Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu
1. Untuk mengetahui pengertian kebisingan dan radiasi
2. Untuk mengetahui syarat kebisingan dan radiasi
3. Untuk mengetahui sumber kebisingan dan radiasi
4. Untuk mengetahui dampak kebisingan dan radiasi bagi kesehatan
1
5. Untuk mengetahui perlindungan zona kebisingan dan radiasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebisingan
2
2.1.1 Pengertian Kebisingan
Berdasarkan Permenkes No. 78/Men.Kes/Per/XI/1987, yang disebut
dengan kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki
sehingga menggangu dan atau membahayakan kesehatan
(Mukono.2000). Kebisingan menurut Keputusan Menteri Lingkungan hidup
RI No. 48/1996 adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan adalah
suara yang tidak diinginkan yang durasi, intensitas dan kualitasnya
menyebabkan berbagai dampak terhadap fisiologi atau psikologis
manusia serta makhluk lainnya (Hediyono dalam Feidihal, 2007). Bising
adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun
yang merusak kesehatan (Slamet.1996)
Dalam menentukan efek kebisingan terhadap kesehatan maka
dibedakan beberapa zona dimana kebisingan akan memberikan efek
pada kesehatan manusia sesuai dengan lokasi kebisingan. Permenkes
tersebut menyebutkan ada 4 zona, yaitu
a) Zona A, adalah zona bagi tempat penelitian, rumah sakit, tempat
perawatan kesehatan atau sosial dan sejenisnya.
b) Zona B, adalah zona bagi tempat perumahan, tempat pendidikan,
rekreasi dan sejenisnya.
c) Zona C, adalah zona bagi perkantoran, pertokoan, perdagangan,
pasar dan sejenisnya
d) Zona D, adalah zona bagi industri, pabrik, stasiun kereta api,
terminal bis dan sejenisnya.
3
diperbolekan dibuang kelingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga
tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan.
Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan
yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan
sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan (KepMenLH No. 48 Tahun 1996).
Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan yaitu
4
balingbaling. Sumber bising yang tidak bergerak adalah
perkantoran, diskotik, pabrik tenun, gula pembangkit listrik tenaga
diesel dan perusahaan kayu.
Selain itu menurut mukono tahun 2006, Sumber kebisingan di
lingkungan industri berupa Peralatan pemakai energi pada industri
(furnace dan heater), Sistem kontrol benda cair (pompa air dan
generator), Proses industri (mesin dan segala sistemnya), Menara
pendingin (cooling tower), Cerobong pembakaran (flare stack), suara
mesin, Alat/mesin bertekanan tinggi, pengelolaan material ( Crane dan
fork-lift), Kendaraan bermotor dan pengaturan arsitek bangunan yang
tidak memenuhi syarat.
2.1.4 Dampak Kebisingan
Pengaruh utama dari kebisingan adalah kerusakan pada indera
pendengaran. Menurut Mukono dalam bukunya yang berjudul prinsip
dasar kesehatan lingkungan tahun 2000, efek kebisingan terbagi atas dua
yaitu efek terhadap pendengaran dan efek terhadap non pendengaran.
1. efek terhadap pendengaran, terdiri dari :
a. Pergeseran nilai ambang batas sementara (Temporary
Treshold Shift). Bersifat sementara dan non patologis
b. Pergeseran nilai ambang batas menetap (Permanent
Treshold Shift). Bersifat patologis dan menetap. Terjadi
ditempat kerja karena trauma akustik dan kebisingan.
2. efek terhadap bukan pendengaran, gangguannya berupa :
a. penyakit akibat stress
b. kelelahan
c. perubahan penampilan
d. gangguan komunikasi
Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat
menyebabkan kerusakan pada indra pendengaran sampai pada ketulian.
Disamping itu, kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi
(Notoatmodjo.2011).
2.1.5 Perlindungan Zona Kebisingan
Kebisingan dapat menimbulkan gangguan bila tidak ditangani
dengan baik. sumber kebisingan yang berasal dari kegiatan industri,
5
perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkutan
dan kegiatan rumah tangga yang diredam atau tidak, tidak boleh
menimbulkan kebisingan. Menurut mukono, pencegahan terjadinya efek
kebisingan dapat dilakukan dengan melaksanakan beberapa kegiatan
sebagai berikut; melakukan pemantulan paparan bising, melakukan
control terhadap aspek teknis, mengealuasi efek kebisingan dengan
audiometer, menggunakan alat proteksi diri, memberikan motivasi dan
pendidikan kesehatan serta melakukan evaluasi dan audit program.
2.2 radiasi
2.2.1 Pengertian Radiasi
Radiasi merupakan salah satu aspek dari pencemaran fisik yang
dapat mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Radiasi pada dasanya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber
energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Radiasi adalah
fenomena / peristiwa penyebaran energi gelombang elektromagnetik atau
partikel subatom melalui vakum atau media material. Gelombang
Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada
medium, yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam
rentang frekuensi yang luas.
Radiasi adalah proses hantaran energi yang luas pengertiannya.
Berdasarkan watak penghantarnya ada dua jenis radiasi, yaitu radiasi
gelombang elektromagnektik dan radiasi partikel. Beda kedua jenis radiasi
itu sudah jelas, radiasi gelombang elektromagnektik adalah pancaran
energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik, termasuk didalamnya
radiasi energi matahari yang kita terima sehari-hari di permukaan bumi.
Sedangkan radiasi partikel adalah pancaran energi dalam bentuk energi
kinetik yang dibawa oleh partikel bermassa seperti elektron yang disebut
sebagai sinarX (Akhadi dalam Mayerni dkk.2013).
Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara
perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa
6
membutuhkan medium, misalnya perambatan panas, perambatan
cahaya, dan perambatan gelombang radio. Dikenal dua jenis radiasi, yaitu
radiasi pengion (ionizing radiation) dan radiasi nonpengion (nonionizing
radiation).
Radiasi pengion atau ionizing radiation merupakan radiasi
elektromagnetik yang mempunyai cukup energi untuk memecah ikatan
kimia untuk suatu proses non termal. Radiasi nonpengion atau non
ionizing radiation didefinisikan sebagai radiasi elektromagnetik yang tidak
cukup energi untuk memecah ikatan kimia untuk suatu proses non termal
seperti ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang mikro,
gelombang radio, juga berbagai peralatan elektronik (Mukono.2000). Alat-
alat dan proses yang menghasilkan radiasi nonpengion banyak
dimanfaatkan dalam bidang industri, kedokteran, telekomunikasi, hiburan,
laboratorium, transportasi, bahkan rumah tangga.
7
a. sampai 24 jam/hari 5 0,1
b. beberapa jam/hari 10 1
8
Radiasi dari alam merupakan bagian terbesar yang diterima
oleh manusia yang tidak bekerja di tempat yang menggunakan
radioaktif atau yang tidak menerima radiasi berkaitan dengan
kedokteran atau kesehatan. Radiasi alami yang diterima oleh
seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama berikut:
sumber radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di
dalam dan luar tata surya kita,
sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi,
sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh
manusia sendiri.
2. radiasi lingkungan
Radiasi lingkungan biasanya berasal dari lingkungan buatan
manusia seperti nuklir, alat elektronik seperti televisi dan
pemakaian alat elektronik bertegangan tinggi.
9
selain itu terdapat efek lambat sub lethal atau tidak mematikan
dengan bentuk gejala seperti :
1. eriterna / kulit memerah
2. mual dan muntah
3. rambut rontok
4. sel darah putih berkurang
5. rasa capai (fatique)
6. katarak
7. dermatitis
8. pertumbuhan embrio tidak normal
10
Menurut Arif tahun 2013 berbagai cara dilakukan untuk melindungi
seseorang terhadap efek negative radiasi pengion diantaranya :
1. Pembatasan dosis
Pekerja radiasi tidak boleh berumur kurang dari 18 tahun dan
wanita menyusui tidak diijinkan bekerja di daerah yang berkontaminasi
tinggi. Misalkan, Nilai Batas Dosis (NBD) untuk penyinaran seluruh tubuh
adalah 5000 mrem per tahun. NBD untuk masyarakat umum (seluruh
tubuh) adalah 500 mrem dalam setahun.
2. Pembagian daerah kerja
Daerah kerja dibedakan menjadi:
a. Daerah pengawasan, yaitu daerah yang memungkinkan seseorang
menerima dosis radiasi kurang dari 1500 mrem dalam satu tahun
dan bebas kontaminasi
b. Daerah pengendalian, yaitu daerah yang memungkinkan
seseorang menerima dosis radiasi 1500 mrem atau lebih dalam
setahun.
3. Klasifikasi pekerja radiasi
Untuk pembatasan penyinaran dan monitoring, maka pekerja
radiasi di golongkan menjadi dua, yaitu: kategori A, untuk mereka yang
dapat menerima dosis sama dengan atau lebih dari 1500 mrem per tahun,
dan kategori B, yaitu mereka yang mungkin menerima dosis lebih kecil
dari 1500 mrem per tahun.
4. Pemeriksaan dan pengujian perlengakapan
Pemeriksaan dan pengujian perlengakapan proteksi radiasi dan
alat ukur radiasi.
5. Pengendalian bahaya radiasi
a. Pembatasan waktu kerja (bekerja sesingkat mungkin: Dosis =
laju dosis x waktu) sedapat mungkin diupayakan utk tdk terlalu lama
berada didekat sumber radiasi utk mencegah terjadinya paparan
radiasi yang besar, utk itu pekerja radiasi diberlakukan pengaturan wkt
berkerja didaerah radiasi.
11
b. Pengendalian jarak kerja (bekerja sejauh mungkin, laju dosis x
jarak2 = konstan) dari sumber radiasi,utk mencegah terjadi paparan
tersebut maka harus menjaga jarak yang jauh dari tingkat yang aman
dari sumber radiasi. Penggunaan penahan radiasi (sehelai kertas
untuk radiasi alfa, aluminium atau plexiglass untuk radiasi beta, dan
timbale untuk radiasi gamma dan sinar X).
c. Tempatkan sumber radiasi secara benar, mis: ruang isolasi
d. Lindungi petugas operator dengan APD
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
12
tidak dilampaui diharapkan tidak akan menimbulkan dampak pada
pekerja. Nilai batas dosis radiasi ditetapkan dalam Surat Keputusan
Kepala BAPETEN No. 01/Ka-BAPETEN/V-99.
3. Menurut Prasetyo dalam Feidihal, 2007, kebisingan dapat bersumber
dari: Bising dalamBising dalam dan Bising luar sedangkan Menurut
Mukono tahun 2000, sumber paparan radiasi dikategorikan menjadi dua
bagian yaitu radiasi alami dan radiasi lingkungan.
4. Menurut Mukono dalam bukunya yang berjudul prinsip dasar kesehatan
lingkungan tahun 2000, efek kebisingan terbagi atas dua yaitu efek
terhadap pendengaran dan efek terhadap non pendengaran. Secara
umum, potensi gangguan kesehatan akibat radiasi elektromagnetik pada
manusia, berupa efek lethal dan efek sub lethal.
5.Pencegahan terjadinya efek kebisingan dapat dilakukan dengan
melaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut; melakukan pemantulan
paparan bising, melakukan control terhadap aspek teknis, mengealuasi
efek kebisingan dengan audiometer, menggunakan alat proteksi diri,
memberikan motivasi dan pendidikan kesehatan serta melakukan evaluasi
dan audit program sedangkan Pegendalian bahaya resiko, Radiasi
elektromagnetik( gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik) dan Radiasi partikel
( partikel beta (), partikel alfa (), sinar gamma (), sinar-X, partikel
neutron) berupa Pengendalian Secara Administratif dan pengendalian
secara teknis.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Mayerni, Ahmad, A.,Abidin, Z 2013. Dampak Radiasi Terhadap Kesehatan
Pekerja Radiasi Di Rsud Arifin Achmad, Rs Santa Maria
Dan Rs Awal Bros Pekanbaru. Riau: Universitas Riau
Feidihal.2007. Tingkat Kebisingan Dan Pengaruhnya Terhadap
Mahasiswa Di Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri
Padang. Jurnal Teknik Mesin Vol. 4, No. 1, Juni 2007
15