Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Blood pressure
Heart disease
Tobacco
Stroke
Dyslipidemia
Hypertension
Improper food
Dementia
Glucose
Diabetes M.
Personality/ stress
Cancer
Physical imactivity CORE
Osteoporosis
Alcohol
Liver disease
Environment
Renal failure
Oral hygiene
Respiratory disease
Penatalaksanaan gagal jantung pada lansia ini secara kualitatif tidak berbeda
pada penderita-penderita yang lebih muda. Pemberian digitalis pada disfungsi
diastolik harus hati-hati untuk menghindari intoksikasi digitalis. Demikian juga
pada pemberian diuretika dan ACE-inhibitor harus disesuaikan dengan fungsi
ginjal dan kadar elektrolit. Pada pengobatan disfungsi diastolik dapat diberikan
calcium antagonist, beta-blocker dan diuretika dengan dosis yang disesuaikan ,
agar jangan terlalu menurunkan pre-load.
Studi menunjukkan bahwa pemberian obat isosorbit dinitrat dan hidralazin
(vasodilator) dapat menaikkan LVEF (left ventric ejection fraction). Promise study
dengan menggunakan obat inotropik positif mikrinone 40mg/sehari (suatu fosfo-
disterase-inhibitor) ternyata malah menyebabkan kematian tinggi. Bagaimanapun
pada waktu sekarang obat inotropik positif yang paling sering digunakan ialah
digitalis, terutama untuk CHF dengan fibrilasi atrium.
2.9. Kardiomiopati
Kardiomiopati ialah suatu kelompok kelainan otot jantung yang tak diketahui
penyebabnya. Ditinjau dari kelainan patofisiologik, kardiomiopati dapat dibagi
menjadi kardiomiopati kongestif/ dilated, kardiomiopati hipertropik, dan
kardiomiopati restriktif. Riwayat alamiah kardiomiopati dilated menunjukkan
kelainan ini mempunyai prognosis buruk. Kardiomiopati dilated merupakan
kelainan jantung yang ditandai dengan menurunnya fungsi sistolik ventrikel kiri
dan biasanya disertai dilatasi ventrikel kiri.
Hubungan miokarditis dengan terjadinya kardiomiopati dilated dengan cara biopsi
endomiokardial penting untuk menentukan penyebabnya.
Kardiomiopati hipertrofi merupakan kelainan otot jantung yang ditandai
dengan ruang jantung yang normal/ kecil, dinding ventrikel tebal disertai
hiperfungsi sistolik dan gangguan diastolik. Pada waktu ini banyak ditemukan
pada penderita diatas 65 tahun dengan frekuensi yang meningkat.
Pengobatan kardiomiopati hipertrofik usia lanjut berhasil baik dengan
pemberian obat betabloker atau antagonis kalsium. Apabila dengan pengobatan
medikamentosa tidak berhasil dapat dilakukan tindakan operatif.
Kardiomiopati restriktif merupakan kelainan otot jantung yang ditandai
dengan kekakuan ventrikel kiri dan gangguan diastolik dengan berbagai derajat
disfungsi sistolik terutama pada stadium lanjut. Abnormalitas hemodinamik yang
khas ialah pengisian ventrikel pada fase awal diastole yang sangat cepat sehingga
pengisian lengkap terjadi pada permulaan diastole. Kelainan kardiomiopati
restriktif dihubungkan dengan amiloidosis.
Para dokter harus mencari korelasi antara aritmia dan keluhan, serta
menentukan ada tidaknya kelainan struktural jantung untuk mengadakan
pengobatan. Pada penderita usia lanjut pengobatan aritmia lebih rumit
dibandingkan penderita usia muda.
Perlu diketahui aritmia dapat disebabkan oleh obat-obat yang diminum,
biasanya dalam jangka waktu lama oleh penderita lansia. Intoksikasi digitalis
perlu mendapatkan perhatian khusus karena masih sering digunakan untuk
mengobati gagal jantung kongestif. Tanda-tanda intoksikasi dapat diduga
sebelumnya bila ada frejuensi denyut jantung lebih lambat dari 60 kali/ menit,
VES multifokal, bigemini, dan aritmia yang lain sampai tanda-tanda heart block.