Vous êtes sur la page 1sur 7

Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan (STPL) Palu

Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science


Kauderni
Volume : Journal
1, Nomor 1, (2016)of Fisheries, Marine and Aquatic Science
ISSN 2541-0571
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni

KANDUNGAN ANTIOKSIDAN ALGA MERAH Eucheuma cottonii


DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA

Resky Amelia2), Wendy Alexander Tanod1, 3)


1
Dosen Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Palu
2
Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Palu
Email : wendytanod@stplpalu.ac.id
3
Mahasiswa Program Doktor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang
Email : wendytanod@stplpalu.ac.id

Abstract
The antioxidant compound is one compound that is much sought after by researchers.
Antioxidant compounds could counteract free radicals easily react with molecules such as
proteins, fats, carbohydrates, and DNA. Red algae Eucheuma cottonii containing bioactive
potential as natural antioxidants. Drying algae by farmers generally utilize solar energy.
Drying in this way can damage the content of antioxidant compounds. This study aims to assess
the proper drying method in order to minimize damage to the E. cottonii antioxidant
compounds. This research was using four different drying methods of treatment and 3
replicates, in the determination of IC50 values. The yield showed dried by the sun of 70.9%,
dried at room temperature with the aid of a fan at 83.3%, is dried using an oven with a
temperature of 70-800C for 87.8% and dried using an oven with a temperature of 50- 600C by
73%. IC50 values in the dried by the sun at 693.90 ppm, dried at room temperature with the aid
of a fan at 593.19 ppm, dried using an oven with a temperature of 70-800C at 232.87 ppm and
dried in an oven at a temperature of 50-600C 419.76 ppm. Levels of antioxidants found in E.
cottonii either dried using an oven or dried by the sun and the temperature of the room,
including the antioxidant weak.

Keywords : Antioxidant, drying, Eucheuma cottonii, Red algae, Central Sulawesi

1. PENDAHULUAN akan digunakan untuk mempertahankan diri


Senyawa antioksidan merupakan salah dari ancaman predator. Alga merah dari
satu senyawa yang banyak dicari oleh para genus Eucheuma mempunyai kandungan
peneliti. Senyawa antioksidan dapat pigmen yang dapat menghasilkan metabolit
menangkal radikal bebas, yang disebabkan sekunder, yaitu senyawa antioksidan seperti
oleh pencemaran. Radikal bebas dapat pigmen -karoten. Pigmen -karoten dapat
masuk melalui pernapasan maupun makanan dikonversi menjadi vitamin A yang
ke dalam tubuh manusia. Radikal bebas merupakan senyawa antioksidan alami.
merupakan atom atau molekul yang Antioksidan didefinisikan sebagai
kehilangan pasangan elektron dipermukaan senyawa yang dapat menunda,
kulit luarnya (Kumalaningsih, 2006). memperlambat, dan mencegah proses
Radikal bebas mudah bereaksi dengan oksidasi lipid. Dalam arti khusus,
molekul-molekul seperti protein, lemak, antioksidan adalah zat yang dapat menunda
karbohidrat, dan DNA. Radikal bebas dapat atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi
menimbulkan berbagai macam penyakit radikal bebas dalam oksidasi lipid. Senyawa
yang dapat dicegah dengan senyawa antioksidan memiliki berat molekul kecil,
antioksidan alami. tetapi mampu menginaktivasi
Kemampuan alga untuk memproduksi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara
metabolit sekunder yang bersifat sebagai mencegah terbentuknya radikal (Winarsih,
senyawa bioktif dimungkinkan terjadi, 2007). Fungsi antioksidan adalah
karena kondisi lingkungan hidup alga yang menetralisir radikal bebas, sehingga tubuh
ekstrim seperti salinitas yang tinggi atau terlindungi dari berbagai macam penyakit

Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni

degeneratif serta kanker. Antioksidan menyatakan bahwa alga merah dan alga
merupakan komponen yang dapat coklat diketahui memiliki senyawa
melindungi sel dari kerusakan yang antioksidan.
diakibatkan oleh reaktif oksigen spesies Alga dari genus Eucheuma, yaitu E.
seperti oksigen singlet, superoksida, radikal cottonii banyak dibudidayakan di perairan
hidroksil, radikal peroksil, dan peroksi nitrit. Sulawesi Tengah. Pengeringan alga yang
Radikal bebas sebetulnya sangat diperlukan dilakukan oleh petani di Sulawesi Tengah,
bagi kelangsungan beberapa proses memanfaatkan tenaga matahari. Pengeringan
fisiologis dalam tubuh, terutama untuk dengan cara tersebut dikhawatirkan dapat
transportasi elektron. Namun radikal bebas merusak kandungan senyawa bioaktif
yang berlebihan dapat membahayakan tubuh terutama senyawa antioksidan. Cox, Gupta,
karena dapat merusak makromolekul dalam dan Abu-Ghannam (2012) menyatakan
sel seperti protein dan DNA (deoxyribo perlakuan pengeringan dapat membuat
nucleic acid)(Oberley et al., 2000). perubahan struktur dan komposisi jaringan
Senyawa antioksidan alami baru harus dari produk alga. Gupta et al (2011) dalam
terus dicari atau setidaknya diperbaharui penelitiannya menyatakan bahwa alga
agar mampu meredam radikal bebas yang Himanthalia elongata yang dikeringkan
menggerogoti tubuh manusia. Untuk pada suhu 25C menghasilkan 49% dan 51%
memenuhi hal tersebut pencarian senyawa total fenol dan total flavonoid tereduksi, jika
antioksidan alami diarahkan kepada sumber dibandingkan dengan alga segar. Sajilata
daya alam laut terutama alga yang memang dan Singhal (2006) menyatakan pada
sangat melimpah di Indonesia. Alga umumnya kandungan bioaktif pada alga
merupakan salah satu hasil perikanan yang mengadung substansi yang peka terhadap
memiliki kandungan bioaktif antioksidan. cahaya. Hasil penelitian Reis et al (2011)
Handoko (2008) menyatakan bahwa ekstrak menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang
kasar E. spinosum segar memiliki aktivitas tinggi dapat menghambat fotosintesis dan
antioksidan tertinggi. Alga merah memiliki produksi Reactive Oxygen Species (ROS)
aktivitas antioksidan disebabkan karena dari Kappaphycus alvarezzi. Pada umumnya
memiliki pigmen klorofil a, klorofil d, alga yang dikonsumsi oleh masyarakat
zeaxantin, likopen kriptoxantin, -karoten, merupakan alga yang telah dikeringkan, oleh
-karoten, lutein, dan pikobilin. Pigmen karena itu kajian dan studi tentang
karotenoid yang terdapat pada alga merah kandungan bioaktif antioksidan dari alga
ini merupakan bahan dasar dalam yang telah dikeringkan menjadi penting
pembentukan senyawa antioksidan alami. untuk dilakukan mengingat manfaatnya
Alga laut mengandung substansi yang besar bagi kesehatan. Penelitian ini
senyawa yang berguna bagi kesehatan bertujuan untuk mengkaji metode
manusia seperti karotenoids (Chanda et al, pengeringan yang tepat agar dapat
2010). Cian et al, 2014 menyatakan alga laut meminimalkan kerusakan senyawa
merupakan sumber yang sempurna substansi antioksidan pada E. Cottonii.
karotenoid, fikobilin, asam lemak,
polisakarida, vitamin, sterol, tokoferol, 2. METODE PENELITIAN
fikosianin dan lainnya. Alga merah Bahan dan Alat
merupakan sumber kandungan bioaktif Bahan penelitian meliputi sampel alga
karotenoid (Fleurence, 1999; Bhaskar dan merah E. cottonii yang diambil dari pantai
Miyashita, 2005). Alga merah juga Ungkea Kabupaten Morowali, ethanol
merupakan sumber bahan baku antioksidan absolut merck 95%, DPPH
(Lim et al, 2002; Kuda et al, 2005; Duan et (diphenylpicrylhydrazyl) dan vitamin C. Alat
al, 2006). Penelitian Chew et al (2008) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menyatakan dalam 2 mg alga Kappaphycus blender philipps HR 2115, timbangan
alvarezzi yang biasa disebut Eucheuma digital, oven finco OV-50, timbangan
cottonii menunjukkan aktivitas antioksidan analitik ohauss ketelitian 0,001g PA413C,
40-50%. Jimenez et al, 2001; Ogawa, 2003; erlenmeyer pyrex 100 ml, shaker vibramax
Heo et al, 2005 dan Ganesan et al, 2008 100, kertas saring Whatman No. 42, corong

Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni

bugner, gelas ukur pyrex 100 ml, Rotary Selanjutnya disaring dan filtrat yang
Vaccum Evaporator eyela N-1100 S-W, diperoleh dievaporasi menggunakan rotary
termometer, tabung vial, dan vaccum evaporator, sehingga diperoleh
spektrofotometer UV-Vis Mecasys optizen ekstrak kasar alga E. cottonii. Bagan alir
alpha. dapat dilhat pada Gambar 2.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan 4 perlakuan dan 3
ulangan. Empat metode pengeringan sebagai
perlakuan, yaitu :
A : Dikeringkan di bawah sinar
matahari
B : Dikeringkan pada suhu ruangan
dengan bantuan kipas angin
C : Dikeringkan menggunakan oven
dengan suhu 70-80 0C
D : Dikeringkan menggunakan oven
dengan suhu 50-60 0C

Penyiapan Sampel Alga


Alga segar E. cottonii dibeli dari
pembudidaya pantai Ungkea Kabupaten
Morowali. Alga E. cottonii yang
digunakan pada penelitian ini, merupakan
alga yang dipanen berumur 45 hari. Alga E.
cottonii dibersihkan dari kotoran. Setelah
bersih, E. cottonii dikeringkan sesuai
perlakuan. Alga E. cottonii yang digunakan Gambar 2. Bagan Alir Penelitian
berwarna coklat (Gambar 1).
Pengujian Aktivitas Antioksidan (Blois,
1958 dan Molyneux, 2003)
Pengujian aktivitas antioksidan
menggunakan metode DPPH. Penelitian ini
digunakan vitamin C sebagai kontrol dengan
konsentrasi 2, 3, 4, 5, 6 ppm. Ekstrak kasar
alga E. cottonii dari masing-masing
perlakuan diencerkan hingga didapatkan
Gambar 1. Eucheuma cottonii yang konsentrasi 10 mg/mL. Tahap selanjutnya
digunakan dalam penelitian dilakukan pengenceran sehingga diperoleh
sampel konsentrasi 10, 30, 50, 70, 90 ppm.
Ekstraksi (Kumar et al, 2007) Ekstrak kasar alga yang telah diencerkan
Alga merah E. cottonii yang telah diambil sebanyak 0,2 mL dan dimasukkan
dikeringkan sesuai perlakuan, kemudian ke dalam tabung vial, kemudian
dipotong dan direndam dalam air panas ditambahkan 50 L larutan DPPH 0,8
dengan suhu 60-70 0C selama 30 menit. mg/mL. Campuran dihomogenkan dan
Setelah itu, dihaluskan dengan blender. Alga dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap.
yang telah dihaluskan, kemudian ditimbang Serapan optik diukur dengan
sebanyak 10 g lalu dimaserasi dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
menggunakan pelarut etanol 95% (v/v) gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan
sebanyak 100 mL dan didiamkan selama sampel ditentukan oleh besarnya hambatan
semalaman sambil diaduk dengan shaker. serapan radikal DPPH melalui perhitungan
persentase inhibisi serapan DPPH. Nilai IC50

Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni

masing-masing konsentrasi sampel dihitung (1991) juga menyatakan bahwa kadar air
dengan menggunakan rumus persamaan yang tinggi pada E.cottonii akan
regresi linear. menyebabkan E.cottonii lebih mudah rusak
dari pada E.cottonii yang berkadar air
rendah.
Pengeringan adalah proses pengeluaran
air atau pemisahan air dalam jumlah yang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN relatif kecil dari bahan dengan menggunakan
Rendemen energi panas. Hasil dari proses pengeringan
Metode pengeringan yang paling adalah bahan kering yang mempunyai kadar
efisien, yaitu dikeringkan menggunakan air setara dengan kadar air keseimbangan
oven dengan suhu 50-60 0C karena udara (atmosfir) normal atau setara dengan
menghasilkan rendemen yang mendekati nilai aktivitas air (Aw) yang aman dari
rendemen pengeringan dibawah sinar kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan
matahari sebagai kontrol (Tabel 1). kimiawi. Pengeringan dalam oven
Tingginya rendemen pada perlakuan memungkinkan panas yang tersedia terfokus
dikeringkan disuhu ruangan dengan bantuan pada bahan yang akan dikeringkan sehingga
kipas angin dan dikeringkan menggunakan kadar air pada bahan lebih cepat terlepas.
oven dengan suhu 70-80 0C, mungkin Panas harus disediakan untuk menguapkan
disebabkan oleh kadar air yang masih tinggi. air dan harus mendifusi melalui berbagai
Produk rumput laut dengan kadar air yang macam tahanan agar supaya dapat lepas dari
tinggi, dapat mempercepat kerusakan yang bahan dan berbentuk uap air yang bebas.
disebebkan oleh sifat E.cottonii yang Lama proses pengeringan tergantung pada
higroskopis sehingga dapat menyerap air bahan yang dikeringkan dan cara pemanasan
yang lebih banyak lagi sewaktu yang digunakan.
penyimpanan (Samsuari, 2006). Nuryani

Tabel 1. Rendemen Hasil Pengeringan Alga Merah E. Cotonii


Lama
Metode Pengeringan Rendemen (%)
Pengeringan (jam)
A. Dikeringkan di bawah sinar matahari 70,9 72
B. Dikeringkan pada suhu ruangan dengan
83,3 624
bantuan kipas angin.

C. Dikeringkan menggunakan oven


87,8 12
dengan suhu 70-80 0C

D. Dikeringkan menggunakan oven


73 24
dengan suhu 50-60 0C

Aktivitas Antioksidan cahaya (Sajilata dan Singhal, 2006). Hal ini


Aktivitas antioksidan yang paling baik didukung oleh hasil penelitian yang
secara umum pada pengeringan dilakukan oleh Reis et al (2011), intensitas
menggunakan oven suhu 50-600C dan cahaya yang tinggi dapat menurunkan
terendah pada pengeringan menggunakan aktivitas fotosintesis dan meningkatkan
suhu ruang (Tabel 2). Rendahnya kadar tekanan oksidatif pada K. Alvarezzi di
aktivitas antioksidan yang dikeringkan suhu 260C dan suhu 120C. Senyawa-
dengan suhu ruang diduga disebabkan senyawa antioksidan pada alga dihasilkan
karena waktu pengeringan yang terlalu lama, oleh pigmen yang diproduksi di kloroplas.
sehingga lebih lama terkena cahaya. Pengeringan alga dapat menyebabkan
Senyawa bioaktif pada alga peka terhadap degradasi pigmen menjadi turunannya, dan

Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni

mengurangi kandungan dari pigmen pada alga akan terdegradasi membentuk cis-
(Kailolal et al, 2012). isomer sebagai bentuk degradasi akibat
Ketidakstabilan pigmen terhadap stereoisomerisasi (Bohm et al, 2002) dan
intensitas cahaya yang tinggi dan waktu pigmen klorofil yang terdegradasi akan
radiasi cahaya yang lama dapat membentuk feofitin dan feoforbid
menyebabkan degradasi pigmen pada alga (Limantara, 2005).
(de Fretes et al, 2012). Pigmen karotenoid

Tabel 2. Kadar Antioksidan Dari Tiap Perlakuan


Konsentrasi Ekstrak Perlakuan
(ppm) Matahari Suhu ruang Suhu 70-800C Suhu 50-600C
10 34.71 32.67 40.48 41.31
30 35.59 33.18 40.89 41.97
50 35.97 34.07 42.25 42.27
70 36.39 34.35 42.64 42.86
90 36.51 35.05 43.95 42.96

Hasil yang diperoleh menunjukan nilai


IC50 pada pengeringan dibawah sinar
matahari sebesar 693,90 ppm, dikeringkan
pada suhu ruangan dengan bantuan kipas
angin sebesar 593,19 ppm, dikeringkan
menggunakan oven engan suhu 70-80 0C
sebesar 232,87 ppm dan nilai IC50 pada
pengeringan dengan oven suhu 50-600C
sebesar 419,76 ppm. Penentuan nilai IC50
didasarkan pada kurva yang terdapat pada
Gambar 3. Makin rendah nilai IC50 makin
tinggi daya antioksidan suatu senyawa.
Antioksidan dinyatakan sangat kuat jika
nilai IC50 lebih kecil dari 50 ppm, kuat jika
nilai IC50 antara 50-100 ppm dan dinyatakan
daya antioksidan lemah jika nilai IC50 diatas
150 ppm. Berdasarkan hal ini, daya
antioksidan alga E. cottonii yang digunakan Gambar 3. Kurva Hasil Perhitungan IC50
pada penelitian ini memiliki daya
antioksidan yang lemah. Alga yang segar memiliki aktivitas
Penelitian yang dilakukan oleh Chew et antioksidan yang lebih tinggi bila
al (2008), kandungan total fenolik dibandingkan dengan alga yang telah
Kappaphycus alvarezzi (E. cottonii) berkisar dikeringkan. Handoko (2008) menyatakan
115 35 mg/100 mg sampel kering dan nilai kadar antioksidan alga merah segar memiliki
IC50 11,85,7 mg/ml, yang menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi. Penelitian
bahwa kadar antioksidan Kappaphycus yang dilakukan Sari et al (2013),
alvarezzi termasuk dalam antioksidan yang menunjukkan ekstraksi pada suhu 650C
kuat. Akan tetapi, dalam penelitian ini dapat menurunkan senyawa fenolik pada
menunjukkan antioksidan yang lemah. Hal E. cotonii. Ketidakstabilan fenolik pada
ini mungkin disebabkan oleh lama esktraksi, suhu tinggi diperkirakan menyebabkan hal
suhu air yang tinggi sewaktu perendaman ini (Liazid et al, 2007). Selain itu, lama
dan jenis pelarut yang digunakan. ekstraksi juga dapat mempengaruhi kadar
antioksidan pada alga merah E. cotonii. Han

Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni

et al (2011) menyatakan lama waktu Free Radical. Nature 181 : 1199-


ekstraksi dapat menyebabkan paparan 1200.
terhadap oksigen lebih banyak. Hal ini dapat Chanda S, Dave R, Kaneria M, Nagani K.
meningkatkan peluang untuk terjadinya 2010. Seaweeds: a novel, untapped
oksidasi senyawa fenolik sehingga source of drugs from sea to combat
kandungan total fenolik yang terekstrak infectious diseases. Current Research,
menurun. Hasil penelitian Kumar et al Technology and Education Topics in
(2008), menunjukkan bahwa total fenol dari Applied Microbial Biotechnology,
ekstrak etanol E. cottonii berkisar antara 473-480.
1,940,029%, lebih rendah jika Chew Y.L, Lim Y.Y, Omar M, Khoo K.S.
menggunakan pelarut kloroform : metanol 2008. Antioxidant Activity of Three
(2:1), yaitu berkisar antara 2,050,038%. Edible Seaweeds from Two Areas in
Dengan demikian untuk mendapatkan South East Asia. LWT 41 : 1067
ekstrak alga E. cottonii dengan daya 1072.
antioksidan yang baik, dalam proses Cox S, Gupta S, Abu-Ghannam N. 2012.
ekstraksi harus diperhatikan waktu ekstraksi Effect of different rehydration
(waktu maserasi pelarut lebih dipersingkat), temperatures on the moisture, content
suhu air yang digunakan untuk melunakkan of phenolic compounds, antioxidant
alga dan jenis pelarut yang digunakan. capacity and textural properties of
edible Irish brown seaweed. LWT
4. KESIMPULAN Food Sciences and Technology 47 :
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan 300-307.
bahwa metode pengeringan yang de Fretes H, Susanto A B, Prasetyo B,
menghasilkan rendemen yang mendekati Heriyanto, Brotosudarmo T H P,
dengan pengeringan kontrol dan masih Limantara L. 2012. Estimasi Produk
memiliki kadar antioksidan yang baik, yaitu Degradasi Ekstrak Kasar Pigmen Alga
pengeringan dengan oven suhu 50-600C. Merah Kappaphycus alvarezii (Doty)
Doty Varian Merah, Coklat, dan
5. UCAPAN TERIMA KASIH Hijau: Telaah Perbedaan Spektrum
Terima kasih kepada Ketua Sekolah Serapan. Indonesian Journal of
Tinggi Perikanan dan Kelautan Palu dan Marine Sciences 17(1) : 31-38.
Kepala Laboratorium Kimia Penelitian Duan X J, Zhang W W, Li X M, Wang B G.
Fakultas MIPA Universitas Tadulako atas 2006. Evaluation og Antioxidant
kesempatannya sehingga penelitian ini dapat Property of Extract and Fractions
terlaksana. Obtained From a Red Algae,
Polysiphonia urceolata. Food Chem
6. REFERENSI 95: 37-43.
Bhaskar N, Miyashita K. 2005. Lipid Fleurence J. 1999. Seawees Proteins
Composition of Padina tetratomatica :Biochemical, Nutritional Apects and
(Dictyotales, Phaeophyta), a brown Potential Uses. Trends Food Sci.
seaweed of the west coast of India. J. Technol 10: 25-28.
Fish 52: 263-268. Ganesan PV Subba Rao, Chandini P, Kumar
Bohm V, Puspitasari-Nienaber N.L, S, Bhaskar N. 2008. Antioxidant
Ferruzzi M.G, Schwartz S.J. 2002. Properties of Methanol Extracts and
Trolox equivalent antioxidant Its Solvent Fraction Obtained From
capacity of different geometrical Selected Indian Red Seaweeds.
isomers of -carotene, -carotene, Biores. Technol 99(8): 2717-2723.
lycopene, and zeaxanthin. Journal of Gupta S, Cox S, & Abu-Ghannam N. 2011.
Agricultural and Food Chemistry, Effect of different drying
50:221226. temperatures on the moisture and
Blois M S. 1958. Antioxidant phytochemical constituents of edible
Determinations by the Use of a Stable Irish brown seaweed. LWT - Food

Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda
Kauderni : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science
http://www.stplpalu.ac.id/ejurnal/index.php/kauderni

Science and Technology 44(5), 1266- Lim S N, Cheung P C K, Ooi V E C, Ang P


1272. O. 2002. Evaluation of Antioxidative
Handoko. 2008. Stabilitas Antioksidan dan Activity of Extracts from a Brown
Pigmen Dalam Ekstrak Kasar Rumput Seaweed, Sargassum siliquastrum. J.
Laut Merah Eucheuma spinosum. Agric Food Chem 50: 3862-3866.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Limantara, L. 2005. Photostability of
7(2): 39-53. bacteriochlorophyll derivatives
Han D, Tao Z, Kyung H R. 2011. Ultrasonic relevant photodynamic therapy of
Extraction of Phenolic Compounds cancer: Study in organic solvent.
from Laminaria Japonica Aresch Seminar Nasional MIPA 2005.
Using Ionic Liquid as Extraction FMIPA Universitas Indonesia.
Solvent. Bull. Korean Chem. Soc Molyneux P. 2003. The Use Of The Stable
32(7) : 2212-2216. Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl
Heo S J, Park E J, Lee K W, Jeon Y J. 2005. (DPPH), For Estimating Antioxidant
Antioxidant Activities of Enzymatic Activity. Songklanakarin. J. Sci.
Extracts From Brown Seaweeds. Technol 26(2): 211-219.
Biores. Technol 96(14):1613-1623. Nuryani N M. 1991. Pengaruh Berbagai
Jimenez E A, Isabel J, Pulido R, Saura- Perlakuan Pra Pengeringa Terhadap
Calixto F. 2001. Antioxidant Activity Rendemem Eucheuma cottonii.
of Fresh and Processed Edible Skripsi. Jurusan Pengolahan Hasil
Seaweeds. J. Sci Food Agric 81: 530- Perikanan. Fakultas Perikanan.
534. Institut Pertanian Bogor.
Kailolal I N, Susanto A B, Prasetyo B, Ogawa S. 2003. Studies on Antioxidant
Indriatmoko, Limantara L, Activity in Japanese Edible Seaweeds.
Brotosudarmo T H P. 2012. Pengaruh Tesis. Tokyo University.
Beberapa Metode Pengeringan pada Reis M.O, Necchi Jr O, Colepicolo P, Barros
Komposisi Pigmen dan Kandungan M.P. Co-Stressors Chilling and High
Trans Fukosantin Rumput Laut Coklat Light Increase Photooxidative Stress
Padina australis. Prosiding Seminar in Diuron-Treated Red Alga
Karotenoid, Antioksidan dan Flavor Kappaphycus alvarezii but with
Universitas Kristen Satya Wacana Lower Involvement of H2O2.
107-118. Pesticide Biochemistry and
Kuda T, Tsunekawa M, Goto H, Araki Y. Physiology 99 : 715.
2005. Antioxidant Properties of Four Sajilata dan Singhal. 2006. Isolation and
Edible Algae Harvested In The Noto Stabilitation of Natural Pigments for
Peninsula Japan. J. Food Comp. Anal Food Application. Stewart
18: 625-633. Postharvest Review, 5-11.
Kumalaningsih S. 2006. Antioksidan Alami. Samsuari. 2006. Penelitian Pembuatan
Cetakan Pertama. Surabaya: Trubus Karaginan dari Rumput Laut
Agrisarana. Eucheuma cottonii di Wilayah
Kumar K S, Ganesan K, Subba Rao, P V. Perairan Kabupaten Jeneponto
2007. Antioxidant Potential of propinsi Sulawesi Selatan. Institut
Solvent Extract of Kappaphycus Pertanian Bogor.
Alvarezii(Doty)Doty an Edible http://www.damandiri.or.id/file/samsu
Seaweed . J Food Chemistry 107 : aripbbab4.pdf. Diakses tanggal 15
289-295. September 2015.
Liazid A, Palma M, Brigui J, Barroso C G. Sari D K, Wardhani D H, Prasetyaningrum,
2007. Investigation on phenolic A. 2013. Kajian Isolasi Senyawa
compounds stability during Fenolik Rumput Laut Euceuma
microwave-assisted extraction. cottonii Berbantu Gelombang Micro
Journal Chromatography 1140 : Dengan Variasi Suhu Dan Waktu.
2934. Jurnal Teknik Kimia 3(19) : 38-43.

Kandungan Antioksidan Alga Merah Eucheuma cottonii Dengan Metode Pengeringan Yang Berbeda

Vous aimerez peut-être aussi