Vous êtes sur la page 1sur 23

PORTO POLIO

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS


DI RSUD Dr. ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK
BANTEN

DISUSUN OLEH :

PAZDI HAKIKI
NIM : 21216060

KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang
diberikan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah PRAKTIK PROFESI
KEPERAWATAN MATERNITAS DI RSUD Dr. ADJIDARMO
KABUPATEN LEBAK
. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas.

Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan memberikan
masukan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi bahan maupun penyajiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi
penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Rangkasbitung, November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Definisi 3
B. Hal-hal yang terjadi selama masa nifas 3
C. Kesulitan yang dapat terjadi selama masa laktasi 6
D. Rencana asuhan keperawatan 7

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian 13
B. Data umum kesehatan saat ini 14
C. Rangkuman hasil pengkajian 16
D. Rencana asuhan keperawatan 17
E. Implementasi keperawatan 19
F. Evaluasi keperawatan 21

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 22
B. Saran 22

DAFTAR REFERENSI

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Post partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik
maupun psikososial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah bersalin
sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati keadaan sebelum
hamil (6 minggu). Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif
untuk pemulihan kondisiny setelah proses persalinan yang melelahkan.
Setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu periode
pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologisnya. Yang diharapkan pada periode 6
minggu setelah melahirkan adalah semua system dalam tubuh ibu akan pulih dari
berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaan sebelum hamil.
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis.
Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,
dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo, 2006).
Perawatan post partum dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan
menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum, dan
infeksi (Wiknjosastro, 2006). .
Berdasarkan data di atas tersebut penulis merasa tertarik untuk mengangkat
kasus dalam makalah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan postpartum secara langsung dan
komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual dengan pendekatan
proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi postpartum
b. Mengetaui hal-hal yang terjadi pada masa nifas
c. Mengetahi kesulitan saat laktasi
d. Melakukan pengkajian post partum
e. Merumuskan diagnosa keperawatan post partum
f. Menyusun rencana asuhan keperawatan post partum
g. Melakukan tindakan keperawatan post partum
h. Mahasiswa mampu membuat evaluasi tindakan dan evaluasi hasil post partum
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Masa nifas atau masa puerpurim adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer,Arif.2001).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000).
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk
memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu.
(Ibrahim C, 1998).

B. Hal-hal yang Terjadi Selama Nifas


Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam setelah persalinan, ibu
harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Setelah 8 jam ibu boleh miring kiri
atau ke kanan untuk mencegah thrombosis. Ibu dan anak ditempatkan pada satu kamar.
Pada hari kedua bila perlu dilakukan senam. Pada hari ke tiga umumnya sudah bisa
duudk. Pada hari keempat berjalan, dan pada hari ke lima dipulangkan. Makanan yang
diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein, dan banyak buah.

Adaptasi fisik selama masa nifas:


1. Genitalia interna dan eksterna
Alat genitalia interna dan eksterna akan berangsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil, yang disebut involusio.
a. Setelah janin dilahirkan, fundus uteri sepusat. Segera setelah plesenta lahir
tinggi fundus uteri 2 jaridibawah pusat. Pada hari kelima pascapersalinan,
uterus kurang lebih setinggi 7 cm diatas simfisis atau setengah simfisis-pusat.
Sesudah 12 hari uterus tidak dapat teraba lagi diatas simfisis pubis.
b. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol ke
dalam kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka bagian dari
plasenta yang tertinggal. Sesudah 2 minggu, diameternya menjadi 3,5 cm dan
pada 6 minggu mencapai 2,4 mm.
c. Berat uterus gravidus aterm kira-kira 1.000gram. satu minggu pascapersalinan,
menjadi kira-kira 500gram. 2 minggu pascapersalinan 320gram, dan 6 minggu
pascapersalinan 40 sampai 60 gram . berat iterus normal kira-kira 30 gram).
d. Serviks agak terbuka seperti corong pada pascapersalinan dan konsistensinya
lunak. Segera setelah persalinan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan ke
dalam kavum uteri, setelah dua jam hanya dapat dimasukan 2-3 jari, dan
setelah satu minggu hanya dapat dimasukan satu jari.
e. Endometrium mengalami perubahan, yaitu timbulnya thrombosis, degenerasi,
dan nekrosis ditempat implantasi plasenta.
f. Ligament, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan
partus berangsur-angsur kembali seperti semula. Ligamentum rotundum dapat
mengendur sehingga pada hari ke dua pascapersalinan harus dilakukan latihan
senam. Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu
pascapersalinan. Dinding vagina yang teregang akan kembali seperti
sebelumnya kira-kira setelah 3 minggu.
g. Luka jalan lahir, seperti bekas episiotomy yang telah dijahit, luka pada vagina
dan serviks yang tidak luas akan sembuh secara primer. Infeksi dapat timbul
dan dapat menyebabkan selulitis dan bila berlanjut akan menyebabkan sepsis.
2. Suhu badan pascapersalinan dapat naik lebih dari 0,5 0C dari keadaan normal tapi
tidak lebih dari 390C. sesudah 12 jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan
kembali normal. Bila lebih dari 380C, mungkin ada infeksi.
3. Nadi umumnya 60-80 denyut permenit dan segera setelah partus dapat terjadi
partus dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas
mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas
umumnya denyut nadi lebih labil daripada suhu badan.
4. Hemokonsentrasi dapat terjadi pada hari ke tiga sampai ke limabelas
pascapersalinan.
5. Laktasi. Kelenjar mamae telah disiapkan semenjak masa kehamilan. Umumnya
produksi air susu ibu (ASI) baru terjadi pada hari kedua atau ketiga
pascapersalinan. Pada hari pertama keluar kolostrum, cairan kuning yang lebih
kental dari air susu ibu, mengandung banyak protein albumin, globulin, dan
benda-benda kolostrum. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan
membalut kedua mammae hingga tertekan atau memberikan bromokiptin hingga
hormone laktogenik tertekan.
6. Perasaan mulas sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang sangat
mengganggu selama 2-3 hari pascapersalinan dan biasanya sering pada multipara
disbanding primipara. Perasaan mulas lebih terasa saat menyusui, dapat pula
timbul bila masih ada sisa selaput ketuban, sisa plasenta, atau gumpalan darah
dalam kavum uteri. Pasein dapat diberikan analgesic atau sedative.
7. Keadaan serviks, uterus dan adneksa. Bila ada perdarahan, biasanya karena
involusi uteri, dapat diberika tablet ergometrin dan tirah baring untuk
menghentikan perdarahan. Bila serviks tampak hiperemis, meradang, ada erosi,
dan curiga kearah keganasan, lakukan pemeriksaan sitologi. Bila tidak ada
keganasan, lakukan kauterasi kimiawi atau elektrik, dan dapat juga dilakukan
dengan bedah beku.
8. Lokia adalah secret dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Hari pertama
dan kedua terdapat lokia rubra atau lokia kruenta, terdiri dari darah segar
bercampur sisa selaput ketuban, sel desidua, sisa verniks kaseosa, lanugo dan
mekoneum. Hari berikutnya keluar lokia sanguilenta berupa darah bercampur
lender. Setelah satu minggu keluar lokia serosa bewarna kuning dan tidak
mengandung darah. Setelah dua minggu keluar lokia alba yang hanya keluar
cairan putih. Biasanya lokia berbau agak amis, bila berbau busuk mungkin terjadi
lokiostatis (lokia yang tidak lancer keluar) dan infeksi.
9. Miksi harus secepatnya dikeluarkan sendiri. Bila kandung kemih penuh dan tidak
bisa miksi sendiri, dilakukan kateterisasi. Bila perlu dipasang dauer catetheri atau
indwelling catether untuk mengistirahatkan otot-otot kandung kencing, dengan
melakukan mobilisasi secepatnya, tak jarang kesulitan miksi dapat teratasi.
10. Defekasi harus ada dalam 3 hari pascapersalinan. Bila terjadi obstipasi dan timbul
koprostase hingga skibala tertimbun direktum, mungkin terjadi febris. Lakukan
klisma atau berikan laksan peroral. Dengan melakukan mobilisasi sedini
mungkin, tidak jarang kesulitan defekasi dapat teratasi.

Adaptasi psikologis selama masa nifas:


1. Fase taking in, yaitu periode ketergantungan berlangsung pada hari pertama sampai
hari kedua pasca persalinan. Ibu fokus pada diri sendiri.
2. Fase taking hold, yaitu berlangsung 3-10hari pascapersalinan. Pada fase ini ibu
khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi.
3. Fase letting go, yaitu fase menerima tanggungjawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari pascapersalinan,

C. Kesulitan yang dapat terjadi selama masa laktasi adalah:


1. Putting rata. Sejak hamil ibu dapat menarik-narik putting susu. Ibu harus tetap
menyusui agar putting susu selalu tertarik.
2. Putting lecet. Putting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan
payudara yang tidak benar atau infeksi monila. Penatalaksanaan dengan
melakukan teknik menyusui yang benar. Putting harus kering saat menyusui,
putting diberi lanolin, monila terapi, dan menyusui pada payudara yang tidak
lecet. Bila lecetnya luas, menyusui ditunda 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan
dipompa.
3. Payudara bengkak. Payudara bengkak disebabkan karena pengeluaran ASI tidak
lancar karena bayi tidak cukup sering untuk menyusui atau ter;lalu cepat disapih.
Penatalaksanaan dengan cara sering menyusui, kompres hangat, ASI dikeluarkan
dengan cara dipompa, dan pemberian analgesic.
4. Mastitis. Payudara tampak edema, kemerahan, dan nyeri yang biasanya terjadi
beberapa minggu setelah melahirkan. Penatalaksanaan dengan cara dikompres
hangat/dingin, pemberian analgesic dan antibiotic, menyusui tidak dihentikan.
5. Abses payudara. Pada payudara dengan abses, ASI dipompa, abses di insisi,
diberikan antibiotic dan analgesic.
6. Bayi tudak suka muenyusui. Hal ini dapat disebabkan pancaran ASI terlalu kuat
sehingga mulut bayi terlalu penuh, bingung putting pada bayi yang diselang-
selingi dengan susu botol, putting rata dan terlalu kecil, atau bayi mengantuk.
Pancaran ASI yang terlalu kuat diatasi dengan menyusui lebih sering, memijat
payudara sebelum menyusui, serta menyusui dengan terlentang dan bayi ditaruh
diatas payudara. Pada bayi dengan bingung putting, hindari penggunaan dot botol
dan gunakan sendok atau pipet untuk memberikan pengganti ASI. Pada bayi
mengantuk yang sudah waktunya diberikan ASI, usahakan agar bayi terbangun.

D. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian
yang benar dan terarah akan mempermudah dalam merencanakan tinfakan dan
evaluasi dari tidakan yang dilakasanakan. Pengkajian dilakukan secara sistematis,
berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien yang diperoleh dari
wawancara dan pemeriksaan fisik.
Pengkajian terhadap klien post meliputi:
a) Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record dan lain lain.
b) Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia,
riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh
darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah
banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing,
gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan
penyakit menular.
c) Riwayat obstetric
1) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya
, keluhan waktu haid, HPHT
2) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia
mulai hamil
3) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus, retensi plasenta
Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau
mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir
Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI
cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan
kontraksi
4) Riwayat Kehamilan sekarang
Hamil muda, keluhan selama hamil muda
Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi
badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi
akibat mual, keluhan lain
Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa
kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat
e) Pola aktifitas sehari-hari
1) Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum
dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan dan minum pada masa nifas
harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung
protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah buahan.
2) Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna, konsistensi. Adanya
perubahan pola miksi dan defeksi. BAB harus ada 3-4 hari post partum
sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan sendiri (Rustam Mukthar,
1995 )
3) Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran dan
melaporkan kelelahan yang berlebihan.
4) Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi,
keramas, baik sebelum dan selama dirawat serta perawatan mengganti
balutan atau duk.
f) Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Suhu badan
Suhu biasanya meningkat sampai 380 C dianggap normal. Setelah satu
hari suhu akan kembali normal (360 C 370 C), terjadi penurunan akibat
hipovolemia
Nadi
Denyut nadi akan meningkat cepat karena nyeri, biasanya terjadi
hipovolemia yang semakin berat.
Tekanan darah
Tekanan darah biasanya stabil, memperingan hipovolemia
Pernafasan
Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga menjadi tidak normal.
2) Pemeriksaan Khusus
Observasi setiap 8 jam untuk mendeteksi adanya tanda-tanda komplikasi
dengan mengevaluasi sistem dalam tubuh. Pengkajian ini meliputi :
1. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan uterus (fragmen-fragmen plasenta tertahan)
Ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit punggung (hematoma)
2. Sistem vaskuler
Perdarahan di observasi tiap 2 jam selama 8 jam 1, kemudian tiap 8 jam
berikutnya:
Tensi diawasi tiap 8 jam
Apakah ada tanda-tanda trombosis, kaki sakit, bengkak dan merah
Haemorroid diobservasi tiap 8 jam terhadap besar dan kekenyalan
Riwayat anemia kronis, konjungtiva anemis/sub anemis, defek
koagulasi kongenital, idiopatik trombositopeni purpura.
3. Sistem Reproduksi
Uterus diobservasi tiap 30 menit selama empat hari post partum,
kemudian tiap 8 jam selama 3 hari meliputi tinggi fundus uteri dan
posisinya serta konsistensinya
Lochea diobservasi setiap 8 jam selama 3 hari terhadap warna, banyak
dan bau
Perineum diobservasi tiap 8 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi,
luka jahitan dan apakah ada jahitannya yang lepas
Vulva dilihat apakah ada edema atau tidak
Payudara dilihat kondisi areola, konsistensi dan kolostrum
Tinggi fundus atau badan terus gagal kembali pada ukuran dan fungsi
sebelum kehamilan (sub involusi)
4. Traktus urinarius
Diobservasi tiap 2 jam selama 2 hari pertama. Meliputi miksi lancar atau
tidak, spontan dan lain-lain.
5. Traktur gastro intestinal
Observasi terhadap nafsu makan dan obstipasi
6. Integritas Ego : Mungkin cemas, ketakutan dan khawatir
2. Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Aktivitas
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Pain a. Kaj nyeri
b. Observasi reksi non-verbal
tindakan keperawatan, management
dan ketidaknyamanan
nyeri berkurang,
c. Bantu klien menemukan dan
dengan kriteria:
mencari dukungan
1. Nyeri terkontrol
d. Kontrol lingkungan
2. Menggunakan
e. Ajarkan teknik non-
metode
farmakologi
pencegahan non- f. Monitor penerimaan pasien
farmakologi tentang manajemen nyeri

a. Tingkatkan istirahat
b. Cek instruksi dikter (obat,
dosis, frekuensi)
2. Analgetik c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgetik yang
administratio
diperlukan
n
e. Pilih rite pemberian
f. Monitor TTV
g. Evaluasi aktivitas analgetik
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Control a. Batasi pengunjung bila perlu
b. Gunakan sabun untuk cuci
tindakan keperawatan, infection
tangan
infeksi tidak terjadi,
c. Cuci tangan sebelum dan
dengan kriteria:
sesudah tindakan
1. Memonitor faktor
keperawatan
lingkungan
d. Gunakan sarung tangan
2. Bebas dari tanda
sebagai alat perlindungan
infeksi
e. Pertahankan teknik aseptic
selama pemasangan alat
f. Tingkatkan intake nutrisi
g. Berikan terapi antibiotic bila
perlu

a. Monitor tanda dan gejala


infeksi
b. Monitor kerentanan terhadap
infeksi
c. Batasi pengunjung
d. Pertahankan teknik aseptic
2. Infection e. Berikan perawatan kulit pada
protection area epidermal
f. Inspeksi kulit terhadap
kemerahan dan panas
g. Inspeksi kondisi luka
h. Dorong masukan nitrisi yang
cukup
i. Dorong masukan cairan
j. Dorong istirahat

