Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2.1. PETIR
Petir adalah merupakan peristiwa alamiah yang berupa pelepasan muatan
antara awan yang satu dengan awan yang lain, antara pusat muatan pada awan
yang sama atau antara awan dengan bumi. Terjadinya petir merupakan hasil dari
proses pemuatan listrik partikel-partikel awan dan pemisahan muatan listrik di
awan.
Beberapa teori yang telah ada untuk menerangkan terjadinya potensial yang
diperlukan agar terjadinya petir. Tidak satupun teori yang disetujui oleh para ahli.
Hal ini disebabkan kompleksnya persoalan, ketidaklengkapan data tentang muatan
dan distribusi medan listrik pada awan, sulitnya menentukan faktor yang paling
dominan dalam pembentukan muatan listrik di awan, penafsiran yang berbeda atas
hasil pengamatan di bumi dan lain sebagainya.
Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa terjadinya petir merupakan hasil
dari proses pada atmosfer sehingga muatan terkumpul pada awan. Muatan pada
awan ini menginduksikan muatan lain di bumi, dan petir terjadi jika potensial
antara bumi dengan awan lebih besar dari tegangan tembus kritis udara.
20 75
10 99
0 (air) 138
0 (es) 300
-5 790
-15 3300
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa pengaruh temperatur terhadap tahanan
jenis adalah sedikit, kecuali pada temperatur-temperatur disekitar titik beku.
Dimana besarnya tahanan jenis sangat berubah. Dari tabel diatas, ternyata bahwa
elektroda-elektroda pentanahan harus ditempatkan dibawah batas beku. Untuk
daerah-daerah bermusim dingin, biasanya 2 kaki dibawah permukaan tanah.
Tahanan jenis tanah juga dapat dipengaruhi oleh konsentrasi kelembaban.
Pada tabel dibawah ini diberikan perubahan tahanan jenis tanah dengan
bertambahnya jumlah air.
Tabel 2.3 Pengaruh air terhadap tahanan jenis tanah [2]
0 10 x 106 10 x 106
2,5 2500 1500
2 1650 430
10 530 185
15 190 10
20 120 63
30 64 42
10
11
2.2.2.3. Sheilding
Sheilding merupakan perencanaan perancangan konstuksi dinding, lantai
atau langit-langit bangunan hingga konstruksi hantaran logam sistem-sistem dalam
bangunan tersebut yang bertujuan menghindari adanaya induksi medan magnetik
atau medan listrik di dalam bangunan dari efek induksi penghantar penyalur sistem
eksternal yang mengalirkan arus petir dan atau mencegah timbulnya induksi
elektromagnetik. Perancangan yang dapat dilakukan antara lain yaitu :
1. Perlindungan dalam bangunan atau ruangan terhadap induksi dengan
membuat bangunan atau ruangan dengan konstruksi konduktif (eksternal
sheilding).
2. Isolasi atau penyelubungan pada penghantar logam (cable sheilding).
3. Pengroutean penghantar logam yang tepat (suitable routing)
12
i
Dengan : H = ...............................................(2.1)
2 r
H = kuat medan magnit [kA / m]
i = arus petir [kA]
r = jarak antara penghantar logam dengan penghantar penyalur
[m].
Medan magnet yang terjadi pada titik r tersebut :
o .i
B = .............................................(2.2)
2 r
Dengan :
o = permeabilitas bahan (di ruang hampa) = 4 x 10-7 H/m
13
Dengan :
= tegangan induksi atau gaya gerak listrik induksi [kV]
o = 4 x 10-7 H/m
l = panjang penghantar penyalur yang menginduksi [m]
r1 = jarak antara penghantar penyalur dan titik induksi terdekat [m]
r2 = jarak antara penghantar penyalur dan titik induksi terjauh [m]
di/dt = kecuraman arus petir maksimum [kA/s].
ini merupakan penurunan dari Hukum Ampere dan Hukum Faraday.
Faktor jarak terhadap penghantar penyalur dapat dinyatakan sebagai nilai
induktansi (L),
di .......................................................(2.4)
= ( ) L
dt
Dan berdasarkan peristiwa induksi dan posisi penghantar yang terinduksi
maka nilai induktansi ditentukan sebagai berikut:
o l r2
L=M =M = ln ..................................(2.5)
Tf 2 r1
Gambar 2.2 (a). Induksi terhadap sekitarnya (b). Induksi terhadap penghantar
yang sejajar dengannya (c). Induksi terhadap penghantar sejajar yang berbentuk
loop.
14
15
16
R1
Rf
Rb
Vt
R1
Rb R2 Vs
Rf/2
Rf
R3
R3
Gambar 2.5 Analisa secara kelistrikan mengenai fenomena tegangan langkah (Vs)
dan tegangan sentuh (Vt)
Secara analisa rangkaian listrik biasa, maka tegangan langkah Vs dan
tegangan sentuh Vt dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
R2 R b + 2 R f
Vs = I .......................................(2.8)
R2 + Rb + 2 R f
R2 R b + ( R f / 2)
Vt = I .......................................(2.9)
R2 + Rb + ( R f / 2)
Dengan :
17
R2
Is = I
R + R + ( 2 R ) ................................(2.10)
2 b f
R1
It = I
R + R + ( R / 2) ..............................(2.11)
1 b f
Dengan :
Is = arus yang melewati tubuh manusia akibat efek tegangan langkah [kA]
It = arus yang melewati tubuh manusia akibat efek tegangan sentuh [kA]
18