Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Nama Kelompok :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kelompok dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Makalah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA Tn. S DENGAN TBC di Desa Gayam RT 01 RW 01 telah
tersusun untuk memenuhi tugas kelompok manajemen keperawatan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal Sampul
2
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga..................................................................................3
3. Type Keluarga.......................................................................................3
5. Struktur Keluarga..................................................................................5
6. Ciri-Ciri Keluarga..................................................................................6
A. Pengkajian..................................................................................................9
B. Analisa Data.............................................................................................18
3
C. Diagnosa...................................................................................................19
D. Skala Prioritas Masalah............................................................................21
E. Rencana Asuhan Keperawatan.................................................................25
F. Implementasi............................................................................................26
G. Evaluasi....................................................................................................27
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................28
B. Saran.........................................................................................................28
LAMPIRAN..........................................................................................................
A. SAP............................................................................................................
B. LEAFLET..................................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
asuhan keperawatan atau penerima asuhan keperawatan.Keluarga berperan
dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga menempati posisi di
antara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus.
Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan
kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai nilai dan budaya keluarga,
sehingga keluarga dapat menerimanya.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan
yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap
memiliki otonomi untuk memutuskan hal hal yang terkait dengan masalah
kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung
jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit
dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga
ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah
secara administratif.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yang
menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam
bidang kesehatan, seperti keluarga dengan penyakit menular misalnya
penyakit TBC yang dapat ditularkan pada anggota keluarga lain sehingga
diperlukan asuhan keperawatan untuk mengantisipasi hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep keperawatan keluarga?
2. Apa saja konsep dasar TBC?
3. Bagaiman pengkajian keperawatan keluarga dengan TBC?
1
4. Apa saja diagnosa keperawatan keluarga dengan TBC?
5. Bagaimana intervensi yang diberikan pada keluarga dengan TBC?
6. Bagaimana implementasi keperawatan keluarga dengan TBC?
7. Bagaimana evaluasi keperawatan keluarga dengan TBC?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan keluarga
2. Tujuan Khusuh
a. Mahasiswa mampu mengetahui konsep keperawatan keluarga?
b. Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar TBC?
c. Mahasiswa mampu mengetahui pengkajian keperawatan keluarga
dengan TBC?
d. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa keperawatan keluarga
dengan TBC?
e. Mahasiswa mampu mengetahui intervensi yang diberikan pada
keluarga dengan TBC?
f. Mahasiswa mampu mengetahui implementasi keperawatan keluarga
dengan TBC?
g. Mahasiswa mampu mengetahui evaluasi keperawatan keluarga dengan
TBC?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan ketertarikan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedman, 1998)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Santun
Setiawati,2008).
Keluarga Adalah sekolompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat
(Setiadi.2008).
3. Type Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh
dari keturunannya, adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
3
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai
atau kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak
akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri
tanpa pernah menikah (the single adult living alone) Keluarga dengan
anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual
cobabiting family)
f. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama
(gay and lesbian family).
g. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena
masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu
kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002)
4
kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya
pendidikan anak-anak jaminan hari tua dan sebagainya. (Setiadi.2008)
f. Fungsi Pendidikan
Adalah Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinya, Mempersiapkan Anak untuk kehidupan dewasa
yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa,
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. (Drs.
Nasrul Efiendy.1998)
5. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut (Setadi, 2008) terdiri dari bermacam-
macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan suami atau istri
5
7. Tahap Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan menurut
memuaskan pasangannya
sosial.
pasangannya
6
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun
diluar keluarga
memiliki otonomi
keluarga.
7
1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjelaskan
keluarga besar
masyarakat
pertengahan
menyenangkan pasangan
8
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
9
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
B. KONSEP MEDIS
1. Pengertian TBC
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat
merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa
mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang
10
patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2
sampai 4 m, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah (Sylvia A.
Price & Wilson,2006)
Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi
(Arief Mansjoer, dkk, 2002)
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru. (Smelzer & Bare, 2002)
2. Etiologi
Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula
sebagai Basil Tahan Asam (BTA) (Depkes RI, 2008). Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari
dan sinar ultraviolet (Nurarif dan Kusuma, 2013), tetapi dapat bertahan
hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan
tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur selama beberapa tahun
(Depkes RI, 2008). Ada dua macam mikobakteria tuberkulosis yaitu
tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi
yang menderita mastitis tuberkulosis usus. Basil tipe human bisa berada
di bercak ludah (droplet) di udara yang berasal dari penderita TBC
terbuka (Nurarif dan Kusuma, 2013).
3. Manifestasi Klinis
Menurut Wong (2008) tanda dan gejala tuberkulosis adalah:
a. Demam
b. Malaise
c. Anoreksia
d. Penurunan berat badan
e. Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama
berminggu minggu sampai berbulan bulan)
f. Peningkatan frekuensi pernapasan
g. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit
h. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
i. Demam persisten
j. Manifestasi gejala yang umum: pucat, anemia, kelemahan, dan
penurunan berat badan
4. Patofisiologi
11
Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang
menghirup basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar
melalui jalan napas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat
bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium tuberculosis juga dapat
menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas). Basil juga
menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain
(ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas).
Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respons dengan
melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi
fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis
menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi awal
biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar
bakteri.Interaksi antara Mycobacterium tuberculosis dan sistem
kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa
jaringan baru yang disebut granuloma.
Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang
dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya
berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari
massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag
dan bakteri yang menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi
yang berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa).Hal ini akan menjadi
klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian
bakteri menjadi nonaktif.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap
aktif penyakit
2. Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk
usapan cairan darah) : Positif untuk basil asam-cepat.
3. Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area
indurasi 10 mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi
intradcrmal antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya
antibodi tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.
Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti
12
bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan
oleh mikobakterium yang berbeda.
4. Anemia bila penyakit berjalan menahun
5. Leukosit ringan dengan predominasi limfosit
6. LED meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai tersebut
kembali normal pada tahap penyembuhan.
7. GDA : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa
kerusakan paru.
8. Biopsi jarum pada jaringan paru : Positif untuk granuloma TB;
adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis.
9. Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya
infeksi; contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya
retensi air dapat ditemukan pada TB paru kronis luas.
b. Pemeriksaan RadiologisFoto thorak : Dapat menunjukkan infiltrasi
lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer,
atau effusi cairan. Perubahan menunjukkan lebih luas TB dapat
termasuk rongga, area fibrosa.
6. Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi Tb paru yaitu menurut Depkes (2007) yaitu
a. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
1) Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang
jaringan (parenkim) paru. tidak termasuk pleura (selaput paru)
dan kelenjar pada hilus.
2) Tuberkulosis ekstra paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain
paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung
(pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus,
ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
b. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis,
yaitu pada Tb Paru:
1) Tuberkulosis paru BTA positif
a) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS
hasilnya BTA positif.
b) Spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto
c) Toraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis.
d) Spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan
e) Kuman Tb positif.
f) 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3
13
g) Spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya
h) Hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT.
2) Tuberkulosis paru BTA negatif
Kriteria diagnostik Tb paru BTA negatif harus meliputi:
a) Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.
b) Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran
tuberkulosis.
c) Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT.
d) Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi
pengobatan.
c. Klasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan berdasarkan
riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu:
1) Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4
minggu).
2) Kasus kambuh (relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan
sembuh tetapi kambuh lagi.
3) Kasus setelah putus berobat (default )
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan
atau lebih dengan BTA positif.
4) Kasus setelah gagal (failure)
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap
positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau
lebih selama pengobatan.
5) Kasus lain
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas,
dalam kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien
dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai
pengobatan ulangan (Depkes RI, 2006).
7. Penatalaksanaan
Panduan OAT dan peruntukannya:
a. Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3)
Diberikan untuk pasien baru
1) Pasien baru TB paru BTA positif
14
2) Pasien TB paru BTA negatif thorak positif
3) Pasien TB ekstra paru
b. Kategori 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)
Diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya
1) Pasien kambuh
2) Pasien gagal
3) Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)
c. OAT sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha
kategori -1 yang diberikan selama sebulan ( 28 hari)
Jenis dan dosis obat OAT
1) Isoniasid (H)
Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan
metabolic aktif. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg / kg BB,
sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X semingggu diberikan
dengan dosis 10 mg / kg BB.
2) Rifamisin (R)
Dapat membununuh kuman semi dorman yang tidak dapat
dibunuh isoniasid. Dosis 10 mg / kg BB diberikan sama untuk
pengobatan harian maupun intermiten 3 X seminggu.
3) Pirasinamid (Z)
Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan
suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg / kg BB, sedangkan
untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu
4) Streptomisin (S)
Dosis harian dianjurkan 15 mg / kg BB, sedeangkan untuk
pengobatan intermiten 3 X seminggu diberikan dengan dosis yang
sama. Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/ hari.
Sedangkan untuk berumur 60 th atau lebih diberikan 0,50 gr/ hari.
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006)
8. Komplikasi
Menurut Suriadi (2006) kompliki dari TB Paru antara lain :
a. Meningitisas
b. Spondilitis
c. Pleuritis
15
d. Bronkopneumoni
e. Atelektasi
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Data Keluarga
1. Komposisi Keluarga
No Nama Hub dgn Umur JK Suku Pendidika Pekerjaan Status GiziTTV (TD, N, S, Status Alat Bantu/
KK n Terakhir Saat Ini (TB, BB, P) Imunisasi Protesa
BMI) Dasar
LANJUTAN
Analisis Masalah
Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Kesehatan INDIVIDU
No Nama
Saat ini Alergi
Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis Keturunan
: Garis Pernikahan
: Pasien
3. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Ditandai dengan tidak adanya perselisihan antara keduanya dan selalu
terbaka antara satu sama lain
Peran Dlm Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Tn.S peran sebagai suami sebagai pencari nafkah tidak bisa dijalankan
karena sakit
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Anggota keluarga dapat menjalankan aturan tanpa pertentangan
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Tn.S
4. Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Ditandai dengan sikap yang ramah dan baik kepada pasangan
Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
Tn.S mendapatkan penghasilan dari anaknya
19
dalam keluarganya : Ya Tidak
Ny.S mengetahui tanda dan gejala karena saat batu > 3 mg Ny.S langsung membawa Tn.S
ke puskesmas
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat : Ya Tidak
Ny.S dan Tn.S mengetahui jika tidak diobati maka penyakit akan tambah parah
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya: Keluarga Tetangga
Kader Tenaga kesehatan, yaitu petugas puskesmas mrican
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes Tidak terpikir
Karena keluarga belum mengetahui cara penularan Tbc
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif :
Ya Tidak, jelaskan : keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan yang akan
menyebabkan bakteri berkembang biak ditandai dengan bahwa keluarga jarang membuka
jendela rumah.
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang
dialami anggota keluarganya :
Ya Tidak , Jelaskan: Tn.S rutin mengunjungi puskesmas untuk kontrol dan
mengikuti terapi
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya:
Ya Tidak, jelaskan : Ny.S selalu memberikan obat rutin kepada Tn.S
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Ya Tidak, jelaskan : dibuktikan dengan setiap kali batuk Tn.S tidak menggunakan
masker dan menutup hidung
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya Tidak, jelaskan : ditandai dengan jendela jarang dibuka sehingga cahaya
matahari tidak masuk dalam rumah
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
Ya Tidak, jelaskan : Tn.S datang ke puskesmas untuk berobat
20
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran s.d 5
5. Melaksanakan perawatan sederhana
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria
sesuai anjuran 1 s.d 6
6. Melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria
7. Melaksanakan tindakan promotif secara 1 s.d 7
aktif
21
DENAH RUMAH Tn. S
DAPUR
Nyeri spesifik: 1 2 3 4 5
KAMAR
RUANG
Status mental: - -
MANDI
Bingung - -
Cemas - KAMAR
-
Disorientasi - -
Depresi - -
TAMU TERAS
Menarik diri - -
Lokasi - -
Tipe - -
Durasi - -
Intensitas - -
Sistem integumen 1 2 3 4 5
Cianosis - -
Akral dingin - -
Diaporesis - -
Jaundice - KAMAR
-
Luka - -
CRT >2 dtk - -
Sistem pernapasan 1 2 3 4 5
Stridor - -
Wheezing - -
Ronchi -
Akumulasi -
22
sputum
Sistem 1 2 3 4 5
perkemihan
Disuria - -
Hematuria - -
Frekuensi - -
Retensi - -
Inkontinensia -
Sistem 1 2 3 4 5
muskuloskeletal
Tonus otot kurang - -
Paralisis - -
Hemiparesis - -
ROM kurang - -
Gangg.Keseimb - -
Sistem 1 2 3 4 5
pencernaan
Intake cairan < - -
Mual/muntah - -
Nyeri perut - -
Muntah darah - -
Flatus - -
Distensi abdomen - -
Colostomy - -
Diare - -
Konstipasi - -
Bising usus - -
Terpasang sonde - -
23
Sistem 1 2 3 4 5
persyarafan
Nyeri kepala - -
Pusing -
Tremor -
Reflek pupil - -
anisokor
Paralisis: lengan - -
kiri/lenga
kanan/kaki
kiri/kaki kanan
Anestesi daerah - -
perifer
Riwayat 1 2 3 4 5
pengobatan
Alergi obat - -
Jenis obat yang OA -
dikonsumsi T
Pemeriksaan 1 2 3 4 5
laboratorium
GDP /2JPP/acak - -
Asam urat - -
Cholesterol - -
Hb - -
24
A. Analisa Data
B. Rumusan Diagnosa
1. Hambatan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan
a. Definsi
Ketidakmampuan untuk secara mandiri memeprtahankan lingkungan
yang aman dan menunjang pertumbuhan
b. Batasan karakteristik
Subjektif :
1) Anggota keluarga menjelaskan utang yang belum dilunasi atau
krisis keuangan
2) Anggota keluarga mengungkapkan kesulitan dalam
mempertahankan penataan yang nyaman dirumah mereka
3) Anggota keluarga meminta bantuan untuk pemeliharaan rumah
Objektif :
1) Menumpuknya kotoran, sisa makanan, limbah
2) Lingkungan sekitar tidak teratur atau kotor
3) Suhu dirumah yang tidak tepat
4) Kekurangan peralatan yang diperlukan
5) Bau yang menyengat
6) Anggota keluarga bekerja terlalu berat
7) Adanya serangga atau hewan penguat
8) Gangguan kebersihan atau infeksi berulang
c. Faktor yang berhubungan
1) Sistem pendukung yang tidak adekuat
2) Penyakit atau cedera pada individu atau anggota keluarga
3) Tidak adanya pengaturan atau encahayaan keluarga
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk melakukan pencegahan masalah
kesehatan
a. Definisi
Hambatan kemampuan untuk mengubah gaya hidup/perilaku dalam
cara yang memperbaiki status kesehatan
b. Batasan karakteristik
1) Gagal melakukan tindakan mencegah masalah kesehatan
2) Gagal mencapai pengendalian optimal
3) Meminimalkan perubahan status kesehatan
4) Tidak menerima perubahan status kesehatan
c. Faktor yang berhubungan
1) Kurang dukungan sosial
2) Kurang pemahaman
3) Merokok
4) Pencapaian diri yang rendah
5) Penggunaan alkohol berlebihan
6) Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan
7) Status sosio-ekonoki rendah
8) Stresor
1
2. Kemungkinan 2 /2 x 2= 1 Keluarga
masalah dapat diubah mengupayakan
Mudah: 2 pencahayaan dapat
Cukup: 2
Rendah: 1
2
4. Menonjolnya 1 /2 x 1=1/2 Keluarga menyadari
masalah bahwa masalah
Segera: 2 kesehatan Tn.S adalah
Potensial: 1
3
3. Kemungkinan masalah 1 /3 x 1= 1/3 Keluarga mau diajak
dapat dicegah bekerjasama dan
Tinggi: 3 tampak kooperatif
Cukup: 2
Rendah: 1
2
4. Menonjolnya masalah 1 /2 x 1= 1 Saat pengkajian
Segera: 2 tidak segera
Hambatan Setelah dilakukan Keluarga Tn.S dan keluarga : 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara
1. Mengetahui cara
pemeliharaa tindakan dapat memelihara rumah
memodifikasi lingkungan 2. Jelaskan akibat lingkungan rumah yang tidak
n rumah keperawatan 2x memodifikas
rumah sehat (lembab, kurang sinar matahari, ventilasi
pertemuan i lingkungan
berhubunga 2. Keluarga mampu
kurang baik)
diharapkan rumah
n dengan memelihara lingkungan 3. Anjurkan keluarga untuk menambah
keluarga dapat
ketidakmam menjaga rumah pencahayaan dalam rumah dengan cara rutin
puan pemeliharaan membuka kelambu dan jendela setiap hari,
dengan leaflet
4. Memberikan kesempatan kepada keluarga
ketidakmampua
untuk bertanya jika ada yang kurang jelas
n keluarga 5. Mendiskusikan bersama keluarga
melakukan mengenai cara penularan penyakit TBC
6. Mendiskusikan bersama kelurga tentang
pencegahan
cara mencegah penularin penyskit TBC
masalah 7. Memberikan pertanyaan kembali tentang
kesehatan materi yang disampaikan
Rabu, Hambatan 1. Melakukan BHSP dengan keluarga dan
22Februar pemeliharaan Tn.S
2. Menanyakan tentang pemeliharaan
i 2017 rumah
lingkungan rumah yang ada disekitar Tn.S
berhubungan 3. Memberikan penjelasan kepada keluarga
dengan mengenai pentingnya untuk menjaga
n keluarga dilakukan
4. Memberikan penjelasan kepada keluarga
memodifikasi mengenai pentingnya cahaya atau
pencahayaan yang masuk didalam rumah
5. Menjelaskan kepada keluarga tentang
perlunya menjaga kesehatan dan
kebersihan lingkungan untuk pertahan diri
yang tinggal satu rumah
F. Evaluasi
P : Intervensi dihentikan
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Adalah sekolompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat
(Setiadi.2008). Proses asuhan keperawatan keluarga yaitu meliputi
pengkajian, analisa data, skala prioritas masalah, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
Adapun diagnosa yang mungkin muncul pada asuhan keperawatan
keluarga Tn. S dengan TBC meliputi perilaku kesehatan cenderung beresiko
b/d ketidakmampuan keluarga melakukan pencegahan masalah kesehatan,
hambatan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan.
Prioritas diagnosa masalah yang dialami keluarga Tn.S adalah
perilaku kesehatan cenderung beresiko b/d ketidakmampuan keluarga dalam
pencegahan masalah kesehatan dimana didapatkan skor 4. Intervensi yang
diberikan adalah melakukan promosi kesehatan mengenai cara pencegahan
penularan penyakit TBC.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini semoga bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca, menambah wawasan bersama dan tentunya
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan
saran sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA