The theory of depth filters

Although most fermentation companies rely upon the pleated membrane, fixed
pore (absolute rated) filter systems it is necessary to consider the theory of
depth filtration. Aiba et al. (1973) have given detailed quantitative analysis of
these mechanisms but this account will be limited to a description of the overall
efficiency of operation of fibrous filters. Several workers (Ranz and Wong, 1952;
Chen, 1955) have put forward equations relating the collection efficiency of a
filter bed to various characteristics of the filter and its components. However, a
simpler description cited by Richards (1967) may be used to illustrate the basic
principles of filter design.

If it is assumed that if a particle touches a fibre it remains attached to it, and that
there is a uniform concentration of particles at any given depth in the filter, then
each layer of a unit thickness of the filter should reduce the population entering
it by the same proportion; which may be expressed mathematically as:

The log penetration relationship [equation (5.15)] has been used by Humphrey
and Gaden (1955) in filter design, by using the concept XyO ' the depth of filter
required to remove 90% of the total number of particles entering the filter; thus:

Consideration of equation (5.15) indicates that a plot of the natural logarithm of

N j No against x, filter length, will yield a straight line of slope K. To obtain the
information for a plot of this type, data must be gleaned for the removal of
organisms from an air stream by filters of increasing length which would involve
assessment of microbial levels in the air entering and leaving the filter.
Humphrey and Gaden (1955) and Richards (1967) described equipment with
which such assessments could be recorded. The value of K is affected by the
nature of the filter material and by the linear velocity of the air passing through
the filter. Figure 5.20 is a typical plot of K and X90 against linear air velocity from
which it may be seen that K increases to an optimum with increasing air velocity,
after which any further increase in air velocity results in a decrease in K. Table
5.3 (Riviere,1977) summarizes the effects of linear air velocity on the removal of
a range of micro-organisms with a variety of filter materials.

The increase in K with increasing air velocity is probably due to increased

impaction, illustrating the important contribution this mechanism makes to the
removal of organisms. The decrease in K values at high air velocities is probably
due to disruption of the filter, allowing channels to develop and fibres to vibrate,
resulting in the release of previously captured organisms.

The design of depth filters

Equation (5.15), the log penetration relationship, is the same form as equation
(5.3) in the derivation of thermal-death kinetics. In the case of heat sterilization
the theory predicts that an infinite time is required to reduce the population to
zero, whereas the theory of filtration predicts that a filter of infinite length is
required to remove all organisms from an air stream. Thus, it is not surprising
that the same approach is adopted in the design of filters and heat-sterilization
cycles, in that an acceptable probability of contamination is determined. The
probability of one fermentation in a thousand being contaminated is frequently
used in filter design, as it is in the design of heat-sterilization cycles. Having
arrived at an acceptable probability of contamination and determined the
filtration characteristics (i.e. the value of K) of the material to be used, a filter
may be designed to filter a certain volume of air containing a certain number of
organisms; the following example illustrates the design calculation approach
used by Richards (1967): It is required to provide a 20-m3 fermenter with air at a
rate of 10 m3 min -I for a fermentation lasting 100 hours. From an investigation
of the filter material to be used, the optimum linear air velocity was shown to be
0.15 m sec-I, at which the value of K was 1.535 em-I. The dimensions of the filter
may be calculated as follows:

However, as Humphrey (1960) pointed out, the efficient operation of the filter is
dependent on the supply of air at the optimum linear velocity. If the air velocity
increase or decreases the value of K will decrease, resulting in a loss of filtration
efficiency. Considering the example calculation, if the linear air velocity were to
drop to 0.03 m sec-I, then the value of K would decline to 0.2 em-1. The number
of organisms which would enter the fermentation in 1 minute at this reduced air-
flow rate would be as calculated below:

Therefore, 19.24 organisms would have entered the fermenter in 1 minute at the
decreased air-flow rate. If the filter had been designed to meet this contingency,
then the length would have been:

Thus a filter length of 64.4 em would have been required to have maintained the
same probability of contamination over the 1 minute of reduced air flow. This
example illustrates the hazards of attempting very precise design and the
necessity to consider the reliability of ancillary equipment in any design
calculation.
Teori filter kedalaman

Meskipun sebagian besar perusahaan fer pemikiran mengandalkan membran

lipit, pori tetap (absolut dinilai) sistem filter perlu mempertimbangkan teori
filtrasi mendalam. Aiba et al. (1973) telah memberikan analisis kuantitatif rinci
mekanisme ini tetapi akun ini akan terbatas pada deskripsi efisiensi keseluruhan
operasi filter berserat. Beberapa pekerja (Ranz dan Wong, 1952; Chen, 1955)
sudah mengajukan persamaan yang berkaitan efisiensi koleksi tempat tidur
penyaring untuk berbagai karakteristik filter dan komponen-
komponennya. Namun, penjelasan sederhana yang dikutip oleh Richards (1967)
dapat digunakan untuk menggambarkan prinsip-prinsip dasar desain filter.

