Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DOSEN PEMBIMBING :
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang mana telah melancarkan
kami dalam proses pembuatan makalah tentang asuhan keperawatan pada Napza. Shalawat
beiring salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang mana telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang
ini.
Pada makalah yang kami susun ini, kami menjelaskan secara keseluruhan tentang
asuhan keperawatan pada napza. Kami berterima kasih kepada dosen yang membimbing
dalam penyusunan makalah ini.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap pembaca dapat mendapatkan manfaat
dari makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf bila ada salah kata kami
mohon maaf. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................21
2.2 Saran.................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
Ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan adiktif adalah bahan yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan
atau ketergantungan. Pemakai dapat merasa tenang, merasa segar, bersemangat,
menimbulkan efek halusinasi, dan memengaruhi suasana perasaan pemakai. Efek inilah yang
sering dimanfaatkan pemakai saat ia merasa kurang percaya diri, khawatir tidak diakui
sebagai kawan, melarikan diri dari permasalahan, atau bahkan hanya untuk sekedar rekreasi
(bersenang-senang).
Tanpa disadari, narkoba sekali digunakan akan menimbulkan keinginan mencoba lagi,
merasakan lagi, dan mengulang terus sampai merasakan efek dari obat-obatan yang
dikonsumsi, yang akibatnya akan terjadi overdosis. Jika tidak mengonsumsi, maka tidak
tahan untuk memenuhi keinginannya, tetapi jika mengonsumsi akan khawatir mati akibat
overdosis. Hal ini merupakan lingkaran setan. Oleh karena itu, narkoba sekali dicoba akan
membelenggu seumur hidup.
Napza adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya.Narkotika UU no 22, tahun 1997 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil
pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan distilasi atau fermentasi
tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak,
menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur
konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung
etanol.Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika menurut Undang-undang
Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy, shabu-shabu, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi
dan anti psikosis.
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai
setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan sering
dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya meruju pada perilaku psikososial yang
berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik
terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang
diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart &
Sundeen, 1998).
Penyebab yang tepat penggunaan obat, ketergantungan, dan adiksi tidak diketahui,
tetapi berbagai faktor diduga berkontribusi pada perkembangan gangguan yang berhubungan
dengan zat (Jaffe,2000c). Kebanyakan penelitian tentang faktor biologi dan genetik telah
dilakukan pada penyalahgunaan alkohol, tetapi studi psikologis, sosial, dan lingkungan juga
meneliti obat lain.
1 Faktor Biologi
a Genetik: anak-anak dari orang tua alkoholik berisiko tinggi mengalami
alkoholisme dan ketergantungan obat daripada anak-anak dari orang tua non
alkoholik (Jaffe,2000c). Peningkatan resiko ini sebagian akibat faktor
lingkungan, tetapi ada bukti bahwa faktor genetik juga penting. Beberapa studi
anak kembar menunjukkan bahwa angka concordance lebih tinggi di antara
kembar identik daripada kembar fraternal. Studi adopsi menunjukkan bahwa
angka alkoholisme pada anak laki-laki dari ayah biologis yang mengalami
alkoholisme lebih tnggi daripada anak laki-laki dari ayah biologis non
alkoholik. Studi ini membuat ahli teori menjelaskan komponen genetik
alkoholisme sebagai kerentanan genetik yang kemudian dipengaruhi oleh
berbagai faktor sosial dan lingkungan. Prescott dan Kendler menemukan
bahwa 48%-58% variasi penyebab alkoholisme adalah akibat genetik, dan
sisanya akibat pengaruh lingkungan.
b Metabolik: Etil alkohol bila dimetabolisme lebih lama lebih efisien untuk
mengurangi individu menjadi ketergantungan.
c Infeksi pada otak: intelegasi menjadi rendah (retardasi mental, misalnya
ensefhalitis, meningitis)
2 Faktor Psikologis
a Tipe kepribadian (dependen, ansietas, depresi, antisosial).
b Harga diri yang rendah: depresi terutama karena kondisi sosial ekonomi. Pada
penyalahgunaan alkohol, sedatif hipnotik yang mencapai tingkat
ketergantungan diikuti rasa bersalah.
c Disfungsi keluarga: kondisi keluarga yang tidak stabil, role model
(ketauladanan) yang negatif, tidak terbina saling percaya antar anggota
keluarga, keluarga yang tidak mampu memberikan pendidikan yang sehat
pada anggota, orang tua dengan gangguan penggunaaan zat adiktif, perceraian.
d Individu yang mempunyai perasaan tidak aman.
e Cara pemecahan masalah individu yang menyimpang.
f Rasa bermusuhan dengan keluarga atau dengan orang tua.
