Vous êtes sur la page 1sur 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA

Pada bab ini penulis akan menguraikan konsep dasar leukemia akut yang meliputi
pengrtian ,klsifikasi , etiologi , patofisiologi , manifestasi klinik , komplikasi ,
pemeriksaan penunjang , dan penatalaksaan serta konsep dasar dalam asuhan
keperawatan leukemia akut yang meliputi : pengkajian , diagnosa , rencana
keperawatan , implementasi keperawatan , dan evaluasi keperawatan

A. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengertian
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasi patologis sel hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya
kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya
infiltrasi kejaringan tubuh lain. ( Arif Mansjoer , 2005)
Leukemia adalah proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan
biasanya berakhir fatal. ( IKA ,2005)
Leokimia limfositik akut (LLA) adalah sutu proliferasi ganas limfosit imatur
dalam sumsum tulang , jaringan perifer dan menggangu perkembangan sel
normal. ( Brunner & Suddarth , 2002 )
2. Klasifikasi
Berdasarkan nmorfologi sel terdapat 5 golongan besar leukemia , sesuai
dengan 5 macam system hemopoetik dalam sumsum tulsng , yaitu :
1. Leukimia system eritropoetik : Mielosis eriremika
2. Leukimia system granulopoetik : Leukimia granulositik atau mielositik
3. Leukimia system trombopoetik :Leukimia megakariositik
4. Leukimia system limfositik : Leukimia limfositk
5. Leukimia RES : Retikulo Endoteliasis
Berdasarkan jenis leukemia di bagi menjadi 3 :
1. Leukimia myeloid
Leukemia gnanulositik kronik
Leukemia myeloid / mielositik / mielogenoes kronik
2. Leukimia mieloblastik akut
3. Leukimia limfoid
Leukemia limfositik knonik
Leukemia limfositik akut
3.Etiologi
Menurut Danielle Gale 2000 : 183 etiologi penyakit leukemia sampai sekarang
belum jelas, diduga kemungkinan besar karena virus ( virus onkogonik ) yaitu
virus limfotropik sel- T dewasa ( HTLV ) dihubungkan dengan lrukimia sel-T
dewasa dan leukemia sel rambut yakni variandari leukemia limfoblastik kronis
yang telah dihubungkan dengan virus HVLT-II
Faktor lain yang berperan adalah
Factor eksogen : sinar radioaktif, hormone , zat kimia
Faktor endogen :ras , klainan kromosom ( sindrom down ) , genetik
4. Patofisiologi
Peningkatan sel darah putih yang berlebihan disum-sum tulang hal ini dapat
menyebabakan proliferasi salah satu jenis sel darah putih. Proliferasi sel yang
berlebihan akan menghasilkan sel-sel anak yang normal. Sel- sel ini akan
menghambat semua sul lain disum-sum tulang untuk berkembang secara
normal sehingga sel-sel darah tersebut tertimbun disum-sum tulang karena
adanya gangguan akumulasi dan gangguan klonal mengakibatkan sel-sel
leukemik mengambil alih sel-sel tulaang. Hal ini akan menurunkan sel-sel
nonleukemik didalam darah yang akan mengakibatkan anemia , infeksi , sakit
kepala , muntah ,dan kelelahan.
5. Manifistasi klinik
Berkurangnya atu tidak adanya sel hematopoetik normal
Hematopatologi
Spenomegali
Demam
Fatique
Anaroksia
Nyeri rulang dan sendi
Berat badan menurun
Nyeri abdominal
Latergi
Vomiting
Pusing
Papil edema
Massa pada tulang belakang
Hepertropi membran mukosa
6. Komplikasi
Kegagalan sum-sum tulang
Terjadi akibat adanya penimbunan sel darah putih dalam sum-sum tulang
sehingga menekan produksi sel-sel darah merah.
Infeksi
Terjadi akibat infeksi pada orang dengan pengaturan sel T yang terganggu.
Splenomegali
Akibat invasi berbagai jaringan yang luas dari sel-sel blast.
Hepatiomegali
Akibat invasi dari sel-sel blast
Limpadenopati
Terjadi akibat invasi dari sel-sel blast
DIC ( Disseminated Intavaskular Coagulation )
Kelainan koagilasi akibat adanya trombositopenia