Jika diasumsikan bahwa jika partikel menyentuh serat itu tetap melekat

padanya, dan bahwa ada konsentrasi seragam partikel pada setiap kedalaman
tertentu di filter, kemudian masing-masing lapisan ketebalan unit filter harus
mengurangi populasi memasuki itu dengan proporsi yang sama; yang dapat
dinyatakan secara matematis sebagai:

Hubungan penetrasi log [persamaan (5.15)] telah digunakan oleh Humphrey dan
Gaden (1955) dalam desain filter, dengan menggunakan konsep XyO 'kedalaman
filter diperlukan untuk menghapus 90% dari jumlah total partikel memasuki
filter; demikian:

Pertimbangan persamaan (5.15) menunjukkan bahwa plot logaritma natural N j

ada terhadap x, panjang filter, akan menghasilkan garis lurus dengan kemiringan
K. Untuk mendapatkan informasi untuk plot jenis ini, data harus dikumpulkan
untuk penghapusan organisme dari arus udara dengan filter meningkatkan
panjang yang akan melibatkan penilaian dari tingkat mikroba di udara yang
masuk dan meninggalkan filter. Humphrey dan Gaden (1955) dan Richards
(1967) dijelaskan peralatan dengan yang penilaian tersebut bisa dicatat.Nilai K
dipengaruhi oleh sifat bahan filter dan dengan kecepatan linear dari udara yang
melewati filter. Gambar 5.20 adalah plot khas K dan X90 terhadap kecepatan
udara linear dari yang dapat dilihat bahwa K meningkat menjadi optimal dengan
meningkatnya kecepatan udara, setelah itu setiap peningkatan lebih lanjut
dalam hasil kecepatan udara dalam penurunan K. Tabel 5.3 (Riviere 1977)
merangkum efek kecepatan udara linear pada penghapusan berbagai mikro-
organisme dengan berbagai bahan penyaring.

Peningkatan K dengan meningkatkan kecepatan udara mungkin karena

peningkatan impaksi, yang menggambarkan kontribusi penting mekanisme ini
membuat penghapusan organisme. Penurunan nilai K pada kecepatan udara
yang tinggi mungkin karena gangguan filter, memungkinkan saluran untuk
mengembangkan dan serat bergetar, mengakibatkan pelepasan organisme
sebelumnya ditangkap.

Desain filter kedalaman

Persamaan (5.15), hubungan penetrasi log, adalah bentuk yang sama seperti
persamaan (5.3) di derivasi dari kinetika termal-kematian.Dalam kasus sterilisasi
panas teori memprediksi bahwa waktu tak terbatas diperlukan untuk
mengurangi populasi ke nol, sedangkan teori filtrasi memprediksi bahwa filter
panjang tak terbatas diperlukan untuk menghapus semua organisme dari arus
udara. Jadi, tidak mengherankan bahwa pendekatan yang sama diadopsi dalam
desain filter dan siklus panas sterilisasi, di bahwa probabilitas diterima
kontaminasi ditentukan. Probabilitas dari satu fermentasi dalam seribu yang
terkontaminasi sering digunakan dalam desain filter, seperti di desain siklus
panas sterilisasi. Setelah tiba di probabilitas diterima dari kontaminasi dan
menentukan karakteristik filtrasi (yaitu nilai K) dari material yang akan
digunakan, filter dapat dirancang untuk menyaring volume tertentu dari udara
yang mengandung sejumlah organisme; contoh berikut mengilustrasikan
pendekatan perhitungan desain yang digunakan oleh Richards (1967): Hal ini
diperlukan untuk memberikan fermentor 20-m3 dengan udara pada tingkat 10
m3 min -I untuk fermentasi berlangsung 100 jam. Dari penyelidikan dari bahan
filter yang akan digunakan, kecepatan udara linear optimum terbukti 0,15 m
detik-I, di mana nilai K adalah 1,535 em-I.Dimensi filter dapat dihitung sebagai
berikut:

Namun, seperti Humphrey (1960) menunjukkan, operasi yang efisien dari filter
tergantung pada pasokan udara pada kecepatan linear optimal. Jika kecepatan
udara meningkatkan atau mengurangi nilai dari K akan menurun, yang
mengakibatkan hilangnya efisiensi filtrasi.Mengingat contoh perhitungan, jika
kecepatan udara linear yang turun ke 0,03 m detik-I, maka nilai K akan menurun
ke 0,2 em-1.Jumlah organisme yang akan masuk fermentasi dalam 1 menit pada
tingkat aliran udara berkurang ini akan seperti berikut ini:

Oleh karena itu, 19,24 organisme akan masuk fermentor dalam 1 menit pada
tingkat aliran udara menurun. Jika filter telah dirancang untuk memenuhi
kontingensi ini, maka panjang akan menjadi:

Dengan demikian panjang filter 64,4 em akan diperlukan untuk

mempertahankan probabilitas yang sama dari kontaminasi selama 1 menit dari
aliran udara berkurang. Contoh ini menggambarkan bahaya mencoba desain
yang sangat tepat dan kebutuhan untuk mempertimbangkan keandalan
peralatan pendukung dalam perhitungan desain.