Vous êtes sur la page 1sur 19

ANALISIS TEMPERATUR MINYAK LUMAS PADA MESIN INDUK DI ATAS

KAPAL

AHMAD NASWIAN
15.32.008
TEKNIK II A

2016
PIP MAKASSAR

Kampus II Salodong, Makassar, Sulawesi Selatan

Telp. (0411) 316975

Email: pipmks@pipmakassar.com Website: http://www.pipmakassar.com


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ususlan proposal penelitian ini.

Dalam penyusunan penulisan proposal ini terdiri dari garis-garis besar tentang system
pelumasan pada mesin induk di atas kapal dan Proposal penelitian ini disusun sebagai
pedoman penulis dalam melakukan penelitian yang telah di rancang dalam diagram rencana
penelitian pada proposal ini. Hal-hal yang memerlukan pembuktian akan dituangkan dalam
bentuk karya ilmia berupa skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi bahasa, susunan kalimat, maupun cara penulisan serta pembahasan
materi akibat keterbatasan penulis dalam menguasai materi.

Untuk itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan usulan proposal penelitian ini.

Akhir kata penulis berharap semoga usulan proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya
dituangkan dalm bentuk karya ilmia berupa skripsi.

Makassar, 11 September 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................. 2
1.3 BATASAN MASALAH................................................................................... 2
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN...........................................................2
1.5 HIPOTESIS................................................................................................. 3
BAB II..................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................ 4
2.1 PENGERTIAN MINYAK LUMAS.....................................................................4
2.2 PRINSIP PELUMASAN................................................................................. 4
2.3 TUJUAN PELUMASAN.................................................................................. 6
2.4 SIFAT-SIFAT MINYAK LUMAS........................................................................6
2.5 PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK LUMAS............7
2.6 PERSYARATAN PELUMASAN MESIN.............................................................8
2.7 SISTEM PELUMASAN.................................................................................. 8
2.8 FUNGSI BAGIAN-BAGIAN SISTEM PELUMASAN.........................................10
2.9 KERANGKA PIKIR...................................................................................... 11
BAB III.................................................................................................................. 12
METODE PENELITIAN............................................................................................ 12
3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN............................................................12
3.2 BATASAN ISTILAH.................................................................................... 12
3.3 METODE PENGUMPULAN DATA................................................................12
3.4 JENIS DAN SUMBER DATA........................................................................13
3.5 LANGKAH LANGKAH PENELITIAN..........................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Pelumas adalah zatkimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung
yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan.Cairan (minyak lumas) merupakan
salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dan tekanan
tetap.

Dari empat fase benda tersebut adalah zat cair, padat, gas, dan massa jenis, cairan
termasuk golongan fluida yang mana di sebut zat cair. Di dalam hukum aliran viskos,
Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya mekanika dari suatu aliran viskos
Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya.

Minyak lumas mempunyai kekentalan yang berbeda-beda, Kekentalan (Viskositas)


pelumas diklasifikasikan secara khusus oleh International Organization for
Standardization (ISO).

Pada suhu mesin yang tinggi kekentalan oli cenderung turun dan oli mengalami
pemuaian volume, sebaliknya bila suhu mesin rendah maka kekentalan oli cenderung
meningkat, dan oli mengalami penyusutan volume.Oli mengalami perubahan volume
bila terjadi perubahan temperatur. Volume suatu zat berhubungan dengan besarnya massa
jenis zat tersebut. Jika volume V bergantung pada temperatur, maka massajenis r
jugabergantung pada temperatur.

Dari beberapa faktor diatas, temperatur minyak lumas sangat berperan penting dalam
sebuah pelumasan pada mesin, karena apabila temperatur minyak lumas yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan kurangnya efisiensi dari pelumasan tersebut. Adapun
temperatur normal pelumasan yaitu 45c-50c dan temperatur tidak normalnya 50c-
70c, Naiknya temperatur minyak lumas dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti
kurangnya penyerapan panas pada lubricating oil cooler dan hal ini dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti terjadinya penyumbatan pada pipa-pipa kapiler pada
lubricating oil cooler serta dapat juga disebabkan oleh volume media pendingin yang
masuk ke lubricating oil cooler tidak sebanding dengan minyak lumas yang di
dinginkan.

