Vous êtes sur la page 1sur 11

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/283730498

Tanaman dengan Aktivitas Anti-Asma

Article March 2015

CITATIONS READS

0 2,629

4 authors, including:

Muhammad Ikhwan Rizki Lutfi Chabib


Universitas Lambung Mangkurat 5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
8 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Screening antioxidant activity for plants from Borneo Island View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Ikhwan Rizki on 13 November 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
1

Jurnal Pharmascience, Vol 3, No. 1, Februari 2015, hal: 1 9


ISSN : 2355 5386
Review Article

Tanaman dengan Aktivitas Anti-Asma


Muhammad Ikhwan Rizki1, Lutfi Chabib2, Akhmad Nabil1, Baharudin Yusuf1
1
Prodi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru
2
Prodi Farmasi FMIPA Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Email: m.ikhwan.rizki@gmail.com

Abstrak
Asma merupakan gangguan inflamasi kronis pada saluran pernafasan ditandai episode
berulang mengi, sesak nafas, sesak dada, dan batuk. Berbagai sel inflamasi berperan terutama sel
mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel. Masyarakat di Indonesia turun
temurun secara tradisional menggunakan bahan alam dalam mengatasi berbagai penyakit.
Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder yang memiliki banyak khasiat dalam mengatasi
berbagai penyakit disebabkan adanya efek sinergisme antar senyawa metabolit sekunder dan
polivalent activity, sehingga memungkinkan mengatasi berbagai penyakit. Berdasarkan hal tersebut,
asma dapat diatasi dengan menggunakan bahan alam diantaranya Putri Malu (Mimosa pudica,
Linn.), Kelor (Moringa oleifera), Jintan Hitam (Nigella sativa L.), Rumput Fatimah (Labisia pumila),
Ciplukan (Physalis minima L), Senggugu (Clerodendrum serratumat), Jeringau (Acorus gramineus),
dan Sirih (Piper betle Linn.).

Kata Kunci: Tanaman, Anti-Asma

Abstract
Asthma is a chronic inflammatory disorder of the airways characterized by recurrent episodes of
wheezing, breathlessness, chest tightness, and coughing. Various inflammatory cells play a role,
especially mast cells, eosinophils, T lymphocytes, macrophages, neutrophils and epithelial cells.
Indonesia people used natural materials to overcome various diseases. Plants can produce secondary
metabolites that have many benefits in addressing a variety of diseases caused by the synergism between
the effects of secondary metabolites and polivalent activity, making it possible to overcome various
diseases. Based on this, asthma can be overcome by using natural medicines including Putri Malu
(Mimosa pudica, Linn.), Kelor (Moringa oleifera), Jintan Hitam (Nigella sativa L.), Rumput Fatimah
(Labisia pumila), Ciplukan (Physalis minima L), Senggugu (Clerodendrum serratumat), Jeringau
(Acorus gramineus), Sirih (Piper betle Linn.)

Keywords: Asthma, Plants

I. PENDAHULUAN (National Asthma Council, 2006). Resiko kematian


Asma adalah gangguan inflamasi kronis pada akibat asma jarang terjadi, tetapi resiko kematian
saluran pernafasan ditandai episode berulang mengi, meningkat seiring dengan peningkatan usia,
sesak nafas, sesak dada, dan batuk. Berbagai sel terutama pada pasien lanjut usia dengan 4,4
inflamasi berperan terutama sel mast, eosinofil, sel kematian per 100.000 pasien (American Lung
limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel Association, 2010). Menurut hasil Riset Kesehatan

