya.
Pasien mengatakan dirinya harus kerja untuk menghasilkan uang,
karena selain kerja pasien juga sedang melanjutkan pendidikan di
bangku perkuliahan, jadi pasien mengakui jika dirinya sendiri yang
membiayai uang kuliahnya. Di mana pasien merasa bahwa dirinya
sudah dewasa dan sudah mandiri, pasien tidak ingin merepotkan kedua
3
orang tuanya. Sehingga pasien kuliah sambil bekerja, maka dari itu
pasien sering pulang telat atau pun lebih sering pulang pada malam
hari. Pasien mengakui jika dirinya mudah sekali emosi jika ada teman
yang berbicara kasar atau bercanda yang berlebihan. Menurut pasien
teman pasien seringkali membuli dirinya. Pada saat seperti itu, biasa
muncul suara bisikan seperti pukul saja teman itu. Tetapi pasien
masih bisa mengendalikan emosinya dan isthigfar dalam hati. Dan
pasien juga mengatakan jika dirinya berprestasi atau sering
mendapatkan juara di dalam kelas selama duduk di bangku SD hingga
tingkat SMA.
Ibu pasien mengakui, perubahan prilaku di alami pasien sejak 1
tahun yang lalu, Menurut pengakuan ibu pasien, Pasien sering
berbicara sendiri pada siang dan malam hari. Berbicara tidak jelas dan
tidak nyambung ketika ditemani berbicara. Pasien juga sangat mudah
tersinggung ataupun mudah sekali emosi. Pasien pernah menggigit
kakaknya tanpa alasan yang jelas. Pasien sering melempari tetangga
dan rumah tetangganya. Pasien telah melakukan pengobatan di bagian
kejiwaan RSD Madani sejak tahun 2016. Pasien sempat membaik
namun gejala yang pasien alami timbul kembali setelah putus obat
satu bulan.

Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (-)

C. Faktor Stressor Psikososial


Teman-teman pasien seringkali membuli dirinya

D. Riwayat Gangguan Psikiatrik


Pasien pernah dirawat dirumah sakit jiwa sebanyak 1 kali sebelumnya,
yaitu pada tahun 2016.

E. Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada riwayat kejang dan trauma
4
F. Riwayat Penggunaan Zat
- NAPZA (-)
- Merokok (-)
- Alkohol (-)
- Obat-obatan lainnya (-)

G. Riwayat Kehidupan Pribadi (Past Personal History)


Riwayat Prenatal dan Perinatal
Tidak ada masalah saat pasien dalam kandungan. Pasien
lahir normal, di rumah dibantu oleh bidan. Pasien lahir tanpa
penyulit apapun dalam persalinan.
Riwayat Masa Kanak-Kanak Awal (1-3 tahun)
Tidak terdapat persoalan-persoalan makan diusia ini.
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur dan tidak terdapat
gejala-gejala problem perilaku. Tidak ada riwayat kejang,
trauma atau infeksi pada masa ini. Pasien mendapatkan kasih
sayang dari orang tua dan saudara-saudaranya.
Riwayat Masa Kanak-Kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sesuai dengan anak
seusianya. Hubungan pasien dengan keluarga, saudara, kerabat,
dan teman bermain pasien baik.
Riwayat Masa Kanak-Kanak Akhir/Pubertas/Remaja (12-18
tahun)
Pada masa ini pasien melanjutkan sekolah hingga ke
jenjang SMA. Hubungan pasien dengan keluarga, kerabat, dan
lingkungan tempat tinggal baik. Selama periode di sekolah tidak
ada permasalahan yang dialami pasien dan pasien memilii
banyak teman.

Riwayat Masa Dewasa (>18 tahun)


Pada masa ini pasien lanjut keperguruaan tinggi yakni
kuliah di universitas tadulako dan sempat beberpa bulan ini
5
pasien sambil bekerja di PT melia Sejahtera. Dan Pada masa ini
pasien mulai mendengar suara bisikan pertama kalinya yang
menyuruh dia memukul teman yang membuli dirinya. Pasien
menjadi mudah marah, tersinggung dan emosional.

H. Riwayat Kehidupan Keluarga


Pasien anak ketiga dari 3 bersaudara (L,L,P). Pasien memiliki 1
saudara kandung dan 1 orang saudara tiri pasien. Pasien mengatakan
bahwa dia sempat ditinggalkan oleh ayah kandungnya saat masih kecil
kemudian ibunya menikah lagi. Pasien memiliki hubungan baik dengan kedua
saudaranya dan kedua orang tua pasien. Pasein mengaku menyayangi semua anggota
keluarganya. Tidak ada riwayat menderita penyakit yang sama dalam keluarga .
.
I. Situasi Sekarang
Pasien sudah tenang dan merasa bahwa dirinya tidak sakit.

J. Persepsi (Tanggapan) Pasien Tentang Diri dan Kehidupan.


Pasien tidak menyadari dirinya sakit secara penuh.

II. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
Penampilan:
Tampak seorang perempuan memakai almameter kampus berwarna
biru, memakai rok kain panjang berwarna hijau muda. Wajah pasien
tampak sesuai umur. Pembawaan cukup tenang. Perawatan diri
cukup baik.
Kesadaran : Berubah
Perilaku dan aktivitas psikomotor : tampak tenang
Pembicaraan : Spontan, intonasi kuat, artikulasi jelas.
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

B. Keadaan Afektif
Mood : Hipertimia
6
Afek : Labil
Keserasian : Serasi (appropriate)
Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan:
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya.
Daya konsentrasi: baik
Orientasi:
o Waktu : baik
o Tempat : baik
o Perorangan : baik

Daya ingat
o Jangka Pendek : baik
o Segera (immediate memory) : baik
o Jangka Panjang : baik
Pikiran abstrak : tidak ada
Bakat kreatif : tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri: baik

D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Auditorik, berupa
mendengar suara-suara berbicara
kepadanya menyuruh pasien melempar
rumah tetangganya dan menggigit
kakaknya.
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

E. Proses berpikir
Arus pikiran :
1. Produktivitas: banjir
2. Kontinuitas pikiran: flight of idea
3. Hendaya berbahasa: tidak ada
Isi Pikiran
1. Preokupasi: tidak ada
2. Gangguan isi pikiran : tidak ada
7
F. Pengendalian impuls
Baik

G. Daya nilai
Norma sosial : baik
Uji daya nilai : baik
Penilaian Realitas : baik

H. Tilikan (insight)
Derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya.

I. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Pemeriksaan fisik
o Status internus:
Keadaan umum : compos mentis
Tanda-tanda vital : TD = 110/80 mmHg
Nadi = 80 x/i
R = 20 x/i
S = 36,6C
Konjungtiva : Anemis (-)/(-)
Sklera : Ikterus (-)/(-)
Pemeriksaan jantung-paru: tidak dilakukan pemeriksaan

o Status neurologis:
GCS: E4M6V5
N /N
Pemeriksaan Motorik dan Sensorik: N /N

Fungsi kortikal luhur dalam batas normal


Pupil bundar isokor
Reflex cahaya : (+)/(+)
Pemeriksaan kaku kuduk & meningeals sign: (-)
8
Refleks fisiologis: (+)
Refleks patologis: (-)
Pemeriksaan N. Cranialis & Perifer: Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Tekanan Intrakranial: Tidak dilakukan pemeriksaan

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang perempuan berusia 20 tahun dibawa ke RSD Madani pada
tanggal 23 Febuari 2017 oleh keluarganya karena gelisah dan
mengamuk.
Pasien mengatakan bahwa awalnya pasien bekerja di PT Melia
Sejahtera sudah sejak kurang lebih 2 bulan ini, kemudian juga pasien
ada mengikuti training ke surabaya yang berhubungan dengan
pekerjaannya. Setelah pulang dari surabaya, pasien merasakan dirinya
kelelahan, gelisah, dan kurang tidur.
Pasien mengakui jika dirinya mudah sekali emosi jika ada teman
yang berbicara kasar atau bercanda yang berlebihan. Menurut pasien
teman pasien seringkali membuli dirinya. Pada saat seperti itu, biasa
muncul suara bisikan seperti pukul saja teman itu. Tetapi pasien
masih bisa mengendalikan emosinya dan isthigfar dalam hati. Dan
pasien juga mengatakan jika dirinya berprestasi atau sering
mendapatkan juara di dalam kelas selama duduk di bangku SD hingga
tingkat SMA.
Ibu pasien mengakui, perubahan prilaku di alami pasien sejak 1
tahun yang lalu, Menurut pengakuan ibu pasien, Pasien sering
berbicara sendiri pada siang dan malam hari. Berbicara tidak jelas dan
tidak nyambung ketika ditemani berbicara. Pasien juga sangat mudah
tersinggung ataupun mudah sekali emosi. Pasien pernah menggigit
kakaknya tanpa alasan yang jelas. Pasien sering melempari tetangga
dan rumah tetangganya. Pasien telah melakukan pengobatan di bagian
kejiwaan RSD Madani sejak tahun 2016. Pasien sempat membaik
namun gejala yang pasien alami timbul kembali setelah putus obat
satu bulan.

9
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan alloanamnesa dan autoanamnesa didapatkan adanya
gejala klinis yang bermakna berupa mengamuk, mudah emosi
dan kesulitan tidur. Keadaaan ini menimbulkan disstress bagi pasien dan
keluarganya, dan menimbulkan disabilitas dalam sosial dan pekerjaan
(sekolah) dan dalam menilai realita, sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa.
Pada pasien ditemukan hendaya berat dalam menilai realita, juga
terdapat hendaya dalam sosial dan pekerjaan, sehingga pasien
didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Psikotik.
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna
dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi
gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan fungsi otak serta
dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini,sehingga
diagnosa Gangguan mental dapat disingkirkan dan didiagnosa
Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.
Dari autoanamnesa dan pemeriksaan pada status mental
ditemukan adanya arus pikiran yang flight of idea, selain itu
terdapat gangguan perilaku seperti mengamuk, mudah emosi, dan
bicara kacau dimana gejala khas tersebut telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih, maka dapat di diagnosis sebagai
Skizofrenia. Adapun untuk tipe skizofrenia, Pada pasien ini dapat
ditemukan adanya gejala skizofrenia dan gangguan afektif yang sama-
sama menonjol pada saat bersamaan, maka gangguan skizoafektif
dapat ditegakkan.pada pasien ini terdapat afek yang meningkat dan
terdapat gejala-gejala manik, maka diagnosis axis I ditegakkan
menjadi gangguan skizoafektif tipe manik. (F25.0)
Aksis II
Diagnosis aksis II tertunda (R 46.8)
Aksis III

10
Tidak ditemukan diagnosis karena tidak ada ditemukan gangguan
organik.
Aksis IV
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial dan masalah
pekerjaan
Aksis V
GAF scale 60-51 (Gejala sedang [moderate], disabilitas sedang).

VI. DAFTAR MASALAH


1. Organobiologik
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien
memerlukan psikofarmaka.
2. Psikologik
Ditemukan adanya masalah/ stressor dengan lingkungan sosial
sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

VII. PROGNOSIS
Dubia ad malam
Faktor pendukung :
a. Adanya dukungan dari keluarga
b. Genetik tidak ada
c. Faktor pencetus jelas
Faktor Penghambat
a. Onset terkena pertama kali masih muda
b. Tilikan 1
c. Ketidak patuhan meminum obat
d. Gejala Berulang
e. Belum menikah

VIII. RENCANA TERAPI


Farmakoterapi:
o : Haloperidol 5 mg 2x 1

11
Psikoterapi suportif
o Ventilasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien
merasa lega
o Persuasi: Membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu
kontrol dan minum obat dengan rutin.
o Sugesti: Membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia
dapat sembuh (penyakit terkontrol).
o Desensitisasi: Pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di
dalam lingkungan kerja untuk meningkatkan kepercayaan
diri.
o Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan lingkungan
sekitar pasien sehingga tercipta dukungan sosial dengan
lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya
efek samping obat yang diberikan.

X. PEMBAHASAN
Gejala sasaran sindrom mania terjadi dalam jangka waktu paling
sedikit satu minggu hampir setiap hari terdapat keadaan afek (mood,
suasana perasaan) yang meningkat ekspresi atau iritable. Gejala tersebut
disertai paling sedikit 4 gejala tersebut:
1. Peningkatan aktivitas (ditempat kerja , dalam hubungan sosial atau
seksual) atau ketidak tenangan fisik

12
2. Lebih banyak berbicara dari lazimnya atau adanya dorongan untuk
pikirannya sedang berlomba.
3. Lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayalan subjektif bahwa
pikirannya sedang berlomba.
4. Rasa harga diri yang melambung (grandiositas, yang dapat bertaraf
sampai waham/delusi)
5. Berkurangnya kebutuhan untuk tidur
6. Muda teralih perhatian , yaitu perhatiannya terlalu cepat tertarik
kepada stimulus luar yang penting atau yang tak berarti.
Keterlibatan berlebih dalam aktivitas aktivitas yang
mengandung kemungkinan resiko tinggi akibat yang merugikan
apabila tidak diperhitungkan secara bijaksana, misalnya berbelanja
berlebihan, tingkah laku seksual secra terbuka, penanaman modal
secara bodoh, mengemudi kendaraan secra ngebut, tidak bertanggung
[1]
jawab atau tanpa perhitungan.

Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam


gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan
[1]
kegiatan rutin.
Pada pasien ini dapat ditemukan adanya ketidak tenangan fisik,
berbicara terus menerus, lompat gagasan, dan mudah teralih perhatiannya.
Dalam hal ini pasien telah memenuhi sindrom mania.

Pedoman Diagnostik Gangguan Skizoafektif berdasarkan PPDGJ-III

Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-


gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia
dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang
satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang
sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode
penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun

13
episode manik atau depresif.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala
skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyaki
yang berbeda.
Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif
setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode
diagnosis F20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia). Beberapa pasien
dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis
manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari
keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua episode
manik atau depresif (F30-F33)
(Maslim, 2013)

Gangguan skizoafektif tipe manik:

Kategori ini digunakan baik untuk episode asizoafektif tipe


manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan
sebagian besra episode skizoafektif tipe manik
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan
afek yang begitu menonjol dikombinasikan dengan iritabilitas
atau kegelilsahan yang memuncak.
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau
lebih baik lagi dua gejala skizfrenia yang khas (sebagaimana
ditetapkam untuk skizofrenia, F.20.- pedoman diagnostik (a)
sampai (b))
(Maslim, 2013)
Pada pasien ini dapat ditemukan adanya gejala skizofrenia dan
gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat bersamaan, maka
gangguan skizoafektif dapat ditegakkan.pada pasien ini terdapat afek yang
meningkat dan terdapat gejala-gejala manik, maka diagnosis axis I
ditegakkan menjadi gangguan skizoafektif tipe manik.

-
14
15
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim R. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik. Ed.3.


Jakarta: Bagian Ilmu Kedoteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya; 2007.
2. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya; 2013.
3. Kaplan & Sadock. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed.2. Jakarta: EGC; 2010.

16

Vous aimerez peut-être aussi