Vous êtes sur la page 1sur 28

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

DENGAN ASMA BRONKIAL PADA NY J

Oleh:
Muhammad Rifqi
NIM 16.NS.167

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2016
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


ASMA BRONKIAL PADA NY J

NAMA MAHASISWA : MUHAMMAD RIFQI


NIM : 16.NS.167

Banjarmasin, November 2016

Menyetujui

Panti Sosial Budi Sejahtera Program Studi Profesi Ners


Tresna Werda Banjarbaru Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sari Mulia Banjarmasin

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

2
PENGKAJIAN

KEPERAWATAN KELUARGA

A. Latar Belakang
Keluarga adalah sekumpulan orang yang berikatan dengan tali
perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya baik anak kandung
maupun adopsi. Keperawatan keluarga merupakan salah satu teknik yang
dilakukan perawat untuk mengetahui keadaan keluarga baik yang sehat
maupun yang sakit yang berada dalam satu rumah.
Keluarga mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
secara Bio-psiko-Sosio-kultur-Spiritual dan juga memenuhi fungsi reproduksi
untuk meneruskan kelangsungan dan menambah Sumber Daya Manusia
(SDM).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Ny. E
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga Ny. E
b. Mampu melakukan identifikasi masalah kesehatan pada keluarga Ny. E
c. Mampu melakukan intervensi keperawatan keluarga pada keluarga Ny.
E
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga pada keluarga
Ny. E
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada keluarga Ny. E

KONSEP PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KELUARGA

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan memciptakan dan

3
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial individu-individu yang didalamnya dilihat
dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan
dan hubuganuntuk mencapai tujuan umum (Duval 1972).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI,
1998).
Keluarga adalah kumpulan individu yang bergabung bersama oleh
ikatan pernikahan, darah/adopsi dan tinggal di dalam suatu rumah tangga
yang sama (Friedman et al, 2010).

2. Struktur Keluarga
Menurut Effendi (2009) struktur keluarga terbagi menjadi 3, antara lain:
a. Dominasi jalur hubungan darah
1) Patrilineal, keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur
garis keturunan ayah.
2) Matrilineal, keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur
garis keturunan ibu.
b. Dominasi keberadaan tempat tinggal
1) Patrilokal, keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal
dengan keluarga sedarah dari pihak suami.
2) Matrilokal, keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal
dengan keluarga sedarah dari pihak suami.

c. Dominasi pengambilan keputusan


1) Patriakal, dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
2) Matriakal, dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.

Struktur keluarga menurut Mubarak et al, (2011), terbagi menjadi 4, yaitu:

a. Struktur Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka dan melibatkan emosi.
b. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan.
c. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan individu untuk mengontrol,
mempengaruhi orang lain.
d. Struktur Nilai dan Norma

4
Nilai adalah sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam
budaya lingkungan keluarga.

3. Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Friedman (1986) :
a. Nuclear family, keluarga terdiri dari orangtua dan anak yang masih
menjadi tanggungan dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak
keluarga lainnya.
b. Extended Family, keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti
yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama
lainnya.
c. Single Parent Family, keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung padanya.
d. Nuclear Dyat, keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa
anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
e. Recontituened atau Blended Family, keluarga yang terbentuk dari
perkawinan pasanngan dan masing-masing membawa anak dari
perkawinan terdahulu.
f. Three Generation family, keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu
kakek, nenek, bapak, ibu, anak dalam satu rumah.
g. Single Adult Living Alone, keluarga yang terdiri dari seorang dewasa
yang hidup dalam satu rumah.
h. Middle age atau Ederly Couple, keluarga yang terdiri dari sepasang
suami istri usia pertengahan.

Tipe keluarga menurut Achjar (2010) terbagi menjadi 2, antara lain yaitu:
1. Keluarga tradisional
a. Keluarga inti, keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang
hidup dalam rumah tangga yang sama.
b. Keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga yang hanya dengan satu
orang yang mengepalai akibat adanya perceraian, pisah atau
ditinggalkan.
c. Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau
tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
d. Bujang dewasa yang tinggal sendirian.
e. Pasangan usia pertengahan/lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri
tinggal di rumah dengan anak yang sudah kawin/bekerja.