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience


2

Dasar tahun 2013, di Indonesia pasien asma Penguatan respons inflamasi bisa juga terjadi
mencapai 4,5 persen per mil dengan angka kejadian melalui jalur antigen yang tidak spesifik, seperti
terbesar pada pasien dengan usia 15-44 tahun neurokinin, eikosanoid, atau mediator-mediator lain.
(Depkes, 2013). Menurut Perhimpunan Dokter Paru Selain itu, sel-sel struktural saluran napas juga
Indonesia (PDPI), tujuan dari pengobatan asma memainkan peran aktif pada induksi dan
yaitu mencegah serangan dan mengontrol atau pemeliharaan respons inflamasi (Widodo &
mengubah perjalanan penyakit (PDPI, 2003). Salah Djalalaksana, 2012). Pencetus asma pada jalur saraf
satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai otonom disebabkan kerusakan epitel bronkus oleh
kedua tujuan tersebut yaitu menggunakan terapi mediator yang dilepaskan pada beberapa keadaan
komplementer dengan menggunakan bahan alam. tanpa melibatkan sel mast misalnya pada
Inflamasi menginduksi dilepaskannya mediator- hiperventilasi, inhalasi udara dingin, asap, kabut
mediator yang dapat mengaktivasi sel target di dan SO2. Reaksi asma terjadi melalui refleks saraf.
saluran nafas dan mengakibatkan bronkokonstriksi, Ujung saraf eferen vagal mukosa yang terangsang
kebocoran mikrovaskuler dan edema, hipersekresi untuk melepaskan neuropeptid sensorik senyawa P,
mukus, dan stimulasi refleks saraf (Meiyanti & J.I. neurokinin A dan Calcitonin Gene-Related Peptide
Mulia., 2000). Faktor pencetus asma menyebabkan (CGRP). Neuropeptida itulah yang menyebabkan
fase sensitisasi, antibodi IgE meningkat. Alergen terjadinya bronkokonstriksi, edema bronkus,
berikatan dengan antibodi IgE dengan cara melekat eksudasi plasma, hipersekresi lendir, dan aktivasi
pada sel mast. Sel mast mengandung neutral sel-sel inflamasi (Rengganis, 2008).
triptase yang mempunyai bermacam aktivitas Masyarakat di Indonesia turun temurun secara
proteolitik antara lain aktivasi komplemen, tradisional menggunakan bahan alam dalam
pemecahan fibrinogen dan pembentukan kinin mengatasi berbagai penyakit (Elfahmi et al, 2014).
menyebabkan sel ini berdegranulasi mengeluarkan Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder
berbagai macam mediator. Beberapa mediator yang yang memiliki banyak khasiat dalam mengatasi
dikeluarkan adalah histamin, leukotrien, faktor berbagai penyakit (Heinrich et al, 2012).
kemotaktik eosinofil dan bradikinin yang berperan Kemampuan tanaman dalam mengatasi berbagai
pada bronkokonstriksi. Hal itu akan menimbulkan penyakit disebabkan adanya efek sinergisme antar
efek edema lokal pada dinding bronkiolus kecil, senyawa metabolit sekunder. Selain itu, senyawa
sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkiolus, metabolit sekunder memiliki polivalent activity,
dan spasme otot polos bronkiolus, sehingga sehingga memungkinkan mengatasi berbagai
menyebabkan inflamasi saluran napas (Rengganis, penyakit (Bone & Mills, 2013). Berdasarkan hal
2008; Meiyanti & Mulia., 2000).

