Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1. Wadah sampel
Wadah sampel yang paling baik terbuat dari kuarsa
atau TFE. Namun karena wadah ini mahal, wadahsampel yang banyak
digunakan terbuat dari polypropylene. Wadah kaca borosilikat juga dapat
digunakan,tapi hindari wadah kaca yang ringan untuk sampel yang
mengandung logam dalam rentang mikrogram perliter. Gunakan hanya
wadah dan filter yang telah dibilas asam.
2. Penyimpanan
Simpan sampel segera
setelah sampling dengan pengasaman menggunakan asam nitrat
pekat (HNO3)menjadi pH <2. Biasanya 1,5 mL HNO3 pekat / L sampel (a
tau 3 mL 1 + 1 HNO3 sampel / L) sudah
cukupuntuk penyimpanan jangka pendek.
Setelah pengasaman sampel, sebaiknya sampel disimpan dalam
lemari es kira-kira 4 C untuk mencegah perubahan volume karena
penguapan. Dengan kondisi tersebut, sampel
dengan konsentrasilogam miligram per liter dapat stabil
hingga 6 bulan (kecuali merkuri, yang batasnya adalah 5 minggu). Untuk
kadar logam mikrogram per liter (contoh:
Timbal), analisa sampel sesegera mungkin setelah
pengumpulansampel.
(Miller,D.D, 2003)
2.4.1 D
b) Burner
Merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit,
karena burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen dan
aquades agar tercampur merata dan dapat terbakar pada pemantik api
secara baik dan merata. Lubang yang berada pada burner ,merupakan
lubang pemantik api, di mana pada lubang inilah awal dari proses
pengatomisasian nyala api.
c) Readout
Kebanyakan instrumen dilengkapi baik dengan mekanisme
meter digital atau null rekorder (readout). Instrumen yang paling modern
dilengkapi dengan mikroprosesor yang mampu mengintegrasikan sinyal
penyerapan dari waktu ke waktu dan melinearkan kurva kalibrasi pada
konsentrasi tinggi.
d) Lampu
Menggunakan salah satu lampu katoda berongga
atau discharge electrodeless lamp(EDL).Digunakan satu lampu untuk
setiap elemen yang diukur. Lampu katoda berongga multi elemen
umumnya memberikan sensitivitas lebih rendah dari lampu elemen
tunggal. Discharge electrodeless lamp(EDL) membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk pemanasan dan menstabilkan.
e) Katup pengurang tekanan(pressure reducing valves)
Bagian ini berfungsi untuk menjaga pasokan bahan bakar dan
oksidan pada tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan operasi yang
dikendalikan dari instrumen dengan menggunakan pressure reducing
valves yang cocok untuk setiap gas berbeda.
f) Lubang angin
Tempatkan lubang angin sekitar 15 sampai 30 cm di atas
kompor (burner) untuk menghilangkan asap dan uap dari nyala api.
Tindakan pencegahan ini bertujuan melindungi instrumen dari uap
korosif, dan mencegah stabilitas api yang dipengaruhi oleh kondisi
ruangan. Sebuah peredam atau variable speed blower yang berguna
untuk mengatur aliran udara. Memilih ukuran blower yang tepat untuk
memberikan aliran udara yang direkomendasikan oleh produsen alat.
2.4.1.2 Reagent
a) Udara
Dibersihkan dan dikeringkan melalui filter yang cocok untuk
menghilangkan minyak, air, dan zat asing lainnya
b) Acetylene
Aseton, yang selalu ada dalam silinder asetilena, dapat dicegah
masuk dan dapat merusak burner head. Cara mengatasinya adalah
dengan mengganti silinder ketika tekanannya turun menjadi 689 kPa
(100 psi) asetilena.
c) Air bebas logam
Bertujuan untuk mempersiapkan semua reagen dan standar
kalibrasi serta sebagai pengencer. Menyiapkan air bebas logam dengan
air keran deionizing dan / atau dengan menggunakan salah satu proses
berikut, tergantung dari pada konsentrasi logam dalam sampel: distilasi
tunggal,redistillation, atau sub-boiling. Dan selalu periksa air bebas ion
atau suling untuk menentukan unsure yang dicari. (Pada umumnya air
mengandung Hg(raksa) atau logam logam volatile lain, jadi metode
distilasi tunggal maupun distilasi bertingkat berkemungkinan tidak cocok
utuk analisis, dikarenakan logam disaring melebihai penyaringan air.
Pada kejadian lain menggunakan sub-boiling untuk menyiapkan metal
free water).
2.4.1.3 Prosedure
a) Persiapan sample
Persiapan sample sangat dibutuhkan untuk mengakuratkan
hasil dalam pelarutan logam atau total logam.
b) Instrument operation
Secara umum memaasang lampu katoda berongga untuk
logam yang ingin di analysis dalam instrumen dan setel tombol panjang
gelombang. Mengatur lebar celah sesuai dengan pengaturan dari saran
produsen untuk elemen yang diukur. Menyalakan instrumen, menyetel
arus yang disarankan oleh produsen untuk lampu katoda berongga, dan
membiarkan instrumen hangat sampai sumber energi stabil (10-
20menit). Atur kembali arus setelah pemanasan. Optimalkan panjang
gelombang dengan menyesuaikan tombol panjang gelombang sampai
energi optimum diperoleh. Instal burner head yang cocok dan
sesuaikan posisi burner head. Hidupkan udara dan sesuaikan laju aliran
dengan yang ditentukan oleh produsen untuk memberikan sensitivitas
maksimum untuk logam yang dianalisis. Aktifkan asetilena, sesuaikan
laju aliran yang telah ditentukan, dan nyalakan api. Biarkan api stabil
selama beberapa menit. Hisap larutan standar yang terdiri dari air
deionisasi pada larutan asam yang mengandung konsentrasi asam yang
sama dalam standar dan sampel. Nol kan instrument. Hisap solusi
standar dan sesuaikan hisapan nebulizer untuk mendapatkan
sensitivitas maks. Sesuaikan burner baik secara vertikal dan horizontal
untuk mendapatkan respon max. Hisap larutan standar lagi dan nol kan
instrumen. Hisap larutan standar dekat bagian tengah dari kisaran linier.
Catat absorbansi standar ini saat siap dan dengan lampu katoda
berongga yang baru. Data tersebut mengacu pada penentuan berikutnya
dari unsur yang sama untuk memeriksa konsistensi pengaturan
instrumen dan penuaan lampu katoda berongga dan standar. Instrumen
sekarang siap untuk beroperasi. Ketika analisis selesai, padamkan api
dengan pertama-tama mematikan acetyleneand kemudian udara.
c) Standarisasi
Memilih paling sedikit tiga konsentrasi pada tiap tiap larutan
logam standard, untuk menggolongkan atau mengelompokkan
konsentrasi logam pada sample. Larutan blanko digunakan untuk
mengkalibrasi instrument. Setelah itu menggunakan masing masing
larutan standard lalu menyalakan flame (nyala api) dan mengamati
absorbansinya.
d) Analisis Sampel
Membilas nebulizer dengan menggunakan air sebanyak 1,5
ml konsentrasi HNO3/L. Atomisasi larutan blanko dan mengatur
instrument pada angka nol. Atomisasi sample dari penentuan itulah
merupakan absorbansinya.
2.4.1.4 Calculation
2.4.2.1 Peralatan
b) Burner
Merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit,
karena burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen dan
aquabides agar tercampur merata dan dapat terbakar pada pemantik api
secara baik dan merata. Lubang yang berada pada burner ,merupakan
lubang pemantik api, di mana pada lubang inilah awal dari proses
pengatomisasian nyala api.
c) Readout
Kebanyakan instrumen dilengkapi baik dengan mekanisme
meter digital atau null rekorder (readout). Instrumen yang paling modern
dilengkapi dengan mikroprosesor yang mampu mengintegrasikan sinyal
penyerapan dari waktu ke waktu dan melinearkan kurva kalibrasi pada
konsentrasi tinggi.
d) Lampu
Menggunakan salah satu lampu katoda berongga
atau discharge electrodeless lamp(EDL).Digunakan satu lampu untuk
setiap elemen yang diukur. Lampu katoda berongga multi elemen
umumnya memberikan sensitivitas lebih rendah dari lampu elemen
tunggal. Discharge electrodeless lamp(EDL) membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk pemanasan dan menstabilkan.
f) Lubang angin
Menempatkan lubang angin sekitar 15 sampai 30 cm di atas
kompor (burner) untuk menghilangkan asap dan uap dari nyala api.
Tindakan pencegahan ini bertujuan melindungi instrumen dari uap
korosif, dan mencegah stabilitas api yang dipengaruhi oleh kondisi
ruangan. Sebuah peredam atau variable speed blower yang berguna
untuk mengatur aliran udara. Pilih ukuran blower yang tepat untuk
memberikan aliran udara yang direkomendasikan oleh produsen alat.
g) Burner head
konvensional. Konsultasikan untuk burner head yang
disarankan.
2.4.2.2 Reagents
a) Udara
Dibersihkan dan dikeringkan melalui filter yang cocok untuk
menghilangkan minyak, air, dan zat asing lainnya
b) Acetylene
Aseton, yang selalu hadir dalam silinder asetilena, dapat
dicegah masuk dan merusak burner head dengan mengganti silinder
ketika tekanannya turun menjadi 689 kPa (100 psi) asetilena.
c) Air bebas logam
Bertujuan untuk mempersiapkan semua reagen dan standar
kalibrasi serta sebagai pengencer. Siapkan air bebas logam dengan air
keran deionizing dan / atau dengan menggunakan salah satu proses
berikut, tergantung dari pada konsentrasi logam dalam sampel: distilasi
tunggal,redistillation, atau sub-boiling. Selalu periksa air bebas ion atau
suling untuk menentukan unsure yang dicari.
2.4.2.3 Prosedur
a) Instrument operation
Secara umum pasang lampu katoda berongga untuk logam
yang ingin di analysis dalam instrumen dan setel tombol panjang
gelombang. Atur lebar celah sesuai dengan pengaturan dari saran
produsen untuk elemen yang diukur. Nyalakan instrumen, setel arus
yang disarankan oleh produsen untuk lampu katoda berongga, dan
membiarkan instrumen hangat sampai sumber energi stabil (10-
20menit). Atur kembali arus setelah pemanasan. Optimalkan panjang
gelombang dengan menyesuaikan tombol panjang gelombang sampai
energi optimum diperoleh. Instal burner head yang cocok dan
sesuaikan posisi burner head. Hidupkan udara dan sesuaikan laju aliran
dengan yang ditentukan oleh produsen untuk memberikan sensitivitas
maksimum untuk logam yang dianalisis. Aktifkan asetilena, sesuaikan
laju aliran yang telah ditentukan, dan nyalakan api. Biarkan api stabil
selama beberapa menit. Hisap larutan standar yang terdiri dari air
deionisasi pada larutan asam yang mengandung konsentrasi asam yang
sama dalam standar dan sampel. Nol kan instrument. Hisap solusi
standar dan sesuaikan hisapan nebulizer untuk mendapatkan
sensitivitas maks. Sesuaikan burner baik secara vertikal dan horizontal
untuk mendapatkan respon max. Hisap larutan standar lagi dan nol kan
instrumen. Hisap larutan standar dekat bagian tengah dari kisaran linier.
Catat absorbansi standar ini saat siap dan dengan lampu katoda
berongga yang baru. Data tersebut mengacu pada penentuan berikutnya
dari unsur yang sama untuk memeriksa konsistensi pengaturan
instrumen dan penuaan lampu katoda berongga dan standar. Instrumen
sekarang siap untuk beroperasi. Ketika analisis selesai, padamkan api
dengan pertama-tama mematikan acetyleneand kemudian udara.
b) Standarisasi
Pilih setidaknya tiga konsentrasi larutan logam standar untuk
konsentrasi sampel golongan logam yang akan dianalisis dan
mengoptimalkan konsentrasi (setelah ekstraksi) Sesuaikan 100 mL
kosong logam air gratis untuk pH 3 dengan menambahkan 1N atau 1N
NaOH. Untuk ekstraksi elemen tunggal, gunakan kisaran pH berikut
untuk mendapatkan efisiensi ekstraksi yang optimal.
Element pH range for optimum
extraction
Ag 2-5 (complex unstable)
Cd 1-6
Co 2-10
Cr 3-9
Cu 0.1-8
Fe 2-5
Mn 2-4 (complex unstable)
Ni 2-4
Pb 0.1-6
Zn 2-6
(sumber:Greenberg,A.E.,Clesceri,L.S.,Eaton.1992 )
CATATAN: untuk ekstraksi Ag dan Pb nilai pH optimum adalah 2,3
0,2. Kekompleksan Mn memburuk dengan cepat pada suhu kamar,
sehingga respon instrument menurun. Dengan mendinginkan ekstrak ke
0 C dapat mempertahankan kompleks selama beberapa jam. Jika ini
tidak memungkin dan Mn tidak dapat dianalisis segera setelah ekstraksi,
gunakan prosedur analitis lain.
Transfer setiap solusi blanko ke dalam masing masing 200
mL labu , tambahkan 1 mL larutan APDC dan kocok selama 30 detik.
Biarkan isi flask terpisah menjadi lapisan encer dan organik, dengan
hati-hati tambahkan air (disesuaikan dengan pH sampel di mana
ekstraksi dilakukan) di sisi tabung masing-masing pindahkan lapisan
organic ke leher flask dan dapat diakses oleh aspirating tube.
Aspirasi ekstrak organic langsung menuju nyala api(nol kan
instrument (di air jenuh MIBK (blanko)) dan catat absorbansi. Siapkan
kurva kalibrasi dan plot pada kertas grafik dengan absorbansi ekstrak
terhadap konsentrasi sebelum ekstraksi.
c) Analisa sampel
Siapkan sampel dengan cara yang sama seperti standar. Bilas
atomizer dengan mengaspirasi MIBK jenuh air. Aspirasi
ekstrak diperlakukan dan merekam absorbansi.
2.4.3 Electrothermal Atomic Absorption Spectrometric Method
2.4.3.1 Peralatan
b) Sumber lampu
Menggunakan lampu katoda berongga atau discharge
electrodeless lamp (EDL). Digunakan satu lampu untuk setiap elemen
yang diukur. Lampu katoda berongga multi-unsur umumnya memberikan
sensitivitas yang lebih rendah dari lampu unsur tunggal. Discharge
electrodeless lamp (EDL) membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
pemanasan dan penstabilan.
c) Tungku grafit
Menggunakan sebuah peralatan pemanas elektrik dengan
pengontrol sirkuit elektronik untuk membawa selang grafit menuju
program pemanas yang menyediakan energi termal yang cukup untuk
mengatomisasi unsur yang dicari. Pengatur tungku pemanas dengan
tiga langkah pemanasan dikatakan layak khusus untuk air dengan
kandungan padatan terlarut yang rendah. Untuk air asin dan
pengganggu kompleks lainnya, menggunakan pengontrol tungku lebih
dari tujuh langkah pemanasan. Menggunakan argon sebagai pembersih
untuk meminimalkan oksidasi terhadap selang tungku dan untuk
mencegah pembetukan logam oksida. Menggunakan selang grafit
dengan platform untuk meminimalkan gangguan dan
untuk meningkatkan sensitivitas.
d) Readout
Kebanyakan instrumen dilengkapi dengan mekanisme digital
meter atau null rekorder (readout). Instrumen yang paling modern
dilengkapi dengan mikroprosesor yang mampu mengintegrasikan sinyal
penyerapan dari waktu ke waktu dan melinearkan kurva kalibrasi pada
konsentrasi tinggi.
e) Sampel dispenser
Menggunakan pipet mikroliter (5 sampai 100 l) atau
perangkat sampling otomatis yang dirancang untuk instrumen tertentu.
f) Lubang angin
Menempatkan lubang angin sekitar 15 sampai 30 cm di
atas burner untuk menghilangkan asap dan uap dari nyala api. Tindakan
pencegahan ini bertujuan melindungi instrumen dari uap korosif, dan
mencegah stabilitas api yang dipengaruhi oleh kondisi ruangan. Sebuah
peredam atau variable speed blower berguna untuk mengatur aliran
udara. Pilih ukuran blower yang tepat untuk memberikan aliran udara
yang direkomendasikan oleh produsen alat.
d) Matrix modifiers:
1. Amonium nitrat, 10% (w/v): Larutkan 100 gram NH 4NO3 ke dalam
air. Encerkan hingga 1000 mL dengan air.
2. Amonium fosfat, 40%: Larutkan 40 gram (NH 4)2HPO4 dalam air.
Encerkan hingga 100 mL dengan air.
3. Kalsium nitrat, 20 000 mg Ca/L: Larutkan 11,8 gram
Ca(NO3)2.4H2O dalam air. Encerkan hingga 100 mL dengan air.
4. Nikel nitrat, 10 000 mg Ni/L: Larutkan 49,56 gram Ni(NO 3)2.6H2O
dalam air. Encerkan hingga 1000 mL dengan air.
5. Asam fosfat, 10% (v/v): Larutkan 10 mL konsentrasi H 3PO4 ke
dalam 100 mL dengan air.
2.4.3.3 Prosedur
a) Sample pretreatment
Sebelum menganalisa, perlakuan awal dari semua
sampel ditunjukkan seperti berikut.Bilas semua
peralatan kaca dengan 1 + 1 HNO3 dan air. Lakukan prosedur di tempat
yang bersih. Laboratorium bebas dari debu untuk menghindari
kontaminasi sampel.
1. Pelarutan metal
Bagi sampel yang membutuhkan analisis arsen atau
selenium, tambahkan 3 mL hidrogen peroksida 30% dan nikel dengan
konsentrasi yang sesuai sebelum menganalisa. Untuk logam-logam
lainnya tidak membutuhkan pretreatment kecuali penambahan matrix
modifier.
2. Total recoverable metals
(Al, Sb, Ba, Be, Cd, Cr, Co, Cu, Fe, Pb, Mn, Mo, Ni, Ag, dan
Sn). Secara kuantitatif, pindahkan sampel ke tabung volumetric 100 mL,
tambahkan sejumlah matrix modifier dan encerkan dengan air sejumlah
volume tabung. Matrix modifiers untuk timbal adalah: NH4H2PO4,
(NH4)2HPO4, Mg(NO3)2, NH4NO3, asam askorbat, asam oksalat, asam
fosfat, HNO3, LaCl, (NH4)2EDTA.
b) Pengoperasian alat
Pasang dan selaraskan perangkat tungku berdasarkan
petunjuk dari produsen alat. Nyalakan peralatan dan alat pencatat data.
Tentukan sumber lampu yang sesuai dan sesuaikan dengan setelan
listrik yang disarankan. Pilih panjang gelombang yang tepat dan atur
semua kondisi berdasarkan petunjuk pabrik, termasuk background
correction. Bacground correctionpenting saat penentuan unsur pada
panjang gelombang yang pendek, atau pada saat sampel memiliki
padatan terlarut yang tinggi. Pada umumnya, background
correction tidak diperlukan pada panjang gelombang lebih dari 350
nm. Dalam beberapa kasus, disarankan untuk
memecah aliran gas inert pada saat atomisasi. Hasil dari pemecahan itu
meningkatkan sensitivitas dengan meningkatkan waktu
tinggal uap atom di jalur optik. Pemecahan gas jugameningkatkan
penyerapan background dan mengintensifkan efek
interferensi. Pertimbangkankeuntungan dan kerugian dari pilihan
ini untuk setiap matrix ketika mengoptimalkan kondisianalitis.
Untuk mengoptimalkan kondisi tungku grafit, sesuaikan
pengaturan suhu tungku denganhati-hati untuk
memaksimalkan sensitivitas dan presisi dan untuk
meminimalkan berbagaigangguan. Ikuti petunjuk pabrik.
Gunakan suhu pengeringan sedikit di atas titik
didih pelarut dan sediakan cukup waktu dan temperatur untuk
penguapan sempurna tanpa mendidih atau terjadi percikan.
Suhu penghangusan harus cukup tinggi
untuk memaksimalkan penguapan darikomponen matrix pengganggu. D
engan suhu pengeringan dan atomisasi yang diatur ke
nilaioptimumnya, analisa larutan standar pada serangkaian suhu pengha
ngusan secara bertahap dari50 sampai 100 C. Bila
suhu optimum penghangusan terlampaui, akan ada penurunan
sensitivitas yang signifikan. Plot temperatur penghangusan
versus absorbansi sampel: suhu optimumpenghangusan adalah suhu
tertinggi tanpa mengurangi sensitivitas.