Walaupun terdapat suatu rentang dari penggunaan obat atau alcohol yang jarang
sampai penggunaan yang sering untuk penyalahgunaan dan ketergantungan, tidak semua
orang yang menggunakan zat menjadipenyalahguna, dan tidak setiap penyalahguna menjadi
ketergantungan. Penyalahgunaan zat mengacu pada penggunaan zat secara terus-menerus
bahkan setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan
biasanya dianggapsebagai penyakit. Adiksi umumnya mengacu pada perilaku psikososial
yang berhubungan dengan ketergantunan zat. Istilah adiksi dan ketergantungan sering
tertukar penggunaannya. Diagnosis ganda mengacu pada adanya penyalahgunaan zat dan
gangguan jiwa dalam individu yang sama. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologis
terhadap obat. Toleransi berarti bahwa memerlukan peningkatan jumlah zat untuk
memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda
ketergantungan fisik.
Mekanisme Koping
1 Penyangkalan masalah
2 Rasionalisasi
3 Proyeksi tanggung jawab terhadap perilaku
4 Mengurangi jumlah alcohol atau obat yang digunakan
1 Gejala Psikologis
Terjadi perubahan pada sikap anak. Orang tua yang peka dapat merasakan adanya
sedikit perubahan perilaku pada anak, yaitu timbulnya rasa takut dan malu yang
disebabkan oleh perasaan bersalah dan berdosa. Anak lebih menjadi sensitif,jiwanya
resah dan gelisah. Ia takut mengaku terus terang. Ingin terus merahasiakan, ia merasa
berdosa, bingung, kemesraan dan kemanjaanya berkurang.
2 Gejala Fisik
Perubahan tidak tamapak pada tubuh. Tanda-tanda perubahan pada tubuh sebagai
dampak pemakaian narkoba belum terlihat. Bila sedang memakai psikotropika
stimulan, ekstasi, atau shabu, pengguna tampak riang, gembira, hiperaktif, murah
senyum dan ramah.
Bila sedang memakai narkoba jenis putaw, pengguna tampak tenang, tentram, tidak
peduli pada orang lain. Bila tidak sedang memakai, tidak ada gejala apa-apa.
1 Gejala psikologis
Sikap anak menjadi lebih tertutup. Banyak hal yang tadinya terbuka kini menjadi
rahasia. Jiwanya resah, gelisah, kurang tenang dan lebih sensitif. Hubungannya
dengan orang tua dan keluarganya mulai renggang, tidak lagi riang, cerah dan ceria. Ia
mulai tampak seperti menyimpan rahasia dan memiliki satu atau beberapa teman
akrab
2 Gejal Fisik
Tidak tampak perubahan yang nyata. Gejala pemakaian berbeda-beda sesuai dengan
jenis narkoba yang dipakai. Bila ketika memakai ia menjadi lebih lincah, lebih riang,
lebih percaya diri berarti ia memakai psikotropika stimulan, shabu dan ekstasi. Bila ia
tampak lebih tenang, mengantuk berarti ia memakai obat penenang, ganja, atau putaw
Pemakai berkala biasanya adalah para mahasiswa, pelajar, artis, pelawak, pejabat,
eksekutif muda dan lain-lain
a Ciri mental
Sulit bergaul dengan teman baru.pribadnya menjadi lebih tertutup, lebih
sensitif, dan mudah tersinggung. Ia sering bangun jam mengonsumsi narkoba.
Orang ini kehilangan perasaan malu, ia mau dan dapat berbuat apa saja demi
mendapatkan narkoba.
b Tanda-tanda psikis
Sulit bergaul dengan teman baru. Eksklusif, tetutup, sensitf, mudah
tersinggung, egois, mau menang sendiri, malas, sering bangun siang, lebih
menyukai hidup di malam hari. Ia pandai berbohong, gemar menipu, sering
mencuri atau merampas, tidak malu menjadi pelacur (Pria maupun wanita).
