Vous êtes sur la page 1sur 14

Ekonomika-Bisnis http://ejournal.umm.ac.id/index.

php/jeb
Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 1-14
p-ISSN : 2088-6845 e-ISSN : 2442-8604

ANALISIS ANCAMAN PHISHING DALAM


LAYANAN ONLINE BANKING
Ikhsan Radiansyah, Candiwan, Yudi Priyadi
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Telkom
E-mail: newbieot@student.telkomuniversity.ac.id;
candiwan@telkomuniveristy.ac.id; whypi@telkomuniversity.ac.id

Abstract

The purpose of this study was to determine the factors that cause the
emergence of phishing and prevention against phishing threats. Systematic
Literature Review methods used to find answers to the research questions by
searching for studies related to the threat of phishing in online banking
services and perform narrative synthesis on the findings. Minimal knowledge
of the user, and the user's psychological privacy of users of social networking
services considered as factors that cause phishing. Educating users about the
threat of cyber crime, prevention at the level of e-mail, the use of anti-phishing
software, and system implementation disposable password in banking
services is an effective deterrent to the threat of phishing. Users must have a
good knowledge of the threat of crime, especially phishing, and the Bank has
the responsibility to provide education related to threats that can harm the
user.

Keywords : Cyber Crime, Information Securit, Online Banking, Phishing

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor penyebab munculnya


phishing dan pencegahan terhadap ancaman phishing. Metode Systematic
Literature Review dipakai untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
penelitian tersebut dengan mencari studi-studi yang berhubungan dengan
ancaman phishing pada layanan online banking dan melakukan narrative
synthesis atas temuan tersebut. Pengetahuan pengguna yang minim,
psikologis pengguna dan privasi social networking services pengguna dinilai
sebagai faktor-faktor penyebab phishing. Edukasi terhadap pengguna
mengenai ancaman kejahatan siber, pencegahan pada tingkat e-mail,
penggunaan perangkat lunak anti-phishing, dan implementasi sistem kata
sandi sekali pakai pada layanan perbankan merupakan pencegahan efektif
pada ancaman phishing. Pengguna (nasabah) harus memiliki pengetahuan
yang baik mengenai ancaman kejahatan kriminal khususnya phishing dan
Bank mempunyai tanggung jawab untuk memberikan edukasi terkait
ancaman yang dapat merugikan pengguna.

Kata kunci : Cyber Crime, Information Securit, Online Banking, Phishing

1
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 1-14

Perkembangan teknologi informasi dan Phishing Working Group, 2014). Ini


komunikasi (ICT) di dunia sangat terlihat dalam pie-chart pada Gambar 1.
dirasakan manfaatnya dalam berbagai
sektor Industri, Perbankan maupun
Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor-
sektor tersebut mera-sakan manfaat
efisiensi dan efektivitas dalam segi
operasional maupun peningkatan
layanan terhadap pengguna. Namun
perkembangan tersebut memunculkan
tantangan baru dengan munculnya
berbagai tindak kriminal berbasis siber
(cyber crime) oleh pihak-pihak yang Gambar 1. Keseluruhan Statistik untuk
serangan phishing,
berusaha mengeksploitasi kelemahan
April-Juni 2014
sistem dan kesadaran pengguna
terhadap Sistem Informasi. Sektor Finansial merupakan sa-
Salah satu bentuk cyber crime lah satu target eksploitasi oleh para
yang dilakukan oleh para frauder frauder. Perbankan sebagai layanan
adalah Phishing. Phishing adalah transaksi keuangan massal tidak luput
kegiatan kriminal dengan menggu- dari cyber crime yang dilakukan
nakan teknik rekayasa sosial. Phisher frauder. Phishing dapat menggunakan
(sebutan bagi pelaku kriminal phishing) halaman website palsu untuk menge-
berupaya menipu untuk mendapatkan labui dan mencuri data-data pribadi
informasi sensitif, seperti username, pengguna.
password dan rincian kartu kredit, Phishing tidak hanya menyerang
dengan menyamar sebagai entitas Indonesia saja. Pada tahun 2013, Sera-
terpercaya dalam sebuah komunikasi ngan Phishing menyebabkan kerugian
elektronik (N. P. Singh, 2007). Phishing finansial sebesar $ 5,9 Milyar (Rp
menyerang semua sektor industri 80,328 Triliun) di dunia berdasarkan
berbasis online, seperti e-commerce, laporan EMC (EMC, 2014). Serangan
sosial media dan perbankan. Tindakan Phishing tidak hanya menimbulkan
phishing mengincar informasi sensitif kerugian finansial saja. Phishing me-
pengguna untuk digunakan oleh pihak nyebabkan konsekuensi serius terhadap
yang tidak berwenang. Pengguna kehilangan data pribadi pengguna, dan
dirugikan dalam hal privasi, penya- kerugian nama merk perusahaan yang
lahgunaan (eksploitasi) dari tindakan tercemar akibat kasus phishing
hacking bahkan kerugian finansial. (Symantec Brightmail TM, 2014).
Layanan pembayaran (payment Berbagai kasus phishing terhadap
service) menjadi sektor industri yang dunia financial service (perbankan) di
paling ditargetkan pada kuartal kedua dunia mendorong akademisi untuk
2014, dengan 39,80 persen dari melakukan penelitian terhadap sera-
serangan selama periode tiga bulan dari ngan phishing. Telah banyak studi
April sampai Juni 2014, seda-ngkan penelitian dengan topik phishing yang
jasa keuangan (financial) terus berhubungan dengan deskripsi sera-
mengikuti dengan 20,20% (Anti- ngan, tipe-tipe phishing dan pence-
gahan terhadap phishing. Studi tersebut

2
Analisis Ancaman Phishing (Ikhsan Radiansyah, Candiwan, Yudi Priyadi)

dibuat dalam waktu yang berbeda-beda, Praktisi dalam bidang Information


pada lingkungan (tempat) yang berbeda Security. Richi Aktorian yang berpro-
dan fenomena yang berbeda juga. fesi sebagai Senior Manager of IT
Oleh karena itu, peneliti tertarik Resilience & Security pada PT Bank
menganalisis ancaman phishing dalam Mandiri (Persero) Tbk, Surya
layanan online banking berdasarkan Michrandi Nasution yang berprofesi
metode systematic literature review sebagai dosen Fakultas Teknik Elektro
dengan fokus terhadap dua tujuan pada Telkom University. Beliau meng-
penelitian yaitu menganalisis faktor ajarkan bidang Information Security
yang memungkinkan ancaman phising pada Security lab. Memiliki penge-
muncul ketika pengguna menggunakan tahuan terkait pada bidang keamanan
online banking dan memberikan informasi dan pernah memiliki CEH
rekomendasi pencegahan terhadap (certified ethical hacking) dan Yudha
ancaman phising. Purwanto yang berprofesi sebagai
dosen Fakultas Teknik Elektro pada
Metode Penelitian Telkom University dan Konsultan IT
Penelitian ini menggunakan pada beberapa perusahaan. Beliau
metode Systematic Literature Review mengajarkan bidang Information
(SLR). Systematic Literature Review Security pada Security lab. Memiliki
(SLR) atau juga disebut Systematic pengetahuan terkait pada bidang kea-
Review adalah literature review yang manan informasi dan memiliki CEH
umumnya dilakukan oleh peneliti un- (certified ethical hacking).
tuk memecahkan masalah dari pene- Kedua, Melakukan Pencarian
litian. Awalnya teknik penelitian ini Studi. Pencarian bukti/fakta pada
digunakan untuk mencari keefektifitas sumber yang terpercaya yaitu Elsevier,
dari layanan kesehatan namun seka- IEEE, ACM, dan Sage. Bukti/fakta
rang teknik ini dapat juga digunakan berupa research paper. Setiap research
dengan topik lebih luas. paper yang telah diunduh dan dibaca
Tujuan SLR adalah untuk men- dilakukan dokumentasi mengenai judul
sintesis temuan penelitian dari sejumlah literatur, nama penulis, tahun paper dan
besar studi yang berbeda pada ringkasan penelitian. Pencarian dilaku-
intervensi tertentu atau isu yang kan pada research paper yang dipubli-
kemudian dapat berpotensi digunakan kasikan dengan dengan meng-gunakan
untuk menginformasikan kebijakan dan kata kunci phishing, online banking,
praktek di bidang diselidiki (Ridley, man-in-the-middle, man-in-browser,
2012). Penelitian ini mengambil studi cyber crime, online banking phishing.
sebanyak 83 literatur dan setelah Kata kunci tersebut ditentukan melalui
dilakukan filtering (analisis data) wawancara kepada praktisi (Richi
jumlah studi berkurang menjadi 37 Aktorian). Pada tahap ini telah
literatur. Langkah-langkah yang ditemukan 83 research paper atas
dilakukan adalah sebagai berikut: pencarian tersebut.
Pertama, Wawancara terhadap Ketiga, Ekstraksi Data Studi.
narasumber (expert). Berkonsultasi pa- Pada tahap ini yaitu memilah dan
da pakar yang mempunyai pengalaman mengambil data yang berhubungan
di bidang Information Security. dengan topik penelitian dari research
Penelitian ini melibatkan akademisi dan paper yang telah dibaca. Data Ekstraksi

3
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 1-14

disajikan dalam bentuk tabel ringkasan harus dapat menjawab faktor-faktor


informasi yang telah diekstrak dari studi yang memungkinkan Ancaman Phising
yang telah dipilih. muncul ketika pengguna menggunakan
Keempat, Menilai kelayakan online banking dan memberikan
studi. Jurnal/Studi yang dijadikan land- rekomendasi
asan penelitian ditelusuri kelayak-
annya. Setiap research paper yang Hasil Penelitian dan Pembahasan
dijadikan landasan, harus memiliki Phishing pada layanan online
jawaban ya terhadap tiga pertanyaan banking merupakan ancaman menggu-
di bawah ini: 1) Apakah studi memiliki nakan teknik rekayasa sosial dengan
fokus pertanyaan yang jelas?; 2) mengelabui pengguna (nasabah). Peng-
Apakah studi menggunakan metode guna tertarik terhadap penawaran-
yang valid untuk menjawab pertanyaan penawaran melalui e-mail, pesan sing--
penelitiannya?; 3) Apakah hasil valid kat, telepon dari pelaku kriminal yang
yang berasal dari studi penting untuk menyamar sebagai entitas bank resmi
dijadikan landasan? Setelah dilakukan dan mengajak nasabah untuk mem-
kelayakan studi, didapatkan 37 res- berikan data-data sensitif terkait data
earch paper yang layak untuk dijadikan pengguna bank tersebut (Nasution,
landasan untuk menjawab pertanyaan 2016).
penelitian. Pada penelitian ini akan dijelas-
Kelima, Data Sintesis yaitu kan mengenai faktor penyebab mun-
menggunakan teknik narrative sy- culnya ancaman phishing ketika peng-
nthesis sebagai pendekatan tekstual guna menggunakan layanan online
yang menyediakan analisis hubungan banking dan pencegahan terhadap
dalam dan di antara studi dan penilaian ancaman tersebut.
secara keseluruhan dari bukti. Sebuah Berdasarkan hasil studi literatur
sintesis narasi (narrative synthesis) yang telah dilakukan sebelumnya,
dapat dilakukan di mana studi terlalu faktor penyebab munculnya ancaman
beragam secara metodologi. serangan phishing ketika pengguna
Setiap fakta yang didapatkan dari menggunakan layanan online banking
research paper dan hasil wawancara adalah minimnya pengetahuan peng-
dibandingkan dan dicocokan satu den- guna, psikologis dan privasi social
gan yang lain. Jika antara paper A dan networking services pengguna. Tabel 1
paper B memiliki kesamaan fakta/bukti menunjukkan faktor-faktor penyebab
temuan penelitian maka fakta/bukti phishing dari berbagai studi yang telah
tersebut layak untuk dijadikan landasan dibaca.
penelitian ini. Fakta/bukti temuan yang Dhamija, Tygar, & Hearst
diperlukan dalam penelitian ini adalah (2006) mengungkapkan bahwa peng-
faktor penyebab phishing dan guna dianggap tidak memiliki penge-
rekomendasi pencegahan phishing pada tahuan yang baik mengenai sistem
layanan online banking. komputer terutama membedakan dom-
Keenam, Membuat laporan hasil ain yang resmi dan palsu. Pengguna
studi. Hasil laporan disajikan dalam juga tidak dapat mengenali indikator-
bentuk narrative synthesis dilengkapi indikator keamanan seperti mengecek
kesimpulan penelitian yang telah sertifikat SSL pada browser ketika
dilakukan, dalam hal ini penelitian mengunjungi suatu situs pada internet.

