menargetkan pada tahun 2015 angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA) menurun sebesar dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015. Data yang diperoleh dari Puskesmas Wawo dari jumlah seluruh balita di sembilan desa sebanyak 162 diantaranya mengalami gizi kurang, dan 6 orang mengalami kasus gizi buruk, dari 9 Desa tersebut, yang paling banyak balita penderita gizi kurang dan gizi buruk adalah Desa Tarlawi, dengan rincian balita penderita gizi kurang 31 orang dan penderita gizi buruk 3 orang. Jumlah kasus gizi kurang dan gizi buruk bertambah disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan ibu tentang stimulasi pertumbuhan dan perkembangan balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu balita tentang pengertian, dampak, dan penanganan gizi. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif dengan populasi sebesar 97 ibu balita dan sampel sebesar 64 ibu balita. Variabel pada penelitian ini yaitu pengetahuan ibu balita tentang gizi buruk dan gizi kurang pada balita yang meliputi pengertian, dampak, dan penanganan. Berdasarkan hasil penelitian ini pengetahuan ibu tentang definisi gizi buruk dan gizi kurang sebagian besar cukup yaitu 40 ibu balita (62,50 %), pengetahuan ibu tentang dampak gizi buruk dan gizi kurang sebagian besar baik yaitu 37 responden (57,81 %), dan pengetahuan ibu tentang penanganan gizi buruk dan gizi kurang sebagian besar baik yaitu 42 responden (65,62%). Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan cukup tentang definisi gizi buruk dan gizi kurang, sebagian besar ibu memiliki pengetahuan baik tentang dampak gizi buruk dan gizi kurang pada balita, dan sebagian besar ibu memiliki pengrtahuan baik tentang penganan gizi buruk dan gizi kurang pada balita. Tenaga kesehatan khususnya bidan agar memberikan penyuluhan tentang kebutuhan gizi balita agar pengetahuan ibu bertambah tentang gizi balita.
Kata kunci : pengetahuan, gizi buruk dan gizi kurang pada balita.