Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
bulat positif dari a yang lebih kecil dari (m) yang kongruen modulo m
bahwa 2 (7) = 2
6
= 1 (mod 7). Tetapi kita mengetahui juga bahwa 2
3
= 1 (mod 7), dan tidak ada bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 3,
yang untuk memangkatkan 2 akan kongruen dengan 1 modulo 7
Untuk hal ini diberikan definisi sebagai berikut:
Definisi 9.1:
Contoh 9.1
Tabel 9.1
a a2 a3 a4 a5 a6
1 1 1 1 1 1
2 4 1 2 4 1
3 2 6 4 5 1
4 2 1 4 2 1
5 4 6 2 3 1
6 1 6 1 6 1
Tampak pada tabel 9.1 bahwa :
= 1 (mod 7), yaitu order dari 3 (mod 7) adalah 6, maka order 10 (mod 7)
adlah 6 pula.
Pada definisi 9.1 tersebut perlu ditekankan bahwa order dari a (mod
m) hanya ada, jika syarat (a, m) = 1 di penuhi sebab, jika (a, m) = 1,
seperti telah diketahui bahwa pengkongruenan linier ax = 1 (mod m) tidak
mempunyai penyelesaian.
Teorema 9.1 :
k
Misalkan (a, m) = 1 dan order a ( mod m) adalah t, maka a =
0 r<t .
Sehingga :
ak = aqr +t = (at )q . a
r
k
a = 1 (mod m)
(at )q r
. a = 1 (mod m)
r t
a = 1 (mod m), sebab a = 1 (mod m)
m).
(m)
Menurut teorema euler, yaitu : jika (a,m) = 1 maka a = 1 (mod m),
Apabila order dari a (mod m) adalah t, maka menurut teorema 9.1 dapat
Akibat 9.1
Contoh 9.2
Tabel 9.2
Bilanga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
bulat
Ordernya 1 12 3 6 4 12 12 4 3 6 12 2
30 = 33 6
= 3 = 39 (mod 13) dan
31 = 34 7
= 3 = 310 (mod 13)
Teorema 9.2
i j
Jika (a,m) = 1 dan order a (mod m) adalah k , maka a = a
k
Order a (mod m) adalah k berarti a = 1 ( mod m)
Sehingga :
ai = a j+tk (mod m)
k t
aj (a ) (mod m)
i j
a a (mod m)
Akibat 9.2:
Jika (a,m) = 1 dan order a (mod m) adalah k maka bilangan-
dengan modulo m
k1 t1
, ) =1
Maka:
k1 k t1
( at ) k
= (a )d = (a )
t d 1 1 (mod m)
t
Misalkan order dari a (mod m) adalah r, menurut teorema 9.1 maka r|
k1
dan
r tr
( at ) = a 1 (mod m)
k1
Karena order dari a (mod m) adalah k, maka k|tr dengan kata lain |
t1 k1 , t 1 k1 k1
r dan karena ( ) = 1, maka | r. selanjutnya, karena r|
k1 k1
dan |r, maka = r, sehingga
k k
k1
=r= d = (k , t)
Teorema 9.3:
Jika (a,m) = 1 dan order a (mod m) adalah k, maka order dari
k
at (mod m) dengan t > 0 adalah
(k , t)
Pada teorema 9.3 tersebut, jika (t,k) = 1, maka order dari at (mod
t
Sebaliknya, jika order a (mod m) adalah k dan order dari a (mod m)
t k
Misalkan (t,k) = d, maka d dan d adalah bilangan-bilangan
bulat.
ak = 1 (mod m)
t
( a k ) d = 1 (mod m)
k
t d
(a ) = 1 (mod m)
t k
Karena order dari a (mod m) adalah k, maka k| , hal ini hanya
d
Akibat 9.3:
4.
