Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH : DESSY
C. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a) Faktor Biologis
1) Abnormalitas otak seperti : lesi pada areo frontal, temporal dan limbic dapat
menyebabkan respon neurobiologis
2) Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan respon neurbiologis
misalnya: dopamine neurotransmiter yang berlebihan, ketidakseimbangan
antara dopamine neurotransmiter lain dan masalah-masalah pada sistem
receptor dopamine.
b) Faktor sosial Budaya
Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan kerusuhan, dapat menunjang
terjadinya respon neurobiologis yang maladaptif
c) Faktor Pikologis
Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga dapat
menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang maladaptif.
2. Faktor Pencetus
a) Kesehatan
Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan, ansietas sedang sampai
berat, dan gangguan proses informasi.
b) Lingkungan
Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandiri dalam melakukan aktivitas
sehari-hari), rasa bermusuhan dan lingkungan yang selalu mengkritik, masalah
perumahan, gangguan dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang dukungan
sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial, yang kurang, dan kemiskinan.
c) Sikap/ perilaku
Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri), kehilangan motivasi
untuk melakukan aktivitas, perilaku amuk dan agresif.
1. Fase pertama
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah dan
takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk
meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik sendiri.
2. Fase kedua
Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan
mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang
dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-tanda sistem saraf otonom akibat
ansietas seperti peningkatan tanda-tanda vital (denyut jantung, pernapasan dan
tekanan darah), asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk
membedakan halusinasi dengan realita.
3. Fase ketiga
Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada
halusinasi tersebut. Di sini klien sukar berhubungan dengan orang lain, berkeringat,
tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain dan berada dalam kondisi
yang sangat menegangkan terutama jika akan berhubungan dengan orang lain.
4. Fase keempat
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasi. Di
sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu berespon terhadap
perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang. Kondisi klien
sangat membahayakan.
G. Mekanisme Koping
1. Kaji mekanisme koping yang sering digunakan klien, meliputi :
2. Regresi : menjadi malas beraktifitas sehari-hari
3. Proyeksi : mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
4. Menarik Diri : sulit mempercayai orang lain dan dengan stimulus internal
5. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien
Perilaku Kekerasan
Isolasi Sosial