1. Pengertian dari penelitian,cirinya,karakteristik yang dikatan penelitian
ilmiah? Di hp 2. Sikap yang harus dimiliki seorang peneliti?
3. Apa saja jenis penelitian?
Berdasarkan atas proses bagaimana variabel penelitian diamati : A. Penelitian Kedokteran Eksperimental penelitian yang observasinya dilakukan terhadap Efek dari Manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (Variabel) subyek penelitian. Ada 2 macam : - MURNI: penelitian yang memungkinkan peneliti mengendalikan hampir semua variabel luar (variabel pengacau), sehingga perubahan yang terjadi pada efek (variabel yang dipelajari) hampir sepenuhnya karena pengaruh perlakuan (variabel eksperimental). - KUASI (Semu): peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel dari luar, sehingga perubahan yang terjadi tidak sepenuhnya pengaruh perlakuan. B. Penelitian Kedokteran Non-eksperimental penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah variabel subyek menurut keadaan Apa Adanya (in nature), tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti.
a. Metode penelitian survey (survey reseach method)
yaitu penelitian tidak dilakukan kepada seluruh objek yang diteliti atau populasi ,tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tsb. Hasil dari penelitian tsb merupakan hasil dari keseluruhan ( hasil dari sample tsb dapat digeneralisasikan sebagai hasil populasi). Digolongkan menjadi 2, yaitu: a) Bersifat deskriptif penelitian diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan di suatu komunitas/ masyarakat. b) Bersifat analitik adalah penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan/situasi.dibedakan menjadi 3 macam: o Seksional silang: variable sebab/resiko dan akibat/kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan. o Studi retrospesifik: penelitian yang berusaha melihat kebelakang(mengumpulkan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi kemudian di telususri penyebabnya/ variable yang mempengaruhi akibat tersebut). o Studi prospektif: (kohort) penelitian yang bersifat melihat kedepan(variable dimulai dari variable penyebab/factor resiko kmdn diikuti akibat pada waktu yang akan datang) b. Metode penelitian eksperimen dengan melakukan percobaan pada variable independennya kmdn mengukur akibat/pengaruh percobaan tersebut pada dependen variable.
Ditinjau dari segi manfaat atau kegunaanya:
a. penelitian dasar: memahami/menjelaskan gejala yang muncul pada suatu ikhwal, kmdn di analisis shg menjadi teori baru. b. penelitian terapan: memeperbaiki atau memodifikasi proses suatu system atau program dgn menerapkan teori2 kshtn yang ada. c. penelitian tindakan: mencari pengetahuan dasar yang praktis guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan masyarakat yang dilakukan secara terbatas. d. penelitian evaluasi: melakukan penilaian erhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program/system. Ada 2 tipe: tinjauan(untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan dn memepunyai hasil dan dampaknya apa) dan pengujian (menguji efektifitas dan efisiensisuatu program).
Ditinjau dari segi tujuan umum:
a. penelitian penjelajah: untuk menemukan masalah baru didunia kedokteran. b. penelitian pengembangan: mengembangkan pengetahuan dan teori baru di bidang kshtn atau kdktrn. c. penelitian verifikasi: menguji kebenaran suatu teori dalam bidang kshtn atau kdktrn.
Ditinjau dari segi tempat:
a. penelitian perpustakaan b. penelitian laboratorium c. penelitian lapangan. Ditinjau dari segi area kshtn: a. penelitian kesehatan klinis. b. penelitian kesehatan masyarakat.
(Notoatmodjo Soekidjo.2005.Metodologi Penelitian
Kesehatan.Jakarta:CV Rineka Cipta)
Apa beda penelitian observasi dan eksperimen?
Metode penelitian survey (survey reseach method) yaitu penelitian tidak dilakukan kepada seluruh objek yang diteliti atau populasi , tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tsb. Hasil dari penelitian tsb merupakan hasil dari keseluruhan ( hasil dari sample tsb dapat digeneralisasikan sebagai hasil populasi). Digolongkan menjadi 2, yaitu: a. Bersifat deskriptif penelitian diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan di sutu komunitas/ masyarakat. b. Bersifat analitik adalah penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan/situasi.dibedakan menjadi 3 macam: o Seksional silang: variable sebab/resiko dan akibat/kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan. o Studi retrospesifik: penelitian yang berusaha melihat kebelakang(mengumpulkan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi kemudian di telususri penyebabnya/ variable yang mempengaruhi akibat tersebut). o Studi prospektif: (kohort) penelitian yang bersifat melihat kedepan(variable dimulai dari variable penyebab/factor resiko kmdn diikuti akibat pada waktu yang akan datang) Metode penelitian eksperimen Dengan melakukan percobaan pada variable independennya kmdn mengukur akibat/pengaruh percobaan tersebut pada dependen variable.
Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian M. Sopiyudin Dahlan
5. Apa saja isi bab 1?
La ngkah-langkah Membuat Proposal Penelitian M. Sopiyudin Dahlan
6. Bagaimana cara yang baik untuk menentukan masalah yang akan
diteliti?
Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya
dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi, antara harapan dan kenyataan. (Metode Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmojo)
Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang
harus dilakukan oleh setiap peneliti. Masalah kesehatan terjadi apabila terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya (das Sollen) dengan apa yang sekarang terjadi (das Sein). Dalam kenyataan sehari-hari, masalah dalam bidang kedokteran dan kesehatan amat banyak. Pertanyaan yang timbul adalah, apakah semua masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah kesehatan? Jawabnya adalah Tidak. Tidak setiap masalah kesehatan layak dikembangkan menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian harus dapat dipecahkan sebagian atau seluruhnya dengan penelitian, dan kemungkinan jawabannya harus lebih dari satu. Misalnya, masalah kesehatan bahwa sebagian besar pasien anak dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia tidak dioperasi bukanlah merupakan masalah penelitian, oleh karena jawabannya sudah ada dan hanya satu, yakni kekurangan uang dan fasilitas yang diperlukan. Agar suatu masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah penelitian diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni mampu laksana, menarik, memberikan sesuatu yang baru, etis, serta relevan. Kelima hal ini dirumuskan oleh Hulley dan Cummings sebagai FINER (Feasibel, Interesting, Novel, Ethical, Relevant). Feasible -Tersedia subyek penelitian -Tersedia dana -Tersedia waktu, alat, dan keahlian. Interesting -Masalah hendaknya menarik bagi peneliti. Novel -Mengemukakan sesuatu yang baru. -Membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu. -Melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu. Ethical -Tidak bertentangan dengan etika. Relevant -Relevan bagi pengembangan ilmu pengetahuan -Relevan untuk tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan -Relevan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. a. Kemampulaksanaan Kemampulaksanaan merupakan hal praktis yang tidak dapat ditawar-tawar. Banyak kesenjangan dalam bidang kedokteran dan kesehatan yang dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian yang baik, menjanjikan hal yang baru, dan relevan dengan pengembangan ilmu, namun tidak cukup subyek penelitian, dana, sarana, keahlian, atau waktu. Sebagian kendala tersebut dapat diatasi dengan modifikasi desain, menyesuaikan besar sampel, jenis pemeriksaan, dan lain-lain. Jadi pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan, apakah masalah kesehatan dapat dijawab dengan penelitian. b. Menarik Penelitian adalah aktivitas yang sangat menyita pikiran, tenaga, waktu, dan biaya. Berbagai kendala, baik yang telah diantipasi maupun yang muncul kemudian, mengancam dari waktu ke waktu. Di lain sisi, peneliti dituntut jujur dan taat asas dalam seluruh tahapan penelitian dan pelaporan hasilnya. Oleh karena itulah peneliti harus tertarik pada subyek yang ditelitinya. Bila peneliti tidak tertarik terhadap materi penelitianannya, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi, mungkin ia akan cepat menyerah bila dihadapkan pada berbagai kendala, atau ia tidak akan taat asas pada rencana penelitian yang dibuatnya sendiri. c. Memberi nilai baru Nilai baru dalam penelitian seringkali dihubungkan dengan orisinalitas suatu penelitian, hal yang sering membuat gamang peneliti. Penelitian yang sama sekali baru disebut orisinal, sedangkan yang mengulang penelitian terdahulu disebut replikatif. Penelitian yang semata-mata mengulang penelitian terdahulu yang hasilnya telah jelas (established), memang berarti membuang banyak sumber daya secara sia-sia. Namun bukan berarti semua penelitian harus sama sekali baru. Mungkin saja peneliti ingin mengulang suatu penelitian untuk menguji konsistensi hasil penelitian, menerapkannya pada kondisi atau populasi yang berbeda, atau justru karena ia melihat kekurangan pada metodologi, pelaksanaan, analisis, ataupun simpulan penelitian sejenis yang dipublikasi sebelumnya. Alasan untuk melakukan penelitian replikatif harus dijelaskan di dalam usulan penelitian. Suatu penelitian replikatif akan sangat bermanfaat bila ia dirancang lebih baik serta dapat mengeliminasi kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya, sebaliknya suatu penelitian replikatif yang justru lebih lemah metodologi, pelaksanaan, atau analisisnya, tidak dapat diterima. d. Etis Penelitian apapun, khususnya yang menggunakan manusia sebagai subyek, tidak boleh bertentangan dengan etika. Kesulitan mungkin timbul adalah karena etika bukan hal yang mudah didefinisikan. Seseorang mungkin mengatakan sesuatu hal secara etis masih diterima, namun bagi orang lain mungkin sudah melanggar etika. Karena itulah maka setiap penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek harus mendapatkan persetujuan dari komisi etika setempat. Penggunaan plasebo pada uji klinis senantiasa menjadi bahan diskusi dalam komisi etika. Modifikasi usulan penelitian mungkin perlu dilakukan atas saran dari komisi etika tersebut. e. Relevan Relevansi merupakan hal utama yang harus dipikirkan pada awal penelitian. Tiap peneliti harus dapat memprediksi hasil penelitian yang akan diperoleh, apakah relevan dengan kemajuan ilmu, tata laksana pasien, atau kebijakan kesehatan, ataupun sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan topik suatu penelitian, peneliti harus membatasi diri pada pertanyaan penelitian yang paling penting. Menjawab satu atau dua pertanyaan penelitian yang penting secara adekuat jauh lebih bermakna daripada menjawab banyak pertanyaan yang remeh- temeh. Pada studi tentang kebiasaan merokok pada remaja, misalnya, usia saat mulai merokok, apakah ayahnya merokok, atau berapa jumlah rokok dalam sehari, mungkin relevan dengan masalah penelitian. Namun apakah rokoknya dibeli di Super market, atau di tukang rokok di gang tidak relevan dipermasalahkan. Masalah ini perlu ditekankan, karena terlalu banyak pertanyaan dalam satu penelitian akan menambah kesulitan pembuatan desain, penghitungan besar sampel, interpretasi uji statistik, serta masalah metodologis lainnya, di samping memerlukan tambahan logistik berupa biaya, waktu, tenaga, serta fasilitas lain. Para peneliti muda cenderung untuk memasukkan sebanyak mungkin pertanyaan dalam satu penelitian, hal ini harus dihindarkan. (Sastroasmoro Sudigdo & Ismael S. 2002.Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis ed.2.Jakarta:CV Sagung Seto)
7. Apa saja persyaratan membuat latar belakang suatu penelitian?