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience


3

tersebut, asma dapat diatasi dengan menggunakan putri malu diketahui bahwa ekstrak dapat
bahan alam. memperbaiki otot polos yang mengalami hipertropi
Review artikel ini membahas terkait tanaman akibat inflamasi, sehingga terjadi penurunan ukuran
yang dapat digunakan dapat mencegah serangan otot polos (Aji et al, 2010). Ekstrak air daun putri
atau mengontrol perkembangan penyakit asma malu yang diberikan pada tikus model asma
berdasarkan studi literatur. diketahui mampu menurunkan kadar
malondialdehid (MDA) dan memperbaiki gambaran
II. METODE PENELITIAN sel epitel brongkus. Selain itu, berdasarkan
Pada review artikel ini digunakan literatur gambaran histopatologi paru, pada membran basalis
online dan offline. Literatur online didapat dari tidak ditemukan pelepasan sel epitel (Ahmada et al.,
jurnal publikasi lokal maupun internasional yang 2012).
diperoleh dari penyedia jurnal di internet. Literatur Ekstrak air akar putri malu yang diuji secara in
offline yang digunakan yaitu buku dan e-book. vitro dan in vivo pada hewan uji menunjukkan
aktivitas antiasma. Ekstrak mampu menghambat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN efek kontraksi dari histamin. Ekstrak juga mampu
A. Putri Malu (Mimosa pudica, Linn.) memberikan perlidungan 74% dari degranulasi sel
Identifikasi fitokimia ekstrak etanol daun putri mast dibandingkan kontrol (Prabha et al., 2011).
malu (Mimosa pudica Linn.) menunjukkan terdapat Flavonoid dalam daun putri malu yang diberikan
kandungan gula, kumarin, alkaloid, sterol dan pada keadaan asma dapat menghambat aktivasi IL-
glikosida. Isolasi fraksi putri malu yang dilanjutkan 5 sehingga jumlah eosinofil dan pada tubuh akan
dengan analisis spektra IR dan HNMR enzim proteolitik berkurang sehingga hipertropi
menunjukkan adanya senyawa mimosine (5 otot polos bronkiolus akan berkurang dan
amino 3 hidroksi 4 okso 1 H (H) piridin asam menyebabkan perbaikan gambaran histopatologi
propianic), spinasterol-, derivat fenil etilamina) paru. Flavonoid juga dapat menghambat proliferasi
(Muthumani et al., 2010). Azmi et al (2011) sel T sehingga tidak menginduksi sel B untuk
menyatakan putri malu mengandung senyawa 5, 7, menghasilkan IgE, maka tidak terjadi degranulasi
3',4'- tetrahydroxyl - 6-C- beta- D- glucopyranosyl sel mast dan produksi enzim protease. Selain itu,
flavones; 7,8,3,4-tetrahydroxyl- 6-C-beta-D- flavonoid dapat memblokir transkripsi NF-Kb yang
glucopyrano-sylflavone; mimosine, tyrosine, diinduksi oleh bakteri Phorphyromonas gingivali,
mmimosinamine, mimosinicacid. menghambat IL-12, dan ekspresi TNF-alfa melalui
Pengujian in vivo pada tikus yang dibuat asma, sel epitel dan sel dendritik sehingga meminimalisir
diberikan 2 minggu berturut-turut ekstrak air daun sel-sel sitokin dan kemokin yang mencapai

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience


4

permukaan lumen melalui epitel saluran penafasan saponin, alkaloid, flavonoid, dan glikosida.
sehingga mencegah kerusakan sel epitel dan Glikosida saponin dilaporkan dapar menstabilkan
terjadinya respon inflamasi (Aji et al, 2010). sel mast. Flavonoid memiliki aktivitas merelaksasi
otot polos dan sebagai bronkodilator. Senyawa
B. Kelor (Moringa oleifera) apigenin dan luteolin diketahui dapat menghambat
Skrining fitokimia dari ekstrak biji Moringa pelepasan histamin basofil dan pelepasan neutrofil
oleifera mengandung senyawa tanin, triterpenoid, glukoronidase dan memiliki aktivitas sebagai
ntrkauinon, steroid, saponin, alkaloid, flavonoid dan antialergi (Thakur & Verma, 2013). Penelusuran
glikosida (Thakur & Verma, 2013; Nair and mekanisme aksi dalam penelitian secara in vitro
Roopalatha, 2013). Ekstrak etanol daun Moringa dengan kelompok kelinci uji yang diberikan ekstrak
oleifera mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, etanol biji kelor (100 mg / kg dan 200 mg / kg)
saponin, steroid, tannin, sedangkan ekstrak air setengah jam sebelum penelitian, kemudian
mengandung senyawa minyak atsiri tetapi tidak diberikan histamin 0,25% dari aerosol untuk
mengandung tanin (Patel et al, 2014). keadaan prekonvulsi. Kelor memiliki aktivitas
Ekstrak etanol biji kelor diujikan pada serum spasmolitik spesifik pada otot polos. Selain
kuda dan tiga antigen tikus wistar yang diinduksi kegiatan bronkodilatasi, antagonisme mediator
antigen. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak biji tertentu dilepaskan dari sel mast. Sebuah
tanaman tersebut secara signifikan menurunkan perlindungan yang signifikan dari sel mast
sekresi histamin dan degranulasi sel mast pada tikus peritoneum tikus dari gangguan oleh antigen dan
(Thakur & Verma, 2013). Ekstrak alkohol biji kelor ekstrak dari kelor mampu mengganggu pelepasan
bersifat spasmolotik terhadap asetilkolin, histamin, dan/atau sintesis mediator peradangan,
BaCl2 dan induksi bronkospasme 5HT. Ekstrak menunjukkan aktivitas menstabilkan sel mast nya
alkohol biji kelor dapat melindungi albumin telur (Mehta & Agrawal, 2008).
dan 48/80 komponen yang memicu sel mast
mengalami degranulasi sehingga terjadi penururnan C. Jintan Hitam (Nigella sativa L.)
karagenin yang memicu edema. Aktivitas anti Hasil isolasi ekstrak air biji jintan hitam dengan
inflamasi juga diketahui berasal dari aurantiamid MAE menunjukkan sebanyak 32 senyawa
asetat dan 1,3-dibenzil urea yang diisolasi dari akar teridentifikasi dengan GC-FID dan GC-MS.
kelor (Tejas, et.al., 2012). Kandungan utama yang terkandung yaitu
Ekstrak biji kelor efektif dalam melawan reaksi Thymoquinone (38,23%), p-cymene (28,61%), 4-
hipersensitivitas dan efektif menstabilkan sel mast. isopropyl-9-methoxy-1-methyl-1-cyclohexene
Ekstrak etanol kelor mengandung senyawa steroid,

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience


5

(5.74%), longifolene (5.33%), a-thujene (3.88) dan secara bermakna dan kemampuannya tidak jauh
carvacol (2,31%) (Liu et al., 2012). berbeda dengan kelompok antihistamin generasi-3
Jintan hitam dapat mengurangi pemasukan ion (Subijanto dan Diding, 2008).
kalsium ke dalam sel, sehingga mengurangi proses Asam linoleat yang terkandung dalam jinten
degranulasi sel mast dan memiliki aktivitas hitam mempunyai efek antialergi, dengan
immunomodulator yang berperan penting dalam kemampuannya antara lain menurunkan TNF17
stabilisasi Th 1 dan Th 2 yang erat kaitannya yang merupakan sitokin pro-inflamasi, penurunan
dengan reaksi inflamasi. Jintan hitam memiliki produksi histamin sehingga mencegah proses
kandungan utama yang dinilai memiliki berbagai inflamasi lebih lanjut dan penurunan pembentukan
aktifitas farmakologis yaitu thymoquinon (TQ) dan IgE, sehingga menghambat terjadinya degranulasi
nigellon (Ramadhani et al, 2014). Nigellon dapat sel mast. Selain itu, Thymoquinone sebagai
menurunkan histamin darah yang diproduksi sel-sel antiinflamasi dengan menurunkan sitokin Th2 yaitu
mast melalui penurunan kadar kalsium (Ca2+) IL-4, IL-5 dan IL-13; lung eosinophilia;
intrasel. Thymoquinone berperan menurunkan lipoksigenase serta siklooksigenase; serum IgE;
sitokin-sitokin hasil produksi Th2 yaitu IL-4, IL-5 menghambat influks Ca2+ sehingga dapat mencegah
dan IL-13 serta penurunan Ig E serum (Subijanto degranulasi sel mast serta menurunkan TNF.
dan Diding; 2008). Sehingga pemberian minyak biji jinten hitam
Berdasarkan hasil penelitian Ramadheni et al mampu menurunkan tingkat infiltrasi sel-sel radang
(2014) terdapat penurunan jumlah sel neutrofil pada saluran pernapasan (Subijanto dan Diding,
batang rata-rata untuk setiap kelompok usia pasien 2008; Ramadhani et al., 2014).
laki laki dan wanita dewasa penderita asma
persisten pada awal dan akhir penelitian 2-6%. D. Rumput Fatimah (Labisia pumila)
Neutrofil akan cepat bereaksi terhadap radang Tanaman Labisia pumila memiliki nama lain
sehingga aktivitas penurunan jumlah neutrofil oleh rumput Fatimah. Daun dari Labisia pumila
minyak biji jinten hitam berperan dalam pertahanan mengandung senyawa fenol, flavonoid, karotenoid,
selama fase peradangan dan infeksi akut pada asam askorbat, saponin dan turuanan benzoquinon
penyakit asma. Menurut Subijanto & Diding (2008) (Abdullah et al, 2013). Penelitian lain menyatakan
pengujian menggunakan model mencit asma pada tanaman ini mengandung senyawa golongan
pemajanan ovalbumin menyebabkan terjadinya flavonoid, saponin, steroid dan tanin (Okechukwu
proses peningkatan derajat inflamasi, yaitu derajat 3 & Ekeuku, 2012).
(8,8%) dan 4 (91,7%). Minyak biji jinten hitam Hasil pengujian menunjukkan ekstrak
mampu menurunkan derajat infiltrasi bronkus diklorometan daun Labisia pumila memiliki

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience


6

kemampuan dalam menurunkan aktivitas mediator daun yang matang pada GCMS menunjukkan
inflamasi yang dimediasi histamine, serotonin, dan adanya asam heneicosanoic, Asam oktadekanoat,
bradikinin. Ekstrak menghambat kontraksi asam stearat dan asam octadeca-9, 12-dienoic.
pembuluh darah di jalur pernafasan sehingga Profil HPLC menunjukkan terdapat empat senyawa
menyebabkan terjadinya bronkodilatasi dan fenolik, yaitu asam elagik, katekol, asam galat dan
menghambat mediator inflamasi yang katekin. Hasil analisis FTIR memberikan klarifikasi
menyebabkan terjadinya asma (Okechukwu dan adanya fenol, alkana, aldehida, alkohol sekunder,
Ekeuku, 2012). asam amino, dan amina aromatik senyawa halogen
Flavonoid memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Karpagasundari & Kulothungan, 2014).
dan antiinflamasi. Saponin diketahui memiliki Ciplukan mengandung alkaloid pada daunnya
aktivitas sebagai antiinflamasi dan menjaga yang menunjukkan harga Rf yang hampir sama
stabilitas sel. Saponin memiliki aktivitas yaitu dengan standar Belladona yang mengandung antara
menghambat pembentuk metabolit siklooksigenasi lain alkaloid atropin dan skopolamin (Tarannita et
yaitu prostaglandin dan tromboksan serta al, 2006). Kandungan atropin berperan sebagai anti
menghambat metabolisme dari asam arakidonat. kolinergik yang dapat merelaksasikan otot polos
Selain itu saponin juga memiliki mekanisme saluran nafas yang merupakan salah satu terapi
sebagai antiinflmasi dengan cara menghambat pada asma. Ekstrak daun ciplukan menimbulkan
histamin, bradikinin dan serotonin. Tanin memiliki efek relaksasi otot polos trakea yang bermakna pada
aktivitas menghambat enzime siklooksigenase, dosis 0,5 % dan dosis 0,7%. Hal ini menunjukkan
menurunkan permeabilitas vascular, dan sebagai bahwa pada dua dosis tersebut mulai menimbulkan
antioksidan. Sedangkan steroids memiliki aktivitas respon relaksasi trakea. Diduga daun ciplukan
antiinflamasi dengan menghambat pelepasan bekerja sebagai antikholinergik setelah stimulasi
sitokom IL-1,2 dan 6, pergerakan leukosit dan oleh histamin, juga dapat melalui efek antihistamin
penginduksian lipocortin (Okechukwu dan Ekeuku, atau sebagai agonis pada beta adrenergik
2012). (Priyantoro et al, 2014).

E. Ciplukan (Physalis minima L) F. Senggugu (Clerodendrum serratumat)


Kandungan kimia yang terdapat pada ciplukan Tanaman ini mengandung golongan senyawa
diantaranya saponin, flavonoid, polifenol, asam fenolik, flavonoid, terpenoid, dan steroid. Golongan
klorogenat, zat gula, elaic acid dan fisalin (Murti, Flavonoids yang ditemukan yaitu turunan dari
2010). Analisis komponen bioaktif dengan GCMS, katekin, leucoanthocyanidin, flavanon, flavanonol,
HPLC, UV VIS and FTIR menunjukkan bahwa flavon, anthocyanidin, flavanol, chalcon, auron dan

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience


7

isoflavon. Sedangakan golongan steroid adalah acid. Kandungan senyawa terbesar adalah beta-
siklopentana dengan cincin phenantrene, - asaron dengan similiarity indeks sebesar 95%. Beta-
sitosterol, -sitosterol, cholestanol, clerosterol, asaron senyawa golongan terpen, umumnya
campesterol dan 24-etil cholesterol yang terdapat memiliki khasiat anti-inflamasi (Effendi dan
dalam tanaman tersebut. Golongan terpenoid Widjanarko, 2014).
terdapat senyawa bentuk -D-glucosidic (Singh et Ekstrak etanol rimpang jeringau diujikan pada
al., 2012). babi yang diinduksi mengalami asma. Hasil
Ekstrak etanol akar senggugu diujikan pada pengujian menunjukkan ekstrak memiliki aktivitas
mencit yang diinduksi ovalbumin. Hasil pengujian antiasma yang besar karena secara signifikan
menunjukkan ekstrak mampu menghambat menghambat histamin dengan memblok reseptor
pelepasan mediator inflamasi. Hasil pengamatan histamin-1 (Saxena & Priyanka, 2014).
histologi menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
mampu menurunkan kejadian peradangan dan H. Sirih (Piper betle Linn.)
penyempitan bronkus dibandingkan yang tidak Kandungan senyawa daun sirih adalah alkaloid,
diberikan ekstrak (Thalla et al., 2012). flavonoid, katekin. tanin, sterol dan fenol
(Chakroborty & Shah, 2011).
G. Jeringau (Acorus gramineus) Daun sirih memiliki kemampuan dalam
Tanaman jeringau mengandung bahan kimia mengatasi asma. Ekstrak etanol daun sirih diujikan
aktif pada bagian rimpang yang dikenal sebagai pada hewan babi yang dibuat asma menggunakan
minyak atsiri. Komposisi minyak atsiri rimpang histamin 0,2%. Penggunaan ekstrak dibandingkan
jeringau terdiri dari 82% asaron, 5% kalamenol, dengan klorfeniramin. Hasil pengujian
4% kalamin, 1% kalameon, 1% metileugenol, menunjukkan ekstrak etanol daun sirih memiliki
dan 0,3% eugenol. Asaron sebagai komponen efek yang signifikan dalam mengatasi asma
utama penyusun minyak atsiri terdiri dari 67 (Chakroborty & Shah, 2011).
hidrokarbon, 35 senyawa karbonil, 56 alkohol, 8 Daun sirih diketahui mengandung senyawa fenol
fenol, dan 2 furan (Hasnah et al., 2011). Penelitian yang sangat tinggi sehingga mempunyai aktivitas
lain menyatakan rimpang jeringau mengandung antioksidan yang kuat dan beberapa aktivitas
metabolit minyak atsiri antara lain methyl trans- lainnya. Aktivitas antiinflamasi dari daun sirih
isoeugenol, cyclohexene, cedranone, euasarone, sebagai antiinflamasi dapat menurunkan asma
beta-asarone, spathulenol, beta copaen-4-alpha-ol, bronkial yang disebabkan oleh inflamasi pada
isocalamendiol, cycloprop[e]azulen-4-ol, saluran nafas. Selain itu radikal bebas dan
hecadecanoid acid, dan heptadecene-8-carbonic superoksida yang dapat menyebabkan asma

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience


8

bronkial dapat dicegah dengan aktivitas antioksidan Depkes, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
dari kulit batang sirih. Aktivitas antiinflamasi dari
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
kulit batang sirih dapat mencegah terjadinya Chakraborty, D. & B. Shah. 2011. Antimicrobial,
Anti-Oxidative and Anti-Hemolytic Activity of
bronkokonstriksi yang disebabkan oleh pelepasan
Piper Betle Leaf Extracts. International Journal
histamin oleh tubuh sehingga dapat menurunkan of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 3 (3):
192-199.
beberapa kasus penyakit asma bronkial (Misra et al,
Effendi, V.P & Widjanarko, S.B. 2014. Distilasi
2014). dan Karakterisasi Minyak Atsiri Rimpang
Jeringau. (Acorus calamus) dengan Kajian Lama
Waktu Distilasi dan Rasio Bahan : Pelarut. Jurnal
IV. KESIMPULAN Pangan dan Agroindustri.2(2):1-8.
Elfahmi., Woerdenbag, H., Kayser, O., 2014, Jamu:
Asma dapat diatasi dengan menggunakan bahan
Indonesian traditional herbal medicine towards
alam diantaranya Putri Malu (Mimosa pudica, rational phytopharmacological use, Journal of
Herbal Medicine, 4 (2014), 5173.
Linn.), Kelor (Moringa oleifera), Jintan Hitam
Hasnah., Husni., & Ade, Fardhisa. 2011. Pengaruh
(Nigella sativa L.), Rumput Fatimah (Labisia Ekstrak Rimpang Jeringau (Acorus calamus L.)
Terhadap Mortalitas Ulat Grayak Spodoptera
pumila), Ciplukan (Physalis minima L), Senggugu
litura F. J. Floratek. Banda Aceh. 7: 115 124.
(Clerodendrum serratumat), Jeringau (Acorus Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Williamson,
E, 2012, Fundamentals of Pharmacognosy and
gramineus), Sirih (Piper betle Linn.).
Phytotherapy, Churchill Livingstone Elsevier,
New York.
Karpagasundari, C & Kulothungan, S. Analysis of
DAFTAR PUSTAKA Bioactive Compounds in Physalis minima Leaves
Using GC MS, HPLC, UV-VIS and FTIR
Ahmada, R., Aulanniam., Wardhana, A., 2012, Techniques. Journal of Pharmacognosy and
Terapi Ekstrak Daun Putri malu (Mimosa pudica) Phytochemistry, 3(4): 196-201. E-ISSN: 2278-
pada Tikus (Rattus norvegicus) Model Asma 4136. P-ISSN: 2349-8196.
Terhadap Kadar Malondialdehida (MDA) dan Liu, X.,Park, J., El-Atyc.A. M. Abd ., Assayedd, M.
Gambaran Histopatologi Epitel E., Shimodae, M & Shimb, J. 2012. Isolation of
Bronkiolus,http://pkh.ub.ac.id/wp- Volatiles from Nigella sativa Seeds Using
content/uploads/2012/10/05130101111075-Rizy- Microwave-assisted Extraction: Effect of Whole
Ahmada.pdf Extracts on Canine and Murine CYP1A. Biomed.
American Lung Association, 2010, Asthma, Chromatogr. 27: 938945.
American Lung Association State of Lung Disease Mehta, A & Agrawal, B. 2008. Investigation Into
in Diverse Communities, www.lungusa.org the Mechanism of Action of Moringa oleifera for
Azmi, L., Singh, M., Akhtar, A., 2011, its Anti-asthmatic Activity. Oriental Pharmacy
Pharmacological and biological overview on and Experimental Medicine. 8(1):24-31.
Mimosa pudica Linn, Int. J. of Pharm. & Life Sci. Meiyanti & Mulia, J.I. 2000. Perkembangan
(IJPLS), Vol. 2, Issue 11: Nov.: 2011, 1226-1234. patogenesis dan pengobatan Asma Bronkial. J
Bone, K., and Mills, S., 2013, Principles and Kedokter Trisakti. 19(3):125-132.
Practice of Phytotherapy, Second Edition, Misra, K. H., R. B. Kodanda, N. Ranjita & M.
Churchill Livingstone Elsevier, New York Bandyopadhyay. 2014. Evaluation of Anti-
Asthmatic Effect of Ethanol Extract of Piper betle

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience


9

Linn. Against Histamine Induced Bronchospasm Activity of Rhizomes Extract of Acorus Calamus
in Guinea Pigs. International Journal of Basic (Linn.) in Guinea Pigs. Research Journal of
and Applied Chemical Sciences. 4 (1): 63-73. Pharmaceutical Sciences. India. ISSN 2319
Nair, V.M. & U.C, Roopalatha. 2013. 555X. Vol. 3(5), 1-6, August (2014).
Phytochemical Analysis of Successive Reextracts Singh, M.K., Gaurav, K., Shiv, K.I., Gotmi
of the Leaves Moringa Oleifera Lam. Sharwan & D. K. Tripathi. 2012. Clerodendrum
International Journal of Pharmacy and serratum: A clinical approach. Journal of Applied
Pharmaceutical Sciences. 5(3):629-634. ISSN- Pharmaceutical Science. India. 02 (02); 2012: 11-
0975-1491 15. ISSN: 2231-3354.
National Asthma Council, 2006, Asthma Subijanto, A.A. & H.P, Diding. 2008. Pengaruh
Management Handbook, Published by National Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.)
Asthma Council Australia Ltd, South Melbourne. terhadap Derajat Inflamasi Saluran Napas.
Okechukwu, P., and Ekeuku, O., 2012, In vivo and Majalah Kedokteran Indonesia. 58(6):200-204.
In vitro Anti-Asthmatic Effects of Tejas, G.H., H.J., Umang., N.B, Payal., R.D,
Dichloromethane Crude Extract from the Leaves Tusharbindu. & R.T, Pravin. 2012. A Panoramic
of Labisia pumila, Global Journal of View on Pharmacosnotic, Pharmacological,
Pharmacology, 6 (2): 126-130, 2012. Nutritional, Therapeutic and Prophylactic Values
Patel, T. & S. Shah. 2012. Anti Asthmatic Activity of Moringa Oleifera Lam. International Research
of Aqueous Extract of Myrica nagi bark. Journal Journal of Pharmacy. 3(6):1-7. ISSN:2230-8407.
of Current Pharmaceutical Research. 10 (1): 34- Thakur, S. & A. Verma. 2013. Antihistaminic
39. Effect of Moringa oleifera Seed Extract.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), 2013, International Journal of Pharmaceutical
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma di Research & Allied Sciences. 2 (1): 56-59.
Indonesia, http://www.klikpdpi.com/konsensus/ Thalla, S., Jyothibasu, T., Bhavani P.,& Subba
asma/asma.html. Reddy. 2011. Thalla Antiasthmatic Activity of
Priyantoro, STY., Sudjari, Karyono,S.S. 2004. Efek Alcoholic Extract of Clerodendrum serratum
Ekstrak Daun Ciplukan (Physalis minima L) Induced by Ovalbumin. International Journal of
Terhadap Relaksasi Otot Polos Terpisah Trakea Chemical and Pharmaceutical Sciences. India.
Marmut (Cavia porcellus). Jurnal Kedokteran ISSN: 0976-9390.
Brawijaya. 20(1):35-37. Widodo, R & Djajalaksana, S. 2012. Patofisiologi
Ramadheni, P., Wahyuni, F.S., Raveinal & dan Marker Airway Remodeling pada Asma
Khairsyaf.O. 2014. Pengaruh Pemberian Sediaan Bronkial. Jurnal Repirasi Indonesia. 32(2):110-
Minyak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L.) 119.
Peroral Terhadap Nilai Hitung Jenis Sel pada
Pasien Asma. Prosiding Seminar Nasional dan
Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi
dan Klinik IV:165-171.
Rengganis, I. 2008. Diagnosis dan Tatalaksana
Asma Bronkial. Majalah Kedokteran Indonesia.
58(11):444-451.
Prabha, M., Chandrashekhar, P., Sheikh, R.,
Pratibha, M., Asif, K., 2011, Studies on
Antiasthmatic Activity of Aqueous Extract of
Root of Mimosa pudica Linn, IRJP, 2(1), 2011,
104-110.
Saxena, Prachi., & Priyanka Saxena. 2014. In-Vitro
and in-Vivo Evaluation of Anti Asthmatic

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience


10

Volume 3, Nomor 1 (2015) Jurnal Pharmascience

View publication stats

Vous aimerez peut-être aussi