Pilih suhu atomisasi dengan menentukan suhu yang
menyediakan sensitivitas maksimum tanpa secara
signifikan mengurangi ketelitiannya. Optimalkan dengan
serangkaianpenentuan pada berbagai
suhu atomisasi menggunakan larutan
standar yang memberikanabsorbansi 0,2 sampai 0,5.
c) Kalibrasi peralatan
Siapkan larutan standar untuk mengkalibrasi peralatan
dengan mengencerkan larutan stok logam. Siapkan larutan larutan
standar setiap hari.
Siapkan sebuah larutan blanko dan sedikitnya tiga larutan
standar kalibrasi pada rentang konsentrasi yang tepat
untuk menghubungkan konsentrasi unsur dan
respon instrumen.Pada banyak
kasus, hanya diperlukan pencocokan kondisi asam dari sampel. Air
laut atau airgaram menggunakan matrix bebas logam
sebagai pengencer larutan standar. Selain itu,tambahkan konsentrasi
yang sama dari matrix modifier (jika diperlukan untuk
analisis sampel) kelarutan standar.
Injeksi jumlah yang sesuai dari masing-
masing larutan standar berdasarkan urutanpeningkatan
konsentrasi. Analisis tiap larutan standar dalam rangkap tiga untuk
memastikanketelitian metode.
d) Analisis sample
Analisis semua sampel agar terbebas dari gangguan
matriks dengan menggunakan
metode penambahan larutan standar. Analisis
semua sampel sedikitnya dua kali atau
sampaihasil perbanyakan diperoleh. Sebuah
variasi yang <10% dianggap dapat diterima.
4.3.4. Perhitungan
b) Metode penambahan
g metal/L = C x F
dimana:
C = konsentrasi logam yang dibaca dari plot metode penambahan
F = faktor pengenceran
2.5 Keuntungan dan Kelemahan Metode AAS
a) Gangguan kimia
Gangguan kimia terjadi apabila unsur yang dianailsis mengalami
reaksi kimia dengan anion ataukation tertentu dengan senyawa
yang refraktori, sehingga tidak semua analiti dapat teratomisasi.Untuk
mengatasi gangguan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1)
penggunaan suhu nyalayang lebih tinggi, 2) penambahan zat kimia lain
yang dapatmelepaskan kation atau anion pengganggu dari ikatannya
dengan analit. Zat kimia lai yang ditambahkan disebut zat
pembebas(Releasing Agent) atau zat pelindung (Protective Agent ).
b) Gangguan Matrik
Gangguan ini terjadi apabila sampel mengandung banyak garam
atau asam, atau bila pelarut yang digunakan tidak menggunakan pelarut
zat standar, atau bila suhu nyala untuk larutansampel dan standar
berbeda. Gangguan ini dalam analisis kualitatif tidak terlalu
bermasalah,tetapi sangat mengganggu dalam analisis kuantitatif. Untuk
mengatasi gangguan ini dalamanalisis kuantitatif dapat digunakan cara
analisis penambahan standar (Standar Adisi).
c) Gangguan Ionisasi
Gangguan ionisasi terjadi bila suhu nyala api cukup tinggi
sehingga mampu melepaskan electrondari atom netral dan
membentuk ion positif. Pembentukan ion ini mengurangi jumlah
atomnetral, sehingga isyarat absorpsi akan berkurang juga. Untuk
mengatasi masalah ini dapatdilakukan dengan penambahan larutan
unsur yang mudah diionkan atau atom yang lebih elektropositif dari atom
yang dianalisis, misalnya Cs, Rb, K dan Na. penambahan ini
dapatmencapai 100-2000 ppm.
d) Absorpsi Background
Absorbsi latar belakang (background) merupakan istilah yang
digunakan untuk menunjukkan adanya berbagai pengaruh, yaitu dari
absorpsi oleh nyala api, absorpsi molecular, dan penghamburan cahaya.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
COPELAND, T.R. & J.P. MANEY. 1986. EPA Method Study 31: Trace Metals
by Atomic Absorption (Furnace Techniques). EPA-600/S4-85-070, U.S.
Environmental Protection Agency, Environmental Monitoring and
Support Lab., Cincinnati, Ohio.