Vous êtes sur la page 1sur 22

Case Based Discussion

Morbili
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak di RSUD dr.Soedjati Purwodadi

Disusun oleh:
Ldeo Dwi Insani Efil Putra
30101206838

Pembimbing:
dr.Agustinawati Ulfah, Sp. A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Ldeo Dwi Insani Efil Putra


NIM : 30101206838
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA )
Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian : Ilmu Kesehatan Anak
Judul : Morbili

Purwodadi, 2017
Mengetahui dan Menyetujui
Pembimbing Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
RSUD dr.Soedjati Purwodadi

Pembimbing

dr.Agustinawati Ulfah, Sp. A

2
BAB I
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. AA
Usia :11 bulan 10 hari
Jenis Kelamin :Laki-laki
Alamat :Pangkalan 8/2 Karangrayung Grobogan
Nama orang tua :Tn. A
Pekejaan :Wiraswasta
Tanggal dirawat : 5 Maret 2017
Jam Masuk : 19.21
Ruang perawatan :Anggrek
No.RM : 399556

B. ANAMNESIS
Alloanamnesis dilakukan di bangsal Anggrek pada hari Minggu, 5 Maret
2017 jam 19.21 dengan ibu pasien dan didukung dengan catatan medis.
Keluhan utama
Buang air besar cair
Keluhan tambahan : , muntah , dan keluar ruam merah
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien anak laki-laki berusia 11 bulan 10 hari bersama ibunya datang
ke IGD RSUD Purwodadi kedua kalinya untuk memeriksakan diri
dengan keluhan buang air besar anaknya cair sejak 2 hari SMRS. Dalam
sehari ibu pasien mengaku anaknya bisa buang air besar cair 4 kali
sehari. Berak berwarna kuning, ampas tidak seperti air cucian beras dan
tidak disertai darah. Ibu pasien mengaku belum mengkonsumsi obat
untuk menghentikan diarenya.
Sebelumnya pasien pernah datang ke IGD juga seminggu yang lalu
dengan keluhan demam selama 3 hari naik turun , demam tertinggi yaitu
dengan suhu 40 C , selain itu ibu pasien mengaku anaknya batuk pilek

3
dan matanya telihat merah, dan suka keluar kotoran dari matanya setelah
bangun tidur, beberapa hari kemudian keluar ruam merah yang diawali
muncul di tangan dan kaki yang menjalar ke seluruh tubuh dan terakhir
di wajah. Ruam merah dirasakan tidak gatal karena pasien tidak
menggaruk-garuk daerah ruam tersebut. Selain munculnya ruam merah,
ibu pasien mengaku kalau anaknya juga pernah muntah 2 kali cair tanpa
disertai darah. Nafsu makan pasien berkurang tapi untuk minumnya
sangat kuat, terlihat kehausan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien belum pernah sakit seperti ini. Seminggu yang
lalu pasien megalami demam tinggi 38,2 C dan muncul ruam merah
yang bermula dari kaki dan tangan pasien yang menyebar ke seluruh
tubuh hingga wajah. Riwayat alergi makanan ataupun obat obatan
disangkal.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini. Keluarga pasien
tidak ada yang mempunyai riwayat alergi obat atau makanan.
d. Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai pekerja swasta dan menanggung 1
orang istri dan 1 orang anak. Ibu pasien sebagai ibu rumah tangga.
Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
Kesan :Keadaan sosial ekonomi cukup
e. Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal
Ibu mengaku rutin melakukan pemeriksaan selama kehamilan
sebanyak 8x pada bidan. Ibu menjelaskan tidak pernah menderita
penyakit selama kehamilan, riwayat perdarahan selama kehamilan
disangkal, riwayat trauma selama kehamilan disangkal, riwayat
minum obat tanpa resep dokter dan jamu disangkal. Obatobatan yang
diminum selama masa kehamilan adalah vitamin dan tablet besi.
Kesan: Riwayat kehamilan dan pemeliharaan prenatal baik
f. Riwayat Persalinan

4
Anak laki-laki lahir secara spontan dari ibu P1A0 hamil 38 minggu,
berat badan lahir 2600 gram.
Kesan : Noenatus aterm dan Bayi Berat Lahir Cukup

g. Riwayat Pertumbuhan Anak


- Pertumbuhan
BB lahir :2600 gram
BB sekarang :9 kg
PB lahir : 48 cm
PB sekarang : 73 cm
BMI : 16,98 kg/m2

