Vous êtes sur la page 1sur 6

Veterinaria Medika Vol 7, No.

2, Juli 2014

Uji Antibakteri Dekok Akar Rumbia (Metroxylon sagu Rottb.)


Terhadap Bakteri Salmonella pullorum

Antibacterial Test of Rumbia Root (Metroxylon sagu Rottb.)


Decoction Against Bacteria Salmonella pullorum
1
Adinda Anina Apriliyani Hidaya, 2Hasutji Endah Narumi, 2Anwar Maruf
1
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
2
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Kampus C Unair, Mulyorejo Surabaya 60115


Tlp. 031-5992785 fax.0315993015
e-mail: vetunair@telkom.net

Abstract

The rumbia root (Metroxylon sagu Rottb.) was known have several active
substances such as flavanoids, alkaloids, saponins and tanins, which are potential as
antimicrobial agents. The aim of this research is to prove the effectivity of rumbia roots
decoction as an antimicrobial against Salmonella pullorum in vitro. Dilution method
with four concentrations dan two controls was used in this research to determine
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and continued by streaking on Salmonella
Shigella Agar (SSA) to determine Minimum Bacteriocide Concentration (MBC). The
treatment used were : 100%, 75%, 50%, 25%, control negative and control positive
which used antibiotic Ampicilin, each treatment repeted with 4 repetitions respectively.
The obtained data showed that the rumbia roots decoction has an antimicrobial effect to
Salmonella pullorum with the Minimum Bacteriocide Concentration (MBC) is 50%.

Keywords: rumbia, antibacteria, Salmonella pullorum

Pendahuluan modern (Ohlstein et al., 2000 dalam


Indonesia merupakan negara kepulauan Wahyuningsih dkk., 2008).
terbesar di dunia yang memiliki lebih Luas hutan Indonesia kurang lebih
dari 17.000 pulau dengan panjang garis masih 75% dari seluruh wilayah daratan
pantai mencapai 81.000 km, dan dan belum dimanfaatkan secara optimal
membentang antara garis 95-145 BT sebagai sumber obat (Wahyuningsih
dan 60 LU-11 LS. Indonesia termasuk dkk., 2008). Salah satu hasil hutan Indonesia
dalam daftar negara megabiodiversitas. yang belum dikembangkan potensinya
Pemanfaatan biodiversitas untuk kesejahteraan secara luas adalah tanaman rumbia.
telah dilakukan secara tradisional, historikal Tanaman rumbia dengan bahasa
maupun melalui aplikasi teknologi latin Metroxylon sagu Rottboell, berarti
modern, namun masih banyak potensi hutan tanaman yang menyimpan pati pada
yang belum digali untuk dikembangkan batangnya (Metro: empulur, xylon:
sebagai sumber fitofarmaka atau obat xylem, sagu: pati). Tanaman ini oleh
masyarakat di daerah Aranio dan Hulu