Selain hal diatas temperatur media pendingin yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan naiknya temperatur minyak lumas, adapun faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan naiknya temperatur minyak lumas seperti terjadinya kebocoran
pembakaran yang masuk ke crank case, serta pemakaian minyak lumas yang sudah
melebihi jam kerja atau minyak lumas yang sudah tidak layak pakai akan mengalami
kenaikan temperatur dengan cepat jika terus-menerus di gunakan.

1
Untuk itu pada sistem pelumasan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
menjaga temperatur dari minyak lumas, sehingga tercipta pelumasan yang lebih efisien
dan komponen mesin yang bergerak tidak tejadi kerusakan serta mesin dapat beroperasi
lebih lama.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merencanakan melakukan penelitian dengan


mengambil judul : ANALISIS TEMPERATUR MINYAK LUMAS PADA MESIN
INDUK DI KAPAL

1.2RUMUSAN MASALAH

Dalam hal ini penulis merumuskan beberapa masalah yang akan diuraikan dalam bab
selanjutnya yaitu :Apa penyebeb naiknya temperature minyak lumas pada mesin induk?

1.3BATASAN MASALAH

Mengingat luasnya permasalahan, penulis menganggap perlunya mengambil batasan-


batasan dengan maksud agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasan.

Dari sekian banyak faktor yang mengakibatkan naiknya temperature minyak pelumas
khususnya alat mekanis dan media pada system pelumasan maka penulis hanya
menganalisa pada media pemindah panas (heat exchanger) dan alat mekanis yaitu pompa
air laut.

1.4TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan naiknya temperatur
minyak lumas pada motor induk di kapal.
b. Untuk mengetahui proses perpindahan panas pada cooler terhadap naiknya
temperatur minyak lumas.
2. Manfaat penelitian
a. Sebagai gambaran kepada pembaca utamanya bagi rekan-rekan taruna tentang
penyebab naiknya temperature minyak lumas pada motor induk di ataskapal.
b. Sebagai bahan acuan bagi calon ahli mesin kapal yang nantinya akan bekerja
diatas kapal.
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi seorang engineer dalam melakukan
perawatan motor induk. \

1.5HIPOTESIS

Terjadinya kenaikan temperature minyak lumas pada pengoperasian motor induk di atas
kapal diduga karena :

1. Penyumbatan pada pipa pipa kapiler di dalam L.O Cooler.


2. Kurangnya volume air laut yang masuk kedalam L.O Cooler.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1PENGERTIAN MINYAK LUMAS

Minyak lumas adalah zat cair atau benda cair yang digunakan sebagai pelumasan dalam
suatu mesin untuk mengurangi keausan akibat gesekan dan sebagai pendingin serta
peredam suara.

Menurut Maleev (1991), Pelumasan adalah pemberian minyak lumas antara dua
permukaan bantalan yaitu permukaan yang bersinggungan dengan tekanan dan saling
bergerak satu terhadap yang lain. bantalan pena engkol mesin horizontal kecil dan mesin
dua langkah pembilasan karter menggunakan peminyak sentrifugal atau peminyak
banyo. Lubang minyak yang mengarah kepermukaan pena engkol seringkali digurdi
pada sudut sekitar 30 derajat mendahului titik mati, sehingga cangkang atas menerima
minyak sebelum langkah penyalaan dan pada titik yang tekanannya relative rendah.

Menurut Maanen (-), Pelumasan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pelumasan hidrodinamis.
Pada bentuk pelumasan ini, maka antara poros dan bantalan selalu terdapat suatu
lapisan pelumas.Lapisan pelumas tersebut mencegah hubungan langsung antara
material, poros dan material bantalan.

2. Pelumasan hidrostatis.
Pelumasan hidrostatis hanya akan tercapai, bila kedua permukaan gesekan memiliki
kecepatan yang cukup tinggi satu terhadap yang lainnya. Pada waktu start jalan dan
setelah berjalan dari poros dalam bantalan, maka akan terjadi suatu periode
pelumasan batas dalam setiap hal.

3. Pelumasan batas.
Pelumasan batas dalam mana terjadi hubungan langsung antara material poros dan
bantalan. Akan membawa keausan dengan cepat dari material bantalan akan tetapi
juga sering material poros.

2.2PRINSIP PELUMASAN

Menurut Maleev (1991), Mengemukakan bahwa bagaimanapun juga halusnya dan


tepatnya persatuan logam dapat dilihat atau dirasakan, tetapi sebenarnya tidak rata
melainkan terdiri atas titik yang tinggi dan rendah, kalau satu permukaan meluncur diatas
permukaan yang lain dan suatu gaya menekannya terhadap permukaan yang lain
tersebut, maka titik yang tinggi pada kedua permukaan akan saling mengunci dan
menghambat gerak relatif. Dalam meluncur dan mengatasi hambatan ini, maka
permukaan yang keras akan melepaskan sebagian dari titik yang tinggi dan permukaan
yang lunak tetapi pada saat yang sama dapat kehilangan sebagian dari titik tingginya

3
sendiri. Hambatan untuk meluncur ini disebut gesekan (friction), pelepasan titik yang
tinggi (wear). Kalau di lihat dengan pembesaran yang kuat maka penampang
melintangnya seperti terlihatdalam gambar dibawah.

Gambar 2.1 : Permukaan meluncur diatas permukaan yang lain,

Menurut Suharto(1991), Pemilihan serta perlakuan pelumas didalam kaitannya dengan


operasi mesin tentunya bukan sekedar asal melumuri saja, akan tetapi mempunyai makna
dan tujuannya yang banyak dan komplek serta itu semua disesuaikan dengan objek yang
dilumasi, bagaimana lingkungannya, bagaimana tinggi rendahnya temperatur operasinya,
sifatsifat bahan pelumas terhadap objek, kecepatan putar ataupun kecepatan linier dari
objek yang dilumasi.

Menurut Maanen (-), Poros dibebani dengan sebuah gaya dengan arah tegak lurus
kebawah, sehingga lapisan pelumas antara poros dan bantalan terdesak keluar. Akibatnya
terjadi hubungan antara poros dan material bantalan. Bila poros diputar , maka akibat
adhesi minyak pelumas antara poros dan bantalan akan ditarik. Pada kecepatan sudut
yang cukup besar tekanan dalam lapisan pelumas sedemikian besar sehingga terjadi
keseimbangan dengan beban poros sehingga poros akan terangkat oleh lapisan pelumas
dan memutuskan hubungan metal dengan poros.

4
2.3TUJUAN PELUMASAN

Menurut Suharto (1991),Beberapa maksud dari pelumasan mesin sekaligus mencakup


tujuan-tujuan diantaranya :

1. Menahan beban mesin


Jadi disini untuk mengantisipasi gerusan Bearing karena kontaknya poros dengan
Bearing.
2. Mengendalikan terjadinya getaran
Jadi disini mempunyai aspek yaitu menjaga kelemahan bahan karena beban-beban
ekstra dari getaran-getaran mesin.
3. Mencegah terjadinya korosi
Disini korosi oleh uap air, lepasnya electron, atau sebab-sebab lain.

Menurut Maanen (-), Dibeberapa tempat pada motor diantaranya bagian-bagian yang
bergerak satu terhadap yang lain di berikan bahan pelumas. Tujuan dari pelumasan
adalah :

1. Pembatasan gesekan dan keausan gesekan.


2. Penyalur panas gesekan.
3. Pelindung permukaan terhadap korosi.
4. Pembilasan bahan pengotor.
5. Peredam suara.
6. Berfungsi sebagai penutup rapat.

2.4SIFAT-SIFAT MINYAK LUMAS

Menurut Maleev (1991), Menjelaskan bahwa sifat minyak lumas baik fisik maupun
kimia, ditentukan dengan penyajian yang sama dengan yang digunakan untuk menguji
bahan bakar. Pembahasannya akan diurutkan menurut pentingnya :

1. Viskositas adalah sifat yang paling penting yang menunjukkan kefluidaan relative
dari minyak tertentu. Jadi merupakan ukuran dari gesekan fluida, atau tahanannya,
yang akan diberikan oleh molekul atau partikel minyak satu sama lain kalau badan
utama dari minyak sedang bergerak, misalnya dalam sistem peredaran makin berat
atau makin malas gerakannya, berarti viskositas lebih tinggi.
2. Titik tuang adalah suhu pada saat minyak tidak mau mengalir ketika tabung diuji
diletakkan 45 derajat dari horizontal.Titik tuang yang relative tinggi mempengaruhi
kemampuan untuk memompa minyak melalui sistem pelumasan mesin dengan
sejumlah tabung dan orifis yang berukuran kecil.
3. Residu karbon adalah jumlah karbon yang tertinggal setelah zat yang dapat menguap
telah diuapkan dan terbakar dengan pemanasan minyak. Ini akan menunjukkan
jumlah karbon yang dapat diendapkan dalam mesin yang akan mengganggu operasi.
4. Titik nyala adalah suhu pada saat uap minyak diatas minyak akan menyala kalau
dikenai api kecil. Titik nyala dari minyak lumas di tentukan dengan metode yang
sama seperti yang digunakan untuk minyak bahan bakar. Titik nyala dari berbagai
minyak lumas diesel bervariasi dari 340 sampai 430 F.

5
5. Air endapan adalah minyak diuji dengan pemusingan dan harus bebas dari air dan
endapan. Tentu saja tidak boleh ada kotoran dalam penyediaan minyak lumas.
Sebagian besar dari wadah minyak terbuka pada instalasi diesel yang ada, tetap
dalam keadaan terbuka. Kotoran akan terikat dan masuk ke dalam minyak kemudian
tinggal didalam saluran minyak.
6. Keasaman adalah minyak lumas harus menunjukkan reaksi netral kalau diuji dengan
kertas litmus. Minyak yang asam cenderung mengkorosi atau melubangi bagian
mesin dan membentuk emulsi dengan air serta membentuk lumpur dengan karbon.
7. Emulsi adalah campuran minyak dengan air yang tidak terpisah menjadi
komponennya, yaitu minyak dan air disebut disuatu emulsi. Minyak lumas tidak
boleh membentuk emulsi dengan air. Kalau dikocok dengan air harus segera terpisah
darinya. Kemampuan untuk memisah ini terutama penting setelah minyak digunakan
untuk beberapa waktu.
8. Oksidasi adalah minyak tidak boleh memiliki kecenderungan yang kuat untuk
teroksidasi, karena oksidasi menyebabkan pembentukan lumpur. Oksidasi dan
pembentukan lumpur dalam carter atau dimana saja dalam sistem pelumasan mesin
diesel tidak dikehendaki, karena kemungkinannya untuk mengganggu aliran minyak
dan melemahkan pelumasan dalam bagian yang penumpukan lumpur.
9. Abu (ASH) dalam minyak adalah ukuran benda yang dapat menyebabkan
pengikisan atau kemacetan dari bagian bergerak yang bersinggungan.
10. Belerang adalah belerang bebas atau campuran korosi dari belerang tidak
diperbolehkan dalam minyak lumas karena mereka mempunyai kecenderungan
untuk membentuk asam dengan uap air. Campuran bukan korosi dari belerang
diperbolehkan sampai batas tertentu.
11. Warna minyak lumas tidak ada hubungannya dengan mutu pelumasannya.
12. Gravitasi adalah pada umumnya minyak yang viskositasnya tinggi maka
gravitasinya tinggi, tetapi tidak ada hubungannya antara kedua karakteristik minyak
ini.

2.5PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP VISKOSITAS MINYAK LUMAS

Viskositas adalah sifat yang menentukan besar daya tahan fluida terhadap gaya geser.
Hal ini terutama diakibatkan oleh saling pengaruh antara molekul-molekul fluida.
Viskositas zat cair menyebabkan terbentuknya gaya geser antara elemen-elemennya. Bila
suatu fluida mengalami geseran, ia mulai bergerak dengan laju regangan yang
berbanding terbalik dengan suatu besaran yang disebut koefisien viskositas, viskositas
dinamis. digilib.unnes

Viscositas berkurang dengan naiknya suhu dan ditentukan dangan viskosimeter saybolt
dengan orifis universal. Viskositas minyak disel dari berbagai mesin bervariasi dari 100
sampai 500 SSU pada 130F. Gesekan, keausan mesin, dan penggunaan minyak pada
dasarnya tergantung pada viskositas minyak.

Menurut Jackson and Morton (2003), Bisa didenfinisikan sebagai tahanan fluida yang
berubah bentuk. Yang mana seharusnya gesekan molekular dalam dan molekul pada
fluida menghasilkan fluida oleh pengaruh tahanan geseskan. Tingginya viskosiatas maka

6
lebih cenderung kearah pelumasan hydrodynamic. Tentunya tipe minyak pelumas, air
atau grease dan temperatur itu sangat penting. Temperatur bisa naik melalui sirkulasi
pelumas yang tidak cukup untuk menghilangkan panas disebabkan di dalam bearing, ini
bisa disebabkan oleh celah yang terlalu kecil atau penyuplaian oli yang tidak cukup.

Menurut Moechtar (1990), Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur,
maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur dinaikan.

2.6PERSYARATAN PELUMASAN MESIN

Menurut Maleev (1991), Suatu pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :Memelihara film minyak lumas yang baik pada dinding silinder hingga
mencegah keausan berlebihan pada landasan silinder, torak, dan cincin torak.

1. Mencegah pelekatan cincin torak.


2. Merapatkan kompresi dalam silinder.
3. Tidak meninggalkan endapan karbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan
dalam lubang buang, lubang bilas.
4. Tidak melapiskan cat pada permukaan torak suatu silinder.
5. Mencegah keausan bantalan.
6. Mencuci bagian dalam mesin.
7. Tidak membentuk Lumpur, penyumbatan saluran minyak, lapisan dan saringan atau
meninggalkan endapan dalam pendingin minyak (oil cooler).
8. Dapat di gunakan dengan sembarangan jenis saringan.
9. Penggunaannya hemat.
10. Memungkinkan selang waktu lama antara penggantian.
11. Mempunyai sifat baik pada start dingin.

2.7SISTEM PELUMASAN

Pada umumnya sistem pelumasan yang sering digunakan pada mesin dibagi atas dua
bagian yaitu :

a. Sistem pelumasan kering

Sistem pelumasan kering yaitu minyak lumas ditampung ditempat yang lain yaitu sump
tank. Di kapal sistem pelumasan yang digunakan adalah sistem pelumasan kering yaitu
sistem pelumasan tekanan penuh yaitu minyak berasal dari tempat penampungan (sump
tank) yang disirkulasikan dengan pompa dengan tekanan tertentu kebagian-bagian mesin
yang memerlukan pelumasan kemudian minyak kembali ke tangki penampungan (sump
tank).
Pada sistem pelumasan yang digunakan di kapal sebelum menghidupkan mesin maka
diharuskan melakukan pelumasan awal engkol, torak, mahkota torak, (piston crown),
bantalan utama connecting rod, silinder, komponen penggerak katup, turbo charge.
Sirkulasi minyak mulai diserap oleh pompa roda gigi dari tangki penampungan (sump
tank) kemudian disaring oleh saringan minyak lumas (oil filter) kemudian minyak lumas

7
itu didinginkan di pendingin minyak (LO Cooler) kemudian minyak lumas tersebut
melumasi bagian-bagian yang memerlukan pelumasan itu minyak lumas kembali ke
tangki penampungan (sump tank).

b. Sistem pelumasan basah

Sistem pelumasan ini pada mumumnya dipergunakan pada mesin kapal yang berdaya
rendah.Ini disebabkan karena konstruksinya yang masih relatif sederhana.Pada sistem
pelumasan basah pompa minyak lumas memompa minyak lumas dari bak minyak
pelumas kedalam mangkok minyak pelumas pada setiap pangkat batang engkol bergerak
mencebur ke dalam mangkok tersebut dan memercikkan minyak pelumas dari dalam
mangkok membasahi bagian-bagian yang harus dilumasi.

Gbr 2.2 Sistem Minyak Pelumas

8
2.8FUNGSI BAGIAN-BAGIAN SISTEM PELUMASAN

1. Fungsi Pesawat Pemindah Panas Minyak Lumas (L.O. Cooler).


L.O. Cooler merupakan sebuah alat pendingin dimana minyak pelumas yang mempunyai
kenaikan temperatur akibat panas gesekan dan panas jenis lainnya didalam sebuah alat
yaitu L.O Cooler akan didinginkan oleh air laut dengan cara bersinggungan, yang mana
temperatur minyak lumas akan diserap panasnya oleh air laut yang berada dalam pipa-pipa
kapiler yang selanjutnya temperatur minyak pelumas akan mengalami penurunan akibat
penyerapan oleh air laut.

Gbr 2.3 L.O COOLER

2. Fungsi pompa air laut (sea water pump)


Pompa air laut berfungsi memompa air laut ke dalam L.O Cooler
untuk menyerap panas minyak lumas secara bersinggungan.

Gbr 2.4 SEA WATER PUMP

9
2.9KERANGKA PIKIR

10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Rencana tempat di laksanakannya penelitian di lakukan pada saat melaksanakan praktek


laut di atas kapal selama 1 tahun dengan mengumpulkan data yang di dapat nantinya.

3.2 BATASAN ISTILAH

1. Lubricating Oil Cooler

11
Adalah salah satu media pelumasan yang berfungsi untuk menurunkan temperature
minyak lumas melalui perpindahan panas dengan memanfaatkan air laut.

2. Sea Water Cooling Pump

Berfungsi untuk memompa airlaut ke cooler.

3. L.O Pump

Berfungsi untuk memompa minyak lumas dari dalam sump tank ke cooler untuk
didinginkan.

4. L.O Purifier

Berfungsi untuk menyaring minyak lumas dari kotoran.

5. Main Engine

Merupakan mesin penggerak utama kapal.

6. SAE (Society of Automotive Engineer)

Adalah ukuran standar kekentalan.

3.3 METODE PENGUMPULAN DATA

Data daninformasi yang diperlukan untuk penulisan proposal penelitian ini dikumpulkan
melalui :

1. MetodeLapangan (Field Research),yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara


mengadakan peninjauan langsung pada obyek yang diteliti. Data dan informasi
dikumpulkan melalui :
a. Observasi, mengadakan pengamatan secara langsung dilapangan dimana
penulis melaksanakan praktek laut.
b. Wawancara, mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan para perwira
yang ada di kapal dan para Dosen di lingkungan Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar.
2. Tinjauan Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan
cara membaca dan mempelajari literature, buku-buku dan tulisan-tulisan yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas, untuk memperoleh landasan teori yang
akan digunakan dalam membahas masalah yang diteliti.

3.4 JENIS DAN SUMBER DATA

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan penulis ini diperoleh data dan sumber :

1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :

12
a. Data kualitatif
Data yang biasa peneliti dapatkan yaitu langsung dari crew engine (Adapun
sumber data yang penulis gunakan terdiri atas awak kapal yang mempunyai
tugas di kamar mesin ) melalui pertanyaan pertanyaan yang menyangkut
pelumasan baik itu pada saat mengalami masalah maupun dalam keadaan
normal, pembahasan tentang pelumasan ini biasa dilaksanakan pada saat
peneliti jaga di atas kapal, meeting (pertemuan), dan saat langsung
mengadakan perbaikan pada sistem pelumasan motor induk tersebut.
b. Data kuantitatif
Data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka berasal dari tempat penelitian
yang perlu diolah kembali.

2. Sumber data

a. Data primer
Data ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari kapal dengan jalan
mengadakan wawancara langsung dengan masinis dan KKM tentang mesin
penggerak utama khususnya pada bagian sistem pelumasan serta diperoleh
dengan cara metode survey, yaitu dengan mengamati, mengukur dan mencatat
secara langsung di lokasi penelitian.
b. Data sekunder
Data ini merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur dan artikel-artikel
yang ada hubungannya dengan masalah dan merupakan data pelengkap dari data
primer yang didapat dari perusahaan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.

3.5 LANGKAH LANGKAH PENELITIAN

Kegiatan penelitian direncanakan pada saat penulis mengadakan praktek laut. Untuk
mengetahui situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang didapatkan lewat studi
kepustakaan. Selanjutnya kita memulai identifikasi masalah - masalah yang ada dan
menetapkan apa yang menjadikan tujuan dan masalah yang kita temui, maka kita dapat
menentukan metode penelitian yang sesuai dari apa yang kita peroleh sesuai dengan
langkah langkah diatas, maka kita dapat mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Data yang telah diperoleh diolah sesuai dengan teori metode
yang kita telah tetapkan dari awal sebelum kita melakukan pengumpulan data - data yang
telah kita olah kemudian kita analisa, hasil yang diperoleh dengan membandingkan hasil
hasil dari disiplin teori yang kita gunakan.Dari hasil perhitungan yang kita analisa
kemudian kita membuat pembahasan mengenai hal tersebut.

Setelah semuanya telah dianggap selesai, maka kita boleh menarik sebuah kesimpulan dari
apa yang telah kita analisa dan dibahas. Kemudian kita juga memberikan saran apa yang
sesuai dengan apa yang kita simpulkan, dan ini dapat merupakan bahan masukan tentang

13
penyerapan panas yang kurang maksimal dari system kerja yang tidak normal, sehingga
naiknya temperatur minyak pelumas .Barulah langkah langkah ini dianggap selesai.

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian maka perlu membuat suatu
diagram perencanaan agar dalam melakukan penelitian dapat berjalan sesuai dengan apa
yang telah diuraikan dalam proposal ini kemudian dituangkan dalam bentuk karya ilmia
berupa skripsi.

14
DAFTAR PUSTAKA

BP3IP, 2007/2008, PERMESINAN BANTU, MAKASSAR : PIP MAKASSAR

Ir. SUHARTO Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta : PT. Rineka cipta

Maanen,P.Van, Motor Diesel Kapal Jilid 1. Nautech.

Maleev, M.E.,DR.AM, V.L Operasi dan Pemeliharaan Motor Diesel.

MKS

PIP-MKS, 2004, PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI, MAKASSAR. Tim PIP

DAFTAR REFERENSI DARI MEDIA INTERNET

http.www.geogle.co.id.lubricating oil cooler

http.www.geogle.co.id.sea water pump

http://Wikipedia.org/wiki/temperature

http://Wikipedia.org/wiki/termodinamika

15
16

Vous aimerez peut-être aussi