Kesan : Gizi Baik

5
Kesan : Perawakan Normal
e. Perkembangan
Senyum : 1 bulan
Miring : 3 bulan
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 9 bulan

Kesan: pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umur

f. Riwayat Imunisasi
0-7 hari : Hb0
1 bulan : BCG dan Polio 1
2 bulan : DPT, HB 1,Polio 2
3 bulan : DPT, HB 2,Polio 3
4 bulan : DPT, HB 3, Polio 4
9 bulan : Campak (belum)
Kesan : imunisasi dasar anak belum lengkap

g. Riwayat Keluarga Berencana


Ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.

6
C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum :Tampak lemah, kehausan, terdapat ruam diseluruh tubuh,


dan anak tampak rewel.
Tanda Vital
Tekanan darah :-mmHg
HR :120 x/menit
Suhu : 37,3 0C
RR : 32 x/menit

a. Status Generalis
Kepala :Mesocephal, rambut terdistribusi merata dan tidak mudah
dicabut, kulit kepala tidak dapat kelainan, UUB tidak cekung
Wajah : terdapat ruam merah dari pipi kanan kiri, dahi hingga ke
belakang telinga

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Refleks cahaya


(+/+), pupil isokor ( 2mm), mata cekung (-/-), injeksi
konjungtiva (+/+)

Telinga : Discharge (-/-)

Hidung : Secret (-), napas cuping hidung (-)

Mulut : Sianosis (-), labioschizis (-), palatoschizis (-), lidah putih (-),
lidah kering (+), bercak koplik pada mukosa buccal (+)

Leher : Pembesaran KGB (-), trachea terdorong (-)

7
Thoraks :
- Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris inspirasi dan
ekspirasi, terdapat ruam merah di seluruh badan.
- Palpasi : Areola mamae teraba, papilla mamae (+/+)
- Perkusi : Pemeriksaan tidak dilakukan
Paru-paru
- Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, ronki (-), wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tampak
- Palpasi : iktus kordis teraba linea midcalvicula sinistra ICS V
- Auskultasi : Bunyi jantung I II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
- Inspeksi : Datar,
- Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
- Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen

Vertebra
Spina bifida (-), meningokel (-), gibbus (-)
Genitalia
Jenis kelamin laki-laki
Anorektal
Anus (+) dalam batas normal

Ekstremitas
Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill time < 2/ < 2 < 2/ < 2

8
Deformitas - -
Ruam merah +/+ +/+
Kesan: ruam merah di kedua ekstremitas menyebar merata

Kulit
Sianotik (-), pucat (-), ikterik (-), ruam merah (+)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah Rutin
6 Maret 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12.6gr/dl 12 - 16 gr/dl
Leukosit 10.940/mm3 400010.000/mm3
Trombosit 334.000 150 500 x 103/ul
Eritrosit 5.200.000 4,5 5,5 juta
Kesan : Leukositosis

Feses rutin
Pemeriksaan Hasil
Warna Kuning lombok
Kista Negatif
Ankylostoma Negatif
Trychomonas Negatif
Sisa makanan Positif negatif
Ascaris Negatif
Oxyuris Negatif
Lemak Negatif
Leukosit 1-3
Eritrosit 0-1
Amuba Negatif
Lain-lain Bakteri ++

9
Kesan: DBN

DAFTAR MASALAH
- Buang air besar cair 4 kali dalam sehari
- Muntah 2 kali
- Konjuntivitis
- Batuk dan pilek
- Muncul ruam merah dikulit diseluruh tubuh termasuk wajah
- Nafsu makan sedikit berkurang
- KU : tampak lemah dan kehausan
- Lab : Leukositosis

E. DIAGNOSIS BANDING
Ruam Merah
1. Morbili
2. Roseola infantum
3. Rubella
4. Alergi obat
Diare
1. DADRS
2. DADB

F. DIAGNOSIS SEMENTARA
Morbili dengan DADRS
G. INITIAL PLANNING
InitialPlan Terapi:
Infus RL 9 tpm
L-bio 1x1 saccate
L-zinc syr 2x cth
Vit A 100.000 IU/oral

Initial Plan Monitoring


1. Monitoring gejala klinis

10
Anamnesis tanda tanda dehidrasi berat, frekuensi BAB, konsistensi
tinja, nafsu makan/minum
2. Monitoring tanda klinis
PF keadaan umum : keaktifan, sianosis/ tdk ; tanda vital : HR, RR
(nafas cepat tanda masih sesak, normal <50 x/menit), suhu (untuk menilai
masih demam tidak) ; inspeksi thoraks (adakah retraksi, otot tambahan
nafas) ; auskultasi thoraks (adakah suara rhonki dan hantaran) ;
pemeriksaan ekstremitas (akral dingin dan capillary refill), kulit (ruam
merahnya berkurang/tidak)
3. Monitoring keberhasilan pengobatan bandingkan gejala dan tanda klinis
sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan, apakah ada perbaikan atau
tidak.

Initial Plan Edukasi

- Jelaskan kepada keluarga pasien bahwa anak mengalami penyakit


campak,pengobatan dan cara penularannya yaitu melalui udara (batuk)
sehingga dapat mencegah penularan lanjut ke lingkungan sekitar
- Anak harus diberikan nutrisi sesuai cairan yang sesuai dengan
kebutuhan
- Ibu harus menjaga kebersihan mata dan mulut anak
- Menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi seperti ensefalitis,
pneumonia, dehidrasi, gizi buruk, otitis media akut.
- Jika terjadi tanda tanda komplikasi anak harus segera dibawa ke RS:
n Kesadaran menurun dan kejang
n Pneumonia
n Dehidrasi karena diare
n Gizi buruk
n Kekeruhan pada kornea
n Luka pada mulut yang dalam dan luas

11
- Jelaskan kepada keluarga bahwa penyebab paling sering dari penyakit
ini adalah virus sehingga lingkungan sekitar harus dijaga kebersihannya
dan awasi kontak dengan penderita yang sama
- Jelaskan kepada keluarga bahwa apabila pasien belum mendapatkan
imunisasi campak maka bias dilanjutkan imunisasinya apabila keadaan
anak sudah sehat dan tidak da kontraindikasi seperti alergi, dll.
- Apabila waktu pemberian imunisasi campak sudah melewati batas
yang ditentukan maka pemberian imunisasi dengan catch up MMR
(Mumps, Measles, and Rubella) karena imunisasi ini bukan dari
program pemerintah maka orang tua pasien harus membayar sendiri.
- Jelaskan kepada keluarga bahwa prognosis penyakit umumnya baik
jika penatalaksanaan optimal

H. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Dalam bahasa latin disebut sebagai morbili atau rubeolla.


Sementara dalam bahasa Inggris, measles. Dalam bahasa awam disebut
campak atau serampah.

Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, yang disebabkan


virus campak menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu: a)
Stadium kataral, b) Stadium erupsi, c) Stadium konvalesensi. 1

II. Epidemiologi
Di indonesia, menurut survei Kesehatan Rumah Tangga
Morbili menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit
utama pada bayi (0,7%) dan tempat ke-5 dalam urutan 10 macam
penyakit utama pada anak umur 1-4 tahun (0,77%).
Morbili merupakan penyakit endemis, terutama di negara sedang
berkembang. Di Indonesia penyakit morbili sudah dikenal sejak lama.
Di masa lampau morbili dianggap sebagai suatu hal yang harus di
alami setiap anak, sehingga anak yang terkena campak tidak perlu
diobati, mereka beranggapan bahwa penyakit morbili dapat sembuh
sendiri bila ruam sudah keluar. Ada anggapan bahwa ruam yang keluar
banyak semakin baik. Bahkan ada usaha dari masyarakat untuk
mempercepat keluarnya ruam. Ada kepercayaan bahwa penyakit
morbili akan berbahaya bila ruam tidak keluar pada kulit sebab ruam
akan muncul didalam rongga tubuh lain seperti didalam tenggorokan,
paru, perut, atau usus. Hal ini diyakini akan menyebabkan sesak nafas
atau diare yang dapat menyebabkan kematian.
Secara biologik, morbili mempunyai sifat adanya ruam yang
jelas, tidak diperlukan hewan perantara, tidak ada penularan melalui
serangga (vektor), adanya musiman dengan periode bebas penyakit,

13
tidak ada penularan virus secara tetap, hanya memiliki satu serotipe
virus dan adanya vaksin campak yang efektif.2

III. Etiologi
Penyebab penyakit campak adalah disebabkan virus campak
atau virus morbili. Pada awalnya, gejala campak agak sulit dideteksi.
Namun, secara garis besar penyakit campak bias dibagi menjadi 3 fase.
Fase pertama disebut fase inkubasi yang berlangsung sekitar
10-12 hari. Pada fase ini anak sudah mula terkena infeksi tapi
pada dirinya belum tampak gejala apapun. Bercak-bercak
merak yang merupakan cirri khas campak belum keluar.
Pada fase kedua (fase prodromal) barulah timbul gejala yang
mirip penyakit flu, seperti batuk, pilek dan demam. Mata
tampak kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu mata
akan silau (fotofobia). Disebelah dalam mulut muncul bintik-
bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga
mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi
yang turun naik, berkisar 38C-40,C 50C.
Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring
dengan demam tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak
langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap dan
merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka,
tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran
yang tak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.

Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut


makulopapuler. Biasanya bercak memenuhi seluruh tubuh dalam
waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun tergantung padadaya tahan
tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik maka
bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh.
Umumnya jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun
dengan sendirinya. Bercak merah pun makin lama menjadi kehitaman
dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan

14
sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh
waktu sampai 2 minggu.3
IV. Cara penularan

Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak


berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau semburan ludah
(droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut. Penularan terjadi pada
masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul.
Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan
penyakit campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena
campak, maka anggota keluarga lain sengaja ditulari agar sekalian
repot. Alasannya, bukankah campak hanya terjadi sekali seumur
hidup? Jadi kalau waktu kecil sudah pernah campak, setelah itu akan
aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak benar karena penyakit
bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup berbahaya.

Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak


merah pada campak harus keluar semua karena kalau tidak malah akan
membahayakan penderita. Yang benar, justru jumlah bercak
menandakan ringan-beratnya campak. Semakin banyak jumlahnya
berarti semakin berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan
agar campak pada anak tidak menjadi semakin parah atau bercak
merahnya tidak sampai muncul di sekujur tubuh.

Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak


campak secara salah. Salah satunya, anak tidak dimandikan.
Dikhawatirkan, keringat yang melekat pada tubuh anak menimbulkan
rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk kulit dengan
tangan yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa bisul-bisul
kecil bernanah. Sebaliknya, dengan mandi anak akan merasa nyaman.3

15
V. Patofisiologi

16
VI. Sifat-sifat virus morbili

Virus morbili berada di sekret nasofaring dan didalam darah,


minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat sesudah
timbul ruam. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar,
15 minggu di dalam pengawet beku, minimal 4 minggu disimpan
dalam temperatur 350 C, dan beberapa hari pada suhu 00C. Virus tidak
dapat aktif pada pH rendah.

1. Bentuk Virus

Virus morbili termasuk golongan paramyxovirus berbentuk


bulat dengan tepi yang kasar dan bergaris tengah 140 nm dan
dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein
Didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari
bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan

17
struktur helix nukleo protein dari myxovirus. Selubung luar sering
menunjukkan tonjolan pendek, suatu protein yang berada
diselubung luar muncul sebagai hemaglutinin.

2. Ketahanan Virus

Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya


tahan tinggi, apabila berada diluar tubuh manusia keberadaanya
tidak kekal. Pada temperatur kamar ia kehilangan 60% sifat
infektisitasnya selama 3-5 hari, pada 370c waktu paruh umurnya 2
jam, pada 560c hanya satu jam. Dalam keadaan yang lain ia
bertahan dalam keadaan dingun. Pada media protein ia dapat hidup
dengan suhu -700c selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari
pendingin dengan suhu 4-60c dapat hidup selama 5 bulan apabila
dimasukkan dalam media protein dan hanya dapat hidup 2 minggu
bila tanpa media protein.
Tanpa media protein virus campak dapat dihancurkan oleh
sinar ultraviolet. Oleh karena selubungnya terdiri dari lemak maka
termasuk mikroorganisme yang bersifat eter labile, pada suhu
kamar dapat mati dalam 20% eter selama 10 menit dan 50% aseton
dalam 30 menit. Virus morbili sensitif pada 0,01% betapropiaceton
dalam setiap konsentrasi, pada suhu 370c,akan kehilangan sifat
infektisitasnya dalam2 jam, walaupun demikian ia tetap memiliki
antigenitas penuh. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif
selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin
mempercepat hilangnya potensi antigenik.2

18
VII. Gejala klinis

Diagnosis morbili biasanya dapat dibuat atas dasar kelompok


gejala klinis yang sangat berkaitan, yaitu koriza dan mata meradang
disertai batuk dan demam tinggi dalam beberapa hari dan diikuti ruam
yang memiliki ciri khas, yaitu diawali dari belakang telinga untuk
kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki bersamaan
dengan meningkatnya suhu tubuh dan selanjutnya mengalami
hiperpigmentasi dan mengelupas.
Pada stadium prodormal dapat ditemukan enantema di mukosa
pipi yang merupakan tanda patognomonis morbili yaitu bercak koplik,
meskipun demikian menentukan diagnosis perlu ditunjang data
epidemiologi. Tidak semua kasus manifestasinya sama dan jelas.
Sebagai contoh, pasien yang mengidap gizi kurang ruamnya dapat
berdarah dan mengelupas atau pasien sudah meninggal ruam belum
timbul. Kasus yang mengidap gizi kurang dapat menderita diare yang
berkelanjutan.
Jadi, dapat dapat disimpulkan bahwa diagnosis morbili dapat
ditegakkan secara klinis, sedangkan beberapa pemeriksaan penunjang
seperti pada pemeriksaan sitologik ditemukan sel raksasa pada mukosa
hidung dan pipi dan pada pemeriksaan serologik didapatkan IgM
spesifik. campak dapat bermanifestasi tidak khas disebut campak
atipikal; diagnosis banding lainnya adalah rubela, demam skarlatina,
ruam akibat obat-obatan, eksantema subitum dan infeksi stafilokokus.2

VIII. Diagnosis

19
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :

Anamnesis

1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk,


pilek harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili.

2. Mata merah, tahi mata, fotofobia, menambah kecurigaan.

3. Dapat disertai diare dan muntah.

4. Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) :


epistaksis, petekie, ekimosis.

5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1


atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak.

Pemeriksaan fisik

1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya


demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan
konjungtivitis.

2. Pada umunya anak tampak lemah.

3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).

Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam


makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga,
mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian seluruh
tubuh.1

IX. Pengobatan

Terapi pada campak bersifat suportif, terdiri dari:

20
a) Pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh,
dll untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan
berkeringat karena demam.
b) Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan
tingkat kesadaran dan adanya komplikasi
c) Suplemen nutrisi
d.)Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
e) Anti konvulsi apabila terjadi kejang
f) Anti piretik bila demam, yaitu non-aspirin misal acetaminophen.
g) Pemberian vitamin A
Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-
negara berkembang terbukti berhubungan dengan penurunan angka
kejadian morbiditas dan mortalitas.
Dosis 6 bulan 1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal
> 1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal
Ulangi dosis hari berikutnya dan minggu ke-4 bila didapatkan
keluhan oftalmologi sehubungan dengan defisiensi vitamin A.
h) Antivirus
Antivirus seperti ribavirin (dosis 20-35 mg/kgBB/hari i.v) telah
dibuktikan secara in vitro terbukti bermanfaat untuk
penatalaksanaan penderita campak berat dan penderita dewasa
yang immunocompromissed. Namun penggunaan ribavirin ini
masih dalam tahap penelitian dan belum digunakan untuk penderita
anak.
i) Pengobatan komplikasi.

X. Prognosis

Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis
buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit
kronis atau bila ada komplikasi.1

21
Daftar Pustaka

1. http://medicom.blogdetik.com/2009/03/18/morbili/
2. http://freshlifegreen.blogspot.com/2011/03/morbili-campak.html
3. http://idmgarut.wordpress.com/2009/01/29/campak-morbili/
4. http://cnennisa.files.wordpress.com/2007/08/morbili.pdf
5. http://pediatricinfo.wordpress.com/2008/07/09/campak-morbili-measles-
rubeola/

22

Vous aimerez peut-être aussi