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan lab
Darah tepi
Pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum-sum yaitu
berupa trombositopenia , limfositosis yang kadang-kadang
menebabkan gambaran darah tepi yang monoton dan terdapat
sel-sel blast yang merupakan patogenik untuk leukimia
Kimia darah
Kolestrol mungkin rendah ,asam urat dapat meningkat
hipoalbuminea
Sumsum tulang
Ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari sel
limfopoetik patologi s sedangkan sistem lain terdesak ( aplasia
sekunder ) pada LMA.
Hitung darah lengkap :
Hb : kurang dari 10 g/dl n : 11,7-15,5 g/dl
Retikulosit : jumlah biasanya rendah n : 0,5-1.5 %
Trombosit : mungkin sangat rendah n : 150-400rb/ul
PT/PTT : masa pembekuan memanjang
LDH : mungkin meningkat
b. Biobsi limpa
Memperhatikan proliferasi sel leukimia dan sel yang berasal dari jaringan
limpa yang berdesak seperti limposit normal , RES , granulasi.
c. Cairan serebrospinal
Untuk mengkaji keterlibatan SSP ,bila terdapat peningkatan jumlah sel
patologis dan protein , berarti suatu leukimia menginiel
d. BMP ( Bone Morrow Functure )
Untuk mendeteksi jenis leukimia
8. Penatalaksanaan
Tranfusi darah packed Red Cell (PRC) diberikan bila Hb < 8g/dl
Induksi remisi yaitu pengobatan tahap awal untuk mencapai remisi sampai
sel blast dalam sumsum tulang kurang dari 5%.
Kemoterapi pemberian obat sitostatika ( 6- merkaptopruin ) atau 6-MP,
metotreksad atau MTX, siklofosfamid, asparaginase , pemberian
kemoterapi intensif diberikan dalam usaha membunuh semua sel leukemik
yang tinggal.
Konsolidasi adalah kemoterapi pemeliharaan yang bertujuan agar sel yang
tersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.
Rumat adalah untuk mempertahankan masa remisi agar lebih lama dengan
memberikan sitostatika dosis.
Reinduksi adalah untuk mencegah relaps atau kambuh dan mencegah
terjadinya leukimia sumsum syaraf pusat.
Tranplantasi sumsum tulang dilakukan untukmemulihkan sistem
hoemopoetik pasien.
Imonotherapi merupakan cara pengobatan terbaru, setelah tercapai remisi
dan jumlah sel leukimia cukup rendah, imunotherapi diberikan.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a. Data biografi
b. Riwayat kesehatan lalu
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat kesehatan sekrang ( keluhan utama )
e. Riwayat psikososial
f. Riwayat tumbuh kembang
2.Pemeriksaan fisik
1. Sistem penglihatan
posisi mata : simetris/asimetris , kelopak mata simetris/asimetris, gerakan bola
mata : simetris, terdapat eksotalmus, konjungtiva: anemis/merah muda, kornea
bening/ xerofalmia, sclera : putih / iktetus, pupil : isokor /anisokor
2. sistem pendengaran
bentuk daun telinga : tidak ada kelainan , kondisi : ada tanda-tanda radang,
serumen /tidak, cairan dalam telinga, perasaan penuh, tinitus, fungsi
pendengaran, penggunaan alat bantu pendengaran / tidak.
3. sistem wicara
ada kesulitan bicara ( aphasia )/ tidak
4. sistem pernapasan
jalan nafas : bersih / tidak , pernapasan : eupenea/ tidak, bentuk dada :
simetris/ tidak penggunaan otot bantu pernafasan/ tidak, kedalaman nafas:
dangkal,/dalam, batuk : ada/tidak, taktil premitus: suara sedang melemah,
mengeras, suara nafas : vesikular/ ronki, wheezing
5. sistem kardiovaskular
sirkulasi pherifer : frekuensi nadi, TD, distensi vena jugularis, temperatur
akut, kapilari refill, edema: ada/tidak ada, bunyi jantung : S1,S2/3, S4(+), sakit
dada/ tidak.
6. sistem hematologi
pemeriksaan darah vena tepi mendeteksi keganasan sel-sel darah merah ada /
tidak ada, pemerikssan darah lengkap ( Hb, Ht, leukosit, trombosit, eritrosit)
splenomegali ada/tidak ada, hepatomegali ada/tidak ada, pendarahan,
purpura,echemosis, petechee, mimisan, gusi berdarah.
7. sistem syaraf pusat
tingkat kesadaran: CM/apatis, pupil isokor/ anisokor, peningktan TIK
ada/tidak ada, adanya kejang , disorientasi
8. Sistem pencernaan
keadaan mulut bersih/ tidak, mual-muntah: ada/ tidak ada, adanya nyeri perut/
tidak, bising usus normal/ tidak, hepar teraba/ tidak teraba, abdomen:
semetris / tidak.
9. Sistem endokrin
Nafas bau keton ; ada/ tidak ada, keringat banyak : ada/ tidak ada, pembesaran
kelenjar tiroid: ada/ tidak ada
10. Sistem urogenatal
Perubahan pola kemih : ada/ tidak ada, frekuensi berkemih: normal/ tidak,
keadaan kandung kemih: lentur/ distensi, pembesaran kelenjar prostat: ada/
tidak ada.
11. Sistem intragumen
Turgor kulit : elastis,tidak elastis, warna: merah/pucat, keadaan kulit: utuh/
ada kelainan ( lesi, tumor,dll).
12. Sistem muskuloskeletal
Pergerakan : ada kesulitan / tidak, kelainan bentuk: ada/ tidak ada, kekuatan
tonus otot.
3. Dignosa keperawatan
1. risti infeksi b.d menurunnya sistem kekebalan tubuh ( imunolagi )
2. resiko kekurangan volume cairan b.d intake cairan yang tidak adekuat
3. nyeri b.d tindakan invasif
4. intoleran aktifitas b.d kelemahan umum, anemia, efek kemoterapi
4. Intervensi keperawatan
Dx 1 Resiko infeksi b.d menurunnya sistem kekebalan tubuh ( imunologi )
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan infeksi tidak tejadi
Kh :
Tanda tanda vital dalam batas normal
Keamanan dan kenyamanan terjaga
Adanya perubahan pola hidup untuk mencegah infeksi
Intervensi keperawatan :
1. Tempatkan anak diruangan khusus
R/ melindungi dari potensial infeksi
2. beri protokol mencuci tangan yang baik pada keluarga dan
pengunjung dan semua petugas yang kontak dengan klien
R/ mencegah kontaminasi silang/ menurunkan resiko infeksi
3. ukur TTV terutama suhu
R/ hiperitensi lanjut pada beberapa tipe infeksi
4. beri cairan 1500-2500cc/24 jam
R/ mempertahankan keseimbangan cairan
5. Beri kompres
R/ menurunkan demam
6. Rubah posisi, ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif
R/ mencegah statis sekret pernapasan
7. ganti linin setiap hari
R/ mencegah ekskoriasi kulit
8. Bersihkn kulit dengan larutan antibakterial
R/ mencegah terjdinya infeksi lokal
9. kolaborasi pemeriksaan darah lengkap
10. kolaborasi pemberian antibiotik

Vous aimerez peut-être aussi