2, order(mod 13)
Order 22 (mod 13) adalah , dan
order 2( mod 13)
12
Order 23 (mod 13) adalah
=4
(3.12)
(mod 13), , 27 11(mod 13) dan 211 7 (mod 13). Selanutnya, 2,6,7
Definisi 9.2 :
31 = 3 (mod 7),
32 = 2 (mod 7),
3
3 = 6 (mod 7),
34 = 4 (mod 7),
35 = 5 (mod 7),
6
3 = 1 (mod 7),
Contoh 9.3 :
c1 c2 c (m)
Misalkan (a,m) = 1 dan , ,, adalah bilangan-
bilangan bulat positif yang kurang dari m dan saling prima dengan
c1 c2 c (m)
, ,, .
Bukti :
c1 c2 c (m)
prima dengan m . karena , ,, adlah bilangan-bilangan
bulat positif yang kurang dari m dan saling prima dengan m, maka untuk
membuktikan teorema tersebut cukup menunjukan bahwa tak ada dua
Misalkan :
ai j 1 (mod m)
mungkin apabila i-j = 0, sehingga i = j. Hal ini berarti bahwa tidak ada dua
Contoh 9.4 :
Akar primitif dari 9 adalah 2 dan (9) = 6 maka
21 = 2 (mod 9),
2
2 = 4 (mod 9),
23 = 8 (mod 9),
24 = 7 (mod 9),
5
2 = 5 (mod 9), dan
26 = 1 (mod 9),
6 1
{ 2 , 2 , 22 , 25 , 24 , 23 }.
9.4 maka akar primitif yang lain dari 9 adalah 25 dan 25 5 (mod
Lihat tabel 9.2, maka akar-akar primitif dari 13 adalah 2,6,7 dan 11. Jadi
banyaknya akar primitif dari 13 adalah 4.
Memperhatikan teorema 9.4 dan akibat 9.2 diperoleh teorema berikut ini.
Teorema 9.5
Bukti :
Contoh 9.5 :
11, 14, 7, 12, 6. Jadi banyaknya akar primitif dari 17 adlah 8, dan (
(17) = (16) =8
B. Akar primitif
Pertama kita akan mempelajari keberadaan akar-akar primitif untuk
bilangan-bilangan prima. Kta mulai menunjukan banyaknya solusi
pengkongruenan polinomial berikut.
Bukti :
a1 x+ a0
Untuk n =1, maka f(x) = = 0 (mod p)
a1 x = a0 (mod p)
a1 , p
Karena ( ) = 1 (mengapa?), maka pengkongruenan linier ini
Untuk ini kita cukup menujukan bahwa f(x) = 0 (mod p) tidak mempunyai
solusi atau mempunyai satu solusi.
Jika f(x) = 0 (mod p) tidak mempunyai solusi, maka teorema ini terbukti.
Selanjutnya, jika f(x) = 0 (mod p) mempunyai sekurang-kurangnya satu
a1
solusi, misalnya maka f(x) = 0 (mod p) dan a adalah suatu residu
terkecil modulo p.
Suku banyak q(x) berderajat k-1 dengan koefisien bulat dan r suatu
bilangan bulat pula. Subtitusinya x = a, pada f(x) = 0 (mod p) dan pada
f(x) = (x-a) q(x) + r diperoleh
r = 0 (mod p)
Karena p prima dari b-a 0 (mod p), maka q(b) 0 (mod p).
Hal ini dapat dikatakan bahwa suatu solusi dari f(x) 0 (mod p) yang
Perlu dicatat disini bahwa teorema 9.6 hanya benar, apabila modulonya
satu bilangan primq. Sebab, jika modulonya tidak prima, maka teorema
tidak benar.
2
Misalkan x + x 0 (mod 6) mempunyai 4 solusi, yaitu 0,2,3 dan 5.
1,2,3,,p-1
n1 d p1d p12 d
x = ( x 1 ( x +x + +1 )
d
( x 1 f(x)
bukan solusi dari f(x) 0 (mod p), maka a suatu solusi dari x d1 0
(mod p).
a p11 d
Sebab 0 = = ( a 1 ) (a) (mod p)
p-1-(p-1-d) = d solusi