166
Adinda Anina Apriliyani Hidaya, dkk. Uji Antibakteri Dekok Akar Rumbia....

Sungai Utara (Kalimantan Selatan) Sains dan Teknologi Universitas Airlangga,


sering digunakan untuk mengobati Surabaya.
penyakit diare pada manusia maupun Alat-alat yang digunakan dalam
ternak, yaitu dalam bentuk rebusan penelitian ini adalah refrigerator (sharp),
bagian akar. Akar rumbia memiliki inkubator, laminary air flow, otoklaf,
kandungan alkaloid, saponin, dan tanin oven (thermologic), hot plate (thermolyne),
yang mempunyai kemampuan menghambat panci dekok, vortex, neraca analitik,
pertumbuhan bakteri (Mellyani, 2009). lampu bunsen, termometer, labu erlenmeyer,
Salah satu bakteri yang seringkali cawan petri, gelas ukur, tabung reaksi
menyerang peternakan unggas di steril, rak tabung, corong kaca, gelas
Indonesia adalah Salmonella pullorum. kaca, mikroskop, gelas objek, spuit,
Pada unggas Salmonella pullorum akan pipet volumetrik, mikropipet, tip pipet,
menyebabkan penyakit berak kapur atau ose, spidol, kertas label,pinset, penggaris,
Pullorum. Penyakit Pullorum adalah gunting dan bahan-bahan yang digunakan
penyakit unggas terutama pada ayam dalam penelitian ini adalah akar rumbia
dan kalkun yang ditandai dengan berak yang diperoleh dari perkebunan rakyat
putih dan kematian tinggi pada unggas di kota Amuntai Kalimantan Selatan,
muda. Unggas dewasa bertindak sebagai isolat bakteri Salmonella pullorum,
karier. Penyakit pullorum terutama Triple Sugar Iron agar (TSIA), Mac
menyerang ayam dan kalkun umur di Conkey Agar (MCA), Brain Hearth
bawah satu bulan serta unggas lain. Infusa Broth (BHI B), Posphat Buffer
Penyakit Pullorum tersebar di mana- Sline (PBS), Salmonella Shigella Agar
mana di dunia (Shivaprasad, 2000). (SSA), antibiotik Ampisilin, Aqua pro
Salah satu bahan yang berpotensi injection, kertas filter steril, kapas,
untuk dimanfaatkan sebagai antibiotik aluminium foil, akuades, alkohol,
alami adalah ramuan herbal dalam minyak emersi, spidol, kertas label dan
bentuk cair maupun serbuk, karena telah spiritus.
teruji mampu meningkatkan ketahanan
tubuh terhadap bakteri Salmonella pullorum Pembuatan Suspensi Bakteri Salmonella
sekaligus tanpa menyebabkan terjadinya pullorum
kerusakan organ hati sebagai pusat Bakteri Salmonella pullorumyang
metabolisme ataupun kerusakan pada diperoleh dari Fakultas Peternakan Institut
usus sebagai tempat penyerapan nutrisi Pertanian Bogor ditanam pada media
pakan (Ardiansya dkk., 2012). Mac Conkey Agar (MCA) dengan cara
Berdasarkan uraian di atas, maka streak menggunakan ose steril, kemudian
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui diinkubasi pada suhu 37oC selama 24
potensi daya antibakteri dekok akar jam. Hasil pertumbuhan koloni bakteri
rumbia (Metroxylon sagu Rottb.) membentuk koloni bulat, permukaan
terhadap bakteri Salmonella pullorum. datar dan berwarna pucat. Selanjutnya
dilakukan uji urease, SIM, citrat, indol,
Materi dan Metode Penelitian TSIA, dan gula-gula untuk mengetahui
Penelitian ini dilaksanakan pada sifat biokimianya. Bakteri Salmonella
bulan Januari sampai dengan bulan pullorum selanjutnya dibuat suspensi
Februari 2014. Uji pendahuluan dan dan diencerkan dengan standart Mc
identifikasi bakteri bertempat di Laboratorium Farland I (suspensi mengandung 3 x
Mikrobiologi Analis Kesehatan Banjarbaru. 108 kuman/ml). Kemudian disiapkan
Penentuan MIC dan MBC bertempat di tabung reaksi yang telah disterilkan,
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas masing-masing tabung reaksi diisi dengan

167
Veterinaria Medika Vol 7, No. 2, Juli 2014

PBS sebanyak 9 ml. Pada tabung pertama Konsentrasi 50 % : 50 ml dekok akar


ditambahkan 1 ml suspensi bakteri yang Rumbia + akuades
setara Mc Farland 1 dengan menggunakan steril ad 100 ml
pipet steril, kemudian divortex sampai Konsentrasi 25 % : 25 ml dekok akar
homogen. Dari tabung pertama tersebut, Rumbia + akuades
diambil 1 ml menggunakan pipet steril steril ad 100 ml
lainnya dan dimasukan dalam tabung
kedua sehingga di peroleh kepadatan Pembuatan Larutan Antibiotik
Salmonella pullorum sebanyak 3 x 106 Antibiotik yang dipergunakan sebagai
/ml. Jumlah bakteri telah memenuhi kontrol positif adalah Ampisilin. Antibiotik
syarat untuk uji kepekaan yaitu : 105- Ampisilin diambil 10 mg dicampurkan
108/ml (Carter dan Cole, 1990 dalam dengan 10 ml Aqua pro injection kemudian
Hermawan, 2007 ). Dalam penelitian ini dikocok hingga rata. Perlakuan ini
jumlah bakteri Salmonella pullorum bertujuan untuk memperoleh larutan
yang diuji adalah 3 x 106/ml. Ampisilin konsentrasi 1%.

Pembuatan Dekok Akar Rumbia Penentuan Minimum Inhibitory Concentration


Akar rumbia yang diperoleh dari (MIC)
perkebunan dicuci bersih lalu dipotong Penentuan Minimum Inhibitory Concentration
sekitar 1 cm, dikeringkan dengan cara (MIC) digunakan untuk mengetahui
diangin-anginkan setiap pagi selama 1 konsentrasi minimal dari suatu larutan
sampai 2 hari, kemudian dilakukan antibakteri yang mampu menghambat
sortasi kering dan dibuat serbuk. Serbuk pertumbuhan bakteri. Penentuan MIC
akar rumbia ditimbang sebanyak 100 dilakukan dengan cara yaitu menyiapkan 6
gram dan ditambahkan akuades sampai tabung reaksi steril kemudian pada
volume 100 ml. Serbuk akar rumbia dan tabung 1 ditambahkan 2 ml dekok akar
akuades dimasukkan ke dalam panci rumbia konsentrasi 100%, tabung 2
dekok dan direbus selama 30 menit ditambahkan 2 ml dekok akar rumbia
pada suhu 90oC. Hasil rebusan disaring konsentrasi 75%, tabung 3 ditambahkan
dengan kertas filter steril, kemudian 2 ml dekok akar rumbia konsentrasi
tambahkan air panas secukupnya melalui 50%, tabung 4 ditambahkan 2 ml dekok
ampas sampai volume 100ml.Perlakuan akar rumbia konsentrasi 25%, tabung 5
ini bertujuan untuk mendapatkan larutan ditambahkan 2 ml akuades (kontrol
dekok dengan konsentrasi 100%. Dekok negatif), dan tabung 6 ditambahkan 2
akar rumbia konsentrasi 100% yang ml larutan ampisilin 100% (kontrol
telah dibuat digunakan untuk membuat positif). Masing-masing tabung kemudian
perlakuan dengan konsentrasi 25%, ditambahkan suspensi bakteri Salmonella
50%, 75% dan 100%. pullorum sebanyak 2 ml, setelah itu
Dekok akar rumbia konsentrasi diinkubasi pada suhu 37oC selama 24
100% yang telah dibuat digunakan untuk jam. Hasil dapat dilihat dengan keruh
membuat perlakuan dengan konsentrasi atau jernih konsentrasi yang telah
25%, 50%, 75% dan 100%, yaitu dengan ditanam bakteri Salmonella pullorum.
cara sebagai berikut :
Konsentrasi 100 % : 100 ml dekok Penentuan Minimum Bacteriocide Concentration
akar rumbia (MBC)
Konsentrasi 75 % : 75 ml dekok akar Penentuan Minimum Bacteriocide
Rumbia + akuades Concentration (MBC) bertujuan untuk
steril ad 100 ml mengetahui konsentrasi minimal dari
suatu larutan antibakteri yang dapat

168
Adinda Anina Apriliyani Hidaya, dkk. Uji Antibakteri Dekok Akar Rumbia....

membunuh bakteri. Penentuan MBC dalam Brain Heart Infusion Broth (BHI)
untuk dekok akar rumbia terlebih cair yang digunakan sebagai media
dahulu disiapkan SSA steril sebanyak 1 perbenihan bakteri.
plate. Media dibagi menjadi enam (4+2 Hasil penentuan Minimum Inhibitory
kontrol) bagian dan diberi nomer satu Concentration (MIC) kemudian dilanjutkan
sampai dengan enam. Kemudian pada dengan penentuan Minimum Bacteriocide
masingmasing tabung hasil MIC yaitu Concentration (MBC) yaitu konsentrasi
tabung 16 ditanam pada media SSA minimal dekok akar rumbia yang
dengan cara streak sesuai dengan mampu membunuh bakteri Salmonella
nomor. Setelah itu diinkubasi pada suhu pullorum, yang sebelumnya dilakukan
37oC selama 24 jam. Hasil pupukan melalui penanaman pada media Salmonella
dapat dilihat dengan ada tidaknya Shigella Agar (SSA). Media SSA yang
pertumbuhan koloni bakteri Salmonella terdapat pertumbuhan Salmonella pullorum
pullorum pada media. menunjukkan bahwa konsentrasi dekok
akar rumbia tidak berpengaruh terhadap
Hasil dan Pembahasan pertumbuhan bakteri tersebut, sedangkan
Pengamatan hasil penelitian pada media SSA yang tidak terdapat
terhadap Minimum Inhibitory Concentration pertumbuhan Salmonella pullorum
(MIC) dekok akar rumbia ditentukan menunjukkan bahwa konsentrasi dekok
dengan melihat perubahan yang terjadi akar rumbia dapat berpengaruh terhadap
pada tabung MIC yaitu larutan menjadi pertumbuhan bakteri tersebut atau
jernih atau keruh. Apabila larutan di mampu membunuh Salmonella pullorum.
dalam tabung keruh menunjukkan Hasil pengamatan MBC dekok akar
terdapat pertumbuhan bakteri Salmonella rumbia dapat dilihat pada Tabel 1.
pullorum, sedangkan apabila larutan Data yang diperoleh menunjukkan
pada tabung jernih maka konsentrasi bahwa konsentrasi minimum yang
dekok akar rumbia yang ditentukan mampu mampu membunuh bakteri Salmonella
menghambat pertumbuhan Salmonella pullorum adalah 50%. Hasil MBC akar
pullorum. Hasil penelitian ini tidak rumbia menunjukkan bahwa dekok akar
dapat menunjukan konsentrasi minimum rumbia bersifat bakteriosid terhadap
dekok akar rumbia yang mampu menghambat bakteri Salmonella pullorum. Data hasil
bakteri Salmonella pullorum. Semua penelitian dianalisis menggunakan analisis
tabung menunjukkan kekeruhan yang probit yang bertujuan untuk menentukan
disebabkan oleh warna larutan dekok Lethal Concentration 50 (LC50), yaitu
akar rumbia yaitu coklat pekat dan salah konsentrasi yang dapat mematikan 50%
satu kandungan akar rumbia yaitu tanin jumlah populasi uji dalam waktu
yang bersifat mengendapkan gelatin dan tertentu (Effendi dkk., 2012). Hasil
menggumpalkan protein yang terkandung analisis data dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Hasil Minimum Bacteriocide Concentration (MBC)


Konsentrasi Dekok Ulangan
dan Kontrol I II III IV
100% - - - -
75% - - - -
50% - - - -
25% + + + +
Kontrol negatif + + + +
Kontrol positif - - - -

169
Veterinaria Medika Vol 7, No. 2, Juli 2014

Keterangan :
(+) : terdapat pertumbuhan bakteri
(-) : tidak terdapat pertumbuhan bakteri

Tabel 2. Hasil LC50 Dekok Akar Rumbia Berdasarkan Analisis Probit


95% Confidence Limits for konsentrasi
Probability
Estimate Lower Bound Upper Bound
,010 47,387 - -
,020 46,050 - -
- - - -
- - - -
,400 38,121 - -
,450 37,614 - -
PROBIT ,500 37,121 - -
,550 36,635 - -
,600 36,147 - -
- - - -
- - - -
,980 29,923 - -
,990 29,079 - -

Hasil analisis data menunjukkan 50%dan nilai LC50 pada konsentrasi


bahwa konsentrasi 37,121% dekok akar 37,121%.
rumbia dapat membunuh 50% jumlah
populasi Salmonella pullorum. Daftar Pustaka
Hasil penelitian ini menunjukkan Ardiansya, W., A. Laily dan J.T. Efrain.
bahwa semakin tinggi konsentrasi daya 2012. Pemberian Ramuan Herbal
antibakteri dekok akar rumbia maka Pada Broiler yang Diinfeksi
daya bunuh terhadap Salmonella pullorum Salmonella Pullorum terhadap
semakin meningkat, dan semakin rendah Histopatologi Usus Halus dan
konsentrasi daya antibakteri dekok akar Hati. Fakultas Peternakan Universitas
rumbia maka daya bunuh terhadap Hasanudin, Makasar.
Salmonella pullorum semakin rendah.
Effendi , H., H.E. Aditya dan W. Yusli
Hal tersebut diperkuat oleh Jewetz et al.,
W., Majariana K. 2012. Toksisitas
(1996), Volk dan Wheller (1993) bahwa
Akut (LC50) Serbuk Bor (Cuttings)
daya antibakteri ditentukan oleh konsentrasi.
terhadap Daphnia sp. Departemen
Semakin tinggi konsentrasi zat antibakteri
Manajemen Sumberdaya Perairan,
tersebut, maka semakin paten pula kemampuannya
FPIK, Institut Pertanian Bogor,
bekerja sebagai bakteriosid.
Bogor.
Kesimpulan Hermawan, A. 2007. Pengaruh Ekstrak
Dekok akar rumbia (Metroxylon Daun Sirih (Piper Betle L.)
sagu Rottb.) memiliki potensi sebagai terhadap Pertumbuhan Staphylococcus
antibakterial terhadap Salmonella pullorum. aureus dan Escherichia coli dengan
Dekok akar rumbia (Metroxylon sagu Metode Difusi Disk [Artikel Ilmiah].
Rottb.) bersifat bakteriosid terhadap Surabaya: Fakultas Kedokteran
Salmonella pullorum dengan Minimum Hewan Universitas Airlangga.
Bacteriocide Consentration (MBC)

170
Adinda Anina Apriliyani Hidaya, dkk. Uji Antibakteri Dekok Akar Rumbia....

Jawetz, E., J.I. Melnick dan E. A. of California, USA. Rev. Sci.


Adelberg. 1996. Mikrobiologi Int. Epic. 19:405-424.
Kedokteran Edisi 20. ECG Penerbit Volk, W.A. dan M.F. Wheeler. 1993.
Kedokteran, Jakarta. 56-57. Mikrobiologi Dasar. Alih Bahasa
Mellyani, A.H. 2009. Uji Anti Bakteri Markham, Editor Soenartono, A.
Infusa Akar Rumbia (Metroxylon Edisi V. Jlid I. Jakarta: Penerbit
sagu Rottb.) pada Bakteri Escherichia Erlangga. 50.
coli dan Shigella dysentriae Wahyuningsih, M.S.H., W. Subagus, S.
secara In Vitro. Fakultas MIPA Djoko, S. Jusain, Soekotjo, M.W.
Universitas Lambung Mangkurat, Siti, R. Rita dan S.C.W. Dinar.
Banjarbaru. 2008.Eksplorasi Tumbuhan dari
Shivaprasad, H.L. 2000. Fowl typhoid Hutan Kalimantan Tengah sebagai
and pullorum disease. University Sumber Senyawa Bioaktif. Biodi-
versitas. 9(3) : 169-172.

171

Vous aimerez peut-être aussi