Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Ahmad Yusuf
7D-02
2013
Manajemen Stategis
1. Gambaran Umum
Pada bulan September 1995, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right
Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan
masyarakat 35%. Pada tanggal 15 September 1995 PT Semen Indonesia berkonsolidasi
dengan PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa.Total kapasitas terpasang Perseroan
saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd.
kepadaBlue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga komposisi kepemilikan saham berubah
menjadi Negara RI 51,0% Blue Valley Holdings PTE Ltd. 24,9%, dan masyarakat 24,0%.
Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTELtd, menjual seluruh sahamnya melalui
private placement, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan berubah menjadi
Pemerintah 51,0% dan publik 48,9%.
Pada tahun 2012, Perseroan semakin mengintensifkan upaya membentuk strategic holding
company yang lebih menjamin terlaksananya sinergi pada seluruh aspek operasional dari
perusahaan yang bernaung dibawah grup perusahaan. Melalui pembentukan strategic
holding ini, Perseroan meyakini seluruh potensi dan kompetensi perusahaan dalam group
baik dalam bidang operasional, produksi dan terutama pemasaran, dapat disatu padukan
dengan semakin baik untuk memberikan kinerja optimal. Melalui penerapan strategic
holding, maka posisi holding terhadap anak usaha (yakni perusahaan semen dan anak
perusahaan yang akan datang) menjadi sangat jelas, yakni:
Dengan kedudukan dan fungsi yang jelas tersebut, maka akan diperoleh berbagai manfaat
utama, meliputi:
1. Pemisahan jelas antara peran HoldCo vs OpCo dengan pemisahan yang jelas
mengenai peran dan tanggung jawab di bawah entitas hukum yang terpisah.
Memungkinkan HoldCo untuk beroperasi sebagai HoldCo murni untuk mengelola
semua anak perusahaan OpCo.
2. Dalam jangka pendek: Potensi manfaat sinergi yang lebih tinggi akan dapat
dihasilkan dari hubungan yanglebih baik dan meningkatnya kerjasama antar OpCo.
3. Dalam jangka panjang:
Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) Perseroan, resmi mengganti nama dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk,
menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut, sekaligus
Perseroan memiliki berbagai keunggulan lain yang mampu meningkatkan daya saing
ditengah kompetisi industri semen yang semakin ketat. Keunggulan Perseroan mencakup
antara lain :
Jangkauan Distribusi
Keunggulan jaringan distribusi Perseroan didukung oleh 30 unit gudang penyangga,
pengoperasian 20 packing plant di lokasi yang strategik dan tersebar di seluruh wilayah
Indonesia serta didukungoleh 361 distributor nasional untuk menjamin kelancaran pasokan
semen ke seluruh penjuru Nusantara.
Perseroan saat ini sedang membangun 3 packing plant tambahan di beberapa lokasi
prospek. Hingga tahun 2016 Perseroan merencanakan tambahan 12 unit packing plant.
Tujuan pembangunan packing plant tersebut adalah:
Bahan Baku
Area-area tambang Perseroan memiliki cadangan
bahan baku dengan kualitas terbaik dan dalam
jumlah besar, sehingga menjamin kelangsungan
produksi semen di seluruh pabrik Perseroan dalam
jangka panjang.
Brand Image
Perseroan memiliki empat merk yang lekat di hati
konsumen, yaitu Semen Indonesia, Semen Padang,
Semen Tonasa dan Thang Long Cement. Perseroan menguasai pangsa pasar domestik
terbesar yang mencapai sekitar 42 %, menunjukkan keunggulan reputasi yang
mencerminkan kekuatan corporate dan brand image Perseroan.
3. Grup Perusahaan
Anak perusahaan memainkan peranan yang sangat penting sebagai strategic partner,
maupun sebagai pendukung community development. Anak perusahaan diharapkan mampu
mendukung bisnis inti Semen Indonesia selaku holding company dan memberikan kontribusi
sebesar-besarnya untuk mencapai keunggulan kompetitif dan perkembangan perusahaan
secara terus menerus. Keberadaan anak usaha diharapkan dapat memberi sinergi yang
bermanfaat untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Semen Indonesia memiliki beberapa anak perusahaan afiliasi dan lembaga penunjang
meliputi:
4. Kondisi Finansial
Perseroan berhasil mengelola fundamental keuangan yang tetap kuat, sehingga
memberikankesempatan lebih luas bagi Perseroan untukmelakukan perluasan
kapasitas produksi sertaekspansi usaha terkait lainnya.
P
enilaian pernyataan misi perlu
dilakukan untuk meyakinkan
apakah misi yang selama ini
menjadi landasan segala aktifitas
perusahaan masih efektif atau tidak.
Evaluasi misi ini perlu karena perubahan
yang selalu terjadi baik internal maupun
eksternal sehingga bisa jadi misi yang terdiri
dari 9 komponen tersebut sudah tidak
sesuai lagi dalam perkembangannnya. Maka evaluasi misi dilakukan dengan menilai
apakah misi meliputi 9 komponen atau tidak. Semakin lengkap komponen misi semakin
efektif, sebaliknya semakin sedikit komponen yang dalam misi maka semakin tidak efektif
pernyataan misi tersebut.
Pernyataan visi sudah memenuhi kriteria di atas sehingga tidak perlu ada perbaikan.
Ya/
No Kriteria Arti Penjelasan
Tidak
Pernyataan misi harus cukup diwakili Tidak Ada 5 pernyataan.
oleh 2-3 pernyataan saja. Semua
Simple and
1 pernyataan tersebut harus sederhana
Clear
dan jelas dimengerti serta tidak
menggunakan jargon-jargon organisasi.
Ya Karena misi
Pernyataan misi organisasi harus cukup
sifatnya umum
luas mengakomodasikan perkembangan
maka dalan
organisasi di masa mendatang. Misi
Broad and jangka panjang
organisasi harus bisa menunjukan
2 long-term in tetap bisa
gambaran yang akan dicapai di masa
future mengakomodasi
depan dengan jelas. Pernyataan misi
perubahan di
organisasi harus tetap valid pada 20
masa depan.
tahun mendatang sama seperti kondisi
sekarang.
Ya Tetap cocok untuk
Pernyataan misi organisasi tidak boleh masa kini dan
Focus on the terlalu berorientasi pada masa depan
3 yang akan
present sehingga kurang bisa fokus pada kondisi datang.
organisasi di masa sekarang.
Misi organisasi harus mudah dimengerti. Ya Pernyataan misi
Misi yang mudah dimengerti akan yang ada
Easy to
4 memudahkan mengkomunikasikan misi terpisah-pisah
understand
tersebut kepada anggota organisasi, dan jelas.
stakeholder.
Usulan perbaikan:
Memproduksi dan memperdagangkan semen dengan harga kompetitif dan produk terkait
lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen domestik maupun internasional
dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, mewujudkan manajemen berstandar
internasional dengan menjunjung tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan
inovatif, meningkatkan keunggulan bersaing di pasar domestik dan internasional,
memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan nilai
tambah secara berkesinambungan, memberikan kontribusi dalam peningkatan
kesejahteraan para pemangku kepentingan (stakeholders).
A
nalisis dan pemilihan strategi sebagian besar melibatkan pengambilan keputusan
subjektif berdasarkan informasi objektif. Strategi, tujuan dan misi perusahaan
ditambah dengan informasi audit eksternal dan internal, memberikan landasan untuk
menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif yang masuk akal.
Para penyusun strategi tidak pernah dapat mempertimbangkan seluruh alternatif yang dapat
menguntungkan perusahaan karena akan sangat banyak tindakan yang mungkin dan tak
terbatasnya cara untuk menerapkan tindakan-tindakan tersebut. Oleh karena itu,
serangkaian strategi alternatif paling menarik yang bisa dikelola harus dikembangkan.
Keuntungan, kerugian, trade-off, biaya, dan manfaat strategi-strategi ini harus ditentukan.
Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri atas External Factor Evaluation (EFE) Matrix,
Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix, dan Competive Profile Matrix (CPM). Tahap 2
berfokus pada penciptaan strategi yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor
eksternal dan internal utama. Teknik pada tahap 2 meliputi Strengths-Weaknesses-
Opportunities-Threats (SWOT) Matrix, Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)
Matrix, Boston Consulting Group (BCG) Matrix, Internal-External (IE) Matrix, dan Grand
Strategy Matrix. Sedangkan pada tahap 3, hanya melibatkan satu teknik saja, yaitu
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM menggunakan informasi input dari
tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi
dalam tahap 2.
Tahap Input
Tahap input merupakan tahapan paling awal dari kerangka analitis perumusan strategi,
tahap ini menyajikan informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi.
