Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang diridhai Allah, agama yang sempurna mengatur tata
cara kehidupan manusia. Di dalamnya lengkap diatur hubungan antara manusia
dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam
lingkungannya.
Salah satu di antara tata cara kehidupan manusia yang telah diatur dalam
ajaran Islam adalah tentang hak dan kewajiban warga Negara yang merupakan
perwujudan dari akhlak seseorang kepada Negara. Diantara hak-hak warga
Negara tersebut ialah hak memperoleh kemerdekaan, hak kebebasan beragama,
hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran, hak memperoleh keadilan, hak
memperoleh penghidupan yang layak, dan lain sebagainya. Adapun kewajiban
warga Negara dapat meliputi kewajiban membangun Negara, kewajiban
membela Negara, dan lain sebagainya.
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT ditakdirkan menjadi warga Negara
Republik Indonesia. Di Negara kita tercinta ini kita telah merasakan suatu
kehidupan yang aman dan damai meskipun akhir-akhir ini Negara tercinta kita ini
sering dirundung bencana alam seperti bencana banjir bandang Wasior, Tsunami
hingga Tanah longsor yang disusul dengan bencana-bencana kecil lainnya.
Namun dari peristiwa inilah kita dapat melihat bahwa kesatuan di antara warga
Negara Indonesia masihlah kokoh dengan melihat besarnya kepedulian dari
seluruh masyarakat Indonesia kepada saudara-saudaranya yang tertimpa
musibah. Namun bukanlah suatu kehidupan jika tanpa masalah atau problem,
begitupun dengan kehidupan bernegara yang juga senantiasa bergelut dengan
masalah kenegaraan baik yang menyangkut pemerintahan, pendidikan, ekonomi,
politik dan lain sebagainya. Makadari itu penting bagi kita untuk mengetahui
1
bagaimana sebenarnya akhlak setiap warga Negara terhadap negaranya, selain itu
perlu juga adanya pembangunan integritas bangsa seperti menegakan supremasi
hukum, membangun kemandirian ekonomi, menciptakan pendidikan berbasis
etika dan bersifat holistik, membangun demokrasi dan etika politik. Hal ini
dimaksudkan demi terciptanya kehidupan bernegara yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Akhlak?
2. Apa pengertian Negara?
3. Bagaimana peranan akhlak terhadap Negara?
4. Apa saja cakupan akhlak terhadap Negara?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak
2
Secara bahasa akhlak dapat diartikan dengan budi pekerti, watak,tabiat,1 dan
dalam bahasa sehari-hari ditemukan pula istilah etika ataupun moral, yang diartikan
sama dengan akhlak, walaupun sebenarnya yang sama antara istilah-istilah tersebut
adalah pembahasanya, yaitu tentang baik dan buruk.
Kata akhlak itu sendiri berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak
dari kata khuluk yang mempunyai arti : adat kebiasaan, perangai, tabiat, dan
muruah.
Sedangkan secara definitive, pengertian akhlak dapat dikemukakan antara
lain: Hakikat daripada pengertian budi pekerti (akhlak) itu ialah suatu haiat atau
bentuk dari sesuatu jiwa yang benar-benar telah meresap dan dari situlah timbulnya
berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah, tanpa dibuat-buat dan
tanpa membutuhkan pemikiran atau angan-angan. Selanjutnya, arti kata budi pekerti
menurut kamus dapat diartikan sebagai perbuatan yang mempergunakan
pertimbangan akhlak baik dan buruk. Sebagai benda atau sifat budi pekerti berarti
watak atau akhlak.
Jadi, akhlak itu sendiri bukanlah perbuatan, melainkan gambaran bagi jiwa
yang tersembunyi. Oleh karenanya dapatlah disebutkan bahwa akhlak itu adalah
nafsiah (bersifat kejiwaan) atau maknawiyah (sesuatu yang abstrak), dan bentuknya
yang kelihatan kita namakan muamalah (tindakan) atau suluk (perilaku), maka
akhlak adalah sumber dan perilaku adalah bentuknya.
Akhlak menurut para ahli, diantaranya dkemukakan oleh Dr. Akhmad
Muhammad al Hufy bahwa akhlak itu adalah adat yang dengan sengaja dikehendaki
adanya, atau dapatlah disebutkan bahwa: akhlak adalah azimah (kemauan yang kuat)
tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat yang
mengarah kepada kebaikan ataukeburukan.
1 WJS Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta 1982,
hlm 25.
3
Sedangkan menurut Dr. Ahmad Amin, juga mengemukakan bahwa akhlak
adalah adat kehendak. Yakni apabila kehendak itu membiasakan sesuatu maka
menjadilah adat dan karenanya disebutlah dengan akhlak.
Dengan demikian, jelaslah bahwa kehendak dan adat merupakan dua factor
penentu dari pada akhlak. Dekat dari batas arti (definition), akhlak adalah
menangnya keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung berturut-
turut.
2. Pengertian Negara
Istilah Negara dapat diartikan dari berbagai bahasa, antara lain, dalam bahasa
belanda destaat, bahas Inggris the state, bahasa perancis Letat, Bahasa latin
Statum. Pengertian staat atau state dapat diartikan menempatkan dalam
keadaan berdiri.
Menurut bahasa Sansekerta Negara atau nagari berarti Kota, wilayah, atau
penguasa.
Berikut beberapa pengertian menurut para ahli kenegaraan:
Kranenberg : Negara adalah organisasi kesusilaan yang timbul karena adanya
kehendak dari suatu golongan atau bangsa.
Logeman : Negara adalah organisasi kemasyarakatan yang mempunyai tujuan
untuk mengatur dan memelihara masyarakat teretentu.
G.W.E Hegel : Negara organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Negara
adalah suatu organisasi yang merupakan penjelmaan seluruh individu, untuk itu
Negara memiliki kekuasaan tertinggi yang tidak dimiliki oleh organisasi lain.
3. Peranan Akhlak terhadap Negara
Telah banyak pengertian akhlak dengan gambaran-gambaran positif.
Disamping segi-segi konkrit dan keuniversilan. Tetapi, sampai manakah peranan dan
4
pengaruh akhlak terhadap Negara.2 Akhlak disini perlu adanya tatanan pendidikan
budi pekerti sebagai peranan akhlak terhadap Negara. Dimana budi pekerti dapat
diartikan sebagai tingkah laku nyata yang berdasarkan pertimbangan batin manusia
dan tertuju pada suatu maksud.
Budi pekerti atau yang sering kita maksud dalam Islam yaitu Akhlakul
Karimah adalah menuju menghampiri diri seseorang dan umat kepada Alloh Yang
Maha Karim.
Akhlak Islam dalam kehidupan bernegara di landasi atas nilai
ideologi, yaitu menciptakan baladtun tayyibatun wa rabbun
ghafur, (negri yang sejahtra dan sentosa). Dengan membangun
kemakmuran di muka bumi, Maka cita-cita kebahagiaan dalam
kehidupan dunia dan akhirat akan terwujud sesuai dengan janji
Allah, hal tersebut dapat di capai dengan iman dan amal, bermakna
manusia harus mengikuti kebenaran yang dibawa Rasulullah saw.
Dan melaksanakan usaha pembangunan material spiritual,
memelihara, mengembangkan ketertiban dan ke amanan bersama
sistem politik islam yang di dasarkan atas tiga prinsip, tauhid,
( kemaha esaan tuhan), Risalah ( kerasulan Muhammad), dan
Khalifah.
