Vous êtes sur la page 1sur 14

Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah sebuah metode yang

diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode
sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.
Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk
mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.
Appearance (warna kulit)
0 Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
1 Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
2 Warna kulit seluruh tubuh normal
Pulse (denyut jantung)
0 Denyut jantung tidak ada
1 Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit
2 Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menti
Grimace (respon refleks)
0 Tidak ada respon terhadap stimulasi
1 Wajah meringis saat distimulasi
2 Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi
Activity (tonus otot)
0 Lemah, tidak ada gerakan
1 Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan
2 Bergerak aktif dan spontan
Respiration (pernapasan)
0 Tidak bernapas
1 Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
2 Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur
Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan. Jika jumlah skor berkisar di 7 10 pada menit
pertama, bayi dianggap normal. Jika jumlah skor berkisar 4 6 pada menit pertama, bayi
memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas
dengan suction, atau pemberian oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan
ini berhasil, keadaan bayi akan membaik (KidsHealth,2004)

EMERIKSAAN LEOPOLD SERTA GAMBAR

Pemeriksaan Leopold Pada Ibu Hamil

Pemeriksaan Leopold I
untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu. letakkan sisi lateral
telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar
jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah
dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan
kiri setinggi atas simfisis)
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah).

Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi
yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian.
Konsistensi uterus.

Pemeriksaan Leopold II
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan
di mana kepala janin.
Petunjuk pemeriksaan :

Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
Mulai dari bagian atas tekan secra bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan
tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang
rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).

Pemeriksaan Leopold III


Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah sudah masuk
atau masih goyang.
Petunjuk cara memeriksa :

Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi,

Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan
bawah perut ibu.
Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi
(bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak
dan kurang simetris adalah bokong)
Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian
terbawah janin.

Pemeriksaan Leopold IV
Untuk menentukan presentasi dan engangement.
Petunjuk dan cara memeriksa :
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah,
ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang
meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau divergen.

Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila
presentasi kepala upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi).
Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan
kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah
memasuki pintu atas panggul.

engkajian status nutrisi (ABCD)


Pengkajian status nutrisi berdasakan ABCD yaitu A : Antropometri. B :
Biokimia. C : klinikal sign. D : Diit. hal ini di singkat agar mudah diingat. berikut
penjelasannya secara rinci.

1. ANTROPOMETRI

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
Penggunaan

Antropometri sangat umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan


protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Keunggulan dan kelemahan antropometri

Keunggulan antropometri antara lain:

Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang
besar

Relative tidak membutuhkan tenaga ahli

Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama dan dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat

Metode ini tapat dan akurat karena dapat dibakukan

Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau

Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan gizi buruk karena
sudah ada ambang batas yang jelas

Kelemahan antropometri antara lain:

Tidak sensitive atau metode ini tidak daapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat dan tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu

Faktor diluar gizi (penyakit, genetic, dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri

Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi
dan validitas pengukuran antropometri gizi

Kesalahan ini terjadi karena pengukuran, perubahan hasil pengukuran baik fisik
maupun komposisi jaringan, analisis dan asumsi yang keliru.

Jenis parameter

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur


beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara
lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Dibawah ini akan diuraikan
parameter itu.

Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur akan menyebabkan interprestasi stastus gizi menjadi salah. Hasil pengukuran
tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat.

Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur
penuh (completed year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia
penuh (completed Mouth).

Contoh: tahun usia penuh

Umur: 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun

6 tahun 11 bulan, dihitung 6 bulan

Contoh: bulan usia penuh

Umur: 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan

bulan 27 hari, dihitung 3 bulan

Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi
normal atau BBLR Berat Bayi lahir Rendah). Dikatakan berat bayi lahir rendah
apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau dibawah 2,5 kg. pada masa bayi-
balita, berat badan dapat dipergunaka untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema
dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai
dasar perhitungan dosis obat dan makanan.

Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada
tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun.
Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh.
Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada
orang kekurangan gizi.

Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain:
Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena
perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan

Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik
memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.

Merupakan ukuran antropomertri yang sudah dipakai secara umum dan luas di
indonesia

Ketelitian pengukuran tidak banyak di pengaruhi oleh keterampilan pengukur

Penentuan berat badan dilakukan dangan cara menimbang. Alat yang digunakan
dilapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:

Mudah digunakan dan dibawa daari satu tempat ke tempat yang lain

Mudah diperoleh dan relatif murah harganya

Ketelitian timbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg

Skalanya mudah dibaca

Cukup aman untuk menimbang anak balita

Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk
digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacing.

Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. bila


digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar karena
angka ketelitiannya 0,25 kg.

Berat badan menurut umur (BB/U)

Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara
konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2
kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembangan cepat atau
lebih lambat dari keadaan normal.

Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan ini memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan
tinggi badan dengan dengan kecepatan tertentu.
Di Indonesia khususnya, cara pemantauan dan batasan berat badan normal orang
dewasa belum jelas mengacu pada patokan tertentu. Sejak tahun 1958 digunakan
cara penghitungan berat badan normal berdasarkan rumus:

Berat badan normal = (tinggi badan-100) 10% (tinggi badan-100)

atau

0,9 x (tinggi badan 100)

STS SATUS Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarakan indeks
GIZI
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB

Gizi baik 80 % 85 % 90% 85% 85%

z Gizi kurang 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%

Gizi buruk < 60 % < 70 % < 80% < 70 % <75%

-->

Berat Badan Ideal

Berat badan untuk tinggi badan tertentu yang secara statistic yang dianggap paling
tepat untuk menjamin kesehatan umur panjang.Cara menentukan berat badan ideal
adalah:

1. > 110% dari berat badan standar : gemuk

. 90 110% dari berat badan standar : ideal/ normal

70 - 90% dari berat badan stndar ;sedang

4. < 70% : sangat kurus.

3.Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parometer yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan
keadaan sekarang, jika umur tidak dapat diketahui dengan tepat.

4.Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.

5.Lingkaran Tubuh

Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memeng merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak alat-alat yang sulit di
peroleh dengan harga yang murah. Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur. Pengukuran
LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka
pendek. Ambang batas LLA wanita usia muda dengan resiko kekurangan energy
kronis di Indonesia adalah 23,5 cm. apabila kurang dari angka tersebut maka wanita
tersebut mempunyai resiko kekurangan energi kronis.

Lingkar Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis,
yang biasanya untuk memeriksa keadaan pathologi dari besarnya kepala atau
peningkatan ukuran kepala contoh yang sering diginakan adalah kepala besar
(hidrosepalus) dan kepala kecil (mikrosepalus). Lingkar kepala terutama
dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat
secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkaran kepala tidak
menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimana pun juga ukuran otak dan
lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat berfariasi sesuai dengan keadaan gizi.
dalam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dalam
keperawatan pada anak. Lingkar kepala dapat juga di gunakan sebagai informasi
tambahan dalam pengukur umur.

Lingkar Dada

Biasanya di lakukan pada anak yang berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala
dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini tulang tengkorak
tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan
dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari 1, hal ini di
karenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan otot
dan lemak pada dinding dada. Ini dapat di gunakan pada dinding indicator dalam
menentukan kekurangan energi protein pada anak balita.

Jaringan Lunak
Otak, hati, jantung dan organ lainnya merupakan bagian yang cukup besar dari
berat badan, tetapi relative tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi. Otot dan
lemak merupakan jaringan lunak yang sangat berfariasi pada penderita kekurangan
energi protein. Antropometri jaringan dapat di lakukan pada kedua jaringan tersebut
dalam pengukuran status gizi di masyarakat

2. BIOKIMIA

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.

Penggunaan

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.

Pemeriksaan biokimia zat gizi

Ada beberapa indikator laboratorium untuk menentukan status besi yaitu:

Hemoglobin (hb) dan Hematokrit

Total limfosit

Serum albumin

Transferin

Keseimbangan Nitrogen

Lipit serum

Glukosa serum

1. Hemoglobin (Hb) dan Hemaktroit(HCT)

a. Hemaglobin

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan


prevalensi anemia.Garby et al.menyatakan bahwa penentuan status anemia
yanghanya menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap,sehingga perlu
ditambah dengan pemeriksaan yang lain.

Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah.hemoglobin dapat di ukur


secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks
kapasitas pembawa oksigen pada darar.kandungan hemoglobin yang rendah
dengan demikian mengindikasikan anemia.

b. Hemaktokrit (HCT)

Hemaktorit adalah volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma dengan cara
memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya di nyatakan dalam persen (%).

Setelah sentrifugasi, tinggi kolom sel merah diukur dan di bandingkan dengan tinggi
darah penuh yang asli. Presentase massa sel merah pada volume darah yang asli
merupakan hematokrit. Darah penuh antikogualan disentrufugasi dalam tabung
khusus. Karna darah penuh di bentuk pada intinya sel darah merah (SDM) dan
plasma, setelah sentrifugasi presentase sel-sel merah memderikan etimasi tidak
langsung jumlah SDM/100 ml dari darah penuh (dan dengan demikian pada
gilirannya merupakan estimasi tidak langsung jumlah hemoglobin). Hemaktokrit
efek(dalam hal jauh lebih sedikit ) dari ukuran rata_rata SDM. Nilia normal adalah
40%-54% untuk pria dan 37%-47% untuk wanita. HCT biasanya hamper 3 kali nilai
hemoglobin (dengan menganggap tidak terdapat tanda hipokormia). Ke salahan
rata-rata pada prosedur HTC yaitu kira-kira 1%-2%.

Cara perhitungan

Hm = tinggi volume eritrosit yang dimanpatkan x 100%=%

Tinggi total volume darah

Contoh:

tinngi kolom eritrosit yang di manpatkan adalah 4,5 mm.

tinggi total kolom volume darah adalah 10 mm.

Jadi:

Hm = 4,5 x 100% = 45%

10

Maka nilai normal hemaktorit:


Menurut wells laki-laki :42-50%

Wanita :40-48%

Menurut helper laki-laki :40-54%

Wanita :37-47%

Hamil tua :23-34%

b. Nilai abnormal

- kurang dari nilai normal pada anemia

- leih dari nilai normal pada polisithademia

Seru Albumen

3. CLINIS / klinical sign

Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan

Penggunaan metode ini umumnya untuk surfei klinis secara cepat (rapid clinical
surfeys). Surfei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan
untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan
fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

Keunggulan dan keterbatasan pemeriksaan clinis

Keunggulan

pemeriksaan clinis relative murah tidak memerlukan biaya terlalu besar

dalam pelaksanaannya, pemeriksaan tidk memerlukan tenaga khusus tetapi,


tanaga paramedic bias dilatih
sederhana, cepat dan mudah diinterprestasikan

tidak memerlukan peralatan yang rumit

Keterbatasan

Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi, sehingga perlu orang-orang yang ahli
dalam menentukan gejala klinis rersebut. Namun demikian, para tenaga medis
dapat dilatih untuk melakukan pemeriksaan klinis

Gejala klinis tidak bersifat spesifik

Adanya gejala klinis yang bersifat multiple

Gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan dapat
juga terjadi pada saat sembuh. Hepatomegali (pembesaran hati) sebagai contoh
dapat terjadi pada keadaan malnutrisi awal dan terjadi juga pada masa
penyembuhannya

Adanya fariasi dalam gejala klinis yang timbul. Hal ini karena satu gejala klinis bisa
dipengaruhi beberapa factor seperti genetik, lingkungan, kebiasaan dll.

Tanda tanda dan Gejala klinis defisiensi nitrisi

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan kekurangan

1 Tanda umum Penurunan berat badan Kalori,Air, dan vitamin A


dehidrasi, haus pertumbuhan
terhambat

2 Rambut Kekuningan Protein

kekurangan pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin, biotin

Dermatosis pada bayi Lemak

Petechial hemorrhages Asam askorbat

Eksema
4 Mata Photopobia Riboflavin

Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin

Glositis Niasin, asam folik, vitamin


B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D

Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,


NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Jantung, Vitamin K, thiamin,


anemia pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

4. DIET

Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi
penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien
dalam jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.

Vous aimerez peut-être aussi