Pada tahap ini teknik yang diperlukan adalah berupa External Factor Evaluation (EFE)
Matrix, Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix, dan Competive Profile Matrix (CPM).
EFE Matrix adalah suatu alat analisis yang memungkinkan para penyusun strategi untuk
meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, social, budaya, demografis, lingkungan,
politik, pemerintahan, hokum, teknologi, dan kompetitif. EFE Matrix dari PT Semen
Indonesia Tbk menurut penulis dapat diringkas sebagai berikut:
Setelah faktor eksternal, tahapan selanjutnya adalah membuat Competitive Profile Matrix
(CPM) untuk mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan
kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis PT Semen
Indonesia Tbk. Dalam membuat CPM, penulis membandingkan PT Semen Indonesia Tbk
dengan dua produsen semen sejenis yaitu Holcim dan Indocements. CPM dari PT Semen
Indonesia Tbk terhadap kedua pesaing tersebut adalah sebagai berikut:
Setelah membuat EFE Matrix dan CPM, langkah selanjutnya adalah membuat IFE Matrix.
IFE Matrix merupakan ringkasan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam
berbagai bidang fungsional dari suatu usaha. Matriks ini juga memberikan dasar untuk
mengenali dan mengevaluasi hubungan di antara bidang-bidang ini. IFE Matrix dari PT
Semen Indonesia Tbk adalah sebagai berikut:
Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat
digunakan, yaitu : Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrix, Strategic
Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix, Boston Consulting Group (BCG) Matrix,
Internal-External (IE) Matrix, dan Grand Strategy Matrix. Alat-alat ini bergantung pada
informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman
eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan factor-faktor keberhasilan
penting internal dan eksternal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang
masuk akal.
Matriks BCG
SWOT Matrix
SWOT Matrix adalah sebuah alat analisis pencocokan yang penting untuk membantu para
manajer mengembangkan empat jenis strategi: yaitu Strategi SO (Strength-Opportunities),
Strategi WO (Weakness-Opportunity), Strategi ST (Strength-Threats), dan Strategi WT
(Weakness-Threats).
STRENGTH WEAKNESS
Manajemen BUMN
besar dan berkualitas
Daerah pemasaran
Kapasitas produksi
Jaringan distribusi
belum merata di
Produk variatif
Brand image
Lokasi pabrik
pemerintah
dipengaruhi
Indonesia
strategis
Promosi
SDM
besar
SWOT Matrix
2
Pertumbuha n 1). Membuka kera n
penduduk 1). Mengi kuti event event expo untuk mena ngka p di s tri bus i ke wi l a ya h
1
Indones i a ya ng permi nta a n kons umen. (S1,S2,S8,O1,O2,O3,O4) Ti mur Indones i a (W1,
cukup ti nggi O1,O2,O3, O5)
Segmen pa s a r 2). Kons ol i da s i denga n PLN untuk mema s ti ka n pa s oka n
2 2.) Mena mba h pa cki ng
l ua s l i s tri k.(S4, O5)
OPPORTUNITY
pl a nt di wi l a ya h ti mur
Tumbuhnya 3). Pemba ha rua n a l a t-a l a t produks i denga n teknol ogi
3 Indones i a untuk
s ektor properti terki ni untuk meneka n cos t ( S3, S4, O5,O6)
memperl ua s ja ri nga n
Pa s a r As i a
4 di s tri bus i .(W1,O1,O2)
Tengga ra
Renca na 4). Menga kui s i s i perus a ha a n s emen di Mya nma r da n
pemba nguna n Ba ngl a des h untuk mendukung s upl a i eks por (S2,S3,O4)
5
pemba ngki t
l i s tri k
Perkemba nga n
6
teknol ogi
Bahan baku alam
1
terbatas
Tingkat inflasi yang 1). Memba ngun pa cki ng pl a nt di bebera pa tempa t untuk 1). Membuka kera n
3
tinggi. mengefi s i enka n bi a ya di s tri bus i (S5, T2, T3,T7) di s tri bus i ke wi l a ya h
kenaikan suku bunga 2). Memba ngun pa bri k s emen ba ru di Suma tra Ti mur Indones i a (W1,
4 acuan bank untukmeni ngka tka n produks i di ma s a T3,T7)
Indonesia depa n.(S1,S2,S3,O1)
Nilai tukar rupiah
THREAT
5
yang melemah
Kondisi politik 2). Menera pa ka n Good
3). Menera pa ka n Good Corpora te Governa nce(S1,S6, T4,
6 Indonesia yang tidak Corpora te Governa nce
T6)
stabil. (W2, T4, T5, T6)
Pesaing dengan
7 jenis produk yang
sama
Undang-undang 4). Menja ga pertumbuha n ki nerja keua nga n(S1, S6, T3,
antimonopoli T4)
8 membatasi
perluasan pangsa
pasar.
IE Matrix merupakan salah satu instrumen manajemen strategis untuk menganalisa kondisi
perusahaan dan langkah strategis apa yang harus diambil. IE Matrix didasari pada dua
dimensi kunci : 1) total rata-rata tertimbang Internal Factor Evaluation (IFE) pada sumbu x,
dan 2) total rata-rata tertimbang Eksternal Factor Evaluation (EFE) pada sumbu y.
Nilai Internal Factors Evaluation PT Semen Indonesia Tbk seperti pada IFE matriks pada
bagian sebelumnya adalah 2,86 sedangkan nilai Eksternal Factors Evaluation memiliki skor
2,84, maka Matriks IE PT Semen Indonesia Tbk akan terlihat sebagai berikut :
Skor 3,0
Bobot
Total
IFE
2,0
1,0
Dalam Matriks Internal-Eksternal PT Semen Indonesia Tbk diposisikan di sel I. Ini berarti PT
Semen Indonesia Tbk digambarkan sebagai tumbuh dan membangun (growth dan build).
Strategi intensif (Penetrasi pasar dan pengembangan produk dan pengembangan pasar)
atau integratif (depan, belakang, horizontal) bisa menjadi strategi yang paling tepat bagi
perusahaan ini.
FS Y
5
1
IA CA
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1 X
-2
-3
-4
-5
ES
Untuk dapat menentukan perusahaan pada posisi matriks tersebut maka diperlukan
pertanyaan-pertanyaan untuk membantu identifikasi. Akan tetapi sebelum dapat
mengidentifikasi jawaban dari pertanyaan yang nanti akan dibahas, kita perlu untuk
mengetahu terlebih dahulu strategi-strategi yang sedang dan akan dijalankan perusahaan.
Permintaan semen di Indonesia diproyeksikan akan tetap tinggi di masa depan karena
dipicu oleh empat faktor utama. Pertama, adanya pertumbuhan ekonomi domestik yang
berkelanjutan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata di atas 6%. Kedua, belanja pemerintah
pada proyek infrastruktur yang meningkat dalam lima tahun ke depan akan menjadi stimulus
Kelas 7D D-IV Akuntansi Khusus 19
Manajemen Stategis
tersendiri bagi pertumbuhan permintaan semen. Ketiga, tingkat suku bunga pinjaman yang
kondusif. Keempat, konsumsi semen per kapita di Indonesia yang masih berada di bawah
rata-rata konsumsi semen di negara ASEAN yang memberikan peluang pertumbuhan
permintaan semen di masa depan.
1.Pertumbuhan Kapasitas:
2. Pengamanan Energi:
Clean Development Mechanism (CDM) yang meliputi: pemanfaatan panas buang untuk
pembangkit listrik (waste heat recovery power generator), bahan bakar alternatif, dan
penggunaan alternatif bahan baku.
Uji Kualitatif
Untuk dapat mengevaluasi 4 strategi jangka pendek perusahaan di atas maka kita dapat
memakai uji kualitatif (Fred R David :510) dengan bantuan beberapa pertanyaan.
Apalagi dengan pembentukan holding tersebut rencana jangka pendek tersebut lebih mudah
untuk diawasi pelaksanaanya karena adanya HolCo yang mempunyai kewenangan pusat
untuk menyelaraskan rencana agar tetap konsisten.
Clean Development Mechanism (CDM) yang meliputi: pemanfaatan panas buang untuk
pembangkit listrik (waste heat recovery power generator), bahan bakar alternatif, dan
penggunaan alternatif bahan baku.
Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang berkesinambungan.
Meningkatkan kualitas penerapan Tata Kelola Perusahaan.
Jumlah karyawan perusahaan cukup besar yaitu 5.563 orang. Dengan pegawai sebanyak itu
ada beberapa strategi yang lebih mudah dimplementasikan karena tidak terlalu
membutuhkan banyak orang seperti revenue management yang banyak berkutat di sektor
pemasaran melalui media dan increasing competitive advantage yang lebih fokus kepada
penggunaan IT untuk efisiensi.
Finansial
Sebagian mitigasi risiko yang sedang dijalankan perusahaan berupa strategi yang sekarang
menjadi bahasan ini seperti pembangunan packing plant yang merupakan mitigasi risiko dari
distribusi dan transportasi. Akan tetapi sebagai mitigasi risiko strategi tersebut juga perlu
mitigasi risiko juga misalnya apabila akan membangun packing plant mungkin ada risiko
penolakan dari warga sekitar sehingga perusahaan memerlukan mitigasi risiko berupa
komunikasi aktif kepada pemerintah dan masyarakat.
Melalui berbagai langkah mitigasi terhadap risiko-risiko utama yang masuk kelompok high
risk maupun extreme risk secara berkesinambungan, maka pada tahun 2012 Perseroan
juga berhasil mengelola dan menurunkan kategori risiko dari risiko dari ekstrim dan tinggi
menjadi risiko sedang atau manageable. Hal tersebut tampak pada pada tabel berikut.
Dari tabel tersebut tampak bahwa risiko kompetensi bisnis belum dapat diturunkan
mengingat risiko ini muncul karena banyaknya pesaing yang berada di industri semen baik
lama maupn baru meskipun pangsa pasar domestik sudah dikuasai perusahaan.
Yang perlu menjadi catatan adalah rencana perusahaan untuk masuk ke Myanmar perlu
dikaji ulang mengingat suku bunga di tahun 2013 naik tajam sehingga cost of capital yang
cenderung tinggi sehingga tingkat laba yang diperoleh menjadi lebih kecil. Ada baiknya
perusahaan tetap konsen di pasar domestik yang semakin kompetitif dengan masuknya
investor China di industri semen. Hal ini juga didukung adanya program MP3I dari
pemerintah untuk pembangunan infrastruktur sehingga permintaan semen juga akan
meningkat.
Ke-4 fokus strategi yang dipilih oleh perusahaan merupakan strategi komprehensif yang
mucul setelah adanya mitigasi risiko sehingga hampir semua strategi yang ada dapat
dilaksanakan. Kecuali untuk pembukaan pabrik/akuisisi di Myanmar hendaknya dianalisis
risiko lebih mendalam mengingat kondisi politik yang tidak stabil serta kurs rupiah yang
sedang melemah walaupun perusahaan sudah melakukan hedging. Pasar dalam negeri
khususnya wilayah timur hendaknya lebih difokuskan karena program MP3EI pemerintah
akan mempermudah distribusi dan transportasi. Selama ini konsumsi semen masih
mayoritas ada di Jawa dan Sumatra seperti berikut ini:
Melihat kondisi konsumsi semen di daerah timur tersebut maka strategi perusahaan untuk
fokus membangun packing plant di Banjarmasin dan Sorong sudah tepat apalagi dengan
kenaikan harga BBM yang menyebabkan biaya transportasi cukup tinggi. Dengan
dibangunnya packing plant di dekat daerah pemasaran maka biaya akan bisa ditekan
sehingga harga juga dapat bersaing. Program penggantian alat-alat produksi juga berhasil
dilakukan untuk mengurangi biaya produksi agar lebih efisien serta menambah kapasitas.
Proyeksi Keuangan
Dalam Ribuan 2011 2012 2013 2014 2015
Pendapatan Rp 16.378.793.758 Rp 19.598.247.884 Rp 23.450.525.466 Rp 28.060.015.767 Rp 33.575.558.295 naik 19,7% sama dengan se
Beban pokok pendapatan Rp (8.891.867.996) Rp (10.300.666.718) Rp (12.325.389.934) Rp (14.748.097.495) Rp (17.647.018.137)
Laba bruto Rp 7.486.925.762 Rp 9.297.581.166 Rp 11.125.135.532 Rp 13.311.918.272 Rp 15.928.540.158
Beban penjualan Rp (1.380.422.945) Rp (1.750.436.172) Rp (2.094.506.013) Rp (2.506.207.028) Rp (2.998.832.961)
Beban umum dan administrasi Rp (1.268.852.987) Rp (1.438.130.719) Rp (1.720.813.067) Rp (2.059.060.121) Rp (2.463.793.808)
Pendapatan operasi lainnya Rp 69.978.552 Rp 102.657.499 Rp 122.836.098 Rp 102.657.500 Rp 102.657.501
Beban operasi lainnya Rp (15.497.071) Rp (30.148.266) Rp (36.074.280) Rp (43.165.125) Rp (51.649.763)
Laba Usaha Rp 4.892.131.311 Rp 6.181.523.508 Rp 7.396.578.271 Rp 8.806.143.499 Rp 10.516.921.126
pendapatan keuangan Rp 210.349.992 Rp 182.768.691 Rp 182.768.691 Rp 182.768.692 Rp 182.768.693 dibuat tetap
Beban keuangan Rp (27.600.922) Rp (104.793.091) Rp (125.391.467) Rp (150.038.708) Rp (179.530.668)
Bagian Laba entitas asosiasi Rp 15.071.957 Rp 27.954.901 Rp 27.954.901 Rp 27.954.902 Rp 27.954.903 dibuat tetap
Laba sebelum Pajak Rp 5.089.952.338 Rp 6.287.454.009 Rp 7.481.910.396 Rp 8.866.828.385 Rp 10.548.114.054
Beban Pajak penghasilan Rp (1.134.679.826) Rp (1.360.814.162) Rp (1.628.298.986) Rp (1.948.361.255) Rp (2.331.335.714)
Laba tahun berjalan Rp 3.955.272.512 Rp 4.926.639.847 Rp 5.853.611.410 Rp 6.918.467.130 Rp 8.216.778.340
Pendapatan Komprehensif lainnya
perubahan neto nilai wajar investasi
efek tersedia untuk dijual Rp 363.301 Rp (1.285.750) Rp (1.285.750) Rp (1.285.750) Rp (1.285.750) dibuat tetap
Mutasi neto lindung nilai arus kas Rp 4.968.732 Rp (2.603) Rp (2.603) Rp (2.603) Rp (2.603) dibuat tetap
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Rp - Rp (560.022) Rp (560.022) Rp (560.022) Rp (560.022) dibuat tetap
(Beban)/pendapatankomprehensif lain Rp 5.332.033 Rp (1.848.375) Rp (1.848.375) Rp (1.848.375) Rp (1.848.375)
tahun berjalan setelah pajak
total laba komprehensif
tahun berjalan Rp 3.960.604.545 Rp 4.924.791.472 Rp 5.851.763.035 Rp 6.916.618.755 Rp 8.214.929.965
Laba yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk Rp 3.925.441.771 Rp 4.847.251.843 Rp 5.759.286.162 Rp 6.806.982.769 Rp 8.084.372.958
Kepentingan non pengendali Rp 29.830.741 Rp 79.388.004 Rp 94.325.248 Rp 111.484.361 Rp 132.405.382
Rp 3.955.272.512 Rp 4.926.639.847 Rp 5.853.611.410 Rp 6.918.467.130 Rp 8.216.778.340
Total Laba Komprehensif yang dapat
diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Rp 3.930.773.804 Rp 4.845.403.468 Rp 5.757.432.180 Rp 6.805.122.347 Rp 8.082.504.684
Kepentingan non pengendali Rp 29.830.741 Rp 79.388.004 Rp 94.330.854 Rp 111.496.408 Rp 132.425.281
Rp 3.960.604.545 Rp 4.924.791.472 Rp 5.851.763.035 Rp 6.916.618.755 Rp 8.214.929.965
laba per saham dasar
(dalam rupiah penuh) Rp 662 Rp 817 Rp 971 Rp 1.147 Rp 1.363
Deviden Pay out Ratio (40%)
Simpulan
1. Visi perusahaan sudah sesuai dengan kriteria yang baik sehingga tidak perlu perbaikan.
2. Misi perusahaan belum memasukan kriteria konsumen dan keunggulan yang dipunyai
sehingga penulis memberikan usulan perbaikan misi perusahaan.
3. Dari matriks IFE-EFE, BCG serta SPACE secara garis besar menggambarkan kondisi
perusahaan yang sedang bagus dan strategi yang tepat untuk perusahaan adalah
penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar, integrasi depan maupun
belakang belakang, horizontal.
4. Fokus strategi jangka pendek perusahaan meliputi revenue management, cost
management, capacity management dan increase competitive advantage. Strategi tersebut
sudah sesuai dengan hasil dari analisa matriks.
5. Pangsa pasar domestik harus diprioritaskan mengingat adanya program MP3EI yang akan
meningkatkan permintaan semen.
6. Sejauh ini strategi perusahaan sudah sangat efektif dalam memaksimalkan laba apalagi
sudah didukung dengan sumber daya baik SDM, bahan baku maupun finansial.
Daftar Referensi