Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract
The antioxidant compound is one compound that is much sought after by researchers.
Antioxidant compounds could counteract free radicals easily react with molecules such as
proteins, fats, carbohydrates, and DNA. Red algae Eucheuma cottonii containing bioactive
potential as natural antioxidants. Drying algae by farmers generally utilize solar energy.
Drying in this way can damage the content of antioxidant compounds. This study aims to assess
the proper drying method in order to minimize damage to the E. cottonii antioxidant
compounds. This research was using four different drying methods of treatment and 3
replicates, in the determination of IC50 values. The yield showed dried by the sun of 70.9%,
dried at room temperature with the aid of a fan at 83.3%, is dried using an oven with a
temperature of 70-800C for 87.8% and dried using an oven with a temperature of 50- 600C by
73%. IC50 values in the dried by the sun at 693.90 ppm, dried at room temperature with the aid
of a fan at 593.19 ppm, dried using an oven with a temperature of 70-800C at 232.87 ppm and
dried in an oven at a temperature of 50-600C 419.76 ppm. Levels of antioxidants found in E.
cottonii either dried using an oven or dried by the sun and the temperature of the room,
including the antioxidant weak.
Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni
degeneratif serta kanker. Antioksidan menyatakan bahwa alga merah dan alga
merupakan komponen yang dapat coklat diketahui memiliki senyawa
melindungi sel dari kerusakan yang antioksidan.
diakibatkan oleh reaktif oksigen spesies Alga dari genus Eucheuma, yaitu E.
seperti oksigen singlet, superoksida, radikal cottonii banyak dibudidayakan di perairan
hidroksil, radikal peroksil, dan peroksi nitrit. Sulawesi Tengah. Pengeringan alga yang
Radikal bebas sebetulnya sangat diperlukan dilakukan oleh petani di Sulawesi Tengah,
bagi kelangsungan beberapa proses memanfaatkan tenaga matahari. Pengeringan
fisiologis dalam tubuh, terutama untuk dengan cara tersebut dikhawatirkan dapat
transportasi elektron. Namun radikal bebas merusak kandungan senyawa bioaktif
yang berlebihan dapat membahayakan tubuh terutama senyawa antioksidan. Cox, Gupta,
karena dapat merusak makromolekul dalam dan Abu-Ghannam (2012) menyatakan
sel seperti protein dan DNA (deoxyribo perlakuan pengeringan dapat membuat
nucleic acid)(Oberley et al., 2000). perubahan struktur dan komposisi jaringan
Senyawa antioksidan alami baru harus dari produk alga. Gupta et al (2011) dalam
terus dicari atau setidaknya diperbaharui penelitiannya menyatakan bahwa alga
agar mampu meredam radikal bebas yang Himanthalia elongata yang dikeringkan
menggerogoti tubuh manusia. Untuk pada suhu 25C menghasilkan 49% dan 51%
memenuhi hal tersebut pencarian senyawa total fenol dan total flavonoid tereduksi, jika
antioksidan alami diarahkan kepada sumber dibandingkan dengan alga segar. Sajilata
daya alam laut terutama alga yang memang dan Singhal (2006) menyatakan pada
sangat melimpah di Indonesia. Alga umumnya kandungan bioaktif pada alga
merupakan salah satu hasil perikanan yang mengadung substansi yang peka terhadap
memiliki kandungan bioaktif antioksidan. cahaya. Hasil penelitian Reis et al (2011)
Handoko (2008) menyatakan bahwa ekstrak menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang
kasar E. spinosum segar memiliki aktivitas tinggi dapat menghambat fotosintesis dan
antioksidan tertinggi. Alga merah memiliki produksi Reactive Oxygen Species (ROS)
aktivitas antioksidan disebabkan karena dari Kappaphycus alvarezzi. Pada umumnya
memiliki pigmen klorofil a, klorofil d, alga yang dikonsumsi oleh masyarakat
zeaxantin, likopen kriptoxantin, -karoten, merupakan alga yang telah dikeringkan, oleh
-karoten, lutein, dan pikobilin. Pigmen karena itu kajian dan studi tentang
karotenoid yang terdapat pada alga merah kandungan bioaktif antioksidan dari alga
ini merupakan bahan dasar dalam yang telah dikeringkan menjadi penting
pembentukan senyawa antioksidan alami. untuk dilakukan mengingat manfaatnya
Alga laut mengandung substansi yang besar bagi kesehatan. Penelitian ini
senyawa yang berguna bagi kesehatan bertujuan untuk mengkaji metode
manusia seperti karotenoids (Chanda et al, pengeringan yang tepat agar dapat
2010). Cian et al, 2014 menyatakan alga laut meminimalkan kerusakan senyawa
merupakan sumber yang sempurna substansi antioksidan pada E. Cottonii.
karotenoid, fikobilin, asam lemak,
polisakarida, vitamin, sterol, tokoferol, 2. METODE PENELITIAN
fikosianin dan lainnya. Alga merah Bahan dan Alat
merupakan sumber kandungan bioaktif Bahan penelitian meliputi sampel alga
karotenoid (Fleurence, 1999; Bhaskar dan merah E. cottonii yang diambil dari pantai
Miyashita, 2005). Alga merah juga Ungkea Kabupaten Morowali, ethanol
merupakan sumber bahan baku antioksidan absolut merck 95%, DPPH
(Lim et al, 2002; Kuda et al, 2005; Duan et (diphenylpicrylhydrazyl) dan vitamin C. Alat
al, 2006). Penelitian Chew et al (2008) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menyatakan dalam 2 mg alga Kappaphycus blender philipps HR 2115, timbangan
alvarezzi yang biasa disebut Eucheuma digital, oven finco OV-50, timbangan
cottonii menunjukkan aktivitas antioksidan analitik ohauss ketelitian 0,001g PA413C,
40-50%. Jimenez et al, 2001; Ogawa, 2003; erlenmeyer pyrex 100 ml, shaker vibramax
Heo et al, 2005 dan Ganesan et al, 2008 100, kertas saring Whatman No. 42, corong
Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni
bugner, gelas ukur pyrex 100 ml, Rotary Selanjutnya disaring dan filtrat yang
Vaccum Evaporator eyela N-1100 S-W, diperoleh dievaporasi menggunakan rotary
termometer, tabung vial, dan vaccum evaporator, sehingga diperoleh
spektrofotometer UV-Vis Mecasys optizen ekstrak kasar alga E. cottonii. Bagan alir
alpha. dapat dilhat pada Gambar 2.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan 4 perlakuan dan 3
ulangan. Empat metode pengeringan sebagai
perlakuan, yaitu :
A : Dikeringkan di bawah sinar
matahari
B : Dikeringkan pada suhu ruangan
dengan bantuan kipas angin
C : Dikeringkan menggunakan oven
dengan suhu 70-80 0C
D : Dikeringkan menggunakan oven
dengan suhu 50-60 0C
Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni
masing-masing konsentrasi sampel dihitung (1991) juga menyatakan bahwa kadar air
dengan menggunakan rumus persamaan yang tinggi pada E.cottonii akan
regresi linear. menyebabkan E.cottonii lebih mudah rusak
dari pada E.cottonii yang berkadar air
rendah.
Pengeringan adalah proses pengeluaran
air atau pemisahan air dalam jumlah yang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN relatif kecil dari bahan dengan menggunakan
Rendemen energi panas. Hasil dari proses pengeringan
Metode pengeringan yang paling adalah bahan kering yang mempunyai kadar
efisien, yaitu dikeringkan menggunakan air setara dengan kadar air keseimbangan
oven dengan suhu 50-60 0C karena udara (atmosfir) normal atau setara dengan
menghasilkan rendemen yang mendekati nilai aktivitas air (Aw) yang aman dari
rendemen pengeringan dibawah sinar kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan
matahari sebagai kontrol (Tabel 1). kimiawi. Pengeringan dalam oven
Tingginya rendemen pada perlakuan memungkinkan panas yang tersedia terfokus
dikeringkan disuhu ruangan dengan bantuan pada bahan yang akan dikeringkan sehingga
kipas angin dan dikeringkan menggunakan kadar air pada bahan lebih cepat terlepas.
oven dengan suhu 70-80 0C, mungkin Panas harus disediakan untuk menguapkan
disebabkan oleh kadar air yang masih tinggi. air dan harus mendifusi melalui berbagai
Produk rumput laut dengan kadar air yang macam tahanan agar supaya dapat lepas dari
tinggi, dapat mempercepat kerusakan yang bahan dan berbentuk uap air yang bebas.
disebebkan oleh sifat E.cottonii yang Lama proses pengeringan tergantung pada
higroskopis sehingga dapat menyerap air bahan yang dikeringkan dan cara pemanasan
yang lebih banyak lagi sewaktu yang digunakan.
penyimpanan (Samsuari, 2006). Nuryani
Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni
mengurangi kandungan dari pigmen pada alga akan terdegradasi membentuk cis-
(Kailolal et al, 2012). isomer sebagai bentuk degradasi akibat
Ketidakstabilan pigmen terhadap stereoisomerisasi (Bohm et al, 2002) dan
intensitas cahaya yang tinggi dan waktu pigmen klorofil yang terdegradasi akan
radiasi cahaya yang lama dapat membentuk feofitin dan feoforbid
menyebabkan degradasi pigmen pada alga (Limantara, 2005).
(de Fretes et al, 2012). Pigmen karotenoid
Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni
Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni
Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda