Vous êtes sur la page 1sur 12

Foot pain

Arthritis (ankle, midfoot, MTP etc)

Tendonitis

Peroneal tendons

Achilles tendonitis

Plantar fasciitis

Ankle ligament sprains

Achilles Tendonitis
Heel pain/posterior leg pain

Pain increased with dorsiflexion

Main area of tenderness is just above insertion of tendon


into the calcaneus

Tendon may be swollen/thickened

May rupture spontaneously


Posterior Tibial Tendonitis
Pain located on medial side of ankle

Pain and swelling localized to the path of the posterior


tibial tendon

Pain increased with resisted foot inversion

Plantar fasciitis
excessive traction (flat feet) on longitudinal arch of
foot

creates painful traction enthesopathy, often


calcaneal spur

Trochanteric Bursitis
Patients complain of hip pain

Localize to lateral aspect of pelvis

Most tender over greater trochanter


Generalized Non-
articular Disorders
Fibromyalgia
syndrome
A chronic
musculoskeletal
syndrome
characterized by
diffuse pain in the absence of synovitis or myositis

10-12% general population (2% adults)

Strong female preponderance

Associated Complaint

diffuse aching/stiffness, worse in am (may mimic RA)

fatigue/exhaustion/sleep disturbance

sensation of swelling of hands/feet (examination normal)

paresthesias (normal EMGs)

tension headaches / migraines

symptoms of irritable bowel syndrome

anxiety/depression

weight gain (++)

Normal physical examination

No significant abnormalities on joint examination

Characteristic finding is tenderness upon palpation of discrete anatomical


locations termed tender points
Differential
Diagnoses:

Consider other diagnoses

Myositis/Myopathies

Consider drug induced (eg. Statins)

Endocrine causes

Hypothyroidism, hyperparathyroidism etc.

Inflammatory polyarthritis

Inflammatory spondylitis

Multiple, regional msk problems

Polymyalgia rheumatica in elderly

FMS is a diagnosis of exclusion


Rule out other disorders by history and physical exam

Limited investigations to rule out reasonable differential diagnosis

Treatment

Patient education / reassurance

maintain / improve function despite pain

Aerobic exercise (conditioning)

Drug therapies

NSAIDs, narcotics dont work

most effective drugs target modification of the sensitization process

Dual inhibitors of 5-HT and NE work best (tricyclic


antidepressants, monoamine oxidase inhibitors, selective
serotonin reuptake inhibitors)
Panggul
Bursitis dan tendinitis panggul
Bursitis trokanter dan tendinitis insersi aponeurosis otot gluteus di trokanter
mayor sering dikelirukan dengan [enyakit intraartikuler. Tendinitis m.gluteus
medius dan m.gluteus minimus pada insersinya dalam trokanter mator
adalah penyebab tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan lanjut.
Inflamasi di daerah insersi otot tersebut biasanya meliputi bursa trokanter
yang terletak di subkutan dengan nyeri local di posterolateral prominensia
trokanter
Gejala utama: nyeri lokal yang melipuri trokanter mayor dan nyeri saat
melakukan rotasi eksterna atau abduksi panggul.
Penderita mengeluh nyeri panggul, biasanya menjadi lebih hebat pada
eksorotasi dan beralih ke sisi lateral paha. Biasanya panggul teraba hangat
dan kulit yang meliputi trokanter mayor terlihat kemerahan.
DD: penyakit degenerative sikus intervertebralis, penyakit intra artikuler

Nekrosis avaskuler kapsul femur


Proses yang mengganggu mikrosirkulasi di dalam tulang. Penyebab tersering
adalah trauma. Dislokasi panggul dan patah kolum femur sering merobekkan
pembuluh darah pada simpai yang terdapat pada kapsul femur. Selain itu
keadaan ini dihubungkan dengan hiperkortisolisme eksogen dan endogen,
alcoholism, penyakit hati, hemoglobinopathia, pirai, hiperlipidemia, diabetes
mellitus, dan penyakit dekompresi pada penyelam.

Patologi: pada awalnya, kematian osteosit akibat anoksia di daerah


avaskuler(stadium I), saat ini struktur tulang masih normal, penderita
asimptomatik dam foto rontgen normal

Pada stadium II revaskularisasi diawali dengan penimbunan tulang baru oleh


osteoblast dan resorpsi tulang anoksi oleh osteoklas. Foro rontgen
menunjukkan segmen sklerotik di dalam kaput. Pada stadium ini sering
timbul nyeri karena patah tulang mikro dan timbul daerah radiolusen di
bawah subkondrium.
Akhirnya terdapat sekuestrasi tulang kortokal di daerah subkondrium, disertai
kematian jaringan kartilago yang meliputi sendi. Foto rontgen stadium III ini
menunjukkan pendataran kaput yang sklerotik dengan kontur ireguler kasar
dan penyempitan ruang sendi akibat hilangnya kartilago artikularis.

Gambaran klinis

Stadium I, fase anoksik, asimptomatik, bila timbul nyeri, ringan akibat


endorotasi.pencitraan tidak ada kelainan
Stadium II, fase revaskularisasi, foto rontgen menunjukkan sklerosis dengan
progresivitas bervariasi.
Stadium III, artrosis tak berpulih dan disabilitas hebat.

Karena gejala stadium awal relative ringan, umumnya penderita baru


didiagnosis setelah keadaan lanjut.

Tatalaksana: bergantung usia penderita dan stadium penderita. Pilihan utama


adalah artroplastik dengan prosthesis.

Ruptur m.iliopsoas
Cedera m. iliopsoas umumnya terjadi pada insersi tendonya di trokanter
minor pada olahragawan, terutama pemain bola. Cedera dapat berupa
distorsi atau ruptur total.
Gejala klinis berupa nyeri, terutama pada fleksi panggul. Bila terdapat
rupture total, kekuatan flekksi berkurang. Pembengkakan berupa infiltrasi
atau hematom sukar diraba karena terlalu dalam. Jarang ditemukan patah
tulang avulse trokanter minor.
Penanggulangan konservatif dengan istirahat, latihan otot, dan pemberian
analgetik sesuai dengan beratnya nyeri. Pembedahan dianjurkan bila
terdapat rupture total atau patah tulang avulsi.
Cedera tendo m.iliopsoas kadang disertai dengan rangsangan bursa yang
terletak sebelah dorsal tendo tersebut. Gejalanya ialah nyeri pada kontraksi
m.iliopsoas dan setiap gerakan fleksi sendi panggul. Bursitis ini jarang berupa
radang piogenik.
Penanggulangan konservatif dengan istirahat dan pemberian analgetik sesuai
dengan beratnya nyeri.

Cedera otot fleksor tungkai


Cedera akibat pembebanan berlebih pada m.semitendinosus atau
m.semimembranosus agak jarang ditemukan, demikian pula pada m. biseps
femur.
Gejala dan tandanya ialah nyeri setempat pada fleksi lutut dankelemahan
otot yang bersangkutan, serta nyeri tekan setempat. Hematomnya kadang
dapat dilihat dan biasanya dapat diraba.
Ruptur m. semimembranosus memberi gejala yang sama dengan
semitendinosus, tetapi lebih samar-samar karena ditutup m.semitendinosus.

Cedera sistem ekstensi tungkai


Sistem ekstensi tungkai, yaitu muskulus kuadriseps femur yang terdiri atas
empat otot, yaitu vastus intermedius, vastus medialis, vastus lateralis, dan
rektus femur. Aponeuris keempat otot ini bergabung menjadi satu,
mengelilingi suatu tulang sesamoid besar, yaitu patella, dan membentuk
ligament patella yang berakar pada tuberositas tibia. Otot yang besar dan
kuat ini dapat memberi beban berat sekali kepada aponeurosisnya, patella,
tendo patella, dan insersinya di tuberosis tibia. Cedera dapat berupa
kontusio, rupture multiple kecil, rupture parsial, rupture otot total, rupture
tendo Achilles, dan apofisitis.
Cedera karena pembebanan berlebih system ekstensi tungkai ini agak sering
ditemukan.

Ruptur m. rektus femur


Kebanyakan ruptur m. rektus femur ditemukan pada waktu berolahraga.
Kadang terjadi pada saat turun dari tangga, pada anak tangga terakhir yang
tidak disangka masih ada. Penderita mengalami nyeri di tungkai atas bagian
ventral. Biasanya rupture dapat diraba. Kekuatan otot sukar dinilai karena
nyeri. Penanggulangan dengan tindakan konservatif berupa kompres dingin
untuk mencegah pembentukan hematom besar dan mengurangi nyeri,
istirahat, dan analgetik. Tindak bedah tidak dianjurkan karena luka otot akan
sembuh dengan jaringan fibrosa dan kekuatan otot tidak berkurang karena
kompensasi jaringan otot sekitar luka di otot.
Gambaran klinis : sebagian dari cedera ini menyebabkan hilangnya daya
ekstensi seperti rupture ligament patella. Umumnya nyeri hebat. Sering
pembengkakan karena hematom dapat dilihat dan diraba atau sebaliknya
dilihat dan diraba defek rupture. Daya kontraksi m. kuadriseps sebagian
besar atau seluruhnya hilang karena nyeri.
Tata laksana : pemberian kompres dingin pada tahap awal penting sekali
untuk membatasi perdarahan dan mengurangi nyeri. Selain itu, diberikan
analgetik dan istiraha. Bila tidak ada rupture total, tungkai diletakkan pada
sikap hampir ekstensi tanpa penanganan lain, kecuali latihan gerak sendi
lain. Lesi di aponeurosis atau rupture parsial akan sembuh tanpa sisa, yaitu
gerak normal kembali dengan kekuatan otot seperti semula. Pada rupture
total dilakukan penjahitan diikuti imobilisasi dalam sikap ekstensi sampai luka
sembuh. Penyembuhan membutuhkan waktu yang sama dengan tata laksana
konservatif, yaitu sekitar enam minggu.

Lutut
Sekitar lutut ditemukan berbagai bursa, seperti bursa prapatela yang terletak
di antara patella dan kulit, bursa infrapatela antara tuberositas tibia dan kulit,
bursa anserina antara insersi tendo m.semimembranosis,m.tendinosus, dan
m.grasilis yang kadang menonjol di ruang subkutan, bursa antara insersi
m.biseps femur dan caput fibula, bursa antara ligament patella dan
permukaan tibia.
Radang bursa ini dapat bertanda rangsangan sampai radang akut piogenik.
Radang bursa, terutama bursa prapatela dan bursa infrapatela, tidak jarang
mengalami radang akut.
Radang bursa prapatela dahulu disebut lutut pelayan rumah karena kadang
bekerja sambil berlutut. Radang bursa infrapatela disebut lutut pendeta
karena berdoa berlutut akan menyebabkan rangsangan.
Pada lutut juga terdapat berbagai benjolan kista atau ganglion yang kadang
menyebabkan nyeri. Sebagai contoh disebut kista meniscus medial yang
ditemukan tepat di sela sendi bagian medial, kista meniscus lateral yang
agak jarang terjadi dan benjolan di daerah poplitea.
Di fosa poplitea mungkin timbul tonjolan, yaitu kista anserinus yang berasal
dari bursa anserinus dan kista Baker. Kista Baker juga disebut ganglion Baker
yang merupakan ganglion sendi lutut. Kista mengandung cairan sendi lutut
sebagian besar karena artrosis sendi.

Tungkai bawah
Sindrom pembebanan berlebih tibia
Sindrom stress tibia atau shin splint merupakan sindrom pembebanan
berlebih yang khusus ditemukan pada pelari, terutama pelari jarak jauh.
Keluhannya nyeri sepanjang tibia, terutama sewaktu berlari. Nyeri
disebabkan rangsanagn periost pada insersi m.tibialis posterior. Kadang juga
terdapat rangsangan pada insersi m.fleksor digitalis longus. Faktor lain yang
mungkin sekali memegang peran ialah tekanan di dalam kompartemen yang
meninggi sehingga merangsang periost. Selain itu, terdapat traksi membrane
interoseus terhadap periost.
Gambaran klinis: waktu berlari terasa nyeri di sebelah posteromedial di
bagian sepertiga distal tibia. Sering terdapat pembengkakan yang dapat
diraba dengan nyeri hebat setempat. Pada pemeriksaan neurologic,
pencitraan, dan pemeriksaan pembuluh darah tidak ditemukan kelainan.
Sebagai diagnosis banding dipikirkan kemungkinan sindrom kompartemen
atau patah tulang stress tibia. Juga perlu dipikirkan klaudikasio intermiten
atau tenditis m. ekstensor jari kaki.
Tata laksana : tata laksananya berupa penyesuaian latihan olahraga sampai
gejala dan tanda hilang. Kemudian latihan dapat diperberat dalam waktu,
frekuensi, dan berat serta jarak trayek, secara teratur berencana. Selanjutnya
harus diperhatikan penyesuaian alas kaki khusus, dan latihan otot kecil kaki.
Kadang dibutuhkan pemberian analgetik dan antiflogistik.
Diagnosis banding nyeri tungkai bawah sewaktu pembebanan berat
Sindrom kompartemen kronik
Tendovaginitis krepitans m. ekstensor kaki
Klaudikasio intermiten
Sindrom kompartemen akut
Ruptur tendo Achilles
Dorsofleksi yang tiba0tiba secara pasif pada keadaan kontraksi maksimal otot
betis, dapat menyebabkan rupture total tendo Achilles. Ruptur juga dapat
terjadi pada saat berolahraga, yaitu pada waktu berlari, melompat, atau
bermain bulu tangkis, penderita akan mengalami nyeri hebat seperti
dicambuk dengan cemeti meskipun masih dapat menggerakkan tumitnya.
Pada pemeriksaan, didapat celah di dalam tendi Achilles. Pada keadaan
normal, jika betis dipijat, akam terjadi fleksi plantar, tetapi pada keadaan
ruptur hal itu tidak terjadi, ini disebut tanda Thomson positif.
Sering ditemukan rupture parsial yang mungkin terletak di perbatasan
aponeurosis otot gastrocnemius, dan tendo Achilles atau tendo di tendo
sendiri. Penanggulangan dengan immobilisasi sampai nyeri hilang dan
pantang olahraga selama empat minggu.
Terapi konservatif ruptur total terdiri atas fiksasi bidai di setiap sikap
pergelangan kaki selama 3 minggu , lalu latihan untuk mengadakan fleksi
dorsal secara berangsung- angsur, walaupun hanya kadang keberhasilan
secara kosmetik tidak terlalu baik, fungsi faali termasuk kekuatan otot
hamper selalu sempurna. Pembedahan berupa penjahitan tendo dengan
benang yang tak dapat diserap tubuh memberikan hasil yang sama baik dan
memerlukan waktu penyembuhan yang sama dengan penanggulangan
konservatif.

Bursitis kaki

Antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles biasanya terdapat
bursa. Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan kulit. Perbedaan antara
kedua bursitis ini dapat ditentukan karena bursitis retrokalkaneus menonjol bilateral
disamping tendo Achilles, sedangkan bursitis tendo, yang kadang sukar dibedakan
dari bursitis.

Diagnosis banding, yaitu tendinitis tendo Achilles, apofisitis kalkaneus pada insersi
tendo Achilles, dan eksostosis kalkaneus.

Karena tendo Achilles tidak bersarung, tidak dapat terjadi tendovaginitis. Tendinitis
dapat sisebabkan oleh pembebanan berlebih atau rangsangan alas kaki yang tidak
cocok, misalnya rangsang pinggir belakang sepatu.

Apofisitis ditemukan pada muda-mudi masa remaja dan dapat dibandingkan dengan
penyakit Osgood schlatter yang disebabkan oleh traksi pada tulang rawan epifisis
sehingga terjadi radang.

Eksostosis kalkaneus epifisis sehingga terjadi radang. Permukaan dorsal kalkaneus


disebelah lateral insersi tendo Achilles.
Dislokasi tendo peroneus

Dislokasi tendo m. peroneus longus dari sulkus di belakang malleolus lateral dapat
terjadi karena insufisiensi retinaculum setempat. Biasanya penderita mengalami
nyeri akut sewaktu mengadakan fleksi dorsal diserta eversi kaki. Umumnya, luksasi
tendo dapat dilihat dan umumnya bisa direposisi tanpa kesulitan. Bila kelainan
sering kambuh dan menganggu kehidupan sehari-hari, retinaculum tendo m.
peroneus harus diperpendek dengan pembedahan.

Kaki

Fasilitis plantaris

Fasilitis plantaris disebut juga tumit polisi Karena ditemukan pada orang usia
pertengahan dengan pekerjaan sering berdiri. Umumnya, osifikasi karena
pembebanan lama didalam fasia plantaris pada insersinya di kalkaneus tampak
difoto rontgen sebagai pacu kalkaneus. Pacu yang tampak difoto rontgen ternyata
sebagian besar asimtomatik. Diagnosis fasilitis plantaris bergantung pada keluhan
serta tanda klinis dan bukan pada foto rontgen.

Metatarsalgia

Metatarsalgia adalah istilah yang digunakan untuk berbagai kelainan dengan


keluhan nyeri di pertengahan kaki. Keluhan nyeri dapat disebabkan oleh pes planus,
khususnya yang mengenai lengkung transversal, veruka telapak kaki, katimumul,
dan haluks rigidis.

Pes planus sering disertai keluhan kelelahan dan nyeri kaki, dan sering disertai
haluks valgus dan bursitis kaput metatarsal I.

Veruka plantaris sangat nyeri karena lapisan epitel di telapak kaki tebal sekali dan
veruka tidak menonjol di atas permukaan telapak.

Katimumul biasanya didapat pada apes planus, nyeri disebabkan ketebalan telapak
kaki. Kelainan biasanya timbul di lokasi pembebanan berat badan dipertengahan
lengkung transversal yang hilang.

Sindrom terowongan tarsus

Patologi sindrom terowongan tarsus dapat dibandingkan dengan patologi sindrom


terowongan karpus. Di pergelangan kaki, n. tibialis posterior tertekan di dalam
terowongan yang sempit dibawah retinaculum tendo otot fleksor dorsal pada
maleolus medial. Kelainan ini tidak terlalu sering ditemukan. Keluhan terdiri atas
nyeri dan parestesia telapak kaki dan jari, terutama sewaktu malam. Keluhan dapat
ditimbulkan dengan pemasangan tensimeter pada daerah tersebut.

Sindrom Morton

Metatarsalgia Morton disebabkan oleh tumor kecil di saraf sebelum percabangan


menjadi nervus digitus antarkaput metatarsus, biasanya untuk jari III dan IV.
Sebenarnya pembengkakan saraf ini tidak merupakan suatu neuroma, melainkan
granuloma iritasi oleh tekanan dan rangsangan. Tumor kecil ini jarang dapat
dipalpasi. Biasanya terasa nyeri hebat seperti ditusuk. Kadang disertai hiperestesia
kedua jari yang bersangkutan. Penganggulangan dengan eksisi neuroma.
Biasanya terjadinya patah tulang stres metatarsus tidak disadari oleh penderita.
Keluhan hanya nyeri bila dibebani lama sekali, akibat retak. Biasanya retak baru
terlihat pada foto rontgen setelah satu dua minggu setelah pembentukan kalus.

Vous aimerez peut-être aussi