5
f. Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti/lebih/anggota
keluarga yang tidak menikah dan hidup berdekatan dalam daerah
geografis.
2. Keluarga non tradisional
a. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak, tetapi tidak menikah.
b. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak.
c. Keluarga gay/lesbian, pasangan yang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah.
d. Keluarga komuni, rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan
monogami dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber dan memilih pengalaman yang sama.
3. Tugas dan Fungsi Keluarga
Menurut Suprajitno (2010), Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
meliputi:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian
orang tua/ keluarga.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar
masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal ini
termasuk mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan
benar. Tetapi keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui

6
oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila
keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.
Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman, yaitu :
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota.
2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usianya terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
fasilitas kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

Lima fungsi keluarga menurut Effendi (2009), antara lain:


a. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih
serta saling menerima dan mendukung yang menjadi sumber energi
yang menentukan kebahagiaan keluarga.
b. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan
individu keluarga, tempat keluarga berinteraksi sosial dan belajar
berperan di lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi, adalah untuk meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program
keluarga berencana, maka fungsi dapat terkontrol.
d. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi perawatan keluarga, adalah kemampuan keluarga untuk
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

4. Keluarga sebagai Suatu Sistem

7
Sistem menurut Mubarak et al (2011) adalah kumpulan dari beberapa
bagian fungsional yang saling berhubungan dan bergantung satu sama lain
dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, ciri-ciri
keluarga diantaranya:
a. Keluarga mempunyai subsistem, yaitu terdapat anggota, fungsi, peran,
aturan, budaya dan lainnya yang dipertahankan dalam kehidupan
keluarga.
b. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar subsistem.
c. Merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi
supra sistem.
Keluarga sebagai sistem mempunyai karakteristik dasar yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut (Mubarak et al, 2011):
a. Keluarga sebagai sistem terbuka, karena dalam keluarga saling berbagi
energi dan informasi dengan lingkungannya, keluarga berinteraksi
dengan lingkungan fisik sosial dan budaya, keluarga yang terbuka mau
menerima gagasan informasi dan sumber-sumber baru untuk
menyelesaikan masalah, mempunyai kesempatan dan mau menerima
lingkungan sekitarnya, dan sebagai sistem terbuka keluarga dipengaruhi
oleh lingkungan eksternal.
b. Keluarga sebagai sistem tertutup, karena memandang perubahan
sebagai sesuatu yang membahayakan, tipe keluarga bersifat kaku yang
menyebabkan kejadian dalam keluarga menjadi konstan dan dapat
diprediksi, mempertahankan stabilitas dan tradisi, sistem yang kurang
mempunyai kesempatan, kurang mau menerima atau memberi
perhatian kepada lingkungan sekitarnya.

5. Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara
anggotanya di sepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga
merupakan bagian terpenting yang terbagi menjadi beberapa tahap.
Kerangka perkembangan keluarga memberikan pedoman untuk memeriksa
serta menganalisa perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang
ada dalam keluarga selama siklus kehidupan.
Delapan tahap perkembangan dan fungsi keluarga menurut Mubarak
et al (2009), yaitu:

8
a. Tahap I pasangan baru (berginning family), keluarga baru dimulai pada
saat masing-masing individu yaitu suami dan istri membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu membina
hubungan intim dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, merencanakan KB dan
menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk
menjadi orang tua.
b. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family),
keluarga yang menunggu kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan. Tugas perkembangan pada masa ini yaitu mempersiapkan
menjadi orang tua, membagi peran dan tanggung jawab,
mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan, mempersiapkan
biaya, memfasilitasi role learning anggota keluarga, bertanggung jawab
memenuhi kebutuhan bayi sampai balita dan mengadakan kebiasaan
keagamaan secara rutin.
c. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool),
tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam
meningkatkan pertumbuhannya. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman, membantu anak untuk
bersosialisasi, beradaptasi dengan anak yang baru lahir,
mempertahankan hubungan yang sehat, pembagian waktu untuk
individu, pasangan dan anak, pembagian tanggung jawab anggota
keluarga.
d. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with school
children), tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki
sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase
ini, keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal sehingga
keluarga sangat sibuk. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
yaitu memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak, pendidikan
dan semangat belajar, tetap mempertahankan hubungan yang harmonis

9
dalam perkawinan, mendorong anak untuk mencapai pengembangan
daya intelektual, menyediakan aktivitas untuk anak dan menyesuaikan
pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.
e. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers), tahap
ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini yaitu memberikan kebebasan yang seimbang
dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah
dewasa dan meningkat otonominya, mempertahankan hubungan yang
intim dengan keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara
anak dan orang tua, perubahan sistem peran dan peraturan untuk
tumbuh kembang keluarga.
f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching
center families), tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali
keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup
sendiri. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini diantaranya
adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar,
mempertahankan keintiman pasangan, membantu orang tua suami istri
yang sedang sakit dan memasuki masa tua, mempersiapkan anak untuk
hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali
fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga, berperan suami istri,
kakek dan nenek serta menciptakan lingkungan rumah yang dapat
menjadi contoh bagi anak-anaknya.
g. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families), tahap ini
dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan
pada fase ini akan merasakan sulit karena masalah usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mempertahan
kesehatan, mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti
mengolah minat sosial dan waktu santai, memulihkan hubungan antara

10
generasi muda generasi tua, keakraban dengan pasangan, memelihara
hubungan dengan anak dan keluarga serta mempersiapkan masa tua
atau pensiun dan meningkatkan keakraban pasangan.
h. Tahap VIII keluarga usia lanjut, tahap terakhir perkembangan keluarga
dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu
pasangan meninggal sampai keduanya meninggal. Proses usia lanjut
dan pensiun merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari karena
suatu proses stresor yang pasti dialami keluarga. Stresor tersebut
adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan
sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya produktivitas
dan fungsi kesehatan. Mempertahankan kehidupan yang memuaskan
merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Usia lanjut umumnya
lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal
bersama anaknya.

B. Asuhan Keperawatan Keluarga


Berikut ini uraian kelima tahapan tersebut hubungannya dengan
asuhan keperawatan berkenaan dengan asuhan keperawatan keluarga
dengan tahap perkembangan anak remaja.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam pelaksanaan proses
keperawatan. Pengkajiandengan pendekatan model family centered
nursing ini melihat keluarga sebagai subsistem masyarakat (Allender &
Spradley, 2005). Pengkajian dalam asuhan keperawatan keluarga dikenal
dengan istilah penjajakan. Penjajakan keluarga terdiri dari dua tahap
yakni penjajakan tahap pertama dan penjajakan tahap kedua.
Penjajakan tahap pertama meliputi enam kategori yaitu; 1)
Identifikasi data sosial dan budaya keluarga, 2) Tahap dan riwayat
perkembangan keluarga, 3) Data lingkungan, 4) Struktur keluarga, 5)
Fungsi keluarga, dan 6) Stress dan koping keluarga. Penjajakan tahap
kedua dilakukan untuk menggali fungsi pelaksanaan tugas kesehatan
keluarga. Ada lima tugas kesehatan keluarga yaitu 1) Mengenal masalah,
2) Mengambil keputusan, 3) Merawat anggota keluarga, 4) Memodifikasi
lingkungan, 5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan (Friedman, 2003).
Penjajakan tahap kedua dalam konteks keluarga dengan TB, maka
hal yang perlu dikaji antara lain: kemampuan keluarga untuk mengenal

11
masalah dengan TB; keputusan yang diambil oleh keluarga dalam
mengatasi masalah dengan TB; kemampuan keluarga merawat keluarga
yang mengalami masalah dengan TB; kemampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan yang dapat mencegah terhadap terjadinya
masalah kesehatan, dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan kesehatan misalnya Puskesmas.
2. Diagnosa Keperawatan
Perumusan diagnosa keperawatan merupakan tahap lanjutan
setelah data hasil pengkajian diperoleh dan dianalisa. Diagnosis
keperawatan keluarga ada tiga tipe yaitu aktual, risiko dan potensial.
Setelah diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan, langkah
selanjutnya adalah membuat prioritas tiap masalah. Komponan dalam
penentuan prioritas diagnosa terdiri dari empat kriteria yaitu sifat masalah,
kemungkinan untuk diubah, potensial dicegah, dan menonjolnya masalah.
3. Intervensi
Friedman (2003) mengklasifikasikan intervensi keperawatan
keluarga ke dalam tiga jenis yaitu intervensi keperawatan suplemental,
intervensi keperawatan fasilitatif, dan intervensi keperawatan
developmental. Ketiga intervensi keperawatan tersebut memiliki makna
yang berbeda. Intervensi keperawatan suplemental adalah intervensi
keperawatan yang dirancang terkait dengan pemberian pelayanan secara
langsung pada keluarga sebagai sasaran. Intervensi keperawatan
fasilitatif adalah intervensi keperawatan yang terkait dengan rencana
dalam membantu mengatasi hambatan pada keluarga. Sedangkan
intervensi keperawatan developmental adalah intervensi keperawatan
yang terkait dengan rencana perawat membantu keluarga agar dapat
menolong diri sendiri dengan kekuatan dan sumber daya yang ada pada
keluarga.
Komponen lain dalam intervensi ini adalah adanya tujuan. Tujuan
merupakan hasil yang diinginkan terkait dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Tujuan secara umum terbagi atas dua jenis yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menggambarkan hasil
akhir pencapaian dari suatu masalah yaitu terjadinya perubahan perilaku
dan kemandirian klien. Sedangkan tujuan khusus adalah
menggambarkan pencapaian hasil dari setiap kegiatan.
4. Implementasi

12
Implementasi adalah tahap dimana perawat mengaplikasikan
rencana asuhan keperawatan ke dalam kegiatan. Tujuannyaadalah untuk
melaksanakan intervensi keperawatan yang direncakan untuk membantu
klien mencapai tujuan.
Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi
antara lain: kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk
menciptakan hubungan saling percaya dan saling membantu, yang
sistematis, kemampuan memberikan health education, kemampuan
advokasi, dan kemampuan mengevaluasi.
5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan
berupa perbandingan yang sistematis dan terencana dari hasil-hasil yang
diamati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Apabila hasil evaluasi
menunjukkan ketercapaian tujuan dan kriteria hasil, maka klien keluar dari
siklus proses keperawatan. Namun apabila sebaliknya, maka klien masuk
kembali dalam siklus proses keperawatan mulai dari pengkajian ulang
(reasessment).
Evaluasi terbagi atas dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif. Evaluasi formatif fokusnya adalah pada aktifitas dan proses
keperawatan dan hasil dari tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini
dilakukan segera setelah perawat melaksanakan perencanaan
keperawatan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan.

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(GRAND THEORY FRIEDMAN)

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal : Senin/ 21 November 2016
Oleh : Muhammad Rifqi

13
Metode : Wawancara dan observasi

A. DATA KELUARGA
1. Identitas Keluarga
a. Nama KK : Tn.N
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Umur : 70 tahun
d. Pendidikan : Smp
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Berkebun
g. Alamat : RT. 05 Kel. Sungai Lulut
h. Suku/kebangsaan : Banjar/ Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga : 2 orang

2. Daftar Anggota Keluarga


Hub dg
No Nama Umur Sex Pendidikan Pekerjaan Ket
KK
1 Tn.N 70 th Lk KK SMP Berkebun -

2 Ny.E 58 th Pr Istri SMP Berkebun -

3. Tipe Keluarga
Dalam satu rumah terdapat satu anggota keluarga yang terdiri dari
dua orang yaitu suami dan istri. Tn. A sebagai kepala keluarga. Orang tua
dan anak-anak Tn. A tinggal dirumah terpisah dikarenakan sudah
berumah tangga dan ada yang sekolah di pondok pesantren.

4. Genogram\

7 5
0 8

14
Keterangan:
: perempuan
: laki-laki
: meninggal
: tinggal serumah
: pasien

5. Latar Belakang Budaya


Seluruh anggota keluarga adalah suku asli Banjar bangsa Indonesia.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa banjar. Tidak ada
kebiasaan budaya banjar yang mempengaruhi kesehatan keluarga bapak
Nurdin dan ibu Ekrimah. Kebiasaan adat istiadat/tradisi masyarakat
setempat adalah berkumpul dalam satu acara ibu-ibu PKK/ yasinan yang
dilaksanakan satu bulan sekali dalam wilayah RT 06. Keluarga Ny. E
adalah keluarga yang taat beragama islam, sehingga nilai-nilai
kebudayaan yang dijalankan adalah sesuai dengan syariat islam.

6. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama Islam. Ny. E sering mengikuti
kegiatan keagamaan dan sering mengerjakan sholat 5 waktu di Langgar
di muka rumah beliau dikarenakan suami beliau menjadi merbot di
Langgar tersebut. Pada saat setelah sholat dzuhur beliau terlihat sering
membaca al-quran untuk menunggu adzan ashar.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga perbulan adalah tidak menentu tetapi bisa lebih dari
Rp. 1.100.000,-.Penghasilan berasal dari sewa rumah yang dimiliki suami
Ny. E dan juga hasil dari berkebun. Kadang-kadang Anak-anak Ny.E juga
sering memberi uang tiap bulan kepada Ny.E.Dibelakang rumah Ny.E
terdapat tanaman buah-buahan dan sayuran seperti papaya, talas dan
kangkung jadi Ny.E sering memanfaatkan sayuran tersebut untuk

15
dijadikan makanan. beras pun mereka tidak membeli karena mereka
mempunyai pertanian tetapi kadang-kadang anak-anak Ny.E sering
membelikan beras dan kebutuhan lainnya.
8. Aktivitas Rekreasi
Ny.E dan suami sering memanfaatkan waktu libur mereka untuk berziarah
ke makam para ulama besar seperti makam guru sekumpul dan dalam
pagar. Untuk mengisi waktu luang Ny E biasanya pergi ke kebun
membantu suaminya berkebun.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Ny. E saat ini adalah pada
tahap VIII, yaitu keluarga dengan usia lanjut, suami Ny. E sudah
berumur 70 tahun sedangan Ny.E masih berumur 58 tahun. Proses
usia lanjut dan pensiun merupakan kenyataan yang tidak dapat
dihindari karena suatu proses stresor yang pasti dialami keluarga.
Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan dan perasaan
menurunnya produktivitas dan fungsi kesehatan.
2. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi pada
keluarga Ny. E adalah mempertahankan suasana rumah yang
menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian
anggota keluarganya. Dibelakang rumah Ny.E terdapat kandang ternak
bebek yang bisa disebut kurang bersih.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Saat Ini
Pada saat pengkajian Ny. E mengeluhkan pusing dan tidak kurang
nyenyak pada malam hari dikarenakan pusing yang membuatnya sulit
tidur, pada waktu pusing waktu tidur Ny.E kurang lebih 2-3 jam saja,
Pada hasil pemeriksaan fisik juga dapatkan hasil tekanan darah Ny. E
adalah 170/80 mmHg. Penyakit hipertensi Ny.E bisa disebabkan
karena penyakit keturunan atau penyakit Genetik itu dikarenakan Ayah
Ny.E juga memiliki penyakit hipertensi, pada saat pengkajian tekanan
darah Ayah Ny.E adalah 150/80 mmHg.
Tn. N mengatakan tidak ada keluhan kesehatan saat ini, tidak ada
gangguan pola tidur. Pada saat diukur tekanan darah Tn. N

16
130/80 mmhg. Tn.N dulu mengatakan sekitar 3 tahun yang lalu
pernah sakit pinggang karena terjatuh dari kendaraan tapi sekarang
sudah tidak sakit lagi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada penyakit yang pernah dialami sebelumnya. Ny. E
memiliki penyakit keturunan yaitu hipertensi tetapi suami beliau Tn.N
tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi. Dalam keluarga Ny. E tidak
pernah mengalami sakit kronis yang lebih dari 6 bulan. Keluarga Ny. E
dan Tn. N juga tidak pernah mengalami penyakit menular seperti TB
paru. Apabila ada anggota keluarga Ny. E dan Tn. N yang sakit
biasanya berobat ke tempat mantri suntik karena Puskesmas Terminal
jauh dari kediaman mereka.
5. Riwayat Kesehatan Mental, Psikologis, Spiritual
Tidak ada anggota keluarga Ny.E yang mengalami masalah
kesehatan mental.
6. Persepsi dan Tanggapan Keluarga Terhadap Layanan Kesehatan.
Menurut Ny. E dan Tn. N fasilitas dan kualitas pelayanan
kesehatan di Puskesmas tempat keluarganya berobat sudah baik.

C. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Apa bila ada masalah di dalam keluarga Ny. E sering kali
dimusyawarahkan bersama-sama dan yang sering berperan dalam
pengambilan keputusan adalah Tn. N, karena Tn. N sebagai kepala
keluarga.

D. KEBIASAAN ANGGOTA KELUARGA SEHARI-HARI


1. Makan
Dalam sehari anggota keluarga makan 3 kali sehari yaitu pada
waktu pagi,siang dan malam hari. Komposisi yang dimakan biasanya lauk
sederhana seperti ikan, daging, sayur yang mudah didapat seperti daun
singkong muda dan nasi. Keluarga sering makan dengan bersama-sama

17
setiap pagi, siang dan malam hari, tetapi jika Tn. N sibuk berada di luar
rumah, Ny. E makan sendirian. Keluarga selalu berdoa sebelum dan
sesudah makan, setidaknya mengucap Bismillah sebelum makan dan
Alhamdulillah setelah makan. Tidak ada pantangan makanan yang
membuat alergi dalam keluarga.
2. Minum
Keluarga Ny. E memasak air PDAM untuk kebutuhan minum.
Rata-rata dalam sehari anggota keluarga minum kurang lebih 1,5 liter.
Keluarga Ny. E tidak ada mengeluhkan air yang dikonsumsinya
3. Cara Pengolahan Makanan
Makanan yang dikonsumsi dalam keluarga Ny. E sering dimasak
sendiri oleh Ny. E.
4. Cara Penyajian
Setelah disajikan dan disimpan makanan ditutup. Makanan sisa
dihangatkan kembali. Keluarga makan dengan cara lesehan.
5. Pola Aktivitas Dan Istirahat
Keluarga memiliki kebiasaan tidur siang hanya kadang-kadang.
Ny. N sulit tidur di malam hari. Ny.E dan Tn.N tidur sekamar tapi banyak
kamar kosong bekas kamar anak-anak mereka yang sudah berumah
tangga. Setiap anggota keluarga memiliki kamar masing-masing.
Aktivitas yang biasa dilakukan di waktu senggang adalah pergi ke darat
untuk menjaga kebun mereka dan bila mereka tidak pergi ke kebun
mereka melakukan aktivitas rumahan seperti halnya membersihkan
halaman, menyapu lantai, dan kebersihan rumah lainnya.

6. Reproduksi
Ny. E sudah berumur 58 tahun dan sudah tergolong menopause
dan Tn.N berumur 70 tahun. Mereka mempunyai 4 orang anak. Usia Ny.
E saat mendapatkan menstruasi pertama adalah kira-kira pada umur 13
tahun.

E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh keluarga adalah bahasa
Banjar. Waktu khusus berkumpul untuk keluarga adalah hari minggu atau
hari libur tanggal merah.
2. Struktur Kekuatan Keluarga

18
Anggota keluarga yang berperan mengambil keputusan adalah
Tn. N, karena Tn. N adalah kepala keluarga. Keputusan diambil dengan
cara bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota keluarga.
3. Struktur Peran
Anggota keluarga yang berperan dalam mencari nafkah adalah
Tn. N. sedangkan Ny.E berperan sebagai ibu rumah. Anggota keluarga
yang menjadi role model dalam keluarga adalah Tn.N

F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Ny. E dan Tn. N memiliki kedekatan sebagai mestinya suami dan
istri. Antara anggota keluarga Ny. E dan Tn. N tidak ada masalah.
2. Fungsi Sosialisasi
Ny. E dan Tn. N berkomunikasi dengan rutin setiap hari, jika ada
masalah dalam keluarga selalu diutarakan dengan anggota keluarga
yang lain. Sehingga fungsi sosialisasi keluarga berjalan dengan baik.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Menurut keluarga pengertian sehat adalah tidak memiliki penyakit
yang mematikan dan dapat beraktivitas tanpa adanya hambatan fisik.
Sedangkan sakit adalah terhambatnya aktivitas sehari-hari karena
kondisi fisik yang tidak mampu.
a. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang
sehat akan merawatnya seperti misalnya demam keluarga yang
sehat akan merawat dengan cara mengompres dan menyediakan
kebutuhan dasar seperti makan, minum dan kebersihan diri hingga
mengantar berobat ke Puskesmas.
b. Fungsi Perawatan Kesehatan (spesifik masalah fisik dan psikologis):
1) Mengenal Masalah
Keluarga Ny. E mampu mengenali masalah yang dialaminya
yaitu masalah kesehatan hipertensi, kadang Ny E mengeluhkan
kepala terasa pusing, Tn. N dan Ny. E dapat mengenali gejala
tersebut sebagai gejala hipertensi, Tn. N dan Ny. E mengatakan
kurang mengerti tentang penyakit hipertensi yang dialaminya.
2) Mengambil Keputusan :
Apabila anggota yang sakit biasanya keluarga Ny. E berobat
ke mantri suntik atau puskesmas.
3) Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit

19
Anggota keluarga mengetahui cara merawat anggota
keluarga yang sakit misalkan dulu waktu Tn.N sakit pinggang Ny.E
merawat Tn.E dengan cara mengurut nya.
4) Memodifikasi Lingkungan
Keluarga tidak merenovasi lingkungan dan kondisi rumah
karena keterbatasan biaya
5) Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Ny. E memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, yaitu
Puskesmas Terminal.
c. Fungsi Reproduksi
Anggota keluarga sudah tidak merencanakan jumlah
(menambah anggota keluarga lagi), karena Ny. E sudah memiliki 4
orang anak dan 5 orang cucu. Ny. E tidak menggunakan alat
kontrasepsi karena sudah berumur 58 tahun dan tergolong
menopause dan lansia. Tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai masalah terkait sistem reproduksi.

d. Fungsi Ekonomi
Pendapatan keluarga dipergunakan dengan baik, yaitu cukup untuk
kebutuhan sehari-hari.

G. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek
Saat ini keluarga tidak ada masalah jangka pendek. Keluarga selalu
bersyukur apa yang telah dimiliki.
2. Stressor jangka panjang
Keluarga mengeluhkan adanya masalah jangka panjang, yaitu kondisi
kesehatan Ny. E.
3. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor dan situasi
Respon keluarga dalam menghadapi masalah adalah dengan teknik
asertif, yaitu mengutarakan masalah dengan anggota keluarga lain,
mencari solusinya bersama-sama, keluarga tidak menyalahkan orang
lain, atau hal lain di luar dirinya.
4. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalah
adalah ke arah yang positif, yaitu mengutarakan masalah dengan
anggota keluarga yang lain dan mencari jalan keluarnya.

20
H. FAKTOR LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT
1. Denah Rumah

Rg. Dapur

2
Kamar
WC

Halaman depan
1
Kamar
Rg. Tamu

Luas rumah 7 x 9 m2. Status kepemilikan rumah saat ini adalah


rumah milik sendiri/ tidak disewa. Rumah yang dihuni sekarang adalah
rumah sederhana, berdinding kayu ulin, lantai kayu ulin yang dilapisi tikar
plastik, atap rumah terbuat dari seng, rumah memiliki WC sendiri, kamar
berjumlah 2 buah, luas jendela > 20% luas ruangan rumah. Pencahayaan
rumah baik, terdapat ventilasi di atas jendela, jendela selalu dibuka setiap
hari, lantai terasa bersih, udara yang nyaman dan sejuk, tidak terasa
pengap, tidak ada bau yang tidak enak.
2. Sampah
Di rumah ada tempat pembuangan sampah. Pembuangan sampah
terletak di luar rumah, yaitu di halaman rumah. Jarak tempat
pembuangan sampah dengan sumber air minum adalah sekitar 7 meter.
Cara keluarga mengelola sampah adalah dengan dikumpulkan dan
dibuang sendiri ke pembuangan sampah rt 06.
3. Sumber air minum
Sumber air minum keluarga berasal dari PDAM. Jarak sumber air
minum dengan sepiteng adalah kurang lebih 10 meter. Cara keluarga
mengolah air minum adalah dengan memasak air PDAM. Dalam sehari
rata-rata keluarga minum sebanyak kurang lebih 1,5 liter. Warna air
minum jernih, tidak berbau, tidak berasa, kebersihan sumber air terjamin
karena berasal dari PDAM. Sehingga tidak ada keluhan seputar air yang
diminum.
4. Jamban Keluarga

21
Keluarga memiliki jamban/ WC sendiri di dalam rumah. Jenis WC
yang digunakan adalah wc jongkok. Letak WC ada di belakang rumah.
Jarak WC dengan sepiteng kurang lebih 2-3 meter. Kondisi WC bersih,
tidak terlalu berbau.
5. Pembuangan Air Limbah
Air limbah yang dihasilkan keluarga yaitu air cucian, air memasak dan
mandi. Limbah tidak ditampung, tetapi dialirkan ke selokan di depan
rumah. Air limbah tidak tercium berbau yang menyengat dan tidak
mengganggu.

6. Hewan peliharaan/ ternak


Keluarga memiliki binatang peliharaan, yaitu angsa sebanyak 15 ekor
yang dimasukkan di dalam kandang. Kebersihan kandang kurang terjaga
dikarenakan kandangnya hanya beralaskan tanah, berdinding paring dan
beratap seng. dan kucing yang berjumlah 1 ekor.
7. Halaman rumah
Keluarga memiliki halaman rumah, luasnya kurang lebih 2 x 6 meter.
Halaman rumah dimanfaatkan dengan sebagai tempat menempatkan
kendaraan roda 2. Kondisi halaman rumah bersih karena Tn.N setiap pagi
sesudah sholat subuh selalu membersihkan dengan kain pel dan sapu.
8. Lingkungan rumah
Rumah berada di penggir jalan, dan di depan rumah ada surau atau
biasa disebut dengan langgar. Jarak rumah dengan terangga kurang lebih
1,5 meter. Suasana rumah tenang, nyaman dan sejuk.
9. Fasilitas
Di sekitar tempat tinggal keluarga Ny. E ada sekolah TK dan SD.
Sekolah TK berjarak kurang lebih 60 meter dan sekolah SD berjarak
kurang lebih 300 meter. terdapat pasar di sekitar tempat tinggal keluarga
Ny. E. Terdapat surau atau lannggar di depan tempat tinggal Ny. E,
jaraknya kurang lebih 1 meter. Terdapat layanan kesehatan di sekitar

22
tempat tinggal keluarga Ny. E yaitu Puskesmas pembantu yang berjarak
kurang lebih 300 meter.

I. Pemeriksaan Fisik
I. Tanda-tanda vital
Jenis pemeriksaan Ny. E Tn. N
TD 170/80 mm/Hg 130/80 mm/Hg
Nadi 84 x/menit, reguler 88 x/menit, reguler
Respirasi 20 x/menit, vesikuler 20 x/menit, vesikuler
Temperatur 36,7o C 37,1o C

II. Pemeriksaan fisik, meliputi kepala, leher, dada, abdomen, ekstremitas,


dan genitalia
Bagian Tubuh Ny. E Tn. N
Kepala Distribusi rambut Distribusi rambut
merata, sebagian merata, bentuk
rambut sudah keadaan kepala
berwarna putih, secara umum
bentuk keadaan simetris/ tidak ada
kepala secara umum kelainan.
simetris/ tidak ada
kelainan.
Leher Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
bentuk anatomis, bentuk anatomis,
tidak ada tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid/ kelenjar getah tiroid/ kelenjar getah
bening bening
Dada Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
bentuk anatomis bentuk anatomis
Abdomen Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
bentuk anatomis bentuk anatomis
Ekstremitas atas Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
bentuk anatomis, bentuk anatomis,
ekstremitas berfungsi ekstremitas berfungsi

23
dengan baik dengan baik
Ekstremitas bawah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
bentuk anatomis, bentuk anatomis,
ekstremitas berfungsi ekstremitas berfungsi
dengan baik dengan baik
Genetalia Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan
ekskresi urin ekskresi urin

II. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan


Masalah Kemungkinan Typologi
Data
Keperawatan Penyebab Masalah
Data Subyektif: Domain: Pendidikan Dapat
Keluarga Ny. E mampu mengenali Manajemen rendah, kurang diubah
masalah yang dialaminya yaitu perawatan terpajan
masalah kesehatan hipertensi, jangka informasi
kadang Ny E mengeluhkan kepala panjang kesehatan.
terasa pusing dan tidur kurang
nyenyak dikarenakan pusing pada Kode: 10021994
kepalanya waktu tidur nya pun bila
kepala terasa pusing kurang lebih Diagnosa
2-3 jam. Tn. N dan Ny. E dapat Keperawatan
mengenali gejala tersebut sebagai Keluarga:
gejala hipertensi, Tn. N dan Ny. E Kurangnya
mengatakan kurang mengerti pengetahuan
tentang penyakit hipertensi yang tentang
dialaminya penyakit

Data obyektif:
Jenis
pemeriksa Ny.E Tn. N
an
TD 170/80 130/80
mm/Hg mm/Hg

24
Nadi 84 88
x/menit, x/menit,
reguler reguler
Respirasi 20 20
x/menit, x/menit,
vesikul vesikuler
er
Temp 36,7o C 37,1o C

III. Perencanaan
A. Penentuan Prioritas Masalah
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah : Ny. E mengalami
- Aktual 3 hipertensi dengan hasil
- Resiko
2 3 pengukuran tekanan
- Sejahtera
1 darah Ny. F 170/80
mmHg dan Tn. N
130/80 mmHg.
2. Kemungkinan masalah dapat Kesadaran tentang
diubah : kesehatan masih
- Mudah 2 2 rendah dan keadaan
- Sebagian
1 ekonomi yang kurang
- Tdk dapat
0 mendukung
3. Potensial untuk dicegah : Keadaan ekonomi yang
- Tinggi 3 kurang mendukung
- Cukup
2 2
- Rendah
1
4. Menonjolnya masalah: Tekanan darah Ny. E
- Masalah berat harus 2 dan Tn. Su tidak terlalu
segera ditangani membahayakan.
- Ada masalah tapi tidak
1
perlu segera ditangani.
1
- Masalah tidak dirasakan
0
Jumlah 8

25
B. Perencanaan Keperawatan
Nama : Tn. N & Ny. E
Hari/ Tanggal pengkajian : Senin/ 21 November 2016
Dx Keperawatan Keluarga : Kurangnya pengetahuan tentang penyakit
No. Tujuan Jangka Tujuan Jangka Pendek
Kriteria Evaluasi Standar Evaluasi Intervensi
Dx Panjang (Tupan) (Tupen)
1 Diharapkan keluarga 1. Kesadaran 1. Keluarga Ny. E 1. Keluarga Ny. 1. Penkes tentang
Ny. E mampu tentang kesehatan mau memeriksakan E mau penyakit hipertensi
2. Ajarkan terapi
mempertahankan pada keluarga Ny. E tekanan darah memeriksakan
modalitas buah
kesehatannya meningkat. secara rutin 1 bulan tekanan darah
semangka untuk
2. Keluarga Ny. E sekali ke fasilitas secara rutin 1
penyakit hipertensi
mampu menerapkan kesehatan yang bulan sekali ke
3. Motivasi keluarga
pola hidup sehat ada. fasilitas kesehatan
untuk memeriksakan
untuk mencegah 2. Keluarga Ny. E yang ada.
tekanan darah secara
hipertensi mau mengurangi 2. Keluarga Ny.
rutin 1 bulan sekali
3. Keluarga Ny. E konsumsi garam E mau mengurangi 4. Jelaskan
mengetahui tentang dan santan, berolah konsumsi garam pentingnya
definisi, penyebab, raga sesuai dan santan, memeriksakan tekanan
dan pencegahan kemampuan secara berolah raga darah secara rutin
5. Jelaskan
penyakit hipertensi. teratur sesuai
pentingnya
3. Keluarga Ny. E kemampuan
menerapkan pola hidup
mampu memahami secara teratur
sehat bagi penderita
definisi, penyebab, 3. Keluarga Ny.
hipertensi.
dan pencegahan E mampu
penyakit hipertensi memahami
26
definisi, penyebab,
dan pencegahan
penyakit hipertensi

C. Implementasi dan Evaluasi


Nama : Tn. N & Ny. E
Hari/ Tanggal pengkajian : Senin/ 21 November 2016
Dx Keperawatan Keluarga : Kurangnya pengetahuan tentang penyakit

No. Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi


1 Senin 1. Penkes tentang penyakit hipertensi S : Klien dan keluarga mengatakan memang pernah
2. mengajarkan terapi modalitas buah
21/11/2016 merasa pusing dan tidur tidak nyenyak
smangka untuk penyakit hipertensi O : TD: 170/80 mmHg, Nadi 84 x.menit dan
3. Memberikan motivasi keluarga untuk
pernapasan 20 x/menit
memeriksakan tekanan darah secara rutin 1
A : Klien dan keluarga dapat memahami informasi
bulan sekali
4. Menjelaskan pentingnya memeriksakan kesehatan yang diberikan ditandai dengan;
- Klien dan keluarga dapat menyebutkan bahwa
tekanan darah secara rutin 1 bulan sekali.
5. menjelaskan pentingnya menerapkan pola akan menghindari makan makanan yang terlalu
hidup sehat bagi penderita hipertensi. asin dan mengandung banyak lemak
- Klien dan keluarga juga menanyakan dengan
aktif makanan yang perlu di hindari dan
mahasiswa memberikan solusi berupa berhenti
memakan makanan yang berpengawet seperti
mie instant, makanan & minuman kaleng,
makanan yang berlemak dan bersantan , dan
daging merah segar sperti hati ayam, sosis sapi
27
dan daging kambing.
P:
Mahasiswa menyarankan keluarga dan klien untuk
untuk menjaga asupan makanan setiap hari
kemudian rutin mencek tekanan darahnya

28

Vous aimerez peut-être aussi