Vous êtes sur la page 1sur 12

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN IBU HAMIL

KELUARGA DENGAN IBU HAMIL

Disusun oleh :

APRLI NDRAHA
NPM. OO901084.D

UNIVERSITAS RATU SAMBAN BENGKULU UTARA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIK)
PRODI D.3 KEPERAWATAN
TAHUN 2012.

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga
karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung
jawab yang lebih besar. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut
mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orang tua. Secara bertahap, ia berubah dari
seseorang yang bebas dan berfokus pada diri sendiri menjadi seorang yang seumur hidup
berkomitmen untuk merawat seorang individu lain. Pertumbuhan ini membutuhkan
penguasaan tugas tugas perkembangan tertentu: menerima kehamilan, mengidentifikasi
peran ibu antara dirinya dan pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang belum
lahir, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Rubin, 1967;
Lederman, 1984; Stainton, 1985). Penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosi dari
pasangan merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan tugas perkembangan ini
(Entwistle, Doering, 1981; Mercer, 1981)
Pengalaman subyektif tentang waktu dan ruang berubah selama masa hamil karena rencana
dan komitmen kini diatur oleh tanggal taksiran partus (TTP) (Rubin, 1984). Pada awal masa
hamil tampaknya tidak ada yang terjadi dan keinginan untuk menghentikan hari-hari yang
penuh tuntutan spesial dan aktivitas timbul supaya dapat menikmati waktu kosong tanpa
beban. Banyak waktu dihabiskan dengan tidur. Dengan munculnya quickening pada trimester
kedua, terjadilah reduksi waktu dan ruang, baik secara geografik maupun sosial karena
wanita tersebut mengalihkan perhatiannya kedalam, yakni pada kandungannya dan pada
hubungan dengan ibunya dan wanita lain yang pernah atau sedang hamil. Pada trimester
ketiga terjadi perlambatan aktivitas dan waktu terasa cepat berlalu karena aktivitas wanita
tersebut dibatasi (Rubin, 1984)
Kehamilan merupakan salah satu tahap perkembangan keluarga baru menikah, dengan fungsi
reproduksi yang tergolong dalam pasangan usia subur (PUS) dan memungkinkan untuk
terjadinya kehamilan. Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena konsepsi
merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga,
yakni dengan hadirnya seorang anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungan
dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan
menginterpretasinya berdasarkan kebutuhan masing masing.
(Grossman,Eichler,Winckoff,1980)

B. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Setelah melakukan diskusi diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Ibu Hamil
dan diharapkan penulis mengetahui konsep dasar pembinaan keluarga dengan Ibu Hamil baik
secara teori maupun kenyataan yang ada di lapangan
b) Tujuan Khusus :
a. Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga Semester VI
b. Melatih kemampuan mahasiswa perawat dalam mengkaji dan mengenali masalah yang ada
didalam keluarga dengan ibu hamil trimester.
c. Menambah pengetahuan mahasiswa perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga khususnya dengan ibu hamil trimester ketiga.
d. Setelah melakukan diskusi diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang:

1. Konsep Keluarga dengan Ibu Hamil meliputi:


a. Pengertian
b. Konsep perkembangan
c. Masalah yang sering terjadi
d. Tugas tugas perkembangan
2. Proses Keperawatan keluarga :
a. Pengakajian
b. Diagnosa Keperawatan keluarga
c. Rencana tindakan
d. Tindakan keperawatan
e. Evaluasi

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
a. Bumil adalah: suatu kondisi dimana seorang perempuan mengalami kehamilan.
b. Kehamilan adalah: suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara
sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa).
c. Kehamilan terbagi atas: trimester I (1 14 minggu), trimester II (14 28 minggu),
trimester III (28 42 minggu)

B. KONSEP PERKEMBANGAN
Perkembangan / Perubahan Fisik
1. Perubahan pada kulit
Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah, pipi, dan
hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau
kloasma gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang berwarna hitam di
sekitar puting susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan
berwarna hitam. Hal ini disebut areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan
membesar sehingga lebih menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam yang
memanjang dari atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya,
muncul garis baru yang memanjang ditengah atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain
hiperpigmentasi terjadi stria gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat 2 jenis
stria gravidarum yaitu stria livida (garis berwarna biru) dan stria albikan (garis berwarna
putih). Hal ini terjadi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
2. Perubahan kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini
tidak selalu terjadi pada wanita hamil
. 3. Perubahan payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinan,
payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir.
Perubahan yang terlihat pada payudara adalah:
a. Payudara membesar, tegang dan sakit
b. Vena di bawah kulit payudara membesar
c. Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae sekunder
d. Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar dan kelihatan dari
luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab
dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.
e. Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan
yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak
putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan
yang dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini
disebut kolostrum
4. Perubahan perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya hingga kehamilan 4
bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan
membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria
gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra.
5. Perubahan alat kelamin luar
Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran darah.
Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak,
sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan janin. Gambaran
mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan tersebut disebut tanda
Chadwick.
6. Perubahan pada tungkai
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi edema
pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena
femoralis sebelah kanan atau kiri.
7. Perubahan pada sikap tubuh
Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang membesar.
Perkembangan / Perubahan Psikologis
Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada:
Trimester I meliputi: ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.
Trimester II meliputi: perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan
dan pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri.
Trimester III meliputi: memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih introvert, dan merefleksikan
pengalaman masa lalu.
C. MASALAH YANG SERING TERJADI
1. Respon terhadap perubahan citra tubuh
Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang cepat dan nyata.
Selama trimester I bentuk tubuh sedikit berubah, tetapi pada trimester II pembesaran
abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara memastikan status
kehamilan. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih
luas. Perasaan ini semakin kuat seiring bertambahnya usia kehamilan. Secara bertahap terjadi
kehilangan batasan batasan fisik secara pasti, yang berfungsi memisahkan diri sendiri dari
orang lain dan memberi rasa aman.
Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai nilai yang diyakininya dan
sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif terhadap
tubuh biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan kehamilan, perasaan
tersebut menjadi lebih negatif. Pada kebanyakan wanita perasaan suka atau tidak suka
terhadap tubuh mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan tidak menyebabkan
perubahan persepsi yang permanen tentang diri mereka.
2. Ambivalensi selama masa hamil
Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan benci
terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang
dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita
memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil.
Bahkan wanita yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu dapat memiliki
sikap bermusuhan terhadap kehamilan atau janin. Pernyataan pasangan tentang kecantikan
seorang wanita yang tidak hamil atau peristiwa promosi seorang kolega ketika keputusan
untuk memiliki seorang anak berarti melepaskan pekerjaan dapat meningkatkan rasa
ambivalen. Sensasi tubuh, perasaan bergantung, dan kenyataan tanggung jawab dalam
merawat anak dapat memicu perasaan tersebut.Perasaan ambivalen berat yang menetap
sampai trimester III dapat mengindikasikan bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi
(Lederman, 1984). Setelah kelahiran seorang bayi yang sehat, kenangan akan perasaan
ambivalen ini biasanya lenyap. Apabila bayi yang lahir cacat, seorang wanita kemungkinan
akan mengingat kembali saat saat ia tidak menginginkan anak tersebut dan merasa sangat
bersalah. Tanpa penyuluhan dan dukungan yang memadai, ia dapat menjadi yakin bahwa
perasaan ambivalennya telah menyebabkan anaknya cacat.
3. Hubungan seksual
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan menyatakan puas
dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. Perasaan
yang berbeda beda ini dipengaruhi oleh faktor faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk
takhayul tentang seks selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik
pada wanita.
Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak nyaman
mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk menyatakan seksualitas mereka. Selama
trimester I seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih,
dan mengantuk. Saat memasuki trimester II kombinasi antara perasaan sejahteranya dan
kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan keinginannya untuk
melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan keluhan somatik (tubuh) dan
ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks menurun
(Rynerson, Lowdermilk, 1993)
Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas hubungan seksual mereka selama
masa hamil. Kepekaan individu yang satu terhadap yang lain dan keinginan untuk berbagi
masalah dapat menguatkan hubungan seksual mereka. Komunikasi antara pasangan
merupakan hal yang penting. Pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan
emosi, yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi bingung saat melihat
perilaku pasangannya. Dengan membicarakan perubahan perubahan yang mereka alami,
pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan menawarkan dukungan yang diperlukan.
Perawat dapat memperlancar komunikasi antar pasangan dengan berbicara kepada pasangan
tentang perubahan perasaan dan perilaku yang mungkin dialami wanita selama masa hamil
(Rynerson, Lowdermilk, 1993)
4. Kekhawatiran tentang janin
Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda beda selama masa hamil
(Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau memberitahukan
kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin
jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, Kecemasan orang tua yang
terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan
rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk memperoleh kepastian bahwa anaknya
dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat
meninggal semakin melemah. Kemungkinan kematian ini terbukti semakin tidak dipikirkan
orang tua.

BAB III
contoh
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Ibu Hamil

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. Fe
b. Umur : 23 tahun
c. Pekerjaan : Swasta
d. Pendidikan : SMP
e. Alamat : Argamakmur
f.Nama Istri :Ny. Fi
g.Umur :18
h.Pendidikan :SD
i.Pekerjaan :IRT
1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Fe merupakan tipe Child bearing yaitu keluarga yang menantikan kelahiran
dimulai kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia
30 bulan atau 3,2 tahun.
2. Suku
Di dalam keluarga Tn. Fe terapat 2 suku yaitu Cina dan Melayu. Tn. Fe bersuku Cina
sedangkan Ny. Fi bersuku Melayu.
3. Agama
Di dalam keluarga Tn. Fe terdapat dua agama yaitu Budha dan Islam. Tn.Fe beragama Budha
dan Ny. Fi beragama Islam.
4 . Status Sosial Ekonomi Keluarga
1) Fungsi Sosial
Dalam berhubungan social dengan masyarakat atau tetangga di sekitar lingkungan tempat
tinggalnya, Ny. Fi mengatakan berhubungan jika ada perlu saja. Ny. Fi juga mengatakan
bahwa ia kurang suka keluar rumah. Suaminya Tn. Fe punya banyak teman dan jika pada sore
hari biasanya bermain bola bersama teman-temannya.
2) Fungsi Ekonomi
Keseharian Tn. Fe bekerja sebagai pekerja swasta sedangkan Ny. Fi berperan sebagai ibu
rumah tangga, Ny. Fi mengatakan pendapatan suaminya cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.
3) Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ny. Fi mengatakan jika butuh hiburan, Ny. Fi dan sekeluarga sering menonton televisi.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Keluarga Tn. Fe termasuk dalam tahap keluarga Child Bearing (kelahiran anak pertama)
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Berdasarkan hasil pengkajian Keluarga Tn. Fe sudah dapat menyesuaikan tahap
perkembangan keluarga sampai dengan tahap menunggu kelahiran anak pertama.
c. Riwayat Keluarga Inti
Dalam keluarga Tn. Fe tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC. Penyakit
yang pernah diderita keluarga seperti ; demam, batuk, dan pilek.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Di dalam keluarga Tn. Fe tidak ada penyakit keturunan seperti hipertensi, kencing manis
maupun jantung.
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
1) Denah Rumah
Rumah Tn. Fe termasuk tipe 36 permanen dengan lantai yang terbuat dari papan, atap seng,
dinding papan. Rumah Tn. Fe terdiri dari 1 ruang tamu, 3 buah kamar masing-masing
memiliki 1 jendela dan 1 televisi, 1 buah dapur, wc dan pelataran belakang.Di ruang tamu
meja dan kursi tersusun rapi, di dapur tempat menyimpan alat-alat masak, alat makan dan
peralatan lainnya. Pencahayaan diperoleh dari sinar matahari yang masuk lewat pintu, jendela
pada siang hari. Sedangkan pada malam hari melalui penerangan lampu listrik 20 Watt di
kamar. Perabotan lengkap, kebersihan ruangan baik.
2) Sumber Air Minum
Keluarga Tn. Fe memanfaatkan air hujan untuk memenuhi keperluan masak dan minum.
Untuk kebutuhan mandi, mencuci keluarga Tn. Fe memanfaatkan air sungai.
3) Limbah
Keluarga Tn. Fe membuang sampah di sungai.
4) Jamban atau Wc
Kelurga Tn. Fe mempunyai Wc di dalam rumah, klosetnya menggunakan leher angsa. kondisi
Wc bersih, lantai tidak licin berlantai porselen dengan penerangan lampu 20 watt.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas Rw
Keluarga Tn. Fe hidup di lingkungan yang jauh dari jalan raya, sebagian besar dari tetangga
di lingkungan keluarga Tn. Fe adalah penduduk asli. Interaksi antar warga sering dilakukan
pada sore hari.
c. Mobilitas Geografi Keluarga
Keluarga Tn. Fe menetap di rumah yang ditempati.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Ny. Fi jarang mengikuti kegiatan bersama orang-orang yang ada di setiap lingkungan
rumahnya.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Anggota keluarga Tn. Fe yaitu Ny. Fi jika sakit segera memeriksakan kesehatannya
Puskesmas terdekat.
f. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Ny. Fi menyatakan jika ada masalah ia lebih suka memendamnya sendiri
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga, Tn. Fe merupakan kepala keluarga. Pengambilan keputusan dilakukan oleh
Tn. Fe setelah dimusyawarahkan terlebih dahulu.
c. Struktur Peran
Yang berperan sebagai kepala keluarga adalah Tn. Fe. Tn. Fe bekerja sebagai pekerja swasta
yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Tn. Fe berperan
sebagai kepala keluarga yang mengambil keputusan. Ny. Fi berperan sebagai istri dan ibu
rumah tangga yang mengurus suami dan mengerjakan tugas-tugas rumah tangga seperti
mencuci, memasak dan lain-lain. Dan keluarga Tn. Fe, kemampuan yang dimiliki Tn. Fe
untuk mengontrol keluarganya yaitu dengan affective power (manipulasi dengan cinta
kasih ). Komunikasi dalam keluarga adalah komunikasi terbuka dua arah. Apabila terdapat
masalah, maka akan dibicarakan bersama.
d. Nilai dan Norma Budaya
Pada keluarga Tn. Fe masih terdapat adat dan kebiasaan budaya yang bertentangan dengan
masalah kesehatan seperti setelah melahirkan dianjurkan minum arak supaya tubuh menjadi
hangat.
g. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Dalam keluarga Tn. Fe kebutuhan kasih sayang tampak terpenuhi, cukup harmonis.
b. Fungsi Sosialisasi
Dalam berhubungan sosial dengan masyarakat atau tetangga di sekitar lingkungan tempat
tinggalnya Ny. Fi mengatakan hanya berhubungan jika ada perlu saja. Tn. Fe kadang-kadang
bermain bola bersama teman-temannya.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Pada keluarga Tn. Fe, jika salah satu anggota keluarganya sakit, flu atau demam, batuk
biasanya hanya membeli obat di warung terdekat saja.

h. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor Jangka Pendek
Ny. Fi merasa cemas jika persalinannya tidak dapat berjalan lancar dikarenakan kehamilan
yang pertama. Ny. Fi merasa cemas bagaimana dengn persalinan dan perwatan setelah
melahirkan.
b. Stressor Jangka Panjang
Stress yang dirasakan keluarga Tn. Fe adalah merasa khawatir dengan keselamatan persalinan
Ny. Fi karena ini merupakan kehamilan yang pertama dan karena usia Ny. Fi yang masih
terlalu muda.
c. Kemampuan Keluarga Merespon Terhadap stress
Ny. Fi dan suaminya dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi menyangkut
kehamilannya kadang-kadang mengkonsulkannya dengan pihak kesehatan (puskesmas).
d. Strategi Koping yang di Gunakan
Jika ada permasalahan Ny. Fi jarang membicarakannya dengan suaminya (Tn. Fe) dan
keluarga lainnya.
i. Pemeriksaan Fisik
Indikator Tn..Fe Ny. Fi
Kepala, leher dan axilla Bentuk simetris,rambut hitam lurus, hygiene baik, tidak terdapat
benjolan, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan getah bening Bentuk simetris,rambut
hitam lurus, hygiene baik, tidak terdapat benjolan, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
dan getah bening Mata Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, penglihatan baik Sklera
tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, penglihatan baik Hidung Tidak terdapat polip,
penciuman baik, tidak terdapat akumulasi massa di hidung Tidak terdapat polip, penciuman
baik, tidak terdapat akumulasi massa di hidung Mulut Bentuk simetris, mukosa mulut
lembab, gigi lengkap Bentuk simetris, mukosa mulut lembab, gigi lengkap Dada Ekspansi
paru sama,, gallop (-), wheezing (-), Ronchi (-), tidak terdapat lesi Ekspansi paru sama,,
gallop (-), wheezing (-), Ronchi (-), tidak terdapat lesi
Abdomen Tidak terdapat nyeri, bising usus normal, tidak teraba massa, tidak terdapat
pembesaran hati Tidak terdapat nyeri, bising usus normal, tidak teraba massa, tidak terdapat
pembesaran hati Ekstremitas Atas Capilary reffil < 2 detik, tidak terdapat lesi, pergerakan
aktif, turgor kulit elastis Capilary reffil < 2 detik, tidak terdapat lesi, pergerakan aktif, turgor
kulit elastic Bawah Pergerakan ekstremitas baik, edema (-), nyeri lutut (-), varises (-)
Pergerakan ekstremitas baik, edema (-), nyeri lutut (-)
a. Tn. Fe
Tanda-tanda vital
TD = 120/80 mmHg
RR = 18 x/menit
N = 80 x /menit
S = 37 c
b. Ny. Fi
TD = 120/90 mmHg
RR = 18 x/menit
N = 78 x /menit
S = 36,2 c
B. Analisa Data
No Data Diagnosa Keperawatan
1. Ds :
a. Ny. Fi mengatakan ini merupakan kehamilan pertama
b. Ny. Fi mengatakan kurang begitu mengerti tentang perawatan setelah persalinan
c. Ny. Fi mengatakan merasa cemas bagaimana perawatan setelah melahirkan
Do :
a. Ny. Fi tampak cemas
b.T.TV : TD : 100/70 mmHG
c. RR : 20 x / menit
d. N : 82 x / menit
e. S : 37
1.Diagnosa: Cemas tingkat ringan (menjelang persalinan ), keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
2. Ds :
a. Ny. Fi menyatakan bahwa ia pernah memeriksakan kehamilannya ke puskesmas dan dokter
b.Ny. Fi mengatakan setiap ada anggota keluarga yang sakit biasanya dengan obat warung.
Jika tidak mengalami perubahan maka segera di bawa ke puskesmas atau rumah sakit
Do : Potensial peningkatan derajat kesehatan

2). Resiko Terjadinya Pendarahan pada Keluarga Tn. Fe Khususnya Ny. Fi Berhubungan
Dengan Ketidakmampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga
`1 Masalah dapat dicegah dengan pengetahuan keluarga tentang persalinan dan perawatan
setelah melahirkan
Sumber-sumber tindakan yang mendesak dapat dijangkau oleh keluarga. Masalah dapat
dicegah dengan pengetahuan keluarga tentang adanya bahaya pendarahan. Keluarga
merasakan masalah harus segera ditangani agar pendarahan tidak terjadi
c. Prioritas Masalah
1) Cemas tingkat ringan (menjelang persalinan dan perawatan ibu nifas) pada keluarga Tn. Fe
khususnya Ny. Fi berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
2) Resiko terjadinya pendarahan pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
b. Rencana Keperawatan
1 Cemas tingkat ringan (menjelang persalinan dan perawatan ibu nifas) pada keluarga Tn. Fe
khususnya Ny. Fi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi maka
diharapkan cemas dapat hilang / berkurang pada saat menjelang persalinan dan perawatan
setelah melahirkan Setelah 3 kali kunjungan diharapkan keluarga mampu:
1.Menyebutkan bagaimana persiapan menjelang persalinan
2.Menyebutkan tanda-tanda palsu dan tanda-tanda Pasti persalinan
3.Menyebutkan kapan ibu harus di bawa ke Rumah Sakit
3.Menyebutkan kapan ibu harus di bawa ke Rumah Sakit
4. Menyebutkan makanan yang bergizi untuk ibu menyusui
l
Respon Verbal
Keluarga dapat menyebutkan bagaimana persiapan menjelang persalinan
Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda palsu dan tanda-tanda pasti persalina
Keluarga dapat menyebutkan kapan ibu harus dibawa ke rumah sakit
Keluarga dapat menyebutkan makanan-makanan yang bergizi untuk ibu menyusui
-Kaji pengetahuan keluarga
-Jelaskan kepada keluarga tentang bagaimana persiapan menjelang persalinan:
a.tentukan siapa yang akan menolong persalinan
b.suami/keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan
c.ibu dan suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal persalinan
d.suami atau keluarga menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu perlu segera ke Rumah
sakit
e.Siapkan perlengkapan ibu dan bayi
-Jelaskan kepada keluarga tentang tanda-tanda palsu dan tanda-tanda pasti persalinan:
a.tanda-tanda palsu:
1. Terasa mules tetapi tidak teratur dan tidak ada perubahan
2. Nyeri hanya di bagian depan
3. Tidak terjadi pengeluaran dari jalan lahir
b.tanda-tanda pasti:
1. mules yang teratur dan semakin lama semakin sering
2. nyeri di mulai dari belakang menjalar ke depan
3. keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
4. keluar cairan
ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban
5. Jelaskan kepada keluarga kondisi yang seperti apa ibu harus dibawa ke rumah sakit :
a. Perdarahan
b. Bengkak di kaki, tangan, dan wajah atau sakit kepala kadangkala disertai kejang
c. Demam tinggi
d. Keluar air ketuban sebelum waktunya
e. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang/ tidak bergerak
f. Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Jelaskan kepada keluarga makanan yang bergizi untuk ibu menyusui seperti :
a. Sumber karbohidrat : Nasi,jagung,sagu,kentang,ubi,mie,roti
b. Sumber Protein : Ikan, telur, daging sapi, ayam,tahu,tempe.
c. Sayur dan buah-buahan : Daun katuk, sawi, bayam, kacang panjang, mangga,jeruk,pisang,
apel.
2 Resiko terjadinya perdarahan pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Setelah dilakukan tindakan
keperawatan pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi maka diharapkan resiko tidak menjadi
aktual Setelah dua kali kunjungan keluarga Tn. Fe mampu menyebutkan :
1. Pengertian ibu hamil beresiko
2. Menyebutkan faktor-faktor resiko pada ibu hamil
Respon Verbal
Respon Verbal Keluarga Tn. Fe dapat menyebutkan pengertian ibu hamil beresiko Keluarga
Tn. Fe dapat menyebutkan faktor-faktor resiko pada ibu hamil Jelaskan kepada keluarga
tentang pengertian ibu hamil beresiko:
Ibu hamil beresiko adalah keadaan pada ibu hamil perlu diwaspadai karena terdapat salah
satu atau lebih faktor resiko yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan pada
kehamilan atau persalinan
Jelaskan kepada keluarga tentang faktor-faktor resiko pada ibu hamil :
a. Umur yang terlalu muda ( 35 tahun )
b. Jumlah persalinan
c. Jarak persalinan
d. Tinggi badan < 145 cm
e. Lingkar lengan atas < 23,5 cm
1 Maret 2012 / 09.30 Cemas tingkat ringan ( Menjelang persalinan ) pada Keluarga Tn. Fe
khususnya Ny. F berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Setelah
perkenalan dan menjelaskan tujuan serta kontrak waktu dilanjutkan dengan :
a. Menjelaskan bagaimana persiapan menjelang persalinan
b. Menjelaskan tanda-tanda palsu dan tanda-tanda pasti persalinan
c. Menjelaskan kapan ibu harus di bawa ke rumah sakit
d. Menjelaskan makanan yang bergizi untuk ibu menyusui
Subjektif
e. Ny. Fi menyatakan sudah paham dengan penjelasan yang disampaikan
Objektif
f. Ny. Fi dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pada saat evaluasi
Analisa : Tujuan khusus tercapai
Planning : Hentikan tindakan
Resiko terjadinya perdarahan pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga Setelah menjelaskan tujuan serta
kontrak waktu dilanjutkan dengan
a. Menjelaskan pengertian ibu hamil beresiko
b. Menjelaskan faktor-faktor resiko pada ibu hamil
1. Subjektif
a. Ny. Fi mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2. Objektif
a. Ny. Fi dapat menjawab pertanyaan.
Analisa : Tujuan khusus tercapai
Planning : Hentikan tindakan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi pada manusia dalam rangka
menciptakan penerus-penerus bagi sebuah keluarga atau menciptakan keturunan yang ada
dalam sebuah keluarga. Kehamilan berakhir pada proses persalianan dimana banyak terjadi
permasalahan baik bagi individu yang mengalami maupun pada keluarga.
Banyak hal yang terjadi pada keluarga yang akan menunggu proses persalinan, seperti cemas
yang dirasakan keluarga serta persiapan yang dilakukan keluarga dalam mempersiapkan
proses persalinan. Oleh karena itu penulis merasa bahwa Asuhan Keperwatan Keluarga ini
sangat tepat dilakukan pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi mengingat proses yang akan
dihadapi keluarga termasuk dalam keadaan krisis situasional yang daikhawatirkan dapat
menyebabkan krisis tidakterkendali. Selama melakukan asuhan keperawatan keluarga terbina
hubungan saling percaya antara penulis dan klien serta anggota keluarga. Dalam hal ini
muncullah 3 diagnosa keperawatan yang dapat diambil dari permasalahan yang dialami
keluarga Tn. Fe yaitu : Cemas (menjelang persalinan) pada keluarga Tn. Fe khususnya Ny. Fi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah pada anggota keluarga
yang akan menghadapi persalinan, Resiko terjadi perdarahan pada keluarga Tn. Fe khususnya
Ny. Fi dan Potensial peningkatan derajat kesehatan pada keluarga Tn. Fe.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba mengemukakan saran untuk menjadi
pertimbangan dan untuk meningkatkan kualitas dalam Asuhan Keperawatln Keluarga.
Adapun saran tersebut adalah :
1. Diperlukaan keterampilan dalam pendekatan dengan keluarga dan teknik-teknik observasi
serta wawancara sehingga diperlukan data-data yang lengkap.
2. Perlu ditingkatkan wawancara dan keterampilan dalam menentukan rencana tindakan
dalam Asuhan Keperawatan Keluarga.
3. Dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan diharapkan selalu berlandaskan pada konsep
teoritis tanpa mengabaikan kondisi klien dan keluarga itu sendiri.

Vous aimerez peut-être aussi