Demi memperoleh uang untuk narkoba, ia tidak merasa berat untuk berbuat
jahat, bahkan membunuh orang lain, termasuk orang tuanya sendiri.
c Tanda-tanda fisik
Biasanya kurus dan lemah (loyo). Namun ada juga yang dapat menutupinya
dengan membuat dirinya gemuk atau sehat. Caranya, dengan banyak amkan,
minum food suplement, dan berolahraga. Mata sayu, gemar memakai
kacamata gelap, gigi menguningkecoklatan dan sering sekali keropos,
biasanya kulitnya agak kotor karena malas mandi. Tanda bekas sayatan atau
tusukan jarum suntik sering tampak dilengan, kaki, dada, lidah atau kemaluan.
1 Celulitis, phlebitis
2 Septicema bacterical endocarditis
3 HIV infeksi
4 Hepatitis B atau C
5 Erosi dan iritasi pada hidung
6 Chirosis hepatis
7 Bronchitis
8 Gastritis
9 Penyakit kulit kelamin
Masalah kesehatan dan keperawatan secara umum yang timbul akibat penggunaan zat
adiktif
7 Konsep Diri
Klien biasanya mempunyai harga diri rendah, yang dapat diungkapkan secara
langsung atau dapat ditutupi dengan perilaku grandiositas. Klien tidak merasa mampu
untuk menghadapi kehidupan dan stres tanpa zat dan sering merasa tidak nyaman di
sekitar orang lain ketika tidak menggunakan zat. Klien sering kesulitan dalam
mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, di masa lalu lebih suka
menghilangkan perasan dan menghindari setiap derita atau kesulitan pribadi dengan
bantuan zat.
9 Pertimbangan Fisiologis
Banyak klien mempunyai riwayat gizi buruk (lebih baik menggunakan zat daripada
makan) dan gangguan tidur yang terjadi di luar detoksifikasi. Klien dapat mengalami
kerusakan hati akibat minum alkohol, hepatitis atau infeksi HIV akibat penggunaan obat
intravena, atau kerusakan neurologis atau paru akibat menggunakan inhalan.
Tremor
Lengan diekstensikan dan jarijari dilebarkan. Observasi beri nilai 07
0 tidak tremor
1 tidak terlihat, tapi tidak dirasakan daru ujung jari ke ujung jari
2
3
4 sedang, dengan lengan diekstensikan
5
6
7 berat, bahkan pada tangan yang tidak diekstensikan
Berkeringat Paroksimal
Observasi. Beri nilai 07
0 tidak terlihat berkeringat
1 sedikit terlihat berkeringat, telapak tangan lembab
2
3
4 butiran keringat terlihat pada dahi
5
6
7 basah kuyup oleh keringat
Ansietas
Apakah anda merasa gugup? Observasi. Beri nilai 07
0 tidak ansietas, tenang
1 ansietas ringan
2
3
4 ansietas sedang, atau berhati hati, sehingga ansietas terjadi
5
6
7 sama dengan kondisi panik akut, seperti yang terlihat pada delirium berat aatau kondisi
skizofrenia akut.
Agitasi
Observasi. Beri nilai 07
0 aktivitas normal
1 sedikit lebih dari aktivitas normal
2
3
4 gugup dan gelisa tingkat sedang
5
6
7 berjalan mondar mandir, membuang sesuatu secara konstan
Gangguan Taktil
Apakah anda merasa gatal, seperti dicubit dan ditusuk jarum, rasa terbakar, kebas, atau
seperti ada serangga yang merayap di kulit anda? Beri nilai 07
0 tidak ada
1 rasa gatal, dicubit dan ditusuk jarum sangat ringan, dll
2 rasa gatal yang ringan, dll
3 rasa gatal yang sedang, dll
4 halusinasi yang cukup berat
5 halusinasi berat
6 Halusinasi yang sangat berat
7 Halusinasi yang terus menerus
Gangguan Pendengaran
Apakah anda lebih peka terhadap suara di sekitar anda? Apakah suara itu terdengar keras?
Apakah suara itu menakutkan? Apakah anda mendengar suara benda yang anda tahu tidak
ada di sana? Observasi. Beri nilai 07
0 tidak ada
1 suara keras atau mampu membuat takut yang sangat ringan
2 suara keras atau mampu membuat takut yang ringan
3 suara keras atau mampu membuat takut yang sedang
4 halusinasi yang cukup berat
5 Halusinasi berat
6 halusinasi yang sangat berat
7 Halusinasi yang terus menerus
Gangguan Penglihatan
Apakah cahaya ini terlihat sangat terang? Apakah warnanya berbeda? Apakah cahaya ini
membuat mata anda sakit? Apakah anda melihat sesuatu yang mengganggu anda? Apakah
anda melihat benda yang anda tahu tidak ada di sini? beri nilai 07
0 tidak ada
1 sensitifitas yang sangat ringan
2 sensitifitas yang ringan
3 sensitifitas yang sedang
4 halusinasi yang cukup berat
5 halusinasi berat
6 halusinasi yang sangat berat
7 halusinasi yang terus menerus
Sakit Kepala, Kepala terasa Penuh
Apakah anda merasa ada yang lain dengan kepala anda? Apakah anda merasa seperti ada
band dikepala anda? Jangan menilai danya pusing atau pening, nilai keparahannya. Beri
nilai 07
0 tidak ada
1 sangat ringan
2 ringan
3 sedang
4 cukup berat
5 berat
6 sangat berat
7 sangat berat sekali
1. Pengkajian
a. Fisik
Data fisik yang mungkin ditemukan pada klien dengan penggunaan NAPZA pada saat
pengkajian adalah sebagai berikut : nyeri, gangguan pola tidur, menurunnya selera makan,
konstipasi, diare, perilaku seks melanggar norma, kemunduran dalam kebersihan diri,
potensial komplikasi, jantung, hati, dan sebagainya, infeksi pada pari-paru. Sedangkan
sasaran yang ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk teratur dalam pola hidupnya
b. Emosional
Perasaan gelisah (takut kalau diketahui), tidak percaya diri, curiga dan tidak berdaya.
Sasaran yang ingin dicapai adalah agar klien mampu untuk mengontrol dan mengendalikan
diri sendiri.
c. Sosial
Lingkungan sosial yang biasa akrab dengan klien biasanya adalah teman pengguna
zat, anggota keluarga lain pengguna zat dilingkungan sekolah atau kampus yang digunakan
oleh para pengedar.
d. Intelektual
Pikiran yang selalu ingin menggunakan zat adiktif, perasaan ragu untuk berhenti,
aktivitas sekolah atau kuliah menurun sampai berhenti, pekerjaan terhenti. Sasaran yang ingin
di capai adalah agar klien mampu untuk konsentrasi dan meningkatkan daya pikir ke hal-hal
yang positif.
e. Spiritual
f. Keluarga
ketakutan akan perilaku klien, malu pada masyarakat, penghamburan dan pengurasan
secara ekonomi oleh klien, komunikasi dan pola asuh tidak efektif, dukungan moril terhadap
klien tidak terpenuhi. sasaran yang hendak dicapai adalah keluarga mampu merawat klien
yang pada akhirnya mencapai tujuan utama, yaitu mengantisipasi terjadinya kekambuhan
(relaps).
2.7 Evaluasi
Keefektifan terapi penyalahgunaan zat banyak didasarkan pada abstinensi klien dari
zat. Selain itu, terapi yang berhasil harus menghasilkan performa peran yang lebih stabil,
perbaikan hubungan interpersonal, dan peningkatan kepuasan dengan kualitas kehidupan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Zat adiktif atau istilah yang paling dikenal kalangan masyarakat luas dengan
istilah narkoba adalah berasal dari kata narkotik dan bahan adiktif. Istilah tersebut
kemudian berkembang menjadi napza, yang merupakan kependekan dari narkotik,
alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Pengkajian pada Napza yaitu : riwayat,
Penampilan Umum dan Perilaku Motorik, mood dan afek, proses dan isi fikir,
Sensorium dan Proses Intelektual, penilaian dan proses tilik, konsep diri, peran dan
hubungan dan pertimbangan fisiologis. Tahap tahap tanda dan gejala : tahap coba
coba, bermula dan tahap berkala.
3.2 Saran
Sebaiknya pada anak anak dan orangtua diberikan penyuluhan mengenai
bahaya Napza, sehingga orang tua dapat mengerti mengenai apa dampak buruk dari
napza, serta mengontrol pergaulan anak dengan baik, agar dapat terhindar dari
penyalahgunaan napza.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, lilik. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Hawari, D. 2000. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Aditif. Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Indonesia: Jakarta.
Yosep, H.Iyus., dkk. 2007. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance Mental Health
Nursing. Bandung: PT Refika Aditama
Yusup.ah,dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika