Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
STEP 1
STEP 2
STEP 3
3. Patofisiologi
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh
darah sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari
dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada
keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi. Burn shock
( shock Hipovolemik ) merupakan komplikasi yang sering terjadi,
manisfestasi sistemik tubuh trhadap kondisi ini adalah :
a. Respon kardiovaskuiler
perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler
mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta
edema jaringan yang diikuti dengan penurunan curah
jantung. Hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan
perfusi pada organ mayor edema menyeluruh. Hal ini
menyebabkan berkurangnya volume cairan intra vaskuler.
Tubuh kehilangan cairan antara % - 1 %, Blood
Volume setiap 1 % luka bakar.
Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan
cairan tambahan
karena penguapan yang berlebih (insensible water loss
meningkat).
b. Respon Renalis
Dengan menurunnya volume inravaskuler maka aliran ke
ginjal dan GFR menurun mengakibatkan keluaran urin
menurun dan bisa berakibat gagal ginjal
c. Respon Gastro Intestinal
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan
aktivitas gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi
efek respon hipovolemik dan neurologik serta respon
endokrin terhadap adanya perlukan luas. Pemasangan NGT
mencegah terjadinya distensi abdomen, muntah dan
aspirasi. Sering terdapat ileus paralitik dan Curling
Ulcer yang dikhawatirkan pada tukak Curling ini adalah
pendarahan yang timbul sebagai hematesis melena.
d. Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme pertahanan
dari organisme yang masuk. Terjadinya gangguan integritas
kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam
luka.
Derajat 2:
Derajat 2a lesi epidermis- dermis, sembuh dalam 2-3
minggu, Ukk; bulla, timbul rasa nyeri
Derajat 2b lanjutan 2a, terdapat edema dan penurunan
aliran darah di jaringan, berkembang parsial thickness
burn.
Px perdarahan:
Luka di tusuk dengan jarum 21 peradarahan 1/ 2a
Perdarahan terlambat 2b
Tidak terjadi perdarahan3
1. Berdasarkan penyebab
Luka bakar karena api
Luka bakar karena air panas
Luka bakar karena bahan kimia
Laka bakar karena listrik
Luka bakar karena radiasi
Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar
Derajat 1 : epidermis
Derajat 2 : dermis
Derajat 3 : dermis + organ di bawahnya
Anak:
11. Histology dan fisiologi kulit?
5. Komplikasi
Hypertropi jaringan.
Kontrakturkekakuan gerak sendi, digerakkan secara pasif
jika lumpuh/keterbatasan gerak
Fase Resusitasi
Dehidrasi, sepsis yang dapat berakhir pada kematian
penderita. Pemaparan bahan kimia pada luka dapat
memperdalam derajat luka bakar. Yang paling aman
pertolongan pertama pada luka bakar adalah mengalirkan air
dingin keluka tersebut.
Fase Penyembuhan luka
Fase penyembuhan leuka yang terlalu lama akan
menimbulkan penyembuhan luka dengan skar yang tebal
yang mempunyai resiko timbulnya keloid, kontraktur sendi2
anggota gerak dan tampilan kulit yg buruk.
Fase pengembalian fungsi anggota gerak
Fase ini bila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan
kehilangan fungsi anggota gerak yang permanen.
Rumus Baxter/Parkland
Cairan yang diberikan hanya kristaloid
Ringer Laktat dengan perhitungan:
Luas luka (%) x BB x 4 ml = kebutuhan
ml dalam 24 jam
Separuh RL diberikan 8 jam pertama dan
separuh berikutnya dalam waktu 16 jam.
Yang harus diingat:
Waktu 8 jam waktu yang
dihitung saat terjadinya luka bakar
Jumlah cairan hanya perkiraan,
pemberian cairan dapat berubah
sesuai dengan respon penderita.
Selain tanda vital, monitor respon
penderita bisa dilihat dari produksi
urin yang cukup.
Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim de Jong
v. Penanganan lokal
Derajat I : tidak memerlukan terapi
Derajat II & III :
Dibersihkan dahulu dengan air
mengalir dari kotoran yang melekat
Perawatan secara terbuka/tertutup
Perawatan Terbuka
Perawatan Tertutup
Syok hipovolemik
Hypermetabolisme
Infeksi
bakteri, edema.
Ilius paralitik
Komplikasi sistemik :
Shock hipovolemik
Ileus paralitik dilatasi akut lambung
Tukak Curling (Curling ulcer) pada lambung
Gagal ginjal
Menurunnya imunitas
Keseimbangan protein negatif
Komplikasi local:
Gangguan vaskularisasi karena eschar
escharotomi
Compartment syndrome
Keloid
Kontraktur