Vous êtes sur la page 1sur 20

STEP 7

1. Pengertian dari penelitian,cirinya,karakteristik yang dikatan penelitian


ilmiah?
Di hp
2. Sikap yang harus dimiliki seorang peneliti?

3. Apa saja jenis penelitian?


Berdasarkan atas proses bagaimana variabel penelitian diamati :
A. Penelitian Kedokteran Eksperimental
penelitian yang observasinya dilakukan terhadap Efek dari
Manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (Variabel)
subyek penelitian.
Ada 2 macam :
- MURNI: penelitian yang memungkinkan peneliti mengendalikan
hampir semua variabel luar (variabel pengacau), sehingga
perubahan yang terjadi pada efek (variabel yang dipelajari)
hampir sepenuhnya karena pengaruh perlakuan (variabel
eksperimental).
- KUASI (Semu): peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel
dari luar, sehingga perubahan yang terjadi tidak sepenuhnya
pengaruh perlakuan.
B. Penelitian Kedokteran Non-eksperimental
penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah
variabel subyek menurut keadaan Apa Adanya (in nature), tanpa
ada manipulasi atau intervensi peneliti.

(Watik Pratiknya.2003.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian


Kedokteran & Kesehatan.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada)

a. Metode penelitian survey (survey reseach method)


yaitu penelitian tidak dilakukan kepada seluruh objek yang diteliti
atau populasi ,tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tsb.
Hasil dari penelitian tsb merupakan hasil dari keseluruhan ( hasil
dari sample tsb dapat digeneralisasikan sebagai hasil populasi).
Digolongkan menjadi 2, yaitu:
a) Bersifat deskriptif
penelitian diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan di
suatu komunitas/ masyarakat.
b) Bersifat analitik
adalah penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu
keadaan/situasi.dibedakan menjadi 3 macam:
o Seksional silang:
variable sebab/resiko dan akibat/kasus yang terjadi pada
objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan.
o Studi retrospesifik:
penelitian yang berusaha melihat
kebelakang(mengumpulkan data dimulai dari efek atau
akibat yang telah terjadi kemudian di telususri
penyebabnya/ variable yang mempengaruhi akibat
tersebut).
o Studi prospektif:
(kohort)
penelitian yang bersifat melihat kedepan(variable dimulai
dari variable penyebab/factor resiko kmdn diikuti akibat
pada waktu yang akan datang)
b. Metode penelitian eksperimen
dengan melakukan percobaan pada variable independennya kmdn
mengukur akibat/pengaruh percobaan tersebut pada dependen
variable.

Ditinjau dari segi manfaat atau kegunaanya:


a. penelitian dasar: memahami/menjelaskan gejala yang muncul
pada suatu ikhwal, kmdn di analisis shg menjadi teori baru.
b. penelitian terapan: memeperbaiki atau memodifikasi proses
suatu system atau program dgn menerapkan teori2 kshtn yang
ada.
c. penelitian tindakan: mencari pengetahuan dasar yang praktis
guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan
masyarakat yang dilakukan secara terbatas.
d. penelitian evaluasi: melakukan penilaian erhadap suatu
pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan
dalam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar
untuk memperbaiki suatu program/system. Ada 2 tipe:
tinjauan(untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan dn
memepunyai hasil dan dampaknya apa) dan pengujian (menguji
efektifitas dan efisiensisuatu program).

Ditinjau dari segi tujuan umum:


a. penelitian penjelajah: untuk menemukan masalah baru didunia
kedokteran.
b. penelitian pengembangan: mengembangkan pengetahuan dan
teori baru di bidang kshtn atau kdktrn.
c. penelitian verifikasi: menguji kebenaran suatu teori dalam
bidang kshtn atau kdktrn.

Ditinjau dari segi tempat:


a. penelitian perpustakaan
b. penelitian laboratorium
c. penelitian lapangan.
Ditinjau dari segi area kshtn:
a. penelitian kesehatan klinis.
b. penelitian kesehatan masyarakat.

(Notoatmodjo Soekidjo.2005.Metodologi Penelitian


Kesehatan.Jakarta:CV Rineka Cipta)

Apa beda penelitian observasi dan eksperimen?


Metode penelitian survey (survey reseach method)
yaitu penelitian tidak dilakukan kepada seluruh objek yang diteliti
atau populasi , tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tsb.
Hasil dari penelitian tsb merupakan hasil dari keseluruhan ( hasil
dari sample tsb dapat digeneralisasikan sebagai hasil populasi).
Digolongkan menjadi 2, yaitu:
a. Bersifat deskriptif
penelitian diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan di
sutu komunitas/ masyarakat.
b. Bersifat analitik
adalah penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu
keadaan/situasi.dibedakan menjadi 3 macam:
o Seksional silang:
variable sebab/resiko dan akibat/kasus yang terjadi pada
objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan.
o Studi retrospesifik:
penelitian yang berusaha melihat
kebelakang(mengumpulkan data dimulai dari efek atau
akibat yang telah terjadi kemudian di telususri
penyebabnya/ variable yang mempengaruhi akibat
tersebut).
o Studi prospektif:
(kohort)
penelitian yang bersifat melihat kedepan(variable dimulai
dari variable penyebab/factor resiko kmdn diikuti akibat
pada waktu yang akan datang)
Metode penelitian eksperimen
Dengan melakukan percobaan pada variable independennya kmdn
mengukur akibat/pengaruh percobaan tersebut pada dependen
variable.

(Notoatmodjo Soekidjo.2005.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:CV


Rineka Cipta)

4. Apa manfaat dari penelitian?


Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian M. Sopiyudin
Dahlan

5. Apa saja isi bab 1?


La
ngkah-langkah Membuat Proposal Penelitian M. Sopiyudin
Dahlan

6. Bagaimana cara yang baik untuk menentukan masalah yang akan


diteliti?

Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya


dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan
yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi, antara
harapan dan kenyataan.
(Metode Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmojo)

Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang


harus dilakukan oleh setiap peneliti. Masalah kesehatan terjadi
apabila terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya (das
Sollen) dengan apa yang sekarang terjadi (das Sein). Dalam
kenyataan sehari-hari, masalah dalam bidang kedokteran dan
kesehatan amat banyak. Pertanyaan yang timbul adalah, apakah
semua masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah
kesehatan? Jawabnya adalah Tidak. Tidak setiap masalah
kesehatan layak dikembangkan menjadi masalah penelitian.
Masalah penelitian harus dapat dipecahkan sebagian atau
seluruhnya dengan penelitian, dan kemungkinan jawabannya
harus lebih dari satu. Misalnya, masalah kesehatan bahwa
sebagian besar pasien anak dengan penyakit jantung bawaan di
Indonesia tidak dioperasi bukanlah merupakan masalah
penelitian, oleh karena jawabannya sudah ada dan hanya satu,
yakni kekurangan uang dan fasilitas yang diperlukan.
Agar suatu masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah
penelitian diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni
mampu laksana, menarik, memberikan sesuatu yang baru, etis,
serta relevan. Kelima hal ini dirumuskan oleh Hulley dan
Cummings sebagai FINER (Feasibel, Interesting, Novel, Ethical,
Relevant).
Feasible
-Tersedia subyek penelitian
-Tersedia dana
-Tersedia waktu, alat, dan keahlian.
Interesting
-Masalah hendaknya menarik bagi peneliti.
Novel
-Mengemukakan sesuatu yang baru.
-Membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu.
-Melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu.
Ethical
-Tidak bertentangan dengan etika.
Relevant
-Relevan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
-Relevan untuk tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan
-Relevan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
a. Kemampulaksanaan
Kemampulaksanaan merupakan hal praktis yang tidak dapat
ditawar-tawar. Banyak kesenjangan dalam bidang kedokteran
dan kesehatan yang dapat dikembangkan menjadi masalah
penelitian yang baik, menjanjikan hal yang baru, dan relevan
dengan pengembangan ilmu, namun tidak cukup subyek
penelitian, dana, sarana, keahlian, atau waktu. Sebagian kendala
tersebut dapat diatasi dengan modifikasi desain, menyesuaikan
besar sampel, jenis pemeriksaan, dan lain-lain. Jadi
pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan, apakah
masalah kesehatan dapat dijawab dengan penelitian.
b. Menarik
Penelitian adalah aktivitas yang sangat menyita pikiran, tenaga,
waktu, dan biaya. Berbagai kendala, baik yang telah diantipasi
maupun yang muncul kemudian, mengancam dari waktu ke
waktu. Di lain sisi, peneliti dituntut jujur dan taat asas dalam
seluruh tahapan penelitian dan pelaporan hasilnya. Oleh karena
itulah peneliti harus tertarik pada subyek yang ditelitinya. Bila
peneliti tidak tertarik terhadap materi penelitianannya, maka ada
dua kemungkinan yang akan terjadi, mungkin ia akan cepat
menyerah bila dihadapkan pada berbagai kendala, atau ia tidak
akan taat asas pada rencana penelitian yang dibuatnya sendiri.
c. Memberi nilai baru
Nilai baru dalam penelitian seringkali dihubungkan dengan
orisinalitas suatu penelitian, hal yang sering membuat gamang
peneliti. Penelitian yang sama sekali baru disebut orisinal,
sedangkan yang mengulang penelitian terdahulu disebut
replikatif. Penelitian yang semata-mata mengulang penelitian
terdahulu yang hasilnya telah jelas (established), memang
berarti membuang banyak sumber daya secara sia-sia. Namun
bukan berarti semua penelitian harus sama sekali baru. Mungkin
saja peneliti ingin mengulang suatu penelitian untuk menguji
konsistensi hasil penelitian, menerapkannya pada kondisi atau
populasi yang berbeda, atau justru karena ia melihat kekurangan
pada metodologi, pelaksanaan, analisis, ataupun simpulan
penelitian sejenis yang dipublikasi sebelumnya.
Alasan untuk melakukan penelitian replikatif harus dijelaskan di
dalam usulan penelitian. Suatu penelitian replikatif akan sangat
bermanfaat bila ia dirancang lebih baik serta dapat
mengeliminasi kekurangan yang ada pada penelitian
sebelumnya, sebaliknya suatu penelitian replikatif yang justru
lebih lemah metodologi, pelaksanaan, atau analisisnya, tidak
dapat diterima.
d. Etis
Penelitian apapun, khususnya yang menggunakan manusia
sebagai subyek, tidak boleh bertentangan dengan etika.
Kesulitan mungkin timbul adalah karena etika bukan hal yang
mudah didefinisikan. Seseorang mungkin mengatakan sesuatu
hal secara etis masih diterima, namun bagi orang lain mungkin
sudah melanggar etika. Karena itulah maka setiap penelitian
yang menggunakan manusia sebagai subyek harus mendapatkan
persetujuan dari komisi etika setempat. Penggunaan plasebo
pada uji klinis senantiasa menjadi bahan diskusi dalam komisi
etika. Modifikasi usulan penelitian mungkin perlu dilakukan atas
saran dari komisi etika tersebut.
e. Relevan
Relevansi merupakan hal utama yang harus dipikirkan pada awal
penelitian. Tiap peneliti harus dapat memprediksi hasil penelitian
yang akan diperoleh, apakah relevan dengan kemajuan ilmu, tata
laksana pasien, atau kebijakan kesehatan, ataupun sebagai dasar
untuk penelitian selanjutnya.
Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan topik suatu
penelitian, peneliti harus membatasi diri pada pertanyaan
penelitian yang paling penting. Menjawab satu atau dua
pertanyaan penelitian yang penting secara adekuat jauh lebih
bermakna daripada menjawab banyak pertanyaan yang remeh-
temeh. Pada studi tentang kebiasaan merokok pada remaja,
misalnya, usia saat mulai merokok, apakah ayahnya merokok,
atau berapa jumlah rokok dalam sehari, mungkin relevan dengan
masalah penelitian. Namun apakah rokoknya dibeli di Super
market, atau di tukang rokok di gang tidak relevan
dipermasalahkan.
Masalah ini perlu ditekankan, karena terlalu banyak pertanyaan
dalam satu penelitian akan menambah kesulitan pembuatan
desain, penghitungan besar sampel, interpretasi uji statistik,
serta masalah metodologis lainnya, di samping memerlukan
tambahan logistik berupa biaya, waktu, tenaga, serta fasilitas
lain. Para peneliti muda cenderung untuk memasukkan sebanyak
mungkin pertanyaan dalam satu penelitian, hal ini harus
dihindarkan.
(Sastroasmoro Sudigdo & Ismael S. 2002.Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis ed.2.Jakarta:CV Sagung Seto)

7. Apa saja persyaratan membuat latar belakang suatu penelitian?


(Sastroasmoro Sudigdo & Ismael S. 2002.Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis ed.2.Jakarta:CV Sagung Seto)

8. Bagaimana cara membuat kronologi penelitian?

9. Apa yang disebut dengan rumusan masalah? Dan Bagaimana cara


merumuskan masalah?
(Sastroasmoro Sudigdo & Ismael S. 2002.Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis ed.2.Jakarta:CV Sagung Seto)

10. Bagaimana cara berfikir sistematis?


11. Apa yang dimaksud dengan pendekatan berpikir ilmiah dan non
ilmiah?

12. Apa hubungan landasan ontologis,axiologis,epistimologis


dihubungkan dengan penelitian?
(Metode Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmojo)

13. bagaimana cara berfikir secara deduktif dan induktif?


(Metode Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmojo)

Vous aimerez peut-être aussi