3 Kurang Setelah dilakukan 1. Teaching a. Beri penilaian tentang


pengetahuan tindakan keperawatan dissease pengetahuan
b. Sediakan informasi tentang
pengetahuan
kondisi pasien
meningkat, dengan
c. Sediakan bagi keluarga
kriteria:
tentang kemajuan pasien
1. Mendeskripsikan
d. Mendiskusikan pilihan terapi
tindakan untuk e. Gambarkan rasional
menurunkan rekomendari manajemen
progresifitas terapi
2. Mendeskripsikan f. Instruksikan pasien
tindakan mencegah mengenai tanda dan gejala
komplikasi untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas Klein
a. Inisial klein : Ny. R
b. Usia : 28 tahun
c. Status perkawinan : kawin
d. Pekerjaan : Guru
e. Pendidikan terakhir : S1
f. Inisial suami : Tn. D
g. Usia : 30 tahun
h. Pekerjaan : Wiraswasta
i. Pendidikan terakhir : SMA

2. Riwayat persalinan yang lalu


No Tahun Tipe Penolong Jenis BB Keadaan Ket.
persalinan kelamin lahir bayi
1 A b o r t u s
2 2012 Normal Bidan P 2800 gr A/S 7/8 Baik

3. Riwayat kehamilan ini


a. Berapa kali periksa kehamilan : 9 kali
b. Masalah kehamilan : tidak ada keluhan

4. Riwayat persalinan
a. Jenis persalinan : Spontan + induksi
b. Tanggal : 16 Februari 2012, jam : 05.40
Jenis Berat badan Panjang badan APGAR skor (menit
kelamin ke 1 dan ke 5)
P 2800 gr 44 cm 6/8
c. Perdarahan : 250 cc

5. Riwayat ginekologi
a. Masalah ginekologi : tidak ada keluhan
b. Riwayat KB : belum pernah

B. Data Umum Kesehatan Saat Ini


1. Status obstetrik : G2P1A1
2. Bayi rawat gabung: tidak
3. Keadaan umum : baik
4. Kesdaran : Compos Mentis
5. BB / TB : 45 Kg / 142 Cm
6. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 90/70 mmHg
b. Nadi : 89 x/menit
c. Suhu : 36,6 oC
d. Pernafasan : 20 x/menit
7. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala-Leher
Kepala : simetris, rambut kotor, berminyak
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Hidung : simetris, tidak ada keluhan
Mulut : bersih, tidak ada karies gigi
Telinga : simetris, bersih, tidak ada keluhan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
b. Dada
Jantung : Auskultasi (S1 S2 Regular), Perkusi (Dullnes)
Paru : semetris, suara nafas vesikuler area paru, perkusi resonan
Payudara : payudara bengkak
Putting susu: hiperpigmentasi aerola
Pengeluaran ASI: Keluar
c. Abdomen
Fundus uteri: 2 jari dibawah pusat, kontraksi : baik, posisi : abdomen kanan
bawah
d. Perineum dan genital
Vagina : tidak edema, tidak memar, tidak ada hematoma
Perinenum : Ruptur
R : Kemerahan : tidak
E : Bengkak : tidak
E : Echimosis : tidak
D : discharge : darah
A : approximate : baik
Kebersihan : bersih
Lokia : 30 cc
Jenis : Rubra
Konsistensi : cair
Bau : amis
Hemoroid : tidak
e. Ekstremitas
Ekstremitas atas: tidak edema
Ekstremitas bawah : tidak edema, tidak varises
f. Eliminasi
Urin : Kebiasaan BAK 4X sehari
BAK saat ini: 2X sehari, tidak nyeri
BAB : 1X sehari
BAB saat ini : Belum
g. Istirahat dan kenyamanan
Pola tidur : lamanya 10 jam frekuensi 2X
Pola tidur saat ini: 5 jam
Keluhan ketidaknyamanan : ya
Lokasi : perineum
Sifat : hilang timbul
Intensitas: terasa saat bergerak
h. Mobilisasi dan latihan
Tingkat mobilisasi : baik
Latihan : dapat berjalan
i. Nutrisi dan cairan
Asupan nutrisi: nafsu makan baik
Asupan cairan : cukup
j. Keadaan mental
Keadaan psikologis: senang terhadap persalinan
Penerimaan terhadap bayi : menerima
8. Obat-obatan
a. Cefixime
b. Viferon
c. Paracetemol
9. Hasil pemeriksaan penunjang
a. Leukosit16.700 /L
b. Hb 14 g/dL
c. Ht 42,4 %

C. Rangkuman Hasil Pengkajian


Masalah :
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Kurang pengetahuan
D. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Aktivitas
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Pain a. Kaj nyeri
DS: b. Observasi reksi non-verbal
tindakan keperawatan, management
- Klien dan ketidaknyamanan
nyeri berkurang,
c. Bantu klien menemukan dan
mengatakan
dengan kriteria:
mencari dukungan
nyeri area 3. Nyeri terkontrol
d. Kontrol lingkungan
4. Menggunakan
perineum saat e. Ajarkan teknik non-
metode
bergerak farmakologi
pencegahan non- f. Monitor penerimaan pasien
DO:
farmakologi tentang manajemen nyeri
- Klien tampak
meringis a. Tingkatkan istirahat
b. Cek instruksi dikter (obat,
- klien tampak
dosis, frekuensi)
melindungi
2.Analgetik c. Cek riwayat alergi
area d. Pilih analgetik yang
administration
ketidaknyaman diperlukan
e. Pilih rite pemberian
an
f. Monitor TTV
g. Evaluasi aktivitas analgetik

2. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Control a. Batasi pengunjung bila perlu


DS: b. Gunakan sabun untuk cuci
tindakan keperawatan, infection
- Klien
tangan
infeksi tidak terjadi,
mengatakan c. Cuci tangan sebelum dan
dengan kriteria:
nyeri area sesudah tindakan
3. Memonitor faktor
perineum keperawatan
lingkungan
d. Gunakan sarung tangan
4. Bebas dari tanda
DO:
sebagai alat perlindungan
- Terdapat infeksi
jahitan jalan e. Pertahankan teknik aseptic
lahir selama pemasangan alat
f. Tingkatkan intake nutrisi
g. Berikan terapi antibiotic bila
perlu

a. Monitor tanda dan gejala


infeksi
b. Monitor kerentanan terhadap
infeksi
c. Batasi pengunjung
d. Pertahankan teknik aseptic
2. Infection
e. Berikan perawatan kulit pada
protection
area epidermal
f. Inspeksi kulit terhadap
kemerahan dan panas
g. Inspeksi kondisi luka
h. Dorong masukan nitrisi yang
cukup
i. Dorong masukan cairan
j. Dorong istirahat

3 Kurang Setelah dilakukan 1.Teaching a. Beri penilaian tentang


pengetahuan tindakan keperawatan dissease pengetahuan
DS: b. Sediakan informasi tentang
pengetahuan
- Klein
kondisi pasien
meningkat, dengan
mengatakan c. Sediakan bagi keluarga
kriteria:
payudaranya tentang kemajuan pasien
3. Mendeskripsikan
d. Mendiskusikan pilihan terapi
bengkak
tindakan untuk e. Gambarkan rasional
- Klien
menurunkan rekomendari manajemen
mengatakan
progresifitas terapi
tidak tahu cara
4. Mendeskripsikan f. Instruksikan pasien
merawat tindakan mencegah mengenai tanda dan gejala
payudara komplikasi untuk melaporkan pada
DO:
pemberi perawatan kesehatan
- Payudara
bengkak saat
dipalpasi