5
Cinta tanah air dimasa kita masih kecil ibarat kita taat melaksanakan segala
apa yang diperintahkan orang tua atau orang yang bertanggung jawab terhadap
urusan kita, baik dibidang pendidikan, etika maupun dibidang sarana dan
prasarana belajar dan peningkatan kualitas lainnya agar nantinya kita dapat
mengembangkan beberapa manfaat untuk tanah air dan mengerti segala sesuatu
yang baik dan yang buruk.
Bentuk akhlak maupun pengabdian terhadap tanah air adalah salah satunya
dengan cara kita tekun berusaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang dapat disumbangkan untuk tanah air tercinta dengan
maksimal.3
Diantara usaha lain yang dapat disumbangkan kepada Negara seperti:
memajukan bidang pertanian, industry, perdagangan, produksi alat-alat
percetakan,kemerdekaan pers, penerangan, dan segala sesuatu yang dapat
memperluas kemajuan pembangunan tanah air.
Maka wajib bagi kita untuk mencintai tanah air dan memperjuangkannya
sebatas kemampuan yang kita miliki. Meskipun dengan meninggalkan daerah
asal untuk memperoleh kemanfaatan yang akan dapat disumbangkan pada tanah
air, serta melindunginya dari bahaya yang mengancam.4
b) Menghormati Undang-Undang
Wajib bagi kita menghormati undang-undang dan mentaati, karena undang-
undang-undang itu berguna bagi manusia dan memberi kemerdekaan lebih dari
mengurangi, dan merusak kehormatan undang-undang itu adalah bahaya besar
bagi rakyat.5
Yang mendorong manusia supaya tunduk dan taat kepada undang-undang ialah
dengan memperluas pandangan fikirannya, bukan hanya didalam kejadian-
6
kejadian yang tertentu, akan tetapi hendaknya mengerti arti undang-undang dan
maksud pemerintah dan mengetahui asal mula dibuat undang-undang.
c) Musyawarah
Musyawarah adalah sesuatu yang sangat penting guna menciptakan peraturan
didalam masyarakat.
Abdul Karim Zaidan menyebutkan bahwa musyawarah adalah hak umat dan
kewajiban imam atau pemimpin. Hal ini sesuai dengan Firman Alloh dalam surah
As-Syuara ayat 38:
7
memohon ampun kepada Alloh SWT baik untuk diri sendiri maupun
untuk anggota musyawarah yang lainnya.
d) Menegakkan Keadilan
Alloh menyuruh manusia untuk berlaku adil terutama bagi orang-orang yang
beriman. Di Indonesia pernah dianjurkan istilah JurDil yang berarti jujur dan adil.
6
Seorang mukmin harus berlaku adil dalam perkataan dan hukuman yang ia
jatuhkan, sehingga setiap ucapan dan perbuatannya akan melahirkan keadilan.
Pemimpin yang adil akan dilindungi oleh Alloh SWT pada hari yang tidak ada
perlindungan selain perlindunganNya.
Didalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang memerintahkan supaya
manusia berlaku adil dan menegakkan keadilan.7 Perintah itu ada yang bersifat
umum dan ada yang bersifat khusus. Dalam bidang umum misalnya yang
tertuang dalam Firman Alloh SWT dalam surah An-Nahl ayat 16 :
Keadilan Hukum
Keadilan harus di tegakkan walaupun terhadap diri sendiri, atau terhadap
keluarga dan orang-orang yang dicintai. Terutama untuk seorang pemimpin,
6 Inu Kencana Syafiie. Al-Quran dan Ilmu Politik. Rineka Cipta. Jakarta. Hlm. 123.
7 Ilyas Yunahar. Kuliah Akhlak. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta. 2012.
8
pemimpin harus mempunyai sikap adil dalam memutuskan sebuah perkara.
Mengingat besar tanggung jawab seorang pemimpin perlu mempunyai
kepribadian, sikap dan karakter yang sesuai dengan kepemimpinannya. Salah
satunya adalah keadilan hukum.
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, dan menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang
mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran 3:104)
9
yang memerlukan kekuatan dan stamina spiritual yang prima untuk
mengembannya. Maka, apabila umat Islam mengabaikan amar maruf nahi
munkar, maka hal itu tidak hanya akan membuat mereka kehilangan posisi yang
kokoh diatas permukaan bumi ini, tetapi juga mendapat kutukan dari Alloh SWT.
8 Ahmad Mustofa. Ilmu Budaya Dasar. Pustaka Setia. Bandung. 1999. Hlm. 136
9 Ibid. Hlm. 138
10 Ibid. Hlm. 142
10
Oleh sebab itu, Rasulullah saw sangat memuliakan orang-orang yang memiliki
keberanian menyatakan di hadapan penguasa zalim.
Nahi munkar dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bagi
yang mampu melakukan dengan tangan (kekuasaannya) dia harus menggunakan
kekuasaan itu, apalagi tidak bias dengan kata-kata, dan bila dengan kata-kata juga
tidak mampu paling kurang menolak dengan hatinya.
f) Patriotisme
Patriotisme dapat disebut dengan pembinaan rasa cinta tanah air. Dalam
usaha pembinaan kesatuan itu, ada dua unsur yang perlu mendapat perhatian
sepenuhnya yaitu, pertama pembinaan jiwa kesatuan yang mengandung arti
pemupukan keinginan untuk mengembangkan jiwa dan semangat kesatuan yang
menjadi cirri suatu bangsa. Kedua pembinaan rasa cinta kepada tanah air, dalam
artian bangsa itu harus mendobrak keadaan yang sudah tua dan bobrok untuk
menggantinya dengan keadaan yang menjadi cita-citanya yang dimulai dari suatu
perubahan mental.
g) Nasionalisme
Nasionalisme bagi bangsa Indonesia merupakan jiwa kebangsaan yang
memang mutlak harus ada. Mengingat bangsa Indonesia terdiri atas pelbagai
agama, kebudayaan maupun bahasa.
Perwujudan nasionalisme ada dua hal, yang keduanya merupakan rangkaian
peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik masa jaya maupun derita:
a. Kenangan masa lampau dalam hidup berbangsa,
b. Kehendak untuk bersatu dalam hidup bernegara.
Adapun perilaku yang mencerminkan nasionalisme dalam kehidupan
bernegara antara lain:
a. Melaksanakan kerja bakti atau gotong membersihkan lingkungan.
b. Aktiv menjadi pengurus atau anggota suatu organisasi.
c. Ikut serta siskamling diwilayah tempat tinggal.
11
d. Membayar pajak tepat pada waktunya.
Nasionalisme mempunyai akar-akar yang dalam dimasa lampau, dan
berkembang di suatu saat tertentu sebagai kesatuan. Aspirasi pertama
nasionalisme adalah perjuangan untuk mewujudkan persatuan nasional dalam
bidang politik. Serta tumbuh dan berkembang di suatu saat dlam bentuk Negara
nasional sebagai perwujudan semangat nasionalisme.11
11 Noor Ms Bakhri. Pendidikan Pancasila. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2010. Hlm. 132.
12 Beni Ahmad Saebani. Ilmu Akhlak. Pustaka Setia. Bandung. 2010. Hlm. 297.
12
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Alloh dan Rasul (Muhammad)
serta ulil amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian jika kamu
berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Alloh dan
Hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.(Q.S. An-Nisa:59)
Rakyat harus berakhlak baik kepada pemimpinnya, yaitu taat sebagaimana
taatnya umat islam kepada Alloh SWT dan Rasulullah. Akan tetapi pemimpin
yang wajib ditaati adalah pemimpin yang bertaqwa kepada Alloh SWT dan
berpedoman kepada Al-Quran dan As-Sunnah, jujur, dan adil.
Kriteria Pemimpin
Pemimpin umat distilahkan dengan waliy atau ulil amri adalah penerus
kepemimpinan Rasulullah setelah beliau meninggal dunia. Sebagai Nabi dan
Rasul, Nabi Muhammad tidak bias digantikan, tetapi sebagai kepala Negara,
pemimpin, ulil amri, tugas beliau dapat digantikan.
Orang-orang yang dapat dipilih menggantikan beliau sebagai pemimpin
minimal harus memenuhi empat kriteria sebagaimana yang dijelaskan dalam
surat Al-Maidah ayat 55 diatas.
13
a. Beriman kepada Alloh SWT
b. Mendirikan shalat
c. Membayar zakat
d. Selalu tunduk patuh kepada Alloh SWT
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak adalah adat yang dengan sengaja dikehendaki adanya, atau dapatlah
disebutkan bahwa: akhlak adalah azimah (kemauan yang kuat) tentang sesuatu yang
dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat yang mengarah kepada kebaikan
atau keburukan. Sedangkan Negara adalah suatu organisasi yang merupakan
penjelmaan seluruh individu, untuk itu Negara memiliki kekuasaan tertinggi yang
tidak dimiliki oleh organisasi lain.
Akhlak Islam dalam kehidupan bernegara di landasi atas nilai
ideologi, yaitu menciptakan baladtun tayyibatun wa rabbun
ghafur, (negri yang sejahtra dan sentosa). Dengan membangun
15
kemakmuran di muka bumi, Maka cita-cita kebahagiaan dalam
kehidupan dunia dan akhirat akan terwujud sesuai dengan janji
Allah, hal tersebut dapat di capai dengan iman dan amal, bermakna
manusia harus mengikuti kebenaran yang dibawa Rasulullah saw.
Dan melaksanakan usaha pembangunan material spiritual,
memelihara, mengembangkan ketertiban dan ke amanan bersama
sistem politik islam yang di dasarkan atas tiga prinsip, tauhid,
( kemaha esaan tuhan), Risalah ( kerasulan Muhammad), dan
Khalifah.
Diantara bentuk akhlak terhadap Negara antara lain:
1. Cinta tanah air
2. Menghormati Undang-undang
3. Musyawarah
4. Menegakkan keadilan
5. Amar maruf nahi munkar
6. Patriotism
7. Nasionalisme
8. Berpolitik dan bernegara dengan baik
9. Hubungan pemimpin dan yang di pimpin dengan baik.
B. Saran Penulis
Dari pemaparan isi makalah di atas memberi gambaran kita bahwa Islam adalah
agama yang diridhai Allah, agama yang sempurna dalam mengatur tata cara
kehidupan manusia. Di dalamnya lengkap diatur hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam lingkungannya.
Salah satu di antara tata cara kehidupan manusia yang telah diatur dalam ajaran Islam
adalah tentang hak dan kewajiban warga Negara yang merupakan perwujudan dari
akhlak seseorang kepada Negara.
Maka sebagai seorang mahasiswa yang notabennya adalah generasi muda calon-
calon pemimpin masa depan diharapkan untuk belajar dan mengasah diri dengan
16
sungguh-sungguh karena itu merupakan salah satu dari wujud akhlak kita terhadap
Negara kita tercinta yakni kewajiban dalam membangun bangsa melalui generasi
muda pejuang bangsa. Semangatlah para pejuang!
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Amin. Etika atau Ilmu Akhlak. 1993. Bulan Bintang: Jakarta.
Ilyas Yunahar. Kuliah Akhlak. 2012. Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam:
Yogyakarta.
17
Saebani B. Akhmad, Hamid Abdul. Ilmu Akhlak. 2010. Pustaka Setia: Bandung.
Kencana S. Inu. Al-Quran dan Ilmu Politik. 1996. Rineka Cipta: Jakarta.
Falih Ashadi, Cahyo Yusuf. Akhlak Membentuk Pribadi Muslim. 1973. Aneka Ilmu:
Semarang.
Jakarta.
18