Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pada bab ini penulis akan menguraikan konsep dasar leukemia akut yang meliputi
pengrtian ,klsifikasi , etiologi , patofisiologi , manifestasi klinik , komplikasi ,
pemeriksaan penunjang , dan penatalaksaan serta konsep dasar dalam asuhan
keperawatan leukemia akut yang meliputi : pengkajian , diagnosa , rencana
keperawatan , implementasi keperawatan , dan evaluasi keperawatan
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan lab
Darah tepi
Pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum-sum yaitu
berupa trombositopenia , limfositosis yang kadang-kadang
menebabkan gambaran darah tepi yang monoton dan terdapat
sel-sel blast yang merupakan patogenik untuk leukimia
Kimia darah
Kolestrol mungkin rendah ,asam urat dapat meningkat
hipoalbuminea
Sumsum tulang
Ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari sel
limfopoetik patologi s sedangkan sistem lain terdesak ( aplasia
sekunder ) pada LMA.
Hitung darah lengkap :
Hb : kurang dari 10 g/dl n : 11,7-15,5 g/dl
Retikulosit : jumlah biasanya rendah n : 0,5-1.5 %
Trombosit : mungkin sangat rendah n : 150-400rb/ul
PT/PTT : masa pembekuan memanjang
LDH : mungkin meningkat
b. Biobsi limpa
Memperhatikan proliferasi sel leukimia dan sel yang berasal dari jaringan
limpa yang berdesak seperti limposit normal , RES , granulasi.
c. Cairan serebrospinal
Untuk mengkaji keterlibatan SSP ,bila terdapat peningkatan jumlah sel
patologis dan protein , berarti suatu leukimia menginiel
d. BMP ( Bone Morrow Functure )
Untuk mendeteksi jenis leukimia
8. Penatalaksanaan
Tranfusi darah packed Red Cell (PRC) diberikan bila Hb < 8g/dl
Induksi remisi yaitu pengobatan tahap awal untuk mencapai remisi sampai
sel blast dalam sumsum tulang kurang dari 5%.
Kemoterapi pemberian obat sitostatika ( 6- merkaptopruin ) atau 6-MP,
metotreksad atau MTX, siklofosfamid, asparaginase , pemberian
kemoterapi intensif diberikan dalam usaha membunuh semua sel leukemik
yang tinggal.
Konsolidasi adalah kemoterapi pemeliharaan yang bertujuan agar sel yang
tersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.
Rumat adalah untuk mempertahankan masa remisi agar lebih lama dengan
memberikan sitostatika dosis.
Reinduksi adalah untuk mencegah relaps atau kambuh dan mencegah
terjadinya leukimia sumsum syaraf pusat.
Tranplantasi sumsum tulang dilakukan untukmemulihkan sistem
hoemopoetik pasien.
Imonotherapi merupakan cara pengobatan terbaru, setelah tercapai remisi
dan jumlah sel leukimia cukup rendah, imunotherapi diberikan.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a. Data biografi
b. Riwayat kesehatan lalu
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat kesehatan sekrang ( keluhan utama )
e. Riwayat psikososial
f. Riwayat tumbuh kembang
2.Pemeriksaan fisik
1. Sistem penglihatan
posisi mata : simetris/asimetris , kelopak mata simetris/asimetris, gerakan bola
mata : simetris, terdapat eksotalmus, konjungtiva: anemis/merah muda, kornea
bening/ xerofalmia, sclera : putih / iktetus, pupil : isokor /anisokor
2. sistem pendengaran
bentuk daun telinga : tidak ada kelainan , kondisi : ada tanda-tanda radang,
serumen /tidak, cairan dalam telinga, perasaan penuh, tinitus, fungsi
pendengaran, penggunaan alat bantu pendengaran / tidak.
3. sistem wicara
ada kesulitan bicara ( aphasia )/ tidak
4. sistem pernapasan
jalan nafas : bersih / tidak , pernapasan : eupenea/ tidak, bentuk dada :
simetris/ tidak penggunaan otot bantu pernafasan/ tidak, kedalaman nafas:
dangkal,/dalam, batuk : ada/tidak, taktil premitus: suara sedang melemah,
mengeras, suara nafas : vesikular/ ronki, wheezing
5. sistem kardiovaskular
sirkulasi pherifer : frekuensi nadi, TD, distensi vena jugularis, temperatur
akut, kapilari refill, edema: ada/tidak ada, bunyi jantung : S1,S2/3, S4(+), sakit
dada/ tidak.
6. sistem hematologi
pemeriksaan darah vena tepi mendeteksi keganasan sel-sel darah merah ada /
tidak ada, pemerikssan darah lengkap ( Hb, Ht, leukosit, trombosit, eritrosit)
splenomegali ada/tidak ada, hepatomegali ada/tidak ada, pendarahan,
purpura,echemosis, petechee, mimisan, gusi berdarah.
7. sistem syaraf pusat
tingkat kesadaran: CM/apatis, pupil isokor/ anisokor, peningktan TIK
ada/tidak ada, adanya kejang , disorientasi
8. Sistem pencernaan
keadaan mulut bersih/ tidak, mual-muntah: ada/ tidak ada, adanya nyeri perut/
tidak, bising usus normal/ tidak, hepar teraba/ tidak teraba, abdomen:
semetris / tidak.
9. Sistem endokrin
Nafas bau keton ; ada/ tidak ada, keringat banyak : ada/ tidak ada, pembesaran
kelenjar tiroid: ada/ tidak ada
10. Sistem urogenatal
Perubahan pola kemih : ada/ tidak ada, frekuensi berkemih: normal/ tidak,
keadaan kandung kemih: lentur/ distensi, pembesaran kelenjar prostat: ada/
tidak ada.
11. Sistem intragumen
Turgor kulit : elastis,tidak elastis, warna: merah/pucat, keadaan kulit: utuh/
ada kelainan ( lesi, tumor,dll).
12. Sistem muskuloskeletal
Pergerakan : ada kesulitan / tidak, kelainan bentuk: ada/ tidak ada, kekuatan
tonus otot.
3. Dignosa keperawatan
1. risti infeksi b.d menurunnya sistem kekebalan tubuh ( imunolagi )
2. resiko kekurangan volume cairan b.d intake cairan yang tidak adekuat
3. nyeri b.d tindakan invasif
4. intoleran aktifitas b.d kelemahan umum, anemia, efek kemoterapi
4. Intervensi keperawatan
Dx 1 Resiko infeksi b.d menurunnya sistem kekebalan tubuh ( imunologi )
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan infeksi tidak tejadi
Kh :
Tanda tanda vital dalam batas normal
Keamanan dan kenyamanan terjaga
Adanya perubahan pola hidup untuk mencegah infeksi
Intervensi keperawatan :
1. Tempatkan anak diruangan khusus
R/ melindungi dari potensial infeksi
2. beri protokol mencuci tangan yang baik pada keluarga dan
pengunjung dan semua petugas yang kontak dengan klien
R/ mencegah kontaminasi silang/ menurunkan resiko infeksi
3. ukur TTV terutama suhu
R/ hiperitensi lanjut pada beberapa tipe infeksi
4. beri cairan 1500-2500cc/24 jam
R/ mempertahankan keseimbangan cairan
5. Beri kompres
R/ menurunkan demam
6. Rubah posisi, ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif
R/ mencegah statis sekret pernapasan
7. ganti linin setiap hari
R/ mencegah ekskoriasi kulit
8. Bersihkn kulit dengan larutan antibakterial
R/ mencegah terjdinya infeksi lokal
9. kolaborasi pemeriksaan darah lengkap
10. kolaborasi pemberian antibiotik