E. Implementasi Keperawatan

No Tanggal Jam Tindakan keperawatan Paraf


1 16 02 - 2012 09.00 1. Mengkaji nyeri
R/ Skala 2
09.05 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dan
ketidaknyamanan
R/ Meringis saat berpindah posisi
09.10
3. Mengajarkan teknik nonfasmakologi
(teknis nafas dalam)
09.15 R/ Klien mengikuti anjuran
4. Memonitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
09.35
R/ kliem menerima
5. Memonitor TTV
R/ TD = 90/70 mmHg;
N = 89 x/menit
RR = 20 x/menit
S = 36,6 0C

2 16 02 - 2012 09.30 1. Mencuci tangan sebelum dan


sesudah tindakan keperawatan
R/ mencegah infeksi silang
11.30
2. Mendorong masukan nutrisi yang
cukup
11.35 R/ Porsi makan habis
3. Mendorong masukan cairan
R/ terpasang infuse dan masukan
11.40
cairan peroral cukup
4. Mendorong istirahat
13.00
R/ klien mengikuti anjuran
5. Mencatat nilai Lab
R/ Leukosit 16.700/L (15/02/1012)
3 16 02 - 2012 09.40 1. Memberi penilaian tentang
pengetahuan
R/ Pengetahuan kurang
09.45
2. Menyediakan informasi tentang
kondisi pasien
R/ Payudara klien bengkak, perlu
09.50
dilakukan perawatan payudara
3. Menggambarkan rasional
rekomendasi manajemen terapi
R/ member penyuluhan dan
10.10
demonstrasi tentang perawatan
payudara
4. Menginstruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan kesehatan
R/ Klien memahami

F. Evaluasi Keperawatan

Tanggal Nomor diagnosa Catatan perkembangan Paraf


16 02 - 2012 I S = Klien mengatakan nyeri berkurang
O = Klien tampak rileks
A = Masalah teratasi
P = Intervensi dihentikan, Klien boleh pulang

16 02 - 2012 II S = Klien mengatakan keadaan membaik


O = Tidak terjadi tanda infeksi
A = Masalah teatasi
P = Intervensi dihentikan, Klien boleh pulang

16 02 - 2012 III S = Klien mengatakan sudah mengetahui cara


perawatan payudara
O = Pengetauan klien meningkat
A = Masalah teatasi
P = Intervensi dihentikan, Klien boleh pulang
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengumpulan data pada Ny. R dengan post partum normal di Ruang Nifas
RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang tahun 2012 menggunakan teknik komprehensif dan
menyeluruh melalui wawancara, pengamatan, dan pemeriksaan fisik. Sampai pada
penyusunan dignosa sesuai dengan prioritas masalah dan kebutuhan klien.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny. R dengan post partum normal
yaitu:
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Kurang pengetahuan
Tahapan perencanaan Asuhan Keperawatan meliputi tujuan, kriteria hasil,
intervensi, dan aktivitas. Tindakan keperawatan dilaksanakan dengan pendekatan bio-
psiko-sosial-spiritual dengan tingkat perkembangan klien.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi penulis dan bagi pembaca pada
umumnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah ini.
DAFTAR REFERENSI

Dochterman,Joane dkk.2004. Nursing Outcomes Clasifications (NOC).Stl.Louis:Mosby

Hedman,Heater.2011.NANDA International Diagnosis Keperawatan:Definisi dan Klasifikasi


2009-2011. Jakarta: EGC

Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media
Jakarta

Mansjoer, Arif.2001.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.Jakarta:Aesculapius

Moorhead,Sue dkk.2004. Nursing Intervention Clasification (NIC). Stl.Louis:Mosby

Prawirohardjo, Sarwono, 2006, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :YBP
SP.

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Wiknyosastro, H, 1991, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo,
Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi