Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
kura, buaya dan burung, beserta sejumlah kelompok yang sudah punah
misalnya plesiosaurus dan iktiosaurus. Karena semua garis keturunan reptil
yang masih hidup sangat terderivasi, tidak ada yang bisa dijadikan model
langsung dari reptil-reptil paling awal, yang hidup sekitar 320 juta tahun
lampau. Bagaimanapun, penelitian-penelitian perbandingan memungkinkan
kita menyimpulkan beberapa karakter turunan yang mungkin bisa
membedakan reptil awal dari tetrapoda-tetrapoda yang lain.
Plesiosaurus
Reptil seperti kadal dan ular terkadang disebut 'berdarah dingin' karena mereka
tidak menggunakan metabolismenya secara ekstensif untuk mengendalikan
suhu tubuh. Akan tetapi, reptil-reptil itu mengatur suhu tubuh dengan
menggunakan berbagai adaptasi perilaku. Misalnya, banyak kadal yang
berjemur di bawah sinar matahari ketika udara sejuk dan berteduh ketika
udara terlalu hangat. Deskripsi yang lebih akurat bagi reptil-reptil ini adalah
dengan mengatakan bahwa mereka adalah ektotermik, yang berarti bahwa
mereka menyerap panas eksternal sebagai sumber utama panas tubuh.
Dengan menghangatkan dirinya secara langsung menggunakan energi
matahari daripada melalui pemecahan makanan secara metabolik, reptil
ektotermik dapat sintas dengan kurang dari 10% energi makanan yang
diperlukan oleh mamalia berukuran sama. Kelompok reptil tidak semuanya
ektotermik, contohnya burung adalah endotermik, mampu menjaga suhu
tubuh melalui aktivitas metabolik.
Asal-usul evolusi Reptil
Fosil-fosil reptil tertua, ditemukan di bebatuan dari Nova Scota, berasal dari akhir
Peride Karbon, sekitar 310 juta tahun lalu. Salah satu kelompok utama reptil
pertama yang muncul adalah parareptil yang sebagian besar merupakan
herbivor kuadrupedal besar yang bertubuh kekar. Bebrapa parareptil memiliki
lempengan pada kulitnya yang mungkin telah digunakan untuk
mempertahankan diri dari predator. Parareptil musnah, sekitar 200 juta tahun
lalu, pada penghujung Periode Trias.
Ketika parareptil mengalami penurunan, spesies reptil purba yang lain, yaitu
diapsida, berdiversifikasi. Salah satu karakter turunan yang paling jelas pada
diapsida adalah sepasang lubang di kedua sisi tengkorak, di belakang rongga
mata. Diapsida terdiri dari dua garis keturunan utama. Satu garis keturunan
memunculkan lepidosaurus. yang mencakup tautara, kadal, dan ular. Garis
keturunan ini juga menghasilkan sejumlah reptil laut, termasuk mesosauraus
raksasa. Panjang beberapa spesies yang hidup di laut ini menandingi paus
masa kini, semua spesies reptil laut itu telah punah.
Pterosaurus terkecil tak lebih besar dari burung gereja, dan yang terbesar
memeiliki rentang sayap hampir 11 m. Pterosaurus tampaknya telah
mengonvergensikan banyak peran ekologis yang kemudian dipegang oleh
burung; sebagian merupakan pemakan serangga, yang lain menyambar ikan
dari laut, sementara yang lain lagi menyaring hewan-hewan kecil melalui
ribuan gigi-gigi kecil serupa jarum. namun pada penghujung periode kreta 65
juta tahun lalu, pterosaurus telah punah.
reptil
Beberapa analisis catatan fosil konsisten dengan gagasan ini yang menunjukkan
penurunan mendadak terhadap keanekaragaman dinosaurus pada
penghujung Periode Kreta. Akan tetapi, analisis-analisis lain mengindikasikan
bahwa jumlah spesies dinosaurus mulai mengalami penurunan beberapa juta
tahun lalu sebelum Periode Kreta berakhir.
Salah satu garis keturunan lepidosaurus yang sintas direpresentasikan oleh dua
spesies reptil serupa kadal, disebut tuatara. Bukti fosil mengindikasikan
bahwa kerabat-kerabat tuatara hidup setidaknya 220 juta tahun lalu.
Organisme-organisme ini melimpah di banyak benua selama Periode Kreta,
dengan panjang tubuh yang mencapai satu meter. Akan tetapi, saat ini
tautara hanya ditemukan di 30 pulau di lepas pantai Selandia Baru. Saat
manusia tiba di Selandia Baru 750 tahun lalu, tikus-tikus yang menyertai
manusia memakan telur-telur tautara, pada akhirnya menghilangkan reptil-
reptil tersebut di pulau-pulau utama Selandia Baru. Tautara yang tersisa di
pulau-pulau luar memiliki panjang sekitar 50 cm dan memakan serangga,
kadal kecil, serta telur burung dan anak burung. Mereka dapat berumur lebih
dari 100 tahun. Kesintasan tuatara di masa depan bergantung pada kondisi
habitat-habitatnya yang tetap dipertahankan agar bebas dari tikus.
Garis keturunan utama lepidosaurus yang masih ada terdiri dari kadal dan ular,
atau skuamata, yang jumlahnya sekitar 7.900 spesies. Kadal merupakan
reptil yang paling banyak dan beraneka ragam (selain burung) yang masih
ada hingga sekarang. Sebagian besar kadal berukuran kecil; kadal jaragua,
yaitu yang ditumakan di Republik Dominika pada 2001, panjangnya hanya 16
mm cukuo nyaman untuk duduk diatas kepingan uang logam lima ratus
rupiah. Sebaliknya, komodo dari Indonesia panjangnya dapat mencapai 3 m.
Komodo berburu rusa dan mangsa besar lainna dengan gigitan yang
menyebarkan bakteri patogen. Ketika mangsanya yang terluka melemah
akibat infeksi, komodo akan membuntutinya secara perlahan.
Ular adalah lepidosaurus tak berkaki yang salah satu kerabat terdekatnya adalah
komodo. Kini, beberapa spesies ular masih memiliki tualng panggul dan
tungkai vestigial, yang menjadi bukti nenek moyangnya.
Ular
Walaupun tak memiliki kaki, ular cukup lihai brgerak di darat, dengan melakukan
gelombang liukan lateral dari kepala ke ekor. Gaya yang dikeluarkan melalui
pelekukan melawan objek padat mendorong tubuh ular ke depan. Ular juga
dapat bergerak dengan mencengkeram tanah menggunakan sisik perut pada
beberapa titik di disepanjang tubuhnya, sementara sisik-sisik pada titik-titik
sela terangkat sedikit dari tanah dan menarik ular ke depan.
Ular merupakan karnivor dan sejumlah adaptasi hewan ini untuk berburu dan
menelan mangsa. Mereka memiliki indra kimiawi yang tajam. Walaupun ular
tidak memiliki gendang telinga, reptil ini sensitif terhadap getaran di tanah,
yang membantunya mendeteksi pergerakan mangsa. Organ-organ
pendeteksi panas yang terletak di antara mata dan lubang hidung ular viper,
termasuk ular beludak, sensitif terhadap perubahan suhu yang sangat kecil,
sehingga membuat para pemburu malam tersebut bisa menemukan lokasi
hewan yang bersuhu hangat. Ular yang beracun menyuntikkan toksin melalui
sepasang gigi tajam yang berongga atau berceruk. Lidah yang dijulurkan
tidak beracun namun membantu meneruskan bau menuju organ olfaktori
(penciuman) di langit-langit mulut. TUlang rahang yang tersambung longgar
dan kulit yang elastik membuat kebanyakan ular mampu menelan mangsa
yang lebih besar daripada diameter kepala ular.