Vous êtes sur la page 1sur 9

1

6B. DISCHARGE PLANNING


PERENCANAAN PULANG
DALAM PERSIAPAN PERAWATAN DIRUMAH

PENDAHULUAN

Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan komponen yang terkait dengan


rentang perawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan perawatan yang
berkelanjutan yang artinya perawatan yang selalu dibutuhkan pasien dimanapun pasien
berada. Rentang keperawatan kontinyu (continum of care) adalah integrasi sistem
keperawatan yang berfokus pada pasien terdiri dari mekanisme pelayanan keperawatan yang
membimbing, mengarahkan pasien sepanjang waktu (Chasta, 1990).
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai
segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang
menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan, keluarga, klien dan orang yang
penting bagi klien.

PENGERTIAN
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan serta koordinasi yang yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawsan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang
(Carpenito, 1990) Menurut Hurts (1996) perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis,
agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien
melakukan perawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi
dimana perawat profesional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan
mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien dimana perencanan harus
berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif serta perawatan rutin
yang sebenarnya (Swenberg, 2000).

TUJUAN
Menurut Jipp dan Siras (1986) perencanaan pulang bertujuan :
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap dalam
memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
6. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat.

Rorden dan Traft (1993) mengungkapkan bahwa perencanan pulang bertujuan untuk :
1. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan, pencegahan yang
harus di tempuh sehingga dapat mengurangi angka kambuh dan penerimaan kembali di
rumah sakit
2. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan dengan perawat
dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

MANFAAT
Menurut Spath (2003) perencanaan pulang mempunyai manfaat :
1. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada pasien yang
dimulai dari rumah sakit
2

2. Dapat memberikan tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin
kontinuitas perawatan pasien
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien dan
mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan perawatan baru.
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan rumah.

PRINSIP-PRINSIP
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan dari
pasien perlu dikaji dan dievaluasi
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
timbul di rumah dapat segera diantisipasi
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang merupakan
pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan
atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuiakan dengan pengetahuan dari
tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap klien
masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

JENIS-JENIS
Chesca (1982) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien sebagai berikut :
1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat
di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan akhir dari
hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali maka
prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan
melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat.

HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI PASIEN SEBELUM PULANG


1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan serta
masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.
2. Informasi tertulis tentang perawatan yang harus dilakukan di rumah
3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan
4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi
5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien sendiri\; dapat
digunakan metode ceramah, demonstrasi dan lain-lain
6. Informasi tentang nomor telephone layanan perawatan, dokter dan pelayanan
keperawatan, kunjungan rumah apabila pasien memerlukan.

FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIKAJI DALAM PERENCANAAN PULANG


PASIEN DENGAN POST LAPARATOMI
Pada pasien dengan post Laparatomi faktor-faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan
pulang adalah :
1. Pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit, terapi dan perawatan yang diperlukan
2. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga
3

3. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka memberi
asuhan
4. Bantuan yang diperlukan pasien
5. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari, seperti makan, minum, eliminasi,
istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, kemanan dari bahaya, komunikasi,
keagamaan, rekreasi dan sekolah
6. Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat
7. Sumber finansial dan pekerjaan
8. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah dirawat
9. Kebutuhan perawatan dan supervisi di rumah
Menurut Neylor (2003) beberapa tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien
sebelum pasien diperbolehkan pulang antara lain :
1. Pendidikan kesehatan ; diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau komplikasi dan
meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang perawatan post laparatomi
Pendidikan kesehatan terkait dengan perawatan post operatif yang perlu diberikan pada
pasien dengan post laparatomi ( Long, 1996) meliputi :
a. Kontrol (waktu dan tempat)
b. Lanjutan perawatan (luka operasi, pemasangan gift, dll);
c. Diet / nutrisi yang harus dikonsumsi
d. Aktifitas dan istirahat, kontrol.
e. Perawatan diri (kebersihan dan mandi)
2. Program Pulang bertahap ; bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali ke lingkungan
keluarga dan masyarakat antara lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah sakit dan
apa yang harus dilakukan oleh keluarga

3. Rujukan ; integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara


perawat komunitas atau paraktik mandiri perawat dengan rumah sakit sehingga dapat
mengetahui perkembangan pasien dirumah.

ALUR DISCHARGE PLANNING


Perawat
Dokter & Tim PP dibantu PA
Kesehatan Lain

Penentuan Keadaan Pasien


1. Klinis & Pemeriksaan
Penunjang lain
2. Tinkat Ketergantungan Pasien

Perencanaan Pulang

PROGRAM HE
Penyelesaian - Kontrol & Obat / Lain-lain
Administasi perawatan
- Nutrisi
- Aktivitas & istirahat
- Perawatan diri

Monitor (sbg program service savety) oleh: Keluarga & petugas


4

Keterangan :

Tugas Perawat Primer


- Membuat rencana discharge Planning
- Membuat leaflet
- Memberikan konseling
- Mmeberikan pendidikan kesehtan
- Menyediakan format discharge planning
- Mendokumentasikan discharge planning
Tugas Perawat Associate
- Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan diakhiri
perawatan)
5

Lampiran Proposal
PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)

I. Pendahuluan
Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah hubungan yang
terintegrasi yaitu antara perawatan yang diterima pada waktu dirumah sakit dengan perawatan
yang diberikan setelah pasien pulang. Perawatan dirumah sakit akan bermakna jika
dilanjutkan dengan perawatana dirumah. Namun sampai dengan saat ini perencanaan pulang
bagi pasien yang dirawat pasien dirumah sakit belum optimal dilaksanakan, dimana peran
perawat terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang.
Pasien yang memerlukan perawatan kesehatan dirumah, konseling kesehatan atau penyuluhan
dan pealayanan komunitas tetapi tidak dibantu dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum
pemulangan sering kembali ke ruang kedaruratan dengan masalah minor, sering kali diterima
kembali dalam waktu 24 jam sampai 48jam dan kemudian pulang kembali
Discarge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang
keperawatan. Rentang kepererawatan sering pula disebut dengan perawatan berkelanjutan
yang artinya perawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada. Kegagalan
untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanann pulang akan berisiko terhadap
beratnaya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi fisik. Dalam perencanann pulang diperlukan
komunikasi yang baik terarah sehinga apa yang disampaikan dapat di mengaerti dan berguna
untuk perawatan dirumah.
2. Tujuan
2.1 Tujuan umum
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan Ruang Y mampu
menerapkan discharge planning.
2.2 Tujuan khusus
1. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
2. Mengidentifikasi masalah pasien
3. Memprioritaskan masalah pasien yang utama.
4. Membuat perencanann pasien pulang yaitu mengajarkan pada pasien yang harus
dilakukan dan dihindari selama dirumah.
5. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan
6. Mendokumentasikan
3. Manfaat
1. Bagi Pasien
1). Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah
2). Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
3). Membantu pasien memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam
memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien
2. Bagi Mahasiswa
1). Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa dengan pasien sebagai
penerimaan pelayanan
2). Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien
3). Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan dirumah
4. Pengorganisasian
Kepala ruangan :
PP1 :
PA1 :
PA2 :
PP2 :
6

Supervisor / Pembimbing :

5. Mekanisme kegiatan
- Topik : Discharge planing pada Ny. Kdt dengan diagnosis medis TB Paru
+ Efusi pleura
- Sasaran : Ny.Kdt
- Hari / tanggal: Kamis, .
- Waktu :
- Materi :
1. Asuhan Keperawatan pada kliendengan TBParu + Efusi Pleura
2. Masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan TB Paru
+ Efusi Pleura.
3. Perencaan pulang pada klien dengan TB Paru + Efusi Pleura.
6. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
7. Media
a. Status Klien
b. Sarana dan Prasarana perawatan
c. Leaflet.
8. Pelaksanaan Kegiatan.
Tahap. Kegiatan. Waktu. Tempat. Pelaksana.
Persiapan. 1. PP 1 sudah siap dengan status 10 Ners PP1
klien dan format dischart planing. menit station
2. Menyebutkan masalah klien.
3. Menyebutkan hal-hal yang perlu
diajarkan pada klien dan keluarga.
4. Karu memeriksa kelengkapan
administrasi.
Karu
Pelaksanaan. 1. PP 1 menyampaikan 30 Bed PP1
pendidikan kesehatan, menit pasien
melakukan demonstrasi dan
redemonstrasi :
- Diet
- Aktifitas dan istirahat
- Minum obat teratur.
- Perawatan diri
2. PP1 menanyakan kembali pada
pasien tentang materi yang
telah disampaikan.
3. PP1 menygucapkan terima
kasih.
4. Pendokumentasian.
9. Evaluasi.
1). Struktur
a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang Paru.
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
c. Penyusunan proposal.
d. Menetapkan kasus.
2). Proses.
a. Kelancaran kegiatan.
7

b. Peran serta perawat yang bertugas.


3). Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga.

Lampiran: FORMAT DISCHARGE PLANNING


Paisen Pulang
No. Reg :
DISCHARGE PLANNING
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS : Tanggal KRS :
Bagian : Bagian :

Dipulangkan dari RSYdengan keadaan


Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal

A. Kontrol:
a. Waktu:
b. Tempat:

B. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan,


dll)

C. Aturan Diet / Nutirisi :

D. Obat obat yang masih diminum dan jumlahnya :

E. Aktifitas dan Istirahat :

Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG, obat, lainnya ) :

Lain-lain :

Surabaya, .
Pasien/ Keluarga Perawat

( ) ( )
8

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN


DISCHARGE PLANING

1. No Reg :
Diisi sesuai nomer register pasien
2. Nama :
Diisi sesuai nama pasien
3. Jenis Kelamin :
Diisi laki laki / perempuan
4. Tanggal MRS :
Sesuai pasien masuk RS
5. Diagnosis MRS :
Diisi oleh dokter berdasarkan pemeriksaan klinis
6. Tanggal MRS :
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh dokter
7. Diagnosis KRS :
Diagnosis pasien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah ppasien diperbolehkan pulang.
8. Dipulangkan dari RS Y dengan keadaan :
Diisi berdasar kondisi pasien pulang
9. Tanggal/ Tempat Kontrol :
Diisi sesuai tempat dan kontrol dimana pasien kontrol.
10. Lanjutan perawatan di rumah
Diisi perawatan lanjutan sesuai diagnosis sewaktu pulang (perawatan luka, gift, dll)
11. Aturan Diit :
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi
12. Obat obat yang diminum dan jumlahnya :
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang aturannya, dosisnya, jumlahnya.
13. Aktifitas dan istirahat :
Diisi sesuai advis dokter tentang kegiatannya, dan istirahatnya dirumah.
14. Yang Dibawa Pulang (Hasil Lab, Foto, ECG ) :
Hasil dari pemeriksaan pasien yang diperbolehkan dibawa pulang.
15. Lain-lain :
Diisi hal diluar ketentuan diatas mis : obat obat yang distop / dihentikan.
9

DAFTAR PUSTAKA

Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah Kuliah untuk Perawat. Jakarta

Keliat, BA, (1995). Peran serta Keluarga Dalam Perawatan Klien di Rumah Sakit.
EGC. Jakarta

Long, B. (1996). Perawatan Medikal Bedah III. Pajajaran. Bandung

Nursalam, 2002, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional, Jakarta: Salemba Medika
Nursalam, 2007, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Swenberg alih bahasa Suharyati, (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta.

DP
Discharge Planning,

Vous aimerez peut-être aussi