4
Analisis Ancaman Phishing (Ikhsan Radiansyah, Candiwan, Yudi Priyadi)

Tabel 1. Faktor penyebab phishing berdasarkan study literature


No. Nama Penulis dan Tahun Faktor penyebab phishing
1 (Dhamija, et al., 2006) Pengetahuan pengguna minim dan psikologis
2 (Alsharnouby, et al., 2015) Pengetahuan pengguna minim
3 (Arachchilage & Love, 2014) Pengetahuan pengguna minim
4 (Mohammad, et al., 2015) Pengetahuan pengguna minim
5 (Parmar, 2012) Pengetahuan pengguna minim, psikologis dan
privasi social networking services.
6 (Meulen, 2013) Psikologis
7 (Sein, 2011) Pengetahuan pengguna minim
8 (Vishwanath, et al., 2011) Psikologis
10 (Button, et al., 2014) Psikologis
11 (Zielinska, et al., 2015) Pengetahuan pengguna minim
12 (USE Act, 2010) Pengetahuan pengguna minim
13 (Hilley, 2006) Pengetahuan pengguna minim
14 (Elsevier Advanced Technology, Psikologis dan pengetahuan pengguna minim
2015)
15 (Malik & Malik, 2011) Privasi social networking services

Pengguna yang mengetahui hal-hal tersebut dakan pengguna untuk menghindari an-
juga rawan ketika sebuah website phishing caman phishing. Pengetahuan prosedural
menyerupai website resmi (visual pengguna dinilai dari kemampuan peng-
deception) yang mengakibatkan tidak guna untuk mengidentifikasi website
memperhatikan indikator keamanan pada phishing dari 5 URL yang telah diberikan
browser (SSL certified icon). dan pengetahuan konseptual pengguna
Faktor pengetahuan dan kesa-daran dinilai dari bagian URL mana yang menan-
pengguna terhadap ancaman serangan dakan website tersebut phishing atau tidak.
phishing juga didukung oleh Alsharnouby, Hal ini didukung oleh pernyataan
Alaca, & Chiasson (2015). Dalam paper Mohammad, Thabtah, & McCluskey
tersebut penulis meneliti mengenai (2015) faktor mengapa pengguna menjadi
kemampuan pengguna untuk mengiden- korban serangan phishing adalah mayoritas
tifikasi website phishing. Subjek penelitian pengguna memiliki pengetahuan yang
(responden) sebelumnya telah dibekali oleh minim terhadap ancaman kriminalitas
edukasi mengenai ancaman phishing dan online, tidak memiliki pengetahuan yang
improved browser security indicators. baik mengenai ancaman phishing, tidak
Hasilnya adalah 53% responden berhasil memiliki strategi yang baik dalam
mengidentifikasi ancaman phishing. Hasil mengenali serangan phishing, fokus ter-
tersebut dibawah ekspektasi awal yaitu hadap konten dibandingkan indikator pada
diharapkan 86% pengguna berhasil website, dan tidak mengetahui prosedur
mengidentifikasi website phishing. Hal ini layanan online yang dipakai sehingga
dikarenakan pengguna hanya meng- terjebak ketika mendapatkan e-mail dari
gunakan 6% waktunya untuk meng-amati layanan online yang mereka gunakan
indikator keamanan pada browser dan terkait informasi maintenance dan infor-
fokus mengenali tampilan konten pada masi-informasi lainnya yang dimanfaatkan
website yang diuji. phisher untuk mendapatkan data-data
Arachchilage & Love (2014) sensitif pengguna.
mengungkapkan hal serupa bahwa Parmar (2012) menyatakan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan serangan spear-phishing yang berbeda
konseptual pengguna mempengaruhi tin- dengan serangan phishing konvensional

5
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 1-14

juga sukses dilakukan akibat pengetahuan pengguna menggunakan layanan online


psikologis pengguna yang mudah mem- banking. Pengguna mendapatkan telepon
percayai situs jejaring sosial. Spear- yang berasal dari representatif Rabobank
phishing berbeda dari serangan kon- (phisher) dan menanyakan e-mail yang
vensional dimana phisher tidak melakukan diterima oleh pengguna. Phisher
bulk e-mail kepada sasarannya namun mengatakan akun pengguna perlu di cek
mengirimkan e-mail phishing kepada dan diklarifikasi untuk menghindari
sasaran potensial yang memiliki tingkat masalah potensial akibat dari e-mail yang
kesuksesan dan timbal balik yang lebih telah diterima. Pengguna diminta
tinggi. Jika pada phishing biasa phisher memberikan informasi kredensial seperti
menyamar sebagai entitas resmi maka pada kode random atau identitas untuk
spear-phishing, phiser menyamar sebagai melakukan transaksi. Atas informasi inilah
individu/entitas yang diketahui dan phiser dapat melakukan transaksi dengan
digunakan oleh calon korban. Teknik ini menggunakan akun pengguna. Pengguna
umumnya digunakan agar korban yang lalai dengan tidak mengklarifikasi
mengunduh malware yang terlampir pada telepon tersebut kepada pihak bank dan
e-mail tidak seperti teknik phishing tidak mengetahui peraturan permintaan
konvensional yang mengarahkan korban informasi sensitif pada bank menyebabkan
pada website palsu. Phisher mendapatkan kasus tersebut terjadi.
data-data sensitif pengguna melalui sosial Hal lainnya yang membuat
media lalu memanfaatkannya untuk pengguna terjebak dalam serangan phishing
mengelabui pengguna. Terbukti teknik adalah sifat naif pengguna dalam
spear-phishing memiliki tingkat kesuk- menggunakan layanan perbankan para
sesan 19% dibandingkan teknik phishing internet. Pengguna umumnya menggu-
konvensional yang hanya memiliki tingkat nakan password yang sama untuk berbagai
kesuksesan 5%. halaman website dan password yang
Malik & Malik, (2011) dalam digunakan tidak jauh nama anak, nama
penelitiannya mengungkapkan bahwa ber- peliharaan, tempat lahir, dan tanggal ulang
bagi informasi pribadi dan mengung- tahun ungkap Sein (2011).
kapkannya pada SNS (social networking Hal serupa dikemukakan juga oleh
services) adalah sebuah kebutuhan. Namun Vishwanath, Herath, Chen, Wang, & Rao
hal tersebut beresiko terhadap serangan (2011) bahwa pengguna merupakan faktor
siber (termasuk phishing) yang meman- utama terjadinya penyebab phishing.
faatkan keterbukaan informasi pribadi pada Terdapat 4 alasan mengapa pengguna men-
SNS. jadi korban phishing. Pertama adalah
Meulen (2013) menyatakan semakin banyak e-mail yang diterima
tanggung jawab atas terjadinya kasus pengguna maka semakin besar peluang
penipuan online pada layanan online mereka ditipu. Kedua adalah pengguna
banking tidak hanya dipegang oleh pihak umumnya akan membuka e-mail dari
bank saja namun pengguna turut entitas yang mereka ketahui. Pengguna
bertanggung jawab atas terjadinya kasus yang memiliki hubungan lebih dari satu
tersebut. Pengguna dinilai lalai dan lembaga bank dan melakukan transaksi
mengabaikan peraturan yang telah online yang lebih banyak dibandingkan
diedukasikan oleh pihak bank. Sebagai lainnya mereka berpeluang menjadi korban
contoh terdapat kasus dimana korban e-mail phishing. Yang ketiga adalah
mendapatkan e-mail phishing dan telepon pengguna yang tidak mengetahui ancaman
mengatasnamakan Rabobank, bank dimana serangan phishing. Faktor keempat adalah

6
Analisis Ancaman Phishing (Ikhsan Radiansyah, Candiwan, Yudi Priyadi)

kebiasaan dalam penggunaan media. Sese- in-the-middle dengan pop-up meminta


orang yang mempunyai kebiasaan meng- untuk memberikan informasi sensitive pada
ecek e-mailnya setiap pagi sambil sarapan. website yang resmi. (Hilley, 2006)
Kebiasaan ini mengurangi rasa curiga dan menyatakan bahwa pengguna tidak sadar
berpeluang membuka dan mempercayai mengunduh malware ketika mengunjungi
surel phishing. situs berbau pornografi, situs yang
Penelitian yang dilakukan oleh menyediakan konten ba-jakan dan ketika
Button, Nicholls, Kerr, & Owen (2014) membuka e-mail phishing.
mencoba mencari tau mengenai mengapa Malware yang berada di komputer
korban jatuh kepada penipuan online. pengguna memiliki resiko ancaman yang
Terdapat beragam penipuan online namun lebih tinggi dibandingkan phishing
dengan teknik yang sama yaitu kriminal konvensional. IBM menyatakan penipuan
mencoba menjadi entitas yang sah berupa e- pada mayoritas bank disebabkan oleh
mail dari lembaga ternama dan website teknik rekayasa sosial untuk menggagalkan
yang menyerupai lembaga terpercaya. Tek- sistem dua faktor autentikasi. Teknik ini
nik yang digunakan untuk mengajak menggunakan trojan The Dyre dimana
pengguna membuka situs web palsu malware tersebut menginjeksi halaman web
tersebut seragam yaitu menggunakan teknik palsu pada situr resmi. Halaman web palsu
penipuan marketing. Pengguna menda- tersebut menginformasikan bahwa situs
patkan e-mail mengenai promosi transaksi sedang mengalami perbaikan dan pengguna
dengan waktu terbatas atau mengin- diharapkan menghubungi nomor telepon
formasikan bahwa akun pengguna yang tertera pada halaman. Ketika
mempunyai masalah dan dibutuhkan login pengguna menelpon nomor tersebut,
kembali pada website resmi namun palsu. pengguna akan dimintai data-data sensitif
Pengguna yang mendapatkan e-mail terkait bank tersebut diungkapkan oleh
tersebut tertarik dan membuka website Elsevier Advanced Technology (2015).
phishing yang telah disediakan pada e-mail. Berdasarkan hasil studi literatur
Dilihat dari pengetahuan pengguna, yang telah dilakukan sebe-lumnya,
Zielinska, Welk, Mayhorn, & Murphy-Hill pencegahan terhadap ancaman serangan
(2015) mengung-kapkan bahwa para ahli phishing ketika pengguna menggunakan
(expert) cenderung memiliki pemahaman layanan online banking adalah edukasi
yang lebih komprehensif tentang terhadap pengguna, psikologis dan privasi
bagaimana tren serangan phishing dan social net-working services pengguna dan
karak-teristiknya melalui e-mail dibanding- penggunaan sistem one time password pada
kan pemula. Para ahli dinilai lebih dapat perbankan.
mengambil resiko dan meng-hindari Edukasi kepada pengguna meru-
ancaman serangan phishing dibandingkan pakan faktor terpenting dalam pencegahan
pengguna pemula. phishing. Pengguna yang memiliki penge-
Selain menggunakan website tahuan dan kesadaran mengenai serangan
palsu,kejahatan kriminal dengan meng- phishing dan mengetahui tindakan untuk
gunakan teknik phishing juga memanfaat meng-hindari ancaman tersebut rentan lolos
malware untuk mencuri data pribadi menghindari ancaman phishing diban-
pengguna. Seperti yang diungkapkan USE dingkan pengguna yag tidak menge-
Act (2010) Serangan baru Zeus Malware tahuinya.
yang berbasis botnet juga menyerang Seperti yang diungkapkan oleh
pengguna kartu kredit di Amerika Serikat. Alsharnouby, Alaca, & Chiasson (2015)
Serangan Zeus menggunakan teknik man- 53% pengguna yang telah dibekali edukasi
7
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 1-14

mampu mendeteksi website phishing. Pihak bank mempunyai kewajiban


Namun edukasi yang hanya dilakukan satu untuk memberikan informasi mengenai
kali belum mampu memenuhi ekspektasi phishing dan pencegahannya kepada
pene-litian yang mengharapkan 86% peng- pengguna. Studi yang dilakukan pada Bank
guna mampu mendeteksi website phishing. di hongkong, Bank menyediakan fasilitas
Mohammad, Thabtah, & online banking memuat informasi
McCluskey (2015) juga mengatakan bahwa mengenai phishing dan tindakan anti-
edukasi kepada pengguna merupakan kunci phishing pada pada halaman resmi
pencegahan terbaik untuk menghadapi websitenya. Akses kepada informasi
ancaman phishing. Jika pengguna mengenai phishing lebih mudah dilakukan
mengetahui indikator keamanan, dapat dibandingkan tindakan anti-phishing. Pada
mendeteksi websie phishing dan tidak Bank di Hongkong, tindakan pencegahan
tergiur pada penawaran menarik pada e- terhadap ancaman phishing melalui surat
mail phishing maka ancaman tersebut dapat elektronik lebih sulit diakses dibandingkan
dihindari. Namun edukasi membutuhkan ancaman phishing dalam bentuk malware
waktu dan biaya yang tinggi sementara (Bose & Leung, 2008).
phishing terus berkembang. Sehingga Efektifitas pelatihan pencegahan
Mohammad menyarankan perlunya solusi phishing (embedded training) dapat
teknis dan solusi hukum untuk mencegah membandingkan dengan pesan keamanan
ancaman phishing. pada umumnya. Hasilnya adalah pelatihan
Teknik spear-phishing yang lebih dinilai lebih baik dibandingkan mengi-
beresiko dibandingkan teknik phishing rimkan pesan keamanan kepada pengguna.
konvensional juga menyarankan edukasi Mereka berkesimpulan bahwa pelatihan
pengguna sebagai pencegahan terbaik. pencegahan phishing (embedded training)
Diungkapkan oleh Parmar (2012) CSCIC membantu pengguna mempelajari menge-
(Cyber Security and Critical Infrastructure nai bahaya phishing dan cara untuk
Coordination) mengedukasi serangan ph- menghindarinya (Kumaraguru, et al.,
ishing kepada para pegawai negeri di 2007).
Amerika Serikat menggunakan e-mail. Pada research paper yang berbeda
Pada awalnya 15% pengguna meng- telah mengungkapkan bahwa efektivitas
inputkan passwordnya pada halaman pengguna dalam mempelajari materi
website palsu sebelum diberi perin-gatan phishing lebih baik ketika pengguna telah
bahwa e-mail tersebut adala pelatihan mengalami simulasi serangan (embedded)
phishing dan menjelaskan kesalahan atas dibandingkan ketika pelatihan dikirimkan
tindakan mereka (pengguna). Empat bulan melalui e-mail (non-embedded). Pe-
kemudian CSCIC kembali mengirimkan e- ngetahuan pengguna lebih bertahan setelah
mail phishing kepada pegawai negeri di embedded training dibandingkan non-
Amerika Serikat dan hasilnya hanya 8% embedded training (Kumaraguru, et al.,
pengguna yang mencoba berinteraksi ke 2007).
halaman website palsu. Selain itu, penelitian yang berfokus
Pengetahuan mengenai phishing mengedukasi pengguna dan membantu
dan pencegahannya dapat diperoleh melalui mereka untuk menghindari serangan
edukasi, kesadaran dan pengalaman. phishing. Mereka mengembangkan
Diperlukannya kolaborasi atas tiga aspek pelatihan embedded system dengan nama
tersebut untuk meningkatkan self efficacy PhishGuru dengan masa pelatihan 28 hari.
pada pengguna seperti yang diungkapkan Pelatihan ini terbukti efektif ketika
oleh Vishwanath et al. (2011). pengguna yang telah dilatih dibandingkan

8
Analisis Ancaman Phishing (Ikhsan Radiansyah, Candiwan, Yudi Priyadi)

dengan pengguna yang belum dilatih oleh edukasi dapat disampaikan melalui
PhishGuru (Kumaraguru, et al., 2009). berbagai cara namun bank harus fokus pada
Lalu dilan-jutkan dengan membuat efektivitas edukasi tersebut. Seperti yang
permainan bernama Anti-Phishing Phil diungkapkan oleh Kumaraguru, et al.
yang bertujuan memberikan edukasi kepada (2009) bahwa edukasi yang efektif
pengguna agar dapat mendeteksi URL dilakukan dengan sistem pelatihan
resmi dan palsu. Hasilnya adalah walaupun (embedded training). Namun sistem
anti-phishing software ber-tindak sebagai tersebut membutuhkan waktu dan biaya
garis pertama dalam menghadapi serangan yang besar untuk dilakukan. Adanya media
phishing namun edukasi pengguna edukasi lain dalam bentuk permainan,
menawarkan pendekatan yang membantu edukasi melalui halaman website, video
pengguna mengidentifikasi e-mail dan edukasi dan lain sebagainya. Bentuk
website palsu (Kumaraguru, et al., 2010). edukasi yang akan diberikan kembali
Edukasi pengguna melalui media kepada pihak bank dengan
permainan (game) dinilai efektif dan memperhitungkan biaya serta timbal balik
meningkatkan self efficacy peng-guna atas tindakan tersebut.
dalam menghindari penipuan online. Namun pihak bank tidak hanya
Arachchilage & Love (2014) merancang menjadi pemegang tanggung jawab atas
kerangka desain permainan yang diha- ancaman kejahatan ini. Pengguna turut
rapkan tidak hanya dapat meningkatkan berperan dan bertanggung jawab atas
kesadaran pengguna terhadap serangan tindakan yang mereka lakukan dalam
phishing namun serangan siber IT lainnya menghadapi ancaman phishing. Sehingga
seperti virus, malware, botnet dan spyware. pengguna juga harus membekali dirinya
Adapun mengenai faktor privasi mengenai pengetahuan dalam kejahatan
pada social networking sites, penelitian lain siber (khususnya phishing) dan waspada
mengungkapkan bahwa pengguna harus dalam menggunakan layanan online
diberikan edukasi mengenai resiko ketika banking.
mengungkapkan informasi pribadi di social Selain website, e-mail merupakan
networking services. Resiko tersebut media yang rawan terhadap serangan
berupa ancaman phishing dan pencurian phishing. Hal ini seperti diungkapkan oleh
identitas pribadi pengguna (Silic & Back, Vishwanath, Herath, Chen, Wang, & Rao
2016). (2011) bahwa semakin banyak e-mail yang
Sebelumnya telah dijelaskan diterima oleh pengguna maka semakin
mengenai faktor-faktor penyebab phishing rawan pengguna menjadi calon korban
diantaranya akibat pengetahuan pengguna phishing. Resiko akan semakin besar jika
yang minim, kebiasaan pengguna, pengguna tidak hanya menerima e-mail
psikologis pengguna dan keterbukaan dalam volume besar namun juga merespon
privasi social networking services e-mail dalam volume yang besar juga.
pengguna. Empat faktor tersebut dapat Phishing dapat dicegah melalui
diatasi melalui edukasi kepada pengguna pemasangan filter yang mengklasi-
dikarenakan empat faktor tersebut berasal fikasikan e-mail menjadi dua kategori yaitu
dari pengguna sendiri. asli (legitimate) dan palsu (fraudulent)
Pengetahuan pengguna yang minim (Castillo, et al., 2007). Penggunaan fungsi
atas ancaman kejahatan siber (khususnya filter, perusahaan dapat melindungi
phishing), psikologis dan keterbukaan pegawai dan pelanggannya dari e-mail
social networking services diatasi melalui spam yang mengancam mencuri data
edukasi yang dilakukan oleh bank. Media pengguna e-mail.
9
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 1-14

Jika phiser mengetahui target calon membuat website palsu yang tidak dapat
korban dan menggunakan teknik spear dideteksi oleh anti-phishing berbasis
phishing maka filter e-mail spam dan blacklist/whitelist, GoldPhish mena-
phishing menjadi tidak efektif. Parmar warkan solusi dengan pendekatan teknik
(2012) mengatakan hal ini dikarenakan Heuristic dengan menangkap gambar dari
spear-phishing melakukan pendekatan yang halaman website lalu menggunakan optical
berbeda dibandingkan phishing kon- character recognition untuk mengubah
vensional yang mudah terdeteksi oleh filter. gambar ke teks lalu diintegrasikan dengan
Solusi lainnya untuk mencegah algoritma Google Pagerank yang
phishing pada tingkat e-mail adalah membantu untuk menentukan apakah
pengguna internet seharusnya menggu- website tersebut valid atau tidak. GoldPhish
nakan fasilitas Tanda tangan digital pada e- diklaim akurat dalam mendeteksi 100%
mail atau Digital Signature E-mail website asli dan 98% mendeteksi website
(Garfinkel, et al., 2005). Tanda tangan phishing (Dunlop, et al., 2010).
digital menggunakan kunci asimetric Sistem perbankan juga harus
kriptografi seperti RSA yang menggunakan sistem One Time Pass-word
memungkinkan pengguna untuk mem- (OTP). Saat melakukan transaksi pada
bedakan identitas sang pengirim e-mail. layanan online, institusi perba-nkan
Namun hal ini akan menjadi masalah ketika memberikan perangkat token kepada
pengguna yang menggunakan satu pelanggan yang dapat mengeluarkan PIN
komputer untuk mengakses akun e- atau One Time Password (OTP) yang
mailnya. dikirimkan melalui pesan teks kepada
Pencegahan terhadap ancaman pelanggan (Nilsson, et al., 2006).
serangan phishing juga dapat menggunakan Password sekali pakai (one time
perangkat lunak anti-phishing selain password) adalah sistem autitentikasi
indikator keamanan pada browser seperti dimana pengguna ketika melakukan login
penggunaan protokol HTTPS (SSL certifed) menggunakan password sekali pakai yang
pada situs. dikirimkan melalui aplikasi instant
Ekstensi browser yang bernama messaging atau sms. Tidak menggunakan
AntiPhish. AntiPhish bertujuan untuk password statis, namun sistem password ini
melindungi pengguna dari halaman website hanya sekali pakai (OTP) diungkapkan
palsu dengan menampilkan pesan waspada dalam penelitian (Huang, et al., 2011).
ketika pengguna mencoba menginput data Peretas menemukan celah
sensitif (username, password) pada keamanan dalam penggunaan pera-ngkat
halaman yang tidak terpercaya. Namun token pada layanan online banking. Seperti
AntiPhish saat ini hanya berupa prototype Malware bernama Gameover Zeus yang
(Kirda & Kruegel, 2005). telah berada di komputer pengguna
Selain itu, dapat juga menggunakan melakukan serangan Man-in-the-Browser
GoldPhish, sebuah plugin yang terpasang (MitB) dengan teknik Load Inject Script
pada browser bertujuan untuk melindungi yang mampu menambahkan scipt (pop-up)
pengguna dari zero-day phishing sites. pada halaman website resmi dan mencuri
Pence-gahan terhadap phishing umumnya informasi kredensial peng-guna seperti PIN
dilakukan dengan memakai teknik blacklist Token yang diinputkan pengguna
maupun whitelist terhadap URL phishing (Tanujaya, 2015).
yang telah dideteksi namun teknik ini tidak IT Security Manager salah satu
efektif ketika berhadapan dengan zero-day Bank di Indonesia membenarkan ancaman
attack. Phisher selalu lebih terdepan tersebut. Beliau mengatakan Bank mela-

10
Analisis Ancaman Phishing (Ikhsan Radiansyah, Candiwan, Yudi Priyadi)

kukan tindak pencegahan melalui tiga untuk mendapatkan kombinasi PIN


aspek yaitu people, process, technology. pengguna. Trojan tersebut melakukan
Beliau menga-takan layanan online banking serangan Man-in-the-Browser (MitB)
di Indonesia telah memperingatkan peng- dengan teknik LoadInjectScript yang
guna dengan memasang pesan waspada. mampu menambahkan scipt (pop-up) pada
Bank Mandiri memasang pesan waspada halaman website resmi dan mencuri
yang berbunyi Hentikan transaksi jika informasi kredensial pengguna seperti PIN
anda diminta sinkronisasi token pada saat Token yang diinputkan pengguna.
login dan pastikan komputer anda bersih Perbankan di Indonesia mence-gah
dari virus. Bank BCA memasang pesan hal tersebut dengan memasang pesan
waspada Waspada virus trojan, malware waspada yang berbunyi Waspada virus
dan spyware. Stop! Jika anda menemukan trojan, malware dan spyware. Stop! Jika
hal yang tidak biasa pada saat bertransaksi anda menemukan hal yang tidak biasa pada
Internet Banking, Stop jangan dilanjutkan! saat bertransaksi Internet Banking, Stop
(Aktorian, 2015). jangan dilanjutkan!. Akan tetapi, semua-
Namun pesan waspada tersebut nya kembali ke pengguna, memperhatikan
kembali ke pengguna apakah memper- atau mengabaikan pesan tersebut ketika
hatikan dan sadar terhadap pesan tersebut. menggunakan layanan online banking.
Meulen (2013) mengungkapkan kejahatan
kriminal dalam layanan online terjadi salah
satunya akibat pengguna dinilai lalai dan DAFTAR PUSTAKA
mengabaikan peraturan yang telah
diedukasikan oleh pihak bank. Aktorian, R., 2015. Ancaman Siber dalam
Online Banking [Wawancara] (12
January 2015).
Penutup
Phishing merupakan ancaman yang Alsharnouby, M., Alaca, F. & Chiasson, S.,
menggunakan teknik rekayasa sosial (social 2015. Why phishing still works: user
engineering) yang mengelabui pengguna strategies. Int. J. Human-Computer
dengan cara menyamar sebagai entitas yang Studies.
resmi. Phishing menyerang berbagai sektor
industri termasuk industri perbankan yang Anti-Phishing Working Group, 2014.
menjadi sasaran terbesar. Faktor penyebab Phishing Activity Trends Report, 2nd
phishing pada layanan online banking yaitu Quarter, Washington D.C: Anti-
Pengetahuan pengguna yang minim, Phishing Working Group (APWG).
Psikologis, dan Privasi sosial networking
services. Arachchilage, N. A. G. & Love, S., 2014.
Oleh karena itu, pencegahan Security awareness of computer
serangan phishing pada Layanan Online users: A phishing threat avoidance.
Banking dapat dilakukan melalui Edukasi Computers in Human Behavior 38
pengguna, pencegahan Phishing pada (2014) 304312.
tingkat e-mail, penggunaan perangkat lunak
anti-phishing, penggunaan sistem OTP Bose, I. & Leung, A. C. M., 2008.
pada sistem perbankan. Assessing anti-phishing
Namun untuk OTP melalui preparedness: A study of online banks
perangkat token, peretas menggunakan in Hong Kong. Decision Support
serangan malware trojan (Gameover Zeus) Systems 45, p. 897912.
11
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 1-14

Button, M., Nicholls, C. M., Kerr, J. & Garfinkel, S. et al., 2005. How to make
Owen, R., 2014. Online frauds: secure e-mail easier to user.
Learning from victims why they fall Proceedings of the ACM Conference
for these scams. Australian & New on Human Factors in Computing
Zealand Journal of Criminology 2014 Systems, pp. 701-10.
Vol. 47(3), p. 391408.
Huang, C.-Y., Ma, S.-P. & Chen, K.-T.,
Castillo, M., Iglesias, A. & Serrano, J., 2011. Using one-time passwords to
2007. Detecting phishing e-mails by prevent password phishing attacks.
heterogeneous. H. Yin et al. (Eds.): Journal of Network and Computer
IDEAL 2007, LNCS 4881, pp. 296- Applications 34, pp. 1292-1301.
305.
Kirda, E. & Kruegel, C., 2005. Protecting
Courtesy of Computer Associates, 2014. users against phishing attacks with
Types of Phishing Attacks. [Online] antiphish. Proceedings of the 29th
Available at: Annual International Conference on
http://www.pcworld.com/article/135 Computer Software and Applications,
293/article.html pp. 517-24.

Dhamija, R., Tygar, J. & Hearst, M., 2006. Kumaraguru, P. et al., 2009. School of
Why Phishing Works. Proceeding of phish: a real-world evaluation of anti-
CHI-2006: Conference on Human phishing training,. Proceedings of
Factors in Computing Systems. the 5th Symposium on Usable Privacy
and Security.
Dunlop, M., Groat, S. & Shelly, D., 2010.
GoldPhish: Using Images for Kumaraguru, P. et al., 2007. Protecting
Content-Based. The Fifth People from Phishing: The Design
International Conference on Internet and Evaluation of an Embedded
Monitoring and Protection. Training Email System. Conference
Proceeding Human-Computer
Egelman, S., Cranor, L. F. & Hong, J., Interaction Institute.
2008. Youve Been Warned: An
Empirical Study of the. Youve Been Kumaraguru, P. et al., 2007. Getting Users
Warned: An Empirical Study of the, to Pay Attention to Anti-Phishing
Published in Proceeding CHI '08 Education: Evaluation of Retention
Proceedings of the SIGCHI and Transfer. Proceedings of the anti-
Conference on Human Factors in phishing working groups 2nd annual
Computing Systems Pages 1065-1074 eCrime researchers summit , pp. 70-
, pp. 1065-1074. 81.

Elsevier Advanced Technology, 2015. IBM Kumaraguru, P. et al., 2010. Teaching


uncovers major bank fraud. Johnny not to fall for phish. ACM
Computer Fraud and Security. Transactions on Internet Technology
Vol.10 No.2.
EMC, 2014. Phishing 2013: A Look Back,
Hopkinton: EMC. Malik, H. & Malik, A. S., 2011. Towards

12
Analisis Ancaman Phishing (Ikhsan Radiansyah, Candiwan, Yudi Priyadi)

Identifying the Challenges 9783642041174..


Associated with Emerging Large
Scale Social Networks. Procedia Ridley, D., 2012. The Literature A Step-by-
Computer Science, p. 458465. Step Guide. London: Sage
Publication.

McQuade, S. C., 2009. CyberCrime. Rush, H., Smith, C., Mbula, E. K. & Tang,
Dalam: Encyclopedia of cybercrime. P., 2009. Crime online. Cybercrime
Westport: Greenwood Publishing and illegal innovation, p. 11.
Group, Inc., p. 44.
Sein, E., 2011. The God of Phishing. Info
Meulen, N. S. v. d., 2013. Youve been Security Spotlight.
warned: Consumer liability in
Internet. Computer Law & Security Silic, M. & Back, A., 2016. The dark side
Review Volume 29, Issue 6, of social networking
December 2013, p. 713718. sites:Understanding phishing risks.
Computers in Human Behavior, pp.
Mohammad, R. M., Thabtah, F. & 35-43.
McCluskey, L., 2015. Tutorial and
Critical analysis of phishing websites Symantec Brightmail TM, 2014. Anti
methods. Computer science review. Phishing, White Paper: Messaging
Security.
N. P. Singh, P., 2007. Online Frauds in
Banks with Phishing. Journal of Tanujaya, A., 2015. Gameover Zeus
Internet Banking and Commerce, p. dengan LoadInjectScript. [Online]
4. Available at:
http://www.vaksin.com/0614-goz-
Nasution, S. M., 2016. Phishing sebagai load_inject_script
Ancaman pada Layanan Online
Banking [Wawancara] (21 January USE Act, 2010. Golden hour for phishing
2016). and new Zeus botnet. Network
Security.
Nilsson, M., Adams, A. & Herd, S., 2006.
Building security and trust in online Vishwanath, A. et al., 2011. Why do people
banking. Extended Abstracts of the get phished? Testing individual
ACM Conference on Human Factors differences in phishing vulnerability
in Computing Systems, pp. 1701-4. within an integrated, information
processing model. Decision Support
Parmar, B., 2012. Protecting against spear- Systems 51, pp. 576-586.
phishing. Computer Fraud and
Security. Whittaker, C., Ryner, B. & Nazif, M., 2010.
Large-Scale Automatic Classification
Ramzan, Z., 2010. Phishing attacks and of Phishing Pages. Large-Scale
countermeasures. In Stamp, Mark & Automatic Classification of Phishing
Stavroulakis, Peter. Handbook of Pages.
Information and Communication
Security, Springer. ISBN Zielinska, O. A., Welk, A. K., Mayhorn, C.
13
Ekonomika-Bisnis,Vol. 7 No. 1 Bulan Januari Tahun 2016 Hal 1-14

. B. & Murphy-Hill, E., 2015.


Exploring Expert and Novice Mental
Models of Phishing. Proceedings of
the Human Factors and Ergonomics
Society 59th Annual Meeting.

14

Vous aimerez peut-être aussi