Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Baku Pembuatan Isopropil Alkohol
Bahan baku adalah bahan utama yang diolah dalam proses
produksi menjadi produk jadi. Dalam proses pembuatan Isopropil Alkohol
dapat digunakan bahan baku antara lain, yaitu : Propylene, air serta
Acetone.
10
distilasi fraksional dari campuran hidrokarbon yang diperoleh dari
proses penyulingan cracking dan lainnya.
Propylene juga diproduksi dari produk sampingan pemurnian
minyak bumi dan produksi etilen oleh uap retak feedstocks hidrokarbon.
Turunan propylene yang paling penting adalah polimer propilena,
akrilonitril, propilena oksida, isopropanol (isopropyl alcohol), dan
cumene. Propylene juga terbentuk dari proses vegetasi alami, dan juga
merupakan hasil pembakaran bahan organik (asap kendaraan bermotor
dan asap tembakau).
Propena menyerupai alkena lain dalam hal ini mengalami reaksi
tambahan yang relative mudah pada suhu kamar. Molekul propena
sedikit polar Karena adanya ikatan rangkap dua dan mengandung
kerapatan yang ion tinggi. Propena juga sukar larut dalam air namun
mudah larut dalam pelarut non polar seperti alkohol, eter, asam asetat
11
propanol); sering digunakan sebagai pelarut atau alkohol gosok.
Akrilonitril; berguna sebagai monomer pada pembentukan Orlon, ABS.
Polipylene propilena dipolimerisasi (Propylene oksida) Poliol; digunakan
dalam produksi poliuretan. Propilen glikol; yang digunakan dalam mesin
pendingin dan cairan pesawat deicer, kegunaan lain meliputi kosmetik,
obat-obatan dan makanan hewan. (James G. Speight, 2002)
a. Sifat Fisis
Fase : Gas tak berwarna
Titik didih : - 47,72 C
Titik beku : - 185 C
Specific Gravity (20C) : 0,6139
Densitas (1,013bar,15oC) : 1.81kg/m3 (gas)
(Kirk & Othmer, 1983).
b. Sifat Kimia
Beberapa reaksi Propilen diantaranya adalah :
Alkilasi
Reaksi alkalisi terhadap benzena oleh propylene dengan adanya katalis AlCl3 akan
menghasilkan suatu alkil benzena.
Reaksi : C6H6 + C3H6 C6H6CH(CH3)2
o AlCl3
Khlorinasi
Alkil klorida dapat dibuat dengan cara khlorinasi dan non katalitik terhadap
propylene fase gas pada suhu 500 oC dalam reactor adiabatik. Prinsip reaksi ini terdiri
dari substitusi sebuah atom khlorinasi terhadap atom hidrogen pada propylene.
Reaksi : Cl2 + CH2CHCH3 CH2CHCH2Cl + HCL
Reaksi propylene dengan Ammonia
Reaksi propylene dengan ammonia menghasilkan akrilonitrit pada industry Asam
akrilit.
Reaksi : CH3CH=CH2 + NH3 + 3/2 O2 CH2=CHCN + 3H2O
Hidrasi
Propylene dengan adannya katalis H2SO4 akan bereaksi membentuk Isopropyl
Alcohol.
Reaksi : C3H6 + H2O C3H7OH
o H2SO4
Diisoproporsinasi
12
Diisoproporsinasi propylene pada suhu 450 o
C dan tekanan 17 atm akan
menghasilkan etilen dan butilen.
Reaksi : 2C3H6 C3H4 + C4H6
Oksidasi Katalitik
Oksidasi Katalitik propylene dengan adanya katalis PdCl2 menghasilkan Aseton.
Reaksi : C3H6 + PdCl2 + H2O (CH3)2CO + Pd + 2HCl
Nitro Oksidasi
Propilen pada suhu 700 oC dengan katalis perak menghasilkan Akronitril.
Reaksi : 4C3H6NO 4CH2 = CHCHN + N2 + 6H2O
Reaksi Adisi (Penambahan) yaitu penjenuhan ikatan rangkap
Adisi klorin pada propylene menghasilkan 1,2-dikloropropana.
Adisi HCl pada propylene menghasilkan 2-Kloropropana.
(Mc Ketta, 1976)
2.1.2 Air
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air dapat melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperature standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai
sebuah ion hidrogen (H+) yang berikatan dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Air adalah
substansi kimia dengan Rumus Kimia = H2O satu molekul air tersusun atas dua atom
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and
temperatur 273,15 K (0C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Air adalah zat yang
tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan
rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan yang bersifat universal (Linsley, 1991).
13
sifat air menjadi unik. Ikatan antara tiap-tiap atom hidrogen dan atom oksigen dihasilkan
dari pasangan elektron yang digunakan bersama diantara dua atom tersebut. Atom oksigen
memiliki afinitas lebih besar dari pada atom hidrogen dan oksigen menarik elekton di
dalam ikatan O H. Karena elektron mempunyai muatan negatif, ikatan antara O H
menghasilkan muatan parsial negatif pada atom oksigen () dan muatan parsial positif
pada atom hidrogen (+). Ikatan HOH memiliki sudut 104,5 yang berarti memiliki
bentuk yang bengkok. Air memiliki pH yang netral, yaitu 7. Air juga melebur pada 0C
dan memiliki titik didih pada 100C pada 1.013 hPa. Pada suhu 20C memiliki tekanan
uap 23 hPa, kerapatan relatif 1,00 g/cm3, dan viskositas dinamis 0,952 mPa.s. Air secara
kimiawi stabil di bawah kondisi ruang. (Shakashiri, 2011)
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan dapat
dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air secara konsisten peradaban manusia tidak
akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan
pengolahan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia .Air merupakan sumber
daya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik untuk memenuhi kebutuhannya
maupun menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang bersifat universal atau
menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi semakin berharganya air baik jika dilihat
dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang, maka
kebutuhannya akan air pun akan meningkat (Unus S, 1996).
a. Sifat fisis
Fase : Cair
Warna : Tidak berwarna
Titik Didih : 100 C
Titik beku : 0 C
Densitas (20 C) : 0,988 g/cm3
Viskositas : 0,8949 cp
(Perry, 1984)
b. Sifat Kimia
Elektrolisis air
Elektrolisis air adalah peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen
(O2) dan hidrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut.
Secara kimia, reaksi pemecahan molekul air menjadi hidrogen dan oksigen mengikuti
persamaan reaksi sebagai berikut.
Katoda : H2O(g) 2e- + H2 (g) + O2-
14
Anoda : O2- O2 (g) + 2e-
Total : H2O(l) H2(g) + O2(g)
Terbentuk dari reaksi H2 dan O2
2H2 + O2 2H2O
Merupakan elektrolit lemah, dapat terionisasi akan membentuk H3O+ dan OH-
2H2O H3O+ + OH-
Mampu menguraikan suatu garam menjadi asam dan basa pembentuknya.
H2O + NaCl NaOH + HCL
Merupakan zat pereduksi lemah. Zat yang paling cepat di reduksi adalah fluorin,
Klorin direduksi dengan sangat lambat dalam kedaan dingin.
2H2O + 2Cl2 O2 + 4H+ + 4Cl-
(Fessenden & Fessenden, 1992)
Flour adalah satu-satunya yang bukan logam yang menghasilkan oksigen dari air,
reaksinya sebagai berikut.
2 H2O + F2 2 HF + O2
Klorin beraksi dengan air sebagai berikut.
H2O + Cl2 HCl + HClO
Oksida logam alkali (golongan IA) bereaksi dengan air akan membentuk panas dan
membentuk hidroksida basa kuat yang larut, reaksinya sebagai berikut :
H2O + Na2O 2Na+ + 2OH-
Oksida logam alkali tanah (golongan II A) bereaksi dengan air menghasilkan
hidroksida yang kurang larut, reaksinya sebagai berikut :
H2O + CaO Ca(OH)2
(Eblin, 1965)
2.1.3. Acetone
15
merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai pelarut polar dalam
kebanyakan reaksi organik. Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna
dan mudah terbakar, digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-
senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan
secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil. Namun dapat
diindikasi suatu penyakit tertentu seperti diabetes melitus jika terdapat kandungan aseton
dalam jumlah yang banyak.(Hardjono,2011)
16
meningkat menentukan peranan aseton dalam kimia atmosfer dan
menentukan sumber alami aseton. (Kirk Othmer, 2001)
a. Sifat Fisis
Fase : Cairan
Warna : Tidak berwarna
Bau : memiliki bau khas
Titik Didih : -94,9 C
Titik leleh : 56,53 C
Densitas (20 C) : 0,79 g/cm3
Viskositas : 0,32 cp
(Perry, 1984)
b. Sifat Kimia
Dengan proses pyrolisis akan membentuk Ketena
Reaksi: CH3COCH3 HCH = C = O = CH4
Aseton dapat dikondensasi dengan asetilen membentuk 2 metil 3
butynediol, suatu intermediate untuk Isoprene.
Reaksi: CH3COCH3 + C2H2 CH3C(CH3)2CCH2
17
Dengan Hidrogen Sianida dalam kondisi basa akan menghasilkan
Aseton Sianohidrin.
Reaksi : CH3COCH3 + HCN CH3CN(OH)CH3
18
Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar
resin penukar ion asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer
styrene dan DVB (divinylbenzene). Ikatan kimia pada polimer ini amat
kuat sehingga tidak mudah larut dalam keasaman dan sifat basa yang
tinggi. Polimer ini dibuat dengan mereaksikan styrene dan DVB
(divinylbenzene). Setelah terbentuk kerangka resin penukar ion maka
akan digunakan untuk menempelnya gugus ion yang akan
dipertukarkan. Resin penukar kation dibuat dengan cara mereaksikan
senyawa dasar tersebut dengan gugus ion yang dapat menghasilkan
(melepaskan) ion positif. Gugus ion yang biasa dipakai pada resin
penukar kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara
pembuatannya dengan sulfonasi polimer polistyren divinilbenzena
(matrik resin). Resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung
gugusan HSO3) contoh paling baik dari resin penukar kation asam kuat
adalah principal Sulfonated styrene-divinylbenzene merupakan
copolymer product seperti amberlite IRP-69 (Rhom dan Haas) dan
DOWEX MSC-1(Dow chemical).
Resin ini merupakan produk sferik yang dibuat dengan
mensulfonasi butir-butir copolymer styrene divinyl-benzene dengan zat
pensulfonasi pilihan berupa asam sulfat, asam klorosulfonoat, atau
sulfur trioksida. Resin penukar kation asam kuat berfungsi diseluruh
kisaran pH. Sebagai penemuan ini pada dasarnya berhubungan dengan
metode untuk memulihkan produk alkohol itu tidak terbatas pada katalis
hidrasi tertentu. Proses subjek mungkin karena itu digunakan
memanfaatkan katalis yang disukai atau yang merupakan hasil dari
upaya penelitian berkelanjutan di daerah ini Lebih disukai bahwa katalis
partikulat padat digunakan. katalis hidrasi yang lebih disukai adalah
katalis pertukaran ion atau resin resin disukai terdiri kopolimer stirena
dan divinilbenzena. Hal ini lebih lanjut disukai-yang resin copolymer ini
diperlakukan dengan sulfur yang mengandung asam untuk
menghasilkan resin yang mengandung asam sulfonat sangat asam.
(Shevla,1985)
19
Di tahun 1935, Adam dan Holmes membuat resin sintesis pertama
dengan hasil kondensasi asam sulfonat fenol dengan formaldehid.
Semua resin-resin ini memiliki gugusan reaktif -OH, -COOH, -HSO3,
sebagai pusat-pusat pertukaran. Gugusan fungsional asam (atau basa)
suatu resin penukar ditempati oleh ion-ion dengan muatan berlawanan.
Ion yang labil adalah H+ pada penukar kation. Resin dengan gugusan
sulfonat atau amina kuartener adalah terionisasi kuat, tidak larut dan
sangat reaktif. Resin-resin demikian disebut resin penukar kuat
sedangkan gugusan ion yang terionisasi secara parsial seperti COOH,
-OH, dan NH2 dikenal sebagai resin penukar yang lemah. (Khopkar,
1990)
Resin penukar ion merupakan salah satu metoda pemisahan
menurut perubahan kimia. Resin penukar ion ada dua macam , yaitu :
resin penukar kation dan resin penukar anion. Jika disebut resin penukar
kation maka kation yang terikat pada resin akan digantikan oleh kation
pada larutan yang dilewatkan. Begitupun pada resin penukar anion
maka anion yang terikat pada resin akan digantikan oleh anion pada
larutan yang di lewatkan (Wahono,2007).
Senyawa ini berwarna coklat mengkilat dan berbentuk butiran dengan ukuran 16 50
mesh, spesifikasi lain :
a. Sifat fisis
Fase : padat
Bentuk : butir butir bola
Density : 0,909 g/ml/250 0C
Daya larut dalam air : 0,24 g/lt
Titik Jenuh : 25,6 mg/lt
Titik didih : 14500C
Daya ledak : 1,1 - 8,9 mol%
(Merck KgaA, Darmstadt Catalog Chemical Reagent, 2002)
b. Sifat kimia
Reaksi pertukaran kation
2NaR (s) + CaCl2 (aq) CaR (s) + 2NaCl (aq)
Reaksi pertukaran anion
2RCl (s) + Na2SO4 R 2SO4 (s) + 2 NaCl
20
Reaksi ini terjadinya pertukaran ion logam natrium (yang sebelumnya berada di
dalam resin kation) dengan ion logam tembaga, dengan hasil akhir ion logam
natrium terdesak dan keluar dari resin, digantikan oleh ion logam tembaga yang
terserap ke dalam resin. Reaksi pertukaran ion ini bisa berlangsung antara pH = 0
hingga 7.
R(2Na+) + Cu2+ + SO42- R(Cu2+) + 2Na+ + SO42-
Kation Asam Kuat dinamakan demikian karena sifat kimia nya mirip dengan asam
kuat. Resin sangat terionisasi di kedua asam (R-SO3H) dan garam (R-SO3Na).
Mereka dapat mengkonversi garam logam dengan asam yang sesuai dengan reaksi:
21
perusahaan juga mengembangkan metode yang lebih ekonomis dalam
pembuatan Isopropil alkohol, seperti Deutsche Texacos yang
menggunakan Hidrasi langsung fase gas-cair pada tahun 1972 dan
Tokoyama Soda dengan Proses Hidrasi langsung fase cair-cair pada
tahun 1974. Metode tersebut menggunakan bahan baku propylene
(CH3CH = CH2). Selain itu dikembangkan pula metode-metode sintetik
lainnya yang potensial dalam pembuatan Isopropil alkohol seperti
fermentasi dari sejenis karbohidrat tertentu, Oksidasi propane,
Hidrogenasi aseton, Hidrolisis Isopropil asetat (longsden, John E,1999)
22
Rumus molekul di atas ialah alkohol sekunder dengan gugus OH terikat
pada atom C sekunder gugus OH selalu diikat oleh CH Oleh karena itu,
secara umum rumus struktur dari alkohol sekunder. Melibatkan pengenalan
kelompok isopropyl atau isopropoxy menjadi molekul molekul oraganik lainnya oleh
pecahnya C-OH atau ikatan OH pada molekul isopropyl. Isopropil alkohol mengalami
reaksi khas alkohol sekunder aktif. Dapat dihidrogenasi, teroksidasi, teresterifikasi,
teretherifikasi, teraminasi, terhalogenasi, atau dinyatakan diubah pada separuh OH lebih
mudah dari alkohol primer seperti n-propil atau etil alkohol. Gugus hidroksil disebut
sebagai kelompok hidrofilik karena membentuk ikatan hidrogen dengan
air dan meningkatkan kelarutan alkohol dalam air. Metanol, etanol, n-
propil alkohol, isopropil alkohol, dan t-butil alkohol semua larut dengan
air. Alkohol dengan berat molekul yang lebih tinggi cenderung kurang
larut dalam air, karena bagian hidrokarbon dari molekul, yang hidrofobik
lebih besar dengan berat molekul meningkat
Karakteristik dari isopropil alkohol merupakan senyawa polar karena kehadiran
hidroksil polar -OH. Isopropil alkohol benar-benar larut dalam air dan mudah larut dalam
pelarut organik yang umum seperti asam, ester, dan keton. Memiliki sifat kelarutan mirip
dengan etil alkohol . Ada persaingan antara dua produk ini untuk aplikasi sebagai pelarut.
Isopropil alkohol memiliki sedikit bau yang menyenangkan menyerupai campuran etil
alkohol dan aseton tapi tidak seperti etil alkohol isopropil alkohol memiliki pahit.
23
Isopropil Alkohol dapat juga dioksidasi secara parsial membentuk
Aseton dengan katalis yang sama dengan proses dehidrogenasi.
CH3CHOHCH3 + O2 C3H6O + H2O
Dengan Asam halogen dihasilkan Isopropil alkohol Halida
CH3CHOHCH3 + HX CH3CHXCH3 + H2O
Isopropil Alkohol bereaksi dengan logam Natrium untuk
menghasilkan garam natrium dari basa konjugasi yang sesuai.
2Na + 2CH3(CH2)2OH 2Na + (alc) + 2CH3(CH2)2 O- (alc) + H2
Isopropil Alkohol dapat mengalami dehidrasi menghasilkan
Diisopropil Eter ataupun Propilen.
2CH3CHOHCH3 (CH3)2 CHOCH(CH3)2 + H2O
CH3CHOHCH3 CH3CH = CH2 + H2O
Dengan Asam Asetat dan katalis Asam Sulfat dapat membentuk
Isopropil Asetat.
C3H8O + CH3COOH H2O + CH3CHCOOCCH3CHCH3
Dengan Etilen Oksida atau Propilen Oksida dengan katalis basa
seperti NaOH akan membentuk Eter Alkohol dari Isopropil Alkohol.
CH 3CHOC H 2 4 OHCCH3
24
Tahap 1 : Esterifikasi propilen dan asam sulfat membentuk isopropil
hidrogen sulfat.
25
Gambar 2.1. Diagram proses pembuatan Isopropil Alkohol melalui
Proses Hidrasi tak Langsung (sumber : Kirk & Othmer, 1983)
26
mengalir ke bawah melalui ion-exchanger resin, campuran air dan gas
propilena dalam rasio molar atau 2,5 : 1 dilewatkan di bagian atas reaktor fixed bed dan
dibiarkan menetes ke bawah melalui resin pertukaran ion asam sulfonat. Reaksi antara fase
cair dan gas berlangsung di 130-160 C dan 8-10 MPa (80-100 atm), membentuk berair
isopropil alkohol konversi propilena per lulus lebih besar dari 75% dan isopropil alkohol
yield adalah 93%. Hanya 92% berat kemurnian propylene diperlukan untuk proses ini.
Sekitar 98% kemurnian isopropil alkohol dan 5% diisopropil eter sebagai produk samping.
Perbedaan utama antara proses langsung dan tidak langsung adalah tekanan yang
berbeda jauh lebih tinggi dibutuhkan untuk bereaksi propylene langsung dengan air.
27
Raney metal atau sponge metal yamg mengandung kromium. Kondisi
operasi pada tekanan 6 136 atm dan temperature 80 160 oC. Jumlah
katalis yang dimasukkan kedalam reaksi yakni 1 10% berat dari jumlah
cairan yang masuk ke dalam reaktor setelah reaksi akan didapatkan
hasil isopropyl alcohol dengan konversi aseton 82,5% dan yield 98,4%.
Selanjutnya dimasukkan ke unit purifikasi atau pemurnian untuk
mendapatkan produk yang memiliki konsentrasi isopropyl alcohol yang
tinggi sekitar 99%.(US Patent 7,041,857)
28
Senyawa kimia dengan rumus molekul C6H14O memiliki bobot molekul
102 gram/mol biasanya diperoleh dari industry sebagai produk samping
dalam produksi Isopropanol oleh Hidrasi dari propena kadang bisa
disebut DIPE. Molekul - molekul eter tidak dapat berikatan dengan
hidrogen sesamanya, sehingga mengakibatkan senyawa eter memiliki
titik didih yang relative rendah dibandingkan alcohol. Cenderung
bersifat non polar sehingga kelarutan terhadap air rendah.
Penemuan yang berhubungan dengan hidrasi olefin, terutama untuk produksi di-
isopropil eter (Dipe) dari C3 (propena) bahan baku olefin. Khususnya penemuan ini
berhubungan dengan teknik baru untuk memulihkan produk Dipe dan hidrokarbon ringan
yang tidak bereaksi dari buangan reaktor. Kebutuhan untuk menghilangkan berbasis
memimpin oktan enhancer dalam bensin telah memberikan insentif bagi pengembangan
proses untuk menghasilkan bensin oktan tinggi dicampur dengan eter alkil alifatik rendah
sebagai octane booster. Bahan bakar tambahan sedang dikembangkan pada industri
penyulingan minyak bumi. Alkohol berat molekul rendah dan eter seperti isopropil alkohol
(IPA) dan diisopropil eter (Dipe) berada di kisaran didih bahan bakar bensin dan diketahui
memiliki angka oktan blending tinggi.
Kedua produk berguna enhancer oktan. Selain itu, dengan produk propena
(propilena) yang menghasilkan isopropil alkohol (IPA) dan Dipe dapat dibuat biasanya
tersedia dalam kilang bahan bakar, biasanya sebagai C3 aliran alifatik kaya propena dan
propana. Industri petrokimia juga menghasilkan campuran dari aliran olefin cahaya di C2
-C7 kisaran berat molekul dan konversi sungai atau fraksi seperti daripadanya untuk
alkohol dan eter dapat menyediakan produk-produk yang berguna sebagai pelarut dan
bahan aditif pencampuran untuk bensin. Bahan baku kepentingan tertentu yang aliran
hidrokarbon ringan kaya propena, yang sering disertai dengan jumlah yang signifikan dari
propana, etena, etana dan gas ringan lainnya Efek dari Diisopropyl ether jika berperan
sebagai anestesi akan mengakibatkan iritasi lokal pada kulit dan mata juga lebih ringan
29
dibandingkan dengan dietil eter. Diisopropil Eter merupakan produk samping dari
isopropanol dalam fase cair yang berkontak dengan katalis asam. (Ullmann's,2010)
a. Sifat fisis
Fase : Cairan
Titik Leleh : -85,5 oC
Titik Didih : 68,3 oC
Spesific Gravity : 0,724
Panas Laten : 29.349 kJ/kmol
Densitas : 725 kg/m
(Perry, 2008)
b. Sifat kimia
Eter dapat dibuat dengan jalan mereaksikan alkohol primer dengan asam sulfat
pada suhu 140 C.
2 CH3CH2OH CH3CH2OCH2CH3 + H2
30
Proses
Acetone
Indirect Direct
Hydrogenatio
Hydration Hydration
n
(Hidrasi tak (Hidrasi
(Hidrogenasi
Langsung) Langsung)